Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN TITIK LEMBEK

Titik lembek adalah temperature dimana suatu lapisan aspal setebal 5 mm


akan melunak sepanjang 25,4 mm saat diberikan beban berupa bola baja
berdiameter 9,35 mm seberat 3,5 mg (SNI 2434:2011)
Tujuan dari pengujian ini untuk menentukan angka titik lembek aspal yang
berkisar 30°C sampai 157°C dengan cara Ring and Ball. Menurut SK SNI
06 2434 1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara 46 oC-54oC.Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengujian titik lembek yaitu kualitas dan jenis cairan
penghantar,Berat bola besi,Jarak antara ring dengan aspal pelat besi dan Besarnya
suhu pemanasan.
Berdasarkan pengujian di Laboratorium Teknik Perkerasan Jalan Teknik
Sipil UMY, diperoleh nilai titik lembek benda uji I yaitu 54°C pada waktu 379
detik dan pada benda uji II yaitu 55°C pada waktu 389 detik, yang berarti bahwa
kedua benda uji tersebut memenuhi syarat titik lembek SNI yaitu min 48°C .

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi aspal yang telah dilakukan,
diperoleh data sebagai berikut:
1. Benda Uji I : 54°C
2. Benda Uji II : 55°C
REFERENSI
Badan standarisasi Nasional, SNI 06 2434 1991: Metode Pengujian Titik Lembek
Aspal Dan Ter
Badan Standarisasi Nasional. SNI 2434 2011 : Cara Uji Titik Lembek Aspal
Dengan Alat Cincin Dan Bola (Ring And Ball).
Pembahasan Kelekatan
Kelekatan agregat terhadap aspal adalah presentase luas permukaan
agregat yang diselimuti aspal terhadap permukaan agregat (SNI 2439:2008).
Menurut (SNI 2439:2008) Pengujian ini bertujuan untuk menguji
ketahanan penyelimutan film aspal pada permukaan suatu agregat. Adapun faktor
yang mempengaruhi kelekatan adalah Pori-pori dan absorb, Bentuk dan tekstur
permukaan, Ukuran butiran dan Agregat berbentuk kubus kubus dan kasar lebih
mengikat aspal dari pada agregat berbentuk bulat dan halus.
Berdasarkan pengujian di laboratorium Teknik Perkerasan Jalan Teknik
Sipil UMY, dari hasil pengujian didapatkan nilai presentase lolos permukaan
agregat total yang dapat dilihat dan masih diselimuti aspal pada benda uji I
sebesar 95% dan benda uji II sebesar 96%. Sehingga rata-rata sebesar 95,5%
maka dari hasil pengujian tersebut telah memenuhi syarat kelekatan agregat
terhadap aspal minimum 95%.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi aspal yang telah dilakukan,
diperoleh data sebagai berikut:
1. Benda uji I : 95%
2. Bneda uji II : 96%
3. Rata-rata : 95,5%

REFERENSI
Badan standarisasi Nasional, SNI 03-2439-1991: Metode Pengujian Kelekatan
Agregat Terhadap Aspal, Jakarta.
Badan standarisasi Nasional, SNI 2439:2008: Tentang Cara Uji Penyelimutan dan
Pengelupasan Pada Campuran Agregat Aspal, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai