Anda di halaman 1dari 21

BAB VIII

KESETIMBANGAN KIMIA
KERANGKA ISI
Struktur Atom

Ikatan Kimia

Stoikiometri

Wujud Zat

Kesetimbangan
Kimia

Kinetika Kimia

Termokimia

Larutan

KOMPETENSI
1. Memahami tentang konsep kesetimbangan kimia, cara menyatakan konstanta

kesetimbangan kimia
2. Memahami manfaat konstanta kesetimbangan
3. Memahami perhitungan konsentrasi dalam reaksi kesetimbangan
4. Memahami konsep kesetimbangan yang melibatkan kelarutan padatan ionik dan Ksp
5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan

DESKRIPSI
Pada materi struktur atom akan dijelaskan tentang definisi, sejarah dan bagian-bagiannya
serta perkembangan teori atom. Selain itu tentang gambaran model-model atom, struktur
atom, sifat dan karakteristik atom, serta mengetahui konsep bilangan kuantum, sistem
orbital dan konfigurasi elektron. Susunan periodik mulai golongan, periode, jari jari,
dan klasifikasi unsur dalam sistem periodik serta sifat sifat periodik unsur.
RELEVANSI
Bab ini merupakan materi paling dasar untuk dapat mempelajari bab bab selanjutnya.
Di mana bab ini akan menjelaskan tentang atom yang merupakan bagian dari ilmu kimia
yang paling dasar.
8.1. PENDAHULUAN
Pada umumnya ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi berlangsung
dan konsentrasi pereaksipun berkurang. Dalam banyak hal, setelah waktu tertentu reaksi

dapat berkesudahan, yaitu semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak
berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk
reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai
kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi bereaksi membentuk
kembali pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan
laju reaksi sebaliknya bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi
produk reaksi bertambah.
Dalam bahasan berikut ini kita akan membicarakan beberapa jenis reaksi
kesetimbangan yang berbeda-beda, pengertian kesetimbangan dan hubungannya dengan
konstanta kecepatan reaksi, serta faktor-faktor yang dapat mengganggu suatu sistem
kesetimbangan.
8.2. KONSEP KESETIMBANGAN
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah
reaksi dapat balik (reversible). Pada awal suatu reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah
pembentukan produk. Sesaat setelah produk terbentuk, pembentukan reaktan dari produk
juga mulai berjalan. Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan
konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah dengan bertambahnya waktu maka
dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah dicapai.
Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda
sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut
kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Penguapan air dalam
bejana tertutup adalah suatu jenis kesetimbangan fisika. Dalam peristiwa ini, jumlah
molekul air yang meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah molekul yang
kembali ke fase cair.

Perhatian para kimiawan kebanyakan tercurah pada proses kesetimbangan kimia,


misalnya reaksi dapat balik yang melibatkan nitrogen dioksida (NO 2) dan dinitrogen
tetraokisida (N2O4) yang dinyatakan seperti berikut:

Kemajuan reaksi ini mudah dimonitor karena N 2O4 adalah suatu gas tak
berwarna, sedangkan NO2 adalah gas berwarna coklat tua.
Andaikan sejumlah tertentu gas N2O4 diinjeksikan ke dalam labu tertutup maka
segera tampak warna coklat yang menunjukkan terbentuknya molekul NO2. Intensitas
warna terus meningkat dengan berlangsungnya peruraian N2O4 terus-menerus sampai
kesetimbangan tercapai. Pada keadaan ini, tidak ada lagi perubahan warna yang teramati.
Secara eksperimen kita juga dapat mendapatkan keadaan kesetimbangan di mana gas
NO2 murni sebagai starting material (bahan baku), atau dengan suatu campuran antara
gas NO2 dan gas N2O4. Tabel 6.1. memperlihatkan beberapa data eksperimen pada 25oC
untuk reaksi-reaksi tersebut.

NO2

N2O4
NO2

tk
Waktu
(a)

K o n s e n tra s i

N2O4

K o n s e n tra s i

K o n s e n tra s i

N2O4

NO2

tk

tk

Waktu
(b)

Waktu
(c)

Gambar 8.1 Perubahan konsentrasi NO2 dan N2O4 dengan waktu, (a) mula-mula hanya
NO2 yang ada, (b) mula-mula hanya N2O4 yang ada, (c) mula-mula yang ada
adalah campuran NO2 dan N2O4.
Analisis data pada kesetimbangan memperlihatkan bahwa meskipun harga
perbandingan [NO2]/[N2O4] tidak teratur, namun harga perbandingan [NO 2]2/[N2O4]
memberikan hasil yang hampir konstan dengan harga rata-rata adalah 4,63 x 10 -3. Oleh
karena harga konstanta ini berkaitan dengan situasi kesetimbangan maka konstanta ini
disebut konstanta kesetimbangan untuk reaksi pada 25 oC.

Tabel 8.1 Data sistem NO2N2O4 pada 25oC


Konsentrasi
mula-mula
(M)

Konsentrasi pada
kesetimbangan
(M)

[NO2]
0,0000

[N2O4]
0,6700

[NO2]
0,0547

[N2O4]
0,6430

Harga perbandingan
konsentrasi pada
kesetimbangan
[ NO 2 ]
NO2 2
[ N 2O4 ]
N 2O 4
0,0851
4,65 x 10-3

0,0500

0,4460

0,0457

0,4480

0,1020

4,66 x 10-3

0,0300

0,5000

0,0475

0,4910

0,0967

4,60 x 10-3

0,0400

0,6000

0,0523

0,5940

0,0880

4,60 x 10-3

0,2000

0,0000

0,0204

0,0898

0,2270

4,63 x 10-3

NO2 2
N 2 O4

4,63 10 3

...................... (5.1)

Harus diingat bahwa pangkat 2 untuk [NO2] dalam pernyataan ini adalah sama
dengan koefisien stoikiometri untuk NO2 dalam persamaan reaksi dapat balik.
Kita dapat membuat menjadi lebih umum pembicaraan ini dengan meninjau
reaksi dapat balik berikut:

aA + bB

cC + dD

di mana a, b, c, dan d adalah koefisien-koefisien stoikiometri untuk spesiesspesies kimia A, B, C, dan D. Konstanta kesetimbangan reaksi pada temperatur tertentu
adalah:
K

C c D d
A a B b

.......................(5.2)

Persamaan (5.2) adalah suatu bentuk matematika hukum aksi massa yang
diusulkan oleh Cato Gulberg dan Peter Waage pada tahun 1864.
8.3. CARA MENYATAKAN KONSTANTA KESETIMBANGAN
Konsep konstanta kesetimbangan sangat penting dalam ilmu kimia. Konsep ini
digunakan sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan stoikiometri yang
melibatkan sistem kesetimbangan. Untuk menggunakan konstanta kesetimbangan, kita

harus mengetahui cara menyataSkannya dalam konsentrasi-konsentrasi reaktan dan


produk. Oleh karena konsentrasi reaktan dan produk dapat dinyatakan dalam beberapa
jenis satuan, dan fase spesies pereaksi tidak selalu sama maka dimungkinkan ada lebih
dari satu cara untuk menyatakan konstanta kesetimbangan dari reaksi yang sama.
8.3.1. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah reaksi dalam mana semua spesies pereaksi ada
dalam fase yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fase gas adalah
peruraian N2O4. Konstanta kesetimbangannya dinyatakan dalam persamaan:
2

NO2
Kc
N 2 O4

...................... (5.3)

Kc adalah konstanta kesetimbangan di mana konsentrasi pereaksi-pereaksi


dinyatakan dalam mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk gas dapat dinyatakan
dalam tekanan parsialnya {ingat: P = (n/V)RT }. Jadi untuk proses kesetimbangan
N2O4 (g)

2 NO2(g)

hukum aksi massanya dapat dituliskan sebagai berikut:


KP

2
PNO
2

...............(5.4)

PN 2O4

di mana PNO2 dan PN 2 O 4 masing-masing adalah tekanan parsial (dalam atm) NO2 dan N2O4.
Indeks KP memberikan informasi bahwa konsentrasi dinyatakan dalam tekanan.
8.3.2 Hubungan antara Kc dan KP
Umumnya Kc tidak sama dengan Kp karena tekanan parsial reaktan dan produk
tidak sama dengan konsentrasinya yang dinyatakan dalam mol per liter. Hubungan
sederhana antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai berikut. Andaikan suatu reaksi
kesetimbangan dalam fase gas
aA

bB

di mana a dan b adalah koefisien stoikiometri. Konstanta kesetimbangan Kc dinyatakan

dengan

Kc

B b
A a

dan pernyataannya untuk Kp adalah


Kp

PBb
PAa

di mana PA dan PB masing-masing adalah tekanan parsial A dan B. Bila gas


dianggap bersifat ideal maka
PAV = nART
PA

n A RT
V

di mana V adalah volume wadah dalam satuan liter. Demikian pula


PBV = nBRT

PB

nB RT
V

Dengan mengganti hubungan ke dalam pernyataan Kp maka diperoleh persamaan

Kp

n B RT

n A RT

nB

nA

RT ba

Sekarang nA/V dan nB/V mempunyai satuan mol/L dan dapat dinyatakan dengan
[A] dan [B], sehingga
Kp

RT n
a
A
n
K c RT

.........(5.5)

di mana n = b - a
= (mol gas produk) - (mol gas reaktan)
Oleh karena tekanan biasanya dinyatakan dalam atm maka harga R yang
digunakan adalah 0,0821 L atm mol-1 K-1, dan kita dapat menulis hubungan antara Kp dan
Kc sebagai

Kp = Kc(0,0821 T)n

................................ (5.6)

Umumnya Kp Kc kecuali dalam hal khusus jika n = 0.


Contoh soal 1 :
Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 25oC untuk reaksi
N2O4 (g)

2 NO2(g)

adalah 4,63 x 10-3. Berapakah harga Kp pada temperatur tersebut ?.


Jawab:
Dari persamaan (5.6) kita dapat menulis
Kp = Kc(0,0821 T)n
Oleh karena T = 298 K dan n = 2 - 1, maka kita mempunyai
Kp = (4,63 x 10-3)(0,0821 x 298)
= 0,113
8.3.3. Kesetimbangan Heterogen
Reaksi dapat balik yang melibatkan reaktan dan produk berbeda fase disebut
kesetimbangan heterogen. Sebagai contoh, jika kalsium karbonat dipanaskan dalam
suatu bejana tertutup maka akan tercapai kesetimbangan seperti berikut:
Konstanta kesetimbangan dari reaksi kesetimbangan ini diharapkan seperti
'
berikut: K c

CaO CO2
CaCO3

....................... (5.7)

Oleh karena CaCO3 dan CaO adalah padatan murni, maka konsentrasinya
dianggap tidak berubah selama reaksi berjalan. Melalui penataan ulang persamaan (5.7)
maka diperoleh:

CaCO3 K ' CO
2
CaO c

.................. (5.8)

'
Oleh karena [CaCO3] dan [CaO] konstan dan K C adalah suatu konstanta

kesetimbangan maka semua suku yang ada di sebelah kiri persaamaan (5.8) adalah
konstanta.

[CaCO 3 ] '
Kc Kc [ CO 2 ]
[CaO]
di mana Kc adalah konstanta kesetimbangan baru yang tidak tergantung pada banyaknya
CaO dan CaCO3 yang ada. Kita dapat juga menyatakan konstanta kesetimbangan sebagai
berikut:
K p PCO2

................................. (5.9)

Dalam hal ini konstanta kestimbangan adalah suatu bilangan yang sama dengan
tekanan CO2.
8.3.4. Bentuk K dan Persamaan Reaksi
Ada dua hukum yang berkenaan dengan konstanta kesetimbangan.
1. Jika suatu persamaan reaksi dapat-balik dituliskan dalam arah yang berlawanan
maka konstanta kesetimbangan menjadi kebalikan dari kontanta kesetimbangan
semula. Jadi jika kesetimbangan NO2N2O4 dituliskan seperti:

maka
Kc

NO 2 2 4,63 10 3
N 2O 4

Selanjutnya, jika kesetimbangan dituliskan seperti berikut :

maka konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan


K c'

N 2 O4
NO2 2

1
1

216
K c 4,63 10 3

Terlihat bahwa Kc = 1/Kc atau KcKc = 1,00. Konstanta-konstanta Kc dan Kc


keduanya adalah konstanta kesetimbangan yang valid, tetapi kita belum bisa menentukan
bahwa konstanta kesetimbangan untuk sistem reaksi NO 2N2O4 adalah 4,63 x 10-3 atau
216, kecuali jika kita telah menetapkan bagaimana penulisan persamaan reaksinya.

2.

Harga konstnata kesetimbangan K juga tergantung pada bagaimana persamaan


kesetimbangan diseimbangkan.

K c'

NO2
N 2 O4 1 / 2

Sedangkan kalau persamaan dituliskan seperti berikut:


N2O4(g)

2 NO2(g)

maka
2

NO2
Kc
N 2 O4

Terlihat bahwa
K c' K c

8.4. MANFAAT KONSTANTA KESETIMBANGAN


Umumnya konstanta kesetimbangan dapat membantu kita dalam memprakirakan
ke arah mana campuran reaksi dapat berjalan untuk mencapai kesetimbangan, dan untuk
menghitung konsentrasi reaktan-reaktan dan produk-produk saat keadaan kesetimbangan
telah tercapai.
8.4.1 Prakiraan Arah Suatu Reaksi
Konstanta kestimbangan Kc pada 430oC untuk reaksi di bawah adalah 54,3.
H2(g) + I2(g)
2HI(g)
Di dalam suatu percobaan pada 430oC, ke dalam wadah 1,00 L ditempatkan 0,243
mol H2; 0,146 mol I2 dan 1,98 mol HI. Akankah dalam reaksi tersebut membentuk H2 dan
I2, atau HI lagi ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita harus memasukkan
harga konsentrasi-konsentrasi zat awal ke dalam pernyataan konstanta kesetimbangan
seperti berikut:

HI o2
H 2 o I2 o

111

di mana indeks o menyatakan konsentrasi awal. Oleh karena hasil bagi [HI]o2/[H2]o[I2]o
lebih besar daripada Kc (54,3), berarti sistem ini belum mencapai kesetimbangan.
Akibatnya beberapa HI akan bereaksi membentuk H2 dan I2. Jadi reaksi berjalan dari
kanan ke kiri untuk mencapai kesetimbangan.
Kuantitas yang diperoleh melalui pemasukan harga konsentrasi awal spesiesspesies ke dalam pernyataan konstanta kesetimbangan disebut hasil bagi reaksi (Qc).
Untuk menentukan arah pergeseran reaksi untuk mencapai kesetimbangan, kita harus
membandingkan harga Qc dengan Kc. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi:
1.

Q c > Kc

Harga perbandingan konsentarasi awal produk terhadap reaktan


adalah cukup besar. Untuk mencapai kesetimbangan maka produk
harus berubah menjadi reaktan. Proses berjalan dari kanan ke kiri.

2.

Q c = Kc

Konsentrasi mula-mula adalah sama dengan konsentrasi pada


kesetimbangan berarti telah tercapai kesetimbangan.

3.

Q c < Kc

Harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan


adalah cukup kecil. Untuk mencapai kesetimbangan maka reaktan
harus berubah menjadi produk. Proses berjalan dari kiri ke kanan.

Contoh soal 2 :
Suatu reaksi pada 200oC, mula-mula terdapat 0,249 mol N2, 3,21x10-2 mol H2, dan
6,42x10-4 mol NH3 dalam tabung reaksi 3,50 L. Jika konstanta kesetimbangan (Kc) pada
temperatur tersebut untuk reaksi
N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

adalah 0,65 ; tentukan apakah reaksi berada pada keadaan kesetimbangan?. Jika tidak,
prakirakan ke arah mana reaksi berjalan!
Jawab:
Konsentrasi awal spesies-spesies dalam reaksi adalah
[ N 2 ]0

0,249 mol
0,0711 M
3,50 L

[ H 2 ]0

3,21 x 10-2
9,17 x 10-3 M
3,50 L

[ NH 3 ]0

6,42 x 10-4 mol


1,83 x 10-4 M
3,50 L

Selanjutnya kita bandingkan konsentrasi produk dengan reaktan.


[NH 3 ]20
(1,83 x 10-4 ) 2

0,611 Qc
[ N 2 ]0 [ H 2 ]30 (0,0711)(9,17 x 10-3 ) 3
Oleh karena Qc lebih kecil daripada Kc (0,65) maka sistem tidak berada dalam
keadaan kesetimbangan. Reaksi akan berjalan dari kiri ke kanan sampai kesetimbangan
tercapai.
8.5. PENGHITUNGAN KONSENTRASI DALAM KESETIMBANGAN
Jika kita mengetahui harga konstanta kesetimbangan untuk suatu reaksi tertentu
maka kita dapat menghitung konsentrasi campuran pada kesetimbangan dari data
konsentrasi awal. Penghitungan dapat langsung ataupun rumit, tergantung pada data yang
diberikan. Di dalam situasi yang umum, hanya data konsentrasi awal reaktan yang
diberikan. Sebagai contoh, marilah kita tinjau sistem berikut yang mempunyai konstanta
kesetimbangan

(Kc) = 24,0 pada suatu temperatur tertentu.


A

Anggaplah bahwa A yang mula-mula ada adalah 0,850 mol/L. Dari stoikiometri
reaksi terlihat bahwa setiap 1 mol A yang berubah akan dihasilkan 1 mol B. Jika
konsentrasi B pada kesetimbangan adalah x maka konsentrasi A pada kesetimbangan
adalah (0,850 - x) mol/L.
A

Mula-mula (M):
Perubahan :

0,850

-x

+x

Kesetimbangan:

(0,850 - x)

Tanda positif menyatakan peningkatan konsentrasi, dan tanda negatif


menunjukkan penurunan konsentrasi pada kesetimbangan. Selanjutnya kita menyatakan
konstanta kesetimbangan sebagai berikut:

Kc

B
A

x
0,850 x
x 0,816 M

24,0

Jadi konsentarsi A dan B pada kesetimbangan adalah sebagai beikut:


[A] = (0,850 - 0,816) M = 0,034 M
[B] = 0,816 M
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan konstanta kesetimbangan, dapat dilakukan
pendekatan seperti berikut:
1. Nyatakanlah konsentrasi pada kesetimbangan semua spesies dengan konsentrasi awal
dan suatu konsentrasi tunggal spesies

yang tidak diketahui besarnya (x) yang

menyatakan perubahan konsentrasi.


2. Tuliskanlah pernyataan konstanta kesetimbangan dalam konsentrasi kesetimbangan.
Dengan harga konstanta kesetimbangan yang telah diketahui maka harga x dapat
dicari.
3. Setelah harga x diketahui, hitunglah konsentrasi semua spesies.
Contoh soal 3 :
Suatu campuran 0,500 mol H2 dan 0,500 mol I2 ditempatkan dalam tabung 1,00 L
pada 430oC. Hitunglah konsentrasi H2, I2, dan HI pada kesetimbangan. Diketahui
konstanta kesetimbangan (Kc) reaksi:
H2(g) + I2(g)

2HI(g)

pada temperatur tersebut adalah 54,3.


Jawab:
Langkah 1: Stoikiometri reaksi adalah 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan
2 mol HI. Bila x adalah pengurangan (dalam mol/L) masing-masing H2 dan I2 pada
kesetimbangan, maka konsentrasi HI yang terjadi adalah 2x.

H2(g) + I2(g)
Konsentrasi mula-mula (M):

0,500

0,500

Perubahan konsentrasi (M) :

-x

-x

2HI(g)
0,00
+2x

Konsentrasi kesetimbangan (M):(0,500 - x) (0,500-x)

2x

Langkah 2: Konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan


2

HI
Kc
H 2 I 2

Dengan memasukkan harga-harganya maka diperoleh


2

2x
54,3
0,500 x 0,500 x

Dengan mengambil akar kuadrat kedua sisi maka diperoleh

2x
0,500 x
x 0,393 M

7,37

Langkah 3: Konsentrasi pada kesetimbangan adalah


[H2] = (0,500 - 0,393) M = 0,107 M
[I2] = (0.500 - 0,393) M = 0,107 M
[HI] = 2 x 0,393 M = 0,786 M
8.6. KESETIMBANGAN YANG MELIBATKAN KELARUTAN PADATAN IONIK
DAN Ksp
Jika padatan ionik berlebih dilarutkan ke dalam air maka diperoleh suatu
kesetimbangan antara ion-ion dalam larutan jenuh dengan fase padat yang berlebih.
Sebagai contoh kesetimbangan perak klorida:
Ag+(aq)

AgCl (p)
Dengan demikian,

Ag Cl K

AgCl

+ Cl-(aq)

Konsentrasi perak klorida dalam fase padat adalah suatu konstanta dan tidak
berubah. Tidak peduli berapa banyak padatan itu yang kontak dengan larutan. Oleh
karenanya kita dapat menuliskan
+

[Ag ][Cl ] = Kc[AgCl (p)] = Ksp


Konstanta Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product), dan
pernyataan [Ag+][Cl-] adalah hasil kali konsentrasi ion-ion hasil. Bila larutan jenuh
berada dalam kesetimbangan dengan padatan yang berlebih, hasil kali konsentrasi ionionnya harus sama dengan harga Ksp-nya. Tidak ada pembatasan bahwa konsentrasi Ag+
harus sama dengan konsentrasi Cl-. Konsentrasi Ag+ boleh saja tidak sama dengan
konsentrasi ion Cl-, tapi hasil kalinya sama dengan Ksp.
Harga Ksp harus ditentukan melalui percobaan. Salah satu contoh percobaan
yang dilakukan adalah sebagai berikut: barium sulfat digerus dan diaduk dalam satu liter
air pada 25 oC sampai terbentuk larutan jenuh. Larutan disaring, endapan BaSO4 yang
berlebih disingkirkan, dan filtratnya dievaporasi sampai kering. Endapan BaSO4 yang
diperoleh dari filtrat kemudian dikeringkan dan ditimbang. Kelarutan BaSO 4 dalam air
pada 25 oC yang diperoleh adalah 3,9 x 10-5 mol/L.
Seperti halnya semua garam, BaSO4 adalah elektrolit kuat dan terurai sempurna
dalam air. Oleh karenanya jika 3,9 x 10 -5 mol/L BaSO4 yang terlarut, ion Ba2+ yang
terbentuk adalah 3,9 x 10-5 mol/L dan ion SO42- juga 3,9 x 10-5 mol/L.

Kita dapat menulis

Ksp Ba 2 SO 24 3,9 10 5 3,9 10 5 1,5 10 9


Hal ini berarti bahwa untuk suatu larutan jenuh BaSO 4, hasil kali konsentrasi Ba2+
dengan konsentrasi SO42- harus sama dengan 1,5 x 10-9. Jika hasil kali [Ba2+] dengan
[SO42-] lebih kecil daripada 1,5 x 10-9, larutan tersebut belum jenuh dan padatan BaSO4
masih dapat melarut untuk meningkatkan konsentrasi Ba2+ dan SO42-. Jika hasil kali [Ba2+]
dengan [SO42-] lebih besar daripada 1,5 x 10-9, BaSO4 akan mengendap untuk menurunkan
konsentrasi Ba2+ dan SO42-.
Kita dapat membuat larutan yang dalam kesetimbangan konsentrasi Ba 2+ dan SO42tidak sama. Sebagai contoh: andaikan kita mencampur larutan BaCl2 dengan Na2SO4

dalam jumlah yang berbeda. Jika hasil kali konsentrasi Ba2+ dan SO42- melampaui harga
Ksp BaSO4 maka terbentuk endapan BaSO4. Dalam hal ini konsentrasi ion Ba2+ pasti
tidak sama dengan konsentrasi ion SO42-, karena mereka berasal dari sumber yang
berbeda. Dengan alasan ini pula, kelarutan BaSO4 dalam larutan Na2SO4 atau dalam
larutan BaCl2 akan lebih kecil daripada kelarutannya dalam air murni.
8.7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN
Kesetimbangan kimia menyatakan suatu kesetimbangan antara reaksi maju
dengan reaksi balik. Perubahan dalam kondisi percobaan dapat mengganggu dan
mengeser posisi kesetimbangan sehingga mengurangi atau menambah produk yang
terbentuk. Adapun perubah-perubah yang dapat mempengaruhi kesetimbangan adalah
konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur. Ada suatu aturan umum yang dapat
membantu kita untuk memprakirakan arah mana reaksi kesetimbangan akan berjalan jika
terjadi perubahan perubah-perubah tersebut. Hukum ini dikenal sebagai prinsip Le
Chatelier, yang menyatakan bahwa jika kepada suatu sistem kesetimbangan diberikan
gangguan dari luar maka sistem akan berubah dengan sendirinya untuk mengurangi
dampak dari gangguan tersebut. Adapun yang dimaksud gangguan dalam hal ini adalah
perubahan dalam konsentrasi, tekanan, volume dan temperatur.
8.7.1. Perubahan dalam Konsentrasi
Besi(III) tiosianat [Fe(SCN)3] larut dengan segera dalam air menghasilkan suatu
larutan merah. Warna merah ini disebabkan oleh adanya ion FeSCN2+. Adapun reaksi
kesetimbangan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
2+

FeSCN (aq)

3+

Fe (aq) +

SCN (aq)

kuning muda tak berwarna

merah

Jika ke dalam sistem larutan tersebut ditambahkan natrium tiosianat (NaSCN)


maka konsentrasi ion SCN- meningkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut maka ion
Fe3+ bereaksi dengan ion SCN- yang ditambahkan, dan kesetimbangan bergeser dari
kanan ke kiri
FeSCN

2+

(aq)

3+

Fe

(aq)

SCN (aq)

Akibatnya, warna merah larutan menjadi lebih gelap. Hal yang sama terjadi jika
ke dalam larutan mula-mula ditambahkan besi(III) nitrat [Fe(NO3)3].
Sekarang seandainya kita menambahkan asam oksalat (H2C2O4) ke dalam larutan
awal. Asam oksalat terionisasi dalam air menghasilkan ion oksalat (C 2O42-) yang dapat
berikatan kuat dengan ion Fe3+. Pembentukan ion stabil Fe(C2O4)33- menghabiskan ion
Fe3+ dalam larutan. Akibatnya, satuan FeSCN2+ terurai dan kesetimbangan bergeser dari
kiri ke kanan:
FeSCN

2+

(aq)

3+

Fe

(aq) +

SCN (aq)

Larutan merah berubah menjadi kuning karena pembentukan ion Fe(C2O4)33-.


Contoh soal 4 :
Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 350oC untuk reaksi
N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

adalah 2,37x10-3. Dalam suatu percobaan, konsentrasi-konsentrasi pada kesetimbangan:


[N2] = 0,683 M, [H2] = 8,80 M, dan [NH3] = 1,05 M. Kemudian ke dalam campuran
ditambahkan NH3 sehingga konsentrasinya meningkat menjadi 3,65 M. (a) Gunakanlah
prinsip Le Chatelier untuk memprakirakan arah pergeseran reaksi untuk mencapai
kesetimbangan. (b) Cocokkanlah prakiraan saudara dengan perhitungan harga pembagian
(Qc) dan bandingkanlah harga ini dengan harga Kc.
Jawab:
a. Gangguan yang diberikan kepada sistem adalah penambanhan NH3. Untuk mengatasi
gangguan ini, beberapa NH3 bereaksi menghasilkan N2 dan H2 sampai tercapai
kesetimbangan baru. Reaksi bergeser dari kanan ke kiri,
N2(g) + 3H2(g)

2NH3(g)

b. Setelah penambahan NH3 , sistem segera mencapai kesetimbangan. Perbandingan


reaksi dinyatakan dengan

NH3 02
N 2 0 H 2 30
3,65 2

0,683 8,80 3

Qc

2,86 10 -2

Oleh karena harga Qc lebih besar daripada harga Kc (2,37 x 10-3) maka reaksi akan
bergeser dari kanan ke kiri sampai Qc sama dengan Kc.
8.7.2. Perubahan Volume dan Tekanan
Perubahan tekanan tidak mempengaruhi konsentrasi spesies fase cair dan padat.
Akan tetapi konsentrasi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Mari kita lihat
persamaan berikut:
PV nRT
nRT
P
V
Jadi P dan V saling berhubungan secara timbal-balik. Pada jumlah mol dan T
tetap, semakin besar tekanan maka volume semakin kecil, demikian sebaliknya. Suku
(n/V) adalah konsentrasi dalam mol/L, dan dipengaruhi langsung oleh perubahan tekanan.
Andaikan sistem kesetimbangan
N2O4(g)

berada

dalam silinder

yang

dilengkapi

2NO2(g)

dengan piston.

Persamaan

konstanta

kesetimbangannya dinyatakan sebagai berikut:


2

NO 2
Kc
N 2O 4

Kemudian tekanan gas dalam tabung ditingkatkan dengan cara menekan piston.
Oleh karena volume menurun maka konsentrasi N 2O4 (stoikhiometri kecil) meningkat
sedangkan [NO2]. Pada pernyataan konstanta kesetimbangan terlihat bahwa

[NO 2]

dikuadratkan, sedangkan [N2O4] hanya pangkat satu. Oleh karenanya peningkatan


tekanan akan menyebabkan sistem tidak berada pada posisi kesetimbangan dalam hal ini
terjadi perubahan dari kanan ke kiri.

Qc

NO 2 0

N 2O 4 0

Umumnya peningkatan tekanan (penurunan volume) lebih disukai oleh reaksi


yang menurun jumlah mol total gasnya, dan penurunan tekanan (peningkatan volume)
lebih disukai oleh reaksi yang meningkat jumlah mol total gasnya. Untuk reaksi yang
tidak ada perubahan jumlah mol gas totalnya, perubahan tekanan dan volume tidak akan
menggeser posisi kesetimbangan.
8.7.3. Perubahan Temperatur
Perubahan

konsentrasi,

tekanan,

atau

volume

dapat

mengubah

posisi

kesetimbangan, demikian juga halnya dengan temperatur. Seandainya temperatur sistem


berubah maka:
a.

Untuk reaksi yang endotermis, peningkatan temperatur menyebabkan pergeseran


kesetimbangan ke arah reaksi endotermis; sedangkan penurunan temperatur
menggeser

kesetimbangan

H2(g) + I2(g)

ke

arah

reaksi

eksotermis.

Reaksi

2HI(g) + 13 kJ

adalah suatu reaksi ke kanan berlangsung eksotermis sebagaimana tertulis, maka


peningkatan temperatur menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga K
menurun. Dengan meningkatnya harga T maka konsentrasi HI menjadi menurun,
dan konsentrasi H2 dan I2 meningkat. Dengan kata lain HI kurang stabil pada
temperatur tinggi.
b.

Prinsip Le Chatelier memprakirakan bahwa peningkatan temperatur mendorong


perubahan ke arah yang menggunakan panas. Ketika 1 mol H 2 dan 1 mol I2
menghilang maka 2 mol HI dan 13 kJ panas dikeluarkan pada reaksi di atas. Proses
sebaliknya menyerap panas. Jika temperatur meningkat maka sistem mencoba
mengurangi gangguan tersebut dengan menyerap panas tambahan. Oleh karena
reaksi balik adalah reaksi yang menggunakan panas maka perubahan ke arah
tersebut lebih disukai. Kecenderungan ke arah reaksi balik menyebabkan
konsentrasi I2 dan H2 meningkat.

c.

Suatu prinsip yang umum dalam kinetik adalah bahwa kecepatan reaksi meningkat
dengan meningkatnya temperatur. Peningkatan temperatur untuk suatu reaksi
kesetimbangan menyebabkan kecepatan reaksi endotermis relatif lebih meningkat
daripada reaksi eksotermis. Untuk reaksi
H2(g) + I2(g)

2HI(g) + 13 kJ

maka dengan menaikkan temperatur, kecepatan peruraian (endotermis) lebih


meningkat daripada kecepatan pembentukan HI (eksotermis). Hasilnya, jika terjadi
penaikan temperatur reaksi maka konsentrasi HI menurun.
8.7.4. Penambahan Katalis
Apakah pengaruh katalis terhadap suatu sistem kesetimbangan?. Untuk
menjelaskan permasalahan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut:
a.

Konstanta kesetimbangan hanya berkaitan dengan zat-zat yang tampak dalam


persamaan reaksi. Katalis tidak tampak dalam persamaan reaksi atau dalam
pernyataan konstanta kesetimbangan. Oleh karenanya penambahan katalis ke dalam
sistem kesetimbangan di harapkan tidak akan mempengaruhi konsentrasikonsentrasi pada kesetimbangan, hanya mempercepat teradi kesetimbangan.

b.

Prinsip Le Chatelier tidak menyebutkan tentang adanya katalis.

c.

Kinetik memberikan argumentasi yang paling baik bahwa suatu katalis tidak
mempengaruhi komposisi suatu sistem kesetimbangan. Menurut teori kecepatan
reaksi, kecepatan reaksi tergantung pada seberapa cepat partikel-partikel melampau
energi rintangan antara keadaan awal dengan keadaan akhir. Gambar 6.1
memperlihatkan energi rintangan untuk reaksi berikut:
H2(g) + I2(g)

2HI( g)

Gambar 8.2

Diagram energi rintangan (garis putus-putus adalah jalan yang

dilalui reaksi bila digunakan katalis).


Pada gambar terlihat perbedaan energi rintangan antara reaksi yang dikatalis
dengan reaksi tanpa katalis. Sebagaimana terlihat pada Gambar 8.2, katalisator
menurunkan energi rintangan reaksi sehingga kecepatan rekasi meningkat. Jika energi
rintangan perubahan ke arah maju diturunkan maka energi rintangan untuk perubahan ke
arah belakang juga turun. Dengan demikian, peningkatan kecepatan reaksi oleh
katalisator ke arah maju harus sama dengan peningkatan kecepatan reaksi ke arah
sebaliknya.
Soal-soal latihan
1. Satu mol gas hidrogen dan satu mol gas Iodium dimampatkan dalam wadah 2 L, pada
temperatur tertentu. Tetapan kesetimbangan sama dengan 64,0. Hitung berapa mol
gas hidrogen, H2, iodium, I2 dan asam iodida, KI pada keadaan setimbang !
2. Dalam wadah ukuran 1 L terjadi reaksi :
SO2(g) + NO2(g)

SO3(g) + NO (g)

Setelah tercapai kesetimbangan, dalam wadah 2 L terdapat 0,8 mol SO 3, 0,4 mol NO,
0,2 mol NO2 dan 0,4 mol SO2. Hitung tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut !
3. Tetapan kesetimbangan Kc untuk reaksi A + B

C sama dengan 2,5. Berapa

mol wadah dalam wadah 5 L yang harus dicampurkan dengan 4 mol B untuk
memperoleh 1 mol C pada keadaan setimbang ?
4. Tetapan kesetimbangan reaksi di bawah ini diukur pada 823 K.
CaO(s) + H2(g)
CaO(s)

+ CO(g)

Ca (s) + H2O(g)
Ca(s) + CO2(g)

K = 67
K = 490

Dari data tersebut, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut :


CO2(g) + H2(g)

CO(g) + H2O(g) pada 823 K

5. Sejumlah gas PCl5 ditempatkan dalam satu wadah ukuran 1 L pada suhu 200 oC. Jika
derajat disosiasinya 0,574 dan tekanan total 0,5 atm maka hitung Kp-nya !
6. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi A B + C sama dengan 1,60. Diperlukan
berapa mol A dalam wadah 2,0 L untuk memperoleh 0,5 mol C pada keadaan
kesetimbangan ?

7. Suatu reaksi kesetimbangan : A(g)

B(g) +

C(g) mempunyai harga Kp =

0,38 pada suhu 427oC. Hitunglah harga Kc.


8. Sejumlah gas N2O4 ditempatkan dalam suatu wadah, T = 150 oC. Tekanan total pada
kesetimbangan adalah 0,64 atm, derajat disosiasi 0,40. Hitunglah Kp dan Goreaksi nya
pada suhu tersebut.
9. Suatu gas X dengan tekanan 4 atm, diberi katalis sehingga terurai dan mencapai
kesetimbangan X(g)

2Y (g) dengan harga Kp = 4/3. Berapakah tekanan total

pada saat setimbang ?


10. Jika untuk reaksi kesetimbangan : N2O4 (g)

2NO2(g), dengan derajat disosiasi

dan tekanan total P atm. Bagaimanakah ungkapan reaksinya ?


11. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi A + 3B

C sama dengan 0,25. Berapa

jumlah mol A yang harus dicampurkan dengan 4 mol B dalam volume 2 L untuk
memperoleh 1 mol C pada keadaan setimbang ?
12. Pada suhu 1000 K, tetapan kesetimbangan Kp bagi reaksi :
SO2(g) + O2(g)

SO3(g)

Adalah 1,85. Bila tekanan parsial gas oksigen pada kesetimbangan adalah 0,16 atm.
Hitung perbandingan tekanan SO3 terhadap tekanan SO2 !
13. Pada 300 K reaksi A(g) + B(g)

AB(g) mempunyai harga Kp = e3,37. Jika

Ho reaksi adalah -1,9 kJ. Hitunglah So !


14. Terangkanlah bagaimana keadaan produk reaksi dibawah ini jika tekanan dinaikkan.
a. N2(g) + 2O2(g)
b. 2CO2(g)

NO2
2CO(g) + O2(g)

c. 4HCl(g) + O2(g)
d. 2NH3(g)

2Cl2(g) + 2H2O(g)
3H2(g)

+ N2(g)

15. Diketahui :
N2(g) + 3 H2(g)

2 NH3(g) pada suhu 25oC

Kc = 4,1 x 108
Hitung konsentrasi NH3 jika pada keadaan kesetimbangan konsentrasi N2 dan H2
masing-masing 0,010 M.

Anda mungkin juga menyukai