KESETIMBANGAN KIMIA
Bersifat
Meliputi
Sistem Tertutup
Hukum Aksi Massa
Dinyatakan dalam
Q KC KP
Hubungan
KP = KC (RT)∆n
1
PENDAHULUAN
4.8 Menyajikan hasil 4.7.1 Mengolah data untuk menentukan nilai tetapan
pengolahan data untuk kesetimbangan suatu reaksi
menentukan nilai tetapan 4.7.2 Mempresentasikan hasil pengolahan data untuk
kesetimbangan suatu menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu
reaksi reaksi
Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta
didik diharapkan aktif dan mampu:
Pertemuan 1
1. Menjelaskan konsep tetapan kesetimbangan dengan benar
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dengan benar
3. Menganalisis harga Kc dengan benar
4. Mengolah data dalam menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi dengan benar
Pertemuan 2
1. Menghitung Harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas dalam campuran dengan benar
2. Menentukan hubungan Kc dan Kp dengan benar
3. Menganalisis hubungan Kc dan Kp untuk reaksi berkesesuaian dengan tepat
5
BAHAN AJAR
2. Keadaan Setimbang
Misalkan terdapat 1 mol gas nitrogen dipanaskan bersama 3 mol gas hidrogen. Pada awalnya
hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan ammonia.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Ternyata sebagian ammonia akan terurai kembali menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen.
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersama-sama menurut reaksi dapat
balik berikut ini.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Misalkan laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2. Sebagai mana telah dipelajari dalam laju
reaksi, nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2 dan H2 (laju pembentukan amoniak), sedangkan
nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3 (laju penguraian amoniak). Pada awal reaksi v1
mempunyai nilai maksimum sedangkan v2 adalah nol karena NH3 belum terbentuk. Pada suatu
saat (pada saat waktu t tertentu) laju reaksi maju akan sama dengan laju reaksi balik. Selanjutnya
seiring dengan berkurangnya konsentrasi N2 dan H2, nilai v1 semakin lama semakin kecil.
Sebaliknya dengan bertambahnya konsentrasi NH3 maka nilai v2 akan semakin besar. Peristiwa
ini dapat digambarkan pada kurva sebagai berikut:
6
Kurva 1 : Perubahan laju reaksi terhadap waktu. v1 = laju reaksi dari kiri ke kanan (laju pembentukan
amoniak) dan v2 = laju reaksi dari kanan ke kiri (laju penguraian amoniak)
Kurva 2: Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu menuju keadaan setimbang.
Dari kedua kurva di atas dapat dilihat, sejak pada waktu t v1= v2 jumlah masing-masing
komponen tidak berubah terhadap waktu. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang dapat
diamati atau diukur (reaksi makroskopis) seolah-olah reaksi telah berhenti. Pada keadaan inilah
reaksi telah mencapai keadaan setimbang.
Jadi keadaan setimbang adalah dimana laju pembentukan produk dan penguraian produk
pada waktu tertentu bernilai sama sehingga konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap
tidak berubah terhadap waktu tetap oleh karena itu tidak ada perubahan lagi yang dapat
di amati.
Namun, melalui percobaan dapat ditunjukkan dalam keadaan setimbang tersebut reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Artinya reaksi antara nitrogen dan
hidrogen membentuk ammonia tetap berlangsung, demikian pula penguraian ammonia
membentuk hidrogen dan nitrogen. Oleh karena itu kesetimbangan kimia disebut
kesetimbangan dinamis.
7
Kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium) ialah suatu kesetimbangan kimia yang
melibatkan reaktan dan produk yang berada pada fasa yang berbeda.
Contoh :
1) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
2) 2NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
8
p = pA + pB + pC + ……..
Gas A akan menimbulkan tekanan ketika ia menumbuk tembok (dengan tekanan parsialnya),
begitu juga dengan gas B. Fraksi mol merupakan perbandingan mol suatu zat terhadap
keseluruhan mol dari campuran pembentuknya. Fraksi mol suatu zat A ditunjukkan sebagai XA,
fraksi mol zat B sebagai XB, dan seterusnya.
Hubungan fraksi mol dan tekanan parsial ditunjukkan sebagai tekanan parsial merupakan hasil
kali dari fraksi mol dengan tekanan total, atau :
p =X x p total
Kesetimbangan berdasarkan tekanan dinyatakan dengan notasi Kp, yaitu hasil kali tekanan
parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi, setelah
masing-masing gas dipangkatkan dengan koefisiennya menurut persamaan reaksi.
Kesetimbangan homogen dalam bentuk tekanan, untuk reaksi antara gas A dan B membentuk
gas C dan D sesuai reaksi :
aA + bB cC + dD
dapat dituliskan sebagai :
Kesetimbangan heterogen dalam bentuk tekanan seperti halnya dalam Kc keterlibatan zat dengan
fasa padat diabaikan, karena tidak berperan dalam pembentukan tekanan total. Untuk
menentukan Kp tekanan gas dapat dinyatakan dengan cmHg atau atmosfer (atm).
Untuk reaksi :
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)
dituliskan sebagai :
9
6. Hubungan Kc dengan Kp
Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi gas dalam ruangan. Dari persamaan gas ideal,
yaitu PV = nRT , maka tekanan gas:
P= ; Besaran = konsentrasi gas
10
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) 2N2O(g) Kc1 =
[ N 2 ] 2 [O2 ]
[ NO2 ]4
2N2O(g) + 3O2(g) 4NO2(g) Kc2 =
[ N 2 O]2 [O2 ]3
[ NO2 ] 4
2N2(g) + 4O2(g) 4NO2(g) Kc3 =
[ N 2 ] 2 [O2 ] 4
Persamaan Kc3 merupakan hasil kali dari Kc1 dan Kc2 seperti ditunjukan berikut ini:
[ N 2 O]2 [ NO2 ]4 [ NO2 ] 4
Kc1 x Kc2 = x = = Kc3
[ N 2 ] 2 [O2 ] [ N 2 O]2 [O2 ]3 [ N 2 ] 2 [O2 ] 4
8. Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang
terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang berlangsung dalam ruang
tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi.
Beberapa cotoh kesetimbangan disosiasi gas :
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
N2O3(g) 2NO2(g)
Besarnya fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi (α), yaitu perbandingan
antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula.
Reaksi = P nQ
Mula-mula = a mol -
Reaksi = (-αa) mol + n. α.a mol +
Setimbang = (a-αa) mol n. αa mol
9. Perhitungan konsentrasi saat keadaan setimbang yang baru setelah penambahan zat serta
meramalkan arah reaksi
Salah satu kegunaan dari tetapan kesetimbangan, yaitu dapat memberikan seberapa jauh reaksi
telah berlangsung. Semakin kecil nilai Kc, maka semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk.
Posisi kesetimbangan akan berada di kiri reaksi. Sebaliknya, semakin besar nilai Kc, maka semakin
banyak produk yang terbentuk. Posisi kesetimbangan akan berada di kanan reaksi. Jika nilai Kc
mendekati 1, maka reaksi setimbang. Posisi kesetimbangan kurang lebih berada di tengah.
Harga tetapan kesetimbangan diperoleh menggunakan harga konsentrasi zat-zat yang ada pada
reaksi setimbang pada saat kesetimbangan terjadi. Apabila harga konsentrasi zat-zat yang
digunakan bukan kosentrasinya pada keadaan setimbang maka perbandingan hasil kali konsentrasi
produk dipangkatkan kooefisiennya terhadap hasil kali konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
koefisiennya menghasilkan suatu besaran yang disebut kuosien reaksi (Qc). Selanjutnya, nilai
tetapan kesetimbangan dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi sudah berada dalam
kondisi setimbang atau belum. Pada keadaan kesetimbangan harga Qc = Kc.
Qc = Kc ; Reaksi Setimbang
Qc < Kc ; Reaksi bergeser ke arah produk
Qc = Kc ; Reaksi bergeser ke arah reakstan
12
Untuk menghitung besar Kc, dipergunakan rumus berikut.
[C ]c [D ]d
Kc =
[A]a [B] b
Contoh:
Gas N2O4 dan gas NO2 dicampur pada suhu 473 K di dalam wadah berkapasitas 1 liter. Ketika
kesetimbangan tercapai, terdapat 0,00357 M gas N2O4 dan 0,193 M gas NO2. Jika kita tambahkan
0,057 mol gas NO2, berapakah konsentrasi zat saat tercapai kesetimbangan baru? (Kc= 10,4)
N2O4(g) 2NO2(g)
0,057 mol
[NO2] = = 0,057 M
1L
13
[ NO 2 ] 2
Kc =
[ N 2 O4 ]
[0,2500 ] 2
Kc =
[0,00357 ]
Kc = 17,51
Harga Q yang di dapat sebesar 17,51 harga KC pada kesetimbangan ini sebesar 10,4
Jadi harga Q > Harga K. sehingga untuk mencapai keadaan kesetimbangan baru, reaksi
akan bergeser ke arah kanan dan membentuk lebih banyak gas N2O4
2. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi
menurut persamaan 2A + 3B ⇌ A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih terdapat 0,25 mol
gas B. Kalau volum ruang 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut ialah….
A. 16
B. 32
C. 64
D. 72
E. 80
A. 9 atm
B. 27 atm
14
C. 3 atm
D. 1 atm
E. ⅓ atm
1
B.
K1
C. K12
D. K1
E. Tetap
15
SUMBER RUJUKAN:
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk Sma kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2004. Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H. Dan Suminar. 1980. Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
http://benhursanus.blogspot.com/2016/01/makalah-kimia-fisika-1-kesetimbangan.html
16