Anda di halaman 1dari 14

Laporan Akhir

Praktikum Kimia Fisik I

Ikatan Hidrogen

Tanggal Percobaan : Kamis, 26 November 2020

Kelas : Kimia 3C

Nama : Sasti Maziya Zulfah

Dosen : Lisa Adhani

Laboratorium Kimia

Pusat Laboratorium Terpadu

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2020/2021
ABSTRAK

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kekuatan ikatan hidrogen yang
terbentuk antara senyawa aseton dan kloroform. Prinsip percobaan adalah
berdasarkan pada perbedaan keelektronegatifan yang dimiliki suatu unsur yang
berikatan dengan atom hidrogen sehingga membentuk ikatan hidrogen. Karena
besarnya kekuatan ikatan hidrogen yang diamati sebanding dengan perubahan
entalpi (∆H) dari interaksi yang terjadi antara kloroform dengan aseton maka
ditentukan ∆H ditentukan menggunakan alat kalorimeter. Diperoleh energi ikatan
hidrogen untuk satu mol reaksi antara aseton dan kloroform adalah 1,307 kJ/mol,
angka tersebut terpaut cukup jauh dari ikatan hidrogen antara O-H pada literatur
yang bernilai 11 kJ/mol.

Kata kunci : ikatan hidrogen, perubahan entalpi reaksi

Abstract

In this practicum, we determined the strength of the hydrogen bonds formed


between acetone and chloroform compounds. The principle of the experiment is
based on the difference in electronegativity of an element which binds to a
hydrogen atom to form a hydrogen bond. Since the magnitude of the observed
hydrogen bond strength is proportional to the enthalpy change (∆H) of the
interaction between chloroform and acetone, it is determined that H is determined
using a calorimeter. It is obtained that the hydrogen bond energy for one mole of
the reaction between acetone and chloroform is 1.307 kJ / mol, this figure is quite
far from the hydrogen bond between O-H in the literature which is 11 kJ / mol.

Key words: hydrogen bonding, reaction enthalpy change


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Prinsip percobaan penentuan hidrogen berdasarkan pada perbedaan
keelektronegatifan yang dimiliki suatu unsur yang berikatan dengan atom
hidrohen sehingga membentuk ikatan hidrogen.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu menentukan kekuatan ikatan hidrogen berdasarkan ∆H


reaksi pembentukannya.
2. Mahasiswa mampu membedakan bahwa kekuatan ikatan hidrogen adalah
lebih kecil dari kekuatan ikatan kovalen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

َ ‫اس أَ َمنَةً ِّم ْنهُ َويُنَ ِّز ُل َعلَ ْي ُكم ِّمن ال َّس َماء َماء لِّيُطَهِّ َر ُكم بِ ِه َوي ُْذ ِه‬
ِ َ‫ب عَن ُك ْم ِرجْ َز ال َّش ْيط‬
َ‫ان َولِيَرْ بِط‬ َ ‫إِ ْذ يُ َغ ِّشي ُك ُم النُّ َع‬
١١﴿ ‫﴾ َعلَى قُلُوبِ ُك ْم َويُثَبِّتَ بِ ِه األَ ْقدَا َم‬

“(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi


ketenteraman dariNya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu
untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-
gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh
telapak kakimu (teguh pendirian).” (Q.S. Al-Anfaal : 11)

Ikatan hidrogen terjadi dalam beberapa senyawa hidrogen, dimana atom


hidrogen menjembatani dua atom yang cenderung menarik elektron lebih besar
(keelektronegatifan) misalnya oksigen, nitrogen, fluor atau klor. Ikatan hidrogen
ini sifatnya lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen (Susana, 2003).

Ikatan hidrogen yang terbentuk merupakan interaksi muatan parsial positif


dan parsial negatif sehingga ikatannya lemah. Berbeda dengan ikatan kovalen
dimana merupakan pemakaian bersama sepasang elekron secara maksimal
menghasilkan ikatan yang kuat. (Nurbaity, 2012)

Ikatan hidrogen terbentuk karena adanya senyawa polar atau semipolar


(senyawa yang memiliki ikatan polar) yang berinteraksi dengan suatu atom yang
bersifat elektronegatif Adanya ikatan hidrogen ini menimbulkan karakteristik
istimewa bagi setiap senyawa yang memilikinya, sebagaimana air bersifat
mengalir dan memiliki titik didih yang relatif tinggi, juga adanya konformasi
-heliks pada protein dan double heliks pada DNA.

Besarnya kekuatan ikatan hidrogen yang diamati sebanding dengan


perubahan entalpi (∆H) dari interaksi yang terjadi antara kloroform dengan
aseton. ∆H ditentukan menggunakan alat kalorimeter. Adanya kalor yang
dilepaskan menunjukkan terbentuknya ikatan hidrogen antara kloroform dengan
aseton dimana jumlah kalor yang dilepaskan sebanding dengan besarnya energi
ikatan hidrogen yang terbentuk diantara kedua senyawa tersebut. (Arofah, 2017).

Derajat asosiasi molekul meningkat dengan turunnya temperatur.


Perbedaan gaya-gaya tarik antara molekul-molekul zat murni dicerminkan oleh
titik leleh dan titik didih zat-zat ini. Pada umumnya, gaya tarik yang kuat dan
ukuran molekul meningkat denganturunnya teperatur, keduanya akan
menyebabkan titik leleh dan titik didih yang tinggi. Molekul non polar saling tarik
menarik oleh dipole imbas sekejap atau gaya london. Molekul gas mulia
mempunyai distribusi elektron bulan sederhana, yang mengembang dan saling
menarik dengan lebih kuat akibatnya titik didih tinggi. Titik didih yang tinggi
disebabkan oleh ikatan hidrogen yang kuat antara molekul-molekulnya (Keenan,
1984).

Ikatan hidrogen yang terbentuk akan lebih lemah dibanding ikatan ikatan
kovalen biasa O-H tetapi secara nyata lebih kuat daripada kebanyakan interaksi
antar molekul seperti kebanyakan hidrogen., yang dalam air terbentuk linear tetapi
tidak sistematis dengan atom hidrogen lebih dekat dan lebih kuat terikat pada
salah satu atom oksigen. Dalam cairan, molekul-molekul ini mengorientasikan
diri ke arah yang meminimkan energi potensial diantara mereka (Oxtoby, 2001).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat:
 Satu set alat kalorimeter yang terdiri dari Bahan pengisolasi,
Becker glass/labu Erlenmeyer, Pengaduk dan Termometer 100 oC
 Gelas ukur 50 mL 1 buah
 Gelas ukur 25 mL 1 buah
 Beaker glass 100 mL 2 buah
 Pipet tetes 2 buah

Bahan :
 Kloroform 25 mL
 Aseton 25 mL

3.2 Prosedur Kerja


1. Disiapkan satu set alat kalorimeter beserta termometer dan
pengaduknya.
2. 20 mL aseton diukur dengan gelas ukur 50 mL. Kemudian aseton
tersebut dimasukkan ke dalam alat kalorimeter.
3. Suhu aseton dalam kalorimeter diukur sambil tak lupa dilakukan
pengadukan (T1).
4. Selanjutnya diukur 21,8 mL kloroform dengan gelas ukur yang lain
(diusahakan setepat mungkin). Suhu kloroform mula-mula diukur,
(T2). Kemudian dimasukkan ke dalam alat kalorimeter yang telah
berisi aseton sambil diaduk.
5. Suhu campuran diukur setiap selang 30 detik selama 4 kali (Tc). Setiap
kali pengukuran suhu dilakukan pengadukan agar panasnya merata).
6. Ditentukan suhu maksimum campuran dan dibuat grafik hubungan
antara waktu dengan suhu untuk memperoleh suhu maksimum yang
tepat.
7. Dihitung berapa joule kalor yang diterima aseton dan kloroform.
8. Dihitung berapa joule energi kalor yang diserap kalorimeter.
9. Dihitung berapa mol pereaksi yang digunakan pada percobaan ini, dan
dihitung jumlah total energi kalor untuk satu mol sebagai besarnya
energi ikatan hidrogen dari reaksi tersebut!
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik antara molekul yang terjadi antara
dua moleku lyang berbeda dimana atom hidrogen dapat berikatan dengan atom F,
O dan N. Ikatan hidrogen terbentuk karena adanya senyawa polar atau semipolar
(senyawa yang memiliki ikatan polar) yang berinteraksi dengan suatu atom yang
bersifat elektronegatif.Pada percobaan kali ini, dilakukan penentuan besar
kekuatan ikatan hidrogen antara senyawa kloroform dan aseton. Prinsip percobaan
penentuan ikatan hidrogen ini yaitu berdasarkan perbedaan keelektronegatifan
yang dimiliki oleh suatu unsur yang berikatan dengan atom hidrogen sehingga
membentuk ikatan hidrogen. Dalam hal ini menggunakan aseton dan kloroform
dan aseton yang di dalam kalorimeter terjadi penyerapan kalor membentuk ikatan
hidrogen dan mengalami perubahan suhu. Karena besarnya kekuatan ikatan
hidrogen yang diamati sebanding dengan perubahan entalpi (∆H) dari interaksi
yang terjadi antara kloroform dengan aseton maka penentuan ∆H dapat dilakukan
menggunakan alat kalorimeter. Dimana interaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

Mula-mula dimasukkan 20 mL aseton ke dalam alat kalorimeter, dan


diukur suhunya sebagai T1 didapatkan rata-rata suhu T1 adalah 29 oC. Kemudian
dilakukan pengukuran suhu 21,8 mL kloroform dalam gelas ukur (T 2) dan
didapatkan suhu kloroform sebesar 28 oC. Selanjutnya, kloroform dimasukkan ke
dalam alat kalorimeter yang berisi aseton. Suhu campuran dihitung sebanyak 4
kali dalam selang waktu 30 detik (Tc), sambil dilakukan pengadukan agar panas
pada campuran merata. Didapatkan rata-rata dari suhu pada campuran adalah 30,5
o
C. Suhu maksimum yang dapat dicapai campuran adalah sebesar 31 oC. Berikut
adalah grafik hubungan antara waktu dan suhu selama percobaan :

Waktu T1 (aseton) T2 (kloroform) Tc (campuran)


30 sekon 29 oC 28 oC 31 oC
60 sekon 29 oC 28 oC 31 oC
o
90 sekon 29 C 28 oC 30 oC
120 sekon 29 oC 28 oC 30 oC
o
Rata-rata 29 C 28 oC 30,5 oC
Tabel 4.1 Pengamatan perubahan suhu.

31
30.6
Suhu (oC)

30.2
29.8
29.4
30 60 90 120
Waktu (sekon)

Grafik 4.1 Hubungan antara waktu dan


suhu campuran.

Kekuatan hidrogen dapat diperoleh berdasarkan persamaan berikut


Qreaksi = Qkal + Qaseton + Qkloroform. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
Qkal sebesar 225 Joule, Qaseton sebesar 52,164 Joule dan Qkloroform sebesar
77,957 Joule. Dan diperoleh kalor reaksi dari aseton dan kloroform sebesar
355,571 Joule.

Diketahui, bahwa aseton dan kloroform yang digunakan dalam percobaan


memiliki besar mol dengan nilai yang sama, yaitu 0,272 mol. Dengan
diketahuinya mol, dapat diketahui besarnya energi ikatan hidrogen untuk satu mol
reaksi adalah sebesar 1,307 kJ/mol. Hasil yang diperoleh terpaut cukup jauh
dengan literatur tentang besar energi ikatan hidrogen antara O-H adalah 11
kJ/mol. Hal ini dapat disebabkan kesalahan dan ketidak telitian praktikan dalam
pengukuran volume cairan, pengukuran suhu, serta pengadukan yang
menyebabkan reaksi tidak berlangsung secara sempurna.

Kekuatan ikatan hidrogen bergantung pada tingkat keelektonegatifan dan


polaritas unsur. Semakin elektronegatif dan polar nya sebuah unsur, maka
kekuatan ikatan hidrogen antar unsur tersebut akan semakin kuat. Contoh senyawa
yang memiliki ikatan hidrogen antara lain adalah senyawa HF dan H2O. Ikatan
hidrogen pada kedua senyawa tersebut memiliki anomali yang unik, seharusnya
ikatan hidrogen pada HF lebih kuat dari H2O karena unsur F lebih elektronegatif
dari O. Namun khusus pada air terjadi dua ikatan pada tiap molekulnya,
Akibatnya, jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida
(HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar. Hal ini menyebabkan
titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa energi


ikatan hidrogen untuk satu mol reaksi antara aseton dan kloroform adalah 1,307
kJ/mol, angka tersebut terpaut cukup jauh dari ikatan hidrogen antara O-H pada
literatur yang bernilai 11 kJ/mol. Kekuatan ikatan hidrogen bergantung pada
keelektronegatifan serta polaritas unsur. Bila semakin elektronegetif dan semakin
polar suatu unsur, maka akan semakin kuat ikatannya dengan hidrogen.
DAFTAR PUSTAKA

Arofah, Nurmaya, Isalmi Aziz. 2017. Buku Penuntun Praktikum Kimia Fisik I.
Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Nurbaity, N., & Mustikasari, I. (2012). Analisis Penguasaan Konsep Ikatan Kimia
pada Mata Kuliah Kimia Organik Melalui Instrumen Two Tier. JRPK:
Jurnal Riset Pendidikan Kimia, 2(1), 99-106.

Susana, T. (2003). Air sebagai sumber kehidupan. Oseana, 28(3), 17-25.

Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Oxtoby, David. 2001. Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.


LAMPIRAN

A. Perhitungan
Data Pereaksi :

Kloroform Aseton
Volume 21,8 mL 20 mL
Densitas (g/mL) 1,49 0,79
Kapasitas kalor (J/g. K) 0,96 2,22
Berat molekul (g/mol) 119,4 58,2

g
 Massa aseton = 20 mL × 0,79 =15,8 gram
mL
g
 Massa kloroform = 21,8 mL ×1,49 =32,482 gram
mL
 W = 150 Joule /℃

Dit : ∆H ikatan hidrogen


Jawab :
 Qreaksi = ∆ H ikatan hidrogen
Qreaksi = Qkal+Qaseton +Qkloroform
=[ W . ( T c −T 1 ) ]+ [ maseton . c .(T c−T 1 ) ]+ [ mkloroform . c .(T c −T 1 ) ]

=[ 150.(30,5−29) ] + [ 15,8 ×2,22(30,5−29) ] + [ 32,482 ×0,96 (30,5−28) ]


=225+52,614+ 77,957 = 355,571 Joule.
15,8 gr
=0,272 mol
 Mol kloroform = 58,2 gr
mol
32,482 gr
=0,272 mol
 Mol aseton = 119,4 gr
mol
 ∆ H ikatan hidrogen = 355,571 Joule
355,571 Joule
∆H ikatan hidrogen = =1.307,246J/mol = 1,307 kJ/mol
0,272 mol
B. MSDS
1. Aseton
- Penampilan = Cairan bening berbau seperti buah
- Kelarutan dalam air = larut
- Stabilitas & reaktivitas = Stabil dalam kondisi normal
- Bahaya = Iritasi mata, mudah terbakar, mengantuk dan pusing
- P3K = Bilas air mengalir, lepaskan pakaian terkena kontak,
minum air/susu, jangan dimuntahkan, cari udara segar, cari
pertolongan dokter bila gejala tidak berhenti
2. Kloroform
- Penampilan = Cair tidak berwarna berbau manis
- Titik nyala = Tidak menyala
- Stabilitas & reaktivitas = Stabil dalam kondisi normal
- Bahaya = Iritasi mata dan kulit, beracun, karsiogenik
- P3K = Bilas air mengalir, lepaskan pakaian terkena kontak,
minum air/susu, jangan dimuntahkan, cari udara segar, cari
pertolongan dokter bila gejala tidak berhenti

Anda mungkin juga menyukai