Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PERKERASAN

PENGUJIAN TEKAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konstruksi Jalan Raya
di Laboratorium Bahan Perkerasan

Mata Kuliah:
Konstruksi Jalan Raya

Dosen Pengampu:
Faqih Maarif, M.Eng.

LAPORAN

Disusun oleh:
Tunggul Pratonggopati (14505241056)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena


berkat rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga Laporan Pengujian Tekan
Apal dengan Alat Marshall ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai
tugas terstruktur untuk Mata Kuliah Konstruksi Jalan Raya. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Faqih Maarif, selaku Dosen Konstruksi Jalan Raya, Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Saudara Muhammad Nuruzzaman, selaku Asisten Dosen yang
membersamai kami selama praktikum berlangsung.
3. Bapak Kimin Triono, S.Pd., selaku teknisi Laboratorium Bahan
Perkerasan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Teman-teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik dalam
melaksanakan praktikum ini.
5. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar penulisan laporan
berikutnya dapat lebih sempurna. Penulis mengharapkan, semoga laporan ini
dapat berguna khususnya bagi diri sendiri dan para pembaca umumnya. Tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 20 April 2017


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

2
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
A. Jenis Pengujian 1
B. Kajian Teori 1
C. Alat dan Bahan 4
D. Langkah Kerja 10
E. Penyajian Data 11
F. Pembahasan 13
G. Kesulitan Pelaksanaan Praktikum 17
H. Kesimpulan 17
I. Saran-saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi aspal berdasarkan titik nyala dan titik bakar aspal
(KPTS/II/3/1973) 2

3
Tabel 2. Klasifikasi aspal berdasarkan RTFOT (Nyoman, 2002:25) 2
Tabel 3. Waktu pengujian 11
Tabel 4. Data pengamatan 12
Tabel 5. Data pengujian titik nyala dan titik bakar aspal 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Seperangkat alat uji titik nyala dan titik bakar aspal aspal
(Nyoman, 2002:80) 3

4
Gambar 2. Cawan cleveland 4
Gambar 3. Statif cleveland open cup 5
Gambar 4. Lampu ublik/teplok 5
Gambar 5. Penyulut api 5
Gambar 6. Korek api gas 6
Gambar 7. Termometer 6
Gambar 8. Stopwatch 7
Gambar 9. Kain lap 7
Gambar 10. Alat tulis 8
Gambar 11. Kompor listrik 8
Gambar 12. Sendok 8
Gambar 13. Piring 9
Gambar 14. Kamera handphone 9
Gambar 15. Bitumen (aspal) 10
Gambar 16. Minyak tanah 10
Gambar 17. Grafik perbandingan suhu (oC) dengan waktu (detik) dalam
mencari nilai titik nyala dan titik bakar aspal 16

5
A. Jenis Pengujian
Pada minggu kedelapan tepatnya hari Selasa, 11 April 2017,
pengujian yang dilakukan pada mata kuliah Konstruksi Jalan Raya adalah
Pengujian Tekan Aspal dengan Alat Marshall. Tujuan metode ini adalah
mendapatkan suatu aspal yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan didalam kriteria perencanaan . Praktikum dilakukan di
Laboratorium Bahan Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Yogyakarta.

B. Kajian Teori

C. Alat dan Bahan


Untuk dapat melakukan pengujian secara maksimal, maka pengadaan alat dan
bahan secara lengkap sangat diperlukan. Pada praktikum pengujian aspal
dengan alat marshall ini, alat-alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
1. Alat
Alat dalam praktikum berfungsi untuk mempermudah pelaksanakan
praktikum. Alat-alat itu antara lain sebagai berikut:
a. Ayakan agregat
Alat ini digunakan untuk mengayak agregat agar terbentuk gradasi
seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Gambar 3. Ayakan agregat


b. Kompor listrik
Kompor yang digunakan adalah kompor bertenaga listrik
merek Maspion tipe S-302. Kompor ini berdaya cukup besar yaitu
600watt. Akan tetapi kompor ini juga memiliki kelebihan yaitu
pengaman temperatur dan ring pemanas anti lengket. Pada praktikum
ini, kompor yang digunakan berjumlah dua buah. Kompor ini
difungsikan sebagai alat pemanas aspal, agregat, memasak campuran
aspal dan agregat, merebus air, dan memanaskan alat pencetak hingga
suhu 30oC.

Gambar 11. Kompor listrik

c. Termometer
Termometer yang digunakan adalah jenis tabung kaca. Sensor
termometer yang digunakan adalah air raksa. Ketelitian termometer
yang dipakai hingga mencapai suhu 200 oC. Pada pengujian ini
termometer digunakan untuk mengukur suhu aspal pada saat
dicairkan, suhu agregat, suhu alat cetak dan suhu air ketika digunakan
untuk merebus benda uji.
Gambar 7. Termometer

d. Alat pencetak aspal


Alat pencetak ini berbentuk silinder berbahan besi. Alat ini berjumlah
dua buah dan dipasang bertumpukan ketikan dipakai untuk mencetak
campuran aspal. Dialat ini juga aspal ditumbuk sebanyak 112 kali.

Gambar 7. Alat pencetak aspal

e. Landasan alat pencetak


Alat ini satu rangkai dengan alat pencetak aspal. Landasan ini terbuat
dari besi berbentuk lingkaran dengan tebal 1cm. Fungsi dari
landasan ini agar aspal bagian bawah akan rata ketika dipadatkan.
Gambar 6. Landasan alat pencetak

f. Seperangkat alat penumbuk


Seperangkat alat penumbuk ini terbuat dari besi dengan tinggi 1,5m.
Alat ini digunakan untuk memadatkan aspal dengan jumlah tumbukan
yang ditentukan sebelumnya.

Pegangan alat

Landasan penumbuk
Penumbuk

Gambar 7. Seperangkat alat penumbuk

g. Landasan alat tumbuk


Landasan ini berbentuk lempengan dengan bahan besi dan
mempunyai tebal 3cm. Alat ini berfungsi melandasi proses
pemadatan aspal. Tujuan adanya alat ini agar permukaan tegel atau
lantai di bawahnya tidak rusak ketika proses penumbukan.
Gambar 8. Landasan alat tumbuk

h. Spatula besi
Alat ini merupakan alat multifungsi yang dapat digunakan
untuk banyak hal. Beberapa kegunaan dalam praktikum ini adalah
untuk memadatkan aspal selepas dituangkan ke dalam alat pencetak,
pengaduk benda uji ketika dilakukan pencampuran, membersihkan
aspal yang berceceran, dll.

Gambar 8. Spatula besi

i. Ember besi
Alat ini digunakan sebagai wadah agregat dan aspal ketika dimasak
hingga suhu 160oC. Wadah ini terbuat dari besi dengan terdapat
pegangan dibagian pinggir.
Gambar 9. Ember besi

j. Seperangkat alat uji tekan aspal (marshall)


Alat ini digunakan menguji kuat tekan campuran aspal yang telah
dipadatkan. Alat ini digunakan untuk menekan benda uji dan terdiri
dari:
1) Kepala penekan berbentuk lengkung.
2) Cincin penguji berkapasitas 2.500 kg dan atau 5.000 kg, dengan
arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025.
3) Arloji pengukur kelelehan. Pengatur cincin penguji
Cincin penguji

Arloji pengukur stabilitas


Kepala penekan

Tombol power pembebanan Pelat kepala dongkrak

Gambar 7. Alat uji tekan marshall


k. Alat pendesak aspal
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan aspal dari alat pencetak
setelah melalui tahap pemadatan. Sistem kerjanya dengan mendesak
aspal yang ada di dalam alat cetak ketika alat ini dipompa
menggunakan pengungkit.

Cincin kendali

Landasan pendesak
Pengungkit

Gambar 7. Alat pendesak aspal

l. Jangka sorong
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter, dan tinggi dari benda
uji.

Gambar 9. Jangka sorong

m. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk pengukur waktu dalam
praktikum. Untuk itu, stopwatch yang digunakan harus akurat dan
praktikan yang menggunakannya juga harus profesional. Stopwatch
atau pengatur waktu yang digunakan dapat bersifat elektrik yang
terkalibrasi dan mempunyai skala terkecil 0,1detik atau kurang dengan
kesalahan tertinggi 0,1detik setiap 60detik. Stopwatch digunakan
untuk menghitung waktu perebusan benda uji selama 30menit.

Gambar 8. Stopwatch

n. Timbangan
Alat ini digunakan untuk menimbang massa dari agregat, aspal dan
benda uji campuran keduanya.

Gambar 10. Timbangan

o. Kain lap
Dalam praktikum ini, kain lap digunakan untuk
membersihkan meja dan tempat-tempat lain dari kotoran aspal yang
menempel. Pembersihan tersebut bertujuan agar lingkungan
praktikum tetap bersih ketika praktik sehingga tidak mempengaruhi
kenyamanan ketika melakukan pengujian aspal dengan alat marshall.
Gambar 9. Kain lap

p. Alat tulis
Dalam praktikum kali ini, alat tulis digunakan untuk mencatat data-
data praktikum. Alat-alat tulis yang digunakan antara lain adalah
pensil, dan pulpen.

Gambar 10. Alat tulis

q. Sendok
Sendok digunakan untuk mengambil aspal dari tempat penyimpanan
untuk ditimbang.

Gambar 12. Sendok


r. Piring
Piring yang digunakan terbuat bahan berupa dari besi. Piring
digunakan untuk wadah aspal dan wadah aspal ketika dicairkan.

Gambar 13. Piring

s. Kamera handphone
Dalam praktikum kali ini, kamera handphone memiliki fungsi utama
yaitu digunakan untuk mengambil dokumentasi alat bahan, dan proses
pelaksanaan baik berupa pengambilan gambar maupun video.

Gambar 14. Kamera handphone

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum antara lain sebagai berikut:
a. Agregat
Agregat yang dipakai merupakan pasir dan kerikil dengan gradasi
yang telah ditentukan. Berat agregat yang lolos saringan telah
ditentukan sebelumnya.
Gambar 15. Agregat

b. Aspal
Bitumen atau aspal adalah bahan utama yang digunakan dalam
praktikum kali ini. Aspal yang digunakan sebanyak 7,5% dari berat
agregat ditambah 10% dari berat sendiri. Dalam praktikum ini, aspal
dicampur dengan agregat dalam kondisi panas hingga suhu 160oC.

Gambar 15. Bitumen (aspal)

c. Air
Air digunakan untuk merendam benda uji untuk mengetahui berat
dalam kondisi SSD dan untuk merebusnya selama 30menit.
Gambar 17. Air

d. Kertas
Kertas digunakan sebagai pelapis permukaan bawah landasan alat
pencetak. Kertas ini berfungsi agar benda uji nantinya mudah
diberikan tanda.

Gambar 16. Kertas

e. Minyak tanah
Dalam praktikum ini juga disediakan minyak tanah atau kerosene
sebagai pembersih aspal yang menempel pada cawan cleveland,
piring, maupun meja.
Gambar 16. Minyak tanah

D. Langkah Kerja
Langkah kerja merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam pengujian pada
praktikum. Penyusunan langkah kerja yang baik adalah untuk memperoleh
hasil maksimal dalam praktikum. Dalam praktikum pengujian aspal dengan
alat marshall, langkah kerja keseluruhan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Langkah kerja tahap persiapan benda uji, sebagai berikut:
a. Berdoa sebelum praktikum dilakukan.
b. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan terlebih dahulu.
c. Bahan agregat yang gradasinya telah ditentukan ditimbang kembali.
d. Aspal ditimbang seberat 7,5% dari berat total agregat.
e. Bahan agregat dipanaskan pada kompor didalam ember seng hingga
suhu (115 5)oC.
f. Pada suhu 60oC, aspal dipanaskan dikompor lainnya.
g. Ketika kedua benda uji menunjukkan suhu (115 5) oC, aspal
dituangkan ke dalam ember seng untuk dimasak bersama dengan
agregat.
h. Kedua benda uji dimasak bersama hingga suhu 160oC.
i. Sambil menunggu benda uji dimasak, pencetak benda uji dipanaskan
hingga suhu 30oC.
j. Ketika benda uji yang dicampur telah mencapai suhu 160 oC, benda
uji dituangkan kedalam cetakan.
k. Setelah itu, benda uji ditusuk-tusuk menggunakan spatula besi
sebanyak 10 kali dibagian tengah dan 15 kali dibagian samping.
l. Kemudian benda uji dipadatkan menggunakan alat penumbuk.
m. Benda uji ditumbuk sebanyak 112 kali dimasing-masing permukaan.
n. Setelah itu, benda uji dilepaskan dari alat pencetak dan didiamkan
selama 24jam.
o. Setelah itu, diameter dan tinggi benda uji diukur menggunakan
jangka sorong masing-masing 3 bagian.
p. Benda uji ditimbang menggunakan alat
q. Kemudian benda uji direndam hingga selasa minggu depan.

b. Langkah kerja tahap pengujian benda uji, sebagai berikut:


a. Berdoa sebelum praktikum dilakukan
b. Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan terlebih dahulu.
c. Benda uji diangkat dari ember perendam.
d. Kemudian benda uji dikeringkan menggunakan lap.
e. Benda uji diukur dimensinya baik diameter maupun tingginya pada
bagian yang sama seperti sebelumnya.
f. Setelah itu air dipanaskan hingga suhu (60 1)oC.
g. Kemudian benda uji dimasukkan air yang bersuhu (60 1) oC dan
secara bersamaan stopwatch dinyalakan.
h. Benda uji direbus selama 30menit.
i. Ketika dalam tahap perebusan, suhu air dipertahankan pada suhu (60
1)oC.
j. Setelah benda uji direbus selama 30menit, benda uji diangkat dan
dikeringkan menggunakan lap.
k. Dimensi benda uji diukur kembali baik tinggi dan diameternya pada
bagian yang sama seperti sebelumnya.
l. Kemudian benda uji dipasang pada kepala penekan.
m. Setelah itu benda uji dan kepala penekan dipasang pada mesin
pengujian tekan.
n. Ketika mesin dinyalakan, arloji stabilitas diamati oleh praktikan
untuk mengetahui berapa putaran yang ditunjuk.
o. Putaran yang ditunjukan oleh arloji dicatat oleh praktikan untuk
dimasukkan ke dalam laporan sementara.
p. Semua data hasil pengamatan dicacat untuk dilampirkan sebagai
laporan sementara.
q. Alat serta bahan yang lain dikembalikan ke tempatnya dan
laboratorium dibersihkan.
r. Lalu laporan disusun sesuai format yang disyaratkan dan
dikonsultasikan minimal 1 kali serta dikumpulkan Selasa minggu
depan setelah disetujui.

E. Penyajian Data
Praktikum pengujian aspal dengan alat marshall dilakukan dua
tahapan yaitu minggu pertama untuk persiapan benda uji dan minggu kedua
untuk pengujian benda uji. Hal-hal perlu diperhatikan dalam praktikum ini
adalah ketelitian dan kehati-hatian dalam menggunakan alat. Maka dari itu,
dalam proses praktikum mahasiswa harus konsentrasi dan fokus. Data
pengujian aspalnya adalah sebagai berikut:
1. Waktu Praktikum
Tabel 3. Waktu pengujian
Hari Tanggal Jam Cuaca
Pukul 11.00-13.00
Selasa 11 April 2017 WIB Cerah
Pukul 11.00-13.00
Selasa 18 April 2017 WIB Cerah

2. Tempat Pengujian
Praktikum dilaksanakan pada hari di ruang Laboratorium Bahan
Perkerasan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Hasil Pengujian
Praktikum dilakukan dengan cuaca di luar ruangan cukup terik, namun
tidak berpengaruh terhadap suhu di dalam ruang laboratorium. Oleh
karena itu, faktor pengaruh dari cuaca dapat diabaikan dalam praktikum
ini. Hasil dari praktikum yang telah dilakukan mendapatkan beberapa
data sebagai berikut:
Tabel 4. Komposisi agregat kelompok 1-3
Jenis Agregat Lolos Tertahan Berat (Gram)
3/4" 1/2" 120
1/2" 3/8" 120
Agregat kasar
3/8" #4 192
#4 #8 198
#8 #30 270
Agregat Halus #30 #100 132
#100 #200 84
Filler #200 pan 84
Jumlah Total 1200

Tabel 4. Komposisi agregat kelompok 4


Jenis Agregat Lolos Tertahan Berat (Gram)
3/4" 1/2" 120
1/2" 3/8" 122
Agregat kasar
3/8" #4 192
#4 #8 197
#8 #30 277
Agregat Halus #30 #100 135
#100 #200 83
Filler #200 pan 90
Jumlah Total 1216

Tabel 4. Kebutuhan aspal


Kelompok/ Kadar Aspal Berat Agregat Berat Aspal
Benda Uji (%) (Gram) (Gram)
1 6,5 1200 85,8
2 6,0 1200 79,2
3 7,0 1200 92,4
4 7,5 1216 100,32
Contoh perhitungan:
Aspal kelompok 4 sebesar 7,5%. Berat Agregat = 1216gram, maka
Kebutuhan aspal =1216 x 7,5% = 91,20 gram
Ditambah 10% dari 91,20 gram = 91,20+9,12 = 100,32gram

Tabel 4. Proses pembuatan benda uji


No Jenis Pekerjaan Keterangan
1 Pemanasan aspal (1155)oC
2 Pemanasan agregat (1155)oC
3 Pemanasan alat pencetak 30oC
10 kali (tengah)
4 Pemadatan (Spatula besi)
15 kali (samping)
5 Penumbukan 112 kali/permukaan
6 Pemasakan agregat+aspal 160oC

Tabel 4. Hasil pengujian benda uji 1


Setelah Setelah Setelah
Setelah
N direndam direbus diuji tekan
Pengujian 24 jam
o (SSD) (30oC) (marshall)
cm cm cm cm
D1 10,225 10,265 10,240 9,91
1 Diameter (D) D2 10,220 10,250 10,220 10,10
D3 10,280 10,315 10,315 10,26
Rata-rata (D) 10,24 10,28 10,26 10,9
h1 7,16 7,28 7,29 7,84
2 Tinggi (h) h2 7,34 7,125 7,14 7,81
h3 7,22 7,195 7,19 7,86
Rata-rata (h) 7,24 7,20 7,21 7,84
3 Berat kering 1285gram
4 Berat SSD 1313gram
5 Berat Melayang 1083gram
Berat setelah
6 1294gram
direbus
7 Berat setelah diuji 1291gram
Pengamatan dial
8 5 putaran + 44 strip
reading

Tabel 4. Bacaan alat marshall benda uji 1


No Pembacaan Terbaca Hasil
1 Perputaran jarum besar 5 putaran 5x200 = 1000
2 Perputaran jarum besar 44 strip 44
Hasil Total 1044
Dari pembacaan TABELLA DITARATURA PER ANELLO
DINAMOMETRICO atau bisa dikenal dengan Calibration Chart For Load
Measuring Ring dari CONTROLS Milano-Italy (Tabel terlampir pada
halaman lampiran) didapat dial reading 1044, maka dapat diketahui
beban P (Load) sebesar 22,5523kN atau 2299,69kg.
Tabel 4. Hasil pengujian benda uji 2
Setelah Setelah Setelah
Setelah
N direndam direbus diuji tekan
Pengujian 24 jam
o (SSD) (30oC) (marshall)
cm cm cm cm
D1 - - 10,44 9,71
1 Diameter (D) D2 - - 10,45 9,79
D3 - - 10,38 9,86
Rata-rata (D) - - 10,42 9,79
h1 - - 6,77 7,91
2 Tinggi (h) h2 - - 6,84 7,85
h3 - - 6,93 7,79
Rata-rata (h) - - 6,85 7,85
3 Berat kering 1233gram
4 Berat SSD 1267gram
5 Berat Melayang 1044gram
Berat setelah
6 1246gram
direbus
7 Berat setelah diuji 1246gram
Pengamatan dial
8 7,5 putaran + 35 strip
reading

Tabel 4. Bacaan alat marshall benda uji 2


No Pembacaan Terbaca Hasil
1 Perputaran jarum besar 7,5 putaran 7,5x200 = 1500
2 Perputaran jarum besar 35 strip 35
Hasil Total 1535
Dari pembacaan TABELLA DITARATURA PER ANELLO
DINAMOMETRICO atau bisa dikenal dengan Calibration Chart For
Load Measuring Ring dari CONTROLS Milano-Italy (Tabel terlampir
pada halaman lampiran) didapat dial reading 1535, maka dapat diketahui
beban P (Load) sebesar 32,9201kN atau 3356,92Kg.
Tabel 4. Hasil pengujian benda uji 3
Setelah Setelah Setelah
Setelah
N direndam direbus diuji tekan
Pengujian 24 jam
o (SSD) (30oC) (marshall)
cm cm cm cm
D1 10,33 10,34 10,33 9,86
1 Diameter (D) D2 10,37 10,32 10,29 9,81
D3 10,195 10,36 10,24 9,96
Rata-rata (D) 10,298 10,34 10,298 10,34
h1 6,4 6,73 6,63 7,71
2 Tinggi (h) h2 6,3 6,57 6,58 7,57
h3 6,3 6,51 6,57 7,44
Rata-rata (h) 6,33 6,603 6,33 6,603
3 Berat kering 1197 gram
4 Berat SSD 1216,5 gram
5 Berat Melayang 1003 gram
Berat setelah
6 1199 gram
direbus
7 Berat setelah diuji 1190 gram
Pengamatan dial
8 4 putaran + 17 strip
reading

Tabel 4. Bacaan alat marshall benda uji 3


No Pembacaan Terbaca Hasil
1 Perputaran jarum besar 4 putaran 4x200 = 800
2 Perputaran jarum besar 17 strip 17
Hasil Total 817
Dari pembacaan TABELLA DITARATURA PER ANELLO
DINAMOMETRICO atau bisa dikenal dengan Calibration Chart For
Load Measuring Ring dari CONTROLS Milano-Italy (Tabel terlampir
pada halaman lampiran) di dapat dial reading 817, maka dapat diketahui
beban P (Load) sebesar 17,7659kN atau 1811,62Kg.
Tabel 4. Hasil pengujian benda uji 4
Setelah
Setelah Setelah
Setelah diuji
N direndam direbus
Pengujian 24 jam tekan
o (SSD) (30oC)
(marshall)
cm cm cm cm
D1 10,235 10,305 10,195 9,790
Diameter
1 D2 10,210 10,250 10,200 9,940
(D)
D3 10,235 10,235 10,130 9,915
Rata-rata (D) 10,227 10,263 10,175 9,882
h1 6,700 6,820 6,505 7,330
2 Tinggi (h) h2 6,800 6,875 6,745 7,335
h3 6,800 6,950 6,830 7,430
Rata-rata (h) 6,767 6,913 6,693 7,365
3 Berat kering 1236gram
4 Berat SSD 1266gram
5 Berat Melayang 1046gram
Berat setelah
6 1255gram
direbus
7 Berat setelah diuji 1253gram
Pengamatan dial
8 3 putaran + 58 strip
reading

Tabel 4. Bacaan alat marshall benda uji 4


No Pembacaan Terbaca Hasil
1 Perputaran jarum besar 3 putaran 3x200 = 600
2 Perputaran jarum besar 58 strip 58
Hasil Total 658
Dari pembacaan TABELLA DITARATURA PER ANELLO
DINAMOMETRICO atau bisa dikenal dengan Calibration Chart For
Load Measuring Ring dari CONTROLS Milano-Italy (Tabel terlampir
pada halaman lampiran) di dapat dial reading 658, maka dapat diketahui
beban P (Load) sebesar 14,3776kN atau 1466,11Kg.

F. Pembahasan
Pengujian titik nyala dan titik bakar aspal dilakukan sesuai prosedur
yang dianjurkan pada SNI 06-2484-1991. Selain itu SNI juga menjelaskan,
bahwa pengujian ini merupakan tahapan untuk kekuatan yang dimiliki benda
uji dengan kadar aspal yang bervariasi. Hal ini penting dilakukan untuk
mendapatkan komposisi yang tepat dalam perencanaan pembuatan perkerasan
jalan. Kemudian juga akan sangat bermanfaat untuk mencegah kerusakan dan
akibat beban yang overload. Dalam praktikum ini, benda uji yang digunakan
sebanyak satu buah sampel/kelompok. Namun dalam pembahasan, data dari
keseluruhan kelompok (4 kelompok) akan dibahas. Dari pengujian yang telah
dilakukan, maka didapat data sebagai berikut:
Tabel 4. Gradasi ayakan agregat
Lubang Persen Berat Butir yang Lewat Ayakan (%)
Ayakan (mm) Zona I Zona II Zona III Zona IV
9,6 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15

Tabel 4. Analisis ayakan agregat benda uji 1-3


Persen
Berat Persen
Tembus Spek
Ayakan Tertahan Tertahan
Komulatif (Zona II)
(Gram) (%)
(%)
Tertahan 3/4" 0 0 100 100
Agregat Kasar

Lolos 3/4"
120 10 90 90-100
Tertahan 1/2"
Lolos 1/2"
120 10 80 75-100
Tertahan 3/8"
Lolos 3/8"
192 16 64 55-90
Tertahan No.4
Tertahan No.8
198 16,5 47,5 35-59
Lolos No.4
Tertahan No.30
Agregat Halus

270 22,5 25 8-30


Lolos No.8
Tertahan No.100
132 11 14 0-10
Lolos No.30
Tertahan No.200
83 7 7 -
Lolos No.100
Tertahan pan
83 7 - -
Lolos No.200
Jumlah 1200 100 - -

Tabel 4. Analisis ayakan agregat benda uji 4


Persen
Berat Persen
Tembus Spek
Ayakan Tertahan Tertahan
Komulatif (Zona II)
(Gram) (%)
(%)
Tertahan 3/4" 0 0 100 100
Agregat Kasar

Lolos 3/4"
120 9,87 90,13 90-100
Tertahan 1/2"
Lolos 1/2"
122 10,03 80,10 75-100
Tertahan 3/8"
Lolos 3/8"
192 15,79 64,31 55-90
Tertahan No.4
Tertahan No.8
197 16,20 48,11 35-59
Lolos No.4
Tertahan No.30
Agregat Halus

277 22,78 25,33 8-30


Lolos No.8
Tertahan No.100
135 11,10 14,23 0-10
Lolos No.30
Tertahan No.200
83 6,83 7,40 -
Lolos No.100
Tertahan pan
90 7,40 - -
Lolos No.200
Jumlah 1216 100 - -
Tabel 4. Volume benda uji pada macam-macam kondisi
Diameter Tinggi
No Kondisi Volume (cm3) Berat (gram)
(cm) (cm)
1 Setelah 24 jam 10,227 6,767 556,105 1236
2 Kondisi SSD 10,263 6,913 572,110 1266
Setelah direbus
3 10,175 6,693 544,445 1255
60oC
Setelah diuji
4 9,882 7,372 565,639 1253
tekan
Perhitungan:
1. Benda Uji 1
Benda Uji dengan berat kering 1236 gram:
a. Flow = (diameter mula-mula)-(diameter setelah uji Marshall)
= (10,227+10,263+10,175)/3 9,882
= 0,34cm
= 3,4mm
b. Angka Koreksi
Angka Koreksi didapat setelah mengukur tebal benda uji dan di dapat
dengan mencari angka koreksi pada tabel rasio korelasi stabilitas pada
RSNI M-01-2003.

Tabel 4. Rasio korelasi stabilitas


Isi Benda Uji (cm3) Tebal Benda Uji (mm) Angka Korelasi
200-213 25,4 5,56
214-225 27,0 5,00
226-237 28,6 4,55
238-250 30,2 4,17
251-264 31,8 3,85
265-276 33,3 3,57
277-289 34,9 3,33
290-301 35,5 3,03
302-316 38,1 2,78
317-328 39,7 2,50
329-340 41,3 2,27
341-353 42,9 2,08
354-367 44,4 1,92
368-379 46,0 1,79
380-392 47,6 1,67
393-405 49,2 1,56
406-420 50,8 1,47
421-431 52,4 1,39
432-443 54,0 1,32
444-456 55,6 1,25
457-470 57,2 1,19
471-482 58,7 1,14
483-495 60,3 1,09
496-508 61,9 1,04
509-522 63,5 1,00
523-535 65,1 0,96
536-546 66,7 0,93
547-559 68,3 0,89
560-573 69,9 0,86
574-585 71,4 0,83
586-598 73,0 0,81
599-610 74,6 0,78
611-625 76,2 0,76
Tinggi benda uji = 6,936cm = 69,36mm
Karenaterletak diantara 3 bacaan, maka digunakan cara interpolasi kuadratik
dengan rumus sebagai berikut:
XX 2 ) . ( X X 3 ) ( X X 2 ) . ( XX 3 ) ( X X 2 ) . ( X X 3 )
Y =Y 1. (( (
X 1X 2 ) . ( X 1X 3 )) (
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 ) ) (
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3

Nilai:
X = 69,36mm X1 = 66,70mm Y1 = 0,93
X2 = 68,30mm Y2 = 0,89
X3 = 69,90mm Y3 = 0,86
Y =(0,1039710938 ) + ( 0,4993734375 ) + ( 0,4736046875 )

Y =0,869

Jadi angka koreksinya adalah 0,869.


c. Beban Terkoreksi (Stabilitas)
Stabilitas = Beban x Angka koreksi
Stabilitas = 14,3776 x 0,869
Stabilitas = 12,4941kN
Stabilitas = 1274,04kg
d. Marshall Question (MQ)
Marshall question adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan
Stabilitas
MarshallQuastion=
Kelelehan

1274,04
Marshall Quastion=
3,4

MarshallQuastion=374,7376 kg /mm

e. Kadar Aspal
Berat Aspal
Kadar Aspal= x 100
Berat Total Campuran

100,32
Kadar Aspal= x 100
1216

Kadar Aspal=0,0825 x 100

Kadar Aspal=8,25

f. Kepadatan
(1) Kondisi kering
Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1236
K adar Aspal=
556,105

K adar Aspal=2,22 ton / m 3

(2) Kondisi SSD


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1266
K adar Aspal=
572,110

K adar Aspal=2,21 ton/ m 3

(3) Sesudah direbus 30menit 60oC


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji
1255
K adar Aspal=
544,445

K adar Aspal=23,05 ton/m 3

(4) Setelah diuji


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1253
K adar Aspal=
565,639

K adar Aspal=2,22 ton / m 3

(5) Setelah diuji


K adar Aspal Ratarata=2,22+2.21+2.30+ 2,22

K adar Aspal Ratarata=2,255ton /m 3

2. Benda Uji 2
Benda Uji dengan berat kering 1236 gram:
g. Flow = (diameter mula-mula)-(diameter setelah uji Marshall)
= (10,227+10,263+10,175)/3 9,882
= 0,34cm
= 3,4mm
h. Angka Koreksi
Angka Koreksi didapat setelah mengukur tebal benda uji dan di dapat
dengan mencari angka koreksi pada tabel rasio korelasi stabilitas pada
RSNI M-01-2003.

Tabel 4. Rasio korelasi stabilitas


Isi Benda Uji (cm3) Tebal Benda Uji (mm) Angka Korelasi
200-213 25,4 5,56
214-225 27,0 5,00
226-237 28,6 4,55
238-250 30,2 4,17
251-264 31,8 3,85
265-276 33,3 3,57
277-289 34,9 3,33
290-301 35,5 3,03
302-316 38,1 2,78
317-328 39,7 2,50
329-340 41,3 2,27
341-353 42,9 2,08
354-367 44,4 1,92
368-379 46,0 1,79
380-392 47,6 1,67
393-405 49,2 1,56
406-420 50,8 1,47
421-431 52,4 1,39
432-443 54,0 1,32
444-456 55,6 1,25
457-470 57,2 1,19
471-482 58,7 1,14
483-495 60,3 1,09
496-508 61,9 1,04
509-522 63,5 1,00
523-535 65,1 0,96
536-546 66,7 0,93
547-559 68,3 0,89
560-573 69,9 0,86
574-585 71,4 0,83
586-598 73,0 0,81
599-610 74,6 0,78
611-625 76,2 0,76
Tinggi benda uji = 6,936cm = 69,36mm
Karenaterletak diantara 3 bacaan, maka digunakan cara interpolasi kuadratik
dengan rumus sebagai berikut:
( XX 2 ) . ( X X 3 ) ( X X 2 ) . ( XX 3 ) ( X X 2 ) . ( X X 3 )
Y =Y 1. ( ) (
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 )
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 ) ) (
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3

Nilai:
X = 69,36mm X1 = 66,70mm Y1 = 0,93
X2 = 68,30mm Y2 = 0,89
X3 = 69,90mm Y3 = 0,86
Y =(0,1039710938 ) + ( 0,4993734375 ) + ( 0,4736046875 )

Y =0,869

Jadi angka koreksinya adalah 0,869.


i. Beban Terkoreksi (Stabilitas)
Stabilitas = Beban x Angka koreksi
Stabilitas = 14,3776 x 0,869
Stabilitas = 12,4941kN
Stabilitas = 1274,04kg
j. Marshall Question (MQ)
Marshall question adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan
Stabilitas
MarshallQuastion=
Kelelehan

1274,04
Marshall Quastion=
3,4

MarshallQuastion=374,7376 kg /mm

k. Kadar Aspal
Berat Aspal
Kadar Aspal= x 100
Berat Total Campuran

100,32
Kadar Aspal= x 100
1216

Kadar Aspal=0,0825 x 100

Kadar Aspal=8,25

l. Kepadatan
(6) Kondisi kering
Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1236
K adar Aspal=
556,105

K adar Aspal=2,22 ton / m 3

(7) Kondisi SSD


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1266
K adar Aspal=
572,110

K adar Aspal=2,21 ton/ m 3

(8) Sesudah direbus 30menit 60oC


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1255
K adar Aspal=
544,445

K adar Aspal=23,05 ton/m 3

(9) Setelah diuji


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1253
K adar Aspal=
565,639

K adar Aspal=2,22 ton/ m 3

(10) Setelah diuji


K adar Aspal Ratarata=2,22+2.21+2.30+ 2,22

K adar Aspal Ratarata=2,255ton/m 3

3. Benda Uji 3
Benda Uji dengan berat kering 1236 gram:
m. Flow = (diameter mula-mula)-(diameter setelah uji Marshall)
= (10,227+10,263+10,175)/3 9,882
= 0,34cm
= 3,4mm
n. Angka Koreksi
Angka Koreksi didapat setelah mengukur tebal benda uji dan di dapat
dengan mencari angka koreksi pada tabel rasio korelasi stabilitas pada
RSNI M-01-2003.

Tabel 4. Rasio korelasi stabilitas


Isi Benda Uji (cm3) Tebal Benda Uji (mm) Angka Korelasi
200-213 25,4 5,56
214-225 27,0 5,00
226-237 28,6 4,55
238-250 30,2 4,17
251-264 31,8 3,85
265-276 33,3 3,57
277-289 34,9 3,33
290-301 35,5 3,03
302-316 38,1 2,78
317-328 39,7 2,50
329-340 41,3 2,27
341-353 42,9 2,08
354-367 44,4 1,92
368-379 46,0 1,79
380-392 47,6 1,67
393-405 49,2 1,56
406-420 50,8 1,47
421-431 52,4 1,39
432-443 54,0 1,32
444-456 55,6 1,25
457-470 57,2 1,19
471-482 58,7 1,14
483-495 60,3 1,09
496-508 61,9 1,04
509-522 63,5 1,00
523-535 65,1 0,96
536-546 66,7 0,93
547-559 68,3 0,89
560-573 69,9 0,86
574-585 71,4 0,83
586-598 73,0 0,81
599-610 74,6 0,78
611-625 76,2 0,76
Tinggi benda uji = 6,936cm = 69,36mm
Karenaterletak diantara 3 bacaan, maka digunakan cara interpolasi kuadratik
dengan rumus sebagai berikut:
( XX 2 ) . ( X X 3 ) ( X X 2 ) . ( XX 3 ) ( X X 2 ) . ( X X 3 )
Y =Y 1. ( ) (
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 )
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 )) (
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3

Nilai:
X = 69,36mm X1 = 66,70mm Y1 = 0,93
X2 = 68,30mm Y2 = 0,89
X3 = 69,90mm Y3 = 0,86
Y =(0,1039710938 ) + ( 0,4993734375 ) + ( 0,4736046875 )

Y =0,869

Jadi angka koreksinya adalah 0,869.


o. Beban Terkoreksi (Stabilitas)
Stabilitas = Beban x Angka koreksi
Stabilitas = 14,3776 x 0,869
Stabilitas = 12,4941kN
Stabilitas = 1274,04kg
p. Marshall Question (MQ)
Marshall question adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan
Stabilitas
MarshallQuastion=
Kelelehan

1274,04
Marshall Quastion=
3,4

Marshall Quastion=374,7376 kg /mm

q. Kadar Aspal
Berat Aspal
Kadar Aspal= x 100
Berat Total Campuran

100,32
Kadar Aspal= x 100
1216

Kadar Aspal=0,0825 x 100

Kadar Aspal=8,25
r. Kepadatan
(11) Kondisi kering
Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1236
K adar Aspal=
556,105

K adar Aspal=2,22 ton/ m 3

(12) Kondisi SSD


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1266
K adar Aspal=
572,110

K adar Aspal=2,21 ton / m 3

(13) Sesudah direbus 30menit 60oC


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1255
K adar Aspal=
544,445

K adar Aspal=23,05 ton/m 3

(14) Setelah diuji


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1253
K adar Aspal=
565,639

K adar Aspal=2,22 ton / m 3

(15) Setelah diuji


K adar Aspal Ratarata=2,22+2.21+2.30+ 2,22
K adar Aspal Ratarata=2,255ton/m 3

4. Benda Uji 4
Benda Uji dengan berat kering 1236 gram:
s. Flow = (diameter mula-mula)-(diameter setelah uji Marshall)
= (10,227+10,263+10,175)/3 9,882
= 0,34cm
= 3,4mm
t. Angka Koreksi
Angka Koreksi didapat setelah mengukur tebal benda uji dan di dapat
dengan mencari angka koreksi pada tabel rasio korelasi stabilitas pada
RSNI M-01-2003.

Tabel 4. Rasio korelasi stabilitas


Isi Benda Uji (cm3) Tebal Benda Uji (mm) Angka Korelasi
200-213 25,4 5,56
214-225 27,0 5,00
226-237 28,6 4,55
238-250 30,2 4,17
251-264 31,8 3,85
265-276 33,3 3,57
277-289 34,9 3,33
290-301 35,5 3,03
302-316 38,1 2,78
317-328 39,7 2,50
329-340 41,3 2,27
341-353 42,9 2,08
354-367 44,4 1,92
368-379 46,0 1,79
380-392 47,6 1,67
393-405 49,2 1,56
406-420 50,8 1,47
421-431 52,4 1,39
432-443 54,0 1,32
444-456 55,6 1,25
457-470 57,2 1,19
471-482 58,7 1,14
483-495 60,3 1,09
496-508 61,9 1,04
509-522 63,5 1,00
523-535 65,1 0,96
536-546 66,7 0,93
547-559 68,3 0,89
560-573 69,9 0,86
574-585 71,4 0,83
586-598 73,0 0,81
599-610 74,6 0,78
611-625 76,2 0,76
Tinggi benda uji = 6,936cm = 69,36mm
Karenaterletak diantara 3 bacaan, maka digunakan cara interpolasi kuadratik
dengan rumus sebagai berikut:
( XX 2 ) . ( X X 3 ) ( X X 2 ) . ( XX 3 ) ( X X 2 ) . ( X X 3 )
Y =Y 1. ( ) (
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 )
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3 ) ) (
+Y 1.
( X 1X 2 ) . ( X 1X 3

Nilai:
X = 69,36mm X1 = 66,70mm Y1 = 0,93
X2 = 68,30mm Y2 = 0,89
X3 = 69,90mm Y3 = 0,86
Y =(0,1039710938 ) + ( 0,4993734375 ) + ( 0,4736046875 )

Y =0,869

Jadi angka koreksinya adalah 0,869.


u. Beban Terkoreksi (Stabilitas)
Stabilitas = Beban x Angka koreksi
Stabilitas = 14,3776 x 0,869
Stabilitas = 12,4941kN
Stabilitas = 1274,04kg
v. Marshall Question (MQ)
Marshall question adalah rasio antara nilai stabilitas dan kelelehan
Stabilitas
MarshallQuastion=
Kelelehan

1274,04
Marshall Quastion=
3,4

MarshallQuastion=374,7376 kg /mm
w. Kadar Aspal
Berat Aspal
Kadar Aspal= x 100
Berat Total Campuran

100,32
Kadar Aspal= x 100
1216

Kadar Aspal=0,0825 x 100

Kadar Aspal=8,25

x. Kepadatan
(16) Kondisi kering
Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1236
K adar Aspal=
556,105

K adar Aspal=2,22 ton/ m 3

(17) Kondisi SSD


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1266
K adar Aspal=
572,110

K adar Aspal=2,21 ton / m 3

(18) Sesudah direbus 30menit 60oC


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji

1255
K adar Aspal=
544,445

K adar Aspal=23,05 ton/m 3

(19) Setelah diuji


Berat Benda Uji
K adar Aspal=
Volume BendaUji
1253
K adar Aspal=
565,639

K adar Aspal=2,22 ton/ m 3

(20) Setelah diuji


K adar Aspal Ratarata=2,22+2.21+2.30+ 2,22

K adar Aspal Ratarata=2,255ton/m 3

Tabel di atas merupakan cacatan waktu dari kenaikan suhu setiap


5oC hingga mencapai titik nyala dan titik bakarnya. Sesuai yang telah
dijelaskan oleh Saodang (2005:166) bahwa titik nyala aspal akan muncul
berbentuk percikan api ketika diatasnya digerakkan secara lambat penyulut
api. Namun yang menjadi perhatian khusus adalah ketelitian praktikan dalam
mengamati suhu, proses kemunculan percikan dan menggunakan stopwatch.
Hal itu dikarenakan kemunculan titik nyala dan titik bakar aspal akan terjadi
sekurang-kurangnya adalah 5detik.
Selain itu, sesuai dengan pedoman SNI 06-2433-2011 dan
pengalaman yang telah dilakukan praktikan sebelumnya, proses penyulutan
api untuk mengetes ada tidaknya percikan api diatas aspal dilakukan ketika
temperatur menunjukkan suhu >300oC. Ketika suhu aspal telah menjukkan
>300oC, maka pengetesan dilakukan dengan tempo yang cepat. Hal ini
dimaksudkan agar proses terjadinya titik nyala dan bakar tidak kehilangan
momen.
Proses pemanasan aspal dilakukan hingga suhu 360oC. Proses
pemanasan sengaja dihentikan karena batas maksimum termometer yang
digunakan hanya mampu menunjukkan suhu tersebut. Namun sangat
disayangkan karena hingga suhu tersebut praktikan tidak mendapatkan titik
bakar aspal. Praktikan hanya menemukan terjadinya titik nyala aspal yang
dimulai pada suhu 340oC. Mula-mula pada suhu tersebut, percikan api yang
nampak sangat kecil. Namun seiring dengan bertambahnya suhu, percikan api
yang nampak semakin besar.
Jadi dari praktikum yang telah dilakukan dan data pengamatan yang
telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa aspal mengalami titik nyala pada
suhu 340oC dan waktu 1126,5detik. Selain itu, hingga suhu 360 oC, aspal tidak
mencapai titik bakarnya. Setelah dilakukan perbandingan antara suhu dan
waktu, juga didapatkan grafik yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi
yaitu 0,93.
Dibawah ini merupakan grafik perbandingan antara suhu dan waktu dari
pengujian titik nyala dan titik bakar aspal:
400
350
300
250
200
Suhu (oC) 150
100
50
0

Waktu (detik)

Gambar 17. Grafik perbandingan suhu (oC) dengan waktu (detik) dalam mencari
nilai titik nyala dan titik bakar aspal.

G. Kesulitan Pelaksanaan Praktikum


Praktikum terakhir berjalan cukup lancar. Hampir tidak ada kendala yang
berarti yang terjadi ketika persiapan maupun proses praktikum berlangsung.
Namun ada sedikit kesulitan dalam pelaksanaan antara lain:
1. Suhu ruangan
Karena keterbatasan laboratorium sehingga tidak dapat diciptakannya
atmosfer atau suhu ruangan yang baik pada proses pendinginan aspal
sehingga kurang tepat dalam penentuan suhu dan keterbatasan waktu juga
yang tidak dapat mendapatkan hasil yang optimal pada benda uji.
2. Alat praktikum
Alat-alat yang digunakan sebagian besar terbuat dari rangkaian kaca dan
kuningan. Maka dari itu, praktikum harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak menyebabkan alat tersebut pecah.
3. Ketelitian
Dalam praktikum ini, tahapan-tahapan yang dilakukan cukup rumit dan
mendetail. Maka dari itu dibutuhkan konsentrasi dan keseriusan dalam
praktikum agar dapat berjalan dengan efisien.

H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengujian aspal dengan alat marshall yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Benda Uji 1
a. Flow = mm
b. Angka Koreksi =
c. Beban Terkoreksi (Stabilitas) = kN
d. Marshall Question = Kg/mm
e. Kadar Aspal = % dari keseluruhan berat
1. campuran benda uji
f. Kepadatan = ton/m3
2. Benda Uji 2
a. Flow = mm
b. Angka Koreksi =
c. Beban Terkoreksi (Stabilitas) = kN
d. Marshall Question = Kg/mm
e. Kadar Aspal = % dari keseluruhan berat
1. campuran benda uji
f. Kepadatan = ton/m3
3. Benda Uji 3
a. Flow = mm
b. Angka Koreksi =
c. Beban Terkoreksi (Stabilitas) = kN
d. Marshall Question = Kg/mm
e. Kadar Aspal = % dari keseluruhan berat
1. campuran benda uji
f. Kepadatan = ton/m3

4. Benda uji 4
a. Flow = mm
b. Angka Koreksi =
c. Beban Terkoreksi (Stabilitas) = kN
d. Marshall Question = Kg/mm
e. Kadar Aspal = % dari keseluruhan berat
campuran benda uji
f. Kepadatan = ton/m3
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, nilai beban yang didapat belum
bisa mencapai beban maksimum yang diiharapkan, hal tersebut dapat terjadi
karena:
1. Campuran benda uji yang kurang baik.
2. Kualitas aspal yang kurang baik.
3. Kualitas agregat yang kurang baik.
4. Ketidaktelitian dalam penimbangan bahan uji.
5. Teknik memasukkan campuran agregat ke dalam cetakan silinder ketika
akan dilakukan percobaan.
6. Teknik penumbukan benda uji, sehingga mempengaruhi kepadatan benda
uji.
7. Teknik melepaskan benda uji dari cetakan silinder, sehingga akan
mempengaruhi bentuk benda uji.

I. Saran-saran
Ada beberapa saran yang diberikan agar praktikum berikutnya dapat berjalan
dengan lancar, antara lain:
1. Penataan Alat dan Bahan Praktikum
Sebenarnya sangat disayangkan praktikum seperti ini dilakukan
ditempat yang kurang luas, karena hal ini akan berdampak pada ruang
gerak praktikan. Dalam ruang yang kurang luas dan pada suhu yang
cukup panas, praktikan rawan melakukan kesalahan dan lalai terhadap
K3. Oleh karena itu, untuk mengakali ruang yang terbatas adalah dengan
melakukan penataan alat dan bahan yang lebih terkoordinasi. Diusahakan
untuk memberikan space antar kelompok yang sedang praktik sehingga
memberikan ruang gerak yang lebih untuk anggota kelompoknya
melakukan praktek dengan maksimal. Selain itu, kelompok yang
menunggu giliran praktek juga harus dikondisikan agak berjauhan agar
tidak mengganggu kelompok yang sedang praktek.
2. Fasilitas Ruang
Praktikum Bahan Perkerasan merupakan salah satu pengujian
yang cukup sulit dilakukan. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan
agar proses pelaksanaannya berjalan dengan lancar. Salah satu faktor yang
berpengaruh ada suhu. Kegiatan praktikum akan mudah terpengaruh oleh
perubahan suhu jika cuaca terlalu ekstrim. Selain akan mempengaruhi
hasil pengujian, hawa panas yang dihasilkan juga akan berpengaruh
terhadap fokus praktikan saat pengujian. Oleh karena itu, dengan adanya
AC memungkinkan suhu ruang lebih stabil dan meningkatkan kinerja
praktikan.
3. Aktivitas Praktikan
Untuk praktikum selanjutnya, asisten dosen ataupun dosen harus
mengkondisikan praktikan untuk kerja lebih serius, teliti dan
mengutamakan kesehatan serta keselamatan kerja. Hal itu dikarenakan
pada praktikum pertama masih terlihat mahasiswa yang terlihat main-
main dan mengesampingkan K3.

DAFTAR PUSTAKA
Saodang, Hamirhan. (2005). Perancangan Perkerasan Jalan Raya. Bandung:
Nova.

Standar Nasional Indonesia 06-2433. (2011). Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar
Aspal dengan Alat Cleveland Open Cup. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.

Standar Nasional Indonesia 06-2433. (1991). Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar
Aspal dengan Alat Cleveland Open Cup. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional

Suaryana, Nyoman, dkk. (2002). Pekerjaan Campuran Beraspal Panas. Jakarta:


Departemen Pekerjaan Umum.

Sukirman, Silvia. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova.

Suprapto. (2004). Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta: KMTS FT UGM.

TIM TAS FT UNY. (2013). Pedoman Penyusunan Tugas Akhir Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

LAMPIRAN
1. Dokumentasi Praktikum

Gambar 1. Pemanasan agregat

Gambar 2. Pencampuran agregat dan aspal hingga suhu 160oC

Gambar 3. Pemadatan aspal dengan spatula besi


Gambar 4. Penumbukan campuran aspal

Gambar 5. Proses pemisahan aspal dengan alat cetak menggunakan alat desak
Gambar 6. Hasil cetakan campuran aspal

Gambar 7. Perebusan aspal


Gambar 8. Proses pengujian tekan

Gambar 9. Aspal selesai diuji tekan

Gambar 10. Tampak permukaan aspal setelah diuji tekan

2. Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI PRAKTIKUM KONTRUKSI JALAN
NAMA : TUNGGUL PRATONGGOPATI
KELAS : 6B1
NIM : 14505241056

NO. TANGGAL KONSULTASI PARAF


1

Anda mungkin juga menyukai