Anda di halaman 1dari 12

G.

Penentuan Rumus Empiris Melalui Percobaan


Ahli-ahli kimia telah mensintesis senyawa-senyawa baru di laboratorium kimia
organik. Metode-metode analisis ada bermacam-macam, bergantung pada keberadaan
unsur-unsur. Dalam subbab ini pembahasan hanya dibatasi untuk analisis senyawa-
senyawa yang mengandung unsur karbon, hydrogen dan oksigen. Penentuan rumus
empiris senyawa dapat dilakukan, jika diketahui persen komposisinya, sehingga dapat
diidentifikasi melalui percobaan. Pada Gambar 10 sampel etanol dengan berat tertentu
dimasukkan ke dalam “tabung “ pembakaran yang dibakar dalam aliran gas oksigen,
menghasilkan karbondioksida dan air. Secara umum, reaksi pembakarannya ditulis
sebagai berikut: CxHyOz + O2  xCO2 + y/z H2O
Pada pembakaran tiap mol senyawa CxHyOz menghasilkan x mol CO2 dan y/z
mol H2O. Untuk senyawa etanol, jika dibakar dengan oksigen dalam peralatan Gambar
10 akan dihasilkan gas karbondioksida dan air. Massa CO2 dan H2O yang dihasilkan
dapat ditentukan dengan mengukur kenaikan massa penyerap CO2 dan H2O.
Persentase massa karbon dan hidrogen dalam sampel dihubungkan dengan massa
karbondioksida dan air yang dihasilkan. Persen massa oksigen dalam senyawa
ditentukan secara tidak langsung, didasarkan pada persentase massa C dan H dari
100%, karena atom-atom oksigen berasal dari CO2 dan H2O dan gas oksigen terdapat
dalam senyawa yang dibakar.
Pengubahan secara spesifik diperlukan, untuk menentukan komposisi persen
massa senyawa dari hasil percobaan. Pertama, melalui analisis kimia, akan diperoleh
jumlah gram tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa tertentu.
Kemudian jumlah gram tiap unsur diubah menjadi jumlah mol. Akhirnya, rumus
empiris senyawa dapat ditentukan. Perhitungan dan aplikasi analisis pembakaran
disajikan dalam contoh 13 berikut di bawah ini.

33
Gambar 10. Peralatan untuk penentuan rumus empiris etanol.

Contoh 13
Cuplikan seberat 0,1000 g alkohol tapai, diketahui hanya mengandung karbon,
hidrogen dan oksigen, dibakar habis dalam oksigen untuk membentuk CO2 dan
H2O. Produk ini secara terpisah ditimbang , diperoleh 0,1953 g CO2 dan 0,1000 g
H2O. Berat molekulnya 90 . Bagaimanakah rumus empiris dan rumus molekul
senyawa tersebut?
Penyelesaian
Pertama-tama kita hitung massa karbon dalam CO2
1molCO2 1molC 12,01gC
... g CO2 = 0,1953 g CO2 x x x  0,05330 gC
44,1gCO2 1molCO2 1molC
Kemudian gunakan massa ini untuk menghitung persen massa karbon dalam
senyawa.
0,05330 gC
%C= x100%  53,30%C
0,10000 gsampel
Lalu menghitung massa hidrogen dalam H2O
1molH 2 O 2molH 1,0079 gH
? g H =0,10000 g H2O x x x  0,01119 gH
18,015 gH 2 O 1molH 2 O 1molH
Kemudian gunakan massa ini untuk menghitung persen massa hidrogen dalam
senyawa.
0,01119 gH
%H= x100%  11,9% H
0.10000 gSampel
Akhirnya persen massa oksigen dapat dihitung sebagai berikut:
100% -53,30%-11,19% = 35,51%

Tahap berikutnya mengubah persen massa C, H, dan O (dianggap massa sampel


100 g) menjadi massa (gram), yaitu 100 g sampel terdiri dari 56,30 g C , 11,19 g H
dan 35,51 g O

Kemudian mengubah massa C, H dan O ke dalam mol


1molC
53,30 g C x = 4,438 mol C
12,011gC
1molH
11,19 g H x = 11,10 mol
1,008 gH
1molO
35,51 g O x = 2,220 mol
15,999 gO
Tahap berikutnya, bagilah masing-masing jumlah mol di atas dengan bilangan
terkecil, dan gunakan hasilnya sebagai bilangan indeks dalam rumus empiris
sebagai berikut.
C 4, 438 H 11,10 O 2, 220 ---> C1,9999 H 5,0000 O1,0000 --> C2H5O
2 , 220 2 , 220 2 , 220

Oleh karena dalam ekperimen telah ditentukan berat molekulnya 90, maka
hampir tepat 2 kali berat rumus empiris, sehingga rumus molekulnya C4H10O2

34
Latihan 15
Sampel dari tetrahidrokannnabinol sebesar 0,3629 g mengandung C, H dan O
merupakan bagian komponen aktif marijuana, jika dibakar dalam oksigen dihasilkan
1,067 g karbondioksida dan 0,312 g air.
a. Hitung komposisi persen massanya
b. Tentukan rumus empirisnya

G. Penulisan dan Penyetaraan Persamaan Kimia


Seperti yang telah kita ketahui, beberapa perhitungan kimia didasarkan pada
rumus kimia. Bila kita hubungkan dengan reaksi-reaksi kimia yang lengkap, jarak
perhitungan harus cocok, dan untuk perhitungan tersebut, kita harus menggunakan
persamaan kimia. Persamaan kimia adalah cara menggambarkan reaksi kimia dengan
menggunakan simbol-simbol dan rumus untuk menggantikan unsur-unsur dan
senyawa-senyawa yang terlibat.
Pada reaksi karbon dan oksigen yang menghasilkan karbondioksida dapat
dituliskan persamaan reaksinya sebagai berikut: C + O2  CO2
Tanda plus + berarti “bereaksi dengan” dan anak panah  berarti
“menghasilkan”. Penulisan lambang-lambang tersebut dapat dibaca: karbon bereaksi
dengan molekul oksigen menghasilkan molekul karbondioksida. Zat-zat di sebelah kiri
anak panah disebut reaktan atau pereaksi dan zat-zat di sebelah kanan anak panah
disebut produk atau hasil reaksi.
Pada beberapa penggunaan reaksi ini perlu menunjukkan keadaan fisik reaktan
dan hasil reaksi. Kita dapat menuliskannya dengan simbol-simbol.
(g) = gas; (l) = liquid (zat cair); (s) = solid (padat); (aq) = aqueous (larutan yang
diencerkan dalam air), yang ditulis sebagai indeks pada rumus-rumus kimia dari
reaktan dan produk. Sebagai contoh, C(s) + O2 (g)  CO2(g)
Persamaan kimia dapat diartikan pada tingkat atom dan molekul, seperti
pernyataan, “satu atom karbon, C bereaksi dengan satu molekul oksigen (O2)
menghasilkan satu molekul karbondioksida (CO2)”. Di dalam laboratorium kita harus
bekerja pada tingkat makroskopis:” 1 mol (12 g) karbon bereaksi dengan 1 mol (32 g)
oksigen, menghasilkan 1 mol (44 g) karbondioksida”.
35
Kita tidak dapat menunjukkan semua reaksi kimia secara sederhana seperti antara
karbon dan oksigen dan menghasilkan karbondioksida. Pada reaksi hidrogen dan
oksigen untuk membentuk air, mula-mula persamaan reaksi ditulis:
H2 (g) + O2 (g)  H2O (l) (belum setara)
Persamaan reaksi tersebut tidak sesuai dengan hukum kekekalan massa karena jumlah
atom oksigen di sebelah kiri (dua) ditunjukkan dua kali lebih banyak daripada di
sebelah kanan tanda panah (satu) sebagai hasil H2O. Persamaan reaksi ini belum setara,
agar memenuhi hukum kekekalan massa, banyaknya tiap-tiap jenis atom di kedua sisi
harus sama. Kita dapat menyetarakan persamaan reaksi tersebut dengan ,
menempatkan koefisien “2” di depan rumus H2 dan H2O.
2H2 (g) + O2 (g)  2 H2O (l) (setara)
Koefisien di depan rumus dikalikan dengan masing-masing rumus, dan jika tidak ada
angkanya berarti koefisiennya adalah “1”. Pada persamaan di atas, koefisien 2 di depan
molekul air, tidak hanya menambah jumlah atom oksigen di sebelah kanan menjadi dua,
tetapi juga menambah jumlah atom hidrogen menjadi empat, sedang koefisien “2” di
depan H2 pada sebelah kiri anak panah mengubah jumlah atom hidrogen menjadi 4.
Sekarang jumlah tiap-tiap jenis atom (hidrogen dan oksigen ) di sebelah kiri dan kanan
sudah setara, dan hukum kekekalan massa telah terpenuhi.
Karena perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan jumlah mol,
persamaan tersebut dapat juga dibaca, “ 2 mol molekul hidrogen bereaksi dengan 1 mol
molekul oksigen menghasilkan 2 mol molekul air. Jika kita mengetahui massa satu mol
tiap-tiap zat, kita dapat pula mengartikan persamaan di atas sebagai 4,04 g H2 bereaksi
dengan 32,00 g O2 menghasilkan 36,04 g H2O. Ketiga cara membaca persamaan ini
diringkas pada Tabel 1
Tabel 1 Penafsiran Persamaan Kimia
2 H2 + O2  2 H2O
dua molekul + satu molekul  dua molekul
2 mol + 1 mol  2 mol
2 (2,02g)= 4,04 g + 32,00 g  2 (18,02g) = 36,04g

36,04 g reaktan 36,04 g produk

36
Walaupun persamaan yang sederhana dapat disetarakan dengan coba-coba, hal ini
merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menyetarakan persamaan kimia.
Sebagai contoh:
 Jika unsur yang terjadi dalam suatu zat pada masing-masing sisi dari persamaan,
cobalah menyetarakan unsur yang pertama
 Jika reaktan atau produk berada sebagai unsur bebas, cobalah menyetarakan unsur
terakhir

Contoh 14
Setarakan persamaan berikut: Fe + O2  Fe2O3
Penyelesaian
Mulai dengan menyetarakan atom-atom oksigen. Paling sedikit mengalikan dua dan
tiga adalah 6. Kita membutuhkan tiga molekul O2 dan dua unit rumus dari Fe2O3.
Fe + 3 O2  2Fe2O3 (belum setara)
Sekarang kita punya empat atom besi pada sisi sebelah kanan. Kita dapat
meletakkan koefisien 4 di sebelah kiri di depan Fe.
4Fe + 3 O2  2Fe2O3 (setara)

Contoh 15
Setarakan persamaan berikut : H2SO4 + NaCN  HCN + Na2SO4
Penyelesaian
Perhatikan bahwa gugus SO4 dan CN tidak berubah dalam reaksi. Untuk
menyetarakan hidrogen, kita angka 2 sebelum HCN
H2SO4 + NaCN  2HCN + Na2SO4 (belum setara)
Untuk menyetarakan atom-atom Na, kita menaruh angka 2 di depan NaCN
H2SO4 + 2 NaCN  HCN + Na2SO4 (setara)
Perhatikan bahwa pada persamaan terakhir yang telah disetarakan kita temukan
satu gugus SO4 dan gugus CN pada masing-masing sisi dari persamaan.

Latihan 16
Setarakan persamaan berikut:
a. Mg + B2O3  B + MgO
b. H2 + Fe2O3  Fe + H2O
37
c. C5H12 + O2  CO2 + H2O
d. CaO + P4O10  Ca3(PO4)2
H. Stoikiometri dari Reaksi-reaksi Kimia
Dalam bab ini kita tekankan hubungan antara mol dan massa yang didasarkan
pada rumus kimia. Apakah untuk membuat obat-obatan, memperoleh logam-logam dari
bijihnya, mempelajari pembakaran bahan bakar roket, mensintesis senyawa-senyawa
baru, atau menguji hipotesis, ahli-ahli kimia juga memerlukan pertimbangan mol dan
massa yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia. Hubungan tersebut diperoleh dari
persamaan kimia.
Pada reaksi pembakaran propana di udara untuk membentuk karbondioksida dan
air : C3H8 + 5 O2  3 CO2 + 4 H2O
Kita dapat menafsirkan koefisien dalam reaksi ini untuk menunjukkan satu molekul
C2H8, lima molekul O2, dan seterusnya. Juga kita dapat “men-skala” jumlah mol tersebut
dengan mengalikan tiap-tiap senyawa dengan bilangan Avogadro (NA).
Sehingga dapat dinyatakan sebagai:
1 mol C3H8 bereaksi dengan 5 mol O2;
3 mol CO2 dihasilkan untuk setiap 1 mol C3H8 yang bereaksi;
4 mol H2O dihasilkan untuk setiap 3 mol CO2 yang dihasilkan;
dan seterusnya. Selanjutnya, kita dapat mengubah pertanyaan tersebut ke dalam faktor
konversi yang diketahui sebagai faktor-faktor stoikiometri. Faktor stoikiometri
berhubungan dengan dua zat yang terlibat dalam reaksi kimia, didasarkan pada mol.
Walaupun mol penting dalam dasar perhitungan persamaan kimia, kita tidak
mengukur jumlah molar secara langsung. Kita menghubungkannya dengan jumlah
tersebut bila mengukur massa dalam gram atau kilogram, volume dalam mililiter atau
liter dan seterusnya. Jika jumlah zat-zat diketahui massanya, kita dapat menggunakan 4
tahap pendekatan seperti dibawah ini :
Tahap 1 Tulislah persamaan reaksi yang sudah disetarakan
Tahap 2 Ubahlah jumlah (gram) sebagian atau semua zat yang diketahui (reaktan
atau produk) menjadi mol menggunakan massa molarnya

38
Tahap 3 Gunakan koefisien-koefisien dalam persamaan yang sudah setara untuk
menghitung jumlah mol dari jumlah yang dicari atau yang tidak diketahui (
biasanya jumlah produk)
Tahap 4 Gunakan massa molar untuk mengubah mol zat yang tidak diketahui menjadi
satuan yang diperlukan (biasanya gram ).
Tahap 5 Periksalah bahwa jawaban anda masuk akal dalam wujud fisiknya.
Kita gambarkan pendekatan 4 tahap tersebut dalam Gambar 11 dan contoh di bawah
ini, dan kita juga menunjukkan tahap-tahap yang lebih mudah, dikombinasikan menjadi
satu metode yang dipilih.

Koefisien dari persamaan setara


(faktor stoikiometri)

Jumlah Jumlah
mol A mol B

Massa molar sebagai Massa molar sebagai


faktor konversi faktor konversi

Massa A Massa B
(gram) (gram)

Gambar 11
Hubungan massa dari reaktan (A) dan produk (B) pada persamaan kimia

Contoh 16
Ammonia NH3, umumnya sebagai pupuk, dibuat dari reaksi antara hidrogen dan
nitrogen dengan hati-hati pada temperatur dan tekanan tinggi. Berapa gram ammonia
dapat dibuat dari 60,00 g hidrogen?

Penyelesaian
Tahap 1 Pertama kali kita tuliskan persamaan kimia
N2 + H2  NH3 (belum setara); disetarakan menjadi N2 + 3H2  2NH3 (setara)
Tahap 2 Kita mengubah massa dari zat yang bereaksi, hidrogen, ke dalam jumlah mol.
1 mol H 2
? mol H2 = 60,00 g H2 x = 29,8 mol H2
2,016 g H 2

Tahap 3 Kita gunakan koefisien dari persamaan yang telah disetarakan untuk
menentukan faktor stoikiometri yang berhubungan dengan jumlah ammonia dan
hidrogen. 39
2 mol NH 3
? mol NH3 = 29,8 mol H2 x = 19,9 mol NH3
3 mol H 2
Dari tahap di atas, dapat digabungkan menjadi satu
1 mol H 2 2 mol NH 3 17,03 g NH 3
? mol NH2 = 60,00 g H2 x x x = 338 NH3
2,016 g H 2 3 mol H 2 1 mol NH 3

Latihan 17
Berapa gram logam magnesium yang diperlukan untuk mereduksi 83,6 g titanium
(IV) klorida menjadi logam titanium? Magnesium klorida adalah sebagai produk
yang lain

Suatu perhitungan yang didasarkan pada persamaan kimia sering kali


memerlukan lebih dari faktor stoikiometri dan massa molar sebagai faktor-faktor
konversi. Komposisi persen dan massa jenis merupakan dua kuantitas yang juga
diperlukan, seperti dalam contoh 15, yang melibatkan proses “pickling” atau
membersihkan permukaan logam dengan asam klorida.

Contoh 17
Selembar besi dengan luas permukaan 525 cm2 tertutup dengan suatu lapisan karat
setebal 0,0021 cm. Berapakah massa dari larutan asam klorida (HCl 15% massa) yang
diperlukan untuk membersihkan permukaan logam dengan cara melarutkan karat?
Asumsikan bahwa karat adalah besi (III) oksida dengan massa jenis 5,2 g/cm3.

Fe2O3(s) + 6 HCl(aq)  2 FeCl3(aq) + 3 H2O


Penyelesaian
Seperti yang disarankan dalam Gambar 7, kita mulai dengan menghitung volume
Fe2O3 dan massanya. Dianjurkan menggunakan 3 tahap untuk memperoleh hasil HCl
dalam gram. Perubahan terakhir dari gram HCl ke gram larutan HCl memerlukan
suatu faktor yaitu kebalikan dari persen komposisi.

5,2 g Fe 2 O 3 1 mol Fe 2 O 3 6 mol HCl


? g lart. HCl = 525 cm2 x 0,0021 cm x x x
1 cm 2 159,7 g Fe 2 O 3 1 mol Fe 2 O 3

36,46 g HCl 100 g lart. HCl


x x = 52 g lart. HCl
1 mol HCl 15 g HCl
40
Latihan 18
Berapa mililiter larutan dalam air yang diproduksi oleh pembakaran 775 mL oktana
cair dalam oksigen? Asumsikan bahwa volume kedua larutan dihitung pada suhu
1
Massa jenis (massa molar)
Fe2O3 Fe2O3
Luas x tebal film Volume Massa Fe2O3, 9

Faktor (massa molar)


Jumlah Fe2O3, stoikiometri HCl
Jumlah HCl, mol
mol
100
% massa HCl
Massa HCl, g Massa larutan HCl, g

Gambar 12. Garis besar perhitungan stoikiometri visualisasi contoh 15

I. Pereaksi-pereaksi pembatas
Dalam praktek, semua pereaksi (reaktan) tidak semuanya dapat bereaksi. Salah
satu pereaksi habis bereaksi sedangkan yang lain berlebih. Pereaksi yang habis bereaksi
disebut pereaksi pembatas atau reaktan pembatas. (Pereaksi adalah istilah umum
untuk zat kimia. Jika digunakan dalam reaksi kimia, pereaksi disebut reaktan). Pada
analisis pembakaran (lihat kembali Gambar 10), jumlah CO2 dan H2O yang dihasilkan
hanya tergantung pada jumlah zat-zat yang dibakar, yaitu reaktan pembatas, dan bukan
pada jumlah gas oksigen yang ada, suatu reaktan yang berlebih.
Akibatnya apa yang kita kerjakan adalah menentukan berapa produk yang dapat
dibuat dari masing-masing “pereaksi” dengan asumsi kita punya cukup bahan-bahan
yang lain. Kemudian kita pilih jawaban yang terkecil.

Reaksi Etilena dan Brom


Etilena dan brom dengan perbandingan mol 1:1.

41
C2H4(g) + Br2(g)  C2H4Br2(g)
Disini, molekul brom melebihi eliten. Brom dalam keadaan berlebih dan etilen pereaksi
pembatas.

Contoh 18
Kalium iodida digunakan sebagai zat tambahan pada makanan untuk mencegah
gondok, yaitu penyakit kekurangan iodin. Senyawa ini dibuat dari reaksi hidrogen
iodida dan kalium hidrogen karbonat.
HI + KHCO3  KI + H2O + CO2
a. Berapa gram KI dapat dibuat dengan mencampurkan 481 g HI dan 318 g KHCO3?
b. Pereaksi manakah yang berlebih, dan berapa gram sisanya setelah terjadi reaksi?
Penyelesaian
a. Pertama, kita hitung jumlah mol KI yang dihasilkan dari masing-masing pereaksi,
diasumsikan bahwa salah satu sebagai pereaksi pembatas
1 mol HI 1 mol KI
? mol KI = 481 g HI x x = 3,76 mol KI
127,9 g HI 1 mol HI
1 mol KHCO 3 1 mol KI
? mol KI = 318 g KHCO3 x x = 3,18 mol KI
100,1 g KHCO 3 1 mol KHCO 3
KHCO3 adalah pereaksi pembatas, dan massa dari produk adalah:
166,0 g KI
? g KI = 3,18 mol KI x = 528 G KI
1 mol KI
b. Untuk memperoleh sejumlah produk 3,18 mol KI, kita dapat menghitung berapa
banyak HI yang diperlukan untuk reaksi’
1 mol HI 127,9 g HI
? g HI = 3,18 mol KI x x = 407 g HI
1 mol KI 1 mol HI
Jadi massa HI yang berlebih adalah:
481 g HIawal – 407 g HIyang bereaksi = 74 g HIyang berlebih

Latihan 19
Hidrogen sulfida adalah gas yang berbau busuk yang digunakan untuk pengendapan
42
(pemisahan dari larutan sebagai padatan) sulfida-sulfida logam dalam pola
laboratorium untuk mengidentifikasi kation-kation tertentu dalam larutan encer.
Salah satu cara untuk menghasilkan gas tersebut adalah dengan mereaksi besi (II)
sulfida dan asam klorida:
J. Persen hasil
Perhitungan sejumlah produk dalam suatu reaksi disebut hasil teoritis dari reaksi.
Dalam contoh 18, jumlah yang dihitung adalah 528 g bahwa 528 g adalah hasil secara
teoritis dari kalium iodida. Jika reaksi yang digambarkan dalam contoh dicari
penyelesaiannya dan ditentukan jumlah beratnya disebut hasil nyata mungkin anda
akan memperoleh kurang dari pada hasil teoritis 528 g sesungguhnya. Hasil nyata reaksi
kimia sering kurang dari pada perhitungan atau hasil teoritis untuk berbagai macam
sebab (lihat gambar 9). Bahan awal mungkin tidak murni, yang artinya bahwa jumlah
pereaksi kurang dari pada apa yang diharapkan. Beberapa produk mungkin hilang
selama proses pemisahannya dari pereaksi berlebih. Reaksi samping mungkin terjadi,
disamping reaksi-reaksi utama, mengubah beberapa pereaksi murni menjadi produk
yang lain dari salah satu yang diinginkan.
Umumnya hasil-hasil ditunjukkan dalam persentase. Persen hasil adalah hasil
sesungguhnya dibagi hasil teoritis dikalikan 100%.
Hasil nyata
Persen hasil = x 100%
Hasil teoritis

Contoh reaksi yang hasilnya kurang dari 100% adalah pembuatan ZnS dari reaksi
Zn dengan belerang, yang reaksinya adalah 8 Zn(s) + S8(s)  8 ZnS(s)
Hasil sebenarnya dari ZnS(s) diperoleh kurang dari pada yang diperhitungkan pada
campuran awal untuk beberapa pemikiran.
 Tidak ada serbuk seng maupun serbuk belerang yang murni
 Seng dapat dikombinasikan dengan O2 di udara, menghasilkan ZnO
 Beberapa belerang terbakar di udara menghasilkan SO2(g)
 Beberapa produk keluar dari campuran reaksi seperti gumpalan zat dan seperti debu
yang sangat bagus
Jika hasil KI yang nyata dalam contoh 18 adalah 496 g, maka persen hasilnya adalah :
496 gr
persen hasil = x 100% = 93,9%
528 gr

43
Contoh 19:
Etil asetat adalah pelarut yang digunakan sebagai pembersih cat kuku tangan. Berapa
gram asam asetata yang diperlukan untuk membuat 252 g etil asetat jika persen hasil
yang diharapkan adalah hanya 85,00%? Asumsikan bahwa pereaksi yang lain, etil
alkohol, ada dalam keadaan berlebih. Persamaan untuk reaksi tersebut, dengan
adanya H2SO4, adalah:

CH3COOH + HOCH2CH3 H2SO4 CH3COOH2CH + HOH


Asam asetat etanol Etil asetat

Penyelesaian
Pertama, menentukan hasil secara teoritis dari reaksi ini.
252 g etil asetat
85,00% = x 100%
Hasil teoritis
100
Hasil teoritis = 252 g etil asetat x = 296 g etil asetat
85%

Jika persen hasil hanya 85%, kita memerlukan hasil teoritis 296 g etil asetat untuk
memperoleh hasil nyata 252 g. Sisa dari perhitungan untuk menentukan massa asam
asetat untuk menghasilkan 296 g etil asetat.
1 mol CH 3 COOCH 2 CH 3
? g CH3COOH = 296 g CH3COOCH2CH3 x x
88,11 g CH 3 COOCH 2 CH 3

1 mol CH 3 COOH 60,05 g CH 3 COOH


x = 2002 g CH3COOH
1 mol CH 3 COOCH 2 CH 3 1 mol CH 3 COOH

Latihan 20
Isopentil asetat adalah komponen utama dari aroma pisang. Hitunglah hasil teoritis
dari isopentil yang dapat diperoleh dari 20,0 g isopentil alkohol dan 25,0 g asam
asetat. Jika persen hasil dari reaksi tersebut adalah 90,0%, berapakah hasil nyata dari
isopentil asetat?
CH3COOH + HOCH2CH2CH (CH3)2 ------> CH3COOH2CH2CH(CH3)2 + HOH
Asam asetat Isopentil alkohol Isopentil Asetat

44

Anda mungkin juga menyukai