Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI-2142

PRAKTIKUM K-1
VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Nama

: Catia Julie Aulia

NIM

: 13714035

Kelompok

: II

Shift

: Rabu Siang Minggu ke-2

Tanggal Percobaan

: 21 Oktober 2015

Tanggal Laporan : 28 Oktober 2015


Asisten

: Rani Yudi H. (10511036)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
I.

JUDUL PERCOBAAN
Page 1 of 26

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU.

II.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan densitas zat Metanol dan Kloroform.
2. Menentukan Viskositas cairan dengan menggunakan
metode Oswald.
3. Menentukan nilai tetapan A dan energi ambang batas
aliran E.
4. Menentukan nilai tetapan Van der Waals.
5. Menentukan pengaruh temperatur terhadap Viskositas
cairan.

III.

TEORI DASAR
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan
kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga
menunjukan semakin sulit suatu benda bergerak dalam
fluida tersebut.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang
berhubungan dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa
cairan ada yang dapat mengalir dengan cepat namun ada
yang mengalir secara lambat. Fluida yang mengalir lambat
seperti gliserin, madu dan minyak atso, ini dikarenkan
mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas menentukan
kecepatan mengalirnya cairan.
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel
zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat
cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut: apabila
ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan
atmosfer, mempunyai rapat massa dan berat jenis, dapat
dianggap tidak termampatkan, mempunyai viskositas
Page 2 of 26

(kekentalan) dan mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan


permukaan fluida.
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
1. Aliran Laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan
lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan
meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini viskositas
berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya
gerakan relatif antara lapisan. Sehingga aliran laminar
memenuhi hukum viskositas Newton yaitu :
=

du
dy

2. Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel partikel
fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian
fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar.
Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata
diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian
kerugian aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran
laminar ke aliran turbulen.

Pada aliran laminar, fluida dapat dianggap terdiri


atas lapisan-lapisan molekul yang bergerak satu diatas
yang lainnya dengan kecepatan yang berbeda-beda. Profil
Page 3 of 26

kecepatan berbagai lapisan ini berbentuk parabola dengan


kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan di bagian
tengah pipa.
Suatu lapisan pada jarak r (dari sumbu pipa) yang
bergerak dengan kecepatan tertentu (c). Gaya (f) yang
diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan (dc)
antara lapisan inii dengan lapisan yang berjarak dr
diatasnya adalah :
f = x A x

dc
dr

Kebalikan dari viskositas disebut fluiditas, yang


merupakan ukuran kemudahan mengalirnya suatu fluida.
Fluiditas dirumuskan sebagai berikut :
=

Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan


yaitu dengan metode kapiler dari Poisuille. Pada metode
ini, diukur waktu (t) yang diperlukan oleh volume tertentu
cairan (V) untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah
pengaruh tekanan penggerak (P) yang tetap. Dalam hal ini
untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminar,
viskositasnya ditentukan dengan persamaan Poisuille
dinyatakan sebagai :

x R4 x P x t
8 xV x L

Metode Oswald merupakan suatu metode variasi dari


metode Poiseuille. Dalam metode ini selalu diperhatikan
aliran cairan, maka viskositas suatu cairan dapat
Page 4 of 26

ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran


waktu (t), rapat massa () cairan tersebut terhadap waktu
(to) dan rapat massa (o) cairan pembanding yang
diketahui viskositasnya pada suhu pengukuran.

xt
=
o o x t o

Berdasarkan hukum distribusi Maxwell-Boltzmann,


jumlah molekul yang memiliki energi yang diperlukan
untuk mengalir dihubungkan dengan faktor e.E/R.T
=

AxexE
R xT

atau

ln =

E
+ ln A
R xT

Untuk cairan yang terasosiasi :


=

c
vb

atau

v =b+ =b+ c
c

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas


cairan :
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan,
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,
sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu.
Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
Page 5 of 26

memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak


sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan
demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur.
c. Kehadiran Zat Lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi
menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.
d. Ukuran dan Berat Molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju
alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Kekuatan antar molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin
banyak. Viskositas air naik dengan adanya ikatan
hydrogen.

Page 6 of 26

IV.

DATA PENGAMATAN
Truang
: 27,5o C
Massa Pikno Kosong + Tali (Wo) : 28,86 g (untuk zat
Metanol)
Massa Pikno Kosong + Tali (Wo) : 19,74 g (untuk zat
Kloroform)
Tabel 1. Data Pengamatan Zat Metanol

T (oC)
Ruang
30
35
40

WPikno + Tali + Metanol


(gram)
48,10
48,76
48,78
48,85

t1
8,59
8,27
8,17
8,00

t Zat
t2
8,40
8,29
8,11
7,93

(s)
t3
8,50
8,22
8,10
8,00

tavg
8,49
8,26
8,12
7,97

t Zat
t2
4,00
3,90
3,80
3,50

(s)
t3
3,80
3,90
3,90
4,00

tavg
3,90
3,93
3,76
3,76

Tabel 2. Data Pengamatan Zat Kloroform

T (oC)
Ruang
30
35
40

WPikno + Tali +
Kloroform (gram)
58,08
57,72
57,97
58,85

t1
3,90
4,00
3,60
3,80

Tabel 3. Data Pengamatan Zat Air (untuk Zat Metanol)

T (oC)
Ruang
30
35
40

WPikno + Tali + Air


(gram)
53,48
53,73
53,78
54,05

t1
7,98
7,70
7,55
7,43

t Zat
t2
7,98
7,82
7,47
7,45

(s)
t3
7,73
7,72
7,50
7,44

tavg
7,89
7,74
7,50
7,44

Page 7 of 26

Tabel 4. Data Pengamatan Zat Air (untuk Zat Kloroform)

T (oC)
Ruang
30
35
40

WPikno + Tali + Air


(gram)
45,24
46,14
45,78
45,72

t1
5,60
6,00
5,80
5,30

t Zat
t2
5,70
6,00
5,50
5,30

(s)
t3
5,70
6,00
5,70
5,20

tavg
5,66
6,00
5,66
5,26

Page 8 of 26

V.

PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Volume Pikno

V Piknometer =

W Pikno+Tali+ Air W Pikno+Tali


air

Tabel 5. Volume Piknometer Kosong

Piknometer
A (untuk Metanol)
B (untuk

WPikno + Tali + Air

WPikno + Tali

Air

VPiknometer

(gram)
53,48

(gram)
28,86

(g/mL)
0,996377

(mL)
24,70

45,24

19,74

0,996377

25,59

Kloroform)

2. Penentuan Zat pada Berbagai Suhu

Zat =

W Pikno+Tali+Zat W Pikno+Tali
V Piknometer

Tabel 6. Massa Jenis Zat Metanol di Berbagai Suhu

T (oC)
Ruang
30
35
40

WPikno + Tali + Metanol

WPikno + Tali

VPiknometer

(gram)
48,10
48,76
48,78
48,85

(gram)
28,86
28,86
28,86
28,86

(mL)
24,70
24,70
24,70
24,70

Metanol (g/mL)
0,778947
0,805668
0,806477
0,809311

Page 9 of 26

Tabel 7. Massa Jenis Zat Kloroform di Berbagai Suhu

WPikno + Tali +

T (oC)

(gram)
58,08
57,72
57,97
58,85

Kloroform

Ruang
30
35
40

WPikno + Tali

VPiknometer

Kloroform

(gram)
19,74
19,74
19,74
19,74

(mL)
25,59
25,59
25,59
25,59

(g/mL)
1,498241
1,484173
1,493942
1,528331

3. Penentuan Zat Zat


Zat =

t Zat x Zat
x
t Air x Air Air

Tabel 8. Viskositas Metanol

T (oC)

tAvg
Metanol

(s)

Metanol

tAvg Air

Air

(g/mL)

(s)

(g/mL)
0,99637

0,00084

7
0,99564

2
0,00079

9
0,99403

7
0,00071

3
0,99221

9
0,00065

Ruang

8,49

0,778947

7,89

30

8,26

0,805668

7,74

35

8,12

0,806477

7,50

40

7,97

0,809311

7,44

Air (Pa.s)

Metanol (Pa.s)
0,000708
0,000688
0,000631
0,000507

Tabel 9. Viskositas Kloroform

tAvg
T (oC)

Kloroform

(s)

Kloroform

tAvg Air

Air

(g/mL)

(s)

(g/mL)

Ruang

3,90

1,498241

5,66

30

3,93

1,484173

6,00

Air (Pa.s)

0,99637

0,00084

7
0,99564

2
0,00079

Kloroform (Pa.s)

0,000872
0,000778

Page 10 of 26

35

3,76

1,493942

5,66

40

3,76

1,528331

5,26

4.

0,99403

0,00071

3
0,99221

9
0,00065

0,000717
0,000718

Penentuan E dan A
ln =

Y = mx + c

E 1
x + ln A
R T

;m=

E
R

c = ln A

Tabel 10. Data untuk menentukan nilai E dan A

Larutan

T (oC)

1/T (1/K)

Zat (Pa.s)

Ruang

0,003327

0,000842

30

0,003300

0,000797

35

0,003246

0,000719

40

0,003194

0,000653

Ruang

0,003327

0,000708

30

0,003300

0,000688

35

0,003246

0,000631

40

0,003194

0,000507

Ruang

0,003327

0,000872

30

0,003300

0,000778

35

0,003246

0,000717

40

0,003194

0,000718

Air

Metanol

Kloroform

ln Zat
7,079730
7,134655
7,237649
7,333933
7,253066
7,281721
7,368204
7,586999
7,044721
7,158784
7,240434
Page 11 of 26

7,239040

Page 12 of 26

Grafik 1. Perbandingan ln terhadap 1/T pada Air

Zat Air
-6.9
-7
-7.1
ln -7.2

f(x) = 1906.9x - 13.43

Linear ()

-7.3
-7.4
0

1/T (1/K)

Persamaan Regresi : y = 1906,9x - 13,426

1906,9 =

E
R

- 13,426 = ln A
A = e- 13,426

E = 1906,9 x 8,314
E = 15853,96 J.mol-1

A = 1,4762 x 10-6

Grafik 2. Perbandingan ln terhadap 1/T pada Metanol

Zat Metanol
-7
-7.2
ln

-7.4

f(x) = 2460.14x - 15.41


Linear ()

-7.6
-7.8
0

1/T (1/K)

Persamaan Regresi : y = 2460,1x - 15,409

2460,1 =

E
R

- 15,409 = ln A

Page 13 of 26

A = e- 15,409

E = 2460,1 x 8,314
E = 20453,27 J.mol-1

A = 2,0321 x 10-7

Grafik 3. Perbandingan ln terhadap 1/T pada Kloroform

Zat Kloroform
-6.9
-7
ln

-7.1

f(x) = 1377.33x - 11.67

Linear ()

-7.2
-7.3
0

1/T (1/K)

Persamaan Regresi : y = 1377,3x 11,67

1377,3 =

E
R

- 11,67 = ln A

E = 1377,3 x 8,314

A = e- 11,67

E = 11450,87 J.mol-1

A = 8,5464 x 10-6

Tabel 11. Nilai E dan A untuk setiap Zat

Zat
Air
Metanol
Kloroform

E (J.mol-1)
15853,98
20453,27
11450,87

A
1,4762 x 10-6
2,0321 x 10-7
8,5464 x 10-6

Page 14 of 26

5. Penentuan Tetapan Van der Waals

1 1
= x+ b

Y = mx + c

; c = b = tetapan Van der Waals

Tabel 12. Data untuk menentukan tetapan Van der Waals

Larutan
Air

Metanol

Kloroform

T (oC)
Ruang
30
35
40
Ruang
30
35
40
Ruang
30
35
40

Zat (g/mL)
0,996377
0,995649
0,994033
0,992216
0,778947
0,805668
0,806477
0,809311
1,498241
1,484173
1,493942
1,528331

1/
1,003636
1,004370
1,006002
1,007845
1,283784
1,241206
1,239960
1,235618
0,667449
0,673775
0,669370
0,654308

Zat (Pa.s)
0,000842
0,000797
0,000719
0,000653
0,000708
0,000688
0,000631
0,000507
0,000872
0,000778
0,000717
0,000718

1/ Zat
1187,64
1254,70
1390,82
1531,39
1412,42
1453,48
1584,78
1972,38
1146,78
1285,34
1394,70
1392,75

Page 15 of 26

Grafik 4. Perbandingan 1/ terhadap 1/ pada Air

Zat Air
f(x) = 0x + 0.99

1/

Linear ()

1100 1200 1300 1400 1500 1600

1/

Persamaan Regresi : y = 1E-05x + 0,989


b = 0,989

Grafik 5. Perbandingan 1/ terhadap 1/ pada Metanol

Zat Metanol
1.3
1.28
1.26
1/ 1.24

f(x) = - 0x + 1.33

Linear ()

1.22
1.2
1200 1400 1600 1800 2000 2200
1/

Persamaan Regresi : y = -5E-05x + 1,3344


b = 1,3344
Page 16 of 26

Grafik 6. Perbandingan 1/ terhadap 1/ pada Kloroform

Zat Kloroform
0.68
0.67

f(x) = - 0x + 0.7

1/ 0.66

Linear ()

0.65
0.64
1100

1200

1300

1400

1500

1/

Persamaan Regresi : y = -3E-05x + 0,7013


b = 0,7013

Tabel 13. Nilai Tetapan Van der Waals untuk setiap Zat

Zat
Air
Metanol
Kloroform

Tetapan Van der Waals


0,989
1,3344
0,7013

Page 17 of 26

VI.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data pengamatan, didapatkan rata-rata


nilai massa jenis zat Metanol 0,8 g/mL. Nilai tersebut hampir
mendekati nilai massa jenis Metanol yang sebenarnya, yaitu
0,792 g/mL. Untuk nilai massa jenis Kloroform didapat 1,5
g/mL. Nilai tersebut mendekat nilai massa jenis Kloroform
yang sebenarnya, yaitu 1,49 g/mL. Adanya ketidaksesuaian
antara penghitungan dengan nilai yang sebenarnya
disebabkan oleh kurang akuratnya pengambilan data.
Untuk nilai viskositas yang dihasilkan, yaitu 0,000708
Pa.s untuk Metanol pada temperatur 27,5oC, nilai tersebut
sangat jauh berbeda dengan nilai viskositas Metanol yang
sebenarnya, yaitu 0,59 mPa.s pada suhu 20oC. Sedangkan
untuk viskositas Kloroform pada perhitungan didapat
0,000872 Pa.s pada suhu 27,5oC dengan 0,000563 Pa.s
sebagai nilai viskositas kloroform yang sebenarnya pada suhu
20oC. Hasil dari perhitungan cukup berbeda jauh dengan yang
ada pada literatur. Hal ini disebabkan karena data yang
digunakan pada literatur kondisinya tidak sama dengan yang
ada pada percobaan ini (perbedaan temperatur), selain itu
mungkin terdapat kesalahan dalam pengambilan data waktu
rata-rata yang disebabkan karena batasan antara ketinggian
yang satu dengan yang lainnya cukup dekat dan cepatnya
aliran cairan sehingga data yang diambil kurang akurat.
Untuk tetapan Van der Waals Air didapat 0,989,
dimana nilai tesebut tidak sama dengan literatur, yaitu
0,03049. Untuk zat Metanol didapat 1,3344, dengan nilai
0,06584 pada literatur. Dan untuk zat Kloroform didapat
0,7013, dengan nilai 0,1022 pada literatur. Hal tersebut
dikarenakan adanya kesalahan dalam meregresi data.

Page 18 of 26

Berdasarkan pengolahan data, viskositas air lebih


besar daripada viskositas Metanol, dan viskositas air
mendekati viskositas Kloroform meskipun viskositas Kloroform
sedikit lebih besar daripada viskositas air. Hubungannya
sebagai berikut : Kloroform > Air > Metanol.
Dalam percobaan ini dicari nilai tetapan Van der Waals
untuk setiap zat. Penentuan tetapan Van der Waals ini
dilakukan karena pada percobaan ini tetapan Van der Waals
mempengaruhi viskositas suatu cairan. Dimana Viskositas
akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak dan jika ikatan
antar molekulnya kuat. Oleh karena itu tetapan Van der Waals
mempengaruhi ikatan antar molekul yang merupakan faktor
yang mempengaruhi viskositas cairan.
Berdasarkan data hasil percobaan, didapat Kloroform > Air
> Metanol. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu
temperatur, ikatan antar molekul, dan jumlah molekul.
Semakin tinggi temperaturnya, maka viskositas yang
dihasilkan akan semakin menurun. Hal tersebut dapat
dibuktikan oleh data hasil pengamatan dimana hasil
pengamatan sesuai dengan pernyataan tersebut. Ikatan
antar molekul juga mempengaruhi viskositas, dimana
semakin besar ikatan antar molekulnya, maka akan semakin
besar pula viskositasnya. Acuan besar-kecilnya ikatan antar
molekul ada pada tetapan Van der Waals. Semakin besar
tetapan Van der Waals-nya maka ikatan antar molekulnya
semakin kuat, sehingga viskositas cairan pun semakin tinggi.
Dari data yang telah diolah didapat tetapan Van der Waals
kloroform > air > metanol, sehingga hubungan viskositas
ketiga cairan tersebut : Kloroform > Air > Metanol. Selain itu,
jumlah molekul zat juga berpengaruh terhadap viskositas.
Dalam percobaan ini jumlah molekul yang dimaksud adalah
densitas zat tersebut. Diketahui bahwa Kloroform > Air > Metanol
sehingga hubungan viskositas ketiga cairan tersebut : Kloroform
> Air > Metanol.
Page 19 of 26

Aplikasi dari percobaan ini dalam bidang keilmuan


Teknik Material adalah menentukan material yang cocok
untuk digunakan sebagai bahan pompa. Bahan yang
digunakan untuk pompa harus kuat dan sesuai dengan cairan
yang akan dipompa. Apabila cairan yang akan dipompa
memiliki viskositas yang tinggi, maka gaya yang diakibatkan
akan semakin besar sehingga dibutuhkan pompa yang lebih
kuat dibandingkan dengan pompa biasa.
VII.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu nilai densitas


rata-rata Metanol adalah 0,8 g/mL, sedangkan untuk
Kloroform 1,5 g/mL. Nilai Viskositas rata-rata Metanol
adalah 0,000633 Pa.s, dan untuk Kloroform 0,000771 Pa.s.
Nilai tetapan A Air adalah 1,4762 x 10-6, Metanol 2,0321 x
10-7, dan Kloroform 8,5464 x 10-6. Nilai energi ambang
batas aliran E Air adalah 15853,98 J.mol-1, Metanol
20453,27 J.mol-1, dan Kloroform 11450,87 J.mol-1. Nilai
tetapan Van der Waals Air adalah 0,989, Metanol 1,3344,
dan Kloroform 0,7013. Semakin tinggi temperatur suatu
cairan, maka akan semakin kecil viskositasnya.

Page 20 of 26

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, E.S. dan Agus, M, 2010, Otomasasi Pengukuran


Koefisien Viskositas Zat Cair Menggunkan Gelombang
Ultrasonik, Jurnal Neutrino, voll. 2, No. 2 April 2010.
Atkins, p.w, 1997, Kimia Fisika, Erlangga, Jakarta.
Halliday dan Resnick, 1985, Fisika, Erlangga, Jakarta.
Diakses 25 Oktober 2015 :

http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10075/Ka
rakteristik+Aliran+Fluida1.pdf.
Diakses 25 Oktober 2015 :
http://www.znu.ac.ir/data/members/rasoulifard_moha
mmad/crc.pdf
Diakses 25 Oktober 2015 :
http://wiki.phy.queensu.ca/PHYS106/images/8/82/CRC
.pdf

Page 21 of 26

IX.

LAMPIRAN
1. CRC

Page 22 of 26

Page 23 of 26

Page 24 of 26

Page 25 of 26

Page 26 of 26

Anda mungkin juga menyukai