Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

KESETIMBANGAN KIMIA
PENDAHULUAN
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada
perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika
suatu reaksi kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka
konsentarasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak
ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian,
aktivitas molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan
berubah menjadi produk secara terus-menerus sambil molekul
molekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan
kecepatan yang sama.
6.1 KONSEP KESETIMBANGAN
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah reaksi dapat balik
(reversible). Pada awal suatu reaksi dapat balik, reaksi berjalan kearah pembentukan produk. Sesaat
setelah produk terbentuk, pembentukan reaktan dari produk juga mulai berjalan. Jika kecepatan
reaksi maju dan reaksi balik adalah adalah sama, dan dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah
dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai
reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan
fisika, perubahan yang terjadi adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air yang
meninggalkan fase cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali kefase cair.

H2O(C) H2O(g)

Perhatian para kimiawi kebanyakan tercurah pada proses kesetimbangan kimia, misalnya reaksi
dapat dibalik yang melibatkan nitrogen dioksidasi (NO2) dan nitrogen tetraoksida (N2O4) yang
dinyatakan seperti berikut:

N2O4(g) 2NO2(g)

Kemajuan reaksi ini mudah dimunitor karena N2O4 adalah suatu gas tak berwarna, sedangkan NO2
adalah gas berwarna coklat tua. Andaikan sejumlah tertentu gas N2O4 diinjeksikan kedalam labu
tertutup maka segera tampak warna coklat yang menunjukkan terbentuknya molekul NO2. Intensitas
warna terus meningkat dengan berlangsungnya peruraian N2O4 terus-menerus sampai
kesetimbangan tercapai. Pada kaadaan ini, tidak ada lagi perubahan warna yang teramati.
Secara eksperimen kita juga dapat mendapatkan keadaan kesetimbangan dimana gas NO2 murni
sebagai starting material (bahan baku), atau dengan suatu campuran antara gas NO2 dan gas N2O4.
Pada table 6.1, memperlihatkan beberapa data eksperimen yang diukur pada 250C untuk reaksi antara
gas NO2 dan gas N2O4.

Gambar.6.1 Perubahan konsentrasi NO2 dan N2O4 dengan waktu (a) mula-mula hanya NO2 yang ada
(b) mula-mula hanya N2O2 yang ada (c) mula-mula yang ada adalah campuran NO2 dan N2O2
Table 6.1 Data sistem NO2-N2O4 pada 25oC.

Konsentrasi mula-mula Konsentrasi pada Harga perbandingan konsentrasi


kesetimbangan (M) pada kesetimbangan
(M)

[NO2] [N2O4] [NO2] [N2O4]

0,0000 0,6700 0,0547 0,6430 0,0851 4,65 x 10-3


0,0500 0,4460 0,0457 0,4480 0,1020 4,66 x 10-3
0,0300 0,5000 0,0475 0,4910 0,0967 4,60 x 10-3
0,0400 0,6000 0,0523 0,5940 0,0880 4,60 x 10-3
0,2000 0,0000 0,0204 0,0898 0,2270 4,63 x 10-3
Analisis data pada kesetimbangan memperlihatkan bahwa meskipun harga perbandingan
[NO2]2/[N2O4] memberikan hasi yang hampir konstan dengan harga rata-rata 4,63 x 10-3. Oleh karena
harga konstanta ini berkaitan dengan situasi kesetimbangan maka konstanta ini disebut konstanta
kesetimbangan untuk reaksi antara gas NO2 dan gas N2O4 pada 25oC. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut dimana pangkat 2 pada NO2 adalah koefesien reaksi.

Kita dapat membuat menjadi lebih umum pembicaraan ini dengan meninjau reaksi dapat balik berikut:

aA + bB cC + dD

Dimana a, b, c, dan d adalah koefesien-koefesien stoikiometri untuk spesies-spesies kimia A, B, C dan D.


konstanta kesetimbangan reaksi pada temperatur tertentu adalah:

Persamaan tersebut adalah suatu bentuk matematika hukum aksi massa yang diusulkan oleh Cato
Gulberg dan Peter Waage pada tahun 1864.
6.2 CARA MENYATAKAN KONSTANTA KESETIMBANGAN

Konsep konstanta kesetimbangan sangat penting dalam ilmu kimia. Konsep ini
digunakan sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan stoikiometri yang
melibatkan sistem kesetimbangan. Untuk menggunakan konstanta kesetimbangan, kita
harus mengetahui cara menyatakannya dalam konsentrasi-konsentrasi reaktan dan
produk. Oleh karena konsentrasi reaktan dan produk dapat dinyatakan dalam beberapa
jenis satuan, dan fase spesies pereaksi tidak selalu sama maka dimungkinkan ada lebih
dari satu cara untuk menyatakan konstanta kesetimbangan dari reaksi yang sama.
6.2.1 KESETIMBANGAN HOMOGEN
Kesetimbangan homogen adalah reaksi dalam dimana semua spesies pereaksi ada dalam fase
yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fase gas adalah peruraian N2O4.
Konstanta kesetimbangan dinyatakan dalam persamaan :

KC adalah konstanta kesetimbangan dimana konsentrasi pereaksi-pereaksi dinyatakan dalam


mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk gas dapat dinyatakan dalam tekanan persialnya
{ingat: P=(n/V)RT}.jadi untuk proses kesetimbangan

N2O4(g) 2NO2(g)

Hukum aksi massanya dapat dituliskan sebagai berikut :

Dimana PNO2 dan masing-masing adalah tekanan parsial (dalam atm) NO2 dan N2O4. Indeks
Kp memberikan informasi bahwa konsentrasi dinyatakan dalam tekanan.
6.2.2 HUBUNGAN ANTARA KC DAN KP
Umumnya KC tidak sama dengan KP karena tekanan persial reaktan dan produk tidak sama dengan
konsentrasinya yang dinyatakan dalam mol per liter. Hubungan sederhana antara KC dan kp dapat
diturungkan sebagai berikut. Andaikan suatu reaksi kesetimbangan dalam fase
aA bB
Dimana a dan b adalah koefisien stoikiometri.
Konstan kesetimbangan Kc dinyatakan dengan

Kc =

Dan pernyataan untuk Kp adalah

Kp =

Dimana PA dan PB masing-masing adalah tekanan parsial A dan B. bila gas dianggap bersifat ideal
maka
PAV = nART

PA =

Dimana V adalah volume wadah dalam satuan liter. Demikian pula


PBV = nBRT

PB =
Dengan mengganti hubungan ke dalam peernyataan Kp maka diperoleh persamaan

Sekarang nA/V dan nB/V mempunyai satuan mol/L dan dapat dinyatakan dengan [A] dan [B], sehingga

Kp = (

= Kc (
Dimana Δn = b - a
= (mol gas produk) – (mol gas reaktan)

Oleh karena tekanan biasanya dinyatakan dalam atm maka harga R yang digunakan adalah 0,0821
L.atm.mol-1. K-1, dan kita dapat menulis hubungan antara Kp dan Kc sebagai
Kp = Kc (0,0821.T)Δn
Umumnya Kp ≠ Kc kecuali dalam hal khusus jika Δn = 0.
6.2.3 KESETIMBANGAN HETEROGEN
Reaksi dapat balik yang melibatkan reaktan dan produk berbeda fase disebut kesetimbangan
heterogen. Sebagai contoh, jika kalsium karbonat dipanaskan dalam suatu bejana tertutup maka akan
tercapai kesetimbangan seperti berikut :

Oleh karena CaCO3 dan CaO adalah padatan murni, maka konsentrasinya dianggap tidak berubah
selama reaksi berjalan. Melalui penataan ulang persamaan diatas diperoleh :

[CaCO3] K'c = [CO2]


[CaO]

Oleh karena [CaCO3] dan [CaO] konstanta dan K'c adalah suatu konstanta kesetimbangan maka
semua suku yang ada disebelah kiri persamaan tersebut adalah konstanta.

K'c = Kc = [

Dimana Kc adalah konstanta kesetimbangan baru yang tidak tergantung pada banyaknya CaO dan
CaCO3 yang ada. Kita dapat juga menyatakan konstanta kesetimbangan sebagai berikut :
Kp = PCO2
Dalam hal ini konstanta kesetimbangan adalah suatu bilangan yang sama dengan tekanan CO2.
6.2.4 BENTUK K DAN PERSAMAAN REAKSI
Ada dua hukum yang berkenan dengan kostanta kesetimbangan.
(1). Jika suatu persamaan reaksi dapat-balik dituliskan dalam arah yang berlawanan maka konstanta kesetimbangan
menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan semula. Jadi jika kesetimbangan NO2-N2O4 dituliskan seperti :
N2O4(g) 2NO2(g)

Kc = = 4,63 x

Selanjutnya, jika kesetimbangan dituliskan seperti berikut:

2NO2(g) N2O4(g)
Maka konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan

K = = = 216

Terlihat bahwa Kc = 1/K'c atau KcK'c = 1,00.konstanta-konstanta Kc dan K'c keduanya adalah konstanta kesetimbangan
yang valid, tetapi kita belum bisa menentukan bahwa konstanta kesetimbangan untuk sistem reaksi NO2-N2O4 adalah
4,63 x 10-3 atau 216, kecuali jika kita telah menetapkan bagaimana penulisan persamaan reaksinya.
(2). Harga konstanta kesetimbangan K juga tergantung pada bagaimana persamaan kesetimbangan diseimbangkan.
1/2N2O4(g) NO2(g)

Sedangkan kalau persamaan dituliskan seperti berikut :


N2O4(g) 2NO2(g)

Kc =

Terlihat bahwa
6.3 MANFAAT KONSTANTA KESETIMBANGAN
Umumnya konstanta kesetimbangan dapat membantu kita dalam memprakirakan kearah mana campuran reaksi dapat
berjalan untuk mencapai kesetimbangan, dan untuk menghitung konsentrasi reaktan-reaktan dan produk-produk saat
keadaan kesetimbangan telah tercapai.
1. Prakiraan Arah Suatu Reaksi
Konstanta klesetimbangan Kc pada 430oC untuk reaksi di bawah adalah 54,3.

H2(g) + I2(g) 2HI(g)

Di dalam suatu percobaan pada 430oC, ke dalam wadah 1,00 L ditempatkan 0,243 mol H2; 0,146 mol I2 dan 1,98 mol HI.
Akankah dalam reaksi tersebut membentuk H2 dan I2, atau HI lagi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kita
harus memasukkan harga konsentrasi-konsentrasi zat awal ke dalam pernyataan konstanta kesetimbangan seperti
berikut :

dimana indeks “o” menyatakan konsentrasi awal. Oleh karena hasil bagi [HI] /[ ]0[ ]0 lebih besar daripada Kc (54,3),
berarti sistem ini belum mencapai kesetimbangan. Akibatnya beberapa molekul HI akan bereaksi membentuk H2 dan I2.
Jadi reaksi berjalan dari kanan ke kiri untuk mencapai kesetimbangan. Kuantitas yang diperoleh melalui pemasukan
harga konsentrasi awal spesies-spesies ke dalam pernyataan konstanta kesetimbangan disebut hasil bagi reaksi (Qc).
Untuk menentukan arah pergeseran reaksi untuk mencapai kesetimbangan, kita harus membandingkan harga Qc
dengan Kc. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi :

1. Qc > Kc Harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah cukup besar. Untuk mencapai
kesetimbangan maka produk harus berubah menjadi reaktan. Proses berjalan dari kekiri.
2. Qc = Kc konsentrasi mula-mula adalah sama dengan konsentrasi pada kesetimbangan berarti telah tercapai
kesetimbangan.
3. Qc < Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah cukup kecil. Untuk mencapai
kesetimbangan maka reaktan harus berubah menjadi produk. Proses berjalan dari kiri ke kanan.
6.4 PERHITUNGAN KONSENTRASI DALAM KESETIMBANGAN
Jika kita mengetahui harga konstanta kesetimbangan untuk suatu reaksi tertentu maka kita dapat
menghitung konsentarsi campuran pada kesetimbangan dan data konsentrasi awal. Penghitungan
dapat langsung atau pun rumit, tergantung pada data diberikan. Di dalam situasi yang umum, hanya
data konsentarsi awal reaktan yang diberikan. Sebagai contoh, marilah kita tinjau sisitem berikut yang
mempunyai konstanta kesetimbangan (KC) = 24,0 pada suatu temperautr tertentu.
A B
Anggaplah bahwa A yang mula-mula ada adalah 0,850 mol/L. dari stoikiometri reaksi terlihat bahwa
setiap I mol A yang berubah akan dihasilkan I mol B. jika konsentrasi B pada kesetimbangan adalah x
maka konsentasi A pada kesetimbangan adalah (0,850-x) mol/ L.
A B
Mula-mula (M) : 0,850 0
Perubahan : -x +x
Kesetimbangan : (0,850-x) x
Tanda positif menyatakan peningkatan konsentrasi, dan tanda negative menunjukkan penurunan
konsentrasi pada kesetimbangan. Selanjutnya kita menyatakan konstanta kesetimbangan sebagai
berikut :
Kc =

24,0 =
= 0,816 M
Jadi konsentrasi A dan B pada kesetimbangan adalah sebagai berikut :
[A] = (0,850-0,816) M = 0,034M
[B] = 0,816 M
6.5 KESETIMBANGAN PADATAN IONIK DAN KSP
Jika padatan ionic berlebih dilarutkan ke dalam air maka diperoleh suatu kesetimbangan
antara ion-ion dalam larutan jenuh dengan fase padat yang berlebih. Sebagai contoh kesetimbangan
perak klorida:
AgCl (p) Ag+ (aq) + Cl- (aq)
Dengan demikian,

= Kc

Konsentrasi perak klorida dalam fase padat adalah suatu konstanta dan tidak berubah. Tidak peduli
berapa banyak padatan itu yang kontak dengan larutan. Oleh karenanya kita dapat menuliskan
[Ag+][Cl-] = Kc[AgCl (p) ]= Ksp
Konstanta Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan (solubility product), dan pernyataan
[Ag+][Cl-] adalah hasil kali konsentrasi ion-ion hasil. Bila larutan jenuh berada dalam kesetimbangan
dengan padatan yang berlebih, hasil kali konsentrasi ion-ionnya harus sama dengan harga Ksp-nya.
Tidak ada pembatasan bahwa konsentrasi Ag+ harus sama dengan konsentrasi Cl-, tapi hasil kalinya
sama dengan Ksp. Harga Ksp harus ditentukan melalui percobaan.

Salah satu contoh percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : barium sulfat digerus
dan diaduk dalam satu liter air pada 25oC sampai terbentuk larutan jenuh. Larutan disaring, endapan
BaSO4 yang berlebih disingkirkan, dan filtratnya dievaporasi sampai kering. Endapan BaSO4 yang
diperoleh dari filtrat kemudian dikeringkan dan ditimbang. Kelarutan BaSO4 dalam air pada 25oC
yang diperoleh adalah 3,9 x 10-5 mol/L. seperti halnya semua garam, BaSO4 adalah elektrolit kuat dan
terurai sempurna dalam air. Oleh karenanya jika 3,9 x 10-5 mol/L BaSO4 yang terlarut, ion Ba2+ yang
terbentuk adalah 3,9 x 10-5 mol/L dan ion SO42- juga 3,9 x 10-5 mol/L.
BaSO4(p) Ba2+(aq) + SO42- (aq)
Kita dapat menulis
Ksp = [Ba2+] [SO42- ] = (3,9 x 10-5)(3,9 x 10-5) = 1,5 x 10-9
6.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIMBANGAN

Kesetimbangan kimia mengatakan suatu kesetimbangan antara reaksi maju


dengan reaksi balik. Perubahan dalam kondisi percobaan dapat menggangu dan
menggeser posisi kesetimbangan sehingga mengurangi atau menambah produk yang
terbentuk, tekanan, volume, dan temperatur. Ada satu aturan umum yang dapat
membantu kita memperkirakan arah mana kesetimbangan akan berjalan jika terjadi
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut. Hukum ini dikenal sebagai prinsip Le
Chatelier, yang menyatakan bahwa jika kepada suatu sistem kesetimbangan diberikan
ganguan dari luar maka sistem akan berubah. Dengan sendirinya untuk mengurangi
dampak dari ganguan tersebut. Adapun yang dimaksud gangguan dalam hal ini adalah
perubahan dalam konsentrasi, tekanan, volume, dan temperatur.
6.7.1 PERUBAHAN KONSENTRASI
Besi III tiosionat [Fe(SCN)] larut dengan segera kedalam air menghasilkan suatu larutan merah.
Warna merah ini. Disebabkan oleh adanya ion FESCN2+. Adapun reaksi kesetimbangan tersebut
dapat dinyatakan sebagai berikut :
FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)
Merah kuning muda tak berwarna

Jika dalam sistem larutan tersebut ditambahkan natrium tiosianat (NaSCN) maka konsentrasi ion
SCN- meningkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut maka ion Fe3+ bereaksi dengan ion SCN- yang
ditambahkan, dan kesetimbangan bergeser dari kanan ke kiri.

FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)

Akibatnya, warna merah larutan menjadi lebih gelap. Hal yang sama terjadi jika ke dalam larutan
mula-mula ditambahkan besi (III) nitrat Fe(NO3)3 .
Seandainya kita menambahkan asam oksalat (H2C2O4) ke dalam larutan awal. Sam oksalat
terionisasi dalam air menghasilkan ion oksalat (C2O42-) yang dapat berikatan kuat dengan ion Fe3+.
Pembentukan ion stabil Fe(C2O4)33- menghabiskan ion Fe3+ dalam larutan. Akibatnya, FeSCN2+
terurai dan kesetimbangan bergeser dari kiri ke kanan. Larutan merah berubah menjadi kuning
karena pembentukan ion Fe(C2O4)33-.

FeSCN2+ (aq) Fe3+ (aq) + SCN- (aq)


6.7.2 PERUBAHAN VOLUME DAN TEKANAN
Perubahan tekanan tidak mempengaruhi konsentrasi spesies fase cair dan padat. Akan tetapi
konsentrasi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Mari kita lihat persamaan berikut :
PV = nRT

Jika P dan V saling berhubungan secara timbal-balik. Pada jumlah mol dan T tetap, semakin besar
tekanan maka volume semakin kecil, demikian sebaliknya. Suku (n/V) adalah konsentrasi dalam mol/L,
dan dipengaruhi langsung oleh perubahan tekanan. Andaikan sistem kesetimbangan seperti berikut :
N2O4 (g) 2NO2(g)
Berada dalam silinder yang dilengkapi dengan piston. Persamaan konstanta kesetimbangannya
dinyatakan sebagai berikut :

Kemudian tekanan gas dalam tabung ditingkatkan dengan cara menekan piston. Oleh karena volume
menurun maka konsentrasi N2O4 (stoikhiometri kecil) meningkat sedangkan NO2 . pada
pernyataan konstanta kesetimbangan terlihat bahwa NO2 dikuadratkan, sedangkan N2O4
hanya pangkat satu. Oleh karenanya peningkatan tekanan akan menyebabkan sistem tidak berada
pada posisi kesetimbangan dalam hal ini terjadi perubahan dari kanan ke kiri.
6.7.3 PERUBAHAN TEMPERATUR
Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume dapat mengubah posisi kesetimbangan, demikian
juga halnya dengan temperatur. Seandainya temperatur sistem berubah maka :
a. Pada reaksi yang endotermis, peningkatan temperatur menyebabkan pergeseran
kesetimbangan kea rah reaksi endotermis; sedangkan penurunan temperatur menggeser
kesetimbangan kea rah reaksi eksotermis. Reaksi
H2(g) + I2(g) 2HI(g) + 13 kJ
Adalah suatu reaksi ke kanan berlangsung eksotermis sebagaimana tertulis, maka peningkatan
temperatur menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga K menurun. Dengan
meningkatnya harga T maka konsentrasi HI menjadi menurun, dan konsentrasi H2 dan I2
meningkat. Dengan kata lain HI kurang stabil pada temperatur tinggi.
b. Prinsip Le Chatelier memprakirakan bahwa peningkatan temperatur mendorong perubahan
kea rah yang menggunakan panas. Ketika 1 mol H2 dan 1 mol I2 menghilang maka 2 mol HI
dan 13 kJ panas dikeluarkan pada reaksi diatas. Proses sebaliknya menyerap panas. Jika
temperatur meningkat maka sistem mencoba mengurangi gangguan tersebut dengan menyerap
panas tambahan. Oleh karena reaksi balik adalah reaksi yang menggunakan panas maka
perubahan kea rah tersebut lebih disukai. Kecenderungan kea rah reaksi balik menyebabkan
konsentrasi I2 dan H2 meningkat.
c. Suatu prinsip yang umum dalam kinetic adalah bahwa kecepatan reaksi meningkat dengan
meningkatnya temperatur. Peningkatan temperatur untuk suatu reaksi kesetimbangan
menyebabkan kecepatan reaksi endotermis relatif lebih meningkat daripada reaksi eksotermis.
Untuk reaksi.
H2(g) + I2(g) 2HI(g) + 13kJ
Maka dengan menaikkan temperatur, kecepatan peruraian (endotermis) lebih meningkat
daripada kecepatan pembentukan HI (eksotermis). Hasilnya, jika terjadi penaikan temperatur
reaksi maka konsentrasi HI menurun.
6.7.4 PENAMBAHAN KATALIS
Apakah pengaruh katalis terhadap suatu sistem kesetimbangan? Untuk menjelaskan permasalahan tersebut
dapat dilakukan melalui pendekatan sebagai berikut :
a. Konstanta kesetimbangangan hanya berkaitan dengan zat-zat yang tampak dalam persamaan reaksi.
Katalis tidak tampak dalam persamaan reaksi atau dalam pernyataan konstanta kesetimbangan. Oleh
karenanya penambahan katalis ke dalam sistem kesetimbangan di harapkan tidak akan mempengaruhi
konsentrasi-konsentrasi pada kesetimbangan, hanya mempercepat teradi kesetimbangan.
b. Prinsip Le Chatelier tidak menyebutkan tentang adanya katalis.
c. Kinetik memberikan argumentasi yang paling baik bahwa suatu katalis tidak mempengaruhi komposisi
suatu sistem kesetimbangan. Menurut teori kecepatan reaksi, kecepatan reaksi tergantung pada seberapa
cepat partikel-partikel melampau energy rintangan antara keadaan awal dengan keadaan akhir. Pada gambar
terlihat perbedaan energi rintangan antara reaksi yang dikatalis dengan yang tidak dikatalis. Dengan adanya
katalis terjadi penurunan energi rintangan reaksi sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jika energi rintangan
kearah maju diturunkan maka energi rintangan untuk perubahan kea rah belakang juga turun. Dengan
demikian maka peningkatan kecepatan reaksi untuk katalisator kea rah maju harus sama dengan peningkatan
kecepatan reaksi kea rah sebaliknya. Gambar 6.2 memperlihatkan energi rintangan untuk reaksi berikut :

Gambar 6.2 diagram energi rintangan (garis putus-putus adalah jalan yang dilalui reaksi bila digunakan
katalis)
Contoh soal :
Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 25oC untuk reaksi berikut
adalah 4,63 x 10-3. Berapakan harga Kp pada temperatur tersebut?

N2O4(g) 2NO2(g)

Jawab :
Kp = Kc(0,0821T)Δn
Oleh karena T = 298 K dan Δn=2-1, maka kita mempuyai
Kp = (4,63 x 10-3)(0,0821 x 298), maka Kp = 0,113
Contoh soal :
Suatu reaksi pada 200oC, mula-mula terdapat 0,249 mol N2, 3,2 x 10-2 mol H2, dan 6,42 x 10-4
mol NH3 dalam tabung reaksi 3,50 L. jika konstanta kesetimbangan (Kc) pada temperatur
tersebut untuk reaksi adalah 0,65; tentukan apakah reaksi berada pada keadaan
kesetimbangan? Jika tidak, prakirakan kea rah mana reaksi berjalan!

N2(g) + 3H 2(g) 2NH3(g)

Jawab :
Konsentrasi awal spesies-spesies dalam reaksi adalah

Selanjutnya kita bandingkan konsentrasi produk dengan reaktan.

Oleh karena Qc lebih kecil daripada Kc (0,65) maka sistem tidak berada dalam keadaan
kesetimbangan. Reaksi akan berjalan dari kiri ke kanan sampai kesetimbangan tercapai.
Contoh soal :
Suatu campuran 0,500 mol H2 dan 0,500 mol I2 ditempatkan dalam tabung 1,00L pada 430oC. Hitunglah
konsentrasi H2, I2 dan HI pada kesetimbangan. Diketahui konstanta kesetimbangan (Kc) reaksi, pada
teperatur tersebut adalah 54,3.
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Jawab :
Langkah 1:
Stoikiometri reaksi adalah 1 mol H2 bereaksi dengan 1 mol I2 menghasilkan 2 mol HI. Bila x adalah
pengurangan (dalam mol/L) masing-masing H2 dan I2 pada kesetimbangan, maka konsentrasi HI yang terjadi
adalah 2x.
H2(g) + I2(g) 2HI(g)
Konsentrasi mula-mula (M) : 0,500 0,500 0,00
Perubahan konsentrasi (M) : -x -x +2x
Konsentrasi kesetimbangan : (0,500-x) (0,500-x) 2x
Langkah 2 : konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan

Dengan memasukkan harga-harganya maka diperoleh

Dengan mengambil akar kuadrat kedua sisi maka diperoleh

Langkah 3 : konsntrasi kesetimbangan adalah


[H2] = (0,500-0,393) M = 0,107M
[I2] = (0,500-0,393) M = 0,107 M
[HI] = 2 x 0,393 M = 0,786M
Contoh soal :
Konstanta kesetimbangan (Kc) pada 350oC untuk reaksi
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
adalah 2,37 x10-3. Dalam suatu percobaan, konsentrasi-konsentrasi pada
kesetimbangan : N2 = 0,683 M, H2 = 1,05 M. kemudian ke dalam campuran
ditambahkan NH3 sehingga konsentrasinya meningkat menjadi 3,65M. (a)
gunakanlah prinsip Le Chatelier untuk memprakirakan arah pergeseran reaksi
untuk mencapai kesetimbangan. (b) cocokkanlah prakiraan saudara dengan
perhitungan harga pembagian (Qc) dan bandingkanlah harga ini dengan harga Kc.
Jawab :
a. Gangguan yang diberikan kepada sistem adalah penambahan NH3. Untuk
mengatasi gangguan ini, beberapa NH3 bereaksi menghasilkan N2 dan H2 sampai
tercapai kesetimbangan baru. Reaksi bergeser dari kanan ke kiri,
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
b. Setelah penambahan NH3, sistem segera mencapai kesetimbangan. Perbandingan
reaksi dinyatakan dengan

= 2,86x10-2
Oleh karena harga Qc lebih besar daripada harga Kc (2,37 x 10-3) maka reaksi akan
bergeser dari kanan ke kiri sampai Qc sama dengan Kc.

Anda mungkin juga menyukai