Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Wujud Gas (Sifat Fisika dan Kimia)

Ismi Amaliya Magfira Achmad

421420022

PRODI STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu kimia adalah ilmu yang memepelajri tentang materi dan perubahan
materi baik secara fisik maupun materi. Pada prinsipnya meteri terbagi menjadi
tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas. Padatan adalah materi yang kaku dengan
bentuk yang pasti. Cairan tidak sekaku padatan dan bersifat fluida yaitu dapat
mengalir dan mengambil bentuk sesuai dengan bentuk wadahnya. Gas bersifat
fluida, tetapi tidak seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas.dengan
ilmu kimia ketiga wujud materi tersebut bisa berubah wujud menjadi wujud yang
lain.
Materi berwujud gas dijumpai antara wujud cairan dan plasma, yang
terakhir memberikan batas suhu atas untuk gas. Batas bawah
skala suhu terletak gas kuantum degeneratif yang mendapatkan perhatian
meningkat. Gas atom dengan berdensitas tinggi yang didinginkan super pada
suhu sangat rendah diklasifikasikan menurut perilaku statistiknya baik
sebagai gas Bose atau gas Fermi
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Dasar Teori
WUJUD GAS Dalam wujud gas partikel-partikelnya bergerak bebas dan
acak dengan kecepatan tertentu. Partikel bertumbukan satu sama lain dan juga
menumbuk wadahnya sehingga gas tadi memberikan tekanan. Jika ruangannya
diperkecil, maka tekanan yang diberikan gas tadi semakin besar (P ∞ V-1),
sehingga pada suhu yang konstan berlaku persamaan Boyle PV=K.

Pada volume ruang yang konstan maka penambahan suhu akan


meningkatkan tekanan (P ∞ T), sehingga P = KT yang disebut dengan
persamaan Gay Lussac dan Charles. Jika kedua persamaan itu digabung maka
didapat P 1V 1 P 2 V 2−−−−−−−¿−−−−−−−¿ K T 1 T 2 Harga konstanta itu
disebut dengan konstanta gas ideal (R), sehingga persamaannya menjadi PV =
RT atau untuk gas sebanyak n mol berlaku persamaan PV = nRT. Persamaan
itu disebut persamaan gas ideal (hukum Buole - Gay Lussac dan Charles).
Artinya ada kondisi di mana gas tidak ideal. Justru kondisi ini yang ada,
sedangkan kondisi ideal itu yang tidak ada, adanya mendekati ideal. Harga
konstanta gas ideal dapat dihitung berdasarkan fakta bahwa volume satu mol
gas pada STP (standard temperature and pressure, 0 OC dan 1 atm) adalah
22,4 L, sehingga R = (PV) : (nT) = (1 atm x 22,4 L): (1mol x 273 deg) = 0,08205
L Atm mol-1deg-1 Harga R tersebut dapat dirubah menjadi satuan cgs ataupun
mks, dengan dasar bahwa 1 atm adalah tekanan hidrostatik yang diberikan oleh
air raksa setinggi 76 cm 1 atm = 76 cm Hg = ρHg x g x h = 13,595 g cm-3 x
980,665 cm/s2 x 76 cm = 1,0133x106 dyne cm-2 1 L = 1000 ml, sehingga 22,4
L = 22400 cm3 Sehingga R = 8,314 x 107 erg mol-1deg-1 = 8,314 J mol-1deg-1
= 8,314 J mol-1deg-1/4,184 J kal-1 = 1,987 kal mol-1deg-1 Mahasiswa
hendaknya dapat memilih harga R yang sesuai dengan kasusnya (satuannya).
Persamaan gas ideal dapat digunakan untuk memprediksi secara kasar berat
molekul cairan yang mudah menguap yang disebut dengan metode Metode
Regnault dan Victor Meyer. Perhatikan contoh berikut! 0,30 g cairan mudah
menguap ditempatkan dalam ruangan 200 ml. Pada suhu 100 ° C semua cairan
menguap dan memberikan tekanan 1 atm. Berapa BM senyawa tersebut?
penyelesaian Mol = n = gram/BM = (PV) : (RT), maka BM = (gram x RT): (PV) =
(0,3 gram x 0,08205 L Atm mol-1deg-1x 373 deg) : (1 atm x 0,2 L) = 46 g mol-1
Hasil akan lebih bagus jika dibuat kurva hubungan P vs m/VP pada T konstan,
dengan cara volume ruang divariasi sehingga tekanan bervariasi. Harga m/vp
pada harga p limit 0 adalah kondisi yang lebih mendekati ideal. Perhatikan
gambar berikut Di depan tadi telah disinggung tentang gerakan partikel gas.
Beberapa faktor berpengruh terhadap kecepatan gerakan tadi. Faktor-faktor
tersebut dipelajari dalam teori kinetika molekuler gas. Teori ini berlaku untuk
gas ideal, sehingga harus diadakan beberapa asumsi supaya gas mendekati
ideal. Asumsi tersebut yaitu 1. Volume molekul gas diabaikan terhadap volume
ruang 2. Molekul gas tidak saling beratraksi Dua asumsi di atas mendekati
kenyataan jika volume ruang dibuat tinggi sehingga tekanan rendah 3.

Gerakan partikel gas random, energi kinetik, E = 3/2 RT 4. Tumbukan


lenting sempurna Dari asumsi tersebut disusunlah persamaan PV = 1/3nm µ 2
3PV n = jumlah partikel M = berat molekul 3RT µ 2 = ------ m = masa 1 partikel
µ 2 = ------ nm karena PV = RT dan nm = M, maka persamaan menjadi M
karena M: V adalah d, maka persamaan menjadi 3P µ 2 = ----- d Harga µ
adalah akar kecepatan rata-rata kuadrat, suatu parameter yang menunjukkan
kecepatan gerak partikel dan energi kinetiknya. Semakin besar µ semakin
besar energi kinetik yang terkandung dalam gas tadi. Beberapa faktor yang
berpengaruh terhadapnya dapat dilihat dari persamaan tadi yaitu, semakin
besar suhu semakin besar µ, semakin besar densitas dan berat molekul
semakin kecil µ.

Gas non ideal (gas nyata) memberikan penyimpangan dari gas ideal.
Persamaan van der Walls adalah persamaan gas nyata yang cukup sederhana
untuk difahami. m VP P PV = nRT PV = (m/BM)RT m/PV = BM/RT Harga
intersep dari garis tersebut adalah BM/RT
Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Perubahan kimia
Perubahan yang menghasilkan zat baru Contoh : Makanan membusuk,
pembakaran, petasan yang meledak, dan fermentasi.
2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya wujud
dan bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan kedalam air, air
menjadi es.
Perubahan fisika dibedakan menjadi 6 peristiwa, yaitu :
 Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini
zat melepaskan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu air yang
dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.
 Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa
ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu pada batu es
yang berubah menjadi air, lilin yang dipanaskan.
 Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-
kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-
lama juga akan habis berubah menjadi gas.
 Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh mengembun adalah ketika kita menyimpan
es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau rumput
di lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan.
 Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh menyublim yaitu pada kapur barus (kamper)
yang disimpan pada lemari pakaian lama-lama akan habis
 Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju. (Pakdosen, 2020)

2.2 Lembar data keselamatan bahan

2.2 Lembar Data Keselamatan Bahan


1. Amoniak Pekat (MSDS, 2019)
BAGIAN 1. Identifikasi bahaya
1.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosi kulit, Kategori 1B, H314
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal, Kategori 3,
Sistem pernapasan, H335
Bahaya akuatik akut atau jangka pendek, Kategori 1, H400
1.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Pernyataan Bahaya
H314 Menyebabkan kulit terbakar yang parah dan kerusakan mata.
H335 Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan.
H400 Sangat toksik pada kehidupan perairan.
Pernyataan Kehati-hatian Pencegahan
P273 Hindarkan pelepasan ke lingkungan.
P280 Pakai sarung tangan pelindung /pakaian pelindung /pelindung
mata/pelindung wajah.
Respons
P301 + P330 + P331 JIKA TERTELAN : Basuh mulut. JANGAN
merangsang muntah.
P305 + P351 + P338 JIKA TERKENA MATA : Bilas dengan seksama
dengan air untuk beberapa menit. Lepaskan lensa kontak jika memakainya dan
mudah melakukannya.Lanjutkan membilas.
P308 + P310 Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi SENTRA
INFORMASI KERACUNAN atau dokter/tenaga medis.
1.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui.
BAGIAN 2. Komposisi Bahan
Sifat kimiawi Larutan amoniak dalam air.
2.1 Bahan Tidak
Berlaku
2.2 Campuran
Komponen berbahaya (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Nama kimia (Konsentrasi)
No-CAS Nomor registrasi Klasifikasi
larutan ammonia (>= 25 % - < 50 % )
Bahan-bahan tidak memenuhi kriteria untuk PBT atau vPvB sesuai
dengan Pe raturan (EC) No 1907/2006, Lampiran XIII.
1336-21-6 *)
Korosi kulit, Kategori 1B, H314
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan
tunggal, Kategori 3, H335
Bahaya akuatik akut atau jangka pendek, Kategori 1, H400
BAGIAN 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter.
Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air. Segera panggil dokter.
Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Segera
hubungi dokter mata. Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas), hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan
mencoba menetralisir.
3.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
Irritasi dan korosi, bronkitis, Batuk, Napas tersengal, nyeri lambung,
Tidak sadar, Muntah berdarah, Mual, kolaps, guncangan, Konvulsi/kejang-
kejang, Edema paru, kematian Resiko kebutaan!
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
BAGIAN 4. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
4.1 Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi
lokal dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberika n.
4.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
Larutan Amonia tidak mudah terbakar, tetapi dapat membentuk
campuran amo nia/udara yang dapat terbakar dengan penggasan. Api ambient
dapat melepaskan uap yang berbahaya. Kebakaran dapat menyebabkan
berevolusi: nitrogen oxides
4.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Jangan berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung
pernapasan. Untuk menghindari kontak dengan kulit, jaga jarak aman dan
gunakan pakaian pelindung yang sesuai.
Informasi lebih lanjut
Dinginkan kontener yang terekspos api dengan semprotan air. Tekan
(pukul kebawah) gas/uap/kabut dengan semprotan air jet. Cegah air pemadam
kebakaran mengkontaminasi air permukaan atau sistim air tanah.
BAGIAN 5. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
5.1 Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat
Jangan menghirup uap-uap, aerosol. Hindari kontak dengan bahan.
Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi dari daerah bahaya, amati prosedur
darurat, hubungi ahli
5.2 Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan membuang ke saluran pembuangan.
5.3 Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan
pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati
kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Serap dengan bahan
penyerap cairan dan penetral (misal Chemizorb® OH⁻, Merck Art. No. 101596).
Teruskan ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena.
BAGIAN 6. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
6.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit.
Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
6.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya
inkompatibilitas Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah jangan terbuat dari logam atau logam ringan hingga berat.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
BAGIAN 7. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
7.1 Parameter pengendalian
larutan ammonia (1336-21-6)
ID OEL Nilai Ambang Batas (NAB) 25 ppm 17 mg/m³
Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) 35 ppm
24 mg/m³
7.2 Pengendalian paparan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan
pri oritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata / Goggles pelindung yang pas dan ketat
Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: karet butyl
Tebal sarung tangan: 0,7 mm
Waktu terobosan: 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,40 mm
Waktu terobosan: 240 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi
pada EC directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh
KCL 898 Butoject® (kontak penuh), KCL 730 Camatril® -Velours (kontak
percikan). Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam
uji laboratorium berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang
dianjurkan. Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan
dalam lembar data keselamatan dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami
maksud. Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam
kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi
suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell,).
Peralatan pelindung lainnya sarungtangan pelindung Perlindungan pernapasan
diperlukan ketika uap/aerosol dihasilkan Jenis filter yang direkomendasikan:
Filter K(menurut DIN 3181) untuk NH₃ Pengusaha harus memastikan bahwa
perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat perlindungan pernafasan
telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. Tindakan ini harus
didokumentasikan dengan benar. Kontrol eksposur lingkungan Jangan
membuang ke saluran pembuangan.
BAGIAN 8. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
8.1 Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : pedih
Ambang Bau : 0,02 - 70,7 ppm Amonia
pH : pada 20 °C alkali kuat
Titik lebur : -57,5 °C
Titik didih/rentang didih : 37,7 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) : Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan : 15,4 %(V)
Tertinggi batas ledakan : 33,6 %(V)
Tekanan uap : 483 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif : Tidak tersedia informasi.
Densitas : 0,903 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air : pada 20 °C larut
Koefisien partisi log Pow :-1,38 (percobaan) (senyawa
anhydrat) (Lit.) Diperkirakan tidak
ada potensi bioakumulasi.
Suhu dapat membakar sendiri : Tidak tersedia informasi.
Suhu penguraian : Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis : Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak :Tidak diklasifikasikan sebagai
mudah meledak.
Sifat oksidator : tidak ada
8.2 Data lain
Energi penyalaan
api minimum 380 - 680 mJ
2. Hcl (Menangani, 2020)
BAGIAN 1. Identifikasi bahaya
1.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Korosif pada logam, Kategori 1, H290
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini
1.2 Elemen label
Pelabelan (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Pernyataan Bahaya H290 Dapat korosif terhadap logam.
1.3 Bahaya lain
Tidak ada yang diketahui.
BAGIAN 2. Komposisi Bahan
Sifat kimiawi Larutan asam klorida encer.
2.1 Bahan
Tidak berlaku
2.2 Campuran
Komentar Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No.
1907/2006.
BAGIAN 3. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Setelah menghirup: hirup udara segar. Bila terjadi kontak kulit:
Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan
air/ pancuran air. Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak.
Lepaskan lensa kontak.
Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua
gelas). Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat.
3.2 Kumpulan gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda
efek iritan
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus yang
diperlukan
Tidak tersedia informasi.
BAGIAN 4. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
4.1 Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai
Gunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi
lokal dan lingkungan sekeliling.
Media pemadaman yang tidak sesuai
Untuk bahan/campuran ini, tidak ada batasan agen pemadaman yang
diberika n.
4.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar. Api ambient dapat melepaskan uap yang
berbahaya.
4.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran Jika terjadi
kebakaran, pakai alat bantu pernapasan SCBA.
Informasi lebih lanjut
tidak ada
BAGIAN 5. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
5.1 Langkah-langkah pencegahan diri, alat pelindung dan prosedur
tanggap darurat
Nasihat untuk personel nondarurat Jangan menghirup uap-uap, aerosol.
Hindari kontak dengan bahan. Pastikan ventilasi memadai. Evakuasi dari
daerah bahaya, amati prosedur darurat, hubungi ahli.
Saran bagi responden darurat:
Perlengkapan pelindung.
5.2 Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.
5.3 Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan
pembersihan
Amati kemungkinan pembatasan bahan. Serap dengan bahan penyerap
cairan dan penetral (misal Chemizorb® H⁺, Merck Art. No. 101595). Teruskan
ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena.
BAGIAN 6. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
6.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Taati label tindakan pencegahan.
Tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan
bahan tersebut.
6.2 Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya
inkompatibilitas
Persyaratan bagi area penyimpanan dan wadah
Wadah yang tidak mengandung logam.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan,
lihat label produk.
6.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
BAGIAN 7. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
7.1 Parameter pengendalian
Tidak mengandung bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur
pekerjaan.
7.2 Pengendalian paparan
Pengendalian teknik yang sesuai
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan
pri oritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja,
tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya
tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata pengaman
Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: 480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi
pada EC directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh
KCL 741 Dermatril® L (kontak penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan).
Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar
data keselamatan dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud.
Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi
yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier
sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell). Peralatan
pelindung lainnya sarungtangan pelindung Perlindungan pernapasan diperlukan
ketika uap/aerosol dihasilkan Jenis filter yang direkomendasikan: filter ABEK
Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian
perangkat perlindungan pernafasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk
dari pabriknya. Tindakan ini harus didokumentasikan dengan benar. Kontrol
eksposur lingkungan Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.
BAGIAN 8. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
8.1 Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : ciri
Ambang Bau : Tidak tersedia informasi.
pH : 1,0 pada 25 °C
Titik lebur : Tidak tersedia informasi.
Titik didih : Tidak tersedia informasi.
Titik nyala : Tidak berlaku
Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) : Produk ini tidak mudah-
menyala.
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan : Tidak berlaku
Tekanan uap : Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relative : Tidak tersedia informasi.
Densitas : 1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relative : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air : pada 20 °C larut
Koefisien partisi (noktanol/air) : Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri : Tidak tersedia Informasi.
Suhu penguraian : Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis : Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan sebagai
mudah meledak.
Sifat oksidator : tidak ada
8.2 Data lain
tidak ada
3. AQUADEST (MSDS, 2006)
Bagian 1 – Identifikasi Bahaya
1.1 Klasifikasi bahan atau campuran
Bahan ini tidak diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut undang-
undang Uni Eropa.
1.2 Elemen label
Pelabelan menurut Peraturan (EC) No 1272/2008

Bukan bahan atau campuran berbahaya menurut Peraturan (EC) No


1272/2008.
1.3 Bahaya lain
Bahaya lain yang tidak dihasilkan
dalam klasifikasi GHS: Tidak ada yang diketahui.
Bagian 2 – Komposisi dan Informasi Bahan
2.1 Bahan
Sinonim : Dihidrogen Oksida, Deionized water, Aqua,
Aquadestilata
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.02 g/mol
No. CAS : 7732-18-5
No. EC : 231-791-2
Komentar Tidak ada bahan berbahaya menurut Peraturan (EC) No.
1907/2006
2.2 Campuran
Tidak berlaku
Bagian 3– Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
3.1 Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama
Saran umum
Tidak ada bahaya yang memerlukan tindakan pertolongan pertama yang
khusus.
3.2 Kumpulan gejala/efek terpenting, baik akut maupun tertunda Gejala
yang berhubungan dengan penggunaan Kami tidak memiliki penjelasan
berbagai gejala toksik.
3.3 Indikasi pertolongan medis pertama dan perawatan khusus
yang diperlukan Tidak tersedia informasi
Bagian 4 – Tindakan Penanggulangan Kebakaran
4.1 Media pemadaman api
Media pemadaman yang sesuai Gunakan tindakan pemadaman
kebakaran yang sesuai untuk situasi lokal dan lingkungan sekeliling. Media
pemadaman yang tidak sesuai Untuk bahan/campuran ini, tidak ada
batasan agen pemadaman yang diberikan.
4.2 Bahaya khusus yang muncul dari bahan atau campuran
Tidak mudah terbakar.
4.3 Saran bagi petugas pemadam kebakaran
Alat pelindung khusus bagi petugas pemadam kebakaran
Tidak ada
4.4 Informasi lebih lanjut tidak ada
Bagian 5 – Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
5.1 Langkah-langkah pencegahan diri
,alat pelindung dan prosedur tanggap darurat Tidak ada
5.2 Tindakan pencegahan Lingkungan
Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan.
5.3 Metode dan bahan untuk penyimpanan dan pembersihan
Amati kemungkinan pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10).
Tuangkan kedalam pipa saluran.
5.4 Rujukan ke bagian lainnya
Indikasi mengenai pengolahan limbah , lihat bagian 13.
Bagian 6 – Penyimpanan dan Penanganan Bahan
6.1 Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman Taati label
tindakan pencegahan.
Tindakan higienis Tidak diperlukan
6.2 Kondisi penyimpanan yang aman,termasuk adanya inkompatibilitas
Kondisi penyimpanan Tertutup sangat rapat.
Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, Simpan pada +5°C hingga
+30°C
6.3 Penggunaan akhir khusus
Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada
penggunaan spesifik lain yang diantisipasi
Bagian 7 – Sifat-sifat Fisika dan Kimia
7.1 Informasi tentang sifat fisika dan kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : Tak berbau
Ambang Bau : Tidak berlaku
pH : pada 20 °C netral
Titik lebur : 0 °C
Titik didih/rentang didih : 100 °C pada 1.013 hPa
Titik nyala : Tidak berlaku
Laju penguapan : Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) : Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan : Tidak berlaku
Tertinggi batas ledakan : Tidak berlaku
Tekanan uap : 23 hPa pada 20 °C
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak : tersedia informasi.
Densitas : 1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif : Tidak tersedia informasi.
Kelarutan dalam air : larut sepenuhnya
Koefisien partisi (n-oktanol/air) : Tidak berlaku
Suhu dapat membakar sendiri : Tidak berlaku
Suhu penguraian : Dapat didistilasi dalam
kondisi tidak terurai
(undecomposed) pada
tekanan normal.
Viskositas, dinamis : 0,952 mPa.s pada 20 °C
Sifat peledak : Tidak diklasifikasikan
sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator : tidak ada
7.2 Data lain
Suhu menyala : Tidak berlaku
Energi penyalaan api minimum : Tidak berlaku
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
No Nama alat Kategori Gambar Fungsi

Sebagai wadah untuk


menampung dan
1. Gelas kimia 1
menyimpan larutan.

Sebagai aditif
pemanduan untuk
aluminium
2. Pita
Magnesium
1

Sebagai alat bantu


untuk memindah /
memasukkan larutan ke
3. Kawat 1 wadah / tempat yang
Tembaga mempunyaai dimensi
pemasukkan sampel
bahan kecil.

Botol 1 sebagai tempat untuk


Semprot menyimpan aquades
dan untuk membilas
4. bahan yang tidak larut
dalam air
untuk mengukur
5. Gelas Ukur 1 volume cairan

6. Pipet Tetes Membantu


memindahkan cairan
dari wadah yang satu
1 ke wadah lainnya
dalam jumlah yang
sangat kecil (tetes demi
tetes).
untuk memanaskan
larutan yang mudah
terbakar, dan untuk
7.
Sumbat 1 menghomogenkan
Karet larutan

Kertas 1
8. Saring
10 Selang 1 Sebagai tempat untuk
bening membedakan
perubahan reaksi awal
dan akhir

1 Tabung 1 Sebagai sebuah wadah


11. ulir untuk menampung
reaksi kimia dalam
skala medium

3.1.2 Bahan
No. Nama bahan Sifat fisika Sifat kimia
1. Air  Tidak berwarna  Molekulnya
 Dapat menyerang berbentuk seperti V
sejumlah kalor  Bersifat polar karena
 Mempunyai adanya perbedaan
tegangan muatan
permukaan yang  Sebagai pelarut
sangat tinggi yang baik karena
kepolarannya
2. HCl  Berwarna kekuning  Mudah menguap
kuningan  Larut dalam air,
 Titik didih 530C alcohol, eter dan
 Titik beku -740C benzene
 Berbau menyengat
3. Mn  Berwarna putih  Sangat reaktif secara
keabu-abuan kimiawi
 Fase solid bersifat  Terurai dengan air
keras tapi rapuh dingin perlahan lahan
 Elektronegativitas
5. Aquadest  Berbentuk cair  Tidak diklasifikasikan
 Tidak berwarna sebagai mudah
 Berat molekul 18,02 meledak
gr/mol  Tidak beracun
 Memilki pH 7(netral)
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Pembuatan Larutan
a. Penentuan Molar Gas Hidrogen dan Tetapan Gas Ideal
Larutan HCL, Aquadm

Mengisi 1 liter gelas kimia dengan 800 ml air,


memotong 1cm pita magnesium, memotong 15
cm kawat tembaga. Kaitkan pita magnesium ke
ujung kawat tembaga

Memasukkan HCL 4 molar molar yang telah


yang telah dibanding indikator mm (Metil Merah)
sebanyak 15 mL kedalam tabung ulir

Memasukkan aqua dm dengan perlahan ke


dalam tabung ulir hingga penuh. Dengan
memastikan lapisan asam dan air tidak saling
tercampur

Memasukkan pita magnesium yang telah


diikatkan pada kawat, ujung kawat dilipat ke luar
tabung. Dan menutup tabung dengan sumbal
karet

menutup lubang sumbat karet dengan jari lalu


balik perlahan tabung ulir dan segera masukkan
kedalam gelas kimia 1 liter yang telah berisi air.

menahan tabung dengan statif dan mencatat


perubahan kimia dan fisika yang terjadi

Menunggu reaksi berlangsung sekitar 5 menit,


dan pastikan pita magnesium habis bereaksi.

selesai bereaksi menandai batas larutan dalam tabung ulir


dengan spidol. membuang larutan sisa didalam tabung.
Lalu isi dengan aqua Dm hingga batas yang telah dibuat.
pindahkan aqua Dm kedalam gelas ukur. Dan catat
Hasil
sebagai volume udara yang dihasilkan
b. Difusi Gas

Larutan HCL,
Aquadm

Menyiapkan selang bening yang kedua ujungnya


berlubang dan pastikan bagian dalamnya kering

Kemudian tutup kedua lubang selang dengan kapas

Satu bagian ditetesi dengan amonia pekat dan bagian


lainnya ditetesi dengan HCL pekat

Kemudian amati perubahan yang terjadi, Dan catat


sebagai volume udara yang dihasilkan

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
1) Hasil Pengamatan
a. Penentuan Molar Gas Hidrogen dan Tetapan Gas Ideal

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN


Mengisi larutan HCl 4 M yang Perubahan warna tidak berubah/masih tetap
telah diberikan indikator mm berwarna merah muda.
kedalam tabung ulir sebanyak 15
mL.
Memasukkan aqua Dm kedalam Terjadi perubahan pada warna dari semula
tabung ulir dengan perlahan berwarna merah mudah, sehingga berubah
hingga penuh, dengan menjadi tiak berwarna atau terlihat bening,
memperhatikan agar larutan asam dan volumenya menjadi hampir penuh.
tidak terkena dengan air (tidak
saling mencampur).
Isi pita Magnesium (Mg) yang Pita magnesium (Mg) telah terlihat didalam
telah disiapkan sebelumnya tabung ulir
kedalam tabung ulir
Gantungkan sisa kawat agar bisa Terjadi perubahan pada isi tabung ulir ketika
menahan pita Magnesium yang kawat yang dililitkan dengan pita
berada di dalam tabung, Tutup Magnesium, mulai bereaksi mengeluarkan
bagian atas tabung ulir gelembung-gelembung kecil (gas H2)
menggunakan sumbat karet
Mencatat volume gas yang Volume yang nampak pada video kurang
dihasilkan dari reaksi jelas, sehingga tidak keliatan angka yang
tepat yang di tunjukkan.
b. Difusi Gas

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN

Masukkan kapas kedalam setiap Posisi kedua kapas telah berada


ujung sisi selang bening yang telah diujung setiap sisi dari selang
disediakan tersebut
Disetiap sisi yang diberikan kapas, Yang terjadi pada sisi yang diberikan
diteteskan senyawa Ammonium tetesan Ammonium Pekat terlihat
Pekat dan HCl Pekat pada kapas yang mulai menjalar
masuk kedalam selang, dan sisi yang
diteteskan HCl Pekat kapasnya tetap
pada bentuk semula.

4.1 Pembahasan
4.1.1 Percobaan Pertama
Pada percobaan pertama, pita magnesium menghasilkan panas bila
dicampur dengan HCl karena merupakan reaksi eksotermik dan menghasilkan
gelembung, karena hidrogen (H 2) dihasilkan ketika magnesium dan HCl
membentuk garam. Magnesium (Mg) adalah logam alkali tanah (Golongan IIA),
dan ketika bereaksi dengan asam (seperti asam klorida (HCl), senyawa garam
akan terbentuk. Pembentukan garam ini melepaskan ion hidrogen dari senyawa
asam dan membentuk gas hidrogen.
Reaksi yang terjadi menghasilkan garam magnesium klorida (MgCl 2) dan
hidrogen (H2). Reaksi kimianya adalah:

Mg + 2 HCl MgCl2+ H2
Karena hidrogen adalah gas maka akan keluar dari larutan asam klorida
ke permukaan cairan dalam bentuk gelembung.
Karena reaksi ini eksotermik, panas dihasilkan.
4.2.2 Percobaan Kedua
Pada percobaan difusi gas kedua, kapas dimasukkan kedalam kedua
sisi abung transparan, kemudian ammonia pekat di teteskan ke salah satu
benang kapas, kemudian hcl pekat diteteskan kedalam bola kapas tebal ke sisi
lain, dan proses yang terjadi pada ujung selang yang diberikan Amonia Pekat
kapas yang normal bereaksi dengan Amonia Pekat menjadi lebih menjalar
kebagian dalam selang, sedangkan ujung selang yang diberkan HCl Pekat
mula-mula kapas yang berbentuk normal tetap pada bentuknya.
Kemudian pada saat menentukan volume yang dihasilkan didalam video
tersebut tidak ditampakkan, sehingga hasil akhir dari volume gas tersebut tidak
diketahui. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara
merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul
tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi.
BAB V
Kesimpulan

Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai


kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari
cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan,
sebaliknya mereka mengembang dan mengisi ruang apapun di mana mereka
berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat
terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-
atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika
energi kinetis ini semakin bertambah. Campuran gas akan mengandung
beragam gas murni seperti udara. Gas mulia memiliki sifat kimia dan sifat fisika.
Sifat kimia dari gas mulia yaitu Kereaktifan yang rendah. Tidak cenderung
melepas atau menyerap suatu elektron. Jari-jari atom yang berpengaruh pada
kreteria gas. Tidak berwarna,tidak berbau,dan tidak berasa. Sedangkan sifat
Sifat fisis gas mulia antara lain adalah titik leleh dan titik didih yang sangat
rendah. Titik didihnya mendekati nol derajat Kelvin dan titik didihnya hanya
beberapa derajat di atas titik lelehnya. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh
partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan
dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan
konsentrasi.
Daftar Pustaka

Baharuddin, D. . (2013). kimia dasar 1. makassar:UIN Alauddin.


Menangani, B. Y. (2020). Lembaran data keselamatan bahan. 1907, 1–10.
Pakdosen. (2020). Perubahan Wujud Zat.
SmartLab. (2019). Lembar Data Keselamatan Bahan NINHIDRIN. Lembat Data
Keselamatan Bahan, 136, 1–8.
UE. (2013). Lembaran Data Keselamatan Bahan Aquadest DM. Lembar Data
Keselamatan Bahan, 1253(1907), 1–7.
Martin A, Bustamante P, Chun AHC, 1993, Physical Pharmacy, ed 4th Ed, Lea
and Febiger, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai