Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN


(DUCTILITY OF BITUMINOUS MATERIALS)

4.1. Pendahuluan

Aspal adalah suatu bahan padat atau setengah padat, yang berwarna hitam sampai
coklat gelap. Dalam rekayasa perkerasan jalan, sesuai dengan sifatnya aspal
berfungsi sebagai perekat (cementitious). Menurut Young et al (1998) aspal
merupakan bahan yang thermoplastic atau suatu bahan yang sangat peka terhadap
temperatur, dimana akan melembek jika dipanaskan dan akan menjadi keras
kembali jika didinginkan. Hal ini yang menyebabkan sifat – sifat fisis aspal sangat
sensitif terhadap temperatur. Sifat fisis aspal merupakan hal mendasar yang
berpengaruh pada performance aspal dalam campuran perkerasan. Pada campuran
beraspal, sifat fisis aspal sangat berpengaruh pada perencanaan dan produksi.
Sehubungan dengan hal–hal tersebut diatas, maka serangkaian pengujian
laboratorium harus diperiksa untuk mengetahui apakah sifat fisis aspal, yakni:
durabilitas, adhesi dan kohesi, kepekaan terhadap temperatur (Jeanely Rangkang
F. S., 2013).

Daktilitas merupakan salah satu sifat fisis aspal. Daktilitas adalah nilai
keelastisitasan aspal, dinyatakan dengan hasil rata-rata panjang aspal dalam satuan
cm, sebagai akibat dari ditariknya aspal yang berada dalam cetakan daktilitas
pada kedudukan benda uji dalam alat penguji daktilitas, dengan kecepatan yang
teratur, yakni 50 mm/detik pada suhu 25º C sampai putus, kemudian diukur jarak
antara kedua dudukan benda uji normal pada saat benda uji putus (cm) (Jeanely
Rangkang F. S., 2013).

Pengujian daktilitas dibutuhkan untuk mengetahui sifat kohesi dan plastisitas


aspal yang diwujudkan dalam bentuk kemampuannya untuk ditarik yang
memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100 cm) tanpa
putus.

KELOMPOK 4C
4.2. Tujuan Percobaan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekenyalan aspal yang dinyatakan


dengan panjang pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus.

4.3. Alat dan Bahan Percobaan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum daktilitas bahan-bahan bitumen
adalah sebagai berikut:
1. Cetakan kuningan

Gambar 4.1. Cetakan Kuningan


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
2. Pelat alas cetakan

Gambar 4.2. Pelat Alas Cetakan


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
3. Mesin uji daktilitas

Gambar 4.3. Mesin Uji Daktilitas


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
4. Alat pemanas

Gambar 4.4. Alat Pemanas


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
5. Termometer

Gambar 4.5. Termometer


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
6. Aspal

Gambar 4.6. Aspal


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
7. Air garam

Gambar 4.7. Air Garam


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
8. Gliserin

Gambar 4.8. Gliserin


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
4.4. Landasan Teori

Daktilitas atau kekenyalan aspal adalah kohesi dari partikel – partikel aspal yang
berusaha untuk terus bersatu agar tidak sampai terlepas satu sama lainnya, dimana
keadaan lepasnya antara partikel aspal tersebut disebut kondisi putus. Daktilitas
aspal sangat diperlukan dalam suatu campuran bahan perkerasan jalan dengan
aspal sebagai bahan perekat dari agregat yang ada. Gaya kohesi dari aspal tersebut
merupakan usaha untuk mempertahankan agregat tetap di tempatnya dan tidak
sampai terlepas, sehingga semakin tinggi nilai daktilitas aspal maka akan semakin
baik mutu aspal tersebut sebagai bahan perekat atau pengikat campuran bahan
perkerasan jalan.

Pengujian benda uji dilakukan di dalam bak perendam pada suhu 25±0,5°C ditarik
dengan menggunakan mesin uji dengan kecepatan 5 mm/menit (dengan toleransi
± 5%) sampai benda uji putus. Pada pengamatan, benda uji ditarik menggunakan
alat uji sampai melebihi dari batas ukur alat uji. Benda uji tersebut tidak putus.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik bahan
bitumen yaitu kekenyalan yang diwujudkan dalam bentuk kemampuannya untuk
ditarik yang memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100
cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah melewat jarak 100
cm, maka dianggap bahan ini memiliki sifat daktilitas yang tinggi.

KELOMPOK 4C
4.5. Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.


1. Memanaskan bitumen hingga cair. Pemanasan dilakukan sampai suhu
80°C - 100°C di atas titik lembek.

Gambar 4.9. Memanaskan Aspal hingga Cair


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
2. Menyiapkan susunan cetakan kuningan dan pasang bagian-bagian
cetakan, lalu lapisi cetakan dengan gliserin dan seluruh plat alas cetakan.

Gambar 4.10. Menyiapkan Susunan Cetakan


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
3. Menuangkan bitumen ke dalam cetakan kuningan dari ujung ke ujung
hingga penuh, lalu diamkan pada suhu ruangan selama 30-40 menit.

Gambar 4.11. Menuang Aspal ke dalam Cetakan


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
4. Memasukkan sampel pada bak perendam. Rendam sampel selama 30 menit.

Gambar 4.12. Merendam Sampel


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
5. Kemudian, keluarkan sampel dari bak perendam. Lepaskan sampel dari
cetakan kuningan.

Gambar 4.13. Melepaskan Cetakan


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
6. Memasukkan sampel yang telah dilepaskan dari cetakan kuningan ke
dalam mesin daktilitas.

Gambar 4.14. Memasukkan Sampel ke Mesin Uji


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021
7. Jalankan mesin daktilitas sehingga akan menarik sampel secara teratur
dengan kecepatan 5 cm/menit sampai sampel terputus. Baca jarak yang
didapat oleh panjang sampel hingga terputus.

Gambar 4.15. Memulai Mesin Uji Daktilitas


Sumber: Video Praktikum PPJ, 2021

KELOMPOK 4C
4.6. Data Hasil Percobaan

Data hasil percobaan yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Data Hasil Percobaan
Daktilitas Pada Suhu 25°C, 5 Pembacaan Pengukuran Pada Alat
cm/menit (mm)
Pengamatan I 760
Pengamatan II 1060
Pengamatan III 740
Pengamatan IV 1400
Pengamatan V 1100
Rata-rata 1012
Sumber: Data Hasil Percobaan

4.7. Analisis

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, didapat data hasil percobaan yaitu pada
pengamatan I sebesar 760 mm, pengamatan II sebesar 1060 mm, dan pada
pengamatan III sebesar 740 mm, pengamatan IV sebesar 1400 mm, pengamatan V
sebesar 1100 mm. Kemudian, dari kelima pengamatan tersebut diperoleh hasil
panjang rata-rata sebesar 1012 mm. Hasil panjang rata-rata ini telah memenuhi
standar uji daktilitas SNI 2432:2011, yaitu lebih dari 100 cm tanpa putus.

4.8. Simpulan

Simpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.


1. Pada praktikum kali ini diperoleh panjang rata-rata dari daktilitas pada suhu
25°C, 5 cm/menit sebesar 1012 mm.
2. Aspal yang didapat sesuai dengan standar SNI 2432:2011.
3. Semakin tinggi nilai daktilitas yang diperoleh maka, kualitas aspal akan
semakin bagus.

KELOMPOK 4C
4.9. Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari praktikum kali ini, sebagai berikut.
1. Praktikan harus lebih teliti dalam mengolah data sekunder.
2. Sebelum melakukan perhitungan ada baiknya praktikan sudah memahami
materi dengan baik.
3. Diharapkan praktikum dapat dilaksanakan secara efektif.

KELOMPOK 4C
DAFTAR PUSTAKA

Rangkang, Jeanely F. S., 2013. Pengaruh Pemanasan Berulang Terhadap Sifat


Fisis Aspal. Manado: Politeknik Negeri Manado.
Standar Nasional Indonesia (SNI), Cara Ujia Daktilitas Aspal. SNI 2432:2011
Young Francis J., Mindess Sidney, Gray Robert J., Bentur Arnon, 1998. The
Science and Technology of Civil Engineering Materials. Prentice Hall Upper
River, New Jersey 07458 USA.

KELOMPOK 4C

Anda mungkin juga menyukai