Oleh :
3.1.3 Aquades
Akuades atau biasa disebut air murni berwujud cair. Bahan ini tidak
klasifikasikan berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa. Akuades
tidak berwarna dan tidak berbau. Nilai pH bahan ini netral yaitu 7. Titik
lebur 0℃dan titik didih air sebesar 100℃ pada 1.013 hPa. Air murni
memiliki tekanan uap sebesar 23 hPa dan densitas 1,00 g/cm3. Bahan ini
dapat didistilasi dalam kondisi tidak terurai pada tekanan normal. Produk
ini stabil secara kimiawi di bawah kondisi ruangan standar (suhu kamar).
Akuades larut sepenuhnya dalam air. Bahan ini tidak diklasifikasikan
sebagai bahan m udah meledak. Akuades merupakan bahan yang tidak
reaktif sehingga tidak berbahaya jika tertelan tubuh. Akuades juga bukan
bahan yang bersifat korosif sehingga apabila terkena anggota tubuh seperti
kulit dan mata tidak akan berbahaya (Labchem,2021).
3.2.2 Termokimia
Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelari
perubahan panas yang mengikuti reaksi-reaksi kimia. Banyaknya panas
yang timbul atau diperlukan pada reaksi kimia disebut panas reaksi. Panas
reaksi pada P tetap sama dengan perubahan entalpinya, dan panas reaksi
pada U tetap sama dengan perubahan tenaga dalamnya (Sukardjo, 1990).
Besarnya panas reaksi tergantung pada jenis reaksi, keadaan fase zat-
zat dalam reaksi, jumlah zat yang bereaksi, dan temperatur reaksi.
Persamaan termodinamika, jumlah zat-zat dalam reaksi dinyatakan dalam
mol sedangkan panasnya dinyatakan dalam Kilokalori (Sukardjo, 1990).
3.2.5 Kalorimeter
Pengukuran termokimia dilakukan dengan menggunakan suatu alat
yang disebut sebagai kalorimeter. Alat yang terdiri dari suatu termostat
bertemperatur yang memiliki suatu kapasitas panas tertentu. Jika suatu
reaksi atau suatu perubahan fisika berlangsung di dalam termostat, maka
panas yang dilepaskan atau yang diserap oleh perubahan suhu akan diserap
pula oleh seluruh zat di dalam kalorimeter dan oleh kalorimeter itu sendiri.
Bahan bakar yang bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan kalor, hal
ini menyebabkan suhu kalorimeter naik. Kalorimeter dilapisi oleh bahan
yang bersifat isolator untuk menjaga agar panas yang dihasilkan dari reaksi
bahan bakar dengan oksigen tidak menyebar ke lingkungan luar maka
(Ridhuan, 2016).
Perubahan energi pada reaksi kimia dapat dipelajari dengan
kalorimeter. Metode kalorimeter dapat dilakukan dengan percobaan yang
sederhana saja. Kalorimeter sederhana dapat digunakan untuk menjalankan
reaksi dengan kondisi tekanan yang tetap. Sesuai dengan hukum
termodinamika pertama, dengan sistem tersebut akan dengan mudah
memperoleh nilai entalpi dari suatu reaksi yang setara dengan kalor reaksi.
Kalor yang dipertukarkan antara sistem ke lingkungan pada tekanan tetap
adalah sama dengan perubahan entalpi sistem (Suwandono, et al., 2015).
Kalorimetri didasarkan kenaikan suhu yang teramat dalam beberapa
medium. Kalor spesifik dari zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu dari 1 gram zat pada 1 oC. Besaran lain yang
berhubungan adalah kapasitas kalor yang merupakan banyaknya kalor yang
o
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat bermassa pada 1 C.
Banyaknya kalor yang keluar maupun masuk dari zat adalah :
q=c .ΔT ………………………………(3.6)
ΔT adalah perubahan suhu yang diperoleh dari tf – ti dimana tf
merupakan temperature final dan ti adalah temperature initial
Q = C (Tf – Ti)…………………………………(3.7)
Sehingga persamaan kalor spesifik :
q=m. c .ΔT ………………………………….(3.8)
dimana m merupakan massa gram dari zat yang menyerap kalor dan C =
m.c (Chang, 2004).
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan utuk mengukur
perubahan kalor salah satu jenis calorimeter adalah calorimeter bom. Sistem
termodinamika adalah isi dari calorimeter tersebut, antara lain : reaktan dan
prosuk bom itu sendiri, air tempat bom thermometer, dan pengaduk
merupakan lingkungannya (Petrucci, 1987).
Hasil
NaOH
Hasil
HCl
Hasil
HCl
Hasil