Anda di halaman 1dari 3

B.

Dasar Teori
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan sewaktu konsentrasi reaktan dan produk
tidak berubah terhadap waktu (Sujana : 2002 : 133). Pada umumnya suatu reaksi kimia yang
berlangsung spontan akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan. Berbagai
hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia, perubahan reaktan menjadi
produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang relatif
lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu.
Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai akhirnya
menjadi konstan. Keadaan setimbang akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah
berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau
tidak ada gangguan dari luar (Anisti : 2006 : 34).
Pada keadaan setimbang, jumlah molekul akan tetap. Oleh karena itu ketika keadaan
kesetimbangan tercapai tidak terjadi perubahan sifat makroskopis zat. Akan tetapi reaksi
penguraian dan pembentukan tetap berlangsung secara terus menerus tidak kunjung berhenti
secara mikroskopis, sehingga reaksi kesetimbangan disebut dengan kesetimbangan dinamis.
Dimana pada keadaan kesetimbangan dinamis, sekalipun secara makroskopis tidak terjadi
perubahan, tetapi secara mikroskopis tetap terjadi perubahan yang terus-menerus.
Reaksi kesetimbangan dapat digolongkan berdasarkan fasa dari zat yang bereaksi dan
hasil reaksinya, sehingga dikenal dua jenis reaksi kesetimbangan yaitu reaksi kesetimbangan
homogen dan heterogen (Aris Kristianto : 1999 : 104). Reaksi kesetimbangan homogen adalah
reaksi kesetimbangan dimana fasa dari zat-zat yang bereaksi denga zat-zat hasil reaksi sama,
yaitu gas atau larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah reaksi kesetimbangan yang
memiliki fasa reaktan dan produk yang tida sama (berbeda).
Tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan Kc yang menyatakan tetapan
kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (C = concentration) (Hariono : 2000 : 221). Tetapan
kesetimbangan ini sering dilambangkan dengan K saja. Untuk kesetimbangan zat dalam wujud
gas, tetapan kesetimbangan dilambangkan dengan Kp yang menyatakan tetapan kesetimbangan
berdasarkan tekanan (P = pressure). Penentuan tetapan kesetimbangan tergantung pada jenis
reaksi, homogen atau heterogen. Dalam kesetimbangan kimia, fasa padat tidak disertakan dalam
persamaan konstanta kesetimbangan kimia karena konsentrasi padatan relatif konstan.
Pada tahun 1864, Cato Guldberg dan Peter Waage ilmuan dari Norwegia merumuskan
hubungan antara konsentrasi zat-zat yang berada dalam kesetimbangan (Saeful Rohman : 2003 :
90). Hubungan ini dikenal dengan Hukum Kesetimbangan Kimia atau Hukum Aksi Massa.
Menurut Hukum Aksi Massa, ”untuk reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali
konsentrasi zat-zat di ruas kanan dengan hasil kali konsentrasi zat-zat di ruas kiri, yang masing-
masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, akan menghasilkan suatu bilangan yang tetap
(konstan)” .
Dinyatakan : aA + bB cC + dD dimana a, b, c, dan d adalah koefisien
stokiometri dari A, B, C, dan D. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi tersebut pada
suhu tertentu dapat dinyatakan :

Kc =
Harga tetapan kesetimbangan sangat berguna baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Secara kuantitatif, memungkinkan untuk menghitung konsentrasi pereaksi ataupun hasil reaksi
dalam sistem kesetimbangan, sedangkan secara kualitatif, dapat memberikan informasi tentang
sejauh mana reaksi berlangsung kearah reaksi sempurna.
Untuk kesetimbangan homogen, hukum kesetimbangan secara umum dituliskan sebagai
berikut:
mA + nB pC + qD
Harga ketetapan kesetimbangannya:

Kc =
Henri Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar tehadap
kesetimbangan dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut: ”Bila
terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan
mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut”.
Artinya : Bila pada sistem kesetimbangan terdapat gangguan dari luar sehingga kesetimbangan
dalam keadaan terganggu atau rusak maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga
gangguan itu berkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi Cara sistem
bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan.
Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain temperatur,
konsentrasi, tekanan dan volume, penambahan katalis.

1. Pengaruh konsentrasi
Jika konsentrasi salah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan mengurangi
komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi
sistem akan menambah komponen itu.
2. Pengaruh suhu / temperatur
Jika suhu atau temperatur suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem
menurunkan temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap kalor (ke
pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke
pihak reaksi eksoterm.
3. Pengaruh tekanan dan volume
Perubahan tekanan dan volume hanya berpengaruh pada kesetimbangan yang melibatkan gas.
Pada suatu reaksi kesetimbangan, pengaruh penambahan tekanan sama dengan pengaruh
pengurangan volume. Demikian pula pengaruh pengurangan tekanan sama dengan pengaruh
penambahan volume.
4. Pengaruh katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi. Hal ini berlaku juga untuk reaksi
kesetimbangan. Akan tetapi, Katalis tidak menggeser kesetimbangan melainkan hanya
mempercepat tercapainya kesetimbangan. Dengan ada atapun tidak ada katalis, komposisi
kesetimbangan akan tetap sama.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia
b. Gelas ukur
c. Pipet tetes
d. Tabung reaksi
2. Bahan

Anda mungkin juga menyukai