Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

SEMESTER GANJIL 2015/2016


VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU
NAMA

: Shafira Nurhasanah

NIM

: 1137040064

KELAS

: 5/B

KELOMPOK

: 3 (Hijau)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SGD BANDUNG
2015

Tanggal Praktikum

: 8 Oktober 2015

Tanggal Laporan

: 19 Oktober 2015

PERCOBAAN 3
VISKOSITAS SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN
- Mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
- Menentukan viskositas kloroform, toluen, etanol, dan aseton dengan metode Oswald
pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, dan 45oC.
- Menentukan tetapan A dan energi ambang E.
- Menentukan tetapan b pada persamaan.
II.

DASAR TEORI
Setiap fluida memiliki kekentalan yang berbeda. Kekentalan atau dengan kata
lain disebut viskositas merupakan tahanan yang dilakukan suatu lapisan terhadap
lapisan lainnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan adanya gaya gesekan yang menyusun
suatu fluida. Molekul yang membentuk fluida saling bergesekan ketika fluida mengalir.
Viskositas disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik-menarik antarmolekul
sejenis) pada zat cair. Sedangkan pada zat berbentuk gas, viskositas disebabkan
tumbukan antarmolekul.
Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir, artinya viskositasnya
semakin kecil. Viskositas cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran
cairan terdiri dari dua kelompok berdasarkan bilangan Reynoldnya, yaitu aliran laminar
dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil pada sebuah pipa
dengan diameter kecil, sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran besar pada
sebuah pipa dengan diameter besar.
Kebalikan dari viskositas adalah fluiditas, yaitu ukuran kemudahan mengalir
dalam suatu fluida. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan
bentuk sudut fluida yang tertentu maka tekanan geser berbanding lurus dengan
viskositas. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut.
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki
energi yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh faktor e-E/RT dan viskositas
sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas
dinyatakan dengan persamaan empiris sebagai berikut.
= A e-E/RT

A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses
awal aliran.
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat

Ukuran

Jumlah

Gelas kimia

100 mL

5 buah

Piknometer

25 mL

1 buah

Visometer Oswald

1 buah

Termostat

1 buah

Botol semprot

2 buah

Erlenmeyer

50 mL

5 buah

Stopwatch

1 buah

Statif dan klem

2 buah

Gelas ukur

10 mL

2 buah

Gelas ukur

25 mL

1 buah

Filler

2 buah

Pipet tetes

3 buah

Aluminium foil

secukupnya

Water bath

1 buah

Bahan

IV.

Jumlah

Aseton

100 mL

Kloroform

100 mL

Etanol

100 mL

Toluen

100 mL

Aquades

100 mL

CARA KERJA
a. Pengukuran volume piknometer dan rapat massa larutan
Pada pengukuran volume piknometer, piknometer kosong ditimbang dan dicatat
hasilnya. Aquades dipanaskan dengan suhu 30oC pada termostat kemudian ditunggu
selama 3 menit. Dimasukkan ke dalam piknometer lalu piknometer ditimbang dan
dicatat hasilnya. Diulangi perlakuan di atas dengan suhu 35oC, 40oC, dan 45oC.

Pada pengukuran rapat massa larutan, larutan (toluen, aseton, etanol, dan kloroform)
dipanaskan dengan suhu 30oC pada termostat kemudian ditunggu selama 3 menit.
Dimasukkan ke dalam piknometer lalu piknometer ditimbang dan dicatat hasilnya.
Diulangi perlakuan di atas dengan suhu 35oC, 40oC, dan 45oC.
b. Pengukuran viskositas larutan
Viskometer Oswald dimasukkan aquades dan diletakkan dalam termostat dalam
keadaan vertikal. Diatur pada suhu 30oC dan diamkan selama 3 menit. Dipasang
filler kemudian aquadess di dalam viskometer dihisap hingga melewati batas atas.
Dilepaskan filler berbarengan dengan dimulainya stopwatch, lalu stopwatch
dihentikan setelah melewati batas bawah viskometer dan dicatat waktu yang
diperlukan untuk melewati batas bawah. Diulangi perlakuan di atas dengan suhu
35oC, 40oC, dan 45oC. Diulangi untuk larutan (toluen, aseton, etanol, dan kloroform)
dengan suhuh yang sama.

V.

HASIL PENGAMATAN
Larutan
Pikno + Aquades
Pikno + Toluen
Pikno + Aseton
Pikno + Etanol
Pikno + Kloroform

Larutan
Aquades
Toluen
Aseton
Etanol
Kloroform

Suhu (oC)
30
35
40
45
VI.

T = 30 C
45,28
40,79
39,60
42,37
57,50

T = 30 C
0,98
0,78
0,69
0,79
0,60

Massa Piknometer (g)


T = 35oC
T = 40oC
45,26
45,24
40,68
40,63
39,53
39,56
42,24
42,23
57,42
57,33

T = 45oC
45,16
40,61
39,55
42,14
57,15

Waktu (s)
T = 35oC
T = 40oC
0,71
0,66
0,72
0,59
0,58
0,56
0,74
0,66
0,57
0,53

T = 45oC
0,59
0,56
0,50
0,58
0,49

Wpikno kosong (g)


19,28

PENGOLAHAN DATA
1) Menentukan volume piknometer
( Wpikno+ air ) (Wpikno kosong )
Vpikno=
air

air (g/ml)
0,9956
0,9940
0,9922
0,9902

air (mPas)
0,8001
0,7222
0,6557
0,5985

a. T = 30oC
V pikno =

( 45,28 g )( 19,28 g)
26 g
=
=26,1149 mL
g
g
0,9956
0,9956
mL
mL

b. T = 35oC
V pikno =

( 45,26 g )(19,28 g)
25,98 g
=
=26,1368 mL
g
g
0,9940
0,9940
mL
mL

c. T = 40oC
V pikno =

( 45,24 g )(19,28 g)
25,96 g
=
=26,1641 mL
g
g
0,9922
0,9922
mL
mL

d. T = 45oC
V pikno =

( 45,16 g )(19,28 g)
25,88 g
=
=26,1361 mL
g
g
0,9902
0,9902
mL
mL

larutan

2) Menentukan
larutan=

( Wpikno+larutan )( Wpikno kosong )


V pikno

a. T = 30oC
toluen=

( 40,79 g ) (19,28 g)
21,51 g
g
=
=0,8236
26,1149 mL
26,1149 mL
mL

aseton =

( 39,60 g )(19,28 g)
20,32 g
g
=
=0,7781
26,1149 mL
26,1149 mL
mL

etanol =

( 42,37 g )(19,28 g)
23,09 g
g
=
=0,8841
26,1149 mL
26,1149 mL
mL

kloroform =

b. T = 35oC

( 57,50 g )(19,28 g)
38,22 g
g
=
=1,4635
26,1149 mL
26,1149 mL
mL

toluen=

( 40,68 g ) (19,28 g)
21,4 g
g
=
=0,8187
26,1368 mL
26,1368 mL
mL

aseton =

( 39,63 g )(19,28 g)
20,35 g
g
=
=0,7786
26,1368 mL
26,1368 mL
mL

etanol =

( 42,24 g )(19,28 g)
22,96 g
g
=
=0,8784
26,1368 mL
26,1368 mL
mL

kloroform =

( 57,42 g )(19,28 g)
38,14 g
g
=
=1,4592
26,1368 mL
26,1368 mL
mL

c. T = 40oC
toluen=

( 40,63 g ) (19,28 g)
21,35 g
g
=
=0,8160
26,1641 mL
26,1641 mL
mL

aseton =

( 39,56 g ) (19,28 g)
20,28 g
g
=
=0,7751
26,1641 mL
26,1641 mL
mL

etanol =

( 42,23 g )( 19,28 g)
22,95 g
g
=
=0,8771
26,1641mL
26,1641mL
mL

kloroform =

( 57,33 g )(19,28 g)
38,05 g
g
=
=1,4543
26,1641 mL
26,1641 mL
mL

d. T = 45oC
toluen=

( 40,61 g )(19,28 g)
21,33 g
g
=
=0,8161
26,1361 mL
26,1361 mL
mL

aseton =

( 39,55 g )(19,28 g)
20,27 g
g
=
=0,7755
26,1361 mL
26,1361 mL
mL

etanol =

( 42,14 g )(19,28 g)
22,86 g
g
=
=0,8746
26,1361mL
26,1361 mL
mL

kloroform =

( 57,15 g )(19,28 g)
37,87 g
g
=
=1,4489
26,1361 mL
26,1361 mL
mL

3) Menentukan viskositas larutan

t
larutan = larutan air larutan
air t air
a. T = 30oC
0,8236
toluen =

0,7781
aseton =

0,8841
etanol =

g
0,8001 mPas 0,78 s
mL
=0,5268 mPas
g
0,9956
0,98 s
mL
g
0,8001 mPas 0,69 s
mL
=0,4403mPas
g
0,9956
0,98 s
mL
g
0,8001 mPas 0,79 s
mL
=0,5727 mPas
g
0,9956
0,98 s
mL

1,4635
kloroform =

b. T = 35oC
0,8187
toluen =

0,7786
aseton =

0,8784
etanol =

g
0,8001 mPas 0,60 s
mL
=0,7201mPas
g
0,9956
0,98 s
mL

g
0,7222 mPas 0,72 s
mL
=0,6032mPas
g
0,99 40
0,71 s
mL
g
0,7222 mPas 0,58 s
mL
=0,4621 mPas
g
0,99 40
0,71 s
mL
g
0,7222mPas 0,74 s
mL
=0,6651mPas
g
0,99 40
0,71 s
mL

1,4592
kloroform =

g
0,7222mPas 0,57 s
mL
=0,8511mPas
g
0,99 40
0,71 s
mL

c. T = 40oC
0,8160
toluen =

0,7751
aseton =

0,8771
etanol =

g
0,6557 mPas 0,59 s
mL
=0,4821 mPas
g
0,99 22
0,66 s
mL
g
0,6557 mPas 0,56 s
mL
=0,4346 mPas
g
0,9922
0,66 s
mL
g
0,6557 mPas 0,66 s
mL
=0,5796 mPas
g
0,9922
0,66 s
mL

1,4543
kloroform =

d. T = 45oC
0,8161
toluen =

0,7755
aseton =

0,8746
etanol =

g
0,6557 mPas 0,53 s
mL
=0,7718 mPas
g
0,99 22
0,66 s
mL

g
0,5985 mPas 0,56 s
mL
=0,4682mPas
g
0,99 02
0,59 s
mL
g
0,5985 mPas 0,50 s
mL
=0,3972 mPas
g
0,9902
0,59 s
mL
g
0,5985 mPas 0,58 s
mL
=0,5197 mPas
g
0,99 02
0,59 s
mL

1,4489
kloroform =

g
0,5985 mPas 0,49 s
mL
=0,7273 mPas
g
0,99 02
0,59 s
mL

4) Grafik pengaruh viskositas terhadap waktu


a. Tabel data massa jenis
T (oC)
30
35
40
45

Toluen
0,8236
0,8187
0,8160
0,8161

(g/ml)
Aseton
0,7781
0,7786
0,7751
0,7755

Etanol
0,8841
0,8784
0,8771
0,8746

Kloroform
1,4635
1,4592
1,4543
1,4489

Toluen
0,5268
0,6032
0,4821
0,4682

(mPas)
Aseton
0,4403
0,4621
0,4346
0,3972

Etanol
0,5727
0,6651
0,5796
0,5197

Kloroform
0,7201
0,8511
0,7718
0,7273

log (mPas)
Aseton
Etanol
-0,3562
-0,2421
-0,3353
-0,1771
-0,3619
-0,2369
-0,4009
-0,2842

Kloroform
-0,1426
-0,0700
-0,1125
-0,1383

Aquades
0,9956
0,9940
0,9922
0,9902

b. Tabel data viskositas


T (oC)
30
35
40
45

Aquades
0,8001
0,7222
0,6557
0,5985

c. Tabel grafik hubungan antara log terhadap 1/T


T (oC)

1/T

30
35
40
45

0,0333
0,2857
0,0250
0,0222

Toluen
-0,2784
-0,2195
-0,3169
-0,3296

d. Tabel grafik hubungan antara 1/ dan 1/


T
o
( C)

Toluen

30
35
40
45

1,8982
1,6578
2,0742
2,1358

1/ (mPas-1)
Etano
Aseton
l
2,2712 1,7461
2,1640 1,5035
2,3010 1,7253
2,5176 1,9242

Kloroform

Toluen

1,3887
1,1749
1,2957
1,3749

1,2142
1,2214
1,2255
1,2253

e. Grafik hubungan antara log terhadap 1/T


Toluen

1/ (g/ml-1 )
Etano
Aseton
l
1,2852 1,1311
1,2844 1,1384
1,2902 1,1401
1,2895 1,1434

Kloroform
0,6833
0,6853
0,6876
0,6902

Grafik hubungan antara log toluen terhadap 1/T


0.3
0.25

f(x) = 2.39x + 0.78


R = 0.83

0.2
0.15

1/T

0.1

Linear ()

0.05
-0.35

-0.3

-0.25

0
-0.15

-0.2

log

Aseton

Grafik hubungan antara log aseton terhadap 1/T


0.3
0.25
0.2
f(x) = 3.35x + 1.31
R = 0.5

1/T

0.15
0.1
0.05

-0.42

-0.4

-0.38 -0.36 -0.34 -0.32

log

Etanol

0
-0.3

Linear ()

Grafik hubungan antara log etanol terhadap 1/T


0.3
0.25
f(x) = 2.61x + 0.7
R = 0.79

0.2
0.15

1/T

0.1

Linear ()

0.05
0
-0.31-0.29-0.27-0.25-0.23-0.21-0.19-0.17-0.15

log

Kloroform

Grafik hubungan antara log kloroform terhadap 1/T


0.3
0.25

f(x) = 3.54x + 0.5


R = 0.83

0.2
0.15

1/T

0.1
0.05
-0.15

-0.13

-0.11

-0.09

log

f. Penentuan tetapan A
Toluen
y = 2.3922x + 0.7759
ln A = 0.7759
A = 2.1725
Aseton
y = 3.35x + 1.3095
ln A = 1.3095
A = 3.7043
Etanol
y = 2.6074x + 0.7045
ln A = 0.7045

-0.07

0
-0.05

Linear ()

A = 2.0228
Kloroform
y = 3.5385x + 0.5015
ln A = 0.5015
A = 1.6512
g. Penentuan energi ambang E
m = - E/R
E=-m.R
Toluen
y = 2.3922x + 0.7759
R = 0.8341
E = - 2.3922 x 0.8341
E = 1.9953
Aseton
y = 3.35x + 1.3095
R = 0.5017
E = - 3.35 x 0.5017
E = 1.6988
Etanol
y = 2.6074x + 0.7045
R = 0.7872
E = - 2.6074 x 0.7872
E = 2.0525
Kloroform
y = 3.5385x + 0.5015
R = 0.8293
E = - 3.5385 x 0.8293
E = 2.9345

h. Grafik hubungan antara 1/ dan 1/


Toluen

Grafik Hubungan antara 1/ dan 1/


1.23
1.23
f(x) = 0.01x + 1.2
R = 0.23

1.22
1/ 1.22

Linear ()

1.21
1.21
1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

2.1

2.2

1/

Aseton

Grafik Hubungan antara 1/ dan 1/


1.29
1.29
1.29

1/

f(x) = 0.01x + 1.25


R = 0.51

1.29
Linear ()

1.28
1.28
1.28
2.1 2.15 2.2 2.25 2.3 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55

1/

Etanol

Grafik Hubungan antara 1/ dan 1/


1.15
1.14

f(x) = 0.01x + 1.12


R = 0.1

1.14
1/ 1.13

Linear ()

1.13
1.12
1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1/

Kloroform

Grafik Hubungan antara 1/ dan 1/


0.69
0.69
0.69
0.69
1/ 0.68

f(x) = 0x + 0.68
R = 0.02

Linear ()

0.68
0.68
0.68
1.15

1.2

1.25

1.3

1/

VII.

i. Penentuan tetapan b
Toluen
y = 0.0117x + 1.1989
b = 1.1989
Aseton
y = 0.0142x + 1.2545
b = 1.2545
Etanol
y = 0.0094x + 1.122
b = 1.122
Kloroform
y = 0.0047x + 0.6805
b = 0.6805
PEMBAHASAN

1.35

1.4

1.45

Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan


alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin
stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan.
Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan
dengan nilai stabilitas emulsi bahan. Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah
salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.
Massa jenis dari suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada
suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu massa jenis dapat didefinisikan
sebagai: berat tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan
pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu aquades, toluen,
aseton, etanol dan kloroform dengan suhu 30oC, 35oC, 40o C dan 45oC.
Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan
untuk mengetahui massa pikonometer kosong agar mengetahui massa sampel ketika
dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh
terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil
diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi suhu
maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu
meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar
molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan
semakin kecil.
Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya
dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung
dalam viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya
gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu
yang seharusnya. Pada percobaan ini digunakan empat jenis larutan dengan suhu yang
berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat
cair. Dari hasil analisis di atas, diperoleh dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu
larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi,
gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Pada
percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena
akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya. Semakin tinggi suhu
larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi,
gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul
semakin merapat sehingga molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan
menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi
interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen
yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. M etode Ostwald yang
diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Disini
juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap viskositas. Semakin lama waktu
alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin encer suatu zat
cair maka waktu alirnya akan semakin lama.

Viskositas dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah
gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga
dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan oleh
suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang dihasilkan cairan
untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena proses antara
pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga karena tingkat
ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita menggunakan termometer untuk
mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan baik, seharusnya di gunakan
thermostat.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak
waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan
untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
Pada hasil percobaan seharusnya diperoleh viskositas cairan yang menunjukan
bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang diperoleh akan semakin besar.
Hal ini dikarenakan karena molekul semakin merapat sehingga molekul-molekul pada
tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena suhu yang digunakan
kecil. Selain itu, terjadi interaksi diantara molekul-molekul zat yang melibatkan
ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil,
juga dari percobaan seharusnya diperoleh hubungan densitas dengan suhu, yakni
semakin besar suhu maka densitas yang diperoleh pun akan semakin mengecil, hal ini
karena massa pada larutan akan berkurang akibat adanya pergerakan molekul pada
larutan yang menyebabkan adanya interaksi antar molekul sehinggaterjadi gaya london
yang menyebabkan jarak antar molekul semakin besar. Tetapi pada grafik dan diperoleh
hasil yang naik turun, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor kesalahan yaitu alatalat yang kurang bersih, sehingga didapatkan hasil yang kurang maksimal, begitu juga
dalam menggunakan stopwatch yang kurang tepat, sehingga hasilnya pun kurang
maksimal.
VIII.

KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:
- Pengaruh suhu terhadap viskositas adalah semakin tinggi suhu larutan, maka
viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel
dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun.
- Viskositas larutan yang didapatkan pada percobaan ini adalah:
(mPas)
Toluen
Aseton
Etanol
Kloroform
30
0,5268
0,4403
0,5727
0,7201
35
0,6032
0,4621
0,6651
0,8511
40
0,4821
0,4346
0,5796
0,7718
45
0,4682
0,3972
0,5197
0,7273
Tetapan A dan energi ambang yang didapatkan pada percobaan ini adalah:
T (oC)

Larutan

IX.

Toluen
2.1725
1.9953
Aseton
3.7043
1.6988
Etanol
2.0228
2.0525
Kloroform
1.6512
2.9345
Tetapan b yang didapatkan pada percobaan ini untuk toluen, aseton, etanol, dan
kloroform secara berturut-turut adalah 1,1989; 1,2545; 1,122; dan 0,6805.

JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Hitung viskositas cairan yang diukur pada suhu 30oC, 35oC, 40oC, dan 45oC, dengan
merujuk pada viskositas air (literatur) pada suhu-suhu tersebut. Alurkan log
terhadap 1/T, kemudian tentukan tetapan A dan energi ambang E pada persamaan.
Jawab
T (oC)
30
35
40
45

Toluen
0,5268
0,6032
0,4821
0,4682

(mPas)
Aseton
Etanol
0,4403
0,5727
0,4621
0,6651
0,4346
0,5796
0,3972
0,5197

Larutan
Toluen
Aseton
Etanol
Kloroform

A
2.1725
3.7043
2.0228
1.6512

Kloroform
0,7201
0,8511
0,7718
0,7273
E
1.9953
1.6988
2.0525
2.9345

2. Alurkan volume jenis terhadap fluiditas , kemudian tentukan tetapan b pada


persamaan. Bandingkan harga tetapan ini dengan tetapan Van der Waals dari cairan
tersebut.
Jawab
Tetapan b yang didapatkan pada percobaan ini untuk toluen, aseton, etanol, dan
kloroform secara berturut-turut adalah 1,1989; 1,2545; 1,122; dan 0,6805.
X.

DAFTAR PUSTAKA
Atkins, PW. 1083. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.
Giles, R, V. 1984. Mekanisme Fluida dan Hidrolika. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan-Bahan Kimia. Jakarta: Erlangga.
Rao, RR danFasad, KR. 2003. Effects of Velocity- Slip and Viscosity variation on
Journal Bearings. India.

Anda mungkin juga menyukai