Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cerry Maura Purwandini

NIM : 11220162000057

Kelas : 3-B Pendidikan Kimia

Kloter : 2

A. Judul Praktikum

"Hukum Hess”

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :

1. Mengidentifikasi penerapan Hukum Hess.


2. Menganalisis jumlah kalor yang diserap dari tiga reaksi.
3. Menganalisis pengaruh suhu terhadap percobaan Hukum Hess.

C. Dasar Teori
Hukum Hess merupakan suatu hukum yang menggambarkan entalpi suatu fungsi keadaan yang
memungkinkan menghitung perubahan entalpi tersebut dengan menjumlahkan seluruh perubahan
setiap langkah sampai produk terbentuk Adapun bunyi dari hukum Hess yaitu kalor reaksi dari
suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh berapa langkah berlangsungnya suatu reaksi untuk membentuk
suatu produk namun proses tersebut hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi
(Davis, 2014).
Lavoiser dan Laplace mengenal bahwa kalor yang diabsorbsi dalam penguraian senyawa harus
sama dengan kalor yang dilepaskan dalam pembentukkannya pada kondisi yang sama. Hess
menunjukkan bahwa kalor dari reaksi kimia total pada tekanan tetap adalah sama tanpa
memperhatikan tahap antara yang terjadi. Prinsip ini adalah kesimpulan dari hukum
Termodinamika I dan sebagai akibat bahwa entalpi adalah suatu fungsi keadaan (Farrington, 1987).
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses hanya
tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi dan tidak tergantung pada rute atau langkah-langkah
diantaranya. Dengan melakukan perubahan entalpi dari suatu reaksi kita terlebih dahulu harus
memahami bahwa perubahan entalpi berbanding lurus dengan jumlah zat yang terlibat dalam reaksi
berbalik. Konsep ini sangat berguna dalam memahami tentang hukum Hess ini (Attkins, 1999).
Perubahan entalpi (∆H) yang menyertai perubahan wujud materi. Ketika cairan bersentuhan
dengan atmosfer, molekul yang berenergi pada permukaan cairan dapat mengatasi gaya tarik
dengan sesamanya dan masuk kewujud gas atau uap. Penentuan tak langsung ∆H : Hukum Hess
kesetimbangan perubahan entalpi ∆H adalah sifat ekstensif.Hukum Hess mengenai penjumlahan
kalor konstan (Petrucci,1992:239-244).
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukan adanya perubahan energi dalam
bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan oleh sistem
menyebabkan suhu sistem akan berubah.Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan
rumus
q = m c ∆t
q = Kalor pereaksi,
m = massa,
c = massa jenis
∆t = perubahan suhu
Perubahan entalpi (∆H) reaksi adalah q untuk jumlah mol pereaksi atau hasil suatu reaksi
sesuai persamaan reaksi, disertai tanda positif (endoterm) atau negatif(eksoterm) (Kartini, 2013 :
32).
G.H. Hess mengeluarkan hukumnya yang menyatakan bahwa jumlah aljabar panas reaksi yang
dibebaskan atau diserap tidak bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut. Hukum
Hess secara praktis dapat diartikan bahwa jumlah entalpi reaksi total H dapat diperoleh dengan
menjumlahkan entalpi reaksi antara entalpi awal reaksi dan entalpi akhir reaksi seperti halnya reaksi
kimia pada umumnya. Jika sebuah sistem bebas untuk mengubah volumenya terhadap tekanan luar
yang tetap, perubahan energi dalamnya tidak lagi sama dengan energi yang diberikan sebagai kalor.
Energi yang diberikan sebagai kalor diubah menjadi kerja untuk memberikan tekanan balik terhadap
lingkungan. Pada tekanan tetap kalor yang diberikan sama dengan perubahan dalam sifat
termodinamika yang lain dari sistem yaitu entalpi H (Atkins, 1999).

D. Alat dan Bahan

• Kalorimeter sederhana
• Gelas ukur 100 ml
• Termometer
• Neraca analitik
• Gelas kimia 250 ml
• NaOH, NaOH 0,50M
• HCI 0,25M, HCI 0,50M.

E. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah:

Bagian pertama: pengenceran NaOH dalam aquadest

1. Siapkan 200 ml air dalam kalorimeter. Aduk perlahan sambil mengamati suhu pada termometer
sampai tercapai suhu konstan. Catat suhu konstan dalam tabel

2. Timbang 1 gram NaOH dengan teliti. Lakukan dengan cepat dan tepat, agar NaOH tidak terlalu
lama terkena udara bebas dan dapat menyebabkan korosi

3. Tuangkan NaOH ke dalam kalorimeter yang telah berisi aquadest. Aduk perlahan sampai semua
NaOH padat larut. Amati dan catat suhu pada termometer pada suhu tertinggi

4. Setelah selesai, bersihkan kalorimeter dan keringkan

Bagian kedua: reaksi antara NaOH padat dengan asam klorida

1. Ulangi prosedur pada bagian pertama dengan mengganti air dengan 200 ml asam klorida 0,25M

2. Setelah selesai, bersihkan kalorimeter dan keringkan.

Bagian ketiga : reaksi antara larutan NaOH dengan asam klorida

1. Ukur 0,50 M asam klorida 200 ml secara akurat, lalu masukkan ke dalam wadah 100 ml

kalorimeter, dan 100 ml lagi ke dalam gelas kimia. Kedua solusi tersebut harus sama suhu kamar.

2. Mencatat suhu dan volume untuk setiap larutan

3. Menambahkan larutan NaOH ke dalam kalorimeter yang sudah mengandung larutan asam
klorida. Aduk perlahan. Catat suhu tertinggi yang ditunjukkan oleh termometer

4. Setelah selesai, bersihkan kalorimeter dan keringkan

E. Daftar Pustaka

Attkins, P. W. (1999). Kimia Fisik Jilid 1. Jakarta: Erlangga


Fraington, dkk. (1987). Kimia Fisik. Jakarta: Erlangga

Kartini. (2013). Panduan Praktikum Kimia Dasar 2. Cirebon : Pusat Laboratorium IAIN

Syekh Nurjati.

Petrucci, Raip H. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai