Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

KIMIA TEMBAGA

OLEH :

Made Nitya Prayascitta Oka NIM. 1913081001

Made Irma Meliana Dewi NIM.1913081002

Gede Wahyu Ariawan NIM.1913081004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
I. Judul
Kimia tembaga
II. Tujuan
1. Membuat senyawa kompleks [Cu(NH3)4]SO4 dari bahan awal senyawa
tembaga (II) sulfat pentahidrat;
2. Membuat dan mengidentifikasi senyawa kompleks khelat K2[Cu(C2O4)2] dari
senyawa kompleks [Cu(NH3)4]SO4;
3. Membuat dan mengidentifikasi garam rangkap K2[Cu(C2O4)2] dari bahan
awal senyawa tembaga (II) sulfat pentahidrat;
4. Membuat dan mengidentifikasi logam tembaga, tembaga (I) klorida, tembaga
(II) klorida, tembaga (II) oksida dari produk (2) dan (3) di atas dan
selanjutnya menjadi tembaga (II) sulfat pentahidrat kembali dalam suatu
percobaan bersiklus tertutup yang selain hemat juga ramah lingkungan.
III. Dasar Teori
Di alam tembaga (Cu) umumnya diperoleh dari bijihnya seperti pirit tembaga
(CuFeS2) dan copper glance (Cu2S). Tembaga memiliki konfigurasi elektron [Ar]
3d10 4s1. Sifat kimia tembaga sangat berkaitan dengan energi ionisasi yang besar,
yaitu energi ionisasi pertama 745 kJ/mol dan energi ionisasi kedua 1956 kJ/mol; kalor
atomisasi yang besar dan energi hidrasi yang relatif rendah i.e – 2240 kJ/mol untuk
Cu2+ dan – 481 kJ/mol untuk Cu+; harga potensial elektroda yang positif dan
umumnya mempunyai kereaktifan yang rendah .

Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Ini agak
kurang umum dengan golongan alkali kecuali stoikimetri formal dalam tingkat
oksidasi +1. Kulit d yang terisi jauh kurang efektif daripada kulit gas mulia dalam
melindungi elektron s dari muatan inti, sehingga potensial pengionan pertama Cu
lebih tinggi daripada golongan alkali. Karena elektron-elektron pada kulit d juga
dilibatkan dalam ikatan logam, maka panas penyubliman dan titik leleh tembaga jauh
lebih tinggi daripada alkali.

Tembaga larut dalam asam nitat dan dalam asam sulfat dengan kehadiran
oksigen. Tembaga larut dalam asam nitrat menghasilkan tembaga (II) dimana asam
nitat sebagai oksidator. Tembaga juga larut dalam KCN atau dalam larutan amionia
dalam kehadiran oksigen, yang diindikasikan oleh potensialnya.
-0,12V -0,01V
Cu + 2 NH3 [Cu(NH3)2]+ [Cu(NH3)4]2+
Senyawa-senyawa tembaga pada umumnya bersifat racun bagi kebanyakan
makhluk hidup sehingga banyak diantaranya digunakan sebagai insektisida,
fungisida dan algisida. Contohnya adalah senyawa tembaga (II) sulfat, CuSO4.
Tembaga (II) sulfat secara komersial dibuat dengan mengoksidasi logam tembaga
dengan H2SO4.

2 Cu + 2 H2SO4 → 2 CuSO4 + 2 H2O atau mengoksidasi tembaga (II)


sulfida di udara, berdasarkan reaksi berikut.

2 CuS + 2 O2 → CuSO4

Suatu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion pusat) dan sejumlah
ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat tersebut. Atom pusat ini ditandai oleh
bilangan koordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat)
yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Bilangan
koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom atau ion pusat,
yang masing-masingnya dapat ditempati satu ligan (monodentat). Ion-ion tembaga
seperti Cu2+ dan Cu+ memiliki bilangan koordinasi 4. Suatu kompleks dengan satu
atom pusat dengan bilangan koordinasi 4 biasanya menunjukkan suatu susunan
simetris yang berbentuk tetrahedron, meskipun susunan yang datar (hampir datar),
dimana ion pusat berada di pusat suatu bujur sangkar dan keempat ion menempati
keempat sudut bujur sangkar itu.

Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN- , Cl- ,


H2O membentuk ligan monodentat, yaitu satu ion atau molekul menempati salah satu
ruang yang tersedia sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi. Ligan yang
mengandung dua atau lebih atom yang masing-masing secara serempak membentuk
ikatan dua donor elektron kepada ion logam yang sama disebut ligan polidentat. Ligan
ini juga disebut ligan khelat. Salah satu kompleks yang dihasilkan dalam percobaan
ini adalah ion tetraaminakuprat (II). Dalam rumus bangun ion tetraamina kuprat (II)
anak panah menunjukkan bahwa sepasang elektron disumbangkan oleh setiap ion
nitrogen kepada ion tembaga. Muatan suatu ion kompleks merupakan jumlah muatan
ion-ion yang membentuk kompleks itu, misalnya:
Cu2+ + 4 CN- → [ Cu (CN)4 ]2+
Jika molekul-molekul netral yang terlibat sebagai ligan dalam membentuk kompleks,
muatan pada ion kompleks tetap sama seperti muatan pada atom pusatnya, misalnya:
Cu2+ + 4 NH3 → [ Cu(NH3)4 ]2+
Pembentukan kompleks dapat diamati dari perubahan warna dalam larutan.
Cu2+ + 4 NH3 → [ Cu(NH3)4 ]2+
biru biru tua gelap
Dalam larutan air, hampir semua garam tembaga (II) berwarna biru, yang
karakteristik dari warna ion kompleks koordinasi 6, [Cu(H2O)6]2+. Kekecualian yang
terkenal yaitu tembaga (II) klorida yang berwarna kehijauan oleh karena ion
kompleks [CuCl4]2- yang mempunyai bangun geometri dasar tetrahedral tau
bujursangkar bergantung pada kation pasangannya. Dalam larutan encer ia menjadi
berwarna biru oleh karena pendesakan ligan Cl- oleh ligan H2O. oleh karena itu, juka
warna hijau ingin dipertahankan, ke dalam arutan pekat CuCl2 dalam air ditambahkan
ion senama Cl- dengan penambahan padatan NaCl atau HCl pekat atau gas.
[CuCl4]2- (aq) + 6 H2O (l) → [Cu(H2O)6]2+ (aq) + 4 Cl-(aq)
hijau biru
Jika larutan amoniak ditambahkan ke dalam larutan ion Cu2+, larutan biru
berubah menjadi biru tua karena terjadi pendesakan ligan air oleh ligan amoniak
menurut reaksi berikut.
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + 5 NH3 → [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(2-1)]2+ + 5 H2O(l)
biru biru tua
Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan tembaga (II) sulfat (0,1-0,5 M)
secara bertetes dengan kcepatan ~ 1 mL/ menit mengakibatkan terjadinya endapan
gelatin biru muda garam tembaga (II) hidroksi sulfat, [CuSO4.nCu(OH)]2, bukan
Cu(OH)2 menurut persamaan reaksi:
[Cu(H2O)6]2+ (aq) + SO42- (aq) + OH-(aq) → [CuSO4.nCu(OH)]2(s) + H2O(l)
Biru muda
Ion tembaga (I) jika direaksikan dengan ion klorida segera membentuk ion
kompleks tak berwarna diklorokuprat (I), [CuCl2] - . Tahap reaksi ini diduga
berlangsung sangat cepat sehingga memicu terjadinya tahap reaksi pertama seperti
berikut ini:
Cu(s) + H3O+ (aq) → Cu+ (aq) + H2(g) + 2H2O
Cu+ (aq) + 2Cl- (aq) [CuCl2] - (aq)
Jika larutan ini dituangkan ke dalam air suling bebas udara, diperoleh endapan putih
tembaga (I) klorida menurut persamaan reaksi:
[CuCl2] - (aq) → CuCl(s) + Cl- (aq)
Dalam kimia organik, diklorokuprat (I), [CuCl2] - digunakan untuk mengubah
benzene diazonium klorida menjadi klorobenzena menurut reaksi Sandmeyer:
[C6H5N2] +Cl- (aq) → C6H5Cl(l) + N2(g)
Terdapat lima reaksi kimia tembaga yang melibatkan tembaga (II) sulfat (tembaga
vitriol), yaitu

Jika percobaan-percobaan tersebut dirancang dalam rantai tertutup, maka


tembaga vitriol akan jauh lebih sedikit diperlukan dan limbah juga dapat
diminimalkan. Lingkaran rantai tertutup kimia tembaga digambarkan sebagai berikut.
IV. Alat dan Bahan
Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah Keterangan

1 Batang pengaduk - 2 buah Mengaduk suatu campuran


2 Cawan porselen - 1 buah Tempat untuk menguapkan
suatu cairan
3 Corong - 1 buah Alas kertas saring dalam
proses penyaringan
4 Corong buchner - 1 buah
5 Desikator - 1 buah Untuk tempat mengeringkan
suatu campuran agar
pelarutnya menjadi
berkurang
6 Gelas kimia 100 ; 250 1 buah Tempat suatu larutan atau
mL cairan
7 Gelas ukur 25, 50, 1 buah Mengukur volume suatu
100 mL cairan
8 Labu erlenmeyer 25, 50, 1 buah wadah dari bahan kimia cair
100 mL
9 Kaca arloji - 3 buah Meletakkan zat padatan
10 Kertas indikator pH - Secukupnya Mengecek pH
11 Kertas lakmus - Secukupnya Mengecek pH
12 Kertas saring - Secukupnya untuk memisahkan partikel
suspensi dari cairan, untuk
memisahkan antara zat
terlarut dari zat padat, untuk
mengeringkan padatan di
desikator, dll.
13 Magnetik stirret - 1 buah untuk mengaduk,
memanaskan dan
menghomogenkan suatu
larutan secara mekanik
dan magnetik
14 Neraca analitik - 1 buah Menimbang zat
15 Pencepit tabung - 1 buah Untukmenjepit tabung reaksi
disaat proses pemanasan
16 Pipet tetes - 3 buah Untuk mengambil cairan
dan meneteskan caiaran ke
dalam suatu wadah
17 Penghisap pipet - 1 buah digunakan untuk
memindahkan sejumlah
volume larutan
18 Spatula - 2 buah Mengambil zat padat
19 Termometer 0-100oC 1 buah Utuk mengukur suhu
20 Pipet gondok 5 mL 1 buah untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu
sesuai dengan ukuran pipet
gondok.
21 Pembkar bunsen - 1 buah Untuk pemanasan
Bahan

No Nama Alat Konsentrasi Jumlah Keterangan

1 Aquades - Secukupnya Berupa cairan transparan


digunakan sebagai pelarut
2 CuSO4.5H2O - Secukupnya Berupa padatan berwarna
biru digunakan sebagai
bahan dasar awal
pembuatan
[Cu(NH3)4]SO4
3 Etanol - 30 mL Berwujud cairan
digunakan sebagai media
non polar
4 H2O2 - Secukupnya Berwujud cairan sangat
berbahaya karena bersifat
oksidator dan digunakan
dalam proses daur ulang
tembaga vitriol
5 HCl Secukupnya Wujud cairan beruap,
berbau menyengat,
digunakan dalam
preparasi tembaga
6 HNO3 30% Secukupnya Cairan korosif yang tak
berwarna, dan merupakan
asam beracun yang dapat
menyebabkan luka bakar.
7 H2SO4 50% dan Secukupnya Cairan bersifat oksidator
pekat dan korosif terhadap
logam
8 I2 - Secukupnya Berwujud padat, berwarna
dan dapat menyublim
menjadi uap berwarna
ungu
9 K2C2O4.H2O - 8 gram Wujud padatan, berbentuk
kristal, berbau tajam,
digunakan dalam
preparasi senyawa
kompleks tembaga oksalat
10 KI - Secukupnya Berwujud serbuk putih
11 Na2CO3.H2O - Secukupnya Mudah larut dalam air,
bersifat basa dan
berwujud serbuk putih
12 NaOH 30% Secukupnya Berwujud cairan bening,
bersifat basa dan korosif
13 Na2SO3(aq) 0,1 M 8,3 mL Wujud padatan berfungsi
menghasilkan gas CO2
14 NH3 Pekat 20 mL Larutan amoniak beruap,
karena wujud NH3berupa
gas bersifat iritatif
15 Serbuk besi - Secukupnya Serbuk berwarna
kecoklatan digunakan
dalam preparasi logam
tembaga
6.4 PROSEDUR KERJA

Bahaya
Reaktan
Reaksi kimia, perhitungan dan
No. Prosedur Kerja dan Produk Pengamatan
bahaya reaktanproduk

6.4.1 Preparasi [Cu(NH3)4]SO4 . H2O

1. Dilarutkan 5 gram CuSO4.5H2O CuSO4.5H2O + H2O → [Cu(H2O)6] 2+ + SO42- Saat dilarutkan, padatan tidak
dalam 10 ml aquades yang telah semua melarut dan saat
dipanaskan terlebih dahulu dan [Cu(H2O)6] 2+ + 2NH3 + SO4 2- Cu(OH)2.CuSO4↓ + dipanaskan semua melarut
panaskan sampai semua tembaga (II) 2NH4 + + 10H2O dan larutan berwarna biru
sulfat pentahidrat melarut. muda.
Cu(OH)2.CuSO4↓ + 8 NH3 + H2O → 2[Cu(NH3)4] 2+ +
SO4 2- + 2OH-

Adapun reaksi secara keseluruhan adalah : 2[Cu(H2O)6]


2+
+ 10NH3 2[Cu(NH3)4(H2O)]2+ + NH4 + + 2OH- +
9H2O
2. Ditambahkan 20 ml larutan amonia NH3 : Terbentuknya endapan saat
Perhitungan massa [Cu(NH3)4]SO4 . H2O secara teoritis:
pekat (akan terbentuk endapan antara bersifat penambahan amoniak dan
Massa CuSO4.5H2O = 5,0027 g (Mr = 249,68 g/mol)
dari Cu(OH)2 tapi akan terlarut iritatif dan larutan berwarna biru tua
Mol CuSO4.5H2O = 5,0027 gram / 249,68 = 0,02 mol
kembali) dan aduk sampai larutan berbau
menjadi jernih berwarna biru tua. menyengat
Volume NH3 = 20 mL (Mr = 17 g/mol)
massa jenis NH3 = 0,91 g/mL
mol NH3 = (20 x 0,91) / 17 = 1,070 mol
Adapun massa [Cu(NH3)4]SO4. H2O secara teoritis =
4,91 gram yang diperoleh lewat perhitungan dibawah ini.
3. Sambil diaduk perlahan, tuangkan Tidak membentuk kristal saat
larutan jernih biru tua tersebut ke CuSO4.5H2O + 4 NH3 → [Cu(NH3)4]SO4.H2O + 4H2O penambahan 30 mL etanol,
dalam 30 ml etanol. Diamkan selama m: 0,02 mol 1,07 mol - - namun setelah didiamkan dan
15 menit sampai kristal terbentuk b : 0,02 mol 0,08 mol 0,02 mol 0,08 mol didinginkan, maka terbentuk
s : - 0,99 mol 0,02 mol 0,08 mol kristal biru dan filtrat
Sehingga massa [Cu(NH3)4]SO4. H2O = mol x Mr = 0,02 berwarna biru muda.
x 245,5 = 4,91 gram

4. Endapan kristal biru tersebut disaring Diperoleh kristal berwarna


dengan corong buchner. Cuci biru sebanyak 4,7581 g dan
kristal tiga kali, masingmasing filtrat berwarna biru keruh
dengan 5 ml etanol. Hembuskan
udara selama 10 menit agar kristal
benar-benar kering.

5. Sisa reaksi diuapkan dalam vakum Filtrat berubah menjadi tidak


atau pemanas sampai volumenya berwarna
tinggal beberapa ml saja, kemudian
diteteskan asam sulfat pekat sampai
warna biru tua hilang. Larutan ini
selanjutnya disimpan untuk
pengolahan pada sub 6.4.4.
6.4.2 Preparasi K2[Cu(C2O4)2]SO4 .2H2O

1. Sebanyak 16 gram K2C2O4.H2O • Cu(NH3)4(H2O)]SO4 + 2K2CO4.H2O ↔ [Cu(NH3)4]SO4∙H2O


dilarutkan dalam aquades yang K2[Cu(C2O4)2].2H2O + K2SO4 + NH3 dilarutkan dalam aquades
dihangatkan suam-suam kuku, • [Cu(NH3)4(H2O)]2+ + 3H2O + 2H2SO4 → menyebabkan terbentuknya
kemudian dituangkan ke dalam [Cu(H2O)4] 2+ + 2(NH4)2SO4 larutan berwarna biru tua
larutan yang terbuat dari 5 gram sedangkan larutan K2C2O4
[Cu(NH3)4]SO4 . H2O dalam 12 ml merupakan larutan tak
aquades. Diteteskan larutan asam berwarna
sulfat pekat sampai warna larutan
yang biru tua beralih menjadi biru
turki. (pH berkisar antara 4-6)

2. Terbentuknya kristal biru


Campuran tersebut diletakkan dalam
turki.
penangas es paling sedikit selama 1
jam atau di kulkas selama semalam.
3. Kristal biru turki yang terbentuk di Diperoleh kristal biru turki
dekantasi, kemudian dicuci beberapa sebanyak 6,0137 g
kali dengan air es.

4. Kristal dikeringkan dalam desikator


yang berisi gel biru. Morfologi
kristal yang terbentuk diamati. Sisa
reaksi disimpan untuk digunakan
pada sub 6.4.4.

6.4.3 Pirolisis K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O


1 Seluruh produk isolasi hasil K2[Cu(C2O4)2].H2O → 2H2O(g) + K2CO3 + CuO + Preparat yang berwarna coklat
preparasi sebelumnya diletakkan CO2(g) + 2CO(g) kehitaman sebanyak 2,1358 g
dalam cawan porselin dan panaskan Hasil pirolisis berwarna
di atas pembakar bunsen. Pelelehan coklat kehitaman
akan berawal dari tepi cawan
menuju ke tengah.

2 Jika semua preparat meleleh,


jauhkan pembakar bunsen.
Kemudian dibiarkan dingin pada
suhu kamar.

3 Perubahan yang terjadi diamati dan


hasil pirolisis ditimbang.
6.4.4 Perolehan Logam Tembaga Lewat Sementasi
1 Seluruh hasil pirolisis dicampurkan K2CO3(s) +CO2(g)+ 4HCl(aq) → CuCl2(aq) + 2KCl(aq) Pada tahap pirolisis yang
dengan 20 mL asam klorida Cu2+(aq) + Fe(s) → Cu(s) + Fe2+(aq) berwarna coklat kehitaman
setengah pekat ke dalam gelas berubah menjadi larutan hijau
beaker dengan hati-hati. dan muncul gelembung gas
ketika penambahan larutan
HCl setengah pekat
2 Campuran tersebut dipanaskan Warna larutan yang
sebentar sehingga menghasilkan dihasilkan semakin hijau tua
larutan berwarna hijau tua. Larutan
hijau tua ini dibagi dua dengan
volume yang sama.
3 Larutan ini disatukan dengan sisa Perubahan warna campuran
reaksi pada sub 1 dan 2 menjadi larutan biru muda
(menghasilkan pH campuran dengan pH = 2
berkisar antara 1 -3)

4 Dalam waktu 30 menit, dimasukkan Terbentuknya endapan merah


2,25 g serbuk besi halus sedikit kecoklatan
demi sedikit sambil diaduk
(digunakan spatula kaca).

5 Ditambahkan tetes demi tetes asam Menghasilkan endapan


klorida pekat untuk tembaga yang terbentuk
mempertahankan pH 1-3 (gunakan menjadi sedikit bertambah
pH meter untuk mengukur pH
larutan), kemudian dipanaskan
sebentar
6 Campuran didekantasi untuk Terbentuk endapan,dan
memisahkan endapan tembaga penambahan HCl pekat tetap
yang berwarna merah coklat yang berwarna merah kecoklatan
terbentuk. Endapan tersebut dan larutan berwarna hijau
dipanaskan sekali lagi dengan muda
sedikit asam klorida pekat (besi
harus semuanya ada dalam larutan).
Dekantasi sekali lagi dan satukan
filtrat yang ada.
7 Ditambahkan lagi 0,25 g serbuk Terbentuk endapan tembaga.
besi ke dalam filtrat yang telah
disatukan tersebut. Jika masih ada
tembaga tersementasi, lakukan
dekantasi dan ulangi cara kerja 6
sampai semua tembaga
tersementasi (tak ada endapan lagi).
8 Endapan tembaga hasil sementasi Untuk Massa endapan
dikumpulkan dan dikeringkan tembaga yang diperoleh dari
dalam lemari pengering pada suhu percobaan ini sebanyak
100oC. Setelah kering, ditimbang. 8,5431 g

9 Filtrat sisa yang mengandung ion


besi disimpan untuk digunakan
pada percobaan preparasi Fe(acac)3
pada topik kimia besi.
VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Preparasi [Cu(NH3)4]SO4. H2O
Pada percobaan ini, dilakukan percobaan kimia tembaga dengan teknik bersiklus. Pada
tahap pertama, akan dilakukan preparasi yakni senyawa kompleks [Cu(NH3)4]SO4 . H2O.
Prinsip dasar pembuatan senyawa kompleks ini adalah pendesakan atau penggantian ligan H2O
oleh ligan NH3. Oleh karena itu, terlebih dahulu dibuatkan larutan senyawa kompleks
[Cu(H2O)6]SO4 dengan proses pemanasan. Persamaan reaksi terbentuknya senyawa kompleks
[Cu(H2O)6]SO4 adalah sebagai berikut.
CuSO4.5H2O + H2O → [Cu(H2O)6]2+ + SO42-
Setelah terbentuk senyawa kompleks ini yang ditandai dengan larutnya tembaga vitriol
dan larutan berwarna biru, maka penambahan amonia pekat akan menyebabkan terbentuknya
endapan namun akan larut kembali. Endapan tersebut merupakan Cu(OH)2. Dengan
menggunakan media non polar yakni etanol, maka campuran amonia dengan larutan tembaga
vitriol akan menghasilkan senyawa kompleks [Cu(NH3)4]SO4 .H2O. persamaan reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut.
[Cu(H2O)6]2+ + 2NH3 + SO42- Cu(OH)2.CuSO4↓ + 2NH4+ + 10H2O
Cu(OH)2.CuSO4↓ + 8 NH3 + H2O → 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-
Penambahan ammonia seterusnya akan menggeser kesetimbangan sehingga terbentuk
kompleks [Cu(NH3)4]SO4 dengan reaksi berikut :
CuSO4 (aq) + 4NH3 (aq) → [Cu(NH3)4]SO4 (aq)
Setelah pengadukan dihentikan terbentuk larutan berwarna biru tua jernih. Pada saat
menambahkan ammonia pekat tetap dilakukan dalam keadaan panas, agar terjadi pelarutan
yang sempurna (tidak ada endapan). Larutan kompleks yang telah diperoleh kemudian
dituangkan ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi 30 mL etanol. Salah satu sifat dari
[Cu(NH3)4]SO4 adalah tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol. Sehingga, pada
saat kompleks [Cu(NH3)4]SO4 dituangkan ke dalam etanol akan terbentuk endapan yang
berwarna biru pekat dan terdapat larutan yang juga berwarna biru. Endapan yang terbentuk
merupakan endapan kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat, [Cu(NH3)4]SO4(s). Campuran
antara endapan [Cu(NH3)4]SO4 dengan larutannya kemudian didiamkan selama 15 menit. Hal
ini, bertujuan agar kristalisasi berjalan sempurna (endapan yang terbentuk maksimal).
Endapan yang diperoleh kemudian dipisahkan dengan cara penyaringan dan hasil
penyaringan (filtrat) dicampur dengan etanol hasil cucian. Kemudian diuapkan hingga
volumenya tinggal beberapa mL. Hal ini bertujuan agar etanol yang terkandung didalamnya
menguap semua. Filtrat yang awalnya berwarna biru muda jernih setelah dipanaskan berubah
menjadi biru muda keruh (menandakan etanol telah teruapkan). Selanjutnya, larutan biru muda
keruh tersebut ditambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5 tetes, sehingga larutan berubah
menjadi larutan tak berwarna, karena sisa basa yang masih terdapat dalam filtrat kompleks Cu
tersebut telah dinetralkan oleh asam sulfat.
Endapan kristal yang diperoleh berwarna biru tua dan selanjutnya dikeringkan dalam
oven. Berat kristal yang diperoleh adalah 2,3019 gram. Kemudian dari percobaan ini diperoleh
randemen kristal [Cu(NH3)4]SO4 dengan perhitungan sebagai berikut :
Massa CuSO4.5H2O = 5,0027 gram (Mr = 249,68 g/mol)
Mol CuSO4.5H2O 5,0027 gram / 249,68 = 0,02 mol

Volume NH3 = 20 mL (Mr = 17 g/mol)

massa jenis NH3 = 0,91 g/mL


mol NH3 = (20 x 0,91) / 17 = 1,070 mol
Adapun massa [Cu(NH3)4]SO4. H2O secara teoritis = 4,91 gram yang diperoleh lewat
perhitungan dibawah ini.

CuSO4.5H2O + 4 NH3 → [Cu(NH3)4]SO4. H2O + 4 H2O

m : 0,02 mol 1,07 mol - -


b : 0,02 mol 0,08 mol 0,02 mol 0,08 mol
s : - 0,99 mol 0,02 mol 0,08 mol
Sehingga massa [Cu(NH3)4]SO4. H2O = mol x Mr
= 0,02 mol x 245,5 g/mol
= 4,91 gram
Kemudian, dalam percobaan diperoleh 4,7581 gram [Cu(NH3)4]SO4. H2O. Sehingga
persentase yield adalah
% yield = massa hasil pecobaan x100%
Massa teoritis
= 4,7581gram x100%
4,91 gram
= 96,9 %
Preparasi K2[Cu(C2O4)2]SO4 . 2 H2O
Pada percobaan preparasi K2[Cu(C2O4)2]SO4 . 2H2O digunakan seluruh massa
[Cu(NH3)4]SO4. H2O digunakan yakni 4,7581 g. 16 gram serbuk K2C2O4 yang berwarna putih
dilarutkan dalam 100 mL aquades hangat terbentuk larutan berwarna putih keruh. Padatan
[Cu(NH3)4]SO4. H2O sebanyak 7,581 g juga dilarutkan dalam 12 mL aquades dan terbentuk
larutan yang berwarna biru tua. Larutan K2C2O4 kemudian dicampurkan ke dalam larutan
[Cu(NH3)4]SO4 sehingga menghasilkan campuran berwarna biru. Penambahan asam sulfat
pada campuran ini menyebabkan warna larutan biru menjadi warna biru turki dan pH campuran
menjadi 5. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
[Cu(NH3)4]SO4. H2O + 2 K2C2O4.H2O → K2[Cu(C2O4)2].2 H2O + K2SO4 + NH3
Campuran didiamkan dalam penangas agar membentuk kristal K2[Cu(C2O4)2].2 H2O
yang berwarna biru turki. Filtrat hasil dekantasi kristal juga berwarna biru yang merupakan sisa
yang masih mengandung kompleks K2[Cu(C2O4)2]SO4 . 2H2O . Berdasarkan hasil percobaan
yang dilakukan, dengan menggunakan 4,7581 g padatan [Cu(NH3)4]SO4. H2O menghasilkan
kristal K2[Cu(C2O4)2] . 2H2O sebanyak 6,0137 g.

Pirolisis K2[Cu(C2O4)2]SO4 . 2 H2O


Kristal K2[Cu(C2O4)2]SO4.H2O yang diperoleh pada tahapan sebelumnya dilakukan
pirolisis dengan melakukan pemanasan dengan terjadinya perubahan warna biru menjadi coklat
kehitaman. Ha ini terjadi karena kristal K2[Cu(C2O4)2]SO4 .2H2O mengalami pemecahan
struktur kimia menjadi fase gas. Warna hitam yang terbentuk merupakan warna dari CuO. Hasil
pirolisis yang diperoleh adalah berupa padatan berwarna coklat kehitaman dimana diperoleh
sebanyak 2,1358 g.

Perolehan Tembaga Lewat Sementasi


Kristal hasil pirolisis yang diperoleh dengan massa sebanyak 2,1358 gram ditambahkan
HCl setengah pekat (6M) untuk mereaksikan hasil pirolisis menjadi CuCl2 dan KCl dan
menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda. Selain itu, pada saat penambahan HCl
setengah pekat juga timbul gelembung – gelembung gas yaitu gas CO2. Adapun reaksinya,
adalah sebagai berikut :
CuO(s) + K2CO3 (s) + 4 HCl (aq) → CuCl2(s) + 2 KCl + CO2(g) + 2H2O (g)
Selanjutnya dilakukan proses pemanasan untuk mempercepat terjadinya reaksi dan
menghilangkan kadar air yang ada di dalam larutan dan menghasilkan warna hijau .
Proses selanjutnya adalah mencampurkan larutan ini dengan filtrat I dan filtrat II. Filtrat I
merupakan filtrat sisa preparasai [Cu(NH3)4]SO4. H2O yang tak berwarna dan filtrat II
merupakan filtrat sisa dekantasi pada preparasi K2[Cu(C2O4)2] . 2H2O yang berwarna biru.
Kemudian ditambahkan serbuk besi sebanyak 2,2534 gram sedikit demi sedikit sambil diaduk
menggunakan spatula kaca dengan tujuan agar serbuk besi dapat terlarut sempurna dalam
larutan dan terbentuk larutan yang berwarna hijau kekuningan dan pada dasar gelas kimia
terbentuk endapan merah bata. Reaksi yang terjadi saat penambahan Fe pada tembaga adalah
sebagai berikut :
CuCl2(aq) + Fe (s) → Cu(s) + Fe2+(aq)
Selanjutnya memanaskan campuran dengan tujuan untuk menyempurnakan pembentukan
endapan dan terbentuk kristal seperti jarum. Penambahan beberapa tetes HCl dilakukan untuk
mempertahankan pH larutan yakni 1-3. Endapan yang terbentuk kemudian didekantasi dan
diperoleh endapan yang berwarna merah bata dan larutan yang berwarna hijau muda. Endapan
merah bata ditetesi sedikit HCl dan dipanaskan yang bertujuan untuk melarutkan besi dengan
menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen sehingga nantinya diperoleh tembaga
yang lebih murni dan ternyata terbentuk FeCl2 yang berwarna hijau kekuningan. Semua filtrat
yang diperoleh disatukan dan kembali ditambahkan 0,25 gram serbuk besi dan kembali
ditambahkan sedikit HCl sampai tidak terbentuk tembaga lagi kemudian didekantasi. Dan hasil
sementasi disaring untuk memisahkan tembaga dengan filtratnya kemudian dikeringkan dan
ditimbang. Tembaga hasil penyaringan diperoleh berupa padatan berwarna merah kecoklatan,
dan filtrat berwarna hijau muda.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tembaga yang diperoleh secara sementasi adalah
8,5431 g. Secara teoritis endapan tembaga yang diperoleh dapat dihitung sebagai berikut.
Perhitungan yield dilakukan dengan menggunakan massa dari [Cu(NH3)SO4.H2O. Karena,
dalam percobaan yang dilakukan pada pirolisis tidak dilakukan penimbangan terhadap produk
yang diperoleh. Selain itu pada pirolisis di peroleh endapan yang mengandung dua produk yaitu
CuO(s) dan K2CO3(s).
Massa [Cu(NH3)SO4.H2O = 4,7581 gram ;
Mr = 245,5 g/mol
Mol [Cu(NH3)SO4.H2O = 4,7581/245,5 = 0,0194 mol
Karena sesuai dengan reaksi berikut :
[Cu(NH3)4]SO4. H2O + 2 K2C2O4.H2O → K2[Cu(C2O4)2].2 H2O + K2SO4 + NH3
Mol [Cu(NH3)SO4.H2O = mol Cu

Sehingga massa Cu secara teoritis = mol Cu x Mr Cu


= 0,0194 mol x 63,5 g/mol
= 1,2319 gram

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan uraian pembahasan yang telah
dijabarkan, dapat diberikan beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Senyawa kompleks [Cu(NH3)4].SO4 dibuat dengan cara mereaksikan CuSO4.5H2O
dengan NH3 pekat sesuai dengan reaksi berikut:
CuSO4.5H2O + NH3 [Cu(NH3)4].SO4 + 5 H2O
2. Kompleks K2[Cu(C2O4)2].2 H2O dapat dibuat dari [Cu(NH3)4].SO4 dengan K2C2O4
sesuai reaksi:
[Cu(NH3)4].SO4 .H2O(aq) + K2C2O4(aq) K2[Cu(C2O4)2].2 H2O
Biru tidak berwarna biru tua
3. Pirolisis K2[Cu(C2O4)2].2 H2O menghasilkan CuO dan K2CO3 serta H2O. Tembaga
dapat diperoleh dari proses sementasi dengan mereaksikan hasil pirolisis dengan HCl6
M sesuai reaksi:
CuO (s) + K2CO3 (s) + 4 HCl (aq) CuCl2(s) + 2 KCl(aq) + CO2(g) + 2 H2O (g)

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Karyasa, I Wayan. 2011. Buku Ajar Praktikum Kimia Anorganik Berwawasan Lingkungan.
Singaraja: Undiksha Press

Anda mungkin juga menyukai