PERCOBAAN K-1
NIM : 13717031
Kelompok/Shift : 4/01
BANDUNG
2018
PERCOBAAN K-1
VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU
I. TUJUAN
1.1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald
1.2. Menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
1.3. Menentukan nilai E dan A
1.4. Menentukan tetapan Van der Waals
Viskositas dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida
terhadap lapisan lain. Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda-beda. Perbedaan
viskositas ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut
Tekanan, ketika tekanan naik maka viskositas juga naik
Temperatur, viskositas akan turun ketika suhu naik
Penambahan zat lain, ketika air diberi gula maka viskositas akan naik, ketika
minyak diberi air viskositas akan menurun
Berat molekul, ketika berat molekulnya tinggi maka viskositas akan tinggi
Adanya ikatan rangkap, viskositas naik
Adanya ikatan hidrogen, viskositas naik
Pada aliran laminar, fluida dianggap terdiri atas lapisan-lapisan molekul yang
bergerak satu diatas lainnya dengan kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan di
bagian tengah pipa. Gaya (F) yang diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan (dc)
antara satu lapisan dengan lapisan lain yang berjarak dr diatasnya dapat diungkapkan
𝑑𝑐
sebagai 𝐹 = 𝜂𝐴 𝑑𝑟, dengan A adalah luas penampang pipa dan 𝜂 adalah koefisien
viskositas. Satuan viskositas dalam sistem SI adalah N/m2.detik atau Pa.detik, sedangkan
dalam satuan CGS adalah dyne/cm2.detik atau Poise. Kebalikan dari viskositas adalah
1
fluiditas, yaitu 𝜙 = 𝑛, yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida atau
keenceran.
Untuk mengukur viskositas cairan dapat dilakukan dengan metode Poiseuille.
Metode Poiseuille dilakukan dengan cara mengukur waktu (t) yang diperlukan oleh
volume tertentu cairan (V) untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah pengaruh
𝜋𝑟 4 𝑃𝑡
tekanan penggerak (P) yang tetap. Viskositas cairan dinyatakan dengan 𝜂 = .
8𝑉𝐿
merupakan tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan v adalah volume jenis.
Ditemukan bahwa tetapan b praktis dengan tetapan Van der Waals cairan yang
bersangkutan.
Bahan :
a) Aseton 250 mL
b) Toluena 250 mL
c) Kloroform 250 mL
d) Air (Aqua DM) Sebagai cairan pembanding
V. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan, data pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Wo : Massa piknometer
d. Penentuan E dan A
E adalah energi ambang per mol, yaitu energi minimum yang diperlukan untuk proses
awal cairan mengalir. Dan A adalah tetapan yang bergantung pada massa molekul
relatif dan volume molar cairan. Hubungan viskositas, E, suhu, dan A dirumuskan
dengan:
𝐸1
ln 𝜂 = + ln 𝐴
𝑅𝑇
Dari rumusan tersebut, apabila kita mempunyai grafik ln 𝜂 sebagai sumbu y terhadap
1/T sebagai sumbu x, akan diperoleh grafik kurva linear y=mx+c, dengan E=m*R dan
A=𝑒 𝑐 . R merupakan tetapan Regnault, 8.314 J.mol−1.K−1
0
0.00315
-0.05 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034
y = 1925,9x - 6,5807
diperoleh 𝐸 = 𝑚 × 𝑅 = 1925,9 × 8,314 = 16011,9326 J
dan 𝐴 = 𝑒 𝑐 = 𝑒 − 6,5807 = 1,3869 × 10−3
E dan A Toluena
0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034
-0.1
-0.2
-0.3
ln η (Pa.s)
y = 1592.5x - 5.7851
-0.4 R² = 0.9963
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8
1/T (1/K)
y = 1592,5x – 5,7851
diperoleh 𝐸 = 𝑚 × 𝑅 = 1592,5 × 8,314 = 13240,045 J
dan 𝐴 = 𝑒 𝑐 = 𝑒 − 5,7851 = 3,073 × 10−3
E dan A Aseton
ln η (Pa.s)
0.3
0.2
0.1
0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034
1/T (1/K)
y = 1862x – 5,806
diperoleh 𝐸 = 𝑚 × 𝑅 = 1862 × 8,314 = 15480,668 J
dan 𝐴 = 𝑒 𝑐 = 𝑒 − 5,806 = 3,00944 × 10−3
E dan A kloroform
1.2
y = 1788x - 5.0418
1 R² = 0.9992
0.8
ln η (Pa.s)
0.6
0.4
0.2
0
0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034
1/T (1/K)
y = 1788x – 5,0418
diperoleh 𝐸 = 𝑚 × 𝑅 = 1788 × 8,314 = 14865,432 J
dan 𝐴 = 𝑒 𝑐 = 𝑒 − 5,0418 = 6,4621 × 10−3
e. Penentuan tetapan Van der Waals
1 1
Tetapan Van der Waals (b) dirumuskan dengan 𝜌 = 𝑘 𝜂 + 𝑏. Jika dibuat grafik linear
1.014
1.012
y = 0.0102x + 0.9956
1/ρ (mL/gram) 1.01
1.008
1.006
1.004
1.002
0 0.5 1 1.5 2
1/η (1/mPa.s)
y = 0,0102x + 0,9956
diperoleh b = 0,9956
1.21
1.208
1/ρ (mL/gram)
1.206
y = 0.0172x + 1.1724
1.204
1.202
1.2
1.198
0 0.5 1 1.5 2 2.5
1/η (1/mPa.s)
y = 0,0172x + 1,1724
diperoleh b =1,1724
Tetapan Van der Waals Aseton
1.3
1.295
y = 0.092x + 1.2169
1/ρ (mL/gram) 1.29
1.285
1.28
1.275
1.27
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
1/η (1/mPa.s)
y = 0,092x + 1,2169
diperoleh b= 1,2169
0.692
0.688
0.686
0.684
0.682
0.68
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
1/η (1/mPa.s)
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa viskositas cairan air, toluena, aseton,
dan kloroform dapat dilihat di tabel 3. Diperoleh hubungan bahwa temperatur berbanding
terbalik dengan viskositas cairan, semakin tinggi temperatur maka semakin rendah
viskositas cairan, begitu juga sebaliknya, semakin rendah temperatur maka semakin tinggi
viskositas cairan. Hubungan tersebut dapat dilihat di tabel 3. Nilai E, A, dan tetapan Van
der Walls (b) dapat dilihat di tabel di bawah ini
1. Atkins, P., De Paula, J. Atkins’ Physical Chemistry 8th Edition. W.H. Freeman and
Company New York. 2006, 665-666.
2. Jespersen, N.D. Brady, J.E. dan Hyslop, A. “Chemistry : The Molecular Nature of
Matter”, ed. 6, 2012, Hal. 539-540
3. Castellan, G.W. “Physical Chemistry”, ed 3, 1983, 759-761.
4. Mortimer, R.G. “Physical Chemistry”, ed 3, 2008, 444-457.
5. Teraoke, I. “Polymer Solution: an Introduction to Physical Properties”, 2002, 209-
215.
6. Haynes, W.M. 2017. CRC Handbook of Chemistry and Physics 97thed. New York :
CRC Press.
7. http://foundation01.chem.elte.hu/Chemistry_BSc_English_Group/BLOCK_07/Ostwal
d.pdf diakses pada 28 Oktober 2018.
X. LAMPIRAN
Gambar 2. Tabel data pengamatan toluena dan kloroform praktikum kimia fisika K-1
Gambar 3. Tabel data pengamatan air dan aseton praktikum kimia fisika K-1
Gambar 4. Tabel data CRC densitas air – suhu
Besarnya bilangan Reynold menunjukkan jenis aliran tersebut laminer atau turbulen.
Untuk angka Re<2000, hal tersebut menunjukan bahwa aliran tersebut merupakan aliran
laminar (aliran fluida yang bergerak dalam berlapis-lapis) dan angka lebih besar dari Re
>4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan angka Reynold diantara keduanya
dinyatakan sebagai aliran transisi.
2. Sebutkan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan! Berikan
penjelasan singkat.
Viskometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
logam untuk melewati cairan setinggi tertentu. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola yang terbuat dari logam dalam sebuah tabung berisi cairan
yang hendak diukur viskositasnya. Waktu bola melewati kedua detector yang diamati
dan digunakan untuk mengukur viskositas dengan persamaan
𝜂 = K(𝜌k - 𝜌o) to
Viskometer cup dan Bob
Prinsip kerjanya cairan sampel yang hendak diuji dimasukkan ke dalam tabung.
Kemudian tabung diputar dengan kecepatan tertentu selama waktu tertentu.
Selanjutnya, diukur waktu yang diperlukan cairan sampel unuk seluruhnya keluar dari
tabung. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tabung sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal inidisebut aliran sumbat (Martin, 1993).
Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel yang ditempatkan di tengah-tengah plate,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor
dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara
plate yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. Cone dan plate memberikan
presisi yang diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.
3. Jelaskan prinsip penentuan viskositas cairan sebagai fungsi suhu!
Salah satu faktor dalam penentuan viskositas cairan adalah temperatur. Semakin tinggi
temperatur, semakin rendah viskositasnya. Hal ini menunjukkan cairan akan lebih mudah
mengalir pada temperatur yang lebih tinggi. Temperatur yang tinggi akan melemahkan
ikatan antar molekul sehingga membuat cairan lebih mudah untuk bergerak. Hal tersebut
merupakan prinsip viskositas cairan sebagai fungsi suhu.
4. Mengapa viskositas air lebih besar dari pada kloroform sedangkan densitas kloroform
lebih besar?
Salah satu faktor yang mempengaruhi viskositas adalah kekuatan ikatan antar
molekulnya. Disebutkan bahwa semakin kuat ikatannya, maka semakin besar pula
viskositasnya. Ikatan yang ada pada air adalah ikatan hydrogen yang lebih kuat
dibandingkan ikatan pada kloroform. Hal ini yang menyebabkan air memiliki viskositas
yang lebih besar dari kloroform meskipun kloroform memiliki densitas yang lebih besar.