Anda di halaman 1dari 9

Lampiran:

I. Bahan ajar/ Materi Ajar


KESETIMBANGAN KIMIA

A. Prinsip Kesetimbangan
Secara garis besar kesetimbangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesetimbangan
statis dan kesetimbangan dinamis. Semua benda yang diam dan tidak bergerak dikatakan
dalam keadaan setimbang. Keadaan setimbang benda-benda yang tidak bergerak merupakan
keadaan setimbang statis. Dalam kesetimbangan statis jumlah gaya yang bekerja pada
benda tersebut sama dengan nol atau tidak ada kerja dalam kesetimbangan. Contohnya, saat
menimbang beras maka anak timbangan yang dipakai mempunyai massa yang sama dengan
beras yang ditimbang tersebut.

Gambar 1. Timbangan merupakan alat yang menerapkan prinsip kesetimbangan statis

Pada proses pendidihan air terjadi perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas, yaitu uap
air. Uap air te rj adi j ik a te rke na t utu p at au be nda lain da pa t berubah menjadi air
lagi. Proses berubahnya air berbentuk cair menjadi uap dan sesudahnya dapat menjadi air
lagi merupakan proses dapat balik. Jika kecepatan berubahnya air menjadi uap air sama
dengan proses berubahnya uap air menjadi air, maka peristiwa tersebut merupakan
proses kesetimbangan. Kesetimbangan yang terjadi karena adanya perubahan dua arah inilah
yang dinamakan kesetimbangan dinamis .

Gambar 2. Kesetimbangan air dalam bentuk cair dan gas dalam sistem tertutup

Keadaan setimbang dinamis dapat dianalogikan sebagai seseorang yang berjalan di eskalator,
tetapi arahnya berlawanan dengan arah eskalator. Eskalator bergerak ke bawah dan orang
tersebut bergerak ke atas dengan kecepatan yang sama. Akibatnya, orang tersebut seperti
berjalan di tempat. Secara makroskopis, kedudukan orang tersebut tidak berubah sebab tidak
bergeser dari posisinya, tetapi secara mikroskopis terjadi perubahan terus-menerus, seperti
ditunjukkan oleh gerakan eskalator yang diimbangi oleh gerakan orang tersebut dengan
kecepatan yang sama (perhatikan gambar 3).

Gambar 3. Seseorang yang naik eskalator dengan arah berlawanan akan terlihat seperti
berjalan di tempat

B. Reaksi Irreversibel dan Reversibel


Pada pembakaran kertas atau kayu akan menghasilkan arang dan abu. Arang dan abu tidak
akan dapat kembali lagi menjadi kertas. Proses berubahnya kayu atau kertas menjadi arang
dan abu dinamakan reaksi kimia yang berkesudahan atau reaksi satu arah, karena reaksi
tersebut tidak dapat kembali seperti semula. Reaksi ini disebut juga reaksi irreversibel.
Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik. Namun di laboratorium
maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat balik. Reaksi yang dapat balik ini
disebut reaksi reversibel.
Contoh reaksi reversibel sebagai berikut:
Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) ……(reaksi 1)
Sebaliknya, jika amonia dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen:
2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) ……(reaksi 2)
Apabila diperhatikan ternyata reaksi (1) di atas merupakan kebalikan dari reaksi (2). Kedua
reaksi itu dapat digabung sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
Tanda ⇄ dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi ke kanan disebut reaksi
maju, sedangkan reaksi ke kiri disebut reaksi balik.
C. Kesetimbangan Dinamis
Kesetimbangan kimia merupakan keadaan reaksi bolak-balik dimana laju reaksi pereaksi dan
hasil reaksi sama dan konsentrasi keduanya tetap. Kesetimbangan kimia hanya terjadi pada
reaksi bolak-balik dimana laju terbentuknya pereaksi sama dengan laju terbentuknya hasil
reaksi. Reaksi akan terjadi terus menerus secara mikroskopis, maka kesetimbangan kimia
bersifat dinamis sehingga juga sering disebut kesetimbangan dinamis.
Kesetimbangan dinamis adalah suatu reaksi bolak-balik pada saat keadaan konsentrasi tetap
tapi sebenarnya terjadi reaksi (terus-menerus). Kesetimbangan dinamis tidak terjadi secara
makroskopis melainkan secara mikroskopis (partikel zat). Suatu reaksi digolongkan ke
dalam reaksi kesetimbangan dinamis (equilibrium reaction) merupakan reaksi yang dapat
balik (reversibel) berlangsung dengan laju yang sama, baik laju ke arah hasil reaksi maupun
laju ke arah pereaksi dan reaksinya tidak bergantung pada waktu.
Persamaan kimia untuk reaksi kesetimbangan dinyatakan dengan dua arah anak panah,
misalnya pada reaksi pembentukan amonia, persamaan reaksi kimianya ditulis sebagai
berikut:
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

Perhatikan kembali reaksi pembentukan amonia di atas. Jika konsentrasi masing-masing zat
dalam sistem diukur, kemudian hasilnya dituangkan ke dalam bentuk grafik hubungan antara
konsentrasi zat dan waktu reaksi maka kurva yang terbentuk seperti pada gambar berikut:

Gambar 4. Grafik perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi menuju keadaan setimbang untuk reaksi:
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

“Konsentrasi N2 dan H2 (pereaksi) turun, konsentrasi NH3 (hasil reaksi) naik. Pada
keadaan setimbang konsentrasi masing-masing zat tetap”.
Gambar 5. Grafik perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi bolak-balik: N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

v1 = laju reaksi dari reaktan ke produk


v2 = laju reaksi dari produk ke reaktan
“Kesetimbangan tercapai pada saat v1 = v2”
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup. Sementara itu, pada
umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka. Berbagai proses alami, seperti
perkaratan logam, pembusukan, dan pembakaran, merupakan reaksi yang berlangsung searah.
Akan tetapi, jika sistemnya kita perbesar, misalnya mencakup atmosfir secara keseluruhan,
kita dapat melihat berbagai kesetimbangan. Misalnya kesetimbangan yang mengatur
komposisi atmosfir yang relatif konstan dari waktu ke waktu. Proses kesetimbangan juga
terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Darah manusia, sebagai contoh, mempunyai suatu sistem
yang mengatur pH tetap sekitar 7,4. Hal ini penting, karena perubahan kecil saja pada pH
darah akan menggangu fungsinya, misalnya dalam pengikatan oksigen.
Ciri-ciri keadaan suatu reaksi bolak-balik dikatan setimbang :.
 Terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap.

 Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang berlawanan.

 Laju reaksi ke reaktan sama dengan laju reaksi ke produk.

 Konsentrasi produk dan reaktan tetap.

 Terjadi secara mikroskopis pada tingkat partikel zat.

D. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen


Suatu kesetimbangan seringkali terdapat dalam fase yang berlainan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa fase atau wujud zat secara garis besar ada 3 macam, yaitu padat, cair, dan gas.
Berdasarkan wujud zat tersebut, kesetimbangan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Kesetimbangan Homogen
Homogen mempunyai arti serba sama, sehingga yang dimaksud dengan kesetimbangan
homogen adalah kesetimbangan dimana komponennya (produk dan reaktan) dalam fasa yang
sama. Perhatikan contoh persamaan reaksi berikut:
 2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
 H2O(l) ⇄ H+(aq) + OH-(aq)
 Fe3+(aq) + SCN-(aq) ⇄ Fe(SCN)2+(aq)
Pada kesetimbangan homogen wujud zat-zat yang terlibat dalam reaksi sama, sehingga
seluruh konsentrasi zat digunakan untuk menentukan tetapan kesetimbangan. Namun yang
perlu diingat, bahwa yang dipengaruhi tetapan kesetimbangan hanya bentuk gas dan larutan
saja.

2. Kesetimbangan Heterogen
Heterogen berarti beraneka ragam, sehingga kesetimbangan dikatakan heterogen jika dalam
kesetimbangan terdapat lebih dari satu jenis fasa zat, baik produk maupun reaktan. Perhatikan
contoh persamaan reaksi berikut:
 CO2(g) + H2O(l) ⇄ H2CO3(aq)
 CaCO3(s) ⇄ CaO(s) + CO2(g)
 BaSO4(s) ⇄ Ba2+(aq) + SO2−
4 (aq)
Pada kesetimbangan heterogen wujud zat-zat yang terlibat dalam reaksi tidak sama, sehingga
yang diambil untuk menentukan tetapan kesetimbangan adalah konsentrasi zat yang tetapan
kesetimbangannya dipengaruhi yakni larutan dan gas. Zat yang dalam fasa padat tidak
diikutsertakan dalam perhitungan tetapan kesetimbangan. Fasa padat dianggap memiliki
molaritas yang tetap.

E. Tetapan kesetimbangan
Banyak campuran yang terdapat di alam berupa kesetimbangan antara satu komponen dengan
komponen yang lain. Untuk mengetahui perbandingan jumlah zat hasil reaksi dan pereaksi
pada keadaan setimbang, maka kita perlu mempelajari hubungan kuantitatif antara pereaksi
dan hasil reaksi pada keadaan setimbang. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil
reaksi pada keadaan setimbang dinyatakan dengan hukum kesetimbangan kimia atau
tetapan kesetimbangan, yaitu perbandingan antara konsentrasi pereaksi dengan hasil reaksi.
Tetapan kesetimbangan untuk setiap reaksi berbeda-beda dan diperoleh melalui percobaan.
Hukum kesetimbangan kimia atau tetapan kestimbangan adalah perbandingan dari hasil kali
konsentrasi produk berpangkat kofisiennya masing-masing dengan konsentrasi reaktan
berpangkat kofisiennya masing-masing. Tetapan kesetimbangan biasa disimbolkan dengan
“K”.
a. Tetapan Kesetimbangan berdasarkan Konsentrasi (Kc)
Saat reaksi berada pada keadaan kesetimbangan, konsentrasi zat-zat yang ada selalu tetap,
jumlah zat yang bereaksi sama dengan jumlah zat yang dihasilkan. Keadaan ini dapat
digunakan sebagai indikator tercapainya kondisi setimbang.
Contoh percobaan reaksi kesetimbangan antara H2 dan I2 menjadi HI.
Reaksi : H2(g) + I2(g) ⇄ 2HI(g) pada temperatur 4580C.
Konsentasi H2, I2 dan HI yang mula-mula dicampurkan bervariasi dan sistem dibiarkan
setimbang. Konsentrasi pada saat setimbang ditunjukkan data pada tabel berikut
Konsentrasi Kesetimbangan HI  HI 2
No.
[H2] M [I2] M [HI] M H 2 I 2  H 2 I 2 
[H2] [I2] [HI]

1 1,10 x 10-2 0,12 x 10-2 2,52 x 10-2 1.909 48,11 3,33 x 10-7
2 0,92 x 10-2 0,20 x 10-2 2,96 x 10-2 1.609 47,62 5,45 x 10-7
3 0,86 x 10-2 0,86 x 10-2 5,86 x 10-2 792 46.43 4,33 x 10-7
4 0,77 x 10-2 0,31 x 10-2 3,34 x 10-2 1.399 46,73 7,97 x 10-7
5 0,34 x 10-2 0,34 x 10-2 2,35 x 10-2 2.033 47,77 2,73 x 10-7

Dari reaksi kesetimbangan dengan persamaan reaksi : H2(g) + I2(g) ⇄ 2HI(g)

Diperoleh nilai tetap pada hasil perhitungan :


HI 2 .
H 2 I 2 
Dari tabel di atas, terlihat bahwa berapa pun harga konsentrasi zat-zat pereaksi maupun hasil
reaksi pada saat keadaan setimbang, perbandingan antara konsentrasi zat-zat pereaksi pangkat
koefisien reaksi dengan konsentrasi zat-zat hasil reaksi pangkat koefisien adalah konstan.
Perbandingan yang konstan itu disebut tetapan kesetimbangan (K). Tetapan kesetimbangan
berharga tetap dan hanya bergantung pada stoikiometri reaksi dan temperatur.
Hal tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematika :

K
HI 2
H 2 I 2 
Selanjutnya, persamaan matematika itu disebut sebagai tetapan kesetimbangan konsentrasi
yang dilambangkan dengan Kc.

Secara umum untuk reaksi :


mA + nB ⇄ pC + qD
maka tetapan kesetimabangan (Kc) dapat dirumuskan :

[𝐶 ]𝑝 [𝐷 ]𝑞
𝐾𝑐 =
[ 𝐴 ] 𝑚 [ 𝐵] 𝑛
Berdasarkan persamaan diatas maka Hukum Kesetimbangan atau Tetapan Kesetimbangan
(Kc) menyatakan bahwa dalam keadaan setimbang, hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi
dipangkatkan koefisiennya dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi dipangkatkan koefisiennya
akan mempunyai nilai yang tetap.

Contoh Soal :
1. Tuliskan ungkapan tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut
H2(g) + Br2(g) ⇄ 2 HBr(g)
Jawab :
[𝐻𝐵𝑟]2
𝐾𝑐 =
[𝐻2 ][𝐵𝑟2 ]

2. Dalam suatu wadah tertutup yang bervolume 2 Liter, pada suhu 127oC terdapat 0,1 mol
SO3; 0,2 mol SO2; dan 0,1 mol gas O2 dalam reaksi setimbang :
2SO2(g) + O2(g) ⇄ SO3(g)
Hitunglah nilai tetapan kesetimbangannya.
Jawab :
2SO2(g) + O2(g) ⇄ 2SO3(g)
Tetapan kesetimbangan :
[𝑆𝑂3 ]2
𝐾𝑐 =
[𝑆𝑂2 ]2 [𝑂2 ]
Konsentrasi (molar) zat saat setimbang :
0,1 𝑚𝑜𝑙
[𝑆𝑂3 ] = = 0,05 𝑚𝑜𝑙/𝐿
2𝐿
0,2 𝑚𝑜𝑙
[𝑆𝑂2 ] = = 0,10 𝑚𝑜𝑙/𝐿
2𝐿
0,1 𝑚𝑜𝑙
[𝑂2 ] = = 0,05 𝑚𝑜𝑙/𝐿
2𝐿

(0,05)2
𝐾𝑐 =
(0,10)2 (0.05)
(5.10−2 )2
𝐾𝑐 =
(1.10−1 )2 (5.10−2 )
25.10−4
𝐾𝑐 =
(1.10−2 )(5.10−2 )
25.10−4
𝐾𝑐 =
5.10−4
𝐾𝑐 = 𝟓

Untuk reaksi kesetimbangan heterogen, zat-zat yang terlibat dalam reaksi mempunyai
wujud (fase) yang bervariasi. Dalam kesetimbangan kimia, persamaan kesetimbangan Kc
ditentukan oleh zat yang konsentrasinya berubah selama reaksi berlangsung. Konsentrasi zat
padat (s) dan zat cair murni (l) tidak mengalami perubahan selama reaksi berlangsung. Jadi
pada kesetimbangan heterogen, penentuan Kc tidak melibatkan zat yang berfase padat (s) dan
cair murni (l).
Contoh :
1. Pada reaksi :
BiCl3(aq) + H2O(l) ⇄ BiOCl(s) + 2HCl(aq)
Tetapan kesetimbangan dapat dirumuskan :

Kc 
HCl 2
BiCl 3 
2. Pada reaksi :
CaO(s) + SO2(g) ⇄ CaSO3(s)
Tetapan kesetimbangan dapat dirumuskan :
1
Kc 
SO2 

Kesetimbangan Disosiasi
Reaksi disosiasi merupakan reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.
Disosiasi yang terjadi dalam ruang tertutup berada dalam kondisi kesetimbangan disebut
dengan kesetimbangan disosiasi.
Dalam kesetimbangan disosiasi dikenal adanya derajat disosiasi (α) yang menyatakan
besarnya bagian zat yang terurai. Pesamaan disosiasi dirumuskan sebagai berikut :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑟𝑎𝑖
𝛼=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
Harga derajat disosiasi antara 0 sampai 1, atau 0% sampai 100% ;
Jika α = 0 atau 0% berarti tidak ada zat yang terurai, dan jika α = 1 atau 100% berarti zat
terurai sempurna atau semua zat mengalami disosiasi. Derajat disosiasi digunakan dalam
perhitungan-perhitungan sistem kesetimbangan disosiasi. Perhitungan tetapan kesetimbangan
reaksi disosiasi didasarkan pada konsentrasi zat setelah kesetimbangan disosiasi tercapai,
merupakan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc)

Solok Selatan, Januari 2023


Guru Mata Pelajaran

SRI MULYATI, S.Pd.


NIP 197180125 200604 2 002

Anda mungkin juga menyukai