Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

Kesetimbangan Kimia

Bab 1
Pendahuluan

1.1 Dasar Teori

Reaksi kimia pada umumnya berada pada keadaan kesetimbangan. Reaksi pada
keadaan setimbang dapat dikenal dari sifat makroskopik (seperti warna, konsentrasi, dll)
yang tidak berubah (pada suhu tetap) setelah dicapai kondisi setimbang, tetapi gejala
molekulernya terus berubah dalam dua arah secara sinambung. Sifat makroskopis yang
paling mudah diamati, untuk menentukan sistem telah mencapai kondisi setimbang atau
tidak, adalah perubahan warna larutan. Sebagai contoh jika kita melarutkan I2 dalam air
maka mula-mula akan terbentuk larutan berwarna kuning yang semakin lama warna
larutan menjadi semakin gelap dan akhirnya coklat tua. Warna larutan tidak akan berubah
lagi sementara proses molekulernya (melarutnya kristal I2) tetap berlangsung tetapi
diimbangi dengan terbentuknya kembali kristal I2. Oleh karena itu setelah kesetimbangan
1
tercapai jumlah kristal I2 dalam larutan selalu tetap

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2. Bagaimana menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan

1.3 Tujuan
1 .Untuk memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
2. Untuk menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan

1.4 Manfaat
1 .Mahasiswa dapat memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
2. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan

3
Bab 2
Pembahasan

Kesetimbangan kimia adalah keadaan saat kedua reaktan dan produk bertemu dalam konsentrasi yang
tidak memiliki kecenderungan lebih lanjut untuk berubah seiring waktu. Secara umum,
kesetimbangan dalam reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua. Kesetimbangan kimia terdiri atas
kesetimbangan statis dan kesetimbangan dinamis.

Keadaan kesetimbangan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
perubahan suhu, perubahan tekanan dan perubahan konsentrasi. Dimana perubahan ini dapat
mengakibatkan terjadinya pergeseran arah reaksi baik ke arah pereaksi maupun hasil reaksi.
Pada suatu sistem kesetimbangan kimia terdapat suatu hubungan yang sederhana antara
konsentrasi hasil reaksi dan konsentrasi pereaksi.
Untuk reaksi umum:

aA + bB  cC + dD

Maka pada suhu tetap berlaku:

[𝐶]𝑐[𝐷]𝑑
𝐾=
[𝐴]𝑎[𝐵]𝑏

Dimana K adalah tetapan kesetimbangan.


Keadaan dimanareaksi berlangsung terus-menerus dan kecepatan membentuk zat
produk sama dengan kecepatan menguraikan zat pereaksi disebut kesetimbangan dinamik.
Reaksi kimia yang dapat balik (zat-zat produk dapat kembali menjadi zat-zat semula) disebut
reaksi reversible.
Ciri-ciri kesetimbangan dinamis:
1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang berlawanan
2. Terjadi pada ruang tertutup, suhu, dan tekanan tetap.
3. Kecepatan reaksi ke arah produk (hasil reaksi) sama dengan kecepataan rekasi
kearah reaktan (zat-zat pereaksi).
4. Selama reaksi tidak terjadi perubahan makroskopis, yaitu perubahan yang dapat
dilihat, tetapi terjadi perubahan mikroskopis, yaitu perubahan tingkta partikel yang tidak
dapat dilihat.
5. Selama reaksi semua kommponen yang terlibat reaksi tetap ada.
1
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik (reversible).
Apabila dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan
reaksi ke kiri, maka reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum, reaksi
kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:

A+BC+D

Ada dua macam kesetimbangan, yaitu kesetimbangan dalam sistem homogen


dan kesetimbangan dalam sistem heterogen.

a. Kesetimbangan dalam sistem homogen


1. Kesetimbangan dalam sistem

Gas-gas Contoh:

Pada reaksi kesetimbangan tersebut semua komponen baik reaktan yaitu N2 dan
3H₂ berwujud gas, begitu pula dengan produk reaksinya yaitu NH3 berwujud
gas pula. Semua komponen baik reaktan maupun produk reaksi adalah berfase
gas.

2. Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan


Contoh:

Seluruh komponen atau zat yang terlibat dalam reaksi kesetimbangan ini adalah fase
cair atau aqueous atau system ion-ion dalam larutan.

b. Kesetimbangan dalam Sistem Heterogen


1. Kesetimbangan dalam sistem padat-gas
Contoh:
CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)

2
2. Kesetimbanan dalam sistem padat-larutan
Contoh:
BaSO4(s) ⇌ Ba2+(aq) + SO42-(aq)

3. Kesetimbangan dalam sistem larutan-padat-gas


Contoh:
Ca(HCO3)2(aq) ⇌ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

PERGESERAN KESETIMBANGAN

1. Asas Le Chatelier
Pada prinsipnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat digeser ke arah yang kita
kehendaki dengan memberikan aksi terhadap system kesetimbangannya dengan
cara mengubah konsentrasi salah satu zat, dengan mengubah suhu dan mengubah
tekanan atau zat volume. Besar kecilnya pengaruh dari factor luar tersebut
terhadap pergeseran kesetimbangan, dapat di ramalkan dengan menggunakan
kaidah atau azas Le Chatelier yang dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier
(1850-1936) yang menyatakan : “Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan
aksi (tindakan) tertentu, maka sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga
pengaruh aksi tersebut akan menjadi sekecil mungkin”.

Perubahan yang terjadi pada system kesetimbangan akan menyebabkan


pergeseran keadaan kesetimbangan ke kanan (Reaksi maju) atau reakasi kiri
(reaksi balik)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
 Pengaruh Perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan
 Jika salah satu konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser dari arah
zat tersebut.
 Jika salah satu konsentrasi diperkecil, reaksi akan bergeser ke arah ke arah
zat tersebut.
Contohnya

3
Jumlah koefisien reaksi di sebelah kanan = 2

Jumlah koefisien reaksi di sebelah kiri = 1+3=4

Jika pada sistem kesetimbangan tersebut tekanan diperbesar (atau volume


diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (jumlah koefisien kecil).
Reaksi bergeser ke arah pembentukan ammonia, ini artinya ada penambanhan zat
ammonia. Bila pada sistem kesetimbangan tersebut tekanan diperkecil (volume
diperbesar), maka kesetimbangan akan. bergeser ke kiri (jumlah koefisien besar).
Reaksi bergeser ke arah reaktan, ini artinya ada mengurangan zat ammonia akibat
berubah menjadi nitrogen dan hydrogen.

b. Perubahan suhu
 Jika suhu dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah endoterm.
 Jika suhu diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah eksoterm.
c. Perubahan tekanan atau volume
 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), reaksi akan bergeser ke arah
jumlah mol gas yang lebih kecil.
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), reaksi akan bergeser ke arah
jumlah mol gas yang lebih besar.

Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat


tercapainya kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga
tetapan kesetimbangan Kc tetap). Hal ini disebabkan katalisator mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

4
Menurut Cato Guldberg dan Waage, pada suhu tetap, harga tetapan
kesetimbangan akan tetap. Hukum Cato Gulderberg dan Waage berbunyi: “Dalam
keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil konsentrasi zat-zat hasil
reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa di mana masing-
masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap”.

Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan. Untuk reaksi


kesetimbangan:

aA + bB  cC + dD

Maka:

[𝐶]𝑐[𝐷]𝑑
𝐾𝑐 =
[𝐴]𝑎[𝐵]𝑏

5
Kc adalah konstanta ataupun tetapan kesetimbangan konsentrasi yang
harganya tetap selama suhu tetap. [A], [B], [C], dan [D] adalah konsentrasi zat A. B,
C, dan D (satuan M (molaritas) atau mol/liter).

B. Metode

Pada percobaan penentuan harga tetapan kesetimbangan akan dipelajari reaksi:

Di mana konsentrasi dari masing-masing ion dapat ditentukan dengan cara kalorimetri.
penentuan dengan cara ini didasarkan pada fakta bahwa intensitas dari suatu berkas cahaya
yang melalui larutan yang berwarna, bergantung pada jumlah partikel yang berwarna yang
ada dalam jalur berkas cahaya tersebut. Dengan demikian intensitas cahaya ini berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan dan panjang jalur berkas cahaya tersebut

Warna = Konsentrasi ( c ) x tinggi/lebar tempat larutan ( d )


Warna = k x c x d : dimana k = tetapan

Jika kita membandingkan larutan sejenis yang terdapat dalam dua tempat (misal tabung
1 dan 2) yang berukuran sama tetapi mempunyai konsentrasi yang berbeda, maka kita dapat
memvariasikan besarnya jalur berkas cahaya sehingga dihasilkan intensitas warna yang
sama dari kedua larutan tersebut.

Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia 100 ml
b. Gelas ukur 25 ml
c. Pipet volume 10 ml
d. Tabung reaksi kecil
e. Tabung reaksi besar
f. Pipet tetes

6
2. Bahan
1. KSCN 0,002 M
2. Fe (NO3) 0,2 M
3. NaH2PO4 0,2 M

Langkah Kerja
1. Masukkan 10 ml KSCN 0,002 M ke dalam sebuah gelas kimia,
lalu tambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,2 M, lalu aduk.
2. Bagi larutan yang terbentuk ke dalam 4 tabung reaksi dengan volume yang sama.
a. Tabung 1 sebagai pembanding.
b. Tabung 2 ditambhakna 10 tetes KSCN 0,002 M
c. Tabung 3 ditambahkan 3 tets Fe(NO3)3 0,2 M
d. Tabung 4 ditambahkan 5 tetes NaH2PO4 0,2 M
3. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

C. Analisis Data
 Pengamatan
1. Kesetimbangan Besi(III) tiosianat

Pengamatan
Tabung Ke- Warna Larutan
1 Cokelat pudar
2 Cokelat kekuningan
3 Merah pekat
4 Bening

2. Penentuan Harga Tetapan Kesetimbangan


Sketsa langkah kerja pengamatan
1. Masukan 10 ml KSCN 0,002 M ke dalam
gelas kimia, lalu tambahkan 2 tetes Fe(NO 3)3
0,2 M lalu di aduk
2. Bagi larutan yang terbentuk ke dalam 4
tabung reaksi dengan volume sama
a. tabung 1 sebagai pembanding
b. tabung 2 di tambahkan 10 tetes KSCN 0,002 M
c. tabung 3 di tambahkan 5 tetes Fe(NO3)3 0,2 M
d. tabung 4 di tambahkan 5 tetes NaH2PO4 0,2 M
3. Amati dan catat semua yang terjadi

DAFTAR PUSTAKA

7
Lesmini Bety, dkk. 2019. Teknik Dasar Laboratorium, Indralaya : Prodi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya.

Ardra.biz. (2020) Reaksi Kesetimbangan homogen dan system gas-gas serta system larutan
diakses melalui
https://ardra.biz/topik/contoh-reaksi-kesetimbangan-homogen-sistem-gas-gas-sistem-
larutan-larutan/

Kusnawan, E. (2008) Panduan Pembelajaran Kimia Untuk SMA Kelas XII. Bogor : CV

Dian. Svehla, G. (1990) Analisis Anorganik Kuantitaif Makro dan

Semimakro. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai