Anda di halaman 1dari 4

HUKUM HESS

Pengertian Hukum Hess


Hukum Hess adalah hukum yang digunakan untuk menentukan besarnya
perubahan entalpi suatu reaksi. Dalam hukum Hess, nilai perubahan entalpi
dinyatakan sebagai fungsi keadaan (∆H). Menurut hukum ini, karena
perubahan entalpi merupakan fungsi keadaan maka perubahan reaksi kimia
akan bernilai sama meskipun langkah-langkah yang diperlukan untuk
menghasilkan hasil reaksi berbeda.

Bunyi Hukum Hess


“Jumlah panas yang dibutuhkan atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia
tidak tergantung pada jalannya reaksi tetapi ditentukan oleh keadaan awal
dan akhir”.

Rumus Hukum Hess


Berdasarkan percobaan-percobaan yang telah dilakukannya, pada tahun
1840 Germain Hess (1802-1850) merumuskan:
Diketahui diagram Hess reaksi A → C

Perubahan A menjadi C dapat berlangsung 2 tahap. Tahap I (secara


Iangsung)
A      →      C          AH1
Tahap II (secara tidak langsung)

Jadi dapat dirumuskan ∆H1 = ∆H2 + ∆H3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hukum Hess


Faktor-faktor yang mempengaruhi hukum hess yaitu:

1. Jumlah zat yang bereaksi, jumlah zat yang bereaksi di dalam


kalorimeter akan mempengaruhi panas yang dihasilkan.
2. Suhu atau temperatur, semakin tinggi suhu yang dihasilkan maka
menyebabkan perubahan entalpinya semakin meningkat.
3. Jenis reaksi, suatu jenis reaksi yang dihasilkan apakah endoterm atau
eksoterm mempengaruhi perubahan entalpi.
4. Pelarut, pelarut yang memiliki titik didih tinggi akan mempengaruhi
reaksi yang terjadi di dalam kalorimeter.
5. Sifat zat, sifat zat yang beraksi, sifat mudah sukarnya suatu zat
bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsung reaksi. Secara
umum, dinyatakan bahwa yang pertama reaksi antara senyawa ion
umumnya berlangsung cepat. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya
tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan dan yang
kedua reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut
dibutuhkan energi untuk memutuskan ikatan-ikata kovalen yang
terdapat dalam molekul zat yang bereaksi.
6. Konsentrasi, konsenstrasi dari berbagai percobaan menunjukkan
bahwa semakin cepat reaksi berlangsung. Semakin besar konsentrasi
semakin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga semakin besar pula
kemungkinan terjadi reaksi.
7. Perubahan tekanan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kelarutan suatu zat cair atau zat padat dalam pelarut cair tetapi pada
kelarutan gas selalu bertambah dengan bertambahnya tekanan.
8. Katalisator, zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan
maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat
dalam reaksi akan tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang
permanen dengan kata lain akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali
dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
9. Kalor, kalor metupakan panas yang mempengaruhi hukum hess,
karena kalor akan mempengaruhi saat perhitungan untuk menentukan
arah 1 dan arah 2.
10. Pengadukan dan pengocokan, semakin continue atau cepat
pengadukan yang dilakukan semakin besar nilai entalpi baik pada arah
1 dan arah 2.

Penerapan Hukum Hess


Berikut ini terdapat beberapa penerapan hukum hess, terdiri atas:

 Kita dapat mengkombinasikan beberapa reaksi yang telah diketahui


entalpinya untuk memperoleh entalpi reaksi yang kita cari.
 Kebalikan dari suatu reaksi mengakibatkan perubahan tanda entalpi,
artinya jika suatu reaksi berjalan secara eksoterm maka kebalikan
reaksi tersebut adalah endoterm dengan tanda entalpi yang saling
berlawanan.
 Jika suatu reaksi dikalikan dengan suatu bilangan maka entalpi reaksi
tersebut juga harus dikalikan dengan bilangan yang sama.

Contoh Soal Hukum Hess


Berikut ini terdapat beberapa contoh soal hukum hess, terdiri atas:
1. Diketahui diagram siklus Hess
Jawab:

2. Contoh Soal No.2

Anda mungkin juga menyukai