Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

DISUSUN OLEH :

Nama : Nathanael Adianto

NIM : 13716008

Asisten : Rifki Alfiansyah

NIM Asisten : 10514046

Tanggal Percobaan : 4 Oktober 2017

Tanggal Pengumpulan : 11 Oktober 2017

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald
2. Menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan

II. DASAR TEORI


Setiap fluida, gas atau cairan memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai
viskositas yang dapat di defenisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan
fluida terhadap suatu lapisan lainnya.
Pada aliran laminer, fluida dalam pipa dianggap terdiri dari lapisan molekul -
molekul yang bergeser atau bergerak satu di atas yang lainnya dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Profil kecepatan yang berbeda-beda ini bentuk parabola dengan
kecepatan paling tinggi terdapat padalapisan bagian tengah pipa.Perhatikan suatu
lapisan pada jarak r dari sumbu pipa yang bergerak dengan kecepatan tertentu c. Gaya
F yang di perlukan untuk mempertahankan beda kecepatan dc antara lapisan ini
dengan lapisan dr diantaranya di ungkapkan sebagai :
F = A . dc .................(1)
dr
Dimana :
A = Luas penampang pipa
= Koefisien viskositas
Berdasarkan persamaan 1, satuan koefisien viskositas dalam SI adalah Nm
det atau poisse. Kebalikan dari koefisien viskositas disebut fluiditas, = 1/, yang
merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. Salah satu cara untuk
menentukan viskositas cairan adalah metoda kapiler dari Poiseulle. Pada metoda ini
diukur waktu (t) yang diperlukan oleh volume tertentu cairan V untuk mengalir
melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak (P) yang tetap. Dalam hal
ini untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminer , persamaan Poiseulle
dinyatakan sebagai berikut :
4
= .............. (2)
8
Dimana : R = Jari jari
L = Panjang pipa kapiler
Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle.Prinsip dari
metode ini adalah dimana sejumlah cairan tertentu dimasukan ke dalam A, kemudian
dengan cara menghisap atau meniup, cairan dibawa ke O sampai melewati garis m,
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan untuk
mengalir dari m ke n diukur. Pada proses pengaliran melalui pipa kapiler C, tekanan
penggerak tidak tetap dan pada setiap saat sama dengan h, g, . Dimana : h = Beda
tinggi permukaan cairan pada kedua reservoir alat .
g = Percepatan gravitasi o to o
= Rapat massa cairan .
Karena pada metode ini selalu diperhatikan aliran cairan dari m ke n dan
menggunakan viskositas yang sama maka viskositas suatu cairan dapat ditentukan
dengan membandingkan hasil pengukuran waktu (t), rapat massa (), cairan tersebut
terhadap waktu (to) dan rapat massa (o),cairan pembanding yang telah diketahui
viskositasnya pada suhu pengukuran . Perbandingan cairan yang dinyatakan sebagai
berikut :
t.p
= . (3)
o to.o
Dari ketiga persamaan viskositas cairan dapat dihitung dengan merujuk pada
viskositas cairan pembanding.
Viskositas cairan adalah fungsi dari pengukuran dan permukaan molekul,
gaya tarik antara molekul dalam cairan dan struktur cairan. Tiap molekul dalam
cairan dianggap dalam keadaan setimbang, maka sebelum suatu lapisan lainnya
diperlukan suatu energi tertentu. Sesuai dengan hukum distribusi Maxwell
Boltzmann. Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas cairan :
1. Tahanan : Dimana jika tahanan besar maka viskositas cairan juga besar .
2. Suhu / Temperatur : Dimana jika terjadi penambahan suhu maka koefisien
viskositas cairan berkurang .
3. Tegangan luncur : Dimana jika cairan yang mudah mengalir seperti air atau
minyak tanah, tegangan luncurnya relatif lebih kecil maka viskositas cairan relatif
lebih kecil pula .Dalam prakteknya nilai koefisien viskositas cairan dinyatakan
sebagai angka banding dengan zat cair tertentu (umumnya air). Viskositas cairan juga
dapat dihitung dengan menggunakan viskometer:
1. Viskometer Stokes
2. Viskometer Poiseulle
3. Viskometer Eunglar
4. Viskometer Hess
5. Viskometer Rangkine

III. ALAT DAN BAHAN


1. Viskometer Oswald 2 buah
2. Waterbath 1 set
3. Stop watch 2 buah
4. Statif dan Klem 2 buah
5. Pipel filler 2 buah
6. Botol semprot 2 buah
7. Piknometer (25 mL) 2 buah
8. Gelas ukur (25 mL) 1 buah
9. Gelas kimia (100 mL) 4 buah

IV. ZAT YANG DIPERLUKAN


1. Aseton 250 mL
2. Etanol 250 mL
3. Toluena 250 mL
4. Kloroform 250 mL
5. Air (Aqua DM) Cairan Pembanding
V. DATA PENGAMATAN
Data pengamatan Air,Metanol dan Toluena

t (s)
Zat T(0C)
t1 t2 t3 trata-rata
30 308 314 327 316
35 303 297 303 301
Air
40 290 285 276 2,84
45 277 276 276 2,76
30 1580 1592 1596 1589
35 1540 1540 1535 1538
Kloroform
40 1496 1508 1508 1534
45 1474 1461 1474 1470
30 657 650 653 653
35 600 603 614 606
Metanol
40 581 588 598 589
45 562 579 567 569
30 2885 2890 2876 2884
35 2722 2727 2732 2727
Toluena
40 2657 2671 2657 2662
45 2535 2530 2539 2535

Menentukan massa jenis larutan pada suhu tertentu


Truang = 27 0C
mpikno kosong kloform = 20,80 gram
mpikno kosong toluena = 18,64 gram
mpikno kosong metanol = 19,17 gram
mpikno kloroform + air = 46,60 gram
mpikno toluena + air = 47,34 gram
mpikno metanol + air = 44,92 gram
Massa Pikno (gram)
Pikno
30C 35C 40C 45C
Kloroform 58,39 58,33 58,15 57,90
Toluena 42,56 42,49 42,36 42,28

Metanol 39,63 39,44 39,36 39,30

T ruangan = 27C
air pada suhu 27C = 0,996542 g/cm3

VI. PENGOLAHAN DATA


1. Penentuan Volume Piknometer
a. Pikno Kloroform
(Mpikno kloroform+air)(Mpikno kloroform kosong)
Vpikno =
air suhu 27
46,60 gr20,80 gr
Vpikno = g = 25,89 mL
0,996542
cm3

b. Pikno Toluena
(Mpikno toluena+air)(Mpikno toluena kosong)
Vpikno =
air suhu 27
47,34 gr18,64 gr
Vpikno = g = 28,80 mL
0,996542
cm3

c. Pikono Metanol
(Mpikno metanol+air)(Mpikno metanol kosong)
Vpikno =
air suhu 27
44,92 gr19,17 gr
Vpikno = g = 25,84 mL
0,996542
cm3

2. Penentuan Massa Jenis Zat (contoh : pikno kloroform 30C)


(Mpikno+zat(kloroform 30)(Mpikno kosong)
zat =
Vpikno

58,39 gr20,80 gr
zat = = 1,45 gr/cm3
25,89 mL

Zat T (oC) (gr/cm3)


30 1,452
35 1,450
Kloroform
40 1,443
45 1,433
30 0,831
35 0,828
Toluena
40 0,824
45 0,821
30 0,792
35 0,784
Metanol
40 0,781
45 0,779

3. Penentuan Viskositas Zat


t zat x zat
zat = x air
t air x air

Untuk kloroform 30C (contoh ) =


1589x 1,452
zat = x 0,798 = 5,852 centipoise
316 x 0,995676

4. Penentuan Nilai E dan A



ln = + lnA

Bila memakai persamaan garis y=mx+c maka nilai y adalah

ln adalah variabel y, adalah m, x adalah 1/T dan c adalah

lnA

1
Zat T (K)
(K-1) (poise) ln

303 0,00330 0,005837 -5,135


308 0,00324 0,005366 -5,228
Kloroform
313 0,00319 0,005129 -5,273
318 0,00314 0,004526 -5,398
303 0,00330 0,006063 -5,106
308 0,00324 0,005433 -5,215
Toluena
313 0,00319 0,005083 -5,282
318 0,00314 0,004539 -5,395
303 0,00330 0,001308 -6,639
308 0,00324 0,001143 -6,774
Metanol
313 0,00319 0,001066 -6,844
318 0,00314 0,000967 -6,941
Grafik Metanol
0.00000 Kloroform
0.0031 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335
-1.00000 Toluena

-2.00000 y = 1799.4x - 11.047 Linear (Metanol)

y = 1605x - 10.429 Linear (Kloroform)


-3.00000
y = 1882.9x - 12.866 Linear (Toluena)
-4.00000

-5.00000

-6.00000

-7.00000

-8.00000

a. Kloroform
Persamaan regresi y=1605x-10,429

= 1605

ln A = 10,429
R = 8,314 J/mol K
E=Rxm
E = 8,314 x 1605 = 13343,97 J/mol K
A = 33826,507
b. Metanol
Persamaan regresi y=1799,4x-11,047
E = 8,314 x 1799,4 = 14960,212 J/mol K
ln A = 110,47
A = 62755,406
c. Toluena
Persamaan regresi y=1882,9x-12,866
E = 8,314 x 1882,9 =15654,431
ln A = 12,866
A = 386930,357

5. Penentuan Tetapan Van Der Waals

1/ 1/
Zat T(K) (gr/cm3) (poise)
(cm3/gr) (poise-1)
303 1,452 0,687 0,005837 171,321
308 1,450 0,690 0,005366 186,359
Kloroform
313 1,443 0,693 0,005129 194,970
318 1,433 0,698 0,004526 220,946
303 0,831 1,203 0,006063 164,935
308 0,828 1,208 0,005433 184,060
Toluena
313 0,824 1,214 0,005083 196,734
318 0,821 1,218 0,004539 220,312
303 0,792 1,263 0,001308 764,526
308 0,784 1,276 0,001143 874,891
Metanol
313 0,781 1,280 0,001066 938,086
318 0,779 1,284 0,000967 1034,126

Dari persamaan y=mx+c nilai c adalah tetapan Van Der Waals


a. Kloroform
Kloroform
0.700

0.698

0.696

0.694
Kloroform
0.692 y = 0.0002x + 0.6486 Regresi

0.690

0.688

0.686
0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000

Maka nilai Van Der Waals kloroform adalah 0,649.


b. Toluena

Toluena
1.220
1.218
1.216
y = 0.0003x + 1.1572
1.214 R = 0.9664
1.212
Toluena
1.210
Linear (Toluena)
1.208
1.206
1.204
1.202
0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000

Nilai Van Der Waals Toluena adalah 1,157.


c. Metanol

Metanol
1.290

1.285

1.280 y = 8E-05x + 1.2054


R = 0.9358
1.275 Metanol
Linear (Metanol)
1.270

1.265

1.260
0.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1,000.0001,200.000

Van Der Waals Metanol = 1,205.


VII. PEMBAHASAN

VIII. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya praktikum viskositas sebagai fungsi
suhu, dapat disimpulkan :
-Viskositas berbanding terbalik dengan suhu.
-Semakin tinggi suhu maka viskositas semakin kecil
-Sebaliknya semakin rendah suhu maka viskositasnya
semakin besar.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mengalir akan
semakin cepat dengan bertambahnya suhu, karena molekul penyusun
cairan tersebut menjadi renggang.
Adapun Fluiditas berbanding terbalik dengan viskositas.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter W. 2006. Physical Chemistry Eighth Edition. Oxford
: Oxford University Press
Tim Dosen Kimia Fisika 2011.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.
Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

VISKOSITAS AIR PADA BEBERAPA TEMPERATUR


DENSITAS AIR

Anda mungkin juga menyukai