KIMIA FISIK 1 - HUKUM HESS - Kel.5 - Reguler B
KIMIA FISIK 1 - HUKUM HESS - Kel.5 - Reguler B
KIMIA FISIK l
“HUKUM HESS”
Dosen Pengampu:
Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si
Oleh Kelompok 5:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Kimia Fisik I yaitu
tentang “Hukum Hess”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Yusnaidar,
S.Si., M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kimia Fisik I. Semoga tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi
kalorimeter ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..……...ii
DAFTA ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................2
Hukum Hess bisa juga diyatakan melalui bentuk diagram siklus ataupun diagram
tingkat energy. Diagram siklus untuk reaksi pembakaran karbon berdasarkan pada
contoh sebelumnya yakni sebgai berikut:
Diagram tingkat energy atas reaksi karbon dengan menggunakan oksigen dam
membentuk CO2 menurut dua lintasan.
Hukum Hess ini bisa digunakan untuk menentukan kalor berdasarkan pda reaksi yang
tak dapat diketahui dengan cara yang langsung. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
Hukum Hess berbunyi “perubahan entalpi reaksi hanya tergantung keadaan awal
dan keadaan akhir sistem yang tidak tergantung pada jalannya reaksi”. Entalpi
satndar reaksi individu dapat digabungkan untuk memperoleh entalpi reaksi lain.
Penerapan Hukum pertama ini disebut Hukum Hess:
Entalpi standar suatu reaksi keseluruhan adalah jumlah entalpi standar masing-
masing reaksi yang dapat digunakan untuk membagi suatu reaksi.
Individual tidak perlu diwujudkan dalam praktik:langkah-langkah tersebut mungkin
merupakan reaksi hipotess, satu-satunya persyaratan adalah persamaan kimianya
harus sembang. Dasar termodinamika dari hokum ini adalah indepedensi jalur dari
nilai ΔH dan implikasinya bahwa kita dapat mengambil reaktan tertenu, dan secara
keseluruhan memperoleh perubahan entalpi hasil yang sama. Pentingnya Huku hess
adalah informasi tentang reaksi yang diinginkan, yang mungkin sulit ditentukan
secara langsung, dapat dikumpulkan dari informasimengenai reaksi lain.
Perubahan keadaan suatu system yang dihasilkan oleh reaksi kimia tertentu adalah
pasti. Perubahan entalpi yang bersangkutan juga pasti, karena entalpi merupakan
fungsi keadaan. Jadi, jika kita mengubah sekumpulan reaktan tertentu menjadi
sekumpulan produk tertentu melalui lebih dari satu rangkaian reaksi, prubahan entalpi
total harus sama untuk setiap rangkaian. Aturan ini, yang merupakan konsekuensi dai
hukum pertama termodinamika, awalnya dikenal sebagi hukum penjumlahan panas
konstan Hess. Misalnya kita membandingkan dua dengan berbagai metode sintesis
natrium klorida dari natrium dan klorin.
Pembahasan:
Untuk menghitung entalpi hidrogenasi benzena dari entalpi pembakarannya dan
entalpi pembakaran sikloheksana, dapat digunakan hukum Hess. Berikut adalah
langkah-langkahnya:
a. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran benzena dan sikloheksana:
C6H6 + 15/2 O2 → 6 CO2 + 3 H2O
C6H12 + 9 O2 → 6 CO2 + 6 H2O
b. Tuliskan persamaan reaksi hidrogenasi benzena:
C6H6 + 3 H2 → C6H12
c. Hitung entalpi pembakaran benzena dan sikloheksana dengan menggunakan
data entalpi pembakaran standar:
ΔHc°(C6H6) = -3267,6 kJ/mol
ΔHc°( C6H12) = -3930,3 kJ/mol
d. Hitung entalpi hidrogenasi benzena dengan menggunakan data entalpi
hidrogenasi standar:
ΔHh°( C6H6) = -208 kJ/mol
e. Gunakan hukum Hess untuk menghitung entalpi hidrogenasi benzena:
ΔHh°(C6H6) = ΣnΔHc°(produk) - ΣmΔHc°(reaktan)
ΔHh°(C6H6) = [6ΔHc°(CO2) + 3ΔHc°(H2O)] - [ΔHc°(C6H6) +
3/2ΔHc°(H2)]
ΔHh°(C6H6) = [6(-393,5) + 3(-285,8)] - [-3267,6 + 3/2(0)]
ΔHh°(C6H6) = -205,3 kJ/mol
Dengan demikian, entalpi hidrogenasi benzena adalah -205,3 kJ/mol.
3. Hitunglah dan tentukanlah berapakah jumlah kalor yang dikeluarkan pada ketika
terjadi suatu pembakaran 1 mol Hindrokarbon C²H² (mr=26). Apabila telah
diketahui bahwa entalpi jumlah pembentukan H ² O(g)=-285Kj/mol, Lalu CO² (g)
mol/Kj dan kemudian C²H²(g)=+227mol/Kj
Pembahasan :
Langkah awal adalah membentuk sebuah persamaan reaksi untuk pembakaran
C2H2.
Dalam istilah pembakaran ini disini bermaknakan suatu senyawa yang
direaksikan dengan sebuah oksigen(O2).
Lalu dari rekasi hidrokarbon biasanya bisa selalu memperoleh hasil adalah
karbondioksida dan juga uap air.
Jika sudah disetarakan maka kemudian akan memperoleh sebuah hasil
persamaan reaksi, adalah sebagai berikut.
C2H2 + 5/2O2(g) → 2CO2(g) + H2O
ΔHreaksi = ΔH hasil - ΔH pereaksi
ΔHreaksi = 2ΔHfCO2 + ΔHf H2O – ΔHf C2H2 - 5/2ΔHf O2
ΔHreaksi = 2(-393)+(-285)-227-5/2(0)
ΔHreaksi = -1298kj/mol
Tetapi harus di ingat bahwa ΔH adalah suatu unsur yang bernilai 0 maka ΔHf O2
=0
4.
Penyelesaian:
Berdasarkan Hukum Hess
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3
ΔH1 = -222 + (-566)
ΔH1 = -788 kJ.
ΔHf CO2 = -788/2 = -394 kJ/mol
Penyelesaian:
Berdasarkan Hukum Hess
ΔH1 = ΔH2 + ΔH3
ΔH1 = -222 + (-566)
ΔH1 = -788 kJ.
ΔHf CO2 = -788/2 = -394 kJ/mol
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah
itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA