PRAKTIKUM K-1
VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
II. Tujuan
1. Menentukan viskositas dengan menggunakan metode Ostwald
2. Menentukan massa jenis Etanol dan Toluena
3. Menentukan nilai tetapan Van Der Waals
4. Menentukan pengaruh suhu terhadap Viskositas suatu zat cair
5. Menentukan nilai tetapan A dan energi ambang batas aliran (E)
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair
ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai
berikut: apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer, mempunyai
rapat massa dan berat jenis, dapat dianggap tidak termampatkan, mempunyai
viskositas (kekentalan) dan mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan permukaan
fluida.
Aliran Laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan, atau lamina –
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran laminar ini
viskositas berfungsi untuk meredam kecendrungan terjadinya gerakan relatif
antara lapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi hukum viskositas Newton yaitu
:
𝑑𝑢
τ=µ 𝑑𝑦
Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran.
Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran
turbulen.
Truang : 25,5o C
Massa Pikno Kosong 1 : 20,97 gr (untuk Toluen)
Massa Pikno Kosong 2 : 18,91 gr (untuk Metanol)
Massa Pikno Kosong 3 : 27,98 gr (untuk Air)
Massa Pikno 1 + Air 25.5 o C : 46,91 gr
Massa Pikno 2 + Air 25.5 o C : 44,39 gr
Massa Pikno 3 + Air 25.5 o C : 52,98 gr
30 42,65 39,08 52,94 6,4 6,4 6,8 6,53 7,8 7,8 7,6 7,73 8,4 8,2 7,9 8,17
35 42,54 38,91 52,90 6,6 64 6,4 6,47 7,6 7,4 7,0 7,30 7,6 7,8 7,9 7,76
V. Pengolahan Data
52,98 𝑔𝑟 − 27,98 𝑔𝑟
𝑉𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
0,9969182 𝑔𝑟/𝑚𝐿
𝑽𝑷𝒊𝒌𝒏𝒐𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 = 25,07728 mL
Volume piknometer akan berubah seiring berubahnya suhu akibat massa jenis air
yang berubah juga. Sehingga volume piknometer pada suhu tertentu adalah sebagai
berikut,
No. mpiknokosong (g) mpikno+air (g) Vpikno (ml)
Pikno
1 27,98 52,98 25,07728
2 18,91 44,39 25,55876
3 20,97 46,91 26,02018
39,14 𝑔𝑟 − 18,91 𝑔𝑟
𝜌𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
25,55876 mL
Penentuan 𝝆 Zat
Zat T (o C) 𝝆(gr/mL)
Toluen 25,5 0,83589
30 0,83319
35 0,82897
Metanol 25,5 0,79150
30 0,78916
35 0,7825
Pada T = 298,5
𝑡𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 𝑥 𝛒𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛
ηtoluen = 𝑥 ηAir
𝑡𝐴𝑖𝑟 𝑥 𝜌𝐴𝑖𝑟
Viskositas Air
298,5 K 0,00088
303 K 0,000789
308 K 0,000719
Viskositas Zat
Zat Temperatur (K) Viskositas Zat (Pa.s)
298,5 6,1416 x 10-4
Toluen 303 5,2774 x 10-4
307 4,9994 x 10-4
298,5 6,6592 x 10-4
Metanol 303 5,9171 x 10-4
307 5,3246 x 10-4
d) Penentuan E dan A
Zat ln 𝛈 1/T
-7,0355 0,00335
Air -7,1447 0,00330
-7,2376 0,00325
-7,3143 0,00335
Metanol -7,4324 0,00330
-7,5380 0,00325
-7,3952 0,00335
Toluen -7,5469 0,00330
-7,6010 0,00325
Grafik ln ƞ - 1/T
-7
0.00324 0.00326 0.00328 0.0033 0.00332 0.00334 0.00336
y = 2000x - 13.739
-7.05
-7.1
ln ƞ
-7.15
-7.2
-7.25
1/T (K-1)
ln ƞ = E/RT + ln A
2000 = E/R
ln A = -13,739
Grafik ln ƞ - 1/T
-7.3
0.00324 0.00326 0.00328 0.0033 0.00332 0.00334 0.00336
-7.35
-7.45
-7.5
-7.55
-7.6
1/T (K-1)
ln ƞ = E/RT + ln A
2230 = E/R
Emetanol = 18540,22 J
ln A = -14,787
Grafik ln ƞ - 1/T
-7.35
0.00324 0.00326 0.00328 0.0033 0.00332 0.00334 0.00336
-7.4
y = 2050x - 14.279
-7.45
ln ƞ
-7.5
-7.55
-7.6
-7.65
1/T (K-1)
ln ƞ = E/RT + ln A
2050 = E/R
Etoluena = 17043,7 J
ln A = -14,279
1.006
y = 1E-05x + 0.9894
1.005
1/⌠ (ml/g)
1.004
1.003
1.002
1.001
1
1000 1050 1100 1150 1200 1250 1300 1350 1400 1450
1/ƞ (Pa-1 . s-1)
v = c/ƞ + b
1.272
1.27
1.268
1.266
1.264
1.262
1.26
1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000
1/ƞ (Pa-1 . s-1)
v = c/ƞ + b
1.206
y = 2E-05x + 1.1553
1.204
1/⌠ (ml/g)
1.202
1.2
1.198
1.196
1.194
0 500 1000 1500 2000 2500
1/ƞ (Pa-1 . s-1)
v = c/ƞ + b
Viskositas Zat
Zat Temperatur (K) Viskositas Zat (Pa.s)
298,5 6,1416 x 10-4
Toluen 303 5,2774 x 10-4
307 4,9994 x 10-4
298,5 6,6592 x 10-4
Metanol 303 5,9171 x 10-4
30 0,83319
35 0,82897
Metanol 25,5 0,79150
30 0,78916
35 0,7825
3. Tetapan Van Der Waals yang diperoleh adalah bair = 0,9894 ml/g ;
bmetanol = 1,2024 ml/g ; btoluena = 1,1553 ml/g
4. Umumnya zat cair memiliki perbandingan terbalik antara suhu dengan
viskositas atau kekentalannya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu
bertambah, jarak antar molekul zat cair menjadi semakin menjauh dan
zat cair tampak mengencer atau turun kekentalannya. Pada titik
tertentu, karena terlalu tinggi suhunya, jarak antara molekul zat cair
menjadi sangat jauh sehingga akhirnya menjadi gas atau menguap,
yang tentunya nilai kekentalannya sudah tidak ada lagi.
5. Diperoleh nilai E dan A sebagai berikut :
(Eair = 2000 . 8,314 = 16628 J ; Aair = 1,080 . 10-6) ; (Emetanol =
18540,22 J ; Ametanol = 3,785 . 10-7) ; (Etoluena = 17043,7 J ; Atoluena =
6,291 . 10-7)
Ariyanti, E.S. dan Agus, M, 2010, “Otomasasi Pengukuran Koefisien Viskositas Zat
Cair Menggunkan Gelombang Ultrasonik,” Jurnal Neutrino, voll. 2, No. 2 April 2010.
Atkins, p.w, 1997, “Kimia Fisika,” Erlangga, Jakarta.
Halliday dan Resnick, 1985, “Fisika,” Erlangga, Jakarta.
Diakses 25 Oktober 2016 :
http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10075/Karakteristik+
Aliran+Fluida1.pdf.
Diakses 25 Oktober 2016 :
http://www.znu.ac.ir/data/members/rasoulifard_mohammad/crc.pdf
Diakses 25 Oktober 2016 :
http://wiki.phy.queensu.ca/PHYS106/images/8/82/CRC.pdf
IX. Lampiran
CRC