Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PRAKTIKUM KF II KONSTANTA KESETIMBANGAN

DISUSUN OLEH:

NAMA: MAISZHA CAHYADILIA KELAS: KA22 NIM: 22030234098

PRODI KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2023
BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fenomena kimia yang umum terjadi dialam salah satunya adalah kesetimbangan
kimia. Baik disadari ataupun tidak disadari. Pada dasarnya, reaksi kimia dapat
kembali ke bentuk semula ( reversible). Biasanya terjadi pada reaksi bolak- balik
atau disebut keadaan kesetimbangan yang memiliki laju yang sama, oleh sebab itu
kesetimbangan kimia ini adalah bagian dari keseimbangan kimia dinamis karena
yang memiliki laju hanyalah sesuatu yang bergerak bukan statis. Kesetimbangan
mengacu pada keadaan dimana proses ke arah produk sama dengan proses ke arah
reaktan. Dalam hal ini, pereaksi tidak habis bereaksi dan hasil- hasil reaksi akan
membentuk pereaksi kembali. Hal itu, berlangsung hingga terbentuk keadaan
setimbang antara pereaksi dengan produk. Pengetahuan tentang kesetimbangan
kimia sangat dibutuhkan oleh industri, salah satunya industri pembuatan amonia
dan pembuatan asam sulfat. Oleh karena itu latar belakang dilakukannya percobaan
ini adalah mengetahui harga konstanta kesetimbangan reaksi cair- cair, dengan
tujuan praktikum yang ingin dicapai aalah untuk menghitung konstanta
kesetimbangan zat cair- cair, mengetahui pengaruh katalisator, dan mengetahui
prinsip kerja asas Le Chatlier. Diharapkan dari praktikum ini membawa manfaat
mengenai pemahaman faktor yang mem pengaruhi konstanta kesetimbangan,
konsep konstanta kesetimbangan, dan dapat menerapkan pengaplikasian dari
konstanta kesetimbangan didalam industri.
Reaksi Kimia umumnya tidak 100% menghasilkan produk. Pada saat reaksi
berlangsung dan menghasilkan produk, ada sejumlah produk yang bereaksi (terurai)
membentuk pereaksi kembali. Derajat suatu reaksi (mis., 20% atau 80%) dapat
ditentukan dengan cara mengukur konsentrasi setiap komponen yang terdapat di
dalam larutan. Secara umum, derajat reaksi merupakan fungsi dari temperatur,
konsentrasi, dan derajat pembentukan (penggabungan). Semua ini ditentukan oleh
suatu konstanta kesetimbangan. Keadaan kesetimbangan kimia ini tidak dapat
dipengaruhi oleh adanya penambahan katalis meskipun terdapat perbedaan waktu
untuk mencapai keadaan yang setimbang. Kesetimbangan juga merupakan proses
yang dinamis atau selalu berlangsung tanpa ada henti secara mikroskopis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengetahui konstanta kesetimbangan suatu reaksi
2. Bagaiman memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak
bergantung pada konsentrasi awal reaksi

C. TUJUAN
1. Mengetahui konstanta kesetimbangan suatu reaksi
2. Memperhatikan bahwa konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada
konsentrasi awal reaksi
BAB II
DASAR TEORI

A. KONSTANTA KESETIMBANGAN

kesetimbangan adalah keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat dari
waktu ke waktu. Reaksi kesetimbangan adalah reaksi di mana reaktan (produk)
dapat bereaksi membentuk bahan awal (reaktan). Kesetimbangan kimia juga
dikenal sebagai kesetimbangan dinamis karena bahkan setelah reaksi kimia
mencapai kesetimbangan, reaksi berlanjut pada tingkat molekuler /
mikroskopik. Karena kecepatan reaksi maju ke kanan = reaksi balik ke kiri maka
seakan-akan reaksinya sudah berhenti (Utomo Galih, 2011).

Pada suatu reaksi kesetimbangan yang berlangsung pada suatu sistem homogen
(terdiri dari satu fasa), bentuk umum persamaan

Aa + Bb + cC +... Xx + yY + zZ...

Bila reaksi sudah mencapai keadaan seimbang, banyaknya masing-masing


reaktan dari produk sudah tidak berubah lagi. Dinyatakan sebagai berikut:

Kc = [𝑋] 𝑥[𝑌]𝑦 [𝑍]𝑧/[𝐴]𝑎 [𝐵]𝑏 [𝐶]𝑐 .......................................(1)

Keterangan:

K = tetapan kesetimbangan

A, B, C = reaktan

X, Y, Z = produk

A, b, c, x, y, z = koefisien reaksi

(Tjahjani, 2013)

Hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksinya dibagi dengan hasil kali
reaktan dipangkatkan koefisien reaksinya disebut sebagai hukum kesetimbangan
dan K yang nilainya tetap pada suhu tertentu disebut konstanta kesetimbangan
Bila konsentrasi awal dari pereaksi diketahui dan hanya ada satu reaksi yang terjadi,
maka cukup untuk menentukan konsentrasi dari pereaksi saja atau reaksi
kesetimbangan. Konssentrasi zat lainnya dapat ditentukan dengan metode
persamaan kimia yang disetarakan (Team Laboratorium Dasar Teknik
Kimia, 2016).

aA(g) + bB(g) ⇌ cC(g) + dD(g)

Pada keadaan kesetimbangan terdapat empat aspek dasar, diantaranya:

1. Pada keadaan kesetimbangan tidak menampakkan perubahanmaksroskopis


yang nyata.
2. Pada keadaan kesetimbangan dapat dicapai melalui proses yang
berlangsung spontan.
3. Pada keadaan kesetimbangan menampakkan kesetimbangan dinamik antara
proses maju dan balik.
4. Pada keadaan kesetimbangan merupakan sama, meskipun arah
pendekatannya berbeda.

Konstanta kesetimbangan adalah rasio perkalian antara konsentrasireaktan terhadap


perkalian konsentrasi produk pada reaksi kimia. Setiapkonsentrasi reaktan dan
produk pada reaksi kimia ini dipangkatkanterhadap koefisien stoikiometri.
Koefisien stoikiometri digunakan Ketikapersamaan reaksi telah setara. Pada
umumnya, K adalah lambangpenulisan dari kesetimbangan. Jika konstanta
kesetimbangan reaksidalam fasa homogen, maka perhitungannya menggunakan
konsentrasimolar, dan kesetimbangan dituliskan dengan simbol Kc (untuk
larutandan gas).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergeseranreaksi kesetimbangan,


diantaranya :

1. Perubahan konsentrasi
Apabila konsentrasi diperbesar, maka reaksi kesetimbangan
akanbergeser ke arah produk, dan sebaliknya.
2. Perubahan volume
Apabila volume diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan
bergeserkea rah jumlah koefisien zat besar, dan sebaliknya. Akan
tetapiperubahan volume tidak berpengaruh apabila jumlah koefisisen
reaktandan produk sama.
3. Perubahan tekanan
Apabila tekanan diperbesar, maka rekasi kesetimbangan akan bergeser
kearah jumlah koefisien zat yang lebih kecil, dan sebaliknya.
4. Perubahan temperature
Apabila temperature dinaikkan, maka reaksi kesetimbangan
akanbergeser ke arah reaksi endoterm. Dan apabila temperature
diturunkan,maka rekasi kesetimbangan akan bergeser kea rah eksoterm.
Perubahantemperature ini menyebabkan perubahan harga tetapan
kesetimbangan.
5. Katalis
Berguna untuk mempercepat tercapainya reaksi kesetimbangan.
Pemberian katalis ini akan membuat laju rekasi maju dan balik semakin
cepat. Akan tetapi tidak akan mengubah nilai konstanta dan posisi
kesetimbangan. Katalisator homogen memiliki fase yang sama dengan
pereaksinya, sedangkan katalisator heterogen memiliki fase yang
berbeda dengan fase pereaksinya (Setyaningsih, 2017).

B. HUBUNGAN KC DAN KP

Reaksi yang berada dalam keadaan setimbang bisa pula berada dalam keadaan
gas. Dalam hal itu, nilai konstanta kesetimbangan tidak lagi dinyatakan dalam
konsentrasi, tetapi dinyatakan dalam tekanan parsial masing-masing spesies yang
berada dalam kesetimbangan. Konstanta kesetim bangan yang diperoleh dapat
ditulis sebagai Kp. Dalam menghitung Kp diasumsikan bahwa gas mengikuti
sifat-sifat gas ideal. Oleh karena itu antara Kp dengan Kc terdapat hubungan
yang dinyatakan sebagai

Kp = Kc (𝑅𝑇)∆𝑛 .......................................(2)

Keterangan :
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan gas (atm)

Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi

R = tetapan gas (0.082 L atm/mol.K)

T = temperatur (K)

Δn = selisih jumlah koefisien reaksi dan pereaksi

Konsentrasi di dalam persamaan konstanta kesetimbangan biasanya dinyatakan


dengan mol/L (M), oleh karena itu simbol K seringkali dituliskan dengan Kc
(tetapan kesetimbangan konsentrasi). Akan tetapi untuk gas, konsentrasi reaktan
atau produk dapat dinyatakan dengan tekanan parsial p, sehingga K dituliskan
dengan Kp (tetapan kesetimbangan parsial).

Tetapan kesetimbangan Kc

merupakan perbandingan (hasil bagi) antara konsentrasi molar zat-zat ruas kanan
dengan konsentrasi molar zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisiennya.
Karena fasa padat (s) dan cair (l) tidak memiliki konsentrasi, maka kedua fasa ini
tidak dilibatkan dalam rumus tetapan kesetimbangan Kc dan diberi nilai=1.

Kesetimbangan Kc dibedakan atas dua

1. Kesetimbangan Homogen Sesuai dengan namanya yang mengandung ini


merupakan jenis kesetimbangan yang terjadi pada saat produk dan juga
reaktan-nya berasal dari fase yang sama, yaitu seluruhnya gas (g) atau
seluruhnya cairan (aq). Misalnya sebagai berikut:
aA (aq) + bB (aq) cC (aq) + dD (aq) aA (g) + bB (g) cC (g) + dD (g)
Maka, nilai kesetimbangan disusun sebagai berikut:
Kc = [C] c × [D] d [A] a × [B] b
Dimana:
Kc = tetapan kesetimbangan (molar);
[A] = molaritas zat A (M);
[B] = molaritas zat B (M);
[C] = molaritas zat C (M);
[D] = molaritas zat D (M)
2. Kesetimbangan Heterogen Kesetimbangan heterogen merupakan jenis
kesetimbangan yang terjadi pada saat produk dan reaktan memiliki fase
yang berbeda. Di mana yang hanya mempengaruhi tetapan kesetimbangan
hanya unsur yang berwujud gas (g) dan cairan (aq). Misalnya sebagai
berikut:
aA (aq) + bB (s) cC (s) + dD (g)
Maka, nilai kesetimbangan disusun sebagai berikut:
Kc = [D] d [A] a
Dimana:
Kc = tetapan kesetimbangan;
[A] = Molaritas zat A (M);
[D] = Molaritas zat D (M).
Zat B tidak masuk dalam rumus karena merupakan fase padat (s) yang nilai
molaritasnya adalah 1.
Tetapan kesetimbangan Kp
merupakan perbandingan (hasil bagi) antara tekanan parsial (Px) zat-zat ruas kanan
dengan tekanan parsial zat ruas kiri yang dipangkatkan dengan koefisien masing-
masing. Hanya zat yang berfasa gas (g) yang diperhitungkan dalam rumus tetapan
kesetimbangan Kp. Zat dengan fasa selain gas (s, l, aq) tidak dicantumkan dalam
rumus tetapan kesetimbangan Kp, tetapi diberi nilai = 1.
Kesetimbangan Kp dibedakan atas dua
1. Kp Reaksi Homogen, Misalnya untuk reaksi kesetimbangan berikut:

2. Kp Reaksi Heterogen, Karena reaksi heterogen hanya memperhitungkan


fase berwujud gas (g) yang mempengaruhi tetapan kesetimbangan.
Misalnya sebagai berikut:
Hubungan Kc dan Kp
Secara matematis, hubungan keduanya tersusun sebagai berikut:

Di mana:
R = konstanta 0,082 L atm/mol K;
T = suhu Kelvin (K) = (total mol produk gas) (total mol reaktan gas).
Bila ∆n = 0, maka Kp = Kc
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat
1. Buret 50 mL 1 buah
2. Pipet tetes 3 buah
3. Erlemenyer 50 mL 4 buah
4. Gelas ukur 10 mL 2 buah
5. Gelas kimia 50 mL 2 buah
6. Statif 1 buah
7. Klem 1 buah
8. Thermometer 1 buah
9. Aluminium foil Secukupnya

B. Bahan
1. NaOH 2N 50 mL
2. Indikator PP 10 tetes
3. Etanol absolut 10 mL
4. HCl 2N 25 mL
5. Asam asetat 10 mL
6. Aquades 110 mL

C. Alur
➢ Larutan Blanko

5 mL HCl 2N

• Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


• Ditambahkan 1 -2 tetes indikator pp
• Dititrasi dengan NaOH 2N
• Diamati

Larutan Berwarna
Soft Pink
Reaksi :
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)

➢ Erlenmeyer 1
5 mL HCl 2N

• Dimasukkan kedalam erlenmeyer 1


• Ditambahkan 1 mL etanol
• Ditambahkan 4 mL CH3COOH
• Ditutup
• Disimpan pada suhu kamar selama satu minggu

Campuran Larutan

• Ditambahkan indikator pp 1-2 tetes


• Dititrasi dengan NaOH
• Diamati

Volume NaOH

Reaksi :
Erlenmeyer 1:
CH3COOH (aq) + C2H5OH (aq) ⇌ CH3COOC2H5 (aq) + H2O (l)
Setelah Titrasi :
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)

➢ Erlenmeyer 2

5 mL HCl 2N

• Dimasukkan kedalam erlenmeyer 2


• Ditambahkan 2 mL etanol
• Ditambahkan 3 mL CH3COOH
• Ditutup
• Disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu
Campuran Larutan

• Ditambahkan indikator pp 1-2 tetes


• Dititrasi dengan NaOH
• Diamati

Volume NaOH

Reaksi :
Erlenmeyer 2:
CH3COOH (aq) + C2H5OH (aq) ⇌ CH3COOC2H5 (aq) + H2O (l)
Setelah Titrasi :
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)

➢ Erlenmeyer 3
5 mL HCl 2N

• Dimasukkan kedalam erlenmeyer 3


• Ditambahkan 3 mL etanol
• Ditambahkan 2 mL CH3COOH
• Ditutup
• Disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu

Campuran Larutan

• Ditambahkan indikator pp 1-2 tetes


• Dititrasi dengan NaOH
• Diamati

Volume NaOH

Reaksi :
Erlenmeyer 3:
CH3COOH (aq) + C2H5OH (aq) ⇌ CH3COOC2H5 (aq) + H2O (l)
Setelah Titrasi:
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
➢ Erlenmeyer 4

5 mL HCl 2N

• Dimasukkan kedalam erlenmeyer 4


• Ditambahkan 4 mL etanol
• Ditambahkan 1 mL CH3COOH
• Ditutup

Campuran Larutan

• Disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu


• Ditambahkan indikator pp 1-2 tetes
• Dititrasi dengan NaOH
• Diamati

Volume NaOH

Reaksi :
Erlenmeyer 4:
CH3COOH (aq) + C2H5OH (aq) ⇌ CH3COOC2H5 (aq) + H2O (l)
Setelah Titrasi :
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq) ⇌ CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
DAFTAR PUSTAKA

Galih, U. (2011). Kesetimbangan kimia. media belajar online.


Kimia, T. L. (2016). Penentuan Praktikum Kimia Fisika. Universitas
Malikussaleh.
Setyaningsih. (2017). Pengaruh Konsentrasi Katalis dan Revability Katalis Pada
Sintetis Triasetin Dengan Katalisator Lewarit.
Tjahjani, S. d. (2013). Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Unesa UniPress.

Anda mungkin juga menyukai