Anda di halaman 1dari 17

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Reaksi kimia berdasarkan arahnya dibedakan menjadi reaksi


berkesudahan (satu arah) dan reaksi dapat balik (dua arah). Pada reaksi
berkesudahan zat-zat hasil tidak dapat saling bereaksi kembali menjadi
zat pereaksi. Reaksi dapat balik dapat berlangsung dalam dua arah,
artinya zat-zat hasil reaksi dapat saling bereaksi untuk membentuk zat
pereaksi kembali. Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat
balik, tetapi tidak semua reaksi dapat balik dapat menjadi reaksi
setimbang. Agar tercipta suatu reaksi setimbang diperlukan kondisi
tertentu antara lain reaksinya bolak-balik, sistemnya tertutup, dan bersifat
dinamis.
Hukum kesetimbangan yaitu: bila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dipangkatkan
koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi
dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan
kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan
harganya tetap pada suhu tertentu. Artinya setiap reaksi akan mempunyai
harga tetapan kesetimbangan yang cenderung tidak sama dengan reaksi
lain meskipun suhunya sama, dan untuk suatu reaksi yang sama harga K
akan berubah jika suhunya berubah. (unggul, 2006: 111)
Azaz Le Chatelier yaitu jika dalam suatu sistem kesetimbangan diberikan
aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi
itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan
pada sistem kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi,
perubahan volume, perubahan tekanan, dan perubahan suhu.
1. Perubahan konsentrasi
Bila ke dalam suatu sistem kesetimbangan, konsentrasi salah satu
komponennya ditambah maka kesetimbangan akan bergeser dari arah
penambahan itu, dan bila salah satu komponen dikurangi maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan itu.
2. Perubahan volume
Penambahan air menyebabkan volume larutan menjadi (misalnya dua
kali) lebih besar, sehingga konsentrasi masing-masing komponen akan
mengalami perubahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

perubahan volume tidak menyebabkan pergeseran kesetimbangan


untuk suatu reaksi.
3. Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi setimbang akan menyebabkan
terjadinya perubahan harga tetapan kesetimbangan (k). Pergeseran
reaksi kesetimbangan akibat perubahan suhu ditentukan oleh jenis
reaksinya, endoterm atau eksoterm. Menurut azaz Le Chatelier, jika
sistem dalam kesetimbangan ke arah reaksi yang menyerap kalor (H
positif).
4. Perubahan tekanan
Perubahan tekanan akan berpengaruh pada konsentrasi gas-gas yang
ada pada kesetimbangan . oleh karena itu, pada sistem reaksi
setimbang yang tidak melibatkan gas, perubahan tekanan tidak
menggeser letak kesetimbangan.
PV = nRT

P = (n/V) RT
Dari persamaan itu dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan
berakibat yang sebaliknya dengan perubahan volume. Artinya, bila
tekanan diperbesar akan sama pengaruhnya dengan bila volume
diperkecil, dan sebaliknya bila tekanan diperkecil akan berakibat yang
sama dengan bila volume diperbesar.
5. Penambahan katalis pada reaksi setimbang
Adanya katalis dalam reaksi kesetimbangan tidak mengakibatkan
terjadinya pergeseran letak kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat
tercapainya keadaaan setimbang. (unggul, 2006: 119-125)
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini yaitu kita dapat Menentukan kesetimbangan
asam lemah dan menentukan Phnya.
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menentukan PH larutan asam lemah dengan menggunakan indikator
dan kertas PH universal.
2. Menentukan pengaruh pengenceran terhadap nilai PH larutan asam
lemah.
3. Menentukan kesetimbangan ionisasi asam lemah.
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KESETIMBANGAN

KIMIA DASAR

4. Menentukan derajat ionisasi asam lemah berdasarkan nilai Phnya

.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat yang ada diruas
kanan dapat bereaksi atau terurai kembali membentuk zat-zat diruas kiri.
Bunyi hukum kesetimbangan adalah bila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang maka hasil konsentrasi zat-zat pereaksi dipangkatkan
koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat, pereaksi
dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Setiap
konsentrasi akan mempunyai harga tetapan kesetimbangan yang
melibatkan turunnnya sutu zat menjadi zat yang lebih sederhana. Derajat
disosiasi adalah jumlah zat yang terurai dibagi dengan jumlah zat mulamula.
Untuk menyatakan hubungan antara konsentrasi pereaksi dan hasil
reaksi pada keadaan kesetimbangan, Guldberg dan Waage pada tahuun
1866 menggunakan suatu besaran yang disebut tetapan kesetimbangan
( K ). Misalnya, reaksi yang terjadi berikut :
mA + nB

pC + qD

Jika reaksi terjadi dalam fase gas, pada saat kesetimbangan


semua gas baik pereaksi maupun hasil pereaksi bercampur dalam suatu
wadah dan menimbukan tekanan tertentu. Tekanan itu merupakan
tekanan total yang ditimbulkan oleh gas-gas itu. Oleh karena itu, setiap
gas memiliki tekanan parsial, yaitu tekanan yang ditimbulkan jika gas itu
sendiri yang ada dalam ruangan. Jika tekanan total p dan tekanan parsial
masing-masing pA, pB, pD, maka p = pA + pB + pD.
Karena tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol, tekanan parsial
suatu gas dapat ditentukan dengan persamaan :
Tekanan parsial suatu gas
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KESETIMBANGAN

KIMIA DASAR

Suatu reaksi kesetimbangan dapat kita geser dengan cara melakukan


perubahan konsentrasi zat, perubahan volume atau tekana gas, dan
perubahan suhu. Hal itu sesuai dengan suatu gas yang dirumuskan oleh
Henri Louis Chetelier (1850-1936) yang berbunyi : jika terhadap suatu
kesetimbangan dilakukan aksi-aksi (perubahan-perubahan) tertentu,
reaksi akan bergeser untuk menghilangkan aksi tersebut . Selanjutnya,
asas tersebut dikenal sebagai asa Le Chateleir.
(Raharjo, Sentot B. 2007.Kimia Berbasis Eksperimen.Solo:Yrama Widya.)
1.

Perubahan konsentrasi

Setiap reaksi kesetimbangan mempunyai harga tetapan tertentu. Oleh


karena itu, jika konsentrasi salah satu zat dalam suatu reaksi
kesetimbangan berubah, akan diikuti perubahan zat yang lain sedemikian
rupa sehingga tetapan kesetimbangan tetap.
2.

Perubahan volume dan tekanan gas

Menurut Robert Boyle (1627-1691), pada suhu tetap, tekanan gas


berbanding terbalik dengan volume gas. Maka memperbesar tekanan
berarti memperkecil volumenya. Jika volume diperbesar kesetimbangan
akan bergeser menuju keruas dengan jumlah molekul/partikel (jumlah
koefisien reaksi) yang besar. Sebaliknya, jika volume diperkecil
kesetimbangan akan bergeser menuju keruas dengan jumlah
molekul/pertikel(jumlah koefisien reaksi) yang kecil.
3.

Perubahan suhu

Perubahan suhu berarti perubahan kalor. Jika suhu dinaikkan, maka kita
menambah kalor sehingga reaksi bergeser ke zat yang memerlukan kalor
dan sebaliknya.
4.

Derajat disosiasi

Derajat disosiasi merupakan angka perbandingan antara mol zat yang


terurai dan mol zat mula-mula. Derajat disosiasi ( dapat ditulis :
5.

Sistem kesetimbangan dalam industri

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

Dalam industri, reaksi harus menghasilkan zat hasil reaksi sebanyak


mungkin. Misalnya, proses Haber-Bosch pembuatan amonia :
N2 + 3 N 2

2 NH3

Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm sehingga reaksi


akan bergeser ke kananapabila reaksi berlangsung pada suhu rendah.
(Susilowati, Endang.2007.Sains Kimia.Solo: Pustaka Mandiri)
2.2 Uraian Bahan
1. Air suling ( FI, edisi III hal.96 )

2.

Nama resmi

: AQUADESTILLATA

Nama lain

: Air suling

Berat molekul

: 18

Rumus molekul

: H2O

Kegunaan

: Sebagai zat tambahan.

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa, tidak


berwarna

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat.

Asam Formiat
Nama resmi

: Asam Formiat

Nama lain

: Farmid acid

Berat molekul

: 46,03

Rumus molekul : HCOOH


Kelarutan

: dapat tercampur dengan air dan etanol (95%)

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, bau tajam, sangat korosif

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
RS

O
H - C -OH

3. Indikator metil merah (C15H15N3O2)


Nama Resmi

: metil merah

Nama Lain

: asam 4 dimetil amonoazobenzena karbasilat

Rumus Molekul

: C15H15N3O2

Pemerian

: prisma triklinik atau serbuk halus biru

Kelarutan
Rumus Sturuktur

: larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian


gliserol p sangat sukar larut dalam etano.
:

(Depkes RI,Farmakope Indonesia Edisi III dan IV,1995.)


2.3 Prosedur kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sediakan alat dan bahan


Di Pipet asam formiat sebanayak 10 ml
Masukkan ke dalam labu takar 100 ml
Tambahkan aquades sampai batas yang di tentukan
Homogenkan
Di pipet 25 ml di masukkan ke dalam enlemayer
Tambahkan 3 tetes indikator metil merah
Ukur suhu dan phnya.

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat :

.
1.
2.
3.
4.
5.

Enlenmayer 100 cm3


Pipet volume 10 cm3
Pipet volume 25 cm3
Labu takar 100 cm3
Termometer 100oC

5 buah
2 buah
2 buah
5 buah
1 buah

3.2 Bahan :
1. Larutan asam formiat 0,X M
2. Larutan asam cuka
3. Aquades
4. Kertas ph universal
5. Larutan penunjuk (metil merah dan orange)
3.3 Cara kerja :
a. Untuk HCOOH 0,1 M
1. di sediakan alat dan bahan
2. di pipet asam formiat 0,1 M sebanayak 10 ml
3. di masukkan ke dalam labu takar 100 ml
4. di tambahkan aquades sampai batas yang di tentukan
5. di homogenkan
6. di pipet 25 ml di masukkan ke dalam enlemayer
7. di tambahkan 3 tetes indikator metil merah
8. di ukur suhu dan phnya.
b. Untuk HCOOH 0,01 M
1. di sediakan alat dan bahan
2. di pipet asam formiat 0,1 M sebanayak 10 ml
3. di masukkan ke dalam labu takar 100 ml
4. di tambahkan aquades sampai batas yang di tentukan
5. di homogenkan
6. di pipet 25 ml di masukkan ke dalam enlemayer
7. di tambahkan 3 tetes indikator metil merah kemudian
8. di ukur suhu dan phnya.
c. Untuk HCOOH 0,001 M
1. di sediakan alat dan bahan
2. di pipet asam formiat 0,1 M sebanayak 10 ml
3. di masukkan ke dalam labu takar 100 ml
4. di tambahkan aquades sampai batas yang di tentukan
5. di homogenkan
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
6. di pipet 25 ml di masukkan ke dalam enlemayer
7. di tambahkan 3 tetes indikator metil merah
8. di ukur suhu dan phnya.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
NO

SAMPEL

PH

SUHU OC PENUNJUK

WARNA

1. HCOOH 0,1
Reflikasi 1
3
Reflikasi 2

Metil merah

Pink

Metil merah

Pink

Metil merah

Pink

4
Reflikasi 3
4
5. HCOOH 0,01 M
Reflikasi 1
5
Reflikasi 2
6
Reflikasi 3
6
9.
HCOOH 0,001 M
Reflikasi 1

Reflikasi 2

Reflikasi 3

Perhitungan :
1. Pengenceran I
a. Reflikasi 1
Dik=

Ph= 3

M = 0,1
10
(ph)2 (103)2
5
=
=10
1
m
10
pka=

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
=

pka
m

105
1
10

104

2
= 10

106

103

106

103

b. Reflikasi 2
Dik=

Ph= 4 M = 0,1
10
2
4
2
(ph) (10 )
7
=
=10

1
m
10
pka=

pka
m

10
1
10

c. Reflikasi 3
Dik=

Ph= 4 M = 0,1
10
2
4
2
(ph) (10 )
7
=
=10

1
m
10
pka=

pka
m

107
1
10

2. Pengenceran II
a. Reflikasi 1
Dik=
Ph= 5

M = 0,01

10
2
5
2
(ph) (10 )
8
=
=10

1
m
10
pka=

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
=

pka
m

108
1
10

106

103

108

10

108

10

10

b. Reflikasi 2
Dik=

Ph= 6 M = 0,01
10
2
6
2
(ph) (10 )
10
=
=10

2
m
10
pka=

pka
m

1010
101

c. Reflikasi 3
Dik=

Ph= 6 M = 0,01
10
2
6
2
(ph) (10 )
10
=
=10

2
m
10
pka=

pka
m

1010
102

3. Pengenceran III
a. Reflikasi 1
Dik=
Ph= 5

M = 0,001

10
2
5
2
(ph) (10 )
7
=
=10

3
m
10
pka=

pka
m

107
103

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

104

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN
b. Reflikasi 2
Dik= Ph= 6 M = 0,001
10
(ph) (106)2
9
=
=10

3
m
10
pka=
2

pka
=
m

109
103

106

103

104

c. Reflikasi 3
Dik= Ph= 7

M = 0,001

10
(ph) (107)2
=
=1011

3
m
10
pka=
2

pka
=
m

1011
103

108

4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dengan bahan utama larutan
asam formiat (HCOOH) dengan aquadest (H 2O), pemerian larutan
penunjuk MM bertujuan agar mengetahui perubahan warna yang terjadi
pada asam formiat. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kisaran harga PH
tiap kali pengenceran dari percobaan yang dilakukan. Dalam percobaan
kali ini, Larutan diukur suhunya, PHnya, dan kemudian ditambahkan
indikator MM dan BTB sebanyak 3 tetes untuk mendapatkan warna.
Percobaan ini dilakukan 3 kali dengan cara sistem pengenceran, hasil
yang kami peroleh adalah :
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

a. Untuk HCOOH 0,1 M dengan penambahan indikator MM pada reflikasi


1 nilai PHnya adalah 3, reflikasi 2 nilai Phnya 4 dan reflikasi 3 nilai
phnya 4 dan mengalami perubahan warna dari warna bening menjadi
pink.
b. Untuk HCOOH 0,01 M dengan penambahan indikator MM pada
reflikasi 51nilai PHnya adalah 5 reflikasi 2 nilai Phnya 6 dan reflikasi 3
nilai phnya 6 dan mengalami perubahan warna dari warna bening
menjadi merah muda.
c. Untuk HCOOH 0,001 M dengan penambahan indikator MM nilai PHnya
reflikasi 1 adalah 5 reflikasi 2 nilai Phnya 6 dan reflikasi 3 nilai phnya 7
dan mengalami perubahan warna dari warna bening menjadi merah
muda.
Setelah didapatkan hasil dari percobaan ini, yakni Phdan warna dari
kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari harga kesetimbangan,
derajat ionisasi, dan rata-rata derajat ionisasi.

Rumus untuk mencari kesetimbangan asam Formiat


10
(ph)2
m
pka=

Rumus untuk mencari derajat ionisasi :


=

pka
m

Sedangkan untuk mencari derajat rata-rata ionisasi adalah :


Pengenceran sangat berpengaruh terhadap PH larutan derajat ionisasi
dan tetapan kesetimbangan, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan yaitu perubahan konsentrasi, suhu, tekanan dan volume.
Semakin besar nilai pengenceran, maka nilai kesetimbangan kecil, begitu
pula sebaliknya. Sedangkan derajat ionisasinya tidak dipengaruhi oleh
pengenceran.

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa penentuan kesetimbangan (Ka) dari HCOOH konsentrasi
ditentukan oleh pengenceran. Begitu pula dengan hasil perhitungan, yaitu:
1. Untuk HCOOH 0,1 M
a. Reflikasi 1 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-5 dan Derajat ionisasinya 10-2
b. Reflikas 2 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-7 dan Derajat ionisasinya 10-3
c. Reflikas 3 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-7 dan Derajat ionisasinya 10-3
2. Untuk HCOOH 0,01 M
a. Reflikasi 1 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-8 dan Derajat ionisasinya 10-3
b. Reflikas 2 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-10 dan Derajat ionisasinya 10-4
c. Reflikas 3 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-10 dan Derajat ionisasinya 10-4
3. Untuk HCOOH 0,001 M
a. Reflikasi 1 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-7 dan Derajat ionisasinya 10-2
b. Reflikas 2 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah
10-9 dan Derajat ionisasinya 10-3
ANGGUN CAHYANI SAID
15020160141

UMMU KHAERIAH

KIMIA DASAR

KESETIMBANGAN

c. Reflikas 3 yaitu Nilai tetapan kesetimbangan (Ka) adalah


10-11 dan Derajat ionisasinya 10-4
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, alat dan bahan yang
digunakan dalam keadaan baik dan juga lengkap agar diperoleh hasil
yang murni dari percobaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia.


Jakarta: PT Phibeta Aneka Gama
S, Syukri, 1999. Kimia Dasar 2 .
Bandung: ITB press
Kesehatan RI, Departemen Farmakope Indonesia Edisi III dan IV
Direktur Pengawasan Obat dan makanan,1995.
Kimia Tim Dosen.2009.Kimia Dasar I.
UNHAS: Makassar.
Penulis Tim.2008.Tinta Kimia.Solo:
PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Susilowati, Endang.2007.
Sains Kimia.Solo: Pustaka Mandiri.
Raharjo, Sentot B. 2007.
Kimia Berbasis Eksperimen.Solo:Yrama Widya.

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KESETIMBANGAN

KIMIA DASAR

Lampiran :

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

UMMU KHAERIAH

KESETIMBANGAN

ANGGUN CAHYANI SAID


15020160141

KIMIA DASAR

UMMU KHAERIAH

Anda mungkin juga menyukai