Percobaan K-1
Viskositas Cairan sebagai Fungsi Suhu
Oleh:
Shift 1 Kelompok 2
Asisten praktikum :
2017
VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan viskositas cairan denga metode Oswald
2. Menentukan pengaruh temperature terhadap viskositas cairan.
II. TEORI DASAR
Viskositas didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida
terhadap lapisan lain. Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda-beda.
Viskositas dipengaruhi oleh gaya yang terdapat pada molekul tersebut. Selain itu,
viskositas juga dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu suatu cairan maka
viskositas menurun. Pada aliran laminar, fluida dapat dianggap terdiri atas lapisan-
lapisan molekul yang bergerak satu diatas yang lainnya dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Profil kecepatan berbagai lapisan ini berbentuk parabola dengan
kecepatam paling tinggi terdapat pada lapisan di bagian tengah pipa. Gaya yang
diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan (dc) antara satu lapisan dengan
lapisan lainnya yang berjarak dr diungkapkan sebagai :
f =
dengan A adalah luas penampang pipa dan adalah koefisien viskositas. Kebalikan
1
dari viskositas disebut fluiditas, = yang merupakan ukuran kemudahan mengalir
suatu fluida.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan yaitu dengan metode
kapiler dari Poiseuille. Pada metode ini, di ukur waktu (t) yang diperlukan oleh
volume tertentu cairan (V) untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah pengaruh
tekanan penggerak (P) yang tetap. Dalam hal ini untuk cairan yang mengalir dengan
aliran laminar, viskositasya ditentukan dengan persamaan Poiseuille dinyatakan
sebagai :
4
=
8
dengan R dan L masing-masing adalah jari-jari dan panjang pipa kapiler.
A
A
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
Tarik antar molekul dan struktur cairan. Sesuai dengan hokum distribusi Maxwell-
Boltzman, jumlah molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir
dihubungkan dengan faktot eE/RT. Secara kuantitatif, pengaruh suhu dinyatakan
dengan persamaan empiric :
= / atau ln = + ln
Pada percobaan viskositas cairan sebagai fungsi suhu, didapat data waktu
cairan untuk mengalir dalam empat variasi suhu sebagai berikut :
( +)
Volume piknometer =
3. Penentuan Viskositas
(tzat )
zat = (tair ) air
c ln A
Zat E (J/mol) A
Metanol 15712.46 2.524 x 10-6
Kloroform 12696.46 3.781 x 10-5
Toluena 14988.61 1.576 x 10-5
Tabel 4.4 Nilai E dan konstanta A
-5.1 KLOROFORM
-5.15
-5.2
-5.25
-5.3
-5.35
-5 TOLUENA
-5.1
-5.2
-5.3
-5.4
-5.5
METANOL
-6.6
-6.65
-6.7
-6.75
-6.8
-6.85
-6.9
-6.95
-7
KLOROFORM
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0
0.478 0.48 0.482 0.484 0.486
200,000
150,000
100,000
50,000
0
1,200 1,205 1,210 1,215 1,220
METANOL
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
1,260 1,265 1,270 1,275 1,280 1,285
V. PEMBAHASAN
Viskositas adalah ukuran kekentalan suatu fluida, atau tahanan yang
dilakukan suatu lapisan fluida terhadap lapisan lain. Pada percobaan yang
menggunakan metode Oswald untuk mengetahui pengaruh suhu pada kekentalan
zat cair, menggunakan air sebagai cairan pembandingnya. Alasan digunakan air
sebagai zat cair pembanding karena air sudah memiliki viskositas dan densitas
standar dalam berbagai suhu. Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi
antar molekul-molekul cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak
bergantung pada temperatur dan tegangan gesernya proporsional (mempunyai
hubungan linear) dengan gradien kecepatan.
Metode Oswald ini mengukur waktu alir cairan yang diperlukan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri. Dalam metode ini dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas
suatu cairan. Semakin lama waktu alir yang dibutuhkan suatu cairan, maka
viskositas cairan nya semakin besar.
Pada percobaan yang dilakukan, maka diperoleh hasil waktu dan temperature
pada kloroform, toluene, methanol, dan air sebagai pembanding untuk standar
larutan. Ketiga sampel tersebut memiliki waktu alir yang dibutuhkan untuk
berpindah dari upper mark ke lower mark yang beragam pada suhu 30oC, 35oC,
40oC, dan 45oC. dari tabel 3.1 didapat bahwa semakin tinggi suhu yang diberikan,
maka semakin cepat waktu alir yang dibutuhkan ketiga sampel tersebut untuk
berpindah.
Selain itu, kloroform, toluene, methanol, dan air pun memiliki densitas yang
berbeda-beda pada berbagai suhu. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4. 2,
semakin tinggi suhu yang diberikan, densitas setiap sampel larutan tersebut akan
semakin menurun. Ketika suhu tersebut dinaikkan, akan ada penambahan energy
dan fluida akan saling bertumbukan sehingga menyebabkan molekul pada zat cair
bergerak lebih cepat dan ikatan-ikatan molekul semakin melemah dan meregang,
maka dari itu massa jenis akan semakin kecil ketika suhu dinaikkan.
Setelah mendapatkan densitas atau massa jenis setiap sampel pada variasi
suhu, didapatkan viskositas setiap sampel. Dapat dilihat dari tabel 4.3 bahwa pada
suhu 30oC yang memiliki viskositas tertinggi pada keempat sampel tersebut adalah
toluene, walaupun toluene memiliki densitas yang lebih kecil dari kloroform dan
lebih besar dari methanol, toluene memiliki waktu air yang lebih lama diantara
kloroform dan toluene pada suhu 30oC. Pada suhu 35oC, toluene memiliki
viskositas yang paling besar diantara sampel lain, begitu pula pada suhu 40oC.
Namun, pada suhu 45oC kloroform memiliki viskositas yang paling tinggi diantara
sampel lainnya. Menurunnya nilai viskositas pada saat suhu dinaikkan disebabkan
karena pada saat suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga
viskositasnya menurun
Untuk mencari nilai energy ambang (E=J/mol) dan koefisien A,
1
menggunakan regresi dari persamaan yang sudah ada yaitu ln = + ln A,
sehingga didapat energy ambang dan koefisien A dari setiap sampel yang dapat
dilihat pada tabel 4.4, energy ambang methanol lebih besar dari kloroform dan
toluene, sedangkan kloroform memiliki energy ambang yang paling tinggi diantara.
Maka dari itu, methanol memerlukan energy yang lebih besar untuk proses awal
aliran, dan juga methanol memiliki koefisien A yang lebih kecil dari sampel yang
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa viskositas berbanding lurus dengan koefisien
A.
Pada praktikum ini, dapat pula didapat tetapan van der waals. Berdasarkan
data percobaan, dengan menggunakan regesi linear, tetapan van der waals untuk
kloroform adalah sedangkan tetapan untuk toluene adalah dan tetapan
methanol adalah.. .Dapat dibuktikan bahwa semakin besar viskositasnya, maka
nilai tetapan van der waals nya semakin kecil, begitu pula sebaliknya, maka dari
itu, nilai viskositas berbanding terbalik dengan tetapan van der waals. Viskositas
dipengaruhi oleh gaya van der waals. Gaya van der waals adalah gaya yang timbul
dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu, juga dipengaruhi oleh energi
ambang, yaitu sejumlah energi minimun yang diperlukan oleh suatu zat untuk dapat
bereaksi hingga terbentuk zat baru.