TUJUAN
Melalui diskusi kelompok dan di bawah bimbingan guru menggunakan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi irreversibel.
3. Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi reversibel.
4. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan homogen.
5. Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan heterogen.
KESETIMBANGAN DINAMIS
A. Pengertian Kesetimbangan
Pernahkah kalian membeli beras di warung atau pasar? Apakah penjual beras menimbang
beras yang kalian beli? Jika kalian membeli beras 1 kg, maka anak timbangan yang dipakai juga
mempunyai massa 1 kg. Beras sama dengan 1 kg jika telah terjadi kesetimbangan dengan anak
timbangan tersebut.
Perhatikan proses pendidihan air di rumah kalian. Amati dengan baik pada saat air
mendidih, maka terjadi perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas, yaitu uap air. Uap air
yang te rj adi j ik a te rke na t utu p at au be nda lain da pa t berubah menjadi air lagi.
Proses berubahnya air berbentuk cair menjadi uap dan sesudahnya dapat menjadi air lagi
merupakan proses dapat balik. Jika kecepatan berubahnya air menjadi uap air sama dengan
proses berubahnya uap air menjadi air, maka peristiwa tersebut merupakan proses
kesetimbangan. Kesetimbangan yang terjadi karena adanya perubahan dua arah inilah yang
dinamakan kesetimbangan dinamis .
Gambar 2. Kesetimbangan air dalam bentuk cair dan gas dalam sistem tertutup
B. Reaksi Irreversibel dan Reversibel
Coba lakukan kegiatan pembakaran kertas atau kayu. Apa yang terjadi jika kertas atau
kayu dibakar? Kayu atau kertas yang dibakar akan menghasilkan arang dan abu. Arang dan abu
tidak akan dapat kembali lagi menjadi kertas. Proses berubahnya kayu atau kertas menjadi arang
dan abu dinamakan reaksi kimia yang berkesudahan atau reaksi satu arah, karena reaksi
tersebut tidak dapat kembali seperti semula. Reaksi ini disebut juga reaksi irreversibel.
Apakah ada reaksi yang dapat balik? Dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan reaksi
yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik. Namun di
laboratorium maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat balik. Reaksi yang dapat
balik ini disebut reaksi reversibel.
Contoh reaksi reversibel sebagai berikut:
Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g) (reaksi 1)
Sebaliknya, jika amonia dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen:
2NH3(g)
Apabila diperhatikan ternyata reaksi 1 di atas merupakan kebalikan dari reaksi 2. Kedua reaksi
itu dapat digabung sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Tanda
dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi ke kanan disebut reaksi
Gambar 3. Seseorang yang naik eskalator dengan arah berlawanan akan terlihat seperti
berjalan di tempat
Persamaan kimia untuk reaksi kesetimbangan dinyatakan dengan dua arah anak panah,
misalnya pada reaksi pembentukan amonia, persamaan reaksi kimianya ditulis sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Gambar 4. Grafik perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi menuju keadaan
setimbang untuk reaksi: N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Konsentrasi N2 dan H2 (pereaksi) turun, konsentrasi NH3 (hasil reaksi) naik. Pada
keadaan setimbang konsentrasi masing-masing zat tetap.
Gambar 5. Grafik perubahan laju reaksi terhadap waktu pada reaksi bolak-balik:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
v1 = laju reaksi dari reaktan ke produk
v2 = laju reaksi dari produk ke reaktan
Kesetimbangan tercapai pada saat v1 = v2
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung dalam sistem tertutup. Sementara itu, pada
umumnya proses alami berlangsung dalam sistem terbuka. Sebagaimana kita saksikan, berbagai
proses alami, seperti perkaratan logam, pembusukan, dan pembakaran, merupakan reaksi yang
berlangsung searah. Akan tetapi, jika sistemnya kita perbesar, misalnya mencakup atmosfir
secara keseluruhan, kita dapat melihat berbagai kesetimbangan. Misalnya kesetimbangan yang
mengatur komposisi atmosfir yang relatif konstan dari waktu ke waktu. Proses kesetimbangan
juga terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Darah manusia, sebagai contoh, mempunyai suatu
sistem yang mengatur pH tetap sekitar 7,4. Hal ini penting, karena perubahan kecil saja pada pH
darah akan menggangu fungsinya, misalnya dalam pengikatan oksigen.
D. Kesetimbangan Homogen dan Heterogen
Suatu kesetimbangan seringkali terdapat dalam fase yang berlainan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa fase atau wujud zat secara garis besar ada 3 macam, yaitu padat, cair, dan gas.
Berdasarkan wujud zat tersebut, kesetimbangan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Kesetimbangan Homogen
Homogen mempunyai arti serba sama, sehingga yang dimaksud dengan kesetimbangan
homogen adalah kesetimbangan dimana komponennya (produk dan reaktan) dalam fasa yang
sama. Perhatikan contoh persamaan reaksi berikut:
2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g)
+
H2O(l)
H (aq) + OH-(aq)
Fe3+(aq) + SCN-(aq)
Fe(SCN)2+(aq)
2. Kesetimbangan Heterogen
Heterogen berarti beraneka ragam, sehingga kesetimbangan dikatakan heterogen jika
dalam kesetimbangan terdapat lebih dari satu jenis fasa zat, baik produk maupun reaktan.
Perhatikan contoh persamaan reaksi berikut:
CO2(g) + H2O(l)
H2CO3(aq)
CaCO3(s)
CaO(s) + CO2(g)
2
BaSO4(s)
Ba2+(aq) +
SO 4
(aq)
Dalam kesetimbangan heterogen, zat yang dalam fasa padat tidak diikutsertakan dalam
perhitungan tetapan kesetimbangan. Fasa padat dianggap memiliki molaritas yang tetap.
PERGESERAN
KESETIMBANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
6. Siswa
dapat
meramalkan
arah
pergeseran
kesetimbangan
dengan
9. Siswa
dapat
menganalisis
pengaruh
perubahan
tekanan
dan
volum
Beberapa aksi yang dapat menimbulkan perubahan pada sistem kesetimbangan antara
lain, perubahan konsentrasi, perubahan tekanan dan perubahan suhu.
1. Perubahan konsentrasi
Perubahan konsentrasi baik produk maupun reaktan mengakibatkan terjadinya
pergeseran kesetimbangan sistem. Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila pereaksi atau
produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser untuk mengurangi pengaruh
perubahan konsentrasi yang terjadi sampai diperoleh kesetimbangan yang baru. Jika
konsentrasi produk ditambah, maka kesetimbangan akan bergeser kearah reaktan
dan sebaliknya. Jika konsentrasi produk dikurangi, maka kesetimbangan bergeser
kearah produk. Simak pengaruh perubahan konsentrasi terhadap kesetimbangan berikut
ini.
Konsentrasi pereaksi atau produk reaksi diperbesar/diperkecil
Misal karbon dioksida direaksikan dengan air akan berada dalam kesetimbangan
berikut.
CO2(g) + H2O(l)
H2CO3(aq)
Jika konsentrasi gas karbon dioksida diperbesar, maka kesetimbangan akan
terganggu. Kesetimbangan reaksi bergeser kearah hidrogen karbonat, kemudian akan
terbentuk kembali kesetimbangan baru dalam rangka mengatasi adanya perubahan tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi hydrogen karbonat diperbesar, maka akan terjadi pergeseran
kesetimbangan ke arah gas karbon dioksida. Perlu diketahui bahwa selama suhu dijaga tetap,
maka nilai tetapan kesetimbangan tidak akan berubah. Kesetimbangan hanya mengalami
pergeseran sedangkan nilai tetapan akan tetap.
2. Perubahan suhu
Kenaikan suhu reaksi dalam kesetimbangan kimia secara termodinamika akan
menaikkan kecepatan reaksi. Pergeseran kesetimbangan akibat perubahan suhu harus dilihat
dari sifat reaksi tersebut apa merupakan reaksi eksoterm atau endoterm. Sebagaimana
dengan perubahan konsentrasi, maka menurut asas Le Chatelier, bahwa apabila suhu
dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi yang memerlukan panas
(endoterm). Sebaliknya, jika suhu diturunkan, maka reaksi akan bergeser kearah
reaksi yang mengeluarkan panas (eksoterm). Misal reaksi pembentukan gas SO3 yang
bersifat eksoterm. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g)
2SO3(g) + kalor
Pada reaksi kesetimbangan ini, reaksi pembentukan SO3 merupakan reaksi yang
mengeluarkan panas (eksoterm). Apabila pada kesetimbangan tersebut dilakukan perubahan
suhu, misal suhu dinaikkan, maka sistem berusaha mengatasi perubahan suhu tersebut
dengan cara menyerap panas yang diberikan. Dengan demikian, kesetimbangan akan
bergeser ke arah endoterm, yaitu ke arah reaktan. Sedangkan, jika suhu diturunkan, maka
sistem kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm, dalam hal ini ke arah pembentukan
produk, yaitu gas SO3.
Pada suhu tetap nilai tetapan kesetimbangan akan tetap sekalipun dilakukan perubahan
konsentrasi dan tekanan. Tetapi, jika suhu berubah nilai tetapan kesetimbangan akan ikut
berubah.
3. Perubahan tekanan dan Volume
Perubahan tekanan pada kesetimbangan reaksi akan mempengaruhi keadaan
kesetimbangan. Pada suhu tetap, jika tekanan diubah, maka akan terjadi pergeseran
kesetimbangan. Kesetimbangan yang dipengaruhi oleh tekanan adalah kesetimbangan
homogen fase gas. Karena fase gas sangat mudah dipengaruhi tekanan. Menurut asas Le
Chatelier, jika tekanan dalam sistem kesetimbangan diubah, maka sistem akan mengadakan
aksi agar pengaruh tersebut berkurang. Perubahan tekanan tidak akan mengubah nilai
tetapan kesetimbangan, karena pada sistem ini suhu dijaga tetap.
Sebagai contoh:
2NO2(g)
N2O4(g) + energi
Pada sistem ini, jika tekanan
diperbesar (volume diperkecil), maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah mol lebih kecil (N2O4).
Sebaliknya, jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah gas NO2, karena jumlah mol yang lebih banyak.
Bagaimana jika jumlah mol reaktan sama dengan produk? Jika jumlah mol reaktan sama
dengan produk, maka perubahan tekanan tidak akan mempengaruhi kesetimbangan.
Contoh :
2HI(g)
I2(g) + H2(g)
Untuk reaksi tersebut jika tekanan diperbesar atau diperkecil, maka tidak akan menyebabkan
terjadinya pergeseran kesetimbangan, karena jumlah mol reaktan adalah 2, jumlah mol
produk juga 2 (dari 1 mol I2 dan 1 mol H2).
4. Katalis
Peran katalis dalam kesetimbangan adalah untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan.
TUJUAN
Melalui diskusi kelompok dan di bawah bimbingan guru menggunakan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diharapkan:
10.Siswa dapat menjelaskan pengertian tetapan kesetimbangan.
11.Siswa dapat menuliskan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk
kesetimbangan homogen dan heterogen.
12.Siswa dapat menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat
dalam kesetimbangan.
13. Siswa dapat menghitung harga Kc apabila ada dua Kc dari reaksi
yang berkaitan.
TETAPAN KESETIMBANGAN
Banyak campuran yang terdapat di alam berupa kesetimbangan antara satu komponen
dengan komponen yang lain. Oleh sebab itu, apabila ingin mengetahui perbandingan jumlah zat
hasil reaksi dan pereaksi pada keadaan setimbang, maka kita perlu mempelajari hubungan
kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang.
1.
dengan tetapan kesetimbangan, yaitu perbandingan antara konsentrasi pereaksi dengan hasil
reaksi. Tetapan kesetimbangan untuk setiap reaksi berbeda-beda dan diperoleh melalui
percobaan. Contoh percobaan yang sering dilakukan adalah reaksi kesetimbangan antara H 2 dan
I2 menjadi HI.
2HI(g) pada temperatur 4580C. Banyaknya H2,I2 dan HI
yang mula-mula dicampurkan bervariasi dan sistem dibiarkan setimbang. Konsentrasi pada saat
setimbang ditunjukkan pada tabel berikut
No.
1
2
3
4
kolom
Konsentrasi Kesetimbangan
[H2] M
0,00421
0,0110
0,0110
0,0430
Fraksi konsentrasi
HI 2
H2 I2
[I2] M
[HI] M
HI
H2 I2
HI 2
H2 I2
0,00421
0,0294
1.658,76
0,00420
0,0473
1.023,81
0,0550
0,173
285,95
0,0620
0,358
134,28
kolom manakah yang menunjukkan harga konstan?
48,76
48,43
49,47
48,07
Tentunya pada
.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa berapa pun harga konsentrasi zat-zat pereaksi
maupun hasil reaksi pada saat keadaan setimbang, perbandingan antara konsentrasi zat-zat
pereaksi pangkat koefisien reaksi dengan konsentrasi zat-zat hasil reaksi pangkat koefisien
adalah konstan. Perbandingan yang konstan itu disebut tetapan kesetimbangan (K). Tetapan
kesetimbangan berharga tetap dan hanya bergantung pada stoikiometri reaksi dan temperatur.
2
HI
K
H2 I2
pC + qD
p
q
C D
Kc
A m B n
Kc
2.
2 HBr(g)
HBr 2
H 2 Br2
CaO(s) + SO2(g)
(l)
(s)
(aq)
CaSO3(s)
K c SO2
a. Jika Kc > 1 (nilai Kc sangat besar), zat-zat hasil reaksi lebih banyak daripada pereaksi.
Amati contoh reaksi dan grafik berikut
H2(g) + Br2(g)
2HBr(g)
HBr
Kc
sangat besar
H 2 Br2
b. Jika Kc < 1 (nilai Kc sangat kecil), zat-zat hasil reaksi lebih sedikit daripada pereaksi.
Amati gambar berikut
N2(g) + O2(g)
2NO(g)
NO
Kc
sangat kecil
N 2 O2
: 8 mol
m : mula-mula
t : terurai
4 mol
s : setimbang
c. Carilah mol setimbang dengan mencari mol di tabel t(terurai), kemudian mol yang lain dapat
dicari dengan membandingkan koefisien reaksi. Agar memudahkan beri tanda minus(-) pada
ruas pereaksi dan tambah(+) pada ruas hasil reaksi.
2NH3(g)
N2(g) + 3H2(g)
m : 8 mol
t : -4
+2
+6
s : 4 mol
2 mol
6 mol
d. Ubahlah mol pada saat setimbang (s) ke dalam satuan M(molar) dengan cara membagi
NH 3
4
2
6
0,4 M ; N 2
0,2 M ; H 2
0,6 M
10
10
10
N 2 H 2
0,2 M 0,6 M
Kc
Contoh :
Jika tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi A + B
C dan reaksi 2A + D
turut adalah 4 dan 8, tetapan kesetimbangan untuk reaksi C + D
2B adalah
Penyelesaian:
A + B
C
Kc1 = 4
2A + D
C
Kc2 = 8
C + D
2B
Kc = .........
2C
2A + 2B
2A + D
C + D
1
1
lalu dikali 2 K c
4
4
C berturut-
Kc
(reaksi dibalik
Kc 8
+
2B
1
Kc
4
x 8
1
2
TUJUAN
Melalui diskusi kelompok dan di bawah bimbingan guru menggunakan
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diharapkan:
14.Siswa dapat menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial
gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang.
15.Siswa dapat menentukan hubungan antara Kc dengan Kp.
16. Siswa dapat menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau
sebaliknya.
TETAPAN KESETIMBANGAN
GAS
Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial ( Kp )
Tetapan kesetimbangan untuk sistem kesetimbangan gas juga dapat dinyatakan dengan
tekanan parsial gas:
Jumlah mol total saat reaksi gas mencapai kesetimbangan dapat dicari dengan rumus gas
ideal :
Hubungan Kc dan Kp :
Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (m)
n = mol
R = 0,082 L.atm/mol.K
T = Suhu ( K )
n = Jumlah koefisien gas kanan - Jumlah koefisien gas kiri
Contoh Soal:
Sebanyak 10 mol gas N2 dicampurkan dengan 40 mol gas H2 dalam suatu ruangan 10 liter
kemudian dipanaskan pada suhu 427 C sehingga bereaksi membentuk NH 3 menurut reaksi
kesetimbangan :
Apabila tekanan total campuran pada keadaan setimbang adalah 230 atm. Tentukanlah harga
Kp !
Jawab :
Dengan menggunakan persamaan gas ideal jumlah mol gas dalam campuran saat setimbang
dapat dihitung sebagai berikut :
Misal jumlah mol N2 yang bereaksi = x mol maka susunan kesetimbangan dapat dihitung sebagai
berikut :