Anda di halaman 1dari 7

TETAPAN

KESETIMBANGAN

(Kc dan Kp)


Setiap reaksi kesetimbangan mempunyai tetapan kesetimbangan. Nilai tetapan
kesetimbangan berdasarkan konsentrasi molar (Kc) dihitung dari konsentrasi komponen
pada keadaan setimbang. Gas hidrogen bereaksi dengan gas bromin menghasilkan
hidrogen bromida mempunyai tetapan kesetimbangan,
H2(g) + Br2(g) ← 2HBr(g) Kc = 1,9 x 1019 pada suhu 25°C
Gas nitrogen bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan gas nitrogen monoksida
mempunyai tetapan kesetimbangan,
N2(g) + O2(g) ← 2NO(g) Kc = 4,1 x 10-31 pada suhu 25°C

Bagaimanakah cara menentukan nilai Kc?


Menunjukkan apakah nilai Kc tersebut?

Konsentrasi suatu zat dapat dinyatakan dengan molaritas. Molaritas adalah


banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.

Keterangan:
M = konsentrasi molar
n = jumlah mol
V = Volume (L)

N2O4 merupakan gas yang tidak berwarna. Gas ini dapat terurai menjadi gas NO2
yang berwarna coklat. Dengan reaksi kesetimbangan:
N2O4 (g) ← 2NO2(g)
Dari hasil percobaan diperoleh data seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi N2O4 dan NO2 Pada Keadaan Awal dan Setimbang

Pada tabel 1 terlihat bahwa [NO2] semakin bertambah dan [N2O4] semakin berkurang
seiring berjalannya waktu, yang mengasilkan nilai Kc yang tetap dengan konsentrasi
yang berbeda-beda. Terlihat pula tidak ada pereaksi/hasil reaksi yang habis dipakai
dalam reaksi dan pada kelima percobaan tersebut tidak ada kesamaan dalam jumlah
reaktan dan produk pada saat setimbang. Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa
konsentrasi senyawa-senyawa pada saat setimbang tergantung pada konsentrasi awal.
Bagaimana menghitung jumlah pereaksi/hasil reaksi?
Apakah dapat menggunakan perhitungan stoikiometri?

Seperti telah diketahui bahwa perhitungan stoikiometri hanya dapat digunakan


untuk reaksi sempurna dimana semua reaktan habis bereaksi membentuk produk,
sedangkan reaksi kesetimbangan bukanlah reaksi sempurna karena selalu terjadi
reaksi kebalikannya, maka untuk reaksi kesetimbangan tidak dapat digunakan
stoikiometri untuk menghitung pereaksi/hasil reaksi.
Pada reaksi kesetimbangan, konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi hanya dapat
dihitung melalui tetapan kesetimbangan yang diberi notasi Kc. Tetapan
kesetimbangan adalah perbandingan konsentrasi dalam molaritas (M), pereaksi dan
hasil reaksi pada saat setimbang. Apabila pereaksi dan hasil reaksi terdiri atas lebih
dari satu senyawa, maka harga tetapan kesetimbangannya adalah perbandingan hasil
kali konsentrasi masing-masing produk dan reaktan dipangkatkan dengan koefisien
reaksi masing-masing senyawa.

Contoh Soal 1:
Perhatikanlah reaksi berikut.!
NH4HS(s) ← NH3(g) + H2S(g)
Pada suhu tertentu, ditemukan pada kesetimbangan [NH3] = 0,28 M dan [H2S] = 0,35
M. Berapakah nilai tetapan kesetimbangan pada suhu tersebut?
Jawab :
Kc = [NH3] [H2S]
Kc = (0,28 M) (0,35 M)
Kc = 0,098

Contoh Soal 2:
Ke dalam ruang tertutup yang volumenya 10 L direaksikan
masing-masing 0,5 mol gas nitrogen dan 0,5 mol gas oksigen
hingga membentuk reaksi setimbang.
2N2(g) + O2(g) ← 2N2O(g)
Jika pada saat tercapai kesetimbangan terdapat 0,3 mol gas
nitrogen. Hitunglah nilai tetapan kesetimbangannya!

Pada reaksi yang semua senyawa dalam bentuk gas, tetapan kesetimbangan
dapat dinyatakan dalam tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi, disebut tetapan
kesetimbangan tekanan parsial, Kp. Misalkan untuk memperoleh bentuk alternatif
dari tetapan kesetimbangan ini, dapat dilihat pada pembentukan SO3(g), tahap kunci
pada pembuatan asam sulfat.

Contoh soal 3
Pada saat gas terdiri dari campuran berbagai gas, tekanan total gas merupakan
jumlah tekanan masing-masing gas penyusunnya. Contohnya, udara terdiri atas gas
nitrogen, oksigen, karbon dioksida, argon dan uap air bertekanan 760 mmHg. Tekanan
total (760 mmHg) tersebut merupakan jumlah tekanan masing-masing gas penyusunnya.
Sehingga tetapan kesetimbangan Kp dapat dinyatakan sebagai berikut. Dimana PA, PB, PC
dan PD merupakan tekanan parsial dari gas A, B, C dan D.

Catatan:

1) Tekanan total sistem (P total) merupakan jumlah dari tekanan parsial masing-masing
gas.

2) Nilai tekanan parsial dari masing-masing gas dalam campuran dapat dihitung:

Contoh Soal 4

Gas amoniak terurai menjadi gas hidrogen dan nitrogen menurut


reaksi:

2NH3(g) ← N2(g) + 3H2(g)

Tekanan parsial gas NH3, N2, dan H2 masing-masing 1,5 atm;


0,5 atm; dan 1,5 atm. Tentukan harga tetapan kesetimbangan
gas tersebut!
Contoh Soal 5
Pada suhu 500℃ 0,1 mol gas karbon monoksida dan 0,1 mol
uap air ditempatkan pada wadah 1 liter dan terjadi reaksi
membentuk gas karbon dioksida dan gas hidrogen. Setelah
beberapa lama sistem mencapai kesetimbangan dengan harga
Kc= 4,06. Tentukanlah
a. Persamaan reaksi setimbang
b. Konsentrasi zat setelah mencapai kesetimbangan
Jawab:

Sekarang kita mengetahui nilai x, maka kita bisa menghitung konsentasi zat – zat
dalam kesetimbangan:

[CO] = 0,1 – x = 0,1 – 0,0668 = 0,033 M


[H2O] = 0,1 – x =0,1 – 0,0668 = 0,033 M

[CO2] = x = 0,0668 M

[H2] = x = 0,0668 M

Penguraian senyawa menjadi lebih sederhana disebut reaksi disosiasi. Jika reaksi
disosiasi dapat balik, terbentuklah kesetimbangan disosiasi. Sebagai contoh:

COCl2(g) ← CO(g) + Cl2(g)

N2O4(g) ← 2NO2(g)

NH4Cl(g) ← NH3(g) + HCl(g)

2HI(g) ← H2(g) + I2(g)

Reaksi disosiasi mengandung satu jenis pereaksi, sedangkan hasil reaksinya dapat satu,
dua atau tiga senyawa atau unsur. Kesetimbangan disosiasi dapat terjadi bila pada
mulanya sistem mengandung pereaksi, dan kemudian terurai menjadi hasil reaksi. Dalam
sistem masih terdapat pereaksi karena hanya sebagian saja terdisosiasi (terurai). Bagian
yang terdisosiasi ini disebut derajat disosiasi (α).

Nilai α berada antara 0 dan 1. Nilai α = 0, bila pereaksi tidak terurai sama sekali, dan α =
1 bila terurai sempurna.

Contoh Soal 6:

Kesetimbangan AB ← A + B mengandung [AB] = 0,2 M,


[A]=[B]=0,05 M. Tentukan derajat disosiasinya.

Anda mungkin juga menyukai