TERMODINAMIKA
Oleh:
Andika Catur Rangga
NIM A1H013020
A. Latar Belakang
sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini adalah mengenai materi gas
ideal.
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang
bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat
berguna karena memenuhi hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang
pada suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai kemampuan
untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang
mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang,
gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah
plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul
sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin
bertambah.
B. Tujuan
ke – 2
hari
Termodinamika ke – 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang
pada suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai kemampuan
untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang
mengisi pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang,
2014). Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat
kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan
molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini
Gas ideal adalah gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang
bergerak secara acak dan tidak saling berinteraksi. Konsep gas ideal sangat
berguna karena memenuhi hukum gas ideal, sebuah persamaan keadaan yang
Nur, 2009)
Gas ideal adalah suatu gas yang diidekan oleh manusia, secara real gas ideal
tidak ditemukan di permukaan bumi. Gas real pada tekanan di bawah kira-kira dua
kali tekanan atmosfer dapat dilakukan sebagai gas ideal. Bahkan dalam hal uap
jenuh pada kesetimbangan dengan uap cairnya persamaan keadaan gas ideal bisa
keadaan gas ideal para ahli memberikan diskripsi baik secara makroskopik
maupun secara mikroskopik. Pada kondisi normal seperti temperatur dan tekanan
karbondioksida dapat diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih
dapat ditolerir. Secara umum, gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur
tinggi dan tekanan rendah, karena kerja yang melawan gaya intermolekuler
menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan energi kinetik partikel, dan
ukuran molekul juga menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan
Model gas ideal tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi,
karena gaya intermolekuler dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas
ideal juga tak dapat dipakai pada gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan
gaya intermolekuler kuat, seperti uap air. Pada beberapa titik ketika suhu rendah
dan tekanan tinggi, gas nyata akan menjalani fase transisi menjadi liquid atau
solid. Model gas ideal tidak dapat menjelaskan atau memperbolehkan fase
transisi. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan keadaan yang lebih kompleks
Hukum ideal gas adalah lanjutan dari hukum gas yang ditemukan secara
percobaan. Fluida nyata pada densitas rendah dan temperatur tinggi hampir
mengikuti hukum gas ideal. Namun, pada temperatur rendah atau densitas tinggi,
fluida nyata mengalami penyimpangan jauh dari sifat gas ideal, terutama karena
3. Semua gerakannya tanpa friksi (tidak ada energi hilang pada gerakan atau
tabrakan)
1. Jarak rata-rata antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul
kecepatan
3. Tidak ada gaya atraktif atau repulsif antara molekul atau sekitarnya
bahwa tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
arah: dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible
(dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di
atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh
beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari
kedua adalah studi tentang mesin kalor. Hukum ke – 2 termodinamika ini sangat
berhubungan sekali dengan konsep gas dan gas ideal (Edi Putra Irawan, 2011).
III. METODOLOGI
1. Panci Presto
2. Air
3. Termometer
4. Termokopel
5. Stopwatch
6. Alat tulis
B. Prosedur Praktikum
2. Isi panci presto 4, 8, 12 (600 ml, 800 ml, 1000 ml) dengan air dan panaskan
3. Isi kembali panci presto dengan air baru dan panaskan dengan kodisi
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
5. Hitung massa 1 uap saat mendidih 1 dan massa uap 2 saat mendidih 2
dengan rumus:
𝑉
v=𝑚
Keterangan:
V = Volume (m3)
m = massa (m)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kelompok 8 dan 10
= 12.000 – 1000
= 11.000
Panci terbuka
T1 = 98, 7° C
t = 27, 04 menit
P1 = 100 Kpa
Volume spesifik
101,35−100 1,673−𝑥
=
101,35−70,1 1,673−2,36
1,35 1,673−𝑥
=
31,25 10,1
53,208
x=
31,25
x = 1, 7 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
11.10−3
=
1,7
= 6, 51. 10-3 kg
Panci tertutup
T2 = 104, 5° C
t = 9, 29 menit
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
100 𝑥 104,5
P2 =
98,7
= 105, 87 Kpa
Volume spesifik
120,8−105,87 1,42−𝑥
=
120,8−101,35 1,42−1,673
14,93 1,42−𝑥
=
19,45 −0,253
1,42−𝑥
0, 767 =
−0,253
1, 42 – x = - 0, 194
x = 1,614 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
11.10−3
=
1,614
= 6, 82. 10-3 kg
Kelompok 9 dan 6
= 4000 – 600
= 3400 ml
Panci terbuka
T1 = 99, 4° C
P1 = 100 Kpa
Volume spesifik
101,35−100 1,673−𝑥
=
101,35−70,1 1,673−2,36
1,35 1,673−𝑥
=
31,25 10,1
53,208
x =
31,25
x = 1, 7 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
3,4 . 10−3
=
1,7
= 2. 10-3 kg
Panci tertutup
T2 = 100, 5° C
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
100 𝑥 105,5
P2 =
99,4
= 101, 11 Kpa
Volume spesifik
101,35−101,11 1,673−𝑥
=
101,35−70,1 1,673−2,36
0,24 1,673−𝑥
=
31,25 −0,687
x = 1, 68 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
3,4.10−3
=
1,68
= 2, 02. 10-3 kg
Kelompok 7
= 8000 – 800
= 7200 ml
= 7, 2. 10-3 m3
Panci terbuka
T1 = 97° C
P1 = 100 Kpa
Volume spesifik
101,35−100 1,673−𝑥
=
101,35−70,1 1,673−2,36
1,35 1,673−𝑥
=
31,25 10,1
53,208
x =
31,25
x = 1, 7 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
7,2.10−3
= 1,7
= 6, 51. 10-3 kg
Panci tertutup
T2 = 106° C
𝑃2 𝑃1
=
𝑇2 𝑇1
100 𝑥 106
P2 =
97
= 109, 28 Kpa
Volume spesifik
120,8−109,28 1,42−𝑥
=
120,8−101,35 1,42−1,673
11,52 1,42−𝑥
=
19,45 −0,253
x = 1, 57 m3/kg
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑎𝑝
Massa uap =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘
7,2.10−3
=
1,57
= 4, 59. 10-3 kg
B. Pembahasan
Gas merupakan suatu keadaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat
bergerak sangat bebas, dan dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang pada
suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi
pada besaran volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka
Tenaga gerak atau energi kinetis dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat
kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas
dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini
semakin bertambah. Gas dikatakan sebagai fluida yang tidak berbentuk yang
wujud materi yang molekul-molekulnya tidak terikat oleh gaya kohesif. Gas dapat
seperti pada gas oksigen. Gas merupakan salah satu dari tiga wujud zat dimana
sifat fisik gas tergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga
Gas ideal adalah keadaan gas yang dianggap sempurna, memiliki sifat
tertentu, sehingga dapat diterapkan pada teori kinetik gas. Gas ideal merupakan
gas teoritis yang terdiri dari partikel-partikel titik yang bergerak secara acak dan
tidak saling berinteraksi. Gas ideal juga dapat diartikan sebagai suatu gas hipotesis
yang memiliki molekul yang dipantulkan satu sama lain (dalam batas-batas
wadahnya) dengan elastisitas yang sempurna dan memiliki ukuran yang dapat
diabaikan, dan di mana gaya antar molekul yang bekerja antara molekul tidak
bersentuhan satu sama lain juga dapat diabaikan. Gas ideal didefinisikan sebagai
salah satu di mana semua tumbukan antara atom atau molekul bersifat elastis
tidak ditemukan di permukaan bumi. Gas real pada tekanan di bawah kira - kira
dua kali tekanan atmosfer dapat dilakukan sebagai gas ideal. Bahkan dalam hal
uap jenuh pada kesetimbangan dengan uap cairnya persamaan keadaan gas ideal
bisa dipakai jika tekanan uapnya rendah. Untuk memberikan gambaran tentang
keadaan gas ideal para ahli memberikan diskripsi baik secara makroskopik
maupun secara mikroskopik. Pada kondisi normal seperti temperatur dan tekanan
karbondioksida dapat diperlakukan seperti gas ideal dengan perbedaan yang masih
dapat ditolerir. Secara umum, gas berperilaku seperti gas ideal pada temperatur
tinggi dan tekanan rendah, karena kerja yang melawan gaya intermolekuler
menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan energi kinetik partikel, dan
ukuran molekul juga menjadi jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ruangan
Model gas ideal tak dapat dipakai pada suhu rendah atau tekanan tinggi,
karena gaya intermolekuler dan ukuran molekuler menjadi penting. Model gas
ideal juga tak dapat dipakai pada gas-gas berat seperti refrigeran atau gas dengan
gaya intermolekuler kuat, seperti uap air. Pada beberapa titik ketika suhu rendah
dan tekanan tinggi, gas nyata akan menjalani fase transisi menjadi liquid atau
solid. Model gas ideal tidak dapat menjelaskan atau memperbolehkan fase
transisi. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan keadaan yang lebih kompleks.
Hukum ideal gas adalah lanjutan dari hukum gas yang ditemukan secara
percobaan. Fluida nyata pada densitas rendah dan temperatur tinggi hampir
mengikuti hukum gas ideal. Namun, pada temperatur rendah atau densitas tinggi,
fluida nyata mengalami penyimpangan jauh dari sifat gas ideal, terutama karena
3. Semua gerakannya tanpa friksi (tidak ada energi hilang pada gerakan atau
tabrakan)
1. Jarak rata-rata antar molekul jauh lebih besar daripada ukuran molekul
kecepatan
3. Tidak ada gaya atraktif atau repulsif antara molekul atau sekitarnya
Kondisi suatu gas dalam suatu ruang dapat dipengaruhi oleh beberapa
1. Tekanan
Tekanan merupakan besarnya gaya yang diberikan per satuan luas. Ketika
akan menyebabkan jarak antar partikel gas yang berada pada suatu ruang
akan semakin berdekatan sehingga memungkinkan terjadinya gesekan antar
partikel.
2. Suhu
suatu gas dalam suatu ruang. Ketika suhu diperbesar, maka gerakan partikel
tumbukan antar partikel gas. Semakin besar suhu, maka akan semakin
banyak tumbukan yang terjadi antar partikel gas tersebut. Besarnya suhu
3. Volume
partikel gas. Volume sangat menentukan kondisi gas dalam ruang. Ketika
volume diperbesar maka jarak antar partikel gas akan semakin renggang
perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini
gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas
yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu,
derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa
dasarnya adalah dua logam penghantar arus listrik dari bahan yang berbeda. Salah
satu ujung - ujungnya dilas mati dan ujung yang satunya dibiarkan terbuka untuk
measuring junction sedangkan ujung yang satunya disebut reference junction. Bila
antara titik referensi dan titik ukur terdapat perbedaan temperatur, maka akan
timbul GGL yang menyebabkan adanya arus pada rangkaian. Bila titik referensi
penunjukan alat ukur akan sebanding dengan selisih temperatur antara ujung
pada titik sambung dua buah logam yang tidak sama (titik panas/titik ukur). Ujung
lain dari logam tersebut sering disebut titik referensi (titik dingin) dimana
temperaturnya konstan. Bagian luar termokopel berupa tabung logam pelindung
yang berguna untuk menjaga kondisi termokopel agar tidak terpengaruh banyak
oleh lingkungan dimana alat tersebut ditempatkan. Termokopel pada proses ini
Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius
kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting
temperatur absolut.
dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek
pengukuran. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang
lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah.
memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya
suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di
yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu
sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi
Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat
disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan
indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau kompensasi. Tujuannya
sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah yang sama
terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk yang tepat untuk
pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel
multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang
lebih besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan
tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah.
yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termokopel
(bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel
kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih
proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub
dingin.
bahwa tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
arah: dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible
(dapat dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di
atas salju, maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh
beruang tersebut. Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari
terjadi dan yg tidak dapat terjadi. Pembatasan ini dapat dinyatakan dgn berbagai
cara, antara lain, bunyi hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor:
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya, hukum II
suatu mesin kalor yg bekerja dalam suatu siklus yg semata-mata menyerap kalor
dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar, hukum II
ketika proses reversible terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi.
tidak dapat dimusnahkan. Berdasarkan postulat ini, entropi yang ada pada sebuah
proses bisa tetap tidak berubah dan bisa pula naik, namun tidak mungkin
berkurang. Entropi hanya bisa tetap tidak berubah pada sebuah proses reversible
(s1 = s2). Contoh sebuah proses reversible adalah ayunan bandul teoritis, dimana
sama sekali tidak ada friksi yang menghambat ayunan. Dengan demikian, jika
bandul diayunkan ke arah kanan sejauh x maka bandul akan kembali ke sebelah
Namun dalam kenyataannya, proses semacam ini sangat sulit ditemui karena
friksi – meski hanya sedikit – pasti akan ada. Dalam kenyataannya, hampir semua
proses yang terjadi di alam adalah irreversible. Dalam sebuah proses irreversible,
pasti akan terjadi kenaikan entropi (s2 > s1). Dengan kata lain, dalam sebuah
proses reversible, tidak ada perubahan entropi. Adapun dalam sebuah proses
kering. Uap panas berfungsi sangat baik dalam memindahkan panas ke dalam
atau merusak hasil masakan serta membutuhkan energi yang lebih rendah jika
tersebut , uap panas dapat digunakan untuk memasak berbagai jenis bahan
makanan seperti sayur maupun daging, baik dalam kondisi segar maupun beku.
pendidihan air, sehingga air bisa mencapai suhu melebihi titik didih normal.
menjadi lebih cepat. Cara kerja alat presto adalah dengan menghasilkan tekanan
dari uap air di dalamalat presto yang berlangsung pada saat proses pemasakan
makanan pada suhu tinggi. Pemasakan dengan presto dapat mempersingkat waktu
hingga dua per tiga dan juga bisa menjaga nutrisi dan menjaga kelembaban
makanan.
uap air tersebut masuk ke dalam makanan untuk menghasilkan efek transfer
panas. Ketika alat presto yang ditutup rapat + dipanaskan dalam suhu tinggi,
tekanan uap air akan meningkat dan suhu akan naik. Pemasakan dengan metode
presto akan terjadi dalam suhu ± 125oC dan pada tekanan 5 – 10 psi (pada alat
presto bertekenan rendah s/d sedang) atau 15 psi (pada alat presto bertekanan
tinggi). Dalam kondisi tekanan tinggi, serat pada makanan akan dilunakkan dan
Pada saat ini, banyak orang yang tertarik pada metode memasak
menggunakan presto untuk membuat makanan sehat dan cepat. Banyak orang
beberapa jenis makanan yang berbeda. Metode memasak masa kini menuntut
proses pemasakan yang cepat tanpa kehilangan nutrisi terlalu banyak, jika
Panci presto merupakan alat masak berbentuk panci yang mampu memasak
makanan dengan lebih cepat, lebih sehat, dengan kandungan gizi dan rasa yang
tetap terjaga. Alat masak ini disebut pula dengan pressure cooker, karena
cooker) bukan menjadi barang langka lagi. Banyak produsen yang menawarkan
harga terjangkau sehingga panci presto menjadi barang yang dapat kita jumpai
hampir di setiap rumah tangga. Nah disini saya ingin membahas bagaimana
prinsip kerja Panci Presto / Pressure Cooker ini. Jadi kita gak cuma suka makan
bandeng presto / ayam tulang lunak aja, tapi kita juga bisa tahu bagaimana proses
pelunakan itu.
Prinsip dasar yang digunakan pada Presto adalah kenaikan titik didih. Secara
teori, air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius pada tekanan 1 atmosfer.
Karena panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta
mempunyai tutup yang rapat, maka uap air yang yang dihasilkan saat proses
pendidihan tidak mungkin keluar dan hanya terkumpul dalam panci presto. Air
yang terkumpul inilah yang membuat tekanan air dalam panci presto naik, yang
menyebabkan temperatur didihnya juga naik menjadi >100 derajat Celsius. Kalau
dengan sedikit teori anak sekolahan, itu seperti Persamaan Gas Ideal, dimana
kesebandingan gas, persamaan itu juga biasa disebut Hukum Gay-Lussac. Jadi
Oleh karena itu, panci presto mampu melunakkan daging maupun tulang
(atau duri) yang sedang dimasak dalam waktu yang relatif lebih singkat.
dari satu set nilai yang diketahui. Pengertian interpolasi yang lebih luas
merupakan upaya mendefinisikan suatu fungsi analitik yang tidak diketahui atau
pengganti fungsi yang rumit yang tidak mungkin diperoleh persamaan anlitiknya.
Interpolasi juga diartikan secara umum sebagai proses pencarian dan perhitungan
nilai dari suatu fungsi yang grafiknya melewati sekumpulan titik yang diberikan.
Grafik interpolasi,
Menghitung volume spesifik pada tekanan 1.537 atm, 1.893 atm dan 3.51
atm.
Dengan cara diinterpolasikan pada data diantara 143,3 dan 169,1 sehingga:
169,1−153,7 1,04−𝑥
= ;
169,1−143,3 1,04−1,21
15,4 1,04−𝑥
=
25,8 −0,17
25.8x = 26.83+2.67
x = 29.5/25.8
x = 1.14 m3/kg
Dengan cara diinterpolasikan pada data diantara 169.1 dan 198.5 sehingga:
198.5−189.3 0.392−𝑥
= ;
198.5−169.1 0.392−1.04
9.2 0.392−𝑥
=
29.4 −0.65
29.4x = 11.52+5.98
Dengan cara diinterpolasikan pada data diantara 313,0 dan 361,3 sehingga:
361.3−351 0.509−𝑥
= ;
361.3−313.0 0.509−0.582
10.3 0.509−𝑥
=
48.3 −0.073
48.3x = 24.58+0.74
Merebus air merupakan hal yang cukup sering kita lakukan. Dalam
perebusan air seringkali kita menemukan kesimpulan bahwa air yang dipanaskan
dengan keadaan tertutup akan lebih cepat mendidih daripada yang dipanaskan
dalam keadaan terbuka tanpa tutup. Namun tahukah kita mengapa bisa demikian.
Berikut adalah ilustrasi dan penjelasannya. Air akan lebih cepat mendidih
dikarenakan pada saat air didalam panci mulai menguap, maka uap air tersebut
terkunci didalam panci tersebut sehingga tumbukan antar molekul uap air tersebut
dengan dinding panci lebih besar yang mengakibatkan tekanan pada dalam sistem
(dalam panci) akan besar pula sehingga besar tekanan uap tersebut akan cepat
tekanan uap sistem = tekanan lingkungan. Berbeda dengan panci yang terbuka
mengakibatkan uap air banyak keluar dari sistem sehingga jumlah uap air yang
bertumbukan didalam sistem lebih sedikit, sehingga tekananya pun lama untuk
Dalam praktikum kedua ini kami belajar tentang konsep high pressure
tekanan, sehingga pada saat pelaksanaan praktikum kami mengukur suhu dan
pertama menggunakan panic presto ukuran 4 liter dengan diberi air 600 ml, yang
kedua menggunakan panci berukuran 8 liter dengan diberi air 800 ml, dan yang
ketiga menggunakan panci berukuran 12 liter dengan diberi air sebanyak 1000 ml.
dari ketiga sampel yang diuji, hasil menunjukkan kesesuaian dengan referensi
yang ada. Dimana panci yang berukuran paling besar dan paling banyak diberi air,
sekali faktor yang berpengaruh terhadap hasil, antara lain luas penampang panci,
volume air, perlakuan (dengan atau tanpa tutup) dan lain sebagainya. Ketiga
faktor tersebut nyata sekali pengaruhnya terhadap hasil praktikum kedua ini. Panci
yang memiliki luas penampang lebih besar akan membutuhkan waktu lama untuk
panas, sehingga akan memengaruhi air yang ada didalamnya. Seperti sifat suhu,
dimana suhu akan berpindah dari tinggi ke rendah. Dalam perebusan air yang
akan pertama kali panas adalah medianya yaitu panci. Sehingga sangat jelas sekali
air yang dipanaskan di media yang memiliki ukuran besar akan membutuhkan
waktu lama untuk mendidih. Faktor kedua yang berpengaruh adalah volume air
yang dipanaskan, semakin banyak volume air yang dipanaskan, waktu mendidih
akan semakin lama begitu juga sebaliknya. Faktor terakhir yang berpengaruh yaitu
perlakuan yang dilakukan, apakah menggunakan tutup atau tanpa tutup. Jika air
dipanaskan menggunakan tutup akan lebih cepat mendidih karena uap panas yang
terbentuk tidak keluar sehingga akan bertumbukan dengan molekul air yang lain
Dengan melihat hasil dan referensi yang ada, terjadi kesesuaian antara
keduanya. Percobaan dengan menggunakan panci yang lebih besar, dan air paling
banyak membutuhkan waktu paling lama untuk mendidih, begitu seterusnya. Dan
percobaan dengan menggunakan ukuran panci paling kecil dengan jumlah volume
paling sedikit, membutuhkan waktu paling cepat untuk mendidih. Dalam hal ini,
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu luas penampang dan volume air yang diberikan.
Dalam praktikum kedua ini, kami juga mengalami beberapa kendala –
kendala yang terjadi ketika praktikum. Sebetulnya hal ini dapat dikatakan sebagai
kendala ataupun tidak. Kami menyadari bahwa keadaan kita yang memang serba
1. Alat – alat (panci presto) yang hanya ada beberapa, sehingga tiap kelompok
maksimal hasilnya.
waktu sangat lama untuk praktikum. Selain membutuhkan waktu lama, hal
ini juga membuat tidak semua praktikan dalam satu kelompok melakukan
A. Kesimpulan
1. Gas merupakan suatu keadaan zat dalam hal ini molekul-molekulnya dapat
ditempatinya.
2. Gas ideal adalah keadaan gas yang dianggap sempurna, memiliki sifat
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-
mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu
B. Saran
Kebijakan asisten tolong dipertimbangkan (ada satu orang) yang saya rasa
sangat berlebihan dan menyulitkan praktikan. Sikap asisten tolong dijaga. Asisten
ingin dihormati kami (praktikan) juga ingin dihormati. Jangan egois, tolong modul
diperbaiki, jangan hanya bisa komentar format laporan salah dan revisi saja,
sementara modul sendiri berantakan dan tidak enak dilihat mata. Terimakasih
semoga dapat menjadi perhatian dan koreksi supaya kita sama – sama nyaman,
karena ini menyangkut dua pihak bukan hanya satu pihak saja.
DAFTAR PUSTAKA
Heryanti, Eka, dkk. 2013. Gas Ideal. Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri : Lampung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Termokopel#Tipe-Tipe_Termokopelid.wikipedia.org.
(diakses tanggal 17 November 2014).
https://www.academia.edu/5064138/Gas_Ideal_Dan_Teori_Kinetik_Gas.
(diakses tanggal 17 November 2014).
http://aichatwins.blogspot.com/2011/03/prinsip-kerja-termokopel-pirometer dan.
html. ( diakses tanggal 17 November 2014).
Nur, Muhamad. 2009. Koreksi Tekanan Gas Ideal untuk Plasma sebagai Materi
Fase ke empat dan Penerapannya pada plasma Argon. Jurusan Fisika,
Fakulas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Berkala Fisika Vol. 12 ,
No. 4.