Kesetimbangan Kimia
421420022
Reaksi = - Aksi
aA + bB ⇌ cC +dD
atau
Kata sinyal
Bahaya
Pernyataan Bahaya H314
Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
Pernyataan Kehati-hatian
Pencegahan
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. Jangan
merangsang muntah. P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA :
Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan
lensa kontak jika memakainya dan mudah melakukannya.lanjutkan
membilas. P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: segera hubungi
SENTRA INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
No-CAS 7782-61-8
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum : Pemberi pertolongan pertama harus
melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/pancuran air. Segera
Panggil dokter
Setelah kontak pada mata: bilaslah dengan air banyak. Segera
Hubungi dokter mata. Lepaskan
lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban
(paling banyak dua gelas), hindari
muntah (resiko perforasi!). segera
panggil dokter. Jangan mencoba
Menetralisir
3.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Hal berikut ini berlaku untuk senyawa besi (iron) telarut secara umum:
mual dan muntah setelah tertelan. Penyerapan dalam jumlah besar diikuti
oleh gangguan kardiovaskular. Efek toksik pada liver dan ginjal. Hal berikut
ini berlaku untuk nitrit/nitrat secara umum : methaemoglobinaemia setelah
penyerapan oleh tubuh dalam jumlah besar. Irritasi dan korosi, Batuk,
Napas tersengal Mual, Muntah, nyeri lambung, diare berdarah, kolaps
resiko kebutaan!
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang di
perlukan
Tidak tersedia informasi
Bagian 4. Penyimpanan dan penanganan bahan
4.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman langkah-langkah
pencegahan untuk penanganan yang aman taati label tindakan
pencegahan. Tindakan higienis segera ganti pakaian yang
terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan dan muka
setelah bekerja dengan bahan tersebut.
4.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan lindungi dari cahaya
Tertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan yang
mudah terbakar. Suhu penyimpanan yang direkommendasikan,
dilihat label produk.
4.3 Penggunaan akhir khusus selain penggunaan yang disebutkan
dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain yang di
antisipasi.
3. HNO3(MSDS, 2013)
Bagian 1. Identitas bahan dan perusahaan
1.1 Pengidentifikasian produk
No katalog 160238
Nama produk Asam nitrat c(HNO 3) = 0.1 mol/l
(0,1 N) Titripur®
Nomor Registrasi REACH produk ini adalah suatu preperasi
Nomor registrasi REACH lihat
Bab 3.
1.2 Penggunaan yang relevan dari bahan atau campuran yang diidentifikasi
penggunaan yang disarankan terhadap penggunaan yang
teridentifikasi reagen untuk analisis. Untuk informasi tambahan mengenai
penggunaan, silahkan rujuk ke portal merck chemicals
(www.merckgroup.com).
1.3 Rincian penyuplai lembar data keselamatan
Perusahaan Merck KgaA * 64271 Darmstadt *
Germany * phone:+49 6151 72-0
Bagian yang menangani LS-QHC
Prodsafe@merckgroup.com
1.4 Nomor telepon darurat
Customer call centre : +62 0800 140 1253
Bagian 2. Identifikasi bahaya
2.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Preparat ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-
Undang uni eropa.
2.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No
1272/2008.
2.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui
Bagian 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup : hirup udara segar.
Bila terjadi kontak kulit : Tanggalkan segera semua pakaian
yang terkontaminasi. Bilaslah kulit
dengan air/ pancuran air.
Untuk
memindahkan
4. Pipet Tetes larutan dari suatu
I wadah ke wadah
lain dengan jumlah
yang sangat sedikit
dan dengan tingkat
ketelitian
pengukuran
volume yang
sangat rendah
5 Gelas Kimia Untuk
mencampurkan
I larutan dan
melarutkan suatu
zat atau bahan
kimia
sebagai tempat
untuk menaruh
sampel, sementara
6 Kuvet I kuvet lain
digunakan untuk
menaruh blanko.
3.1.2 Bahan
No. Nama bahan Sifat fisika Sifat kimia
Berbentuk cair Tidak berbau
1.. Aquadest pH pada 20o C
Titik didih 100o C
2. Larutan Berbentuk padat Berbau asam nitrit
Fe(NO3)3
Berwarna biru muda Tidak mudah
Titik lebur 47o C menyala
bersihkan sisi kuvet yang telah berisi larutan. Kuvet siap dimasukan
kedalam spektrofotometer.
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2) Perhitungan
Konsentrasi H3(Fe(SCN6)
a ×b × c
Rumus : dengan a=mmol Fe ( NO 3 ) 3 , b=mmol KCSN ,
v
c=mmol H ( NO 3) v=volume tabung reaksi
Tabung 1
Dik = a=0,002 M ×5 ml=0,01 mmol
b=0,002 M ×1 ml=0,002 mmol
c=0,5 M × 4 ml=2 mmol
V =10 ml
Dit = konsentrasi H3(Fe(SCN6) =….?
a ×b × c
Penye = H3(Fe(SCN6) =
v
( 0,01 x 0,002 x 2 ) mmol
=
10 ml
= 4 x 10-6 M
Tabung 2
Dik = a=0,002 M ×5 ml=0,01 mmol
b=0,002 M ×2 ml=0,004 mmol
c=0,5 M ×3 ml=1,5 mmol
V =10 ml
Dit = konsentrasi H3(Fe(SCN6) =….?
a ×b × c
Penye = H3(Fe(SCN6) =
v
( 0,01 x 0,004 x 1,5 ) mmol
=
10 ml
= 6 x 10-6 M
Tabung 3
Dik = a=0,002 M ×5 ml=0,01 mmol
b=0,002 M ×3 ml=0,006 mmol
c=0,5 M ×2 ml=1 mmol
V =10 ml
Dit = konsentrasi H3(Fe(SCN6) =….?
a ×b × c
Penye = H3(Fe(SCN6) =
v
( 0,01 x 0,006 x 1 ) mmol
=
10 ml
= 6 x 10-6 M
Tabung 4
Dik = a=0,002 M ×5 ml=0,01 mmol
b=0,002 M × 4 ml=0,008 mmol
c=0,5 M ×1 ml=1 mmol
V =10 ml
Dit = konsentrasi H3(Fe(SCN6) =….?
a ×b × c
Penye = H3(Fe(SCN6) =
v
( 0,01 x 0,008 x 0,5 ) mmol
=
10 ml
= 4 x 10-6 M
4.2 Pembahasan
Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana 2 reaksi yang tepat
berlawanan terjadi pada laju reaksi yang sama. Ketika produk terbentuk, produk ini
akan kembali bereaksi membentuk reaktan awalnya. Jika kondisi pada sistem
kesetimbangan diubah, akan terjadi beberapa reaksi berikutnya. Meskipun
demikian, sistem tersebut akan segera mencapai kesetimbangan baru pada
sejumlah kondisi yang baru. Prinsip Le Chatelier menyatakan bahwa jika sebuah
aksi diterapkan pada suatu sistemyang berada dalam kesetimbangan,
kesetimbangan itu akan bergeser untuk engurangi aksi yang terjadi. Aksi adalah
suatu yang dikerjakan terhadap sistem. Misalnya peningkatan reaksi suatu reaktan
atau produk akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser dan berusaha untuk
mengurangi konsentrasi zat yang meningkat itu (Goldberg, 2004)
Percobaan kali ini yang kita lakukan adalah menyiapakan larutan
Fe(NO3) 0,002 molar, larutan KSCN 0,002 molar, dan laruta H(NO3). Pertama-
tama yang dilakukan yaitu melabel 5 buah tabung reaksi dengan nomor 1,2,3,4
dan blangko. Setelah itu memasukan larutan Fe(NO3) 0,002 molar kedalam 4
tabung reaksi sebanyak 5 ml. Setelah terisi dengan larutan Fe(NO3) sebanyak 5
ml. kemudian memasukan larutan KSCN 0,002 molar kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml. Setelah masing-masing terisi larutan KSCN,
kemudian menambahkan larutan H(NO3) 0,5 molar. Pertama dengan mengisi
tabung blangko dengan 10 mililiter H(NO3) 0,5 molar. Kemudian menambahkan
larutan H(NO3) 0,5 molar kedalam masing-masing tabung reaksi dengan volume
tertentu sehingga total volume didalam tabung reaksi berjumlah 10 mililiter.
Setelah itu dilakukan homogen larutan dengan menggunakan pipet tetes.
Pertama, menyiapakan kuvet yang akan digunakan kemudian membilasnyya
dengan Aquadest sebanyak dua kali. Kemudian bilas menggunakan blangko
sebanyak dua kali. Setelah kuvet terisi dengan larutan, bersihkan sisi kuvet. Kuvet
siap dimasukan kedalam spektrofotometer. Kemudian dilanjutkan dengan
memasukan larutan 1,2,3, dan 4 kedalam kuvet dengan menggunakan perlakuan
yang sama seperti pada blangko. Kemudian memasukanlarutan KSCN 0,002
molar kedalam masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml ke
masing-masing tabung reaksi Kemudian memasukan kuvet kedalam
spektrofotometer dengan label nomor 1 Setelah semua larutam dimasukan
kedalam spektrofotometer sesuai denga nomornya kemudian dapat dilanjutkan
dengan melakukan pengukuran. Kemudian melakukan pengukuran pada blangko
dengan menekan tombol measureblank dibawah kiri layar dengan melakukan
pengukuran. Setelah itu baru dapat dilakukan pengukuran sampai dengan
menekan tombol-tombol angka yang berada di instrument spektrofotometer. Disini
saya akan mengukur sampel dikuvet nomor 1. Kemudian setelah itu dicatat
absorbansinya sebesar 0,129 A. kemudian dilajutkan dengan kuvet nomor 2
dihasilkan obserbansi 0,285 A. Selanjutnya melakukan pengukuran untuk kuvet
nomo 3 didapat absorbansi sebesar 0,463 A. Pengukuran akan dilanjutkan dengan
cara yang sama sampai kuvet nomor 4 didapat absorbansi sebesar 0,681 A.
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Kesetimbangan
kimia adalah keadaan dimana seiring dengan berjalannya waktu, tidak terjadi
perubahan konsentrasi baik pada reaktan maupun produk meskipun reaksi masih
tetap berlangsung.
Jenis – jenis kesetimbangan yaitu :
1. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen merupakan suatu sistem dimana sebuah reaktan
dan produk berbeda fasa. Dalam hal ini fasa yang dimaksud ialah dapat
berupa fasa padat, cair, gas, dan larutan.
2. Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen merupakan suatu bentuk zat – zat yang terlibat
pada sebuah reaksi dimana keterlibatan semuanya adalah dengan nilai
sama.
Sehingga semua konsentrasi zat yang digunakan dalam menentukan
tetapan keseimbangan adalah sama. Akan tetapi yang juga harus diingat
dalam kesetimbangan homogen ini bahwa pada gas dan larutan saja yang
akan menjadi salah satu faktor yang juga berpengaruh pada suatu tetapan
kesetimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Luh Joni Erawati. 2009. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
REAKSI KESETIMBANGAN KIMIA. Vol. 6, No. 2. ISSN 0216-3241 (Hal 72)
Helsy Imelda, Andriyani Lina. 2017. Pengembangan Bahan Ajar pada Materi
Kesetimbangan Kimia Berorientasi Multipel Representasi Kimia. Vol.2 No 1
Michael Purba. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Sugawara, E., & Nikaido, H. (2014). Properties of AdeABC and AdeIJK efflux
systems of Acinetobacter baumannii compared with those of the AcrAB-TolC
system of Escherichia coli. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 58(12), 7250–
7257. https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14