Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN DAN TEKNIK LABORATORIUM IPA

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT

KIT PANAS DAN HIDROSTATISTIKA

Oleh :

Sabila Yasaroh (16312244051)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN :
PRAKTIKUM OBSERVASI LABORATORIUM

Oleh :

Sabila Yasaroh
NIM. 16312244051
Yogyakarta, 19 Oktober 2017

Diserahkan pada tanggal ....................................... jam ......................

Mengetahui :
Dosen Pembimbing/ Asisten Praktikum

(.......................................)
A. Tujuan Praktikum
Untuk dapat merangkai dan merancang bangun percobaan-percobaan dengan alat KIT Panas
& Hidrostatistika.

B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Alat Peraga KIT IPA
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2001), Alat peraga yaitu alat yang digunakan
dalam pengajaran yang dapat dilihat sehingga tahu benar yang dimaksud atau sebagai alat
bantu untuk menghitung dan sebagainya.
Menurut Moejadi (1994: 35) mengatakan bahwa: Alat peraga adalah suatu alat
biasanya tidak dalam bentuk perangkat (set), yang jika digunakan dapat membantu
memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung. Yang termasuk dalam
kelompok ini ialah model, cara, dan poster. Alat peraga dibuat karena barang atau alat
yang sebenarnya sulit dihadirkan dalam ruang belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga dapat
digunakan untuk memahami suatau konsep yang dapat ditampilkan pada saat proses
pembelajaran. Mengajarkan mata pelajaran tidak cukup hanya dengan menggunakan kapur
dan papan tulis saja. Sekarang ini tuntutan pembelajaran tidak hanya memberikan
sejumlah fakta, yang makin lama jumlahnya makin banyak yang harus dihafalkan oleh
siswa, tetapi siswa juga harus dapat menjelaskan mengapa fakta itu ada, bagaimana fakta
itu terjadi, dan di mana fakta itu dapat terjadi.
Agar siswa dapat memahami seluruh tuntutan pembelajaran itu, tidak cukup
dengan hanya memberikan ceramah kepada siswa. Menurut Moejadi (1994) pemberian
ceramah kepada siswa berarti telah menjejali siswa dengan fakta-fakta yang harus ia serap
atau bila tidak harus ia hafalkan. Lain halnya jika penjelasan guru diberikan diikuti dengan
menggunakan alat peraga, maka kata-kata guru akan menjadi lebih singkat dan siswa akan
lebih mudah memahami dan menyerap penjelasan guru.
Menurut Hardanawati (2000:65) memgatakah bahwa : Model Adalah tiruan dari
benda sebenarnya, bentuknya ada yang lebih besar dan ada pula yang lebih kecil dari
benda sebenarnya. Model baik untuk mengajarkan konsep tentang benda yang berdimensi
tiga dan konkret. Contoh dibuat model bumi (globe) karena tidak mungkin bagi guru
untuk menghadirkan bumi dalam ruang kelas. Dengan model bumi siswa dapat melihat
bentuk dan gambaran bagian-bagian bumi dengan jelas.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa banyak model dibuat untuk
menunjukkan bagian dalam suatu benda agar bagian itu dapat diamati dengan mudah.
Model biasanya dibuat lebih sederhana dan tidak rumit dengan maksud agar konsep-
konsep dasar yang ingin dipelajari dapat di amati dengan seksama oleh siswa. Sebagai
pengganti benda yang sebenarnya, maka model harus dibuat dengan sangat teliti, dan tidak
memberikan informasi yang salah.
Beberapa keuntungan penggunaan model menurut Moejadi (1994), dalam proses
belajar mengajar yaitu : (1) model merupakan benda tiga dimensi yang menyerupai benda
yang sebenarnya,
(2) model dibuat menurut ukuran yang sesuai dengan keperluan,
(3) model dibuat untuk memperlihatkan bagian dalam benda yang dipelajari,
(4) model dibuat untuk menunjukkan bagian-bagian yang penting saja,
(5) model dibuat untuk dibongkar bagian-bagiannya dan kemudian dipasang kembali,
(6) model dapat meningkatkan aktivitas dan minat siswa belajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa untuk mempermudah
memahami suatu konsep atau prinsip yang diajarkan, membantu guru dalam proses belajar
mengajar, dan membuat siswa lebih aktif belajar.
2. Dampak Penggunaan Alat Peraga KIT IPA
Dalam Arsyad (2004), Alat peraga memiliki kelebihan sebagai berikut (a)
umumnya murah harganya, (b) mudah didapat, (c) mudah digunakannya, (d) dapat
memperjelas suatu benda, (e) lebih realistis, (f) dapat membantu mengatasi keterbatasan
pengamatan, (g) dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Namun demikian alat
peraga juga mamiliki keterbatasan, antara lain (a) semata-mata hanya media visual, (b)
ukuran gambar sering sekali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar, (c)
memerlukan keterbatasan sumber dan keterampilan, dan kejelasan guru untuk dapat
memanfaatkanya.
3. Percobaan KIT Panas dan Hidrostatistika
KIT Hidrostatika dan Panas dirancang untuk membantu siswa dalam memahami materi
tentang Hidrostatika, melalui percobaan-percobaan antara lain:
a) Pengukuran suhu,
b) pembuatan skala termometer,
c) Perubahan wujud zat,
d) Kohesi dan Adhesi,
e) Penerapan konsep kapilaritas,
f) Pemuaian panjang zat padat,
g) Pemuaian volume zat cair,
h) Hubungan suhu dengan perubahan wujud zat,
i) Perubahan fisika dan kimia,
j) Penjernihan air dengan cara penyaringan,
k) Penjernihan air dengan cara penyulingan,
l) Tekanan hidrostatik,
m) Bejana berhubungan,
n) Gejala gaya angkat ke atas dalam zat cair, Tenggelam, melayang dan terapung,
o) Hukum Archimides,
p) Pompa air,
q) Dongkrak / Kempa hidrolik.

C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat : Jumat, 13 Oktober 2017 pukul 11.00 di Laboratorium IPA lantai 3
2. Alat dan Bahan : Alat tulis, KIT Panas dan Hidrostatistika
3. Prosedur :
a. Membaca buku panduan KIT Panas dan Hidrostatistika.
b. Memilih percobaan yang akan dilakukan.
c. Merancang bangun percobaan dangan alat KIT Panas & Hidrostatisyika.
d. Melakukan simulasi.

D. Hasil dan Pembahasan


Praktikum Pengelolaan dan Teknik Laboratoium kali berjudul Pengenalan dan
Penggunaan Alat KIT Panas dan Hidrostatistika. Praktikum ini di laksanakan pada hari
Jumat, 13 Oktober 2017 yang bertempat di Laboratorium IPA lantai 3.
Pada praktikum kali ini, ada 2 percobaan yang dirangkai yaitu sebagai berikut:
1. Pemuaian zat padat
a. Tujuan percobaan : Menyelidiki pemuaian yang terjadi pada zat padat
b. Alat dan bahan :
Tabel 2. Alat dan bahan dalam rancangan percobaan pemuaian zat padat

c. Persiapan Percobaan
1) Merakit peralatan seperti pada gambar di bawah.

2) Mengisi labu erlenmeyer dengan air sebanyak 10 ml, kemudian pasangkan pada
klem universal.
3) Memasang penunjuk khusus pada dasar statif sebelah kanan.
4) Menjepit salah satu ujung pipa aluminium pada penjepit penunjuk khusus
(jepitkan celahnya) dan ujung yang lain pada boss-head.
5) Menancapkan penghubung slang pada sumbat karet kemudian pasang slang
silikon pada ujung satunya kemudian sumbat labu erlenmeyer dengan sumbat
karet tersebut.
6) Mengubungkan slang silikon dengan pipa aluminium.
7) Mengatur ketinggian erlenmeyer hingga mempunyai jarak 3 cm di atas sumbat
pembakar spiritus.
d. Langkah Kerja
1) Melakukan dahulu kalibrasi terhadap penunjuk khusus dengan cara menekan
sedikit jarum penunjuk ke arah kiri.
2) Meletakkan penggaris logam di atas meja dan atur agar jarum penunjuk khusus
tepat menunjuk ke nilai tertentu (misal posisi 20 cm). Posisi ini disebut sebagai
posisi awal.
3) Menyalakan pembakar spiritus, atur agar tingginya nyala api sampai kira-kira 7
cm, kemudian letakkan tepat di bawah labu erlenmeyer.
4) Mengamati pergerakan jarum penunjuk khusus selama pemanasan, sampai air pada
labu erlenmeyer mendidih.
5) Membiarkan pemanasan berlangsung terus sampai jarum penunjuk khusus tidak
lagi bergerak ( 3 menit sejak air mendidih).
6) Membaca nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk khusus pada posisi akhir,
kemudian catat pada tabel.
7) Mematikan pembakar spiritus, lalu dinginkan aluminium dengan lap.
8) Melakukan langkah 1- 7 di atas pada logam / pipa tembaga dan besi, dan jangan
sampai lupa untuk melakukan kalibrasi terhadap penunjuk khusus.
9) Mencatat hasil percobaan pada tabel.
2. Tekanan Hidrostatik
a. Tujuan
1) Menyelidiki pengaruh kedalaman selang air terhadap tekanan hidrostatik.
2) Menyelidiki pengaruh posisi ujung selang yang berbeda terhadap tekanan
hidrostatik.
b. Alat dan bahan
1) Dasar statif 2 buah
2) Batang statif pendek 1 buah
3) Batang statif panjang 2 buah
4) Balok pendukung 1 buah
5) Selang plastik lunak 1 buah
6) Pengukur tekanan air 1 buah
7) Pemegang U-Manometer 1 buah
8) Gelas kimia 1000 ml 1 buah
9) Pipa plastik 2 buah
10) Siring/jarum suntik 50 ml 1 buah

c. Rancangan Percobaan
d. Langlah kerja
1) Merangkai peralatan sesuai dengan percobaan
2) Merakit U-Manometer
3) Memasang balok pendukung pada statif dan memasang pengukur tekanan pada
balok pendukung (kiri)
4) Memasang selang air (kanan) pada pengukur tekanan air.
5) Mengisi gelas kimia dengan air sebanyak 1000 ml dan menempatkan dibawah
pengukur tekanan air
6) Memasukkan air kedalam selang U yang tergantung di batang statif dengan
menggunakan siring dan mengusahan agar posisi air seimbang.
7) Mengatur posisi ujung selang ke atas dan memasukkannya ke dalam gelas kimia
berisi air dengan kedalaman 3 cm, 6 cm dan 9 cm.
8) Mengukur perbedaan tekanan permukaan air (h) dalam U-Manometer pada
masing-masing kedalaman selang yang berbeda.
9) Mengulangi langkah 7 dan 8 dengan posisi ujung selang ke bawah dan ke
samping.

E. Kesimpulan
Contoh rancang bangun percobaan-percobaan yang dapat diragkai dengan alat KIT Panas &
Hidrostatistika yaitu Pemuaian Zat Padat dan Tekanan Hidrostatistika.
F. Daftar Pustaka
Amalia, Rohimah. Tanpa Tahun, Penerapan Tekanan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
[Online] http://www.slideshare.net/rohimahamalia9/penerapan-tekanan-dalam-
kehidupan-seharihari. Diakses pada tanggal 1 Mei 2015.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Badudu. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Pustaka Harapan.

Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.


Firdaus, Rahmat. 2014. Tekanan Hidrostatik. [Online] http://www.rahmatfirdaus-
pgsd.info/2014/10/tekanan-hidrostatis.html. Diakses pada tanggal 1 Mei 2015

Giancoli. 2001. Fisika Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Moejadi. 1994. Model Pemanfaatan KIT IPA SD yang Efektif Untuk PeningkatanKualitas
Pembelajaran IPA. Jakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Tim. 2015. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains


G. Lampiran Lampiran

Gelas Ukur 100 ml, Tabung Plastik dengan Pipa Baja


Penggantung

Pipa Tembaga Pipa Berpancuran Gelas Kimia 250 ml

Penjepit Pendukung Termometer Sumbat Karet

Erlenmeyer Pipa Lubang Kecil Bak plastik muai zat cair

Selang silikon Tabung reaksi Gelas 3 arah

Corong Siring

Anda mungkin juga menyukai