Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR KOREKSI

PERCOBAAN VII

KEADAAN GAS DAN CAIR

NAMA : ZULKIFLI

STAMBUK : A 251 15 080

KELAS :C

KELOMPOK : I

ASISTEN : ALIF HIDAYATULLAH AMIN

N HARI/ TANGGAL KETERANGAN PARAF


O
PERCOBAAN VII

KEADAAN GAS DAN CAIR

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1 .Menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa
jenis gas
2. Melatih penggunaan persamaan gas ideal
II. DASAR TEORI
Gas diturunkan dari kata chaos untuk fasa gas yang bertekanan rendah kurang
dari 1 atm jarak antara molekul biasaanya relatif lebih besar dibandingkan tiap
molekul, pada gas bertekanan rendah ini gaya antara molekul menghasilkan
persamaan yang sangat kecil dibandingkan kinetic translasi (Triyono, 1994).
Setiap zat terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil yaitu atom, molekul, ion
dan sebagainya. Partikel-partikel ini senantiasa bergerak karena energy kinetik
kecepatan gerak partikel-partikel ini bergantung pada suhu dan keadaan fisik zat
(gas,cair, dan padat). Dari ketiga keadaan tersebut keadaan gaslah yang paling
mudah dipahami sehingga dipilih sebagai pendahuluan dalam mempelajari
keadaan sifat zat, pada keadaan gas pertikel-partikel bergerak secara acak, jarak
antara partikel-partikel ini relatif jauh lebih besar dari pada ukuran partikel-
partikel, sehingga gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil sehingga dapat
diabaikan, laju suatu partikel selalu berubah-ubah hal ini disebabkan terjadinya
tumbukan antara partikel dengan dinding wadah, tetapi walaupun demikian laju
partikel gas rata-rata pad suhu tertentu konstan, jika suhu gas meningkat maka
laju rata-rata partikel juga akan meningkat, berbeda dengan cairan atau padatan,
gas mudah dimampaatkan, gas tidak mepunyai bentuk dan volume yang tetap gas
akan selalu mengisi setiap ruang dimana gas tersebut ditempatkan dari
pengalamanan sehari-hari, diketahui bahwa gas selalu dipengaruhi oleh
perubahantekanan dan suhu. Berbagai hukum yang dikenal sebagai hukum-hukum
gas yang menyatakan ketergantungan suatu atau sejumlah gas terhadap tekanan,
suhu dan volume (Tony, 1985).
Hukum gas yang pertama didapatkan oleh Robert boyle tahun 1961, pada
temperature tetap, volume dari sejumlah tertentu gas bebanding terbalik dengan
tekanannya, dapat juga dikatakan untuk sejumlah gas pada temperature teta, hasil
kali tekanan dan volumenya selalu tetap. Secara matematis dituliskan
V1/V2 = P1/P2 , hukum boyle dan hukum-hukum gas yang lain hanya berlaku untuk
gas ideal, gas ideal itu sendiri tidak ada tetapi sifat-sifatnya didasari oleh gas-gas
seperti He, Ne, Ar, serta uap Hg, dalam keadaan yang sangat encer gas yang
umumnya terdapat dialam atau atau gas sejati seperti N2, CO2, O2 dan sebagainya
agak menyimpang dari sifat-sifat gas idea, namun mendekati sifat gas ideal pada
tekanan sangat rendah atau temperatur tinggi, jauh diatas permukaan kritis
(Sukardjo 1990).
Syarat-syarat suatu gas untuk dinyatakan sebagai suatu gas ideal adalah gas
ideal terdiri dari partikel-partikel yaitu atom-atom maupun molekul-mlekul dalam
jumlah yang banyak sekai, setiap partikel gas selalu bergerak dengan arah
sembarang atau acak, ukuran partikel gas sangat kecil disbanding dengan bejana
dapat diabaikan, pada partike gas berlaku hukum newton tentang gerak, pada gas
yang terdistribusi merata pada suhu ruangan dalam bejana, setiap tumbukan antara
partikel dengan dinding terjadi tumbukan lanting sempurna (Sukardjo, 1990)
Bila suatu cairan voltil dengan td lebih rendah dari 100oC ditempatkan dalam
erlenmeyer tertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, dan
kemudian erlenmeyer tersebut dipanaskan sampai suhu 100 oC, maka cairan tadi
akan menguap dan uap tersebut mendorong keluar udara yang terdapat didalam
erlenmeyer, setelah semua udara keluar akhirnya uap cairan tersebut yang akan
keluar, uap akan berhenti keluar bila keseimbangan telah tercapai yaitu tekanan
uap cairan dalam erlenmeyer sama dengan tekanan udara luar, pada kondisi
keseimbangan ini, erlenmeyer hanya berisi uap cairan yang volumenya sama
dengan erlenmeyer, tekanannya sama dengan tekanan atmosfir dan suhu sama
dengn suhu penangas air yaitu kurang lebih 100 oC. erlenmeyer kemudian diambil
dari penangas, didinginkan dn ditimbang untuk mengetahui massa gas
didalamnyakemudian dengan persamaan gas ideal berat molekul dapat ditentukan
(Tim Dosen Pembina Mata Kuliah. kimia fisik 1, 2016).
Pada keadaan gas, atom atau molekul terletak saling berjauhan, pada cairan
walaupun atom-atom molekul sangat berdekatan, tetapi tidak saling
bersinggungan. Hal ini menyebabkan cairan dapat mengalir, cairan mempunyai
struktur dengan susunan yang berbeda diantara susunan yang sangat teratur seperti
pada keadaan krisal dengan susunan acak seperti pada keadaan gas, karena
struktunya berada diantara kedua keadaan ekstrim, ditinjau dari segi molekul
keadaan cair sukar dipahami (Bird, 1987).
III. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunaknakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut

Alat
1. Erlenmeyer 100 mL
2. Karet Gelang
3. Neraca Digital
4. Pipet Tetes
5. Penangas Listrik
6. Gelas Kimia 600 mL
7. Termometer
8. Jarum Pentul
9. Desikator
10. Tissue
11. Aluminium foil
12. Gelas kimia
13. Stopwatch
14. gegep

Bahan

1. Aquades
2. Kloroform (CHCL3)
IV. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan Bahan yang akan digunakan.


2. Menimbang erlenmeyer 100 mL kosong dengan neraca analitik
3. Menutup leher Erlenmeyer menggunakan aluminium foil dengan karet
gelang lalu menimbangnya dengan neraca analitik
4. Mengambil kloroform sebanyak 5 mL dengan menggunakan gelas ukur
5. Membuka aluminium foil pada erlenmeyer dan memasukkan kloroform
yang telah diukur volumenya serta menutup kembali erlenmeyer
menggunakan aluminium foil
6. Memanaskan air yang berada di dalam gelas kimia dengan menggunakan
penangas listrik
7. Merendam erlenmeyer dalam gelas kimia berisi air hingga permukaan air1
cm dibawah aluminium foil dan melubangi aluminium foil dengan jarum
pentul
8. Memanaskan hingga senyawa volatil dalam Erlenmeyer habis menguap
9. Mengangka erlenmeyer dengan mengunakan gegep dan mendinginkannya
pada suhu ruagan selama 2 menit
10. Mengukur suhu air dalam gelas kimia dengan menggunakan thermometer
11. Mendinginkan erlenmeyer dalam desikator selama 15 menit
12. Mengeluarkan erlenmeyer dari dalam desikator dan menimbang dengan
neraca analitik
13. Memasukkan aquades kedalam erlenmeyer hingga penuh dan menimbang
dengan neraca analitik
14. Mencatat hasil yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan

V. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan yang di peroleh adalah sebagai berikut
No. Perlakuan Hasil
1. Menimbang Erlenmeyer kosong 55,5356 gram
2. Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang 55,7960 gram
3. Menimbang Erlenmeyer + aluminium foil + 56,6245 gram
karet gelang + cairan x
4. Massa Erlenmeyer + massa air 176,6730 gram
5. Suhu air dalam pemanasan 79
6. Massa air 121, 137 gram
7. Massa jenis air pada suhu tersebut 0,9886 gram/mol
8. Tekanan atmosfir 1 atm
9. Massa gas x 0, 8285 gram

VI. PERHITUNGAN

1. Menentukan volume Erlenmeyer


massa erlenmeyer
V= air
55,536 gram
= 0,9886 gram/mL

= 56,176 mL
= 5,6176 10 -2
L

2. Menentukan massa jenis klorofom


massa jenis gas klorofom
=
volume erlenmeyer

0,8285 gram
= 2
5,6176 10 L

= 14,748 gram/L

3. Menentukan berat molekul gas klorofom


RT
BM = P
14, 748 gram/ L 0,082 L atm/mol k 352 k
= 1 atm

= 425,69 gram/mol

VII. PEMBAHASAN
Keadaan gas dan cair merupakan dua keadaan zat yang berbeda , fasa cair
menunjukkan suatu keadaan dimana suatu zat terbentuk cairan dan mempunyai
kerapatan yang cukup tinggi, karena jarak antara partikel-partikel berdekatan,
sedangkan fasa gas menunjukkan suatu keadaan dimana suatu zat berbentuk gas
dan memiliki kerapatan yang lebih rendah, karena jarak antara partikel-
partikelnya berjauhan, jika suatu zat mempunyai gaya tarik partikel yang besar
maka titik didihnya akan tinggi pula, hal ini disebabkan karena untuk memisahkan
zat dari ikatanya sebagai zat cair, diperlukan sejumlah energy ataub zat itu sukar
untuk menguap, sebaliknya zat-zat yang gaya tarik antar partikelnya kecil maka
titik didihnya akan rendah pula atau zat tersebut mudah menguap (Maink, 2012).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul senyawa
volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dan melatih penggunaan
persamaan gas ideal (Tim Dosen Pembina Mata Kuliah. Kimia fisik 1, 2016).
Prinsip dari percobaan ini yaitu bila suatu cairan volatile dengan titik didih
yang lebih rendah dari 1000C ditempatkan dalam erlenmeyer tertutup yang
mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, dan kemudin erlenmeyer tersebut
dipanaskan maka cairan tadi akan menguap dan uap tersebut mendorong keluar
udara yang berada dalam erlenmeyer. Setelah semua udara keluar, akkhirnya uap
cairan tersebut yang akan keluar jika kesetimbangan yang telah tercapai yaitu
tekanan uap cairan dalam erlenmeyer sama dengan tekanan udara luar (Tim Dosen
Pembina Mata Kuliah. Kimia fisik 1, 2016).
Percobaan ini untuk menentukan menentukan berat molekul dari senyawa
volatil ini digunakan persamaan gas ideal, dari data-data yang didapatkan
kloroform merupakan suatu senyawa dengan titik didih rendah yaitu 61.2 0C
sehingga dapat digolongkan dalam senyawa yang bersifat volatil yaitu senyawa
yang mudah menguap, titik didih yang rendah pada kloroform disebabkan oleh
lemahnya energi ikatan antar unsur yang ada dalam struktur kloroform sehingga
mudah diputus walaupun dikenakan sedikit pemanasan, pada percobaan ini
pertama-tama yang kita lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, menimbang
labu erlenmeyer yang bersih dan kering dengan menggunakan neraca analitik dan
hasil yang didapatkan 55,5356 gram, kemudian menimbang labu erlenmeyer
dengan dengan aluminium foil dan sebuah karet gelang mengunakan neraca
analitik dan hasil yang didapatkan 55,7960 gram, kemudian memasukkan 5 mL
larutan volatil kedalam erlenmeyer kemudian menutupnya dengan aluminium foil
dimana aluminium foil ini berfungsi sebagai penutup erlenmeyer, kertas
aluminium foil bersifat inert sehingga tidak bereaksi dengan senyawa volatil dan
juga berfungsi mencegah penguapan berlebih dari larutan volatil, setelah itu
mengisi erlenmeyer dengan kloroform dan ditimbang menggunakan necara
analitik, hasil yang didapatkan adalah 56,6245 gram, kemudian setelah itu
masukkan erlenmeyer yang berisi kloroform kedalam gelas kimia yang sudah
berisi air panas sampai batas 1 cm dibawah aluminium foil dan memberikan
lubang pada aluminium foil menggunakan jarum pentul, fungsi dari pemanasan
itu sendiri adalah untuk mempercepat penguapan klorofrom dan fungsi melubangi
adalah agar uap dapat keluar, setelah cairan volatil tersebut menguap semua,
kemudian mengukur suhu air pada gelas kimia menggunakan termometer dan
didapatkan hasil dari pengukuran tersebut adalah 790C, arti dari suhu yang
didapatkan adalah bahwa kloroform yang ada pada erlenmeyermenguap pada suhu
tersebut(Tim Dosen Pembina Mata Kuliah. Kimia Fisik 1, 2016).
Perlakuan selanjutnya mendiamkan erlenmeyer hasil pemanasan selama 2
menit, tujuan dari erlakuan ini yaitu agar suhu dalam erlenmeyer sama dengan
suhu ruagan gun agar tercapai kesetimbangan pada cairan volatile tersebut, dan
setelah itu memasukkan erlenmeyer tersebut pada desikator selama 15 menit,
desikator digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan udara yang
dikendalikan, prinsip kerja alat ini yaitu bahan diletakkan rak bagian atas dan
silika gel diletakkan dibagian bawah rak, sehingga silika gel akan menyerap air
yang ada pada bahan tersebut, dan udara luar tidak akan bisa masuk kedalam
Perlakuan selanjutnya mengeluarkan erlenmeyer pada desikator dan
meninbang Erlenmeyer untuk menentukan volume erlenmeyer dengan keadaan
tertutup menggunakan neraca analitik dan kemudian mengisi erlenmeyer dengan
air sampai penuh dan menimbangnya lagi agar dapat mengetahui volume gas yang
berada pada erlenmeyer menggunakan neraca analitik, hasil yang didapatkan
adalah 176,6730 gram.
Perhitungan yang didapatkan untuk volume Erlenmeyer adalah 0,056176,
untuk masa jenis kloroform didapatkan 14,748 gram / liter, untuk berat molekul
gas klorofrom didapatkan 425,686 gram/mol.
Berat molekul gas kloroform yang didapatkan pada percobaan adalah
425,686 gram/ mol, sedangkan jika dibandingkan dengan literature berat molekul
kloroform adalah 119,38 gram/mol. Dari nilai yang didapatkan pada berat molekul
kloroform jelas berbeda dengan literature, hal ini mungkin disebabkan kesalahan
dari praktikan dalam melakukan pengamatan dan mungkin juga kesalahan ini pula
dapat juga terjadi karena pada saat melakukan pemanasan , alat yang digunakan
kurang bersih dan steril, masih terdapatnya udara dalam Erlenmeyer hingga
mempengruhi nilai BM yang diperoleh, faktor yang paling penting mempengaruhi
kesalahan adalah sulitnya mengkondisikan gas sebagai gas ideal, sehingga banyak
penyimpangan-penyimpangan gas ideal (Sukardjo, 2012).
VIII. KESIMPULAN
Adapun Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Dalam percobaan ini berlaku persamaan gas ideal. Penurunan persamaan ini
dapat digunakan untuk menghitung berat molekul dari suatu zat yang dalam
hal ini yaitu klorofom yang bersifat volatile. Adapun berat molekul larutan
klorofom yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebesar 425,686 gram/mol.
Sedangkan secara teoritis berat molekul dari klorofom adalah 119,38
gram/mol.
2. Penentuan berat molekul senyawa volatil dapat dilakukan dengan mengukur
massa jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal, yaitu
menggunakan persamaan
BM = dRT/P.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, T. (1987). Kimia Fisik Untuk Universitas.Jakarta : PT Gramedia

Maink.(2012).Keadaan gas dan zat cair.[online].Tersedia:http//


mainkk.wordpress.com. Diakses tanggal [23 Oktober 2016]
Staf Pengajar.(2016). Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Palu: Universitas
Tadulako
Sukardjo. (1990).Kimia anorganik.Yogyakarta : Rineka Cipta
Triyono.(1994). Kimia Fisik 1 Dasar-dasar kinematika dan katalis. Yogyakarta:
Depatemen pendidikan dan kebudayaan
Tony, (1985). Kimia Fisik Edisi 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai