Anda di halaman 1dari 4

Hasil Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Pembuatan Ninhidrin
Ninhidrin : Serbuk, berwarna putih
Butanol : Larutan, tidak berwarna
Asam Asetat : Larutan, tidak berwarna
Aquades : Larutan, tidak berwarna
Ninhidrin ditimbang seberat 0,3006 gram
Timbang ninhidrin 0,3 gram
Serbuk ninhidrin di dalam gelas kimia
Masukkan ke dalam gelas kimia 250 ml
250 ml
+ 80 ml butanol
Seluruh serbuk ninhidrin larut
+ 20 ml asam asetat
Larutan menjadi berwarna kuning bening
+ 20 ml aquades
Larutan tetap berwarna kuning bening
Pembuatan Eluen
Aseton : Larutan, tidak berwarna
HCL : Larutan, tidak berwarna
Aquades : Larutan, tidak berwarna
52,2 ml aseton dipindahkan ke dalam 52,2 ml aseton di dalam gelas kimia 100
gelas kimia 100 ml ml
+ 4,8 ml HCl Larutan tetap tidak berwarna
+3 ml aquades Larutan tetap tidak berwarna
KLT
Ninhidrin : Larutan, berwarna kuning
bening
NiSO4.6H2O : Larutan, berwarna hijau
ZnSO4.6H2O : Larutan, berwarna kuning
seulas
MnSO4.4H2O : Larutan, tidak berwarna
CoCl2.6H2O : Larutan, berwarna merah
Eluen : Larutan, tidak berwarna
Plat KLT dibuat menjadi 3 cm x 9 cm Plat KLT dipotong dengan ukuran 3 cm x
9 cm
Garis dengan pensil batas atas dan batas Plat KLT diberi garis batas atas dan batas
bawah plat KLT bawah dengan jarak 1 cm menggunakan
pensil
Beri titik (noda) di plat dengan 4 larutan Plat KLT diberi titik (noda) menggunakan
yang berbeda di bagian batas bawah plat pipa kapiler dengan larutan NiSO4.6H2O;
KLT ZnSO4.6H2O; MnSO4.4H2O; dan
CoCl2.6H2O
Masukkan plat KLT ke dalam gelas kimia Plat KLT dimasukkan ke dalam gelas
yang berisi eluen 10 ml kimia berisi eluen dengan batas bawah
yang terdapat titik (noda) larutan berada
di bawah tetapi titik (noda) tidak
terendam oleh eluen
Tunggu hingga eluen mencapai garis Panjang eluen yang terdapat pada plat
batas atas atau tidak dapat naik lagi KLT setelah tidak dapat naik lagi adalah
sepanjang 5,3 cm
Semprot plat KLT dengan ninhidrin Plat KLT disemprot dengan ninhidrin dan
setelah plat KLT kering noda masih
belum terlihat
Masukkan plat KLT ke dalam lemari UV Ninhidrin terlihat pada plat KLT dengan
jarak sepanjang
NiSO4.6H2O : 0,3 cm
ZnSO4.6H2O : 0,45 cm
MnSO4.4H2O : 0,55 cm
CoCl2.6H2O : 0,45 cm
dilihat dari garis batas bawah plat KLT

Data dan Pengolahan Data

Data
Tabel Jarak Tempuh Senyawa dari Titik Awal

Sampel Jarak (cm)


NiSO4.6H2O 0,3
ZnSO4.6H2O 0,45
MnSO4.4H2O 0,55
CoCl2.6H2O 0,45

Pengolahan Data

Ni2+

Zn2+

Mn2+

Co2+

Shafira Nurhasanah
1137040064
KIMIA 4B
Pembahasan
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah suatu teknik yang sederhana untuk memisahkan
suatu komponen. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi
penyerap untuk lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alumina, selulosa dan polianida.
Untuk memberi tanda titik larutan cuplikan pada lempeng alumina pada dasarnya digunakan
pipa kapiler.

Pada percobaan ini, fase diam yang digunakan adalah suatu plat tipis (aluminium)
yang berfungsi untuk berjalannya eluen sehingga proses perpindahan analit oleh solventnya
bisa berjalan. Hal inilah yang membedakan kromatografi lapis tipis dengan kromatografi
kertas, dimana KLT menggunakan plat tipis sedangkan kromatografi kertas menggunakan
kertas (lapis selulosa) sehingga proses elusinya lebih lama. Perbedaan lainnya adalah
pembentukan noda pada eluennya, dimana pada KLT noda yang dihasilkan lebih tajam
dibandingkan noda yang dihasilkan kromatografi kertas, hal tersebut disebabkan karena
penyusun kromatografi kertas adalah eluen berupa selulosa yang dapat mengikat air, sehingga
ketika dielusi dengan suatu pelarut atau fase gerak maka noda yang dihasilkan mengalami
penyebaran akibat terdapatnya gugus OH dalam eluen yang masih tertinggal dalam fase
diamnya sehingga penampakan noada terlihat lebih pudar dan bentuk noda tidak bulat,
sedangkan dalam KLT fase diam yang digunakan berupa silika gel yang tidak mengikat
molekul air sehingga noda yang tercipta lebih fokus dan tajam. Sampel yang digunakan pada
percobaan ini adalah NiSO4.6H2O, ZnSO4.6H2O, MnSO4.4H2O, dan CoCl2.6H2O, sedangkan
eluen yang digunakan adalah aseton-HCl yang merupakan campuran dari aseton, HCl dan
sedikit aquades. Eluen ini merupakan fase gerak yang digunakan untuk memisahkan logam
dalam sampel. HCl dipilih karena dapat mengikat zat sampel serta membawanya menuju
garis batas atas plat dengan bantuan asetonyang merupakan zat organik yang mudah
menguap.

Pada plat KLT batas atas dan batas bawah plat diberi garis dengan menggunakan
pensil karena pensil tidak bereaksi dengan eluen yang digunakan sehingga tidak akan
memberikan pengaruh pada hasil akhir, setelah itu plat KLT pada batas bawah diberi tanda
titik sampel dengan menggunakan pipa kapiler dan plat dimasukkan ke dalam gelas kimia
dengan posisi tegak dan ditutup dengan plastik. Plat dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi
eluen yang telah didiamkan beberapa saat dalam kedaan tertutup agar gelas kimia terjenuhkan
oleh uap dari eluen. Setelah beberapa menit, keluarkan plat KLT setelah eluen mencapai batas
atas atau sudah tidak bergerak naik lagi dan tunggu hingga kering, lalu semprot dengan
ninhidrin dan tunggu hingga plat KLT kering kembali. Ninhidrin berfungsi sebagai reagen
penampak warna agar noda terlihat lebih jelas karena ninhidrin dapat bereaksi dengan asam
amino dan menghasilkan senyawa-senyawa berwarna. Warna sampel dalam plat KLT masih
belum terlihat sehingga plat KLT diberi sinat UV untuk melihat noda yang terbawa oleh
eluen. Setelah jarak noda dalam plat KLT diketahui, maka besaran nilai Rf dapat dihitung
dengan rumus
Nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah suatu zat dengan kromatografi lapis tipis, dimana jika
nilai Rf besar berarti daya pisah zat yang dilakukan eluen adalah maksimal dan sebaliknya.
Nilai Rf dari Ni2+, Zn2+, Mn2+, dan Co2+ yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah 0,0566;
0,0849; 0,1038; dan 0,0849.

Faktor kesalahan yang menyebabkan tidak munculnya noda dalam percobaan ini
karena proses pembuatan eluen yang dilakukan di dalam satu gelas kimia yang kemudian
dipisahkan untuk lima kelompok dimana kelompok yang mendapatkan eluen mendekati
terakhir memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan eluen yang rusak dan tidak
dapat memisahkan senyawa yang terdapat dalam sampel, selain kualitas eluen yang kurang
baik, faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah ketebalan lapisan, kejenuhan ruang
kromatografi, dan suhu.

Kesimpulan

Nilai Rf yang didapatkan adalah nilai Rf Ni 2+, Zn2+, Mn2+, dan Co2+ sebesar 0,0566;
0,0849; 0,1038; dan 0,0849.

Teknik pemisahan dengan kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan


kromatografi planar dimana zat-zat dipisahkan berdasarkan perbedaan perpindahan zat
terlarut antara fase diam dan fase gerak, dimana fase diamnya dilapisi plat tipis
(aluminium) sebagai penunjang.

Daftar Pusataka

Day, R.A. dan Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga

Hendayana. Kimia Pemisahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Khopkar, S.M. 2009. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia

Sari, Dewi Meita. 2012. Laporan KLT. Diakses melalui http://meitaisme.wordpress.com hari
Kamis tanggal 19 Maret 2015 pukul 20.35 wib

Shevla, G. 1985. Analisis Anorganik KualitatifMakro dan Semimakro. Jakarta: PT Kalman


Media Pustaka

Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius

Tim laboratorium kimia. 2015. Modul Kimia Analitik II. Bandung: Laboratorium Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati

Anda mungkin juga menyukai