TUJUAN
TEORI
Setiap gas sampai tingkat tertentu akan larut dalam cairan. Laju pelarutan gas dalam cairan akan
bergantung pada berbagai factor, seperti : suhu, tekanan, dan luas permukaan kontak antara gas dan
cairan. Untuk menyatakan derajat kelarutan gas dalam cairan pada suhu dan tekanan tertentu, biasanya
digunakan koefisien absorbs Bunsen. Koefisien ini didefinisikan sebagai volume gas (dalam liter) pada
keadaan STP yang dapat menjenuhkan satu liter larutan ketika gas dengan tekana parsial 1 atm
bersentuhan dengan cairan. Karena 1 mol gas ideal pada STP mempunyai volume 22,4 liter, kelarutan
gas dalam mol per liter pada 1 atm adalah
Menurut hukum Henry, massa gas yang akan larut dalam jumlah tertentu cairan pada suhu
tertentu akan sebanding dengan tekanan gas tersebut diatas permukaan cairan. Untuk campuran gas
yang terdapat dipermukaan suatu cairan, massa tiap gas yang akan larut dalam sejumlah tertentu cairan
pada suhu tertentu akan sebanding dengan koefisien absorbs Bunsen dan tekanan parsial masing –
masing gas. Karena volume gas dalam keadaan STP lebih mudah diukur dari pada massanya, hukum
Henry biasanya diyatakan sebagai :
S=KaP
Dengan : S : Kelarutan gas dinyatakan dalam volue gas terlarut (pada STP) dalam satuan
volume cairan bila diukur pada suhu T 0C
K : konstanta
Hukum Henry hanya berlaku untuk gas ideal. Penyimpangan hukum Henry pada tekanan rendah
(pada tekanan rendah kebanyakan gas akan bersifat ideal) menunjukkan interaksi fisik (missal
peggabungan molekul) atau interaksi kimia (misalnya reaksi kimia antara gas dan cairan). Dalam larutan
dengan pelarut air, kelarutan gas berbanding terbalik dengan suhu. Hal ini kebanyakan gas mempunyai
panas pelarut yang mempunyai panas pelarut yang bernilai positif.
Pada tekanan sedang kebanyakan gas hanya larut sebagian dalam zat cair tertentu. Sebagai
contoh pada 250C dan tekanan parsial 1 atm, kelarutan (fraksi mol, nitrogen dalam sikloheksana adalah
7,6 x 10-4, dan pada air adalah 0,18 x 10-4, untuk suatau gas yang kelarutannya kecil dan pada tekanan
yang tinggi berlaku persamaan sebagai berikut :
Dengan :
P : tekanan
V2∞ : volume molar parsial zat terlarut 2 pada pengenceran tak terhingga pada fase cair
R : tetapan gas
Volume molal parsial V∞ gas dalam larutan zat cair pada 250C dalam satuan cm3/mol adalah sebagai
berikut :
Dengan P vp2 adalah tekanan uap zat terlarut pada temperature system T. Kelarutan ideal merupakan
system temperature, tetapi tidak bergantung pada pelarut. Tabel berikut menginformasikan kedapat
larutan gas dalam beberapa pelarut cair pada 25 0C dan tekanan parsial 1 atm.
Dengan H2,camp adalah tetapan Henry untuk zat terlarut 2 dalam pelarut campran dan H 2,l tetapan Henry
untuk zat terlarut 2 dalam pelarut l, semua dalam temperature system. Fraksi mol x, diambil dalam
keadaan tidak ada zat terlarut.
BAHAN KERJA
1. Aquadest
2. ……
3. ……
ALAT KERJA
1. Airator
2. Gelas beker 100ml
3. Seperangkat DO-meter
4. Termometer
5. Pendingin
6. Tisue
LANGKAH KERJA
1. Membran dibilas dengan aquadest dan dikeringkan dengan tissue secara perlahan dan hati –
hati sesuai petunjuk asisten
2. DO-meter dikalibrasi dan disetting susuai petunjuk penggunaan alat
3. Analit dimasukkan kedama gelas beker dan dicelupkan elektroda kedalam Analit tersebut
4. Hasil digital yang muncul pada layar dicatat
5. Langkah 3 dan 4 dilakukan lag dengan variasi suhu dan lamanya Airator
DATA PERCOBAAN