Anda di halaman 1dari 16

TEORI PENDAHULUAN

TETAPAN KESETIMBANGAN REAKSI

DISUSUN OLEH :
NAMA : NURUL HIKMA AULIA
STAMBUK : 09220190041
KELAS/KELOMPOK : C2/4

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi-reaksi kimia yang sering dipelajari adalah reaksi satu arah.
Sebenarnya, banyak reaksi kimia yang terjadi tidak hanya satu arah melainkan
membentuk keadaan setimbang. Dalam hal ini, pereaksi tidak habis bereaksi
dan hasil-hasil reaksi dapat kembali lagi membentuk pereaksi. Hal ini
berlangsung hingga terbentuk keadaan kesetimbangan antara pereaksi dan
hasil reaksi Kesetimbangan memiliki sifat statis dan dinamis. Namun pada
reaksi kimia, kesetimbangan bersifat dinamis. Artinya, saat tercapai
kesetimbangan reaksi tidak berhenti, tetapi terus berlangsung. Saat setimbang,
zat-zat di sebelak kiri (reaktan) saling bereaksi sehingga molekul-molekul zat
di sebelah kanan (produk) bertambah (Rizka et al. 2013).
Pada waktu yang sama molekul- molekul zat di sebelah kanan berkurang
dan molekul-molekul zat yang di sebelah kiri bertambah dengan laju yang
sama dengan laju reaksi ke kanan. Dengan demikian, reaksi akan berlangsung
terus-menerus ke dua arah dengan laju yang sama. Perhitungan keseimbangan
perlu dilakukan pada reaksi-reaksi bolak balik untuk melengkapi perhitungan
kinetika sebagai dasar pertimbangan dalam memutuskan usaha-usaha untuk
meningkatkan yield proses. Kadang-kadang, pertimbangan kinetika
berlawanan dengan pertimbangan termodinamika misalnya, kecepatan reaksi
akan semakin tinggi pada suhu yang semakin tinggi.
Etanol (C2H5OH) atau sering juga disebut dengan alkohol. Alkohol adalah
suatu cairan yang transparan, suatu cairan yang sangat amat mudah terbakar,
cairan yang tidak berwarna, cairan yang sangat mudah menguap, dan sangat
mudah bercampur dengan air, eter maupun kloroform. Etanol merupakan
salah satu sumber energi alternatif yang dapat dijadikan sebagai energi
alternatif dari Bahan Bakar Nabati (BBN). Banyak peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari yang merupakan proses kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan
banyak terjadi pada reaksi-reaksi dalam wujud gas. (Nursa 2020).
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan konversi kesetimbangan reaksi esterifikasi asam asetat
(CH3COOH) dengan etanol (C2H5OH).
2. Menentukan nilai Kc.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesetimbangan Reaksi


2.1.1 Pengertian Kesetimbangan Reaksi
Kesetimbangan reaksi adalah keadaan dimana kedua reaktan dan
produk hadir dalam konsentrasi yang tidak memiliki kecenderungan
lebih lanjut untuk berubah seiring berjalannya waktu. Biasanya,
keadaan ini terjadi ketika reaksi ke depan berlangsung pada laju yang
sama dengan reaksi balik (Siregar 2017).
2.1.2 Asas Kesetimbangan
Secara mikroskopis sistem kesetimbangan umumnya peka terhadap
gangguan dari lingkungan. Andaikan sistem yang kita perhatikan
adalah kesetimbangan air-uap, air dalam silinder. Jika volume sistem
diperbesar (tekanan dikurangi) maka sistem berupaya mengadakan
perubahan sedemikian rupa sehingga mengembalikan tekanan ke
keadaan semula, yakni dengan menambah jumlah molekul yang pindah
ke fase uap. Setelah kesetimbangan baru dicapai lagi, air yang ada
lebih sedikit dan uap air terdapat lebih banyak dari pada keadaan
kesetimbangan pertama tadi. Jika kesetimbangan itu ditulis dalam
persamaan reaksi :
H2O (l) ⇌ H2O (g)
Dari persamaan diatas, Maka kesetimbangan dapat dinyatakan
bergeser ke kanan. Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh
faktor luar seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi. Bagaimanakah kita
menjelaskan pengaruh dari berbagai faktor itu? Mengapa
kesetimbangan:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g), H = -92,2 kJ;


Bergeser ke kiri ketika suhunya dinaikkan, tetapi bergeser ke kanan
ketika tekanannya diperbesar ? Henri Louis Le Chatelier (1884)
berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar tehadap kesetimbangan
dalam suatu azas yangdikenal dengan azas Le Chatelier sebagai
berikut: “ Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan
(aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung
mengurangi pengaruh aksi (tindakan) tersebut”.
Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai: Reaksi
sama dengan kurang aksi. Artinya, bila pada suatu sistem
kesetimbangan dinamis terdapat suatu gangguan dari luar sehingga
membuat kesetimbangan dalam keadaan terganggu atau dalam keadaan
rusak maka system itu akan berubah dan sedemikian rupa berubah
sehingga gangguan tersebut berkurang dan bila memungkinkan akan
kembali ke arah yang keadaannya dalam keadaan setimbang lagi
(kearah yang mengurangi gangguan). Kesetimbangan kimia
merupakan reaksi reversible di mana laju pembentukan produk akan
sama dengan laju penguraian reaktan. Setelah tercapai kesetimbangan,
reaksi tetap berlangsung dua arah secara mikroskopis dengan laju yang
sama. Kesetimbangan dilambangkan dengan (↔) (Afdoli 2016).
2.2 Tetapan Kesetimbangan
Pada tahun 1864 Gulberg gan Wange menemukan adanya hubungan
antara konsentrasi komponen-komponen dalam kesetimbangan. Hubungan
yang tatap tersebut disebut hukum kesetimbangan atau tetapan kesetimbangan.
2.2.1 Rumus Tetapan Kesetimbangan
Untuk reaksi umum pada kesetimbangan homogen:

pA (g) + qB (g) → rC (g) + sD (g)


persamaan tetapan kesetimbangannya adalah:

Persamaan di atas disebut juga sebagai hukum kesetimbangan. K c


adalah konstanta kesetimbangan dengan [A], [B], [C] dan [D] adalah
konsentrasi A, B, C dan D. Untuk reaksi heterogen, harga Kc yang
diperhitungkan adalah:
a. Untuk campuran gas dengan padat yang diperhitungkan adalah gas
b. Untuk campuran larutan dengan padat yang diperhitungkan adalah
larutan.

Contoh: pA (g) + qB (s)→ rC (g) + sD (g)

Maka, Kc =

2.2.2 Derajat Disosiasi


Derajat disosiasi adalah bagian/ presentase mol zat yang
teruraiterhadap mol zat mula-mula. Derajat disosiasi dinotasikan
dengan alpha (α).

2.3 Konsep Kesetimbangan


Apabila air dalam sebuah tempat tertutup (sistem tertutup atau pada suhu
kamar) dipanaskan, Beberapa molekul air pada permukaan akan bergerak
cukup cepat untuk lepas dari cairan dan menguap. Apabila air berada dalam
ruang terbuka, tidak mungkin molekul air akan kembali lagi, sehingga uap
yang terbentuk akan habis. Namun, jika air berada pada suatu tempat tertutup,
maka akan terdapat perbedaan. Uap yang terbentuk tidak dapat melepaskan
diri dan akan bertabrakan dengan air-air di permukaan dan akan kembali pada
cairan (dengan kata lain mengembun). Pada awalnya kecepatan pengembunan
rendah, saat terdapat sedikit molekul dalam uap. Penguapan akan berlanjut
dengan kecepatan yang lebih besar daripada pengembunan.
Oleh karena itu, volume air akan menyusut dan molekul-molekul uap akan
bertambah. Bertambahnya molekul-molekul uap mengakibatkan molekul-
molekul tersebut saling bertabrakan, dan bergabung dengan cairan. Pada
akhirnya, kecepatan penguapan dan pengembunan akan sama. Keadaan di
mana reaksi berlangsung terus-menerus dan kecepatan membentuk zat produk
sama dengan kecepatan menguraikan zat pereaksi disebut kesetimbangan
dinamik. Reaksi kimia dimana zat-zat produk dapat kembali menjadi zat-zat
semula disebut reaksi reversible.
Hukum kesetimbangan yaitu apabila suatu reaksi dalam keadaan
setimbang, maka hasil kali konsentrasi zat hasil reaksi dipangkatkan
koefisiennya dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat pereaksi
dipangkatkan koefisiennya akan mempunyai harga yang tetap. Tetapan
kesetimbangan bagi suatu reaksi adalah khas untuk suatu reaksi dan harganya
akan tetap pada suhu tertentu. Artinya, reaksi akan mempunyai tetapan
kesetimbangan yang cenderung tidak akan sama dengan suatu reaksi yang
lainnya meskipun suhunya akan sama, dan untuk reaksi yang sama harga K
akan berubah apabila suhunya mengalami perubahan Tetapan kesetimbangan
adalah perbandingan dari perkalian konsentrasi zat-zat hasil reaksi dengan zat-
zat pereaksi di mana tiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya. Karena suatu konsentrasi zat yang memengaruhi suatu laju reaksi
hanya terdapat dari zat-zat yang homogen (gas atau larutan) saja. Maka yang
berpengaruh dalam suatu rumus tetapan kesetimbangan juga hanya zat-zat
yang berupa gas atau larutan yang homogen saja. Pada umumnya suatu reaksi
kimia yang berlangsung secara spontan akan tetap terus berlangsung sampai
dicapainya sebuah keadaan yang dinamakan dengan suatu kesetimbangan
yang dinamis (Azizah 2016).
2.3.1 Kesetimbangan Dinamis
Abu hasil pembakaran kertas tidak akan dapat menghasilkan kertas
kembali. Reaksi seperti itu digolongkan sebagai reaksi yang
berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik (irreversibel).
Proses-proses alami yang dapat balik (reaksi reversible) contohnya
perubahan wujud air menjadi gas dan menjadi es. Di laboratorium
maupun dalam proses industri banyak ditemukan reaksi yang dapat
balik Salah satu contoh reaksi reversibel adalah terjadinya reaksi
antara hidrogen dan nitrogen untuk membentuk amonia dan reaksi
penguraian amonia membentuk hidrogen dan nitrogen. Bila hidrogen
dan nitrogen dicampur dalam angka banding volume 3 : 1 pada suhu
kamar maka tidak terjadi suatu reaksi. Namun pada suhu tinggi yaitu
suhu 200oC dan tekanan 30 atm serta ditambah dengan katalis maka
reaksi tersebut akan berjalan cepat. Reaksi pembentukan amonia dari
hidrogen dan nitrogen dapat ditulis sebagai berikut:

3H2 (g) + N2 → 2NH3 (g)


Sebaliknya amonia juga tidak terurai pada suhu kamar. Tetapi pada
suhu 200oC dan tekanan 30 atm serta ditambah dengan katalis maka
penguraian ammonia akan berjalan cepat. Reaksi penguraian amonia
menjadi hidrogen dan nitrogen dapat ditulis sebagai berikut:
2NH3 (g)→3H2 (g) + N2 (g)
Dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan amonia merupakan kebalikan dari reaksi penguraian
ammonia atau dapat disebut juga sebagai reaksi reversible (reaksi
bolak-balik) sehingga kedua reaksi tersebut dapat ditulis sebagai
berikut:

3H2 (g) + N2 (g)⇌2NH3 (g)


Pada suhu 200oC dan tekanan 30 atm campuran hidrogen dan
nitrogen bereaksi dengan cepat membentuk ammonia sampai sekitar
67,6 persen. Sebaliknya pada kondisi yang sama ammonia terurai
menghasilkan hidrogen dan nitrogen sebanyak 32,4 persen. Selama
campuran dipertahankan pada suhu 200 oC dan tekanan 30 atm maka
banyaknya ketiga zat tersebut tidak akan mengalami perubahan lebih
lanjut, sehingga dapat disimpulkan bahwa reaksi tersebut telah
mencapai kesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan ini secara
mikroskopik tidak ada perubahan yang bisa diamati, seolah reaksi telah
berhenti. Akan tetapi secara mikroskopik, yaitu pada tingkat molekul,
reaksi tetap berlangsung. Oleh karena itu kesetimbangan kimia disebut
sebagai kesetimbangan dinamis. Dalam tinjauan mikroskopik ini,
kesetimbangan tercapai pada saat laju reaksi maju sama dengan laju
reaksi balik (Mukhoyaroh 2015).
2.3.2 Pergeseran Kesetimbangan Kimia
Suatu reaksi kesetimbangan dapat dikehendaki dengan melakukan
aksi-aksi atau tindakan-tindakan tertentu. Aksi atau tindakan yang
dapat dilakukan itu meliputi:
1) Pengubahan konsentrasi zat
2) Pengubahan volume atau tekanan gas
3) Pengubahan suhu
4) Penambahan katalis (Mukhoyaroh 2015).

2.4 Katalis
Katalis merupakan senyawa kimia yang meningkatkan laju reaksi pada
reaksi kimia tanpa katalis tersebut secara permanen terlibat didalam reaksi.
Sehingga katalis pada akhir reaksi tidak berikatan dengan senyawa reaktan
maupun produk yang ada. Keadaan senyawa katalis sebagai subjek pada tiap
interaksi kimia yang terjadi dengn reaktan tetapi katalis tidak berubah diakhir
reaksi. Katalis mempercepat reaksi kinetika terhadap hasil termodinamika
dengan cara memberikan jalur yang lebih mudah untuk diikuti oleh molekul
sehingga dibutuhkan energi yang tidak besar. Fungsi katalis yaitu sebagai
aktivasi, selektivitas, dan dekativasi. Katalis sebagai selektifitas yaitu selektif
pada suatu reaksi sehingga menghasilkan produk yang sesuai dan juga katalis
sebagai deaktifasi yaitu katalis digunakan sebagai penghambat laju reaksi
yang terjadi.
Katalis memiliki sisi aktif yang berperan dalam suatu proses reaksi,
peningkatan sisi aktif memiliki beberapa kelebihan seperti laju reaksi tinggi
pada semua kondisi, laju rekasi sama tetapi dengan reaktor kecil, laju reaksi
sama pada temperatur atau tekanan rendah dimana menghasilkan
kesetimbangan yang meningkat, operasi menjadi mudah, deaktifasi menjadi
berkurang ataupun selektifitas meningkat (Setiawan 2017).
2.5 Kesetimbangan

Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan di mana tidak ada


perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika
suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka
konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak
ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian,
aktivitas molekul tetap berjalan, molekulmolekul reaktan berubah
menjadi produk secara terus-menerus sambil molekul-molekul
produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang
sama. Keadaan Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaaan
dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan,
sebab zat-zat di ruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat
dinamis, artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan
kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikroskopis (perubahan yang dapat
diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia dibedakan atas
kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada
kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas,
larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang
ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda
dalam bentuk padat-gas, padat-larutan. Kesetimbangan dapat
dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi, tekanan, volume, dan
temperatur. Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding
dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia
bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat
reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai
kecenderungan untuk berubah (Estiaty 2017).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
1. Labu leher tiga 1000 mL
2. Hotplate dan motor pengaduk
3. Thermometer
4. Bulb
5. Corong
6. Pipet volume 50 mL
7. Pendingin balik
8. Buret 50 mL
9. Stirrer
10. Gelas Ukur 250 mL
11. Pipet Skala 10 mL
12. Statif
13. Erlenmeyer 250 mL
14. Aluminium Foil
15. Mangkuk Aluminium
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu larutan asam yaitu asam asetat (CH 3COOH)
96% dan asam sulfat (H2SO4) 97%, larutan basa yaitu Natrium Hidroksida
(NaOH) 0,5 N, Etanol (CH5OH) 96%, Indikator phenoftalein (PP), Aquadest
(H2O).
3.3 Cara Kerja
Pertama-tama membilas alat dengan alkohol kemudian mengeringkan
dalam oven. Setelah kering merangkai alat labu leher tiga, pendingin balik,
dan termometer diatas mangkuk aluminium yang berisi air , kemudian setelah
itu mencampur larutan asam asetat 50 mL andingan 1:2 dan setelah semua
siap, kemudian memanaskan larutan hingga mencapai suhu 60-70oC selama
10 menit, setelah memipet sampel sebanyak 5 mL dan lakukan titrasi dengan
larutan NaOH 0,5 hingga tercapai perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi warna merah muda seulas. Pada saat yang bersamaan menambahkan
katalisator H2SO4 96 % sebanyak 5 mL ke dalam larutan sampel, kemudian
tunggu hingga suhu mencapai 65oC dan lakukan titrasi dengan larutan NaOH
0,5 N.
BAB IV
SOAL
(TEORI PENDAHULUAN)

4.1 Soal
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi
2. Jelaskan apa yang dimaksud
a. Titrasi
b. Titrat
c. Titran
3. Sebutkan 5 jenis indikator asam basa
4. Hitung volume larutan setelah diencerkan dan volume air yang
ditambahkan dalam larutan KOH 2,5 M sebanyak 100 ml yang akan dibuat
menjadi larutan KOH 0,5 M
5. Jelaskan kaitan antara percobaan anda dengan jurusan teknik kimia

4.2 Jawaban
1. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi yaitu :
1. Faktor Perubahan Konsentrasi, berdasarkan Asas Le Chatelier apabila
konsentrasi pereaksi berubah maka kesetimbangan akan bergeser
untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terajadi
sampai diperoleh kesetimbangan yang baru.
2. Perubahan Tekanan terhadapkesetimbangan reaksi berlaku hanya
untuk sistem reaksi yang melibatkan gas.
3. Perubahan Suhu, terkait dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Pada
reaksi kesetimbangan apabila reaksi ke kanan menyerap kalor maka
reaksi ke kiri akan melepas kalor.
2. a. Titrasi
Titrasi adalah suatu metode analisa untuk mengetahui kadar suatu
larutan standar yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan suatu contoh.
b. Titran
Titran adalah larutan standar atau larutan baku yang berada di buret
untuk proses penitaran, Titrat ini akan dititrasi dengan titran sehingga
dapat dihitung konsentrasinya.

c. Titrat
Titrat adalah larutan atau hasil dari penambahan titran pada
proses titrasi dari hasil perubahan warna titrat dapat kita ketahui
bahwa pada saat itu titran sudah mencapai titik setimbang.

3. 5 jenis indikator asam dan basa yaitu

a. MM ( Merah Metil)

b. PP ( Phenolfatilein)

c. Kertas Lakmus

d. Indikator Alami (Manggis)

e. pH Meter

4.
4. V1 x C1 = V2 x C2
100 mL x 2,5 M = x mL x 0,5 M
250 mL M = x mL x 0,5 M
250 mL M
= x mL

0,5M
500 Ml = V2
5. Hubungan antara percobaan kali ini dengan jurusan saya, yaitu
kita harus mengetahui dasar-dasar dari kesetimbangan reaksi
itu seperti apa karena di industri itu ada banyak yang bias kita
pelajari tentang kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Afdoli, Nazal Syahrul. 2016. “Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning

(CTL) Terhadap Siswa Pada Materi Kesetimbangan Kimia.”

Azizah, Siti. 2016. Laporan Praktikum Kimia Dasar I Kesetimbangan Kimia.

Estiaty, Lenny Marilyn. 2017. “KESETIMBANGAN DAN KINETIKA

ADSORPSI ION CU2+ PADA ZEOLIT-H.” Jurnal RISET Geologi Dan

Pertambangan. doi: 10.14203/risetgeotam2012.v22.63.

Mukhoyaroh, Rohmah. 2015. “Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Brain-Based Teaching Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Semester i

Sma Mta Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009 Pada Materi Pokok

Kesetimbangan Kimia.”

Nursa, Neneng Novita. 2020. “Pengembangan Ensiklopedia Virtual Online Pada

Materi Kesetimbangan Kimia Di Man 4 Aceh Besar.”

Rizka, Alvi, Aldyza Hasan, Latar Belakang, and Tujuan Percobaan. 2013.

“Laporan Percobaan Kesetimbangan Kimia.”

Setiawan, Tomi. 2017. “Katalis Dan Katalisis.” Universitas Brawijaya Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia 1–2.

Siregar, Hariani. 2017. Kesetimbangan Kimia.

Anda mungkin juga menyukai