Anda di halaman 1dari 15

Lampiran 1

Nama : Erin Sektianingrum


NO. UKG : 202000661349
PETA KONSEP

KESETIMBANGAN KIMIA

Bersifat
Meliputi

Dinamis Kesetimbangan Kesetimbangan


Homogen Hoterogen
Terjadi pada
Mempunyai
Reaksi Dapat
Balik Tetapan Kesetimbangan

Berlangsung dlm Berdasarkan

Sistem Tertutup
Hukum Aksi Massa

Dinyatakan dalam

Q KC KP

Hubungan

KP = KC (RT)∆n

1
PENDAHULUAN

Fotosintesis merupakan suatu proses


biokimia pembentukan zat makanan
seperti karbohidrat yang dilakukan
oleh tumbuhan. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:

6CO2 (g) + 6H2O(g) ⇌ C6H12O6 (s) + 6O2


(g)

- Kebalikan fotosintesis adalah


respirasi/pernapasan.
- Apakah reaksi diatas termasuk reaksi
reversibel ataureaksi irreversible?
- Reaksi ini termasuk
kesetimbanganheterogen atau
homogen?
- Apakah pada reaksi fotosintesis dapat
ditentukan tetapankesetimbangan nya?
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.8 Menjelaskan reaksi 3.8.1 Menjelaskan konsep tetapan kesetimbangan
kesetimbangan didalam 3.8.2 Menganalisis harga Kc berdasarkan konsentrasi
hubungan antara pereaksi zat dalam kesetimbangan
dan hasil reaksi 3.8.3 Menghitung Harga Kp berdasarkan tekanan
parsial gas dalam campuran
3.8.4 Menentukan hubungan Kc dan Kp

4.8 Menyajikan hasil 4.7.1 Mengolah data untuk menentukan nilai tetapan
pengolahan data untuk kesetimbangan suatu reaksi
menentukan nilai tetapan 4.7.2 Mempresentasikan hasil pengolahan data untuk
kesetimbangan suatu menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu
reaksi reaksi

Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta
didik diharapkan aktif dan mampu:
Pertemuan 1
1. Menjelaskan konsep tetapan kesetimbangan dengan benar
2. Menentukan tetapan kesetimbangan dengan benar
3. Menganalisis harga Kc dengan benar
4. Mengolah data dalam menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi dengan benar
Pertemuan 2

1. Menghitung Harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas dalam campuran dengan benar
2. Menentukan hubungan Kc dan Kp dengan benar
3. Menganalisis hubungan Kc dan Kp untuk reaksi berkesesuaian dengan tepat

5
BAHAN AJAR

1. Reversibel dan Ireversibel


Reaksi reversible adalah reaksi yang dapat balik, sedangkan reaksi irreversible adalah reaksi
yang tidak dapat balik. Contoh reaksi ireversible adalah kertas terbakar dan juga reaksi
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H2O(l).
Reaksi antara natrium hidroksida (NaOH) dan asam klorida (HCl) hanya dapat berlangsung ke
arah kanan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara mereaksikan kembali hasil reaksi, yaitu NaCl
dan H2O. Fakta menunjukkan bahwa NaCl tidak akan bereaksi dengan air membentuk NaOH
dan HCl. Adapun contoh reaksi reversibel adalah reaksi antara N2 dan H2 menjadi NH3, dan
sebaliknya NH3 dapat terurai menjadi H2dan N2.

2. Keadaan Setimbang
Misalkan terdapat 1 mol gas nitrogen dipanaskan bersama 3 mol gas hidrogen. Pada awalnya
hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan ammonia.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Ternyata sebagian ammonia akan terurai kembali menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen.
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersama-sama menurut reaksi dapat
balik berikut ini.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Misalkan laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2. Sebagai mana telah dipelajari dalam laju
reaksi, nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2 dan H2 (laju pembentukan amoniak), sedangkan
nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3 (laju penguraian amoniak). Pada awal reaksi v1
mempunyai nilai maksimum sedangkan v2 adalah nol karena NH3 belum terbentuk. Pada suatu
saat (pada saat waktu t tertentu) laju reaksi maju akan sama dengan laju reaksi balik. Selanjutnya
seiring dengan berkurangnya konsentrasi N2 dan H2, nilai v1 semakin lama semakin kecil.
Sebaliknya dengan bertambahnya konsentrasi NH3 maka nilai v2 akan semakin besar. Peristiwa
ini dapat digambarkan pada kurva sebagai berikut:

6
Kurva 1 : Perubahan laju reaksi terhadap waktu. v1 = laju reaksi dari kiri ke kanan (laju pembentukan
amoniak) dan v2 = laju reaksi dari kanan ke kiri (laju penguraian amoniak)

Kurva 2: Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu menuju keadaan setimbang.

Dari kedua kurva di atas dapat dilihat, sejak pada waktu t v1= v2 jumlah masing-masing
komponen tidak berubah terhadap waktu. Oleh karena itu tidak ada perubahan yang dapat
diamati atau diukur (reaksi makroskopis) seolah-olah reaksi telah berhenti. Pada keadaan inilah
reaksi telah mencapai keadaan setimbang.
Jadi keadaan setimbang adalah dimana laju pembentukan produk dan penguraian produk
pada waktu tertentu bernilai sama sehingga konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap
tidak berubah terhadap waktu tetap oleh karena itu tidak ada perubahan lagi yang dapat
di amati.
Namun, melalui percobaan dapat ditunjukkan dalam keadaan setimbang tersebut reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Artinya reaksi antara nitrogen dan
hidrogen membentuk ammonia tetap berlangsung, demikian pula penguraian ammonia
membentuk hidrogen dan nitrogen. Oleh karena itu kesetimbangan kimia disebut
kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan dinamis adalah secara mikroskopis reaksi terus belangsung dengan


laju pembentukan produk dan penguraian produk pada waktu tertentu bernilai sama
sehingga konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap atau tidak berubah terhadap
waktu.

3. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen


Kesetimbangan homogen (homogeneus equilibrium) ialah suatu kesetimbangan kimia yang
melibatkan reaktan dan produk yang berada pada fasa yang sama. Kesetimbangan homogen
dapat berupa sistem gas atau larutan. Contoh :
1) N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
2) CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)

7
Kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium) ialah suatu kesetimbangan kimia yang
melibatkan reaktan dan produk yang berada pada fasa yang berbeda.
Contoh :
1) CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
2) 2NaHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

4. Hukum kesetimbangan Kimia atau Hukum Aksi Massa


Pada keadaan kesetimbangan, konsentrasi reaktan maupun produk tidak berubah dengan
berjalannya wakru reaksi, Fakta ini dibuktikan oleh ahli kimia Norwegia, Cato Guldberg dan
Peter Weage (1864) yang mengamati bahwa perubahan jumlah reaktan maupun produk pada
reaksi bolak-balik akan menyebabkan pergeseran kesetimbangan. Ketika mereka menambahkan
lebih banyak reaktan, kesetimbangan bergeser kearah pembentukan produk. Sebaliknya, ketika
mereka menambahkan lebih banyak produk, kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan
reaktan . Jadi, dapat dikatakan bahwa pada setiap reaksi bolak-balik selalu terjadi pergeseran
kesetimbangan. Secara umum, reaksi bolak-balik berlangsung menurut persamaan berikut:
aA + bB cC + dD
dengan A dan B adalah reaktan, C dan D adalah Produk, sedangkan a, b, c, dan d adalah
koefisien persamaan reaksi bolak-balik.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, mereka menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
tetap antara konsentrasi reaktan dan produk dalam kesetimbangan dan dikenal sebagai hukum
kesetimbangan kimia atau hukum aksi massa. Hasil bagi konsentrasi produk dipangkatkan
koefisien reaksi dan reaktan dipangkatkan koefisien reaksi selalu memberikan nilai yang sama
pada suhu tertentu, yang dinamakan tetapan kesetimbangan (K). Secara matematis, hokum
kesetimbangan kimia dapat diungkapkan dalam persamaan tetapan kesetimbangan yang
dinyatakan sebagai berikut:

5. Tetapan Kesetimbangan Gas


Sebelum mempelajari tentang tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan, kita terlebih akan
mencoba terlebih dahulu mempelajari tentang tekanan parsial dan fraksi mol. Tekanan parsial
suatu gas adalah tekanan yang akan dimiliki jika suatu gas mengisi suatu wadah tanpa ada zat
yang lain. Tekanan parsial gas A diberi lambang pA. Sedangkan tekanan parsial gas B diberi
lambang pB, dan seterusnya. Tekanan total suatu campuran gas merupakan jumlah dari tekanan
parsial gas-gas campurannya.

8
p = pA + pB + pC + ……..
Gas A akan menimbulkan tekanan ketika ia menumbuk tembok (dengan tekanan parsialnya),
begitu juga dengan gas B. Fraksi mol merupakan perbandingan mol suatu zat terhadap
keseluruhan mol dari campuran pembentuknya. Fraksi mol suatu zat A ditunjukkan sebagai XA,
fraksi mol zat B sebagai XB, dan seterusnya.

Hubungan fraksi mol dan tekanan parsial ditunjukkan sebagai tekanan parsial merupakan hasil
kali dari fraksi mol dengan tekanan total, atau :
p =X x p total
Kesetimbangan berdasarkan tekanan dinyatakan dengan notasi Kp, yaitu hasil kali tekanan
parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi, setelah
masing-masing gas dipangkatkan dengan koefisiennya menurut persamaan reaksi.
Kesetimbangan homogen dalam bentuk tekanan, untuk reaksi antara gas A dan B membentuk
gas C dan D sesuai reaksi :
aA + bB cC + dD
dapat dituliskan sebagai :

sehingga untuk reaksi dalam fasa homogen:


2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
dapat dituliskan sebagai :

Kesetimbangan heterogen dalam bentuk tekanan seperti halnya dalam Kc keterlibatan zat dengan
fasa padat diabaikan, karena tidak berperan dalam pembentukan tekanan total. Untuk
menentukan Kp tekanan gas dapat dinyatakan dengan cmHg atau atmosfer (atm).
Untuk reaksi :
C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)
dituliskan sebagai :

9
6. Hubungan Kc dengan Kp
Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi gas dalam ruangan. Dari persamaan gas ideal,
yaitu PV = nRT , maka tekanan gas:
P= ; Besaran = konsentrasi gas

Untuk reaksi kesetimbangan homogen


mA (g) + nB (g) pC (g) + qD (g)
maka persamaan Kp

dengan menggunakan perhitungan matematis dari contoh persamaan reaksi


kesetimbangan homogen di atas, maka diperoleh hubungan antara Kp dengan Kc, yaitu:
Kp =
dimana n = (p+q) – (m+n)

7. Nilai K beberapa reaksi yang berhubungan


➢ Mengubah arah reaksi kesetimbangan
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) 2N2O(g) Kc =
[ N 2 ] 2 [O2 ]
Jika arah kesetimbangan dibalik, maka persamaan tetapan kesetimbangannya akan berubah.
[ N 2 ] 2 [O2 ] 1
2N2O(g) 2N2(g) + O2(g) Kc` = 2
=
[ N 2 O] KC
➢ Mengalikan koefisien reaksi dengan suatu faktor
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) 2N2O(g) Kc =
[ N 2 ] 2 [O2 ]
Jika koefisien reaksi dikalikan suatu faktor n (bilangan bulat atau pecahan) maka pangkat
konsentrasi zat-zat dalam persamaan Kc tersebut harus disesuaikan dengan faktor tersebut.
Umpama n = 2, maka persamaan tetapan kesetimbangan yang baru berubah menjadi:
[ N 2 O] 4
4N2(g) + 2O2(g) 4N2O(g) Kc = 4 2
= Kc2
[ N 2 ] [O2 ]
➢ Menjumlahkan reaksi-reaksi kesetimbangan
Jika reaksi-reaksi kesetimbangan dijumlahkan, maka tetapan kesetimbangan untuk reaksi
gabungannya sama dengan hasil kali tetapan-tetapan kesetimbangan dari reaksi-reaksi yang
dijumlahkan.

10
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) 2N2O(g) Kc1 =
[ N 2 ] 2 [O2 ]

[ NO2 ]4
2N2O(g) + 3O2(g) 4NO2(g) Kc2 =
[ N 2 O]2 [O2 ]3

[ NO2 ] 4
2N2(g) + 4O2(g) 4NO2(g) Kc3 =
[ N 2 ] 2 [O2 ] 4
Persamaan Kc3 merupakan hasil kali dari Kc1 dan Kc2 seperti ditunjukan berikut ini:
[ N 2 O]2 [ NO2 ]4 [ NO2 ] 4
Kc1 x Kc2 = x = = Kc3
[ N 2 ] 2 [O2 ] [ N 2 O]2 [O2 ]3 [ N 2 ] 2 [O2 ] 4

8. Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang
terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang berlangsung dalam ruang
tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi.
Beberapa cotoh kesetimbangan disosiasi gas :
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)
N2O3(g) 2NO2(g)
Besarnya fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi (α), yaitu perbandingan
antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula.

molzatterd isosiasi (terurai )


=
molzatmula − mula
11
Secara umum reaksi disosiasi dapat dinyatakan sebagai berikut:
P nQ
Dengan n = perbandingan antara jumlah koefisien diruas kanan dengan jumlah koefisien ruas
kiri. Misal jumlah P mula-mulai= a mol dan derajat disosiasi a, maka jumlah P yang terdisosiasi
= aa mol ,dan jumlah mol Q yang terbentuk = n.aamol. susunan kesetimbangan dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Reaksi = P nQ
Mula-mula = a mol -
Reaksi = (-αa) mol + n. α.a mol +
Setimbang = (a-αa) mol n. αa mol

Jumlah mol zat sesudah reaksi = (a-a a) mol + n.a a mol


= a(1+(n-1)a) mol

9. Perhitungan konsentrasi saat keadaan setimbang yang baru setelah penambahan zat serta
meramalkan arah reaksi
Salah satu kegunaan dari tetapan kesetimbangan, yaitu dapat memberikan seberapa jauh reaksi
telah berlangsung. Semakin kecil nilai Kc, maka semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk.
Posisi kesetimbangan akan berada di kiri reaksi. Sebaliknya, semakin besar nilai Kc, maka semakin
banyak produk yang terbentuk. Posisi kesetimbangan akan berada di kanan reaksi. Jika nilai Kc
mendekati 1, maka reaksi setimbang. Posisi kesetimbangan kurang lebih berada di tengah.
Harga tetapan kesetimbangan diperoleh menggunakan harga konsentrasi zat-zat yang ada pada
reaksi setimbang pada saat kesetimbangan terjadi. Apabila harga konsentrasi zat-zat yang
digunakan bukan kosentrasinya pada keadaan setimbang maka perbandingan hasil kali konsentrasi
produk dipangkatkan kooefisiennya terhadap hasil kali konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan
koefisiennya menghasilkan suatu besaran yang disebut kuosien reaksi (Qc). Selanjutnya, nilai
tetapan kesetimbangan dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi sudah berada dalam
kondisi setimbang atau belum. Pada keadaan kesetimbangan harga Qc = Kc.

Qc = Kc ; Reaksi Setimbang
Qc < Kc ; Reaksi bergeser ke arah produk
Qc = Kc ; Reaksi bergeser ke arah reakstan

Jika diketahui suatu reaksi:

aA (g) + bB (g) ⇋ cC (g) + dD (g)

12
Untuk menghitung besar Kc, dipergunakan rumus berikut.

[C ]c [D ]d
Kc =
[A]a [B] b

Contoh:
Gas N2O4 dan gas NO2 dicampur pada suhu 473 K di dalam wadah berkapasitas 1 liter. Ketika
kesetimbangan tercapai, terdapat 0,00357 M gas N2O4 dan 0,193 M gas NO2. Jika kita tambahkan
0,057 mol gas NO2, berapakah konsentrasi zat saat tercapai kesetimbangan baru? (Kc= 10,4)
N2O4(g) 2NO2(g)

Hitung konsentrasi mula-mula baru setelah penambahan 0,057 mol NO2

0,057 mol
[NO2] = = 0,057 M
1L

Tentukan konsentrasi N2O4 dan NO2 setelah penambahan

Pers. Reaksi : N2O4(g) 2NO2 (g)


Kesetimbangan Awal : 0,00357 M 0,1930 M
Penambahan : 0 + 0,0570 M
Mula-mula baru : 0,00357 M 0,2500 M

Menentukan arah reaksi

13
[ NO 2 ] 2
Kc =
[ N 2 O4 ]

[0,2500 ] 2
Kc =
[0,00357 ]

Kc = 17,51

Harga Q yang di dapat sebesar 17,51 harga KC pada kesetimbangan ini sebesar 10,4
Jadi harga Q > Harga K. sehingga untuk mencapai keadaan kesetimbangan baru, reaksi
akan bergeser ke arah kanan dan membentuk lebih banyak gas N2O4

Soal Uji Kompetensi


Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D, atau E di lembar jawaban yang telah
disediakan pada jawaban yang tepat!
1. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri reaksi kesetimbangan dinamis adalah...
A. Konsentrasi pereaksi dan produk reaksi sama
B. Laju reaksi kekanan lebih besar dari laju reaksi kekiri
C. Konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk reaksi terus berubah
D. Reaksi berlangsung satu arah
E. Jumlah mol pereaksi dan produk reaksi sama

2. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mol gas A dan 1 mol gas B. Setelah bereaksi
menurut persamaan 2A + 3B ⇌ A2B3 dan dicapai kesetimbangan, masih terdapat 0,25 mol
gas B. Kalau volum ruang 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut ialah….
A. 16
B. 32
C. 64
D. 72
E. 80

3. Harga Kp untuk reaksi kesetimbangan


2 X(g) 3 Y(g)
Pada suhu tertentu adalah ⅓. Jika dalam keadaan kesetimbangan tekanan parsial X adalah 9
atm, maka tekanan parsial Y adalah ...

A. 9 atm
B. 27 atm
14
C. 3 atm
D. 1 atm
E. ⅓ atm

4. Pada kesetimbangan: SO2(g) + O2(g) ⇌ SO3(g), harga tetapan kesetimbangannya K1.


Pada suhu yang sama, harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi:

2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) adalah ....


2
 1 
A.  
 K1 

1
B.
K1
C. K12
D. K1
E. Tetap

5. Diketahui reaksi berikut.


Tetapan kesetimbangan untuk reaksi N2O(g) + ½O2(g) ⇌2NO(g) adalah ….
A. K1/K2
B. K2/K1
C. K2/K12
D. K1 x K2
E. K12 x K2

15
SUMBER RUJUKAN:

Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk Sma kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Chang, Raymond. 2004. Konsep-konsep inti edisi ketiga jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H. Dan Suminar. 1980. Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
http://benhursanus.blogspot.com/2016/01/makalah-kimia-fisika-1-kesetimbangan.html

16

Anda mungkin juga menyukai