Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA 1
VISKOSITAS CAIRAN TERHADAP FUNGSI SUHU

NAMA

: DESI NOVIAR

NIM

: H3111026

KELOMPOK

: III

ASISTEN

ANGGOTA

: LASMA DEBORA SIANIPAR


: NOVITARIA
: RATNA PRATIWI
: YUDI YUSTIRA
: NANIEK
: LISPINA ERA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap fluida, gas ataupun cairan memiliki suatu sifat yangg dikenal sebagai
viskositas, yaitu tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan
lainnya.fluida dianggap terdiri atas lapisan molekul-molekul yang bergerak satu diatas
lainnya dengan kecepatan yang berbeda-beda.perbedaan kecepatan mengalir ini adaah
sebagai akibat dari viskositas. Viskosita cairan dapat diketahui melalui metode oswald,
yang membandingkan hasil pengukuran waktu dan rapat masa cairan tersebut terhadap
waktu dan rapat masa cairan pembanding yang telah di ketahui viskositas.
cairan mempunyai kecepatan alir yang berbeda, beberapa cairan ada yang dapat
mengalir dengan cepat, seperti air, alkohol dan bensinkarna memiliki viskositas yang kecil.
namun beberapa cairan lainnya dapat mengalir dengan lambat,seperti gliserin, minyak dan
madu, karna cairan tersebut mempunyai viskositas yang besar. Dengan melakukan
percobaan ini dapat di ketahui kecepatan alir cairan yang berbeda-beda,dengan kata lain
dapat diketahui viskositas cairan yang berbeda, juga mengetahui pengaruh suhu terhadap
viskositas cairan.
Pengaruh suhu terhadap kelarutan dapat dilihat pada peristiwa sederhana
yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yaitu kelarutan gula dalam air. Gula yang dilarutkan ke dalam air
panas, dan satu lagi dilarutkan ke dalam air dingin, maka gula yang akan lebih cepat larut pada air panas
karena semakin besar suhu semakin besar pula kelarutannya. Aplikasi lainnya yaitu pada bidang industri
pada pembuatan reactor kimia, pada proses pemisahan dengan cara pengkristalan integral, selain itu juga
dapat digunakan untuk dasar atau ilmu dalam proses pembuatan grandul-grandul pada industri baja.
Oleh karena itu percobaan tentang kelarutan sebagai fungsi suhu ini
dilakukan agar mempelajari tentang kelarutan dan pengaruh suhu terhadap kelarutan serta mengetahui
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari maupun bidang Industri.

1.2 Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan ini adalah viskositas suatu cairan yang di ukur pada suhu pada
suhu tertentu dengan menggunakan viskometer oswald.cairan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah toluena, aseton dan kloroform, sedangkan air digunakan sebagai cairan
pembanding.selain itu dapat di tentukan rapat masa cairan pada suhu tertentu dengan
menggunakan piknometer.viskositas cairan akan turun dengan naiknya suhu,sedangkan
viskositas gas naik, dengan naiknya suhu.

1.3 Tujuan Percobaan


- Menentukan Viskositas cairan dengan metode Oswald
- Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas (kekentalan) dapat di anggap sebagai desakan di bagian dalam suatu fluida. Karna
adanya suatu viskositas ini, maka untuk menggerakan salah satu lapisan lainnya, harus dikerjakan gaya.
Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas, hanya saja zat cair lebih kental dari pada gas. Gaya yang
diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan antar lapisan dirumuskan) (Ahmad. S, 2007):
F=An

dc
. . . .. . ..( 1)
dr

Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang berarti dengan bertambahnya waktu, maka
viskositas akan semakin meningkat.viskositas kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitas
larutan. Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan yang diekstrapolasi
sehingga nilai konsentrasi larutan menjadi nol. Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh
terhadap viskositas instrik. Viskositas cairan adalah fungsi dari pengukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik antar molekul dalam cairan dianggap dalam keadaan setimbang. Faktor- faktor yang mempengaruhi
viskositas adalah tekanan, tempratur, kehadiran zat lain, ukuran dan berat molekul, dan kekuatan antar
molekul (mulyono, 2006)
Salah atu cara menentukan viskositas cairan ialah dengan metode kapiler dari poiseuille, dengan
mengukur waktu t yang diperlukan, oleh volume tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah
pengaruh tekanan penggerak yang tetap, persamaan poeseuille (Kusuma. S, 1983) :

R4 pt
8 VL

Metode Oswald merupakan suatu variasi dari metode poiseuille, yaitu dengan memperhatikan aliran dari
garis m ke n. Viskositas cairan dapat di tentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu (t o) dan
rapat masa (o), terhadap waktu (to) dan rapat masa (o) cairan pembanding yang telah diketahui
viskositasnya, pada suhu pengukuran. Perbandingan viskositas kedua cairan dapat dinjyatakan
( Basri.S, 2003) :
= o

t.
t .

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum viskositas cairan sebagai fungsi suhu adalah botol semprot,
erlenmeyer, pipet ukur, klem oswald, piknometer, pipet filler, stopwatch, termostat, dan viskometer
oswald.
Bahan yang digunakan dalam praktikum viskometer cairan sebagai fungsi suhu adalah alkokhol,
aseton, aqua, kloroform, dan toluena.

3.2 Prosedur Kerja


viskomete
r

diletakan vertikal pada thermostat


Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) ke reservoir

Cairan
sampel

- Diatur thermostat pada suhu yang di kehendaki


- Ditiup atau dihisap sampai sedikit diatas garis m
Cairan
sampel

hasil

Dibiarkan cairan mengalir secara bebas


Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalir
Dilakukan pengerjaan beberapa kali
Ditentukan rapat masa dari hasil yang di dapat
Dilakukan pengerjaan yang sama untuk cairan pembanding (aquades)

3.3 rangkaian alat

gambar 1. Viscometer Oswald

gambar 2. piknometer

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
N

JENIS

O
1.

FLUIDA
Akuades

2.

3.

Toluena

Aseton

T (Suhu)

MASA PIKNOMETER

35OC
To:28,40

40OC
45OC
50OC
To:27,89 To:26,94 To:26,2

T1:28,11

T2:26,5

T2:26,07 3

T3:28,80

T2:27,23 T1:26,0

T3:27,6

T2:26,3
9
To:27,6

To: 23,68 To:22,8

To:25,12

T1:23,92

T1:28,34 8

T2:23,65

T1:22,7

T2:28,40 T1:25,9

T3:23,3

T2:27,2

To:23,68

6
To:20,8

4
To:16,78 To:21,7

T1:23,92

T1:16,83 8

T2:16,89

T1:16,69 T2:21,24 T1:21,1


T2:16,8

T2:21,2

35OC
26,03

40OC
26,01

45OC
26,02

50OC
26,06

24,58

24,58

24,69

24,73

24,15

24,01

23,99

24,32

4.

Klorofor

To:16,32

To:15,9

4
To:15,95 To:16,2

T1:16,11

T1:16,01 5

T2:16,29

T1:15,9

T2:16,10 T1:16,2

T2:15,9

T2:16,5

30,48

30,48

30,45

30,43

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang berarti dengan bertambahnya waktu, maka
viskositas akan semakin meningkat. Pada aliran laminer, fluida dalam pipa dianggap terdiri atas lapisan
molekul- molekul yang bergerak satu diatas lainnya dengan kecepatan yang berbeda-beda. Perbedaan
kecepatan mengalir ini adalah sebagi akibat dari viskositas. Semakin besar viskositasnya maka laju
alirnya akan semakin kecil, semakin besar suhunya maka semakin cepat laju alirnya dan viskositasnya
semakin kecil, pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekul memperoleh energi. Molekul-molekul
bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah, dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan tempratur dan kecepatan alirnya semkain besar.
Percobaan viskositas ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat cair dengan metode oswald
dan juga untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap kekentalan zatcair, prinsipnya adalah
membandingkan viskositas fluida dengan cairan pembanding, yaitu akuades. Akuades digunakan karna
viskositas akuades sudah ada standar satuannya. Percobaan ini menggunakan metode oswald. Prinsip dari
metode oswald adalah mengukur kecepatan alir suatu cairan dari garis m ke n. Aliran di amati dari atas ke
bawah dikarnakan oleh salah satu sifat cairan, yaitu cairan akan mengalir dari tempat yang lebih tmggi
ketempat yang lebih rendah.
Percobaan ini dilakukan pertama-tama, diletakan viskometer pada posisi vertikal , dipipet
sejumlah tertentu (10-15 ml) cairan ( akuades, tolueana, aseton, dan kloroform ) yang telah dipanaskan
dengan varriasi suhu, hal ini bertujuan untuk mengetahui pengarh suhu terhadap viskositas cairan. Cairan
di masukan kedalam reservoir A sehingga jika cairan ini ini diibawa ke resrvoir B dan permukaannya
melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya, pengisian cairan tidak dipenuhkan karna
cairan dapat tumpah ketika dihisap. Cairan B dibawa sampai sedikit diatas garis m , dengan dihisap,
kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas dan di amati dan dicatat waktu yang diperlukan untuk
mengalir dari garis m ke n. Setiap variasi suhu dilakukan tiga kali pengaliran bebas yang bertujuan untuk
menambah keakuratan waktu alir. Dilakukan semua pekerjaan untuk caian pembanding ( akuaes) . larutan
sempel yang dikerjakan adlah aseton kloroform, dan toluena. Penggunaan ketiga larutan tersebut karna

memiliki viskositas ( kekentalan ) yang tidak jauh berbeda. Percobaan ini meggunakan viskometer dan
piknometer yang sama, agar masa alatnya sama besar, karna setiap alt mempunyai masa yang bebedabeda. Untuk Mengetahui masa jenisnya, masing-masing larutan di timbang menggunakan piknometer.

4.2.2 Analisis hasil


Viskositas menunjukan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan lat viskometer.
Semkin tinggi viskositas bahan tersebut maka bahan tersebut akan semakin stabil karna pergerakan
partikel cendrung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan
kestabilan emulsi suatu bahan, yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas suatu bahan. Berat jenis
suatu benda adalh besarnya gaya grafitasi yang bekerja pada sutau masa dari suatu volume, oleh karena
itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai berat tiap satuan volume.
Percobaan ini menggunakan beberapa sampel, yaitu toluene, aseton dan kloroform dan digunakan
aquades sebagai cairan pembanding. Aquades digunakan sebagai cairan pembanding karena akuades
sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya. Dari perhitugan dan grafik yang didapatkan, densitas
air lebih besar apabila dibandingkan dengan densitas toluene dan aseton. Hal ini karena, massa air
lebih besar daripada massa toluene dan aseton .Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan
bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga,
namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga. Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh
pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun. Prinsipnya semakin tinggi suhu maka koefisien
viskositas akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan pada suhu tinggi gerakan paretikel dal;am larutan
lebih cepat sehingga viskositasnya turun. Grafik yang di dapatkan menunjukan viakositasny semakin
menurun dengan bertambahnya suhu, walaupun hasil yang di dapatkan pada grafik tidak selalu menurun
pada saat suhu meningkat, ada satu suhu pada grafik yang viskositasnya justru bertambah saat suhunya
bertambah, ini mungkin di karenakan kurang telitinya proses pengamatan dan telah terkontaminasinya
sampel- sampel yang digunakan sehungga gerakan partikel justru melambat dan menyebabkan kenaikan
viskositas.
Grafik yang dihasilkan menunjukan bahwa cairan pembanding ayau aquades memiliki viskositas
yang paling kecil dari sampel-sampel yang digunakan, ini disebabkan pergerakan partikel pada akuades
lebih bebas dari cairan sampel. Grafik tersebut menunjukan viskositas air semakin meningkat dengan
menurunnya suhu, namun pada suhu yang terakhir viskositasnya meningkat. Berdasarkan percobaan
percobaan tersebut dihasilkan bahwa air memiliki viaskositas paling rendah, kemudian dari sampel yang
digunakan, yang memiliki viskositas kecil adalah aseton, tpluena dan kloroform mempunyai viskositas
paling besar diantara sampel yang digunakan. berdasarkan praktikum, didapatkan hubungan antara masa
jenis sampel, suhu dan waktu alir, yaitu suhu berbanding terbalik dengan masa jenis, semakin besar suhu

maka akan semakin kecil masa jenisnya dan sebaliknya semakin kecil suhu maka akan semakin besar
masa jenisnya. Suhu juga berbanding terbalik dengan viskositas, makin besar suhu yang diberikan maka
akan semakin kecil viskositas suatu sampel, karna partikel bisa bergerak berbas dengan sedikit hambatanj.
Untuk mengalir, suatu sampel memerlukan energy ambang, yaitu energy yanf diperlukan untuk
proses awal aliran. Percobaan ini menggunakan piknometer untuk mengetahui masa jenis sampelnya.
piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida,
piknometer digunakan karna memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi kemudian piknometer juga
dapat mempertahankan suhu, sehingga suhunya tetap dan juga piknometer dapat mengukur volume. Dari
itulah piknometer digunakan untuk mengukur masa jenis.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan viskositas cairan sebagai fungsi suhu di ketahui bahwa air memiliki
densitas yang paling besar apabila dibandingkan dengan aseton, kloroform, dan toluena. Diketahui juga
pengaruh dari suhu dimana semakin menurunnya suhu maka semakin besar nilai viskositasnya. Ikatan
hidrogen juga menyebabkan jarak antar molekul semakin kecil dan semakin besar suhu, maka densitas
semakin kecil.

5.2 saran

Saran untuk praktikum ini kedepannya sebaiknya sampel yang akan diuji viskositasnya bisa
ditambah seperti uji viskositas dari bensin, minyak tanah, minya makan, etanol, dan metanol agar tampak
perbedaan apa saja yang tampak dari masing masing larutan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S. 2007, Mempelajari Hubungan antara Viskositas Larutan Dope dan Karakteristik Membran
Serat Berongga, LIPI, Bandung
Basri, S.2003, Kamus Lengkap Kimia, Rineka Cipta , Jakarta.
Bird, T. 1994, Kimia Fisik untuk Universitas, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Daintith, J.1994, Kamus Lengkap Kimia, Edisi Baru. Alih Bahasa : Suminar Achmadi, Ph.D. Erlangga.
Jakarta.
Gavin, S dan Aziz, M.A. 2007, Measuring Shear Viscosity Using Correlation, Vol 37. No 3A. Wayne
State University, USA.
Kusuma, S.1983, Pengetahuan bahan-Bahan, Erlangga, Jakarta.
Mulyono, 2006, Kamus Kimia, Bumi Aksara, Jakarta.
Rao, RR dan Fasad, KR. 2003, Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation on Journal Bearings.
Vol 46. Hal 143-152. India
Rosiana, H. 2005, Kimia Fisika. Rineka Cipta. Jakarta.

Perhitungan
a. Volume piknometer
air
Vair : p air =
(26,0316,5)
0,9941

= 9,58 ml

Vair 40 =

(26,0116,5)
0,9923

= 9,38 ml

o
air45

(26,0216,5)
0,9922

= 9,35 ml

Vair 35o =
o

Vair50o =

(26,0616,5)
0,98

b. Masa jenis sampel

= 9,22 ml

M sampel
V pikno

Aseton
35o =

= 0,79 gr/ml

40o =

(24,0116,5)
9,38

= 0,8 gr/ml

o
45

(23,9916,5)
9,35

= 0,8 gr/ml

50o =

(24,3216,5)
9,22

= 0,84 gr/ml

Kloroform
(30,4816,5)
o
35 =
9,58

= 1,45 gr/ml

(24,1516,5)
9,58

40o =

(30,4816,5)
9,38

= 1,49 gr/ml

45o =

(30,4516,5)
9,35

= 1,49 gr/ml

50o =

(30,4816,5)
9,22

= 1,51

(24,6816,5)
9,58

= 0,85 gr/ml

Toluena
35o =
40o =

(24,5816,5)
9,38

= 0,86 gr/ml

45o =

(24,7316,5)
9,35

= 0,89

c. Viskositas sampel
=

sampel X t sampel
air X t air

X air

Aseton
35o =

0,79 X 17,2
0,99 X 28,43

x 0,72 = 0,34 NS/m2

40o =

0,8 X 16,86
0,99 x 27,36

x 0,85 = 0,41 NS/m2

o
45

0,8 X 16,82
0,99 x 26,86

x 0,59 = 0,29 NS/m2

50o =

0,8 4 x 21,38
0,98 x 26,23

x 0,54 = 0,37 NS/m2

Kloroform
1,45 x 16,24
35o = 0,99 X 28,43

x 0,72 = 0,59 NS/m2

1,49 x 12,61
0,99 x 27,36

x 0,85 = 0,58 NS/m2

45o =

1,49 x 16,06
0,99 x 26,86

x 0,59 = 0,52 NS/m2

50o =

1,51 x 16,33
0,98 x 26,23

x 0,54 = 0,54 NS/m2

35o =

0,85 x 23,75
0,99 X 28,43

x 0,72 = 0,51 NS/m2

40o =

0,86 x 22,97
0,99 x 27,36

x 0,85 = 0,85 NS/m2

45o =

0,87 x 27,28
0,99 x 26,86

x 0,59 = 0,52 NS/m2

50o =

0,89 x 26,94
0,98 x 26,23

x 0,54 = 0,50 NS/m2

o
40

Toluena

Grafik
a. air
T (k)
308
313

1/T (x)
0,0032
0,00319

Ln (y)
0,32435
0,15548

x.y
0,0010
0,0004

X2
0,00001
0,00001

318
323

0,51249
0,59966

0,00314
0,00309

0,0016
0,0018

grafik viskositas air


2.5
2
1.5
ln (y)

1
0.6

0.5
0
0,00324

0,00319

0.00314

0,00309

b. Aseton
T (k)
308
313
318
323

1/T (x)
0,0032
0,00319
0,00314
0,00309

Ln (y)
1,07881
0,8916
1,23787
0,99425

grafik viskositas aseton


2.5
2
1.5
1
0.5
0
ln (y)

c. kloroform
T (k)
308
313
318
323

1/T (x)
0,0032
0,00319
0,00314
0,00309

Ln (y)
0,52763
0,54473
0,65393
0,67334

0.000009
0,000009

grafik viskositas kloroform


0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
ln (y)

d. toluena
T (k)
308
313
318
323

1/T (x)
0,0032
0,00319
0,00314
0,00309

Ln (y)
0,67334
0,47804
0,65393
0,69315

grafik viskosias toluena


0.8
0.6
0.4
0.2
0
ln (y)

Jawaban pertanyaan diktat


1. Apa yang di maksud dengan bilangan reynold dan bagaimana hubungannya dengan aliran
laminar?
Jawab => bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya iniersia (vs) terhadap gaya viskos (/L)
yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Dengan kata lain bilangan reynold adalah Perbandingan gaya-gaya yang disebabkan oleh gaya
inersia, gravitasi, dan kekentalan (viskositas) ditulis sebagai berikut : Re = V x l / v

Hubungannya dengan aliran laminar adalah aliran laminar merupakan bagian dari bilangan
reynold. Dalam hal ini jika nilai Re kecil aliran akan meluncur diatas lapisan lain yang dikenal
dengan aliran laminar
2. Sebutkan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan? Berikan penjelasan
singkat!
Jawab=>
- Falling ball viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan cara mengukur waktu
yang dibutuhkan oleh suatu bola jatuh melalui sample pada jarak tertentu.
- Cup-type Viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur waktu yang
diperlukan oleh suatu sample untuk mengalir pada suatu celah sempit (orifice).
- Vibro Viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan cara mengendalikan amplitudo
sebuah pelat sensor yang dicelupkan ke dalam sample dan mengukur arus listrik yang
diperlukan untuk menggerakkan sensor tersebut.
- Capillary Tube Viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan cara membiarkan
sample mengalir di dalam sebuah pipa kapiler dan mengukur beda tekanan di kedua ujung
kapiler tersebut.
- Rotational Viscometer, mendapatkan nilai viskositas dengan mengukur gaya puntir
sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan ke dalam sample.

Anda mungkin juga menyukai