Anda di halaman 1dari 10

BAB I

ANALISIS GRADASI BUTIRAN AGREGAT HALUS

A. PENDAHULUAN
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butir dari suatu agregat. Agregat
halus ialah agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 4,8 mm
atau 4,75 mm atau 5,0 mm (Mulyono, 2003). Bila butir-butir agregat
mempunyai ukuran butir yang sama (seragam) maka volume porinya besar dan
kemampatannya rendah. Sebaliknya, apabila ukuran butirnya bervariasi maka
volume porinya rendah dan kemampatannya tinggi. Sehingga, hal tersebut
perlu diadakan pemeriksaan gradasi agregat dalam pembuatan beton.
Modulus Halus Butir (fineness modulus) ialah suatu indeks yang dipakai
untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat. Modulus
halus butir (MHB) ini didefinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari butir-
butir agregat yang tertinggal diatas suatu set ayakan dan kemudian dibagi
dengan seratus. Semakin besar nilai modulus halus menunjukan bahwa makin
besar butir-butir agregatnya. Pasir dikelompokkan berdasarkan gradasi
kekasaran butirannya menjadi beberapa daerah seperti tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1. Gradasi kekasaran pasir
Lubang % Berat Butir Lolos Saringan
(mm) Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3 Daerah 4
10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Sumber: Ir.Kardiyono Tjokrodimuljo, M.E. Teknologi Beton. 2007
B. TUJUAN
1. Mengetahui daerah gradasi pasir yang nantinya berfungsi dalam
pembuatan mix design beton.
2. Mengetahui nilai modulus halus butir pasir tersebut.

C. BENDA UJI
Benda uji berupa pasir yang lolos saringan no. 3/16 sebanyak 1000 gram.

D. ALAT-ALAT
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda yang ditimbang.
2. Oven dengan temperatur 100ºc - 110ºc.
3. Mesin penggerak ayakan (shave shaker machine).
4. Satu set ayakan yang terdiri dari lubang saringan dengan nomor : 4, 8, 16,
30, 50, 100, dan pan.
5. Tempat penampung pasir dan sikat pembersih ayakan.

E. PELAKSANAAN
1. Pasir yang akan diperiksa dikeringkan dengan oven pada suhu (110±5)0c
sampai beratnya tetap kemudian diambil sampel sebanyak (±1000 gram)
2. Ayakan diatur menurut susunannya yaitu saringan dengan nomor 4, 8, 16,
30, 50, 100, dan pan.
3. Pasir disaring dengan ayakan yang telah disusun dengan menggunakan
mesin penggerak ayakan selama 15 menit.
4. Butiran yang tertahan pada masing-masing saringan kemudian ditimbang
untuk mencari modulus halus butir pasirnya.
F. HASIL PENGUJIAN
Tabel 1.2. Hasil pengujian analisa saringan
Lubang Berat Tertahan
(mm) (gram)
No.4 (4,8 mm) 10
No.8 (2,4 mm) 89
No.16 (1,2 mm) 181
No.30 (0,6 mm) 206
No.50 (0,3 mm) 223
No.100 (0,15 mm) 208
Pan 83
Total 1000
Sumber : Data Praktikum Teknologi Bahan 2022
G. ANALISIS HITUNGAN
1. Analisis Hitungan Pengujian 1
a. Persen Berat Tertahan
1) Berat Tertahan Ayakan No. 4 (4,8 mm)

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

10
= × 100%
1000

= 1%

2) Berat Tertahan Ayakan No. 8 (2,4 mm)

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

89
= × 100%
1000

= 8,9%

3) Berat Tertahan Ayakan No. 16 (1,2 mm)

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

181
= × 100%
1000

= 18,1%

4) Berat Tertahan Ayakan No. 30 (0,6 mm)

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

206
= × 100%
1000

= 20,6%
5) Berat Tertahan Ayakan No. 50 (0,3 mm)

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

223
= × 100%
1000

= 12,3%

6) Berat Tertahan Ayakan No. 100

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

208
= × 100%
1000

= 20,8%

7) Berat Tertahan Ayakan pada Pan

Berat Tertahan per Nomer Saringan (gram)


= × 100%
Jumlah Berat Total (gram)

83
= × 100%
1000

= 8,3%

Berat Berat
Berat Berat
No. Tertahan Lolos
Ukuran Tertahan Tertahan
Saringan Komulatif Komulatif
(gram) (%)
(%) (%)
No.4 (4,8 mm) 10 1 1 99,0
No.8 (2,4 mm) 89 8,9 9,9 90,1
No.16 (1,2 mm) 181 18,1 28,0 72,0
No.30 (0,6 mm) 206 20,6 48,60 51,4
No.50 (0,3 mm) 223 22,3 70,9 29,1
No.100 (0,15 mm) 208 20,8 91,7 8,3
Pan 83 8,3 100 0
Total 1000 100 350,1 349,9
Sumber : Data Praktikum Teknologi Bahan, 2022
b. Modulus Halus Butir (MHB)

Jumlah Berat Tertahan Komulatif (%)


=
Jumlah Berat Tertahan (%)

250,1
=
100

= 2,501
H. PEMBAHASAN
Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat.
Gradasi diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm,
1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,15 mm. (Masherni & Amran, 2020).Nilai
modulus kehalusan dapat diperoleh dari jumlah komulatif persentase yang
tertahan dalam suatu susunan saringan dibagi 100. Semakin besar finnes
modulus menunjukkan semakin kasar suatu agregat. Bedasarkan hasil penelitian
yang diperoleh analisa gradasi agregat campuran termasuk ke dalam kelompok
pasir agak kasar (Terhadap et al., n.d.)Dari pengujian analisis gradasi butiran
agregat halus, didapatkan hasil dari analisis hitungan sebagai berikut:
Tabel 1.3 Hasil Analisis Hitungan
Berat Berat
Berat Berat
No. Tertahan Lolos
Ukuran Tertahan Tertahan
Saringan Komulatif Komulatif
(gram) (%)
(%) (%)
No.4 (4,8 mm) 10 1 1 99,0
No.8 (2,4 mm) 89 8,9 9,9 90,1
No.16 (1,2 mm) 181 18,1 28,0 72,0
No.30 (0,6 mm) 206 20,6 48,60 51,4
No.50 (0,3 mm) 223 22,3 70,9 29,1
No.100 (0,15 mm) 208 20,8 91,7 8,3
Pan 83 8,3 100 0
Total 1000 100 332,9 367,15
Sumber : Data Praktikum Teknologi Bahan, 2022

Dalam pengujian ini, metode pengujian yang dilakukan kelompok kami


memenuhi kriteria daerah gradasi “Daerah 2”. Dikarenakan pada praktikum
ini termasuk pada daerah gradasi No.2, maka pasir yang diuji lolos seperti
yang direncanakan dan telah sesuai standar yang telah diatur dalam SNI
ASTM c136-2012. Menurut SII ) 0052-80 batas modulus halus butir adalah
1,5,-3,8, sedangkan hasil pengujian yang diperoleh sebesar 3.433. Sehingga
nilai modulus halus butiran masuk dalam spesifikasi.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum di laboratorium, hasil pengujian
didapatkan nilai sebagai berikut:

1. Persen berat tertahan:


No. 4 (4.8 mm) =1%
No. 8 (2.4 mm) = 8,9%
No. 16 (1.2 mm) = 18.1%
No. 30 (0.6 mm) = 20,6%
No. 50 (0.3 mm) = 22,3%
No. 100 (0.15 mm) = 20,8%
Pan = 8,3%
2. Modulus Halus Butir (MHB) = 3.329
3. Berat lolos kumulatif:
No. 4 (4.8 mm) = 99.9%
No. 8 (2.4 mm) = 90,1%
No. 16 (1.2 mm) = 72.0%
No. 30 (0.6 mm) = 51.4%
No. 50 (0.3 mm) = 29,1%
No. 100 (0.15 mm) = 8,3%
Pan =0%
J. REFERENSI
Besouw, G. V., Manoppo, M. R. E., & Palenewen, S. C. N. (2019). Pengaruh Modulus
Kehalusan Agregat terhadap Penentuan Kadar Aspal pada Campuran Jenis AC-
WC. Jurnal Sipil Statik, 7(4), 481–490.
Masherni, M., & Amran, Y. (2020). Analisis Kuat Tekan Beton Menggunakan Bahan
Lapangan Dengan Campuran Adiktif Dan Tanpa Adiktif Pada Beton Mutu K. 300.
Jurnal Tapak (Teknologi Aplikasi Konstruksi) Jurnal Program Studi Teknik Sipil,
10(1), 95–104.
https://www.ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/article/view/1331%0Ahttps:/
/www.ojs.ummetro.ac.id/index.php/tapak/article/download/1331/900
Terhadap, G., Tekan, K., Tarik, D. A. N., & Beton, B. (n.d.). UNIVERSITAS ALMUSLIM
ISSN 2407 - 8123 Volume 6 , No 2 , Juli 2022. 6(2), 39–54.
KETERANGAN
NILAI ASISTEN NILAI DOSEN

Tanggal: Tanggal:
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai