Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AUTOCAD JURUSAN TEKNIK


GAMBAR BANGUNAN DENGAN MEDIA APLIKASI SMARTPHONE

PADA
SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK
NEGERI 1 MAGELANG

Mata Kuliah:
Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu:
Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd

Disusun oleh:
Tunggul Pratonggopati (14505241056)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga Proposal Penelitian Tindakan Kelas
ini dapat terselesaikan. Proposal ini disusun sebagai tugas terstruktur untuk Mata
Kuliah Penelitian Tindakan Kelas. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. V. Lilik Hariyanto, M.Pd., selaku Dosen Penelitian Tindakan Kelas,
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar penulisan proposal
selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penulis mengharapkan, semoga proposal
penelitian ini dapat berguna khususnya bagi diri sendiri dan para pembaca
umumnya. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 1 April 2017


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR ISI iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Batasan Masalah 4
D. Rumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 5
BAB II. KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN 7
A. Kajian Teoritik 7
1. Hakikat Peningkatan 7
2. Tinjauan Media Pembelajaran 7
3. Tinjauan Hasil Belajar 10
4. Mata Pelajaran AutoCAD 16
B. Kerangka Berpikir 18
C. Hipotesis Penelitian 20
BAB III. METODE PENELITIAN 21
A. Jenis dan Desain Penelitian 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 22
C. Subyek Penelitian 22
D. Jenis Tindakan 22
E. Teknik dan Instrumen Penelitian 27
F. Teknik Analisis Data 30
DAFTAR PUSTAKA 31

iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR AUTOCAD JURUSAN TEKNIK
GAMBAR BANGUNAN DENGAN MEDIA APLIKASI SMARTPHONE
PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SMK NEGERI 1 MAGELANG

Oleh:
Tunggul Pratonggopati
145052141056
tpratonggopati@gmail.com

ABSTRAK
Pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia agar mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Salah satu
lembaga pendidikan yang bersifat formal adalah sekolah. Kompetensi pokok
yang harus dimiliki siswa jurusan bangunan khususnya Teknik Gambar
Bangunan adalah kemampuan menggambar baik secara maunual maupun
menggunakan software. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X
mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak jurusan TGB SMK N 1
Magelang pada tahun ajaran 2015/2016 semester genap adalah 63,8. Hal ini
sebagian besar disebabkan oleh lemahnya pemahaman dan pengetahuan
siswa tentang simbol-simbol yang digunakan dalam menggambar dengan
perangkat lunak (AutoCAD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 1
Magelang pada mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak
kompetensi dasar memahami simbol-simbol (tools) dalam AutoCAD.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Namun peneliti juga menerapkan model pembelajaran
analisis masalah dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang
dirasakan siswa dalam menerima materi ajar. Desain penelitian yang
digunakan mengacu pada model Kurt Lewin.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi
dalam dirinya untuk memiliki kekuatan kepribadian yang baik, spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, moralitas, dan keterampilan yang
dibutuhkan oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Sebesar 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dialokasikan untuk pendidikan. Hal
itu karena pentingnya pendidikan bagi kemajuan ssuatu bangsa. Sebagaimana
tertulis dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4, "...., mencerdaskan kehidupan
bangsa,....", telah jelas bahwa pendidikan merupakan sektor yang diutamakan
dalam jalannya bangsa ini. Selain itu, pendidikan juga sangat penting untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing untuk
mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi dengan adanya Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA), semakin membuka lebar peluang pekerja dari negara lain untuk
bersaing memperebutkan peluang kerja. Maka dari itu, pendidikan harus ditata
dan dikemas dengan baik agar menghasilkan generasi yang mampu bersaing
dengan jebolan dalam negeri maupun luar negeri. Namun perlu diperhatikan
juga bahwa pendidikan juga harus digalakkan secara merata bukan memusat
saja. Pemerataan pendidikan hingga ke daerah-daerah tertinggal diharapkan
mampu membangkitkan potensi-potensi terpendam yang dimiliki bangsa ini.
Salah satu lembaga pendidikan yang bersifat formal adalah sekolah.
Pada dasarnya sekolah dirancang sebagai wadah untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dan sebagai tempat untuk menyalurkan ilmu lintas
generasi. Hal itu bertujuan untuk memberikan bekal demi menyongsong
perkembangan zaman yang semakin kompleks. Dalam dunia pendidikan,
kemampuan individu pendidik atau peserta didik saja tidaklah cukup. Adanya
komunikasi yang berjalan sinergi antara guru dan siswa juga sangat

1
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan kata lain, adanya interaksi
dan komunikasi yang baik akan mencerminkan kualitas yang dimiliki lembaga
pendidikan tersebut.
Kompetensi pokok yang harus dimiliki siswa jurusan bangunan
khususnya Teknik Gambar Bangunan adalah kemampuan menggambar baik
secara maunual maupun menggunakan software. Hal ini penting karena standar
kompetensi lulusan siswa SMK adalah menghasilkan suatu karya. Namun bagi
siswa kelas X jurusan TGB SMK N 1 Magelang terlalu sulit untuk
menggambar menggunakan bantuan software. Software yang digunakan
adalah AutoCAD 2010.
Alasan pentingnya penguasaan terhadap AutoCAD bagi anak teknik
tidak lain karena AutoCAD merupakan dasar dari kebanyakan software teknik
lainya. Jika penguasaan terhadap AutoCAD sudah maksimal, siswa akan
mudah untuk menggunakan software-software lainnya. Selain itu, kemampuan
siswa menggambar menggunakan AutoCAD juga bermanfaat untuk
mempermudah mendapatkan pekerjaan. Jika ditarik kebelakang, keterbatasan
siswa dalam menggunakan AutoCAD ini disebabkan oleh lemahnya
pengetahuan mengenai simbol-simbol yang disajikan dalam software. Bagi
siswa, hal ini tentu akan mempersulit dirinya karena memperlama penyelesaian
tugas menggambarnya. Kurangnya pengetahuan tentang fungsi dari simbol-
simbol tersebut juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Hasil nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas X mata pelajaran
menggambar dengan perangkat lunak jurusan TGB SMK N 1 Magelang pada
tahun ajaran 2015/2016 semester genap adalah 63,8. Jika dihitung
menggunakan perbandingan persentase, dari 32 siswa hanya 15,6% siswa yang
dinyatakan tuntas dan sebanyak 84,4%. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
pengumpulan tugas terstruktur siswa yang tidak lengkap. Keterlambatan
hingga tidak dikumpulkannya tugas-tugas tersebut dikarenakan menggambar
dengan perangkat lunak ini dianggap terlalu sulit. Ketidaktahuan siswa
terhadap tools yang digunakan menurunkan motivasi belajar siswa.

2
Dilihat dari hasil penelitian Fajar Ika Kurniawati tahun 2010 dengan
judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ilmu Bangunan Pada Siswa Kelas X TKB
SMK Negeri 2 Surakarta menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan nilai ketuntasan
belajar siswa sebesar 3,83%. Sedangkan hasil penelitian oleh Meliyani tahun
2013 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
SMK menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh
gambaran bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika
pada materi pokok persamaan kuadrat, pada siklus I, 22 siswa yang tuntas
(51,16%), siklus II, 37 siswa yang tuntas (86,04%) dengan peningkatan sebesar
34,88%. Selain itu, penelitian yang dilakukan Budi Arianto pada tahun 2010
dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang" menyimpulkan bahwa
model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah
kognitis, afaktif dan psikomotorik. Mengacu dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan memberikan inspirasi kepada penulis untuk menggunakan
model pembelajaran yang hampir sama yaitu analisis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X jurusan TGB SMK N 1 Magelang
mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak.
Namun tidak berhenti sampai disitu saja. Setelah didapatkan
permasalahan tertentu dari siswa, peneliti membuatkan suatu media berbasis
aplikasi untuk smartphone untuk menunjang berlangsungnya pembelajaran.
Dari kombinasi model pembelajaran dan media yang disiapkan, peneliti
berharap peserta didik akan lebih kreatif, inovatif dan termotivasi untuk
mengembangkan kegiatan belajarnya. Selain itu, peserta didik juga diarahkan
sebagai pusat pembelajaran (student center). Berdasarkan permasalahan di
atas, maka penelitian ini akan dilakukan dengan judul Peningkatan Hasil

3
Belajar Autocad Jurusan Teknik Gambar Bangunan dengan Media
Aplikasi Smartphone pada Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 1 Magelang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Lemahnya pemahaman dan pengetahuan siswa tentang simbol-simbol yang
digunakan dalam menggambar dengan perangkat lunak (AutoCAD).
2. Siswa masih berpikir bahwa pembelajaran yang digunakan adalah teacher
center yaitu guru menjadi satu-satunya sumber belajar.

C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada beberapa hal,
yaitu sebagai berikut:
a. Batasan Kompetensi Dasar
Penelitian ini dibatasi oleh kompetensi dasar yang tertera dalam silabus
mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak kelas XI semester
gasal. Kompetensi dasar yang digunakan peneliti dalam menerapkan model
pembelajaran analisis masalah dengan media aplikasi smartphone adalah
menerapkan perintah dasar gambar yang terdapat pada perangkat lunak
dengan materi pokok memahami bentuk dan fungsi simbol-simbol (tools).
b. Proses dan Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan
selama kegiatan belajar mengajar meliputi ranah afektif, psikomotorik,
kognitif dan tingkat kepuasan siswa. Sedangkan hasil belajar adalah
dampak yang diterima dengan fokus terhadap ranah psikomotorik dan
kognitif siswa.
c. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XA TGB SMK Negeri 1 Magelang
dengan jumlah siswa 32 anak yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 13
siswi perempuan.

4
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dituliskan
suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI jurusan TGB
SMK Negeri 1 Magelang pada mata pelajaran AutoCAD dengan
menggunakan media aplikasi smartphone?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah dan rumusan masalah di atas, maka
dapat ditulis bahwa penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui besarnya
peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TGB SMK Negeri 1 Magelang pada
mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak kompetensi dasar
memahami simbol-simbol (tools) dalam AutoCAD.

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan menggunakan model pembelajaran analisis
masalah dengan media berbasis aplikasi smartphone, akan memiliki manfaat
bagi beberapa pihak, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan rasa peduli siswa dalam kerjasama kelompok.
b. Meningkatkan keaktifan siswa untuk mencari sumber-sumber belajar
yang baru (student center).
c. Suasana belajar siswa yang berbeda dan menyenangkan.
d. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam ranah
psikomotorik dan kognitif.
2. Bagi Guru
a. Guru lebih cermat dalam memilih metode atau model pembelajaran
b. Guru lebih inovatif dalam membuat media pembelajaran
c. Sebagai masukan kepada guru untuk mengetahui kesulitan belajar
siswa
d. Menambah wawasan guru mengenai penerapan metode pembelajaran
berbasis masalah.

5
3. Bagi Peneliti/Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman dalam menentukan model pembelajaran
b. Memberikan bekal yang positif sebagai calon guru agar siap
melaksanakan tugas mengajar.
c. Memberikan gambaran nyata tentang masalah yang akan terjadi
dikelas ketika mengajar
4. Bagi Sekolah
a. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran menggambar dengan
perangkat lunak.
b. Memperoleh informasi mengenai media berbasis aplikasi smartphone.

6
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Teoritik
1. Hakikat Peningkatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peningkatan berasal dari
kata dasar tingkat yang berarti susunan yang berlapis-lapis. Pengertian
tersebut digunakan untuk hal-hal yang bersifat umum. Sedangkan
peningkatan merupakan kata yang digunakan untuk hal-hal yang telah
mengerucut, dengan artian susunan proses, cara, perbuatan untuk
meningkatkan (usaha, kegiatan, dan lain-lain). Contoh: Kini telah diadakan
peningkatan di bidang pendidikan.; Menteri Kesehatan menentukan
perlunya peningkatan pengawasan terhadap usaha perdagangan eceran obat.
Peningkatan dapat diartikan sebagai kemajuan dan penambahan
dalam hal derajat, kualitas dan kuantitas. Selain itu, peningkatan juga dapat
diartikan sebagai pencapain suatu proses. Seringkali peningkatan digunakan
untuk menggambarkan sesuatu hal yang positif. Misalnya peningkatan mutu
pendidikan, peningkatan kecerdasan, dll. Namun peningkatan juga dapat
digunakan untuk menggambarkan perubahan kondisi dari yang semua
negatif menuju ke positif.
Dapat disimpulkan bahwa jika dikaitkan dengan hasil belajar,
maka peningkatan berarti usaha peneliti/guru/pendidik untuk
mengembangkan, memajukan, dan memodifikasi pembelajaran guna
meningkatkan pengetahuan siswa dan hasil belajarnya.

2. Tinjauan Media Pembelajaran


a) Pengertian Media
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat
bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya.

7
Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan
bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran.
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai
alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20, usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas
dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

b) Fungsi Media
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta
didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti
ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media
pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta
didik tidak mungkin dibawa keobyek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud
bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-
gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2) Melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik

8
tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena: a) obyek terlalu
besar; b) obyek terlalu kecil; c) obyek yang bergerak terlalu lambat;
d) obyek yang bergerak terlalu cepat; e) obyek yang terlalu
kompleks; f) obyek yang bunyinya terlalu halus; f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan
media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada
peserta didik.
3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk
belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari
yang konkrit sampai dengan abstrak.

c) Bentuk-bentuk media
1). Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2). Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3). Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD
Proyektor dan sejenisnya
4). Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
5). Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat
study seperti Museum, Candi, dll.
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan semakin majunya pemikiran manusia, memungkinkan setiap aktivitas
yang dilakukan selalu berkaitan dengan gawai (gadget). Maka dari itu,
penulis juga melakukan penelitian kaitannya dengan peningkatan hasil

9
belajar dengan ditunjang media berbasis aplikasi smartphone. Hal ini
dilakukan karena diera sekarang bukan hal asing lagi bila semua siswa
SMK telah memiliki smartphone dan data internet.

3. Tinjauan Hasil Pembelajaran


a. Belajar
1) Pengertian Belajar
a) Menurut Thorndike dalam buku karangan Sari (2012:5), belajar
adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui
alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan
peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku
akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

2) Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Menurut Slameto (2010:54) secara garis besar faktor yang
mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
faktor internal dan eksternal.
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri
masing-masing peserta didik. Faktor internal dibedakan menjadi
3, yaitu:
(1) Faktor Jasmaniah
Meliputi faktor fisik berkaitan tentang kesehatan dan kondisi
tubuh siswa.
(2) Faktor Psikologis
Meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.

10
(3) Faktor Kelelahan
Dibedakan menjadi dua yaitu jasmani dan rohani. Kelelahan
jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani
seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
peserta didik. Faktor ini terbagi menjadi 3, yaitu:
(1) Faktor Kelurga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
(2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan
peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
(3) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu
terjadi terkait dengan keadaan peserta didik dengan
masyarakat.
b. Mengajar
1) Pengertian Mengajar
Pengertian mengajar dijelaskan dalam beberapa versi. Hal
tersebut menyesuaikan sudut pandang para ahli yang
mengkonsepkan pengertian tersebut.

11
Beberapa pendapat para ahli tentang mengajar dijelaskan
Slameto (2010) sebagai berikut:
a) Waini Rasyidin dalam Slameto (2010:34) mengajar yang
dipentingkan ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama
lain. Guru merupakan koordinator, yang melakukan aktivitas
dalam interaksi sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti
yang kita harapkan. Guru hanya menyusun dan mengatur situasi
belajar dan bukan menentukan proses belajar.
b) Mursell dalam Slameto (2010:33) menggambarkan mengajar
sebagai "mengorganisasikan belajar", sehingga dengan
mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna
bagi siswa, sehingga tugas pelajar adalah memahami hubungan
pengetahuan itu sebagai kesatuan, dan dalam hal ini guru hanya
organisator.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan, bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasikan belajar, sehingga proses belajar mengajar sesuai
dengan apa yang kita harapkan.

2) Prinsip-prinsip Mengajar
Menurut Slameto (2010:35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar
yakni:
a) Perhatian
Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan
perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat.
Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang
karena pengaruh pendidikan dan lingkungan.
b) Aktivitas
Dalam proses mengajar belajar, guru perlu
membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.

12
c) Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan
pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, ataupun pengalamannya.
d) Peragaan
Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha
menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami
kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan,
atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder,
TV dan lain sebagainya.
e) Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu
diulang-ulang. Siswa semuanya dapat mengingat dengan sekali
penjelasan, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran
yang sedang dijelaskan.
f) Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan
memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga
dalam kenyataan hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling
berkaitan. Namun hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi terus dipikirkan sebab-akibatnya. Diupayakan hubungan
itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas
pengetahuan siswa itu sendiri.
g) Konsentrasi
Hubungan antara mata pelajaran bisa luas, mungkin
dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa
memperoleh pengetahuan secara luas tetapi mendalam.
h) Sosialisasi
Dalam perkembangannya, siswa perlu bergaul dengan
teman-teman yang lain. Disamping itu, siswa sebagai individu
juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan.

13
i) Individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana
masing-masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan
inteligensi minat bakat, hobi, tingkah laku, watak maupun
sikapnya. Mereka berbeda pula dalam hal latar belakang
kebudayaan, sosial ekonomi, dan keadaan orang tuanya. Guru
harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa (secara
individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan
perbedaan tersebut. Siswa akan berkembang sesuai dengan
kemampuannya masing-masing.
j) Evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi.
Evalusai dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa.
Guru harus mengenal fungsi evaluasi, macam-macam bentuk
dan teknik evaluasi, serta prosedur penilaian. Guru dapat
melaksanakan penilaian yang efektif, dan menggunakan hasil
penilaian untuk perbaikan mengajar belajar. Dengan evaluasi
guru juga adapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa,
sehingga dapat bertindak dengan tepat bila siswa mengalami
kesulitan belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan
siswa dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat
menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan
balik guru dapat meneliti dirinya dan berusaha memperbaiki
dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya.

c. Pembelajaran
Menurut, definisi pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli adalah sebagai berikut:
1). Menurut Duffy dan Roehler (1989), Pembelajaran adalah suatu
usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

14
2). Menurut Gagne dan Briggs (1979), Instruction atau pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
3). Menurut Oemar Hamalik (Sanjaya, 2008:6), Pembelajaran adalah
suatu kombinasi terorganisir yang didalamnya meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, perlengkapan, dan procedural yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
4). Menurut Warsita (2008:85), Pembelajaran adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk
membelajarkan peserta didik.
5). Menurut Corey (1986:195), Pembelajaran adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
6). Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297), Pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.

d. Hasil Belajar
Menurut Anja Wulansari (2012:59-60), hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian tehadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut guru dapat menysun dan membina kegiatan-kegitan
siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

15
Menurut Sudjana (2004:22), hasil belajar dibagi dalam tiga macam hasil
belajar yaitu:
1) Keterampilan dan kebiasaan.
2) Pengetahuan dan pengertian
3) Sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan
bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Menurut Sudjana (1989:111), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar adalah:
1). Faktor internal, faktor ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam
individu yang belajar.
2). Faktor eksternal, pencapaian tujuan belajar perlu diciptka adanya
sistem lingkkungan belajar yang kondusif.
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari
proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil
belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil
belajar yang dicapai siswa.

4. Mata Pelajaran AutoCAD


Mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak (AutoCAD)
merupakan salah satu mata pelajaran kejuruan yang ada di jurusan Teknik
Bangunan pada program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) di
SMK Negeri 1 Magelang. Mata pelajaran ini sangat penting kaitannya
dengan dunia pekerjaan karena salah satu tuntutan DU/DI untuk lulusan
TGB adalah kemampuannya menggambar dan mendesain. Serta didukung
oleh kemajuan teknologi yang ada, proses pembuatan gambar rencana tidak
lagi menggunakan peralatan manual tetapi menggunakan teknologi
komputer yang salah satunya adalah AutoCAD.
Pada mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak kelas XI
TGB SMK Negeri 1 Magelang, materi yang akan diajarkan yaitu tentang
fungsi dari setiap tools, penggunaan tombol fungsi dan tombol shortcut pada
papan ketik, dan penggunaan papan ketik sebagai jalan pintas penggunaan
tools. Hal yang mendasari siswa terampil menggambar menggunakan

16
komputer adalah memahami dan menguasai penggunaan tools yang benar,
karena tools merupakan tombol perintah kepada komputer untuk membuat
bentuk, garis, bangun, dll sesuai yang kita kehendaki. Maka dari itu, ketika
dasar penggunaan tools telah dikuasai, maka dalam pelaksanaan pembuatan
gambar akan lebih cepat dan lebih mudah.
Selain itu, dalam proses penggambaran menggunakan komputer,
siswa dianjurkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kegunaan setiap
tools. Hal ini dikarenakan, sering terjadi proses yang mengakibatkan
komputer tidak dapat merespon perintah secara utuh sehingga
mengakibatkan terjadinya kesalahan perintah. Pada kejadian-kejadian
seperti ini, siswa dituntut kritis dan inovatif dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Selain itu, siswa juga dituntut untuk mencari sumber belajarnya
sendiri, sehingga tidak terpaku kepada materi yang disampaikan oleh
pendidik.
Menggambar dengan perangkat lunak adalah proses menciptakan
suatu gambar teknik/gambar rencana/gambar kerja menggunakan alat bantu
komputer. Gambar kerja merupakan alat komunikasi yang mengandung
maksud tertentu, perintah-perintah, atau informasi dari pembuat gambar
(perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan
dan bentuk gambar kerja dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa
kode, simbol yang mempunyai satu arti, satu maksud dan satu tujuan. Jadi
menggambar dengan perangkat lunak merupakan mata pelajaran yang
bertujuan untuk mempersiapkan siswa sebagai salah satu unsur pokok
dalam perencanaan. Selain itu juga suatu metode penuangan ide yang harus
dapat dibaca oleh pihak-pihak lain yang terkait. Presisi, akurasi standarisasi
dalam gambar merupakan syarat utama dalam menggambar dan bagi calon
teknisi. Syarat tersebut bukan lagi merupakan aturan yang harus dipenuhi,
tetapi sudah merupakan sikap dan perilaku dalam menghasilkan karya
teknik.

17
B. Kerangka Berpikir
Tujuan dalam pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak
adalah kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan hasil belajar siswa
meningkat dan optimal. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada guru
pengampu mata pelajaran tersebut, diperoleh informasi bahwa siswa sulit
mengikuti pembelajaran dikarenakan lemahnya pemahaman terhadap perintah-
perintah dasar diperangkat lunak. Hal itu mengakibatkan tujuan pembelajaran
belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini juga terlihat dari hasil belajar
siswa yang masih rendah dan siswa harus melakukan remidi/perbaikan. Dalam
proses pembelajaran, penyampaikan materi masih menggunakan metode
pembelajaran ceramah, sehingga komunikasi selalu berjalan satu arah dan siswa
cenderung pasif. Hal ini juga membuat siswa kurang berpikir kreatif dan
menganggap guru/pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar.
Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran merupakan salah
satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran. Penggunaan media yang
menarik dan bervariasi akan menumbuhkan kreatifitas dan rasa penasaran siswa.
Sehingga apabila dalam pembelajaran menggambar dengan perangkat lunak
menggunakan media pembelajaran aplikasi smartphone Belajar AutoCAD,
diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
Media aplikasi smartphone ini merupakan media yang dirancang
untuk menyelesaikan masalah tertentu yang dihadapi siswa. Dengan
menggunakan media ini, siswa diharapkan untuk aktif mempelajari, berpikir
kritis dan analitis, sehingga memicu motivasi siswa untuk mencari sumber
belajar lebih banyak lagi. Pembelajaran ini disetting dengan belajar perkelompok
agar dapat menumbuhkan kerja sama tim, dan rasa kepedulian untuk membantu
temannya. Namun, kompetisi setiap individu juga masih tetap dipertahankan
dengan memberikan tes individu. Pemberian umpan balik terhadap siswa yang
merespon pembelajaran juga diharapkan mampu menambah motivasi
belajarnya.
Pada kegiatan praktik belajar mengajar didalam kelas banyak
permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa. Seringnya peran guru yang

18
mendominasi proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas membuat siswa
kurang bisa memahami materi yang disampaikan. Penggunaan metode
pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru membuat guru tersebut
lebih memprioritaskan menghabiskan materi secara langsung. Sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa yang masih rendah, terutama pada mata
pelajaran gambar teknik. Hal ini memberikan gagasan kepada peneliti untuk
menggunakan media aplikasi smartphone.
Perencanaan pembuatan media ini akan melibatkan siswa pada
masalah yang dihadapi selama proses menggunakan perangkat lunak. Sehingga
dengan adanya media ini, siswa lebih terbantu dan aktif dalam proses
pembelajaran. Namun tidak hanya sampai disana, pembelajaran perlu
dikembangkan agar suasana di dalam kelas lebih menarik, tidak membosankan
dan tetap kondusif. Hal ini akan mempengaruhi minat belajar siswa dan hasil
belajar nantinya.
Menerapkan model pembelajaran berpusat kepada siswa (student
center), akan menumbuhkan siswa aktif berdiskusi dan memecahkan masalah
yang dihadapinya. Selain itu, pembelajaran akan lebih tepat sasaran ketika
dipadukan dengan penggunaan media yang tepat pula. Kombinasi antara
pembelajaran dan media yang digunakan akan dapat mengembangkan cara
belajar mandiri siswa. Alur kerangka berpikir dalam melaksanakan penelitian ini
seperti terlihat pada skema dihalaman selanjutnya.

19
Masalah dalam
Kegiatan Belajar

Media yang Metode ajar Pemahaman


digunakan terbatas konvensional yaitu tentang materi dan
hanya mengacu ceramah yang hasil belajar siswa
modul buatan guru memposisikan siswa yang masih rendah
sebagai objek

Perencanaan
pembuatan media
aplikasi smartphone
Evaluasi dan
perbaikan

Proses penggunaan
media aplikasi
smartphone

Pembelajaran yang kurang Pembelajaran yang


atau tidak menarik menarik

Peningkatan
Pemahaman dan Hasil
Belajar

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

C. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan penjelasan kajian teoriktik dan kerangka konseptual
diatas, maka dirumuskan pertanyaan dan hipotesis penelitian yaitu:
1. Media pembelajaran aplikasi smartphone dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak AutoCAD.
2. Hasil belajar siswa dapat meningkat sebesar 15% pada setiap siklus yang
diterapkan.

20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dalam penelitiannya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Namun peneliti juga
menerapkan model pembelajaran analisis masalah dengan tujuan untuk
mengetahui permasalahan yang dirasakan siswa dalam menerima materi ajar.
Hal ini penting dilakukan agar peneliti tahu tindakan apa yang seharusnya
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti pembuatan media,
dan lain-lain.
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada model Kurt Lewin.
Model penelitian ini merupakan model yang dijadikan acuan dasar dari model
penelitian-penelitian yang lain, khususnya PTK. Konsep penelitian tindakan ini
digambarkan sebagai rangkaian langkah yang membentuk spiral atau
melingkar. Konsep pokok dari penelitian ini terdiri dari empat komponen, yaitu
a) perencanaan; b) tindakan; c) pengamatan; dan d) refleksi.
Dibawah ini merupakan skema desain yang akan diterapkan:

Gambar 1. Skema desain penelitian model Kurt Lewin

21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dilakukannya penelitian adalah SMK Negeri 1 Magelang yang
beralamatkan di Jalan Cawang No. 2, kelurahan Jurangombo Selatan,
kecamatan Magelang Selatan, kota Magelang, Jawa Tengah. Penelitian
dilakukan pada bulan September 2017 dengan menyesuaikan jam pelajaran
menggambar dengan perangkat lunak kelas XI kompetensi keahlian teknik
gambar bangunan tahun ajaran 2017/2018.

C. Subyek Penelitian
Dalam subyek penelitian berisikan tentang sasaran yang akan diamati
untuk diambil datanya. Pada umumnya sasaran yang dimaksud mengarah pada
populasi dan sampel penelitian. Namun dalam PTK, sistem sampel diambil
secara random dari populasi yang ada tidak berlaku. Hal ini dapat diartikan
bahwa penelitian jenis PTK menganggap populasi yang diamati tersebut juga
sebagai sampel.
Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas XIA
SMK Negeri 1 Magelang program studi keahlian teknik gambar bangunan.
Jumlah subyek penelitian dari kelas ini sebanyak 32 siswa. Kelas yang diteliti
hanya 1 yaitu kelas XIA dan populasi siswa dikelas tersebut dijadikan sampel.
Jika penelitian eksperimen menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
maka dalam PTK menggunakan hasil belajar sebelumnya sebagai pembanding
ada tidaknya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan media
smartphone.

D. Jenis Tindakan
penelitian ini akan dilakukan dengan mangacu kepada desain
penelitian model Kurt Lewin. Model penelitian ini merupakan model yang
dijadikan acuan dasar dari model penelitian-penelitian yang lain, khususnya
PTK. Konsep penelitian tindakan ini digambarkan sebagai rangkaian langkah
yang membentuk spiral atau melingkar. Konsep pokok dari penelitian ini terdiri
dari empat komponen, yaitu a) perencanaan; b) tindakan; c) pengamatan; dan
d) refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil evaluasi pada

22
siklus I dianggap sebagai hasil awal dan hasil pada siklus II digunakan sebagai
pemantapan. Refleksi siklus I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah
perbaikan pada siklus II. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tindakan awal yang dilakukan sebagai bentuk
pengenalan peneliti terhadap kompetensi subyek penelitiannya. Tahap ini
dilakukan sebelum dilakukannya pelaksanaan siklus. Tahap ini meliputi:
a. Memohon izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di
SMK Negeri 1 Magelang program studi keahlian teknik gambar
bangunan.
b. Mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran yang akan
dilakukan penelitian yaitu menggambar dengan perangkat lunak.
Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui kendala yang dirasakan
siswa dalam memahami materi yang diberikan menurut pandangan
guru yang bersangkutan. Selain itu, hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui metode apa saja yang telah dilakukan guru dalam
memberikan materi.
c. Melakukan observasi yaitu pengamatan secara langsung dengan
kegiatan pembelajaran dikelas untuk mengetahui proses siswa belajar,
menerima materi/pelajaran, dan proses siswa mengerjakan tugas.
d. Menentukan jadwal penelitian, yaitu disesuaikan dengan jadwal efektif
kegiatan belajar mengajar, jadwal dan kepentingan peneliti, dan
kesesuaian mata pelajaran.
Setelah dilakukan observasi, peneliti memperoleh data berupa
hasil tes siswa sebelumnya berupa hasil gambar menggunakan AutoCAD
dan waktu penyelesaian siswa dalam mengerjakan tes tersebut. Selain itu,
juga didapatkan informasi mengenai kendala-kendala yang dihadapi guru
selama proses pembelajaran. Seluruh data yang diperoleh dari tindakan
pendahuluan digunakan untuk mempersiapkan siklus selanjutnya.

23
2. Pelaksanaan Siklus
a. Siklus I
1) Perencanaan
Pada proses ini, peneliti menentukan siklus I akan dilakukan dalam
berapa kali pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan
bahwa setiap siklus akan dilakukan 2 kali pertemuan. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:
a) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berupa aplikasi smartphone
Belajar AutoCAD sebagai tindakan perbaikan pada mata
pelajaran menggambar dengan perangkat lunak;
b) menyiapkan media pembelajaran berupa aplikasi smartphone
Belajar AutoCAD;
c) menyusun pedoman observasi;
d) menyusun alat evaluasi siswa.
2) Tindakan
a) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, peneliti menyiapkan media
pembelajaran dan menginstruksikan siswa untuk mengistal
aplikasi. Kemudian peneliti memberikan waktu untuk siswa
mempelajari aplikasi tersebut. Kemudian peneliti memberikan
waktu bertanya kepada siswa untuk mengkritisi aplikasi yang
dipakai, seperti kesulitan/kemudahan penggunaan, keefektifan
penggunan dan lain-lain.
b) Kegiatan Inti
Hal-hal yang dilakukan peneliti pada kegiatan inti yaitu:
(1) Peneliti membagi siswa menjadi 8 kelompok kecil
(2) Peneliti menjelaskan materi tools AutoCAD
menggunakan media LCD.
(3) Peneliti menjelaskan materi disertai dengan contoh icon
dan fungsinya.

24
(4) Peneliti mempersilakan siswa untuk mempelajari aplikasi
kembali secara berkelompok.
(5) Peneliti menguji kemampuan pengetahuan siswa dengan
memberikan soal kaitannya dengan simbol dan
kegunaannya.
(6) Peneliti melakukan pengamatan terhadap respon yang
diberikan siswa ketika menjawab soal cepat tanggap.
(7) Peneliti menginstruksikan siswa untuk mengaplikasikan
fungsi-fungsi dari tools yang telah dipelajari untuk
menggambar komponen bangunan.
(8) Peneliti membagi komponen bangunan apa yang akan
digambar siswa secara individu, seperti kelompok 1
menggambar detail pondasi, kelompok 2 menggambar
denah, dan lain-lain.
(9) Peneliti mengamati antusias siswa dalam menerapkan
aplikasi yang telah diberikan.
(10) Peneliti mengamati kerjasama siswa terutama pada teman
1 kelompok.
(11) Peneliti menyudahi praktik menggambar pada hari
tersebut.
(12) Peneliti menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan
hasil gambar tersebut secara print out.
c) Kegiatan akhir
Diakhir pembelajaran peneliti mempersilakan siswa
untuk mengumpulkan tugas yang diberikan. Peneliti
memberikan waktu kepada siswa untuk menyampaikan kesan-
kesan yang dirasakan berkaitan tentang perbedaan yang dialami
ketika menggambar dengan bantuan aplikasi dan sebelum
mengenal aplikasi. Peneliti memberikan motivasi berkaitan
tentang pentingnya tercapainya kompetensi menggambar bagi
siswa TGB serta memberikan contoh tokoh-tokoh sukses

25
dibidang gambar. Setelah itu, guru menginstruksikan siswa
untuk tetap mempelajari aplikasi yang diberikan dan akan
melakukan tes kembali di pertemuan yang akan datang.
3) Pengamatan
Dalam pelaksanaan pengamatan, ada beberapa pihak yang
dilibatkan untuk membantu peneliti yaitu guru dan teman sejawat.
Pelaksanaannya dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan berpedoman lembar observasi yang dibuat
peneliti. Hal yang harus diamati oleh observer adalah aktivitas
siswa selama menerima materi ajar, dan proses pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Selanjutnya dilakukan analisis hasil observasi untuk mengetahui
keaktifan siswa, antusias siswa dan jalannya pembelajaran.
4) Refleksi
Seluruh hasil observasi, evaluasi hasil belajar siswa, dan
catatan lapangan dianalisis, dijelaskan, dan disimpulkan pada tahap
refleksi. Tujuan dari refleksi adalah untuk mengetahui keberhasilan
dari proses pembelajaran menggambar komponen bangunan
dengan bantuan media aplikasi smartphone. Peneliti bersama
observer menganalisis hasil tindakan pada siklus I dan II untuk
mempertimbangkan apakah perlu dilakukannya siklus tambahan
sebagai pemantapan.
b. Siklus II
Siklus II merupakan tahap perbaikan dari siklus I yang masih
belum optimal. Secara umum, pelaksaan siklus II sama dengan
penerapan pembelajaran siklus I. Hanya saja yang membedakan
keduanya, pada siklus II siswa dianggap telah benar-benar mampu
menggunakan aplikasi yang diberikan karena waktu yang diberikan
cukup panjang. Selain itu, proses ini dilakukan lebih teliti dan
memperhatikan hal-hal yang belum tercapai pada siklus I. Hal ini
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

26
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
Data yang diperoleh peneliti terbagi menjadi 2 bentuk yaitu data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapat dan dianalisis bukan dalam
bentuk angka melainkan kata-kata penjelasan. Contoh data kualitatif adalah
hasil wawancara terhadap guru dan siswa, hasil observasi metode pembelajaran
yang diterapkan guru, dan hasil catatan dilapangan. Data kuantitatif berupa
hasil pengamatan aktivitas siswa dan evaluasi belajar siswa pada setiap
pertemuan setelah mengikuti pembelajaran model analisis masalah dengan
media aplikasi smartphone "Belajar AutoCAD".
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Metode ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif penelitian.
Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui:
1) Informasi mengenai media yang digunakan guru, hasil belajar
siswa, kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran
menggambar komponen bangunan, serta tanggapan guru mengenai
penerapan pembelajaran model analisis masalah dengan media
aplikasi smartphone "Belajar AutoCAD".
2) Kesan-kesan yang dialami siswa setelah mendapatkan pengalaman
belajar menggunakan aplikasi smartphone.
b. Observasi
Tahap pengumpulan data dengan teknik observasi ini
dibedakan menjadi 2, yaitu observasi terhadap respon siswa ranah
afektif dan observasi kepuasan pembelajaran yang disampaikan. Pada
observasi terhadap respon siswa ranah afektif, peneliti dibantu oleh
guru dan 2 teman sejawat untuk membantu mengamati. Jadi ditentukan
bahwa 1 orang observer mengamati 2 kelompok kecil. Proses observasi
dilakukan sesuai pedoman yang telah dibuat oleh peneliti.
Pada observasi kepuasan pembelajaran, peneliti membagikan
angket kepada siswa untuk menilai seberapa puas mereka terhadap

27
pembelajaran yang diterapkan. Hal ini dilakukan diakhir siklus terakhir
dilaksanakan. Data yang didapatkan pada teknik observasi ini
berbentuk data kuantitatif karena telah dikonversi menggunakan skala
Likert.
c. Tes
Metode ini dilakukan untuk mengukur pemahaman dan
kemampuan mengaplikasikan siswa setelah menerima materi ajar.
Pemahaman siswa diukur dengan pemberian soal secara lisan dan
tulisan berkaitan dengan bentuk dan fungsi tools. Tes-tes ini diberikan
untuk mengukur ranah kognitif siswa.
Selain itu, juga diberikan tes praktik yaitu kemampuan siswa
mengaplikasikan fungsi-fungsi tools yang telah dipelajari untuk
menggambar komponen bangunan. Tes ini diberikan untuk mengukur
kemampuan ranah psikomotorik siswa. Hasil dari tes ini merupakan
data berbentuk kuantitatif.
d. Catatan di lapangan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi berupa kegiatan-
kegiatan yang tidak terangkum dalam pedoman observasi yang dibuat
oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pelaksana tindakan
peneelitian menulis catatan lapangan.
2. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
a. Instrumen Kognitif
Peneliti menggunakan tes obyektif dan tes subyektif sebagai
instrumen untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa. Tipe tes
obyektif yang digunakan adalah multiple choise test dengan 4 alternatif
jawaban. Jumlah soal yang diberikan sebanyak 25 butir soal. Pemberian
nilai disesuaikan dengan kunci jawaban yang telah disiapkan.
Penskoran dilakukan sesuai aturan yaitu jawaban benar bernilai 1 dan
jawaban salah bernilai 0. Tes subyektif dilakukan secara lisan dengan

28
siswa menjawab adu cepat. Tes ini digunakan untuk mengukur respon
siswa setelah menerima materi yang disampaikan.
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen ranah kognitif
Jumlah
No Indikator Deskriptor No. Soal
Soal

Fungsi tools dasar


Disebutkan dan
(line, move, 1, 2, 3, 4, 5,
digambarkan
1 mirror, dll) 11 6, 7, 8, 9,
nama-nama tools
10, dan 11
dalam AutoCAD Bentuk tools

Dituliskan
kombinasi
Kombinasi
shortcut dan 12, 13, 14,
2 tombol shortcut 4
dituliskan fungsi dan 15
pada keyboard
kombinasi
shortcut

Dituliskan tombol
fungsi dan
Tombol fungsi 16, 17, 18,
3 dituliskan 5
pada keyboard 19, dan 20
kegunaan tombol
fungsi

Digambarkan Gambar 2
setengah setengah
21, 22, 23,
4 lingkaran dan lingkaran 5
24, dan 25
pondasi dalam
berbagai posisi Gambar pondasi

Sebelum instrumen diberikan kepada siswa, terlebih dahulu


dikonsultasikan kepada guru pengampu. Untuk mengetauhi kesahihan
dan validnya soal-soal, agar instrumen yang dimaksud dapat mengukur
secara tepat, maka dipakai cara Judgement Expert. Judgement expert
adalah penelaahan instrumen yang dilakukan oleh orang yang
berkompeten dibidang yang bersangkutan.
b. Instrumen Psikomotorik
Pengambilan data ranah psikomotorik ini menggunakan
analisis tugas, yaitu dengan memberikan siswa jobsheet komponen
bangunan yang akan digambar. Tujuan dari analisis tugas ini untuk

29
mengetahui kemampuan keterampilan siswa menggunakan fungsi-
fungsi dari tools dalam AutoCAD.
Penilaian ini terdiri dari dua aspek yaitu hasil akhir dan waktu
penyelesaian. Berikut adalah lembar penilaian siswa ranah
psikomotorik:
Tabel 2. Lembar penilaian gambar
Nilai
No Aspek Penilaian
Max Dicapai
Hasil akhir:
a. Garis 10
b. Skala 25
1 25
c. Konstruksi
d. Keterangan 15
e. Tata letak gambar 10
Waktu:
2
a. Kecepatan penyelesaian 15
5 Total Skor 100

F. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini, untuk mengolah data yang didapatkan digunakan
cara Teknik Analisis Deskriptif. Menurut Sugiyono (2010:169) analisis
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Analisis data secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui mean,
median, modus, dan mendeskripsikan karakteristik data serta efektifitas hasil
penelitian guna menjawab permasalahan deskriptif.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adi S. 2014. Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli. Diundut dari:


http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-
menurut-para-ahli/.

Arianto, Budi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Gambar Teknik
Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang. UNNES
Semarang: Tidak Diterbitkan..

Corey. 1986. Teori Pembelajaran. Bandung: Scolastik.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dodik Heru Setyawan. 2011. Pengertian dan Contoh Media Pembelajaran


Menurut Ahli Pendidikan. Diunduh dari: http://zonainfosemua.
blogspot.co.uk/ 2011/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html.

Kuarniawati, Fajar Ika. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ilmu Bangunan Pada
Siswa Kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta. UNS Surakarta: Tidak
Diterbitkan.

Meliyani. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk


Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMK.
UNIMED Medan: Tidak diterbitkan.

Pembukaan UUD 1945 Alinea 4

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Rawamangun-Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Sari, Anja Wulan. 2012. Belajar dan Model-model Pembelajaran. FPTK UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

31
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

32

Anda mungkin juga menyukai