Anda di halaman 1dari 17

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Siti Atisya Yurindari*, Vega Septiana Putri, Penny Aulia, Nadiya Agustin, M. Asri
Sukma Wijaya (Sufyan)
Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak
Jl. Prof. DR. Hadari Nawawi Telp./Fax.(0561)740186 Pontianak 78124
sitiatisya@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan viskositas cairan sebagai fungsi suhu dengan
tujuan menentukan viskositas cairan dengan metode Oswald dan mempelajari
pengaruh suhu terhadap viskositas cairan. Viskositas adalah indeks hambatan
aliran cairan. Sedangkan metode Oswald merupakan suatu variasi dari metode
poiseuille. Prinsip metode ini adalah bola diatas sebelah kanan dan dibawah
sebelah kiri dimaksudkan agar tekanan dipermukaan sebelah kanan tetap.
Kemudian dengan cara disedot menggunakan bulb dibawa melewati garis m
menuju n, cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur untuk waktu
ynaag diperlukan untuk mengalir dari garis m. Hasil dari percobaan
menggunakan metode oswald pada pengukuran massa jenis etanol, kloroform
dan toluena berturut-turut adalah 0,7840 ; 1,4522 ;0,8563 pada suhu 303 K.
Sedangkan pengukuran viskositas dari etanol, kloroform dan toluena berturutturut adalah 0,639 ; 0,720 dan 0,630 pada suhu 303 K.
Kata Kunci

: Viskositas, Metode Oswald, Toluena, Etanol, Kloroform

I.

Data Pengamatan
a. Waktu Cairan Mengalir
No

Fluida
30 C

Akuadest

Etanol

Kloroform

Toluena

(sekon)
25,62
26,23
27,18
26,77
26,68
26,64
16,38
16,15
16,20
22,27
23,31
26,19

Waktu (t) pada temperature (T)


35 C
40 C
(sekon)
25,90
27,07
27,64
25,56
25,42
25,33
16,42
16,60
16,96
27,63
25,51
25,74

(sekon)
27,31
26,96
26,83
25,56
25,47
25,83
16,29
16,69
16,56
25,78
25,06
27,78

45 C
(sekon)
25,41
25,47
25,85
31,81
32,31
32,40
16,11
17,10
16,02
24,97
25,60
26,19

b. Penentuan Rapat Masa dengan Piknometer, Massa Piknometer Kosong=


16,5405 gram
No

Fluida
30 C

1
2
3
4

II.

Akuadest
Etanol
Kloroform
Toluena

(sekon)
26,0619
24,0376
30,4275
24,7298

Rapat Massa Jenis


35 C
40 C
(sekon)
26,0434
24,0926
30,4077
24,7025

(sekon)
26,0362
24,0277
30,3816
24,6954

45 C

(sekon)
26,8294
24,0115
30,3429
24,7170

Hasil dan Pembahasan


II.1 Hasil dan Pembahasan
Viskositas merupakan suatu parameter yang menyatakan tahanan yang

mencegah zat untuk mengalir. Makin tinggi viskositasnya maka semakin tinggi
pula tahanannya (Ameliana,L. dkk. 2011) dengan kata lain viskositas adalah
indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju

aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut
sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa
per satuan waktu(Bird, 1993).
Sedangkan viskometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur viskositas suatu cairan, dimana viskositas sendiri yaitu tahanan aliran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul yang satu dengan yang
lainnya. Salah satu viskometer adalah viskometer oswald. Digunakan untuk
menentukan laju aliran kuat kapiler. Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah
waktu yang diperlukan oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa
kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri (Dudgale,
1986).
Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat
cair dengan metode ostwald dan untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap
kekentalan zat cair serta penentuan rapatan massa cairan pada suhu tertentu pula
menggunakan piknometer.
Prinsipnya adalah membandingkan viskositas fluida dengan cairan
pembanding, disini yang bertindak sebagai cairan pembanding adalah akuades.
Kemudian dengan metode ostwald yang merupakan variasi metode Poiseuille,
prinsipnya yakni sejumlah tertentu cairan dimasukkan kedalam A, kemudian
dengan cara disedot menggunakan bulb dibawa ke B melewati garis m menuju n,
cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur untuk waktu yang diperlukan
untuk mengalir dari garis m, inilah energi ambangnya. (Wiryoatmaja, 1988)

II.1.1 Analisis Prosedur


Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi
vertikal. Dipipet sejumlah tertentu (20 ml) cairan (akuades, kloroform, toluena
dan aseton). Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika cairan
ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A kirakira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu penuh karena cairan

dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa sampai sedikit
diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas. Dicatat waktu
yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu (30C-45C),
dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga
untuk lebih menambah keakuratan.
Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang
bersangkutan dengan piknometer. Percobaan ini awalnya dilakukan dengan
menimbang piknometer kosong yang bertujuan untuk mengetahui masa
pikonometer kosong agar mengetahui masa sampel ketika dimasukkan kedalam
piknometer.
Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding (akuades). Larutan
sampel yang digunakan adalah etanol, kloroform dan toluena, penggunaan ketiga
larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yang tidak jauh berbeda.
Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama.
Harus menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena setiap
alat itu berbeda-beda massanya. Piknometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur massa jenis atau densitas dari fluida. Piknometer terdiri dari 3 bagian,
yaitu : tutup pikno, lubang, dan gelas atau tabung ukur. Satuan yang digunakan,
biasanya massa dalam satuan gram, volume dalam satuan mL = cm 3. Jadi satuan P
adalah dalam g / cm3. Aplikasi viskositas dalam kehidupan sehari-hari yakni:
1. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
2. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil
viskositas minyak goreng).
3. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
4. Pelumas mesin (Nurizati, 2011)

a.

II.1.2
Analisis Hasil
Massa Jenis

b.

No
1
2
3
Viskositas

Sampel
Etanol
Kloroform
Toluena

303 K
0,7840
1,4522
0,8563

308 K
0,7900
1,4506
0,8538

313 K
0,7824
1,4464
0,8521

318 K
0,7190
1,3284
0,7896

No
Sampel
303 K
308 K
313 K
318 K
1
Etanol
0,639
0,544
0,490
0,547
2
Kloroform
0,720
0,654
0,584
0,516
3
Toluena
0,630
0,608
0,546
0,476
Dalam percobaan terdapat beberapa bahan yang digunakan yaitu etanol,
senyawa ini merupakan liquid yang tidak berwarna dan mudah menguap pada
suhu rendah serta mudah terbakar pada suhu tinggi. Etanol memiliki rumus
molekul CH3OH. Etanol memiliki kerapatan 0,79 g/cm 3, titik didih : 78oC (3,5 K).
alcohol dapat bercampur dengan pelarut organic. Air, rumus molekulnya H 2O,
densitasnya 1000 kg m-3, liquid (4oC), 917 kg m-3, solid, titik didih 100oC, 212oF
(373,15oK), viskositasnya 0,001 pa/s t 20o. merupakan jenis senyawa liquid yang
tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada keadaan standar. (Daintith,
1994)
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform
dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada
suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. (Daintith, 1994).
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah
cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti
pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon
aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai
pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat
inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan. (Daintith, 1994).
Pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.
Dari hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan,
maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi,
gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun.Pada

percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan
karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya. (Priyanto,
Aditya. 2012)
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Digunakan metode
oswald karena metode ini dilakukan dengan cara memperhatikan waktu yang
dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah tertentu cairan kemudian waktunya
dicatat dan viskositas dihitung. (Agawemu, C, dkk. 2016)
Metode ini bisa mengukur viskositas semua jenis larutan. Disini juga dapat
ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu alir
maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin encer suatu
zat cair maka waktu alirnya akan semakin lama.
Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karena
akan

mempengaruhi

hasil

penimbangan.

Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat.
Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan
karena ketika suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat
diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan
meregang dan massa jenis akan semakin kecil.
Dari hasil perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai
yang densitas yang naik turun, terkadang densitas menunjukan kenaikan harga,
namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga. Hal ini dikarenakan
massa yang diperoleh pada tiap bahan menunjukan angka yang naik turun.
II.2 Perhitungan
Diketahui :
air 30 C = 0,801

N s /m2

air 35 C = 0,723

N /m

air 40 C = 0,656

N s /m2

air 45 C = 0,599

N /m

air 30 C = 0,9957

N s / m2

air 35 C = 0,9941
air 40 C = 0,9928
air 45 C = 0,9902
JK 1 mol1

R = 8,314
Volume Piknometer

Pada suhu 30 C
m.sampel = m.piknometer + sampel m.piknometer kosong
= 26.0619 gr 16.5405 gr
= 9.5625 gram
V.Piknometer

m. sampel
air 30 C

9.5625 gram
0,9957

= 9.5625 ml
Massa Jenis ()
Etanol
Pada suhu 30 C
m.sampel = m.piknometer + sampel m.piknometer kososng
= 24.0376 gr 16.5405 gr
= 7.4971 gram
m .etanol

etanol 30C
V . piknometer 30 C

7.4971 gram
9.5625 ml

gr
= 0. 7840

/ ml

Klorofom
Pada suhu 30C
m.sampel
= m.piknometer + sampel m.piknometer kosong
= 30.4275 gr 16.5405 gr
= 13.8870 gram

klorofom 30C

m. klorofom
13.8870 gram
=
v . piknometer 30 C
9.5625ml

= 1.4522

gr

/ ml

Toluena
Pada suhu 30C
m.sampel
= m.piknometer + sampel m.piknometer kosong
= 24.7298 gr 16.5405 gr
= 8.1893 gram
m. toluena
8.1893

=
toluena 30C
v . piknometer 30 C 9.5625
gr
= 0.8563 / ml

Viskositas

Etanol
Pada suhu 30C
etanol 30 C x t .ratarataetanol

x . air 30 C
.etanol
air 30 C x t . ratarata air 30 C

0.7840 gr /ml x 26.69 s


0.9957 gr /ml x 26.34 s

20.9249
x 0,801 N s /m2
26.2267

= 0.7978 x 0.801
s

N /m

= 0.639
Klorofom
Pada suhu 30C
klorofom

N /m

x 0,801

N /m

klorofom30 c x t . ratarata klorofom


x 30 C
air 30 C x t .ratrataair 30 C

1.4522gr /ml x 16.24 s


x 0.801 N s /m2
gr
0.9957 /ml x 26.34 s

23.5837
x 0.801 N s /m2
26.2267

0.8992 x 0.801
0.720 N s /m2

N /m

Toluena
Pada suhu 30C
toluena

toluena 30 C x t . ratarata toluena


x . air 30 C
air 30 C x t . ratarataair 30 C

0.8563gr /ml x 24.09 s

x 0.801 N s /m2
gr
0.9957 /ml x 26.34 s

20.6283
s
2
x 0.801 N /m
26.2267

= 0.7865 x 0.801
= 0.630

N /m

N s /m2

Metode Langsquare
Etanol
T (K)

1/T (X)

ln (Y)

X. Y

x2

303

0,00330

- 0.447

- 0. 001475

0.00001089

308

0,00324

- 0.608

-0.0001969

0.00001049

313

000319

- 0.713

- 0.002274

0.00001017

318

0,00314

- 0.603

-0.001893

0.00000985

Jumlah

x =

y = -2.371

xy =

2
x =

0,01287

-0,007611

x
n. ( x2 )
n. xy ( x y)

0.01287 (2.371)

= 4 (0.00761 )

0,0000414

0.01287 (2.371)

=
(0.03044 )

(0.03044 )(0.03051)
0.00016560.0000414

0.00007
0.000124

= 0.564

N s /m2

= R
= 0.564

Ns
1
1
8,314 JK mol
2
m

= 4.6933 Joule
Klorofom
T (X)

1/T (X)

ln (Y)

X. Y

x2

303

0,00330

- 0.328

- 0.0010

- 0.0010824

308

0,00324

- 0.424

- 0.424

- 0.0013737

313

000319

- 0.537

- 0.537

- 0.0017130

318

0,00314

- 0.661

- 0.661

- 0.0020755

Jumlah

x = 0,01287

y = - 1.950

xy = - 1.950

2
x =

0.0062446
2

x
n . ( x2)
n. xy (x y)

0.01287 (1.950)

= 4 ( 0.0062446 )

(0.02497 )(0.02509 )
0.0001656 0.0000414

0.00012
0.000124
Ns
m2

= 0.967
= R

= 0.967

N s /m2 8,314 JK 1 mol1

= 8.0458 Joule
Toluena
ln (Y)

x2

T (X)

1/T (X)

303

0,00330

- 0.462

- 0.0015246

0.00001089

308

0,00324

- 0.497

- 0.001603

0.00001049

313

000319

- 0.605

- 0.0019299

0.00001017

318

0,00314

- 0.742

- 0.0023298

0.00000985

Jumlah

x = 0,01287

y =

xy =

-0,0073946

-0.0073946

x
n . ( x2 )
n. xy (x y)

0.01287 (2.306)

= 4 ( 0.0073946 )

X. Y

0.0000414

(0.02957 ) (0.02967)
0.00016560.0000414

0.0001
= 0.000124

= 0.806
E

N s /m2

= R
= 0.806

N /m 8,314 Jk mol

= 6.7048 Joule
II.3 Jawaban Pertanyaan
1. Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vs) terhadap gaya
viskos (/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentuHubungan antara bilangan Reynolds
dengan penentuan apakah aliran suatu fluida yang kita tinjau memiliki

profil yang laminar, turbulence atau transisi dapat diketahui dengan :


Apabila Reynolds number didapatkan hasil < 2000 maka aliran tersebut
dinyatakan sebagai aliran Laminar

Apabila Reynolds number didapatkan hasil 2000-x-4000 maka aliran


tersebut dinyatakan sebagai aliran transisi

Apabila Reynolds number didapatkan hasil >4000 maka aliran tersebut


dinyatakan sebagai aliran Turbulence

2. Viscometer cup dan Bob, Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan
antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling bagian

tube

sehingga

menyebabkan

penemuan

konsentrasi.

Penurunan

konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar


memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
Viscometer Cone dan Plate, Cara pemakaiannya adalah sampek yang
ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi
dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
Viscometer hoppler, Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi
tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium
yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan
maksimum akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance
medium (Bird,1993).
2.4 Grafik

Etanol
0
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8

(Grafik Etanol )

Kloroform
0
3.3000000000000017E-3
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7

(Grafik Kloroform)

TOLUENA
0
-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
-0.7
-0.8

(Grafik Toluena)

319

III.

Kesimpulan
Didapatkan nilai viskositas cairan dengan metode oswald tiap sampel
dengan suhu bervariasi adalah sebagai berikut:
No
1
2
3

Sampel
Etanol
Kloroform
Toluena

303 K
0,639
0,720
0,630

308 K
0,544
0,654
0,608

313 K
0,490
0,584
0,546

318 K
0,547
0,516
0,476

Dari hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu
larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada
suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga

IV.

viskositasnya menurun.
Saran
Pada percobaan viskositas zat cair, terdapat berbagai macam metode. Seperti

viscometer Hoppler, viscometer cup dan Bob, dan viscometer cone dan plate. Jadi
hendaknya asisten tidak hanya menggunakan metode viscometer Ostwald saja,
tetapi metode yang lain juga. Agar pengetahuan praktikan bertambah.

V.

Daftar Pustaka

Agawemu, Christine Jimmy Rumampuk dan Maya Moningka. 2016. Hubungan


antara viskositas darah dengan hematokrit pada penderita anemia dan orang
normal. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016.
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado
Ameliana, L dan Lina Winarti. 2011. UJI AKTIVITAS ANTINYAMUK LOTION
MINYAK

KUNYIT

SEBAGAI

ALTERNATIF

PENCEGAH

PENYEBARAN DEMAM BERDARAH DENGUE. J. Trop. Pharm.


Chem. 2011. Vol 1. No. 2. 137. Fakultas Farmasi, Universitas Jember,
Jember, Jawa Timur
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Penerjemah : Suminar. Erlangga.
Jakarta
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Nurizati . 2011 . Rangkuman Fisika SMA . Jakarta : Gagas Media
Priyanto, Aditya. 2012. Perbedaan aquades dengan air. http://www.scribd.com
/doc/77116280/Pebedaan-Aquades-Dengan-Air.
Wiryoatmaja, S. 1988. Kimia Fisika 1. DEPDIKBUD. Jakarta

VI.

Lampiran-Lampiran

Gambar 1. Cairan Sampel

Gambar 2.Pemanasan Cairan

Gambar 3. Rangkaian Alat Viskometer Oswald

Anda mungkin juga menyukai