Anda di halaman 1dari 195

BAHAN AJAR

KIMIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2019

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                 
 
KATA PENGANTAR

Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan yang mempunyai wilayah geografis


sangat luas dan beragam, memiliki tantangan tersendiri terkait upaya peningkatan kualitas
guru. Guru merupakan garda terdepan dalam sebuah sistem pendidikan. Betapapun canggih
konsep pendidikan dirancang jika tidak diimbangi oleh guru yang kompeten, maka hanya
akan menjadi wacana tanpa realisasi yang optimal. Dengan kata lain kualitas guru
merupakan kunci utama kualitas pendidikan.
Sampai saat ini masih banyak wilayah di Indonesia yang memiliki keterbatasan akses
jaringan komunikasi dan transportasi. Wilayah seperti ini sering kali disebut sebagai daerah
khusus. Keterbatasan ini berimbas pada proses peningkatan kualitas guru yang bertugas
pada wilayah tersebut. Hasil UKMPPG menunjukkan tingkat kelulusan gurdasus relatif
rendah.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalitas gurdasus. Salah satu
langkah yang ditempuh pemerintah adalah melaksanakan program Pendidikan Profesi Guru
(PPG). Untuk memperkuat program tersebut Ditjen GTK melakukan penyusunan sumber
belajar bagi gurdasus dalam bentuk “bahan ajar”. Produk ini akan dicetak dan dibagikan
bagi semua gurdasus peserta PPG. Bahan ajar ini juga akan dimuat di laman
www.sergur.kemdikbud.go.id sehingga semua guru dapat mengunduh untuk bahan belajar.
Melalui bahan ajar ini diharapkan guru dapat berproses secara mandiri maupun terbimbing
untuk meningkatkan profesionalitasnya. Guru diharapkan akan terpicu untuk terus belajar
dalam usaha meningkatkan kemampuan dan profesionalitasnya.
Bahan ajar ini mempunyai keterbatasan mengingat luasnya cakupan keilmuan yang
seharusnya dimasukkan. Pendekatan pelatihan yang dikemas dalam bahan ajar ini berbasis
pada kisi-kisi UKMPPG. Diharapkan, guru tidak hanya menggunakan sumber bahan ajar ini
tetapi dapat mengakses berbagai sumber pendukung lainnya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
bahan ajar ini. Kerja keras dan sumbangsih dalam penyelesaian bahan ajar ini merupakan
bentuk komitmen peningkatan kualitas gurdasus merupakan salah satu kunci pembangunan
bangsa secara keseluruhan.
Jakarta, Juni 2019
Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Supriano
NIP 196208161991031001

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                ii 
 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii 
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii 
BAB I  PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 
A.  Rasional .................................................................................................................................... 1 
B.  Tujuan Penyusunan .................................................................................................................. 2 
C.  Cara Penggunaan dan Pemanfaatan Bahan Ajar ...................................................................... 2 
 
BAB II KISI‐KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN ...................................... 3 
A.  Soal dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik ......................................................................... 3 
B.  Soal dan Pembahasan Kompetensi Profesional ..................................................................... 45 
 
BAB III SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK ................................................................................ 163 
A.  Soal Latihan .......................................................................................................................... 163 
B.  Umpan Balik ......................................................................................................................... 173 
 
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 174 
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 176 

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                iii 
 
 
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional
Penyelesaian permasalahan pendidikan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)
merupakan salah satu program prioritas, dalam hal ini membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya membangun pendidikan di daerah 3T.
Tahun 2019 ini Kemendikbud melaksanakan program peningkatan kompetensi guru daerah
khusus (Gurdasus) menjadi guru profesional melalui Pelatihan Guru Daerah Khusus (PGDK).
Peningkatan kompetesi guru menjadi guru profesional merupakan kewajiban pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam
kompetensi secara merata. Program PGDK diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi
S1/DIV dan telah mengabdi pada sekolah di daerah khusus sesuai dengankriteria menurut
Kepmendikbud Nomor 80 tahun 2017 tentang Penetapan Daerah Khusus Tahun 2017.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini berlaku pula untuk Gurdasus,
bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi S1/DIV, juga harus memiliki sertifikat
pendidik yang diperoleh melalui PPG. Gurdasus yang telah mengabdi di daerah khusus
umumnya memiliki kendala dalam meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya yang
diperoleh melalui program PPG. Dikarenakan kondisi, tantangan, dan hambatan yang
dihadapi Gurdasus dalam mengikuti program PPG, maka perlu dilakukan kegiatan
prakondisi dalam bentuk PGDK untuk menyiapkan Gurdasus agar berhasil dalam
menyelesaikan program PPG. Berdasarkan Program PGDK 2018 diketahui bahwa program
ini sangat membantu Gurdasus dalam menghadapi PPG.
Untuk membantu peserta Program PGDK belajar, diperlukan bahan ajar. Bahan ajar ini
berisi tujuan belajar yang mengacu pada indikator Uji Pengetahuan PPG, uraian materi,
contoh soal dan pembahasan, latihan soal dan refleksi, serta soal try-out dan pembahasan.
Dengan cakupan materi ini diharapkan peserta Program PGDK dapat memperdalam konsep
kunci, berlatih soal-soal yang relevan, dan tumbuh kesiapan untuk mengikuti rangkaian
PPG.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                1 
 
B. Tujuan Penyusunan
Bahan Ajar ini berfungsi sebagai media bagi peserta Program PGDK 2019 untuk: 1)
memperdalam konsep-konsep kunci pada kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik,
dan profesional; 2) mengenali dan berlatih pembahasan soal-soal sesuai dengan kisi-kisi
UP-PPG; dan 3) penguatan sikap sebagai guru dalam mengikuti rangkaian PPG.

C. Cara Penggunaan dan Pemanfaatan Bahan Ajar


Untuk dapat menggunakan bahan ajar secara optimal, maka peserta diharapkan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membaca secara menyeluruh dan cermat maksud dan tujuan pembuatan yang
termuat di BAB I.
2. Perhatikan secara cermat indikator/ kisi-kisi yang terjelaskan di BAB II. Perhatikan
setiap soal yang menjadi contoh dari setiap indikator. Coba kerjakan, serta cocokkan
hasilnya dengan kunci jawaban yang tersedia. Pelajari pembahasan dari setiap soal/
indikator.
3. Tulislah hal yang dianggap penting dalam buku catatan dan diskusikan dengan
sejawat, baik isi, penjelasan dan cakupan keluasan materi.
4. Coba kerjakan soal latihan yang ada di BAB III tanpa melihat kunci jawaban.
5. Cocokan hasil kerjaan dengan kunci jawaban. Jika masih ada kesalahan, cek kembali
pemahaman anda dengan pembahasan yang ada di BAB II.
6. Perluas pengetahuan anda dengan mencari soal maupun sumber materi yang lain.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                2 
 
 
BAB II

KISI-KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN

Berikut ini adalah beragam soal dan pembahasannya. Soal yang disusun mengacu
pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru
(UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir para peserta PPG, baik untuk
kompetensi pedagogik maupun profesional.
Bab ini terdiri dari 2 Sub Bab, yaitu (A) Soal dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik
dan (B) Soal dan Pembahasan Kompetensi Profesional.

A. Soal dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi laju reaksi, struktur atom, dan ikatan kimia dan pengertian
TPACK, peserta dapat menerapkan prinsip TPACK dalam pembelajaran kimia materi
tersebut.

Uraian Materi:

TPACK (TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE)


TPACK singkatan dari Technological Pedagogical Content Knowledge, yaitu
teori yang dikembangkan untuk menjelaskan sekumpulan pengetahuan yang
dibutuhkan guru untuk mengajarkan mata pelajaran pada siswa, mengajar secara
efektif, dan menggunakan teknologi.
TPACK dalam pembelajaran kimia ditunjukkan dengan menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, model/strategi/pendekatan yang
cocok, menggunakan alat dan bahan lab/media, dan piranti lunak komputer, serta
menggali sejarah terkait pada topik struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta
penerapannya secara fleksibel, proses dan gejala alam, hubungan antara konsep kimia
dengan ilmu terkait, penerapan hukum-hukum kimia kaitannya dengan teknologi
kimia dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan teori-teori pengelolaan dan
keselamatan kerja/belajar di laboratorium kimia sekolah.

Soal
1a. Pada pembelajaran kimia abad 21, guru sangat perlu menguasai materi pelajaran
dan teknik untuk menyampaikan materi tersebut dengan memperhatikan aspek
pedagogi disertai dengan penguasaan teknologi. Hal yang tidak tepat dalam
menyiapkan pembelajaran kimia seperti yang dimaksud adalah ….
A. mengidentifikasi topik yang cocok untuk diajarkan dengan teknologi
B. mengidentifikasi representasi yang tepat untuk mentransformasi konten
C. menggunakan pendekatan kooperatif dalam setiap proses pembelajaran
D. memilih strategi mengajar yang sulit dilaksanakan dengan cara tradisional
E. memilih alat dan penggunaan metode pedagogik yang sesuai

Jawaban: C

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                3 
 
 
Pembahasan
Dalam penerapan TPACK lebih mengutamakan penggunaan teknologi dalam
pembelajaran disertai pemilihan alat dan bahan, metode, strategi, model, pendekatan
yang tepat dalam mentransfer konten pengetahuan yang akan diberikan pada siswa.
Dalam proses pembelajarannya TIDAK SELALU harus dilakukan secara kooperatif,
tetapi dapat pula secara mandiri/individual.

Soal
1b. Dalam membelajarkan materi Struktur Atom yang abstrak, dimana elektron dalam
atom merupakan partikel yang dapat bergerak bebas, penting sekali untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
dibantu untuk mempelajari materi yang abstrak dengan baik. Langkah yang tepat
untuk dilakukan oleh guru adalah .…
A. menuliskan materi Struktur Atom ke dalam powerpoint tanpa animasi
B. menugaskan siswa untuk browsing materi di internet untuk memperdalam
C. membentuk kelompok-kelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan
D. menampilkan visualisasi gerakan perpindahan elektron berupa animasi
E. membuat media komik elektronik yang dapat diakses setiap saat

Jawaban: D
Pembahasan
Media powerpoint sebenarnya salah satu media yang menggunakan teknologi, tetapi
jika penggunaannya hanya berupa slide-slide yang penuh dengan tulisan tanpa ada
sisipan animasi atau film pendek yang mampu mengilustrasi konsep yang abstrak,
maka media powerpoint relatif belum efektif membantu pemahaman siswa.

Demikian juga tugas browsing di internet, belum menjamin siswa menemukan tulisan
atau video yang mampu membantu pemahamannya.

Berdiskusi secara berkelompok dan mempresentasikan yang selama ini dilakukan


relatif masih belum efektif membantu pemahaman siswa, kecuali jika guru membantu
memperjelaskan dengan ilustrasi atau tayangan visualisasinya.

Media komik elektronik yang ada selama ini belum mampu meningkatkan pemahaman
siswa terhadap suatu konsep, karena masih rendahnya minat literasi siswa terhadap
bahan bacaan dalam bentuk apapun.

Tampilan visualisasi berupa animasi sederhana dalam penjelasan gerakan elektron


berpindah dipandang efektif dalam membantu pemahaman abstraksi siswa tentang
bagaimana partikel atom bermuatan negatif tersebut bergerak atau berpindah.
Apalagi jika visualisasi animasi ini juga menunjukkan percobaan sederhana
perpindahan elektron tersebut, maka akan lebih jelas bagi siswa. Sebagai contoh:
perpindahan elektron dari rambut ke plastik yang mampu menarik serpihan kertas.

Soal
1c. Ibu Sari bermaksud membelajarkan materi Laju Reaksi menggunakan pendekatan
TPACK, yaitu menggabungkan teknologi, pedagogi, dan konten/materi
pengetahuan pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang paling tepat

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                4 
 
 
diterapkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
….
A. menjelaskannya melalui slide powerpoint lengkap dengan gambarnya
B. anak didik berkelompok merancang percobaan sederhana untuk dipraktikkan
C. anak didik diberi tugas untuk mencari materi tersebut melalui internet
D. mendiskusikan konsep tersebut melalui penerapan Problem Based Learning
E. memberikan soal-soal latihan dalam bentuk Computer Based Test

Jawaban: B
Pembahasan
Sheal (1989) mengatakan bahwa seseorang belajar 90% dari apa yang dikatakan dan
dilakukan. Hal ini berarti jika siswa diajak belajar dengan cara melakukan sesuatu
(dalam hal ini praktikum atau percobaan sederhana), maka konsep yang dipelajari
akan lebih melekat dalam pikirannya. Percobaan sederhana bukan berarti tidak
menggunakan teknologi, tetapi teknologi tersebut diterapkan siswa ketika mencari
bahan percobaan yang akan dirancang, misalnya melalui browsing di internet. Hasil
browsing baru bermanfaat ketika digunakan sebagai acuan dalam merancang
percobaan. Dengan demikian proses pedagogik berjalan lancar dan konten
pengetahuan tertanam baik dan lama dalam struktur kognitif siswa.

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan dan termokimia, peserta dapat menganalisis
kemampuan awal siswa yang diperlukan untuk mempelajari materi kimia tersebut.

Uraian Materi:

KEMAMPUAN AWAL SISWA


Kemampuan awal adalah kemampuan yang berupa penguasaan konsep
prasyarat yang harus dikuasai ketika seorang siswa akan mempelajari materi
berikutnya yang memerlukan konsep prasyarat tersebut.
Untuk konsep Larutan, maka konsep asam basa, perhitungan konsentrasi
larutan, persamaan reaksi, konsep mol merupakan kemampuan awal yang harus
dikuasai, tetapi akan lebih spesifik bagi konsep mana yang sedang dipelajari, seperti
konsep konsentrasi larutan, pH asam basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Larutan,
dan Ksp.
Demikian pula untuk konsep Termokimia, maka konsep sistem dan lingkungan,
reaksi eksoterm dan endoterm, energi, entalpi reaksi, kalorimeter, Hukum Hess,
persamaan termokimia, dan energi ikatan merupakan kemampuan awal yang harus
dikuasai siswa sebelum mempelajari satu persatu konsep tersebut dalam Termokimia.

Soal
2a. Bu Ira sedang mempersiapkan RPP untuk mengajarkan materi Termokimia, yaitu
penentuan ΔH reaksi berdasarkan energi ikatan. Untuk itu bu Ira ingin melakukan
analisis kemampuan awal siswa agar pembelajarannya berlangsung dengan
lancar. Kemampuan awal yang mutlak harus dimiliki oleh peserta didik agar
mudah memahami materi Termokimia adalah penguasaan terhadap konsep ….
A. konversi konsep mol
B. persamaan reaksi dan konsep entalpi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                5 
 
 
C. pengubahan satuan
D. pembacaan tabel energi ikatan
E. hukum dasar kimia
Jawaban: B
Pembahasan
Dalam menentukan besarnya harga ΔH reaksi berdasarkan energi ikatan, maka siswa
harus memiliki kemampuan awal berupa penguasaan materi tentang penulisan
persamaan reaksi sempurna (sudah disetarakan koefisiennya) dan konsep entalpi,
sebab keduanya dapat menjadi penyebab kesalahan penentuan harga ΔH reaksi jika
belum dikuasai. Sebagai contoh, penulisan persamaan reaksi yang salah penulisan
rumus kimia zat yang terlibat dan salah koefisiennya menyebabkan kesalahan
perhitungan ΔH reaksi. Demikian juga jika konsep entalpi tidak dikuasai, maka ketika
menuliskan ke dalam rumus perhitungan, tanda + atau – dari ΔH reaksi yang
menunjukkan reaksi eksoterm atau endoterm dapat salah, akibatnya harga ΔH reaksi
yang dihitung menjadi salah pula.

Soal
2b. Sebagai seorang guru kimia, Pak Wawan ingin siswanya mendapatkan hasil
belajar kimia yang baik. Oleh karena itu Pak Wawan melakukan analisis terhadap
kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum menyampaikan materi tentang
perubahan entalpi reaksi (Hreaksi). Indikator pencapaian kompetensi yang
harus dicapai adalah “Peserta didik dapat menerapkan konsep ∆H dalam
persamaan termokimia”. Kemampuan awal yang harus dimiliki peserta didik
adalah tentang konsep ….
A. reaksi eksoterm dan endoterm
B. tentang sistem dan lingkungan
C. penggunaan kalorimeter
D. persamaan reaksi termokimia
E. penentuan rumus ∆H reaksi

Jawaban: D
Pembahasan
Peserta didik dapat menerapkan konsep ∆H dalam persamaan termokimia dengan
baik jika memiliki kemampuan awal berupa penguasaan konsep tentang persamaan
reaksi termokimia, yaitu persamaan reaksi yang menghubungkan zat-zat reaktan dan
zat-zat produk (hasil Reaksi) yang disertai dengan mencantumkan perubahan
energinya, dan koefisiennya diambil sebagai jumlah mol dari zat reaktan dan hasil
reaksi.

Soal
2c. Bu Lucya sering kecewa melihat hasil ulangan harian yang dilakukannya, seperti
yang dialami pada saat mengoreksi hasil ulangan harian materi Larutan
Penyangga. Oleh karena itu Bu Lucya ingin memperbaiki proses pembelajaran
materi tersebut dengan cara mengobservasi terlebih dahulu kemampuan awal
yang dimiliki peserta didik. Observasi yang dilakukan berisi pengamatan terhadap
kemampuan awal yang menjadi prasyarat untuk mempelajari Larutan Penyangga,
yaitu penguasaan terhadap konsep ….
A. Pengubahan satuan dan konsep mol
B. konversi rumus dan konversi satuan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                6 
 
 
C. persamaan reaksi asam basa dan konsep mol
D. persamaan reaksi asam basa dan konversi rumus
E. konversi rumus dan konsep mol

Jawaban: D
Pembahasan
Untuk dapat menguasai materi Larutan Penyangga, maka kemampuan awal yang
harus dikuasai siswa adalam mengenai persamaan reaksi asam basa, karena larutan
penyangga terjadi melalui reaksi asam lemah dengan basa kuat atau asam kuat
dengan basa lemah, dimana asam atau basa yang lemah yang bersisa. Jika persamaan
asam basa tidak dipahami terlebih dahulu, maka dapat menjadi penyebab tidak
dikuasainya konsep Larutan Penyangga dengan baik. Demikian pula dengan konsep
mol yang menjadi konsep terpenting dalam setiap materi kimia yang memerlukan
perhitungan matematis, harus dikuasai dengan baik karena tidak selamanya dalam
soal sudah diketahui angka-angka yang tinggal memasukkan dalam rumus, tetapi
siswa dituntut untuk menggunakan konsep mol dalam perhitungannya.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kimia unsur dan kimia organik, peserta dapat menjelaskan
prosedur kerja dari suatu analisis zat organik/anorganik dalam sampel.

Uraian Materi:

ANALISIS ZAT ORGANIK/ANORGANIK DALAM SAMPEL


Zat organik adalah suatu senyawa yang tersusun kombinasi C (karbon), H
(hidrogen), O (oksigen) bersama dengan N (nitrogen). Zat organik dalam air
ditetapkan sebagai angka permanganat melalui metode permanganometri. Meskipun
KMnO4 sebagai oksidator yang dipakai tidak dapat mengoksidasi semua zat organik
yang ada, namun cara ini sangat praktis dan cepat pengerjaannya.
Angka permanganat didefinisikan sebagai mg KMnO4 yang diperlukan untuk
mengoksidasi sempurna seluruh zat organik dalam 1 L air atau banyaknya zat organik
yang mampu teroksidasi oleh kalium permanganat dalam suasana asam dan
pemanasan. Gangguan dalam proses analisis dapat diakibatkan oleh tingginya ion
klorida, karena ion klorida ikut teroksidasi saat oksidasi zat organik berlangsung.
Penetapan zat organik dalam air dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Penetapan Zat Organik Cara Asam
Dilakukan jika konsentrasi Cl dalam air yang tercemar kurang dari 300 ppm.
Prinsip analisisnya: zat organik dalam sampel air dioksidasi oleh larutan KMnO4 standar
terukur berlebih dalam suasana asam. Sisa KMnO4 direaksikan dengan larutan H2C2O4
standar terukur berlebih. Sisa H2C2O4 dititrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai
titik akhir titrasi, yaitu dari tidak berwarna ke merah sangat muda.
Reaksinya:
CxHyOz + MnO4- (berlebih) + H+  CO2 + H2O + Mn2+
MnO4- (sisa) + C2O42- (berlebih)  CO2 + H2O + Mn2+
C2O42- (sisa) + MnO4- + H+  CO2 + H2O + Mn2+

2. Penetapan Zat Organik Cara Basa


Dilakukan jika konsentrasi Cl dalam air yang tercemar lebih dari 300 ppm.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                7 
 
 
Prinsip analisisnya: zat organik dalam sampel air dioksidasi oleh larutan KMnO4 standar
terukur berlebih dalam suasana basa. Sisa KMnO4 direaksikan dengan larutan H2C2O4
standar terukur berlebih dalam suasana asam. Sisa H2C2O4 dititrasi dengan larutan
standar KMnO4 sampai titik akhir titrasi, yaitu dari tidak berwarna ke merah sangat
muda.
Reaksinya:
CxHyOz + MnO4- (berlebih) + H+  CO2 + H2O + Mn2+
MnO4- (sisa) + C2O42- (berlebih)  CO2 + H2O + Mn2+
C2O42- (sisa) + MnO4- + H+  CO2 + H2O + Mn2+

Untuk analisis zat anorganik dapat dilakukan dengan analisis pendahuluan


yang meliputi analisis uji kering, reaksi dengan H2SO4, pemeriksaan hasil yang mudah
menguap, sifat larutan.
Uji kering dapat dilakukan dengan mengamati rupa (warna) dan bentuk,
pemanasan, uji nyala, tes reduksi arang kayu, dan uji manik. Pada saat pemanasan
yang diamati perubahan warna, melumer, menyublim, dan terbentuknya gas. Uji
manik dapat dilakukan dengan fosfat, borak, dan natrium karbonat.

Soal
3a. Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh
kotoran manusia, hewan atau sumber lain. Zat organik merupakan bahan
makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Semakin tinggi kandungan zat
organik di dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Berikut ini yang merupakan cara yang tepat untuk mengidentifikasi adanya zat
organik dalam air adalah ….
A. dioksidasi dengan KMnO4 berlebih dalam keadaan asam dan panas
B. direduksi dengan KMnO4 dalam keadaan basa dan dingin
C. dioksidasi dengan KMnO4 berlebih dalam keadaan basa dan panas
D. direndam dalam larutan NaOH selanjutnya dioksidasi oleh KMnO4
E. direndam dalam larutan NaOH selanjutnya direduksi oleh KMnO4

Jawaban: A
Pembahasan
Zat organik disebut juga parameter nilai permanganat. Analisa zat organik pada air
minum dan air bersih dapat dilakukan dengan metode titrasi permanganometri dalam
suasana asam, dimana zat organik di dalam air dioksidasi dengan kalium
permanganat (KMnO4) dan direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam
oksalat dititrasi kembali dengan kalium permanganat. Titik akhir titrasi ditandai
dengan berubahnya larutan menjadi warna merah muda.

Soal
3b. Pada uji pendahuluan anion dapat dilakukan dengan reaksi asam sulfat 1M. Asam
sulfat merupakan asam kuat, sehingga asam lemah yang terkandung dalam zat
akan terdesak keluar dan menghasilkan gas. Berikut ini ciri gas yang tidak tepat,
jika zat direaksikan dengan asam sulfat 1M adalah ….
A. SO2 tidak berwarna dan bau merangsang
B. CO2 tidak berwarna dan mengeruhkan air barit
C. NO2 coklat dan membirukan kertas benzinida
D. Cl2 kuning dan bau merangsang

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                8 
 
 
E. CO tidak berwarna dan membirukan lakmus merah

Jawaban: E
Pembahasan
Keberadaan gas CO tidak dapat dideteksi dengan mereaksikan asam sulfat 1M, yang
dapat dideteksi adalah gas CO2. Adapun beberapa gas lainnya yang dapat dideteksi
dengan asam sulfat 1 M adalah:
H2S  bau telur busuk, kertas PB asetat menjadi hitam, karena terbentuk sulfida.
HoAc  kertas lakmus biru menjadi merah dan bau cuka.
Br2  coklat, bau merangsang, membirukan kertas KI + kanji  ada hipobromit

Soal
3c. Untuk mengetahui keberadaan zat anorganik biasanya dilakukan analisis
pendahuluan berupa uji nyala menggunakan kawat nikrom dan asam klorida.
Berikut ini alasan penggunaan asam klorida dalam uji nyala, kecuali ….
A. HCl dapat melarutkan pengotor yang menempel pada kawat nikrom
B. HCl dapat bereaksi dengan semua zat organik yang akan diuji
C. pembakaran HCl tidak memberikan warna yang dapat mengganggu
D. HCl membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel di kawat
E. HCl dapat melarutkan zat pengganggu sehingga mudah menguap dari kawat

Jawaban: B
Pembahasan
Alasan penggunaan asam klorida dalam uji nyala zat anorganik:
1. HCl dapat membersihkan kawat nikrom dengan cara melarutkan pengotor atau zat
pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom, sehingga pengotor atau
zat pengganggu tersebut mudah menguap dari kawat, dan kawat nikrompun benar-
benar bersih. Cara membersihkannya dengan memasukkan kawat nikrom ke dalam
HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Kawat nikrom dikatakan bersih
jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan
2. Pembakaran HCl tidak memberikan warna, sehingga tidak mempengaruhi atau
mengganggu pengamatan warna nyala yang dihasilkan zat anorganik yang diuji.
3. HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental, sehingga mudah menempel
pada kawat nikrom. Hal ini berarti memudahkan analisis uji nyala yang dilakukan.

HCl tidak bereaksi dengan zat anorganik yang diuji, sehingga tidak mengganggu hasil
pengamatan nyala zat anorganik yang diuji.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kimia unsur dan kimia organik yang dipraktikkan di
laboratorium, peserta dapat menjelaskan cara memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan akibat bahan kimia.

Uraian Materi:
PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN DI LABORATORIUM KIMIA
Laboratorium adalah area kerja yang sangat berpotensi terjadinya kecelakaan.
kecelakaan yang terjadi bisa berasal dari bahan kimia organik atau anorganik, bahan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                9 
 
 
biologis, aliran listrik dan lain-lain. Semua bahan tersebut dapat mengakibatkan
keracunan, iritasi, atau bahkan kematian.
1. Luka bakar akibat zat kimia
a. Terkena larutan asam kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya cuci dengan 1%
Na2CO3, kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan salep
levertran.
b. Terkena logam natrium atau kalium, Logam yang nempel segera diambil. Kulit
dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15 - 20 menit. Netralkan dengan
larutan 1% asam asetat. Dikeringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka
ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi asam pikrat.
c. Terkena bromin. Segera dicuci dengan larutan amonia encer. Luka tersebut
ditutup dengan pasta Na2CO3.
d. Terkena fosfor. Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-
banyaknya. Kemudian cuci dengan larutan 3% CuSO4.

2. Luka bakar akibat benda panas.


Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Mencelupkan ke dalam air es
secepat mungkin atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang.

3. Luka pada mata.


a. Terkena percikan larutan asam. Jika terkena percikan asam encer, mata dapat
dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-menerus. Dicuci dengan larutan
1% Na2CO3.
b. Terkena percikan larutan basa. Dicuci dengan air bersih kira-kira 15 menit terus-
menerus. Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata.

4. Keracunan
Keracunan zat melalui pernafasan. Akibat zat kimia karena menghirup Cl2, HCl,
SO2, NO2, formaldehid, amonia. Menghindarkan korban dari lingkungan zat
tersebut, kemudian pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika
korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan dengan cara menekan
bagian dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban

Jika terjadi kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan


Layanan/personel, seperti Biological Safety Officer, Pejabat Lab, Engineering/
Water/Gas/Electrical

Soal
4a. Laboratorium kimia sedang direnovasi, tetapi karena kekeliruan seorang pekerja,
maka dari ruang asam timbul asap pekat yang menyengat. Berikut ini merupakan
tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan siswa dari asap yang
berbahaya tersebut, kecuali .…
A. korban dipindahkan ke tempat yang berudara segar
B. jika korban tidak bernafas, dilakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)
sampai pertolongan medis datang
C. jika korban bernafas, dilonggarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya
D. menenangkan korban agar tidak panik sampai mendapatkan pertolongan
E. pintu laboratorium ditutup agar asap tidak menyebar keluar

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                10 
 
 
Jawaban: E
Pembahasan
Ketika ada kecelakaan di lab kimia yang menyebabkan munculnya asap berbahaya,
maka cara yang harus dilakukan sebagai pertolongan pertama pada korban adalah:
1. Segera membawa korban ke tempat yang jauh dari tempat kejadian (lab),
sebaiknya di tempat yang berudara segar.
2. Jika korban tidak bernafas, segera diberi bantuan pernafasan sampai petugas
medis datang.
3. Jika korban bernafas, segera longgarkan pakaian dan perhatikan pernafasannya.
4. Menenangkan korban agar tidak panik, karena jika panik dapat memperparah
kondisinya dan mengganggu konsentrasi orang yang menolong.

Hal yang sering salah dilakukan adalah begitu asap mengepul di ruang lab, maka
segera pintu ditutup agar asap tidak menyebar keluar. Hal ini tidak benar, karena
justru pintu harus dibuka agar asap segera membumbung ke atas dan mengurangi
kadar bahayanya karena bercampur dengan udara di luar lab.

Soal
4b. Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum
melakukan pertolongan, yakinkan bahwa situasi aman untuk anda. Jangan
pindahkan korban, dan periksalah ABC (Airway, Breathing, dan Circulation).
Berikut ini cara yang tidak tepat untuk pertolongan adalah ….
A. cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15
menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
B. bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat
dicuci dengan baik
C. menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain yang sifatnya
berbeda
D. jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka
E. jika korban menggunakan contact lense lepaskan dengan segera

Jawaban: C
Pembahasan
Hal yang sering salah dilakukan ketika menolong seseorang yang terkena percikan
bahan kimia pada mata adalah mencuci atau memasukkan cairan bahan kimia yang
memiliki sifat berbeda atau berlawanan dengan maksud untuk menetralkan. Misalnya
terkena percikan HCl (asam), maka dicuci atau dimasukkan basa sebagai penetral
asam (NaOH, atau air sabun). Hal ini sangat bahaya, bahkan dapat menyebabkan
kerusakan mata, karena keduanya justru bereaksi hebat dalam mata korban.

Soal
4c. Bekerja di laboratorium tidak perlu takut, namun demikian tetap harus berhati hati
agar tidak terjadi kecelakaan di laboratorium, dan minimal mengetahu cara
mengatasi secara cepat sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan. Sebagai
contoh jika kulit kita terkena fosfor adalah ….
A. dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian dibilas dengan larutan asam
borat 1%

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                11 
 
 
B. dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian dicuci dengan larutan
H2SO4 3%
C. segera diolesi larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air),
kemudian luka tersebut ditutup dengan pasta Na2CO3
D. dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, dibilas dengan larutan asam asetat 1%,
dicuci dengan air lagi, dikeringkan, dan diolesi dengan salep boor
E. dilap, dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya, dicuci larutan 1%
Na2CO3, dicuci dengan air lagi, dikeringkan, dan diolesi salep levertran

Jawaban: B
Pembahasan
Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian dicuci dengan larutan H2SO4 3% 
pertolongan pertama jika kulit terkena fosfor.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan pengalaman mengelola praktikum materi kimia unsur dan kimia organik di
laboratorium, peserta dapat menjelaskan cara penyimpanan bahan kimia di labora-
torium.

Uraian Materi:

CARA PENYIMPANAN BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM


Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya
jumlah peralatan. Di samping jumlahnya yang banyak, bahan kimia juga dapat
menimbulkan resiko bahaya yang tinggi. Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan
dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia, diantaranya meliputi aspek
pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan
(labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan
informasi resiko bahaya (hazard information).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan-bahan kimia adalah:
wujud zat, konsentrasi zat, bahaya dari zat, label, kepekaan zat terhadap cahaya, dan
kemudahan zat tersebut menguap.
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis akan
lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat
kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Semua bahan harus diberi label secara
jelas, dan untuk larutan harus dicantumkan tanggal pembuatannya.
Penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium didasarkan pada wujud dari
zat tersebut (padat, cair dan gas), sifat-sifat zat (asam dan basa), sifat bahaya zat
(korosif, mudah terbakar, racun, dan lain-lain), seberapa sering zat tersebut
digunakan. Sistem penyimpanan bahan-bahan kimia didasarkan pada bahan yang
sering dipakai, bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai laboratorium, bahan
yang berbahaya/racun, dan jumlah bahan yang dsimpan.
Cara menyimpan bahan-bahan kimia sama hanya dengan menyimpan alat-alat
laboratorium, sifat masing-masing bahan harus diketahui sebelum melakukan
penyimpanan, seperti:
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                12 
 
 
3. Bahan yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung harus disimpan
dalam botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup.
4. Bahan yang tidak mudah rusak oleh cahaya matahari secara langsung dapat
disimpan dalam botol berwarna bening.
5. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan
lainnya.
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
7. Sebaiknya bahan disimpan dalam botol induk yang berukuran besar. Pengambilan
bahan kimia dari botol secukupnya saja sesuai kebutuhan, dan sisa bahan
praktikum disimpan dalam botol kecil, jangan dikembalikan ke dalam botol induk,
bertujuan untuk menghindari rusaknya bahan dalam botol induk.

Syarat-syarat penyimpanan bahan-bahan kimia di laboratorium:


1. Bahan mudah terbakar
Syarat penyimpanan: temperatur dingin dan berventilasi, tersedia alat
pemadam kebakaran, dan jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api
listrik dan bara rokok.

2. Bahan mudah meledak


Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari panas dan
api, dan hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis.

3. Bahan beracun
Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari bahaya
kebakaran, disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan,
dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi, dan kran dari saluran gas harus
tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan.

4. Bahan korosif
Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, wadah tertutup dan
beretiket, dan dipisahkan dari zat-zat beracun.

5. Bahan Oksidator
Syarat penyimpanan: temperatur ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari
sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok, dan jauhkan dari
bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor.

6. Bahan reaktif terhadap air


Sebagai contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida. Syarat penyimpanan:
temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi, jauhkan dari sumber nyala api
atau panas, bangunan kedap air, dan disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2,
dry powder).

7. Bahan reaktif terhadap asam


Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam menghasilkan gas yang mudah
terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida, sianida. Syarat penyimpanan:
ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari sumber api, panas, dan asam, ruangan
penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-kantong

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                13 
 
 
hidrogen, dan disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian
kerja.

8. Gas bertekanan
Sebagai contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat
penyimpanan: disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, ruangan dingin dan
tidak terkena langsung sinar matahari, jauhkan dari api dan panas, dan jauhkan dari
bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah


lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, parafin cair, dan olefin akan
membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan
akan semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan
tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya
peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi satu
tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus dihabiskan selama
enam bulan.

Soal
5a. Bu Maria akan memulai pembelajaran di laboratorium, untuk itu bu Maria
mengawali dengan memberikan penjelasan tentang manajemen laboratorium
yang benar kepada siswa agar tidak terjadi kecelakaan kerja di laboratorium, salah
satunya adalah tentang penyimpanan bahan kimia.
Perhatikan data berikut:
a. Hindarkan dari gesekan
b. Disimpan dekat dengan api
c. Simpan yang jauh dari api
d. Jauhkan dari tempat basah
e. Simpan zat itu dalam keadaan basah
f. Hindarkan dari badan karena dapat menimbulkan iritasi

Berdasarkan data tersebut, maka data yang menunjukkan perlakuan terhadap


bahan kimia yang eksplosif adalah .…
A. a, c, e
B. a, c, d
C. a, d, e
D. d, e, f
E. a, d, f

Jawaban: A
Pembahasan
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak (eksplosif)
antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT.

Perlakuan terhadap bahan kimia yang eksplosif adalah (a) Hindarkan dari gesekan,
(c) Simpan yang jauh dari api, dan (e) Simpan zat itu dalam keadaan basah

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                14 
 
 
Soal
5b. Untuk menjaga keselamatan siswa dalam melakukan praktikum, maka Pak Anton
mengawali praktikum dengan penjelasan mengenai cara penyimpanan bahan
kimia di laboratorium yang benar, agar dapat mencegah terjadi kecelakaan yang
tidak diinginkan. Salah satu materi yang disampaikan, yaitu cara penyimpanan
bahan-bahan kimia yang bersifat korosif, yaitu sebaiknya disimpan di dalam
ruangan yang ….
A. hangat, berventilasi, wadah terbuka dan beretiket
B. hangat, berventilasi, dipisahkan dari bahan beracun
C. dingin, tanpa ventilasi, dipisahkan dari bahan beracun
D. dingin, berventilasi, wadah tertutup dan beretiket
E. dingin, berventilasi, wadah terbuka dan beretiket

Jawaban: D
Pembahasan
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan hidup.
Contoh asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan
bereaksi dengan zat-zat beracun.

Syarat penyimpanan:
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Wadah tertutup dan beretiket
c. Dipisahkan dari zat-zat beracun

Soal
5c. Menyimpan bahan kimia di laboratorium ada aturan tersendiri dan harus benar-
benar diperhatikan, karena selain sifat bahan yang berbeda-beda juga dapat
menimbulkan resiko bahaya yang tinggi jika salah cara menyimpannya. Berikut
ini cara yang tepat untuk menyimpan bahan kimia yang beracun, kecuali ….
A. disimpan di ruangan yang dingin dan kering
B. jauhkan dari bahaya kebakaran
C. kran saluran gas harus tertutup saat tidak digunakan
D. dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
E. disediakan masker dan sarung tangan untuk menggunakannya

Jawaban:
Pembahasan
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan “toxic
(F)” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon
monoksida (CO) dari aliran gas.

Syarat penyimpanan:
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Jauh dari bahaya kebakaran
c. Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
d. Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                15 
 
 
e. Kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan

 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mengamati kesulitan dalam pembelajaran materi ikatan kimia, peserta dapat
menjelaskan penggunaan TIK dalam pembelajaran kimia untuk mengatasi kesulitan
tersebut.

Uraian Materi:

PENGGUNAAN TIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA


Saat ini TIK sudah sangat maju, diantaranya bentuk konkritnya berupa
semakin canggihnya alat komunikasi yang namanya HP. Selain untuk komunikasi, HP
juga dilengkapi fasilitas untuk merekam atau membuat media pembelajaran. Oleh
karena itu bagi guru yang kreatif HP dapat digunakan untuk membuat semacam
animasi untuk mengilustrasikan suatu materi agar mudah dipahami siswa. Salah
satunya untuk membuat analogi tentang terjadinya ikatan kovalen, yaitu ikatan yang
didasarkan pada pemakaian bersama pasangan elektron.
Penggunaan TIK yang lain, misalnya dengan menampilkan powerpoint yang
disertai animasi atau film pendek yang mampu membantu pemahaman siswa
terhadap suatu konsep yang abstrak. Selain itu, kemajuan TIK juga mampu
memunculkan banyak media berbasis komputer yang dapat menarik perhatian siswa,
sehingga diharapkan dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

Soal
6a. Materi Ikatan Kimia merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak dimana
siswa harus dapat mengabstraksikan proses perpindahan elektron ataupun
penggunaan bersama pasangan elektron. Untuk itu diperlukan media
pembelajaran yang dapat menggambarkan konsep yang abstrak tersebut.
Penggunaan TIK oleh guru dalam pembelajaran ikatan kimia memberikan
manfaat agar ….
A. mempermudah sistem pembelajaran antara guru dan siswa
B. materi dapat disajikan dengan menghubungkan kehidupan nyata
C. membantu daya abstraksi siswa melalui model dan visualisasi
D. siswa dapat menelusuri materi lebih lanjut melalui internet
E. guru lebih mudah dalam memberikan tugas pada peserta didik

Jawaban: C
Pembahasan
Penggunaan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran ikatan kimia khususnya dan
pembelajaran kimia pada umumnya, memberikan manfaat agar guru dapat
menyajikan konsep-konsep yang abstrak melalui model, visualisasi, animasi, maupun
ilustrasi yang ditampilkan melalui tayangan powerpoint yang dilinkkan dengan video,
film pendek, animasi, dan lain-lain, sehingga siswa dibantu dalam mengabstraksikan
konsep abstrak tersebut dalam struktur kognitifnya.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                16 
 
 
6b. Pada materi bentuk molekul, jika guru hanya menjelaskan materi tersebut di
papan tulis tentu akan menyulitkan siswa memahami bagaimana bentuk molekul
yang mendekati kenyataan. Untuk itu Pak Imam berusaha membantu siswa untuk
memahami materi tersebut dengan cara ….
A. membuat modul tentang bentuk molekul agar siswa dapat mempelajari ulang
secara mandiri di rumah
B. memperbanyak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bentuk molekul
C. menyiapkan pembelajaran menggunakan modul elektronik tentang bentuk
molekul senyawa
D. membuat animasi yang menggambarkan proses pembentukan berbagai
molekul senyawa
E. meminta siswa secara berkelompok membuat model bentuk molekul dengan
bahan yang ada di lingkungan

Jawaban: D
Pembahasan
Pemahaman tentang bagaimana bentuk molekul yang mendekati kenyataan seringkali
menjadi kendala bagi siswa untuk memahami materi ini, karena kesulitan
mengabstraksikan bentuk molekul tersebut secara konkrit. Penggunaan molymod
relatif tidak banyak membantu juga selama ini. Oleh karena itu dengan kemajuan TIK,
guru dapat menerapkannya untuk membuat animasi sederhana (jika perlu minta
bantuan guru TIK), sehingga dapat ditampilkan di kelas ketika menyampaikan materi
tentang bentuk molekul. Dengan animasi tersebut, siswa akan terbantu daya
abstraksinya tentang pembentukan molekul senyawa.

Penggunaan modul (baik bahan cetak maupun elektronik) relatif kurang efektif,
mengingat minat literasi siswa yang relatif masih rendah. Diskusi kelas untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk molekul hanya sampai pada
tataran teoretis, sehingga tidak banyak membantu pemahaman siswa. Demikian pula
meminta siswa secara berkelompok membuat model bentuk molekul dengan bahan
yang ada di lingkungan, misal kelereng, plastisin, bola pingpong, kurang menarik
minat siswa, mengingat era saat ini yang sangat mengandalkan teknologi.

Soal
6c. Sebagian guru masih menyampaikan materi ikatan kovalen secara konvensional
(ceramah dan powerpoint sederhana hanya berupa tulisan), sehingga membuat
siswa sulit untuk memahami proses penggunaan bersama pasangan elektron.
Berkaitan dengan hal itu, Pak Kamdo yang terkenal guru kreatif mencoba mencari
solusi untuk mengatasi masalah itu. Pak Kamdo membuat skenario sederhana
tentang proses terjadinya ikatan kovalen dengan menganalogikan peristiwa
sehari-hari. Nantinya siswa ada yang ditunjuk untuk berperan dan Pak Kamdo
yang akan merekam sendiri dengan HPnya. Analogi yang akan ditampilkan dalam
video Pak Kamdo adalah hubungan antara orang yang ….
A. memberi uang pada pengemis
B. meminjamkan ember pada tetangga
C. membeli selang air untuk minta air dari tetangga
D. iuran membayar sampah untuk diambil petugas setiap bulan
E. iuran membayar sewa mobil dengan teman untuk pergi bersama

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                17 
 
 
Jawaban: E
Pembahasan
Analogi yang tepat adalah “iuran membayar sewa mobil dengan teman untuk pergi
bersama”, karena pada ilustrasi ini analoginya ada dua orang yang sama-sama
mengeluarkan uang (biaya) untuk menyewa mobil, dan mobil yang disewa dipakai
bersama untuk bepergian. Kedua orang tersebut dianalogikan sebagai dua atom, uang
(biaya) yang dikeluarkan menganalogikan elektron yang membentuk pasangan, dan
mobil yang disewa dan dipakai bersama menganalogikan pemakaian bersama kedua
elektron dari dua atom.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati Kompetensi Dasar pada materi reaksi redoks dan elektrokimia,
peserta dapat merumuskan indikator pembelajaran atau Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) berdasarkan Kompetensi Dasar materi tersebut.

Uraian Materi:

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia terdapat di kelas X Semester 2 dan Kelas XII
Semester 1. Adapun Kompetensi Dasar untuk kelas X Semester 2 adalah:
Siswa mampu:
3.9 menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi oksidasi dan
reduksi serta penamaan senyawa
4.9 membedakan reaksi yang melibatkan dan tidak melibatkan perubahan bilangan
oksidasi melalui percobaan

Kompetensi Dasar untuk kelas XII Semester 1 adalah:


Siswa mampu:
3.3 menyetarakan persamaan kimia reaksi redoks dan memperkirakan reaksi yang
dapat terjadi berdasarkan potensial elektrode
3.4 menganalisis proses yang terjadi dan melakukan perhitungan zat atau listrik yang
terlibat pada suatu sel Volta serta penerapannya dalam kehidupan
3.5 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan cara
mengatasinya
3.6 menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday untuk menghitung
besaran-besaran yang terkait sel elektrolisis
4.1 menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau pereduksi berdasarkan hasil
percobaan
4.2 merancang sel Volta dengan menggunakan bahan di sekitar
4.3 mengajukan gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya korosi
4.4 merancang dan melakukan penyepuhan benda dari logam

Ketika kita akan merumuskan indikator pembelajaran atau Indikator


Pencapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) tersebut, maka hal
yang perlu diperhatikan bahwa IPK tidak boleh menyimpang atau di luar KD yang akan
dicapai. Selain itu IPK harus mengandung kata kerja operasional, sehingga dapat
diukur ketercapaiannya. Satu KD dapat dijabarkan menjadi beberapa IPK, tergantung

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                18 
 
 
luas dan dalamnya rumusan KD tersebut.

Soal
7a. Berdasarkan Kompetensi Dasar: “Menganalisis proses yang terjadi dan melakukan
perhitungan zat atau listrik yang terlibat pada suatu sel Volta serta penerapannya
dalam kehidupan”, maka Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) berikut yang
kurang tepat adalah ….
A. menganalisis reaksi dalam sel Volta dan kespontanan reaksi
B. menganalisis proses yang terjadi pada suatu sel Volta
C. menghitung potensial sel dalam suatu sel Volta
D. mengidentifikasi terjadinya oksidasi dan reduksi
E. mengklasifikasikan sel Volta dalam kehidupan sehari-hari

Jawaban: D
Pembahasan
IPK yang kurang tepat adalah “mengidentifikasi terjadinya oksidasi dan reduksi”
karena Kompetensi Dasar yang menjadi acuan tidak lagi membicarakan tentang reaksi
oksidasi reduksi, melainkan materi tentang sel Volta.

Soal
7b. Indikator Pencapaian Kompetensi yang tepat untuk mencapai Kompetensi Dasar:
“Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya” adalah ….
A. menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang spontan melalui percobaan
B. menjelaskan cara mencegah terjadinya korosi sebagai akibat reaksi oksidasi
C. menentukan oksidator dan reduktor pada sebuah reaksi redoks
D. menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah sel
E. menuliskan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda

Jawaban: C
Pembahasan
Untuk Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menjelaskan perkembangan konsep reaksi
oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya”,
maka penjabarannya dalam indikator belum sampai pada penjelasan tentang ciri-ciri
reaksi redoks, penentuan kespontanan reaksi, peristiwa korosi, penyetaraan reaksi
redoks, dan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda.

Indikator Pencapaian Kompetensi yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar tersebut


adalah tentang “menentukan oksidator dan reduktor pada sebuah reaksi redoks”,
karena siswa sudah mempelajari tentang bilangan oksidasi, sehingga dapat
menentukan zat mana yang mengalami oksidasi (bertindak sebagai reduktor) dan zat
mana yang mengalami reduksi (bertindak sebagai oksidator).

Soal
7c. Pada rumusan Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menerapkan konsep reaksi
oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan
kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri”, maka rumusan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang tepat adalah ….
A. menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                19 
 
 
B. menentukan bilangan oksidasi atom dalam unsur, senyawa, dan ion
C. menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang spontan melalui percobaan
D. mengamati reaksi di anoda dan katoda pada elektrolisis melalui percobaan
E. menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan

Jawaban: D
Pembahasan
Untuk Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi
dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam
mencegah korosi dan dalam industri”, maka penjabarannya dalam indikator tidak
berkaitan lagi dengan penjelasan tentang lambang sel dan reaksi yang terjadi pada
sel Volta, penentuan biloks, ciri-ciri reaksi redoks yang spontan, dan prinsip kerja sel
Volta.

Indikator Pencapaian Kompetensi yang berkaitan dengan Kompetensi Dasar tersebut


adalah tentang “mengamati reaksi di anoda dan katoda pada elektrolisis melalui
percobaan”, karena konten materi yang tercakup dalam Kompetensi Dasar tersebut
diantaranya tentang reaksi elektrolisis yang terjadi pada anoda dan katoda, baik
berdasarkan percobaan maupun latihan soal tentang hal itu.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang dirumuskan pada
materi termokimia, peserta dapat merumuskan capaian pembelajaran berdasarkan
IPK tersebut.

Uraian Materi:

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Ketika kita akan merumuskan capaian pembelajaran berdasarkan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK), maka hal yang perlu diperhatikan bahwa capaian
pembelajaran tidak boleh menyimpang atau di luar IPK yang akan dicapai. Selain itu
capaian pembelajaran harus dengan jelas mendukung ketercapaian IPK. Satu IPK
dapat dijabarkan menjadi beberapa capaian pembelajaran, tergantung luas dan
dalamnya rumusan IPK tersebut.

Soal
8a. Pada saat menyusun RPP materi termokimia, bu Diana hendak merumuskan
capaian pembelajaran yang berasal dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).
Berdasarkan salah satu IPK, yaitu menghitung entalpi molar, maka capaian
pembelajaran berikut yang kurang tepat adalah siswa dapat ….
A. menentukan persamaan termokimia
B. menggambarkan diagram energi
C. menghitung nilai entalpi molar
D. menentukan perubahan entalpi secara atomisasi
E. membedakan antara sistem dengan lingkungan

Jawaban: E
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                20 
 
 
Untuk IPK ”menghitung entalpi molar”, maka capaian pembelajarannya tidak
berkaitan lagi dengan membedakan antara sistem dan lingkungan.

Capaian pembelajaran yang berkaitan dengan IPK tersebut adalah tentang penentuan
persamaan termokimia, menggambarkan diagram energi, menghitung nilai entalpi
molar, dan menentukan perubahan entalpi secara atomisasi.

Soal
8b. Pada rumusan IPK: “Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess,
data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan”, maka
rumusan capaian pembelajaran berikut yang tepat adalah ….
A. menjelaskan pengertian ∆H sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap
B. menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data percobaan
C. menentukan reaksi eksoterm dengan endoterm melalui percobaan
D. menjelaskan macam-macam entalpi molar
E. menerapkan hukum kekekalan energi dalam perhitungan

Jawaban: B
Pembahasan
Untuk IPK: “Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data
perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan”, maka capaian
pembelajarannya tidak berkaitan lagi dengan penjelasan tentang ∆H sebagai kalor
reaksi pada tekanan tetap, reaksi eksoterm – endoterm, macam-macam entalpi molar,
dan hukum kekekalan energi.

Capaian pembelajaran yang berkaitan dengan IPK tersebut adalah tentang


“menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data percobaan”, karena konten materi
yang tercakup dalam IPK tersebut diantaranya tentang penentuan ∆H reaksi
berdasarkan percobaan.

Soal
8c. Berdasarkan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): “Membedakan
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram
tingkat energi”, maka rumusan capaian pembelajaran yang kurang tepat adalah
….
A. menjelaskan hubungan energi dalam, entalpi, kalor, dan kerja
B. menentukan reaksi eksoterm atau endoterm berdasar hasil percobaan
C. menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm berdasar diagram tingkat energi
D. membedakan reaksi eksoterm atau endoterm berdasar harga H reaksi
E. menjelaskan ciri-ciri yang membedakan reaksi eksoterm dan endoterm

Jawaban: A
Pembahasan
Capaian pembelajaran yang kurang tepat dalam mendukung tercapainya IPK
“Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi” adalah “menjelaskan hubungan energi dalam, entalpi, kalor,
dan kerja” karena materi tersebut sudah dijelaskan sebelum pembahasan reaksi
eksoterm dan endoterm.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                21 
 
 
 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati Kompetensi Dasar pada materi kesetimbangan kimia, peserta
dapat menetapkan materi pembelajaran berdasarkan hasil analisis Kompetensi Dasar
materi tersebut.

Uraian Materi:

KOMPETENSI DASAR PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA


Materi Kesetimbangan Kimia terdapat di kelas XI Semester 1. Adapun
Kompetensi Dasar materi ini adalah:
Siswa mampu:
3.8 menentukan hubungan antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi
kesetimbangan dan melakukan perhitungan berdasarkan hubungan tersebut
3.9 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
dan penerapannya dalam industri
4.8 mengolah data untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi
4.9 merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan

Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, maka materi yang dicakup meliputi:


1. Kesetimbangan dinamis
2. Tetapan kesetimbangan
3. Pergeseran kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
4. Perhitungan dan penerapan kesetimbangan kimia

Soal
9a. Suatu KD berbunyi: “Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan dengan melakukan percobaan”. Berdasarkan KD
tersebut, Bu Dina bermaksud merancang materi pembelajaran kontekstual agar
tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut ini materi kontekstual yang tepat
untuk KD tersebut adalah .…
A. peristiwa perubahan warna pada buah apel yang dikupas
B. busuknya buah karena tersimpan di udara terbuka
C. proses terjadinya ketengikan minyak goreng
D. penggunaan katalis pada pembuatan mie
E. pudarnya warna cat karena hujan dan panas

Jawaban: D
Pembahasan
Peristiwa perubahan warna pada buah apel yang dikupas  oksidasi
Busuknya buah karena tersimpan di udara terbuka  oksidasi
Proses terjadinya ketengikan minyak goreng  oksidasi
Pudarnya warna cat karena hujan dan panas  cat yang digunakan pada bangunan
adalah cat yang terbentuk dari molekul organik dengan beberapa komponen lainnya.
Peristiwa memudarnya warna cat disebabkan oleh peristiwa degradasi cat (penurunan
kualitas) akibat interaksi dengan air, perubahan temperatur, dan sinar UV dari
matahari.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                22 
 
 
Penggunaan katalis pada pembuatan mie  seperti diketahui katalis adalah zat yang
mempercepat tercapainya kesetimbangan, tetapi katalis itu sendiri pada akhirnya
terbentuk kembali di akhir reaksi. Jadi, katalis merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan.

Soal
9b. Berdasarkan hasil analisis kompetensi pada materi kesetimbangan kimia, maka
berikut ini contoh kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari yang tepat
digunakan adalah ….
A. pembuatan gas amonia dengan Haber-Bosch
B. pembuatan asam sulfat dengan proses kontak
C. siklus oksigen di dalam tubuh
D. pembuatan gas klorin dengan proses deacon
E. proses redoks pada perkaratan besi

Jawaban: C
Pembahasan
Pembuatan gas amonia dengan Haber-Bosch, pembuatan asam sulfat dengan proses
kontak, dan pembuatan gas klorin dengan proses deacon  penerapan prinsip
pergeseran kesetimbangan dalam industri, yaitu dengan memberikan perlakuan
tertentu sedemikian rupa sehingga reaksi bergeser ke kanan (ke arah produk).
Proses redoks pada perkaratan besi  bukan contoh reaksi kesetimbangan

Siklus oksigen di dalam tubuh  merupakan contoh reaksi kesetimbangan kimia yang
terjadi dalam kehidupan dimana sebenarnya oksigen yang beredar dalam tubuh kita
secara reversibel mengalami siklus yang terus menerus tanpa henti sampai manusia
terhenti kehidupannya. Sekitar 2/3 tubuh manusia dan 9/10 air adalah oksigen. Siklus
oksigen penting untuk kesehatan kita dan lingkungan kita.

Soal
9c. Berdasarkan analisis terhadap salah satu KD pada materi kesetimbangan kimia
yang berbunyi: “Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dan penerapannya dalam industri”, maka materi pembelajaran
yang akan disampaikan menurut KD tersebut yang salah konsep adalah ….
A. pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia dan perhitungannya
B. pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia dan perhitungannya
C. pengaruh katalis dalam menggeser reaksi kesetimbangan kimia
D. hubungan pergeseran kesetimbangan dengan harga derajat disosiasi ()
E. penerapan kesetimbangan kimia dalam proses pembuatan amonia

Jawaban: C
Pembahasan
Banyaknya buku yang membahas katalis pada bagian submateri faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia menyebabkan adanya anggapan bahwa katalis
mampu menggeser kesetimbangan kimia, padahal anggapan itu salah.

Katalis tidak mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, tetapi katalis hanya berperan


mempercepat tercapainya kesetimbangan dengan cara menurunkan energi aktivasi,

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                23 
 
 
sehingga zat reaktan lebih mudah mencapai energi aktivasinya dan akhirnya reaksi
berlangsung lebih cepat.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kesetimbangan kimia dan mempelajari tentang media
pembelajaran, peserta dapat memberikan contoh media pembelajaran yang sesuai
untuk pembelajaran kesetimbangan kimia.

Uraian Materi:

MEDIA PEMBELAJARAN
Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara atau penyalur.
Menurut Yusufhadi Miarso (1984) media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa,
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri mereka yang belajar.
Media yang menarik tentunya sangat membantu dalam pemahaman suatu materi
pelajaran, karena sesuatu yang menarik dapat menimbulkan minat siswa,
meningkatkan aktivitas berpikir, dan mempertinggi daya ingat.
Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan
pesan dan informasi. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu
diperhatikan oleh guru agar dapat memilih media yang tepat sesuai dengan kondisi &
kebutuhan.
Pemilihan suatu media pembelajaran ditentukan berdasarkan ketepatan dan
efektivitasnya. Ketepatan berkaitan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan
dan karakteristik siswa, sedangkan efektivitas berkaitan dengan waktu yang
diperlukan ketika menggunakan media tersebut dan tingkat keberhasilannya dalam
membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu ketika akan menggunakan media
pembelajaran, harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
karakteristik siswa, kondisi yang ada (suasana kelas, fasilitas yang menunjang), jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, luas jangkauan yang ingin dilayani, mudah
penggunaannya, dan tentu karakteristik materi pelajaran itu sendiri.
Semua media sebenarnya mampu membantu guru dalam memperjelas
pemahaman suatu materi, namun kemungkinan daya retensinya berbeda-beda.
Seperti penjelasan melalui powerpoint, jika dibuat dengan warna yang monoton,
penuh dengan tulisan tanpa disertai animasi, ilustrasi, maupun dihubungkan dengan
film pendek untuk menarik perhatian siswa sekaligus memperjelas materi, maka
power point tak ada bedanya dengan ceramah. Siswa hanya mengingat dalam waktu
yang singkat.
Media kartu soal, meskipun disajikan dengan memadukan permainan secara
tim, tetapi jika soal yang diungkap dalam kartu hanya sebatas teori, maka tidak dapat
membuat pemahaman siswa semakin mendalam.
Demikian juga media teka-teki, mungkin menarik karena kemasannya seperti
permainan, tetapi hal ini kurang bermakna jika pertanyaan yang dikemukakan dalam
teka-teki hanya sampai pada tataran teori/hafalan.
Media komik sangat cocok diterapkan pada siswa yang memiliki semangat
literasi tinggi, tetapi sayangnya hampir sebagian besar siswa kita malas dalam
membaca. Hal inilah yang melemahkan keberhasilan penerapan komik sebagai media
belajar.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                24 
 
 
Soal
10a. Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi, termasuk
mata pelajaran kimia. Untuk memudahkan peserta didik memahami materi
pergeseran kesetimbangan yang memiliki tingkat abstraksi yang tinggi, guru
perlu memanfaatkan media pembelajaran. Sebagai contoh, media gambar atau
tayangan video yang berisi sistem pergeseran kesetimbangan. Fungsi media
dalam konteks pembelajaran materi ini adalah agar dapat ….
A. menampilkan objek yang terlalu besar
B. membuat konkrit konsep yang abstrak
C. menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang
D. membawa objek yang sukar didapat di dalam lingkungan belajar
E. memperhatikan perubahan warna yang terjadi

Jawaban: B
Pembahasan
Fungsi media yang utama, terutama dalam pembelajaran kimia yang penuh dengan
konsep-konsep abstrak adalah mencoba membantu daya abstraksi siswa dengan
mengkonkritkan dalam bentuk visualisasi yang dapat berupa gambar atau tayangan
video dan animasi.

Oleh karena konsepnya abstrak tentu guru agak kesulitan menemukan objek di
lingkungan belajar sebagai analogi atau contohnya. Kalaupun ada pasti tetap sulit
untuk dilihat proses atau konsep tersebut secara nyata.

Soal
10b. Pada saat mempersiapkan pembelajaran dalam rangka mencapai indikator
“Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume
terhadap pergeseran kesetimbangan melalui percobaan”, Bu Ana bermaksud
menyiapkan media yang tepat agar optimal proses pembelajaran yang
dilakukan. Berikut ini media yang tepat untuk membantu Bu Ana menyajikan
materi faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia
adalah ….
A. ringkasan yang dituangkan dalam bentuk powerpoint
B. soal-soal latihan yang disusun dalam bentuk LKPD
C. visualisasi materi tersebut dalam bentuk virtual lab interaktif
D. bahan literasi yang dituangkan dalam bentuk komik dialog
E. permainan dalam bentuk game ular tangga

Jawaban: C
Pembahasan
Bagaimana faktor suhu, konsentrasi, tekanan/volume mempengaruh terjadinya
pergeseran kesetimbangan kimia tentu sangat tepat jika divisualisasikan dalam bentuk
virtual lab interaktif, sekaligus dapat menjadi pengantar jika ada praktikumnya. Vitual
lab interaktif, tidak hanya menunjukkan peristiwa atau percobaan dalam bentuk
praktik yang divisualkan, tetapi juga memberi kesempatan siswa berinteraksi pada
guru jika tayangan virtual lab ada yang kurang jelas.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                25 
 
 
10c. Ketika hendak mengajarkan materi perbedaan kesetimbangan dinamis dan reaksi
berkesudahan, Bu Meinar berusaha untuk menggunakan media pembelajaran
yang tepat agar pemahaman peserta didik dapat optimal. Berikut ini contoh media
yang tepat untuk materi tersebut adalah ….
A. powerpoint disertai contoh-contoh berupa gambar untuk memperjelasnya
B. penggunaan kartu soal dipadu dengan metode Team Games Tournament
C. video animasi yang kreatif untuk mengabstraksikan perbedaan keduanya
D. media teka teki silang yang berisi pertanyaan sekitar perbedaan keduanya
E. media komik yang berisi dialog tertulis dari tokoh-tokoh menarik/terkenal

Jawaban: C
Pembahasan
Video animasi yang kreatif menjadi salah satu alternatif media yang diharapkan
mampu menarik perhatian siswa sekaligus membantu pemahaman siswa terhadap
konsep yang abstrak, karena dengan animasi tergambar jelas bagaimana sesuatu
peristiwa atau proses itu ditampilkan secara konkrit, sehingga daya abstraksi siswa
terbentuk dalam struktur kognitifnya.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan elektrolit dan non elektrolit, serta redoks dan
elektrokimia dan mempelajari Kurikulum 2013, peserta dapat menjelaskan langkah-
langkah penyusunan RPP mata pelajaran kimia pada materi tersebut berdasarkan
Kurikulum 2013.

Uraian Materi:

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RPP


Pada hakikatnya RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pembelajaran atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus. RPP mencakup:
1. Data sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan kelas/semester.
2. Materi pembelajaran.
3. Alokasi waktu.
4. KI, KD, Indikator Pencapaian Kompetensi.
5. Deskripsi materi pembelajaran.
6. Kegiatan pembelajaran.
7. Penilaian.
8. Media/alat, bahan, dan sumber belajar.

Adapun langkah-langkah penyusunan RPP adalah:


1. Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi pembelajaran; (3) proses
pembelajaran; (4) penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6) sumber
belajar;
2. Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;
3. Penentuan materi pembelajaran, menjadi materi untuk pembelajaran reguler, ajar,
dan remedial;

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                26 
 
 
4. Penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih
operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik
dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber
belajar;
5. Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi waktu pada
silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup;
6. Pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik,
dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
7. Penentuan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; dan
8. Penentuan media, alat, bahan dan sumber belajar disesuaikan dengan yang telah
ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.

Soal
11a. Guru-guru yang tergabung dalam MGMP Mata Pelajaran Kimia di Kabupaten
Sleman sedang membahas tentang format langkah-langkah penyusunan RPP
yang benar berdasarkan Kurikulum 2013. Langkah-langkah tersebut secara
berurutan adalah ....
A. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran,
Indikator, Materi, Media Pembelajaran, Metode, Langkah-langkah
Pembelajaran, Evaluasi, Sumber Belajar
B. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar,
Langkah-langkah Pembelajaran, Evaluasi
C. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran,
Indikator, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar, Langkah-
langkah Pembelajaran, Evaluasi
D. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Sumber Belajar, Media Pembelajaran,
Langkah-langkah Pembelajaran, Evaluasi
E. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar,
Evaluasi, Langkah-langkah Pembelajaran

Jawaban: A
Pembahasan
Lihat di uraian materi

Soal
11b. Seorang guru kimia sedang mengembangkan RPP untuk materi hidrokarbon.
Diantara kegiatan yang seharusnya dicantumkan pada RPP bagian kegiatan inti
adalah ....
A. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan,
dihubungkan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
B. menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik
materi hidrokarbon dan karakteristik siswa
C. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaat mempelajari
hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
D. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                27 
 
 
E. memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya

Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A dan E untuk bagian penutup
Jawaban C dan D untuk bagian pendahuluan

Soal
11c. Pada RPP guru harus mencantumkan media pembelajaran yang digunakan.
Contoh media pembelajaran yang tidak termasuk benda asli pada pembelajaran
kimia adalah ....
A. pasir kuarsa
B. pipet tetes
C. molymod
D. pH meter
E. baterai kering

Jawaban: C
Pembahasan
Molymod merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan rangkaian
senyawa karbon, bukan benda asli.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan elektrolit dan non elektrolit, serta redoks dan
elektrokimia dan mempelajari Kurikulum 2013, peserta mampu menjelaskan salah
satu isi komponen RPP mata pelajaran kimia pada materi tersebut berdasarkan
Kurikulum 2013.

Uraian Materi:

KOMPONEN RPP
Pada RPP, guru harus menyusun skenario pelaksanaan pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Langkah pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup yang
disarankan pada Permendikbud nomor 103 tahun 2014 adalah:
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
b. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
c. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan, dihubungkan
dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
d. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari;
e. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan
f. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

2. Kegiatan Inti

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                28 
 
 
Dalam kegiatan inti, proses pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran dan siswa. Dalam setiap kegiatan guru harus
memperhatikan perkembangan sikap siswa pada Kompetensi Dasar dari KI-1 dan KI-
2, antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin,
taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri dari kegiatan guru bersama siswa.
a. Kegiatan guru bersama siswa, yaitu:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Kegiatan guru, yaitu:
1) melakukan penilaian;
2) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
3) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Soal
12a. Dalam mengajarkan materi redoks dan elektrokimia, agar menarik guru
mengawali pembelajaran dengan bercerita tentang fenomena yang berkaitan
materi yang akan diajarkan. Kegiatan guru tersebut termasuk dalam kegiatan ….
A. pemberian acuam
B. apersepsi
C. motivasi
D. orientasi
E. pengantar

Jawaban: B
Pembahasan
Apersepsi pada prinsipnya adalah kegiatan pendahuluan/pembuka pelajaran dengan
menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya atau
fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan apersepsi untuk menarik perhatian
dan membangkitkan minat belajar siswa.

Soal
12b. Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan seorang guru kimia pada kegiatan
penutup, kecuali ....
A. membuat rangkuman/simpulan pelajaran
B. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
C. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
D. melakukan penilaian
E. melakukan apersepsi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                29 
 
 
Jawaban: E
Pembahasan
Apersepsi dilakukan pada kegiatan pendahuluan.

Soal
12c. Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan seorang guru kimia pada kegiatan
pendahuluan, kecuali ....
A. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan
B. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
dihubungkan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
C. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
D. menyampaikan penyelidikan untuk mendapatkan konsep baru yang
memperkaya pengetahuan siswa
E. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
pada proses pembelajaran

Jawaban: D
Pembahasan
Lihat di uraian materi.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati karakteristik materi konsep mol, struktur atom, laju reaksi,
elektrokimia, peserta dapat memilih strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
materi pembelajaran kimia pada materi tersebut.

Uraian Materi:

KARAKTERISTIK MATERI KIMIA


Secara umum materi kimia memiliki tiga karakteristik, yaitu materi kimia yang
(1) bersifat teoretis, (2) hitungan, dan (3) termasuk dalam kimia organik. Kimia
organik dikategorikan tersendiri, karena keunikan dari materi yang dipelajari dalam
kimia organik yang tidak sekedar teoretis dan hitungan.
Beberapa metode pembelajaran dapat digunakan dengan menyesuaikan
karakteristik materi kimia yang akan disampaikan, seperti metode ceramah,
demonstrasi, eksperimen, diskusi, tanya jawab, bermain peran (sosiodrama), simulasi,
dan permainan. Prinsipnya, metode yang dipilih harus mempermudah siswa
memahami dan menyerap materi ajar dan mempermudah guru menyajikan bahan
ajar tersebut. Masing-masing metode mempunyai ciri, keunggulan-keunggulan, dan
kelemahan-kelemahan.

Soal
13a. Setelah melakukan ulangan materi struktur atom, Pak Agus mengetahui hasilnya
kurang memuaskan. Dengan memperhatikan karakter materi struktur atom yang
banyak mengandung konsep yang abstrak, maka Pak Agus menetapkan untuk
menerapkan metode ….
A. tanya jawab

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                30 
 
 
B. kooperatif
C. diskusi
D. demonstrasi
E. penugasan

Jawaban: D
Pembahasan
Demonstrasi dengan menghadirkan benda asli/model berguna dalam membantu
mengkonkritkan konsep yang abstrak.

Soal
13b. Seorang guru kimia ketika mengajarkan ikatan kimia, akan menganalogikan
ikatan ionik, kovalen, dan koordinasi dengan persahabatan dua orang siswa.
Metode yang cocok adalah ....
A. ceramah
B. demonstrasi
C. eksperimen
D. diskusi
E. bermain peran

Jawaban: E
Pembahasan
Metode yang cocok adalah bermain peran, misalnya ikatan ionik digambarkan dengan
siswa A membelikan bakso siswa B. Ikatan kovalen digambarkan dengan siswa A dan
B iuran membeli satu mangkok bakso dan dimakan bersama. Ikatan kovalen
koordinasi digambarkan siswa A membeli satu mangkok bakso dan dimakan bersama
sama dengan siswa B.

Soal
13c. Metode yang tepat untuk mengklasifikasikan larutan ke dalam elektrolit kuat,
lemah, dan non elektrolit adalah ....
A. ceramah
B. permainan
C. eksperimen
D. diskusi
E. bermain peran

Jawaban: C
Pembahasan
Dengan melakukan eksperimen/percobaan menggunakan alat uji elektrolit, siswa
secara mudah mengklasifikasikan larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit
berdasarkan pengamatan hasil uji pada alat uji tersebut.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati karakteristik dan kompetensi siswa dan mendalami materi konsep
mol, struktur atom, laju reaksi, elektrokimia, peserta dapat memilih strategi
pembelajaran kimia berdasarkan karakteristik siswanya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                31 
 
 
Uraian Materi:

KARAKTERISTIK SISWA
Masing-masing siswa sebagai individu dan subjek belajar memiliki karakteristik
atau ciri-ciri sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-masing siswa
dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar siswa tersebut. Dengan kondisi siswa
yang mendukung, maka pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih baik,
sebaliknya pula dengan karakteristik yang lemah, maka dapat menjadi hambatan
dalam proses belajar mengajar.
Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3 macam
karakteristik yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru, yaitu:
1. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa, misalnya
adalah kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.
2. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.
3. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian,
seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Berdasarkan macam-macam jenis dan sumber karakteristik yang ada pada


siswa ini guru dapat menentukan data-data apa saja yang perlu diketahui
informasinya dan digali dari peserta didik. Kondisi pada siswa juga senantiasa dapat
mengalami perubahan, guru hendaknya memantau segala perubahan keadaan yang
ada pada siswa, baik sebelum pembelajaran dimulai, saat pembelajaran, hingga paska
pembelajaran, dan evaluasi.

Soal
14a. Pak Dedi hari ini akan mengajar materi laju reaksi dengan menerapkan metode
pembelajaran tertentu yang disesuaikan dengan karakter siswa yang pasif dalam
proses pembelajaran. Metode yang tepat diterapkan Pak Dedi adalah metode ….
A. tanya jawab
B. kooperatif
C. diskusi
D. demonstrasi
E. penugasan

Jawaban: A
Pembahasan
Dengan metode tanya jawab mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam proses
perolehan ilmu, sehingga karakter yang pasif siswa dapat diatasi. Tentu saja metode
ini diterapkan dengan cara meminta siswa secara bergiliran aktif bertanya atau aktif
menjawab/berpendapat.

Karakter siswa yang pasif dapat disebabkan karena kurang berminat pada materi
pelajaran kimia, gurunya, atau kemampuan intelektualnya yang kurang memadai
untuk dapat menangkap materi kimia dengan baik.

Soal
14b. Ketika mengajarkan materi elektrokimia, Pak Anang hanya menjelaskan materi
melalui ceramah tanpa memberikan visualisasi, karena menurutnya siswa sudah

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                32 
 
 
mampu memahami konsep yang abstrak. Setelah dilakukan ujian, ternyata
sebagian besar siswa memperoleh nilai yang rendah. Pak Anang menyadari
bahwa karakteristik individu tidaklah sama, sehingga dia ingin mengulangi
penyampaian materi tersebut dengan cara menerapkan strategi yang lebih tepat
untuk memperbaikinya, yaitu dengan memberikan ....
A. visualisasi yang dapat membantu daya abstraksi siswa
B. tambahan waktu belajar agar leluasa menyampaikan materi
C. tambahan bacaan agar wawasan siswa menjadi lebih luas
D. pelajaran tambahan pada siswa yang nilainya rendah
E. tugas untuk didiskusikan siswa secara berkelompok

Jawaban: A
Pembahasan
Nilai yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti minat yang rendah
terhadap pelajaran, sikap yang pasif ketika guru mengajar, kemampuan intelektual
yang kurang memadai, dan lain-lain. Guru harus menyadari bahwa karakteristik setiap
siswa berbeda meskipun usia mereka hampir sama. Oleh karena itu ketika
menyampaikan materi yang bersifat abstrak, meskipun menurut Piaget mereka berada
pada tahap operasional formal, yang artinya sudah mampu berpikir abstrak, namun
tidak semua siswa sesuai tahap tersebut. Dengan demikian untuk menyampaikan
materi yang bersifat abstrak guru harus tetap berusaha membuat visualisasinya agar
siswa-siswa yang tidak mampu berpikir abstrak dapat dibantu memahami.

Soal
14c. Bu Lis sangat yakin jika setiap materi pelajaran diajarkan secara visual melalui
tampilan gambar, video, maupun peraga, maka hasil belajar pasti meningkat.
Oleh karena itu ketika Bu Lis mengajar materi struktur atom, banyak gambar
visual dan video ditampilkan ketika menjelaskan. Namun ternyata setelah
diadakan ulangan, sebagian siswa hasil belajarnya justru menurun. Faktor yang
lupa diperhatikan Bu Lis adalah bahwa setiap siswa memiliki ....
A. gaya belajar yang berbeda
B. kecepatan belajar yang berbeda
C. latar belakang yang berbeda
D. hoby yang berbeda
E. budaya yang berbeda

Jawaban: A
Pembahasan
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda yang merupakan karakteristik
indivdual mereka. Secara umum gaya belajar dibagi tiga, yaitu:
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh)

Berdasarkan hal tersebut, maka jika seorang guru mengajar dengan menggunakan
gambar visual dan video, maka jika ternyata sebagian siswa kurang dapat memahami,
kemungkinan besar siswa-siswa tersebut memiliki gaya belajar yang tidak sesuai,
misal siswa tersebut memiliki gaya belajar kinestetik.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                33 
 
 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari tentang cara penyusunan soal dan mendalami materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan, sifat-sifat koligatif, peserta dapat mengembangkan soal/tes
aspek pengetahuan berdasarkan indikator pembelajaran yang telah dirumuskan.

Uraian Materi:

PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
1. Menyeluruh, artinya mencakup semua materi yang telah diajarkan dan yang akan
diujikan.
2. Mengacu pada tujuan, soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
3. Objektif, menggunakan instrumen penilaian yang memenuhi validitas dan sesuai
dengan aspek yang akan dinilai, bebas dari subjektivitas penilai, sehingga benar-
benar menggambarkan kompetensi yang sesungguhnya dari peserta didik.

Soal
15a. Sebelum praktikum penentuan titik didih, maka Bu Wati melakukan penjajagan
terhadap penguasaan pengetahuan tentang topik praktikum tersebut melalui
pretes. Salah satu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari mata praktikum
ini adalah “Siswa dapat menggunakan termometer dengan benar untuk
menentukan titik didih”. Berdasarkan hasil pretes menunjukkan sebagian siswa
dapat menjawab dengan benar, yaitu memasang termometer dengan cara ….
A. menempelkan ujung raksa di dasar gelas yang berisi larutan
B. menyandarkan termometer pada mulut gelas yang berisi larutan
C. digantungkan di statif dengan ujung raksa tercelup dalam larutan
D. dipegang tangan dan ujung raksa tercelup dalam larutan
E. digantungkan di statif dengan ujung raksa menempel di permukaan larutan

Jawaban: C
Pembahasan
Memasang termometer yang menempel di dasar gelas menyebabkan pengukuran
tidak akurat. Demikian juga dengan menyandarkan termometer pada mulut gelas,
pengukuran suhu menjadi tidak tepat. Terlebih jika dipegang tangan, maka suhu
orang yang memegang akan ikut terukur. Ujung raksa yang hanya menempel di
permukaan larutan menyebabkan suhu yang terukur tidak akurat, karena seluruh
raksa tidak tercelup seluruhnya.

Cara memasang termometer yang benar adalah digantungkan di statif dengan ujung
raksa tercelup dalam larutan.

Soal
15b. Soal yang paling tepat untuk indikator “Siswa dapat menyimpulkan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan” adalah ....
A. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi secara lengkap!
B. Sebanyak 2 mol CaCO3 habis bereaksi setelah 2 menit. Hitung laju reaksinya!
C. Berdasar data percobaan, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?
D. Berdasar data percobaan, tentukan orde reaksinya!

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                34 
 
 
E. Mengapa semakin tinggi suhu, reaksi semakin cepat?

Jawaban: C
Pembahasan
Dengan melihat data percobaan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh suhu terhadap
laju reaksi.

Soal
15c. Soal yang paling tepat untuk indikator “Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan kimia” adalah ....
A. Berikut ini, manakah yang termasuk kesetimbangan homogen?
B. Pada pembuatan amonia, kesetimbangan bergeser kemana jika tekanan
diperbesar?
C. Berdasarkan grafik berikut, kesetimbangan terjadi pada menit ke berapa?
D. Sebutkan faktor faktor yang dapat menggeser kesetimbangan kimia!
E. Kesetimbangan yang seperti apa yang tidak bergeser jika volume berubah?

Jawaban: D
Pembahasan
Sudah jelas.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari tentang cara pengembangan tes kinerja dan mendalami materi
titrasi asam basa, larutan elektrolit dan non elektrolit, uji kualitatif senyawa karbon,
peserta dapat mengembangkan tes kinerja berdasarkan indikator pembelajaran.

Uraian Materi:

PENILAIAN KINERJA
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca
puisi/deklamasi.
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi;
2. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut;
3. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;
4. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati; dan
5. kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah
pekerjaan yang akan diamati.

Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai


konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk
menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap
kegiatan-kegiatan, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                35 
 
 
wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh.
Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik di laboratorium kimia dilakukan
pengamatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum.

Soal
16a. Sebelum praktikum titrasi asam basa, Bu Nani mempersiapkan lembar observasi
untuk menilai kinerja peserta didik dalam melakukan praktikum. Di antara
keterampilan berikut yang tidak berkaitan dengan ukuran keberhasilan praktikum
titrasi asam basa adalah ….
A. memasang perangkat titrasi
B. mengisi larutan ke dalam buret
C. membuka kran seirama goyangan labu
D. kerjasama melakukan titrasi
E. ketepatan pengambilan larutan titran

Jawaban: D
Pembahasan
A, B, C, dan E merupakan keterampilan dalam praktikum titrasi asam basa, sedangkan
kerja sama (option D) merupakan keterampilan sosial atau dapat diklasifikasikan
sebagai penilaian ranah afektif (sikap).

Soal
16b. Berikut ini termasuk komponen pada penilaian tes kinerja pengenceran larutan,
kecuali ....
A. mengambil larutan awal dengan gelas ukur
B. memasukkan larutan ke dalam labu ukur
C. menambahkan air ke dalam labu ukur hingga tanda batas
D. mengambil larutan awal dengan pipet tetes
E. membaca miniskus dengan benar

Jawaban: A
Pembahasan
Untuk keperluan pengenceran larutan, maka pengambilan larutan awal harus
menggunakan alat ukur volum dengan ketelitian tinggi, yaitu pipet volum.
Penggunaan gelas ukur tidak tepat, karena pipet ukur memiliki ketelitian yang rendah.

Soal
16c. Berikut ini termasuk komponen pada penilaian tes kinerja membuat 100 mL NaCl
1 M dari padatan NaCl, kecuali ....
A. menimbang NaCl dengan benar
B. menggunakan gelas kimia untuk pengenceran
C. menambahkan air ke dalam labu ukur 100 mL hingga tanda batas
D. membersihkan sisa NaCl dengan botol semprot
E. membaca miniskus dengan benar

Jawaban: B
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                36 
 
 
Untuk keperluan pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu dan volum tertentu,
maka cara yang tepat adalah dengan menggunakan labu ukur sesuai dengan volum
yang akan dibuat.

Gelas kimia adalah alat ukur volum yang sangat kasar dan biasanya hanya digunakan
sebagai tempat larutan yang tidak untuk keperluan analisis kuantitatif yang sangat
memerlukan ketelitian dalam pengukuran.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami makna nilai bagi siswa dan mencermati materi reaksi redoks dan
elektrokimia, peserta dapat menganalisis hasil penilaian pembelajaran materi tersebut

Uraian Materi:

FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


Penilaian hasil belajar berfungsi untuk memantau kemajuan dan hasil belajar,
mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Selain itu penilaian berfungsi (1) formatif, yaitu memperbaiki
kekurangan hasil belajar peserta didik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan
pada setiap kegiatan penilaian selama proses pembelajaran dalam satu semester,
sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013 agar peserta didik tahu, mampu, dan mau.
Hasil dari kajian terhadap kekurangan peserta didik digunakan untuk memberikan
pembelajaran remedial dan perbaikan RPP serta proses pembelajaran yang
dikembangkan guru untuk pertemuan berikutnya; dan (2) sumatif, yaitu menentukan
keberhasilan belajar peserta didik pada akhir suatu semester, satu tahun
pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan pendidikan. Hasil dari penentuan
keberhasilan ini digunakan untuk menentukan nilai rapor, kenaikan kelas dan
keberhasilan belajar satuan pendidikan seorang peserta didik.
Menurut Permendikbud Nomor 104/2014 dinyatakan bahwa tujuan penilaian
sebagai berikut:
1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik
untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan;
2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun
waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan,
dan masa studi satuan pendidikan;
3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan
kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau
cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar;
4. memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. Dengan
demikian tujuan penilaian adalah mengetahui tingkat pencapaian kompetensi yang
diperoleh peseta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Penilaian diperoleh melalui teknik tes maupun non tes dengan berbagai
perangkat ukur maupun bentuk lainnya (tes tertulis, lisan, atau kinerja) dan dilakukan
secara konsisten, sistematis, dan terprogram.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                37 
 
 
Soal
17a. Hasil ujian materi redoks dan elektrokimia, sebagian besar anak didik menjawab
salah soal yang menanyakan terjadinya korosi pada pagar besi, yaitu soal nomor
7. Berikut ini data hasil ujian dari 30 peserta didik:

 Peserta Nilai  Peserta didik yang salah


didik menjawab soal no. 7
4 10 1
6 9 2
4 8 2
5 7 4
3 6 2
8 ≤5 6
30 17

Akhirnya guru memperbaikinya dengan cara menjelaskan kembali bahwa korosi


hanya dapat terjadi jika pagar besi tidak dilapisi cat dan ….
A. kontak langsung dengan O2 di udara
B. kontak dengan uap air dan O2 di udara
C. kontak dengan uap air dan N2 di udara
D. terkena hujan secara terus-menerus
E. terkena sinar matahari secara langsung

Jawaban: B
Pembahasan
Syarat terjadinya perkaratan (korosi) pada besi adalah adanya oksigen dan uap air di
udara yang ada di sekitar besi tersebut.

Soal
17b. Hasil ujian materi asam basa ditemukan bahwa banyak siswa mengalami
miskonsepsi dalam menentukan sifat asam dan basa. Miskonsepsi yang dialami
siswa adalah semua senyawa yang mengandung OH adalah basa, dimana
CH3COOH dan C2H5OH dimaknai sebagai basa. Untuk meluruskan miskonsepsi
tersebut, yang dilakukan guru adalah siswa diminta ....
A. mengerjakan beberapa soal
B. merangkum materi tersebut
C. menguji keasaman senyawa yang mengandung OH
D. untuk mengikuti ujian ulang
E. mendiskusikannya dengan teman sejawat

Jawaban: C
Pembahasan
Salah satu cara yang tepat untuk mengatasi adanya miskonsepsi adalah melalui
percobaan atau praktik langsung untuk membuktikannya. Siswa akan melihat secara
langsung fakta tentang sifat senyawa tersebut, sehingga akan terjadi penyelarasan
struktur kognitif di dalam diri siswa untuk memperbaiki miskonsepsi yang terjadi.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                38 
 
 
17c. Pak Badrun mengajar kimia kelas XI A, XIB, dan XIC. Ketiga kelas tersebut diajar
dengan perangkat yang sama. Setelah dilakukan ujian ternyata kelas A memiliki
ketuntasan klasikal yang rendah dibandingkan kelas B dan C. Hal yang harus
dilakukan guru adalah ….
A. memperhatikan karakteristik siswa pada masing-masing kelas
B. membedakan jumlah jam mengajar pada masing-masing kelas
C. mengacak ulang komposisi siswa dalam tiga kelas tersebut
D. menugaskan siswa kelas A untuk belajar ke kelas B atau C
E. memberitahu siswa kelas A agar belajar lebih giat lagi

Jawaban: A
Pembahasan
Setiap siswa memiliki karakteristik yang khas secara individual, demikian juga setiap
kelas memiliki karakteristik yang merupakan representasi dari karakter rata-rata siswa
yang ada di kelas tersebut yang kemudian menjadi ciri atau label kelas. Tugas guru
untuk memperhatikan karakter kelas agar ketika melaksanakan proses pembelajaran
dan mengadakan ujian dapat menyesuaikan dengan karakter kelasnya.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati hasil penilaian pada materi struktur atom, ikatan kimia, partikel-
partikel materi, termokimia, peserta dapat menjelaskan pemanfaatan hasil penilaian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Uraian Materi:

PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN


Penilaian hasil belajaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik telah menguasai kompetensi pembelajaran, baik Standar Kompetensi (SK)
maupun Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar dinyatakan dalam bentuk
penguasaan kompetensi materi pokok atau materi pembelajaran. Tujuan lain penilaian
hasil belajar ialah untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi strategi pembelajaran
yang telah dipergunakan.
Setelah diperoleh hasil penilaian yang berupa nilai ulangan atau nilai ujian,
maka hasil penilaian ini bermanfaat bagi guru untuk mengetahui berhasil tidaknya
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dengan kata lain nilai siswa
merupakan umapn balik (feedback) bagi guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya jika nilai sebagian besar siswa relatif rendah. Sebaliknya hasil
penilaian tersebut juga bermanfaat bagi siswa dalam mengetahui tingkat
penguasaannya terhadap materi yang dipelajarinya. Dengan demikian jika nilainya
jelek, siswa akan berusaha memperbaiki cara belajarnya untuk menghadapi
ulangan/ujian berikutnya.

Soal
18a. Berdasarkan hasil ulangan menunjukkan sebagian besar anak didik mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal termokimia. Sebagai guru yang
profesional, tindakan Pak Andang yang tepat dilakukan agar dapat mengatasi
kesulitan siswanya adalah memberi ….
A. penjelasan ulang materi termokimia secara keseluruhan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                39 
 
 
B. PR berupa soal-soal untuk dikerjakan di rumah
C. buku sumber untuk dipelajari sendiri peserta didik
D. contoh soal berbagai tipe beserta pembahasannya
E. beberapa soal untuk didiskusikan secara berkelompok

Jawaban: D
Pembahasan
Penjelasan ulang materi, PR, buku sumber untuk dipelajari sendiri, dan mengerjakan
soal dalam diskusi bukan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menguasai
suatu materi. Minat untuk mendengarkan penjelasan ulang belum tentu muncul
meskipun siswa kesulitan memahami, PR dapat hanya melihat jawaban siswa lainnya,
minat literasi relatif masih rendah, dan diskusi kurang efektif karena didominasi siswa-
siswa yang pandai dan mau berpikir.

Jadi solusinya, guru harus tetap menjadi fasilitator dengan menyajikan contoh-contoh
soal yang beragam tipenya agar ketika nanti diberikan soal dengan berbagai tipe
tersebut dapat menjawab dengan baik dan benar.

Soal
18b. Berdasarkan hasil ulangan menunjukkan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan menentukan variabel manipulasi dan variabel respon pada analisis
pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Sebagai guru yang profesional, tindakan Bu
Endah yang tepat dilakukan agar dapat mengatasi kesulitan siswanya adalah ….
A. memperdalam pemahaman komponen keterampilan proses
B. memperdalam pemahaman faktor yang mempengaruhi laju nreaksi
C. memberikan latihan soal tentang perhitungan laju reaksi
D. memperjelas secara total seluruh materi laju reaksi
E. memberikan buku bacaan dari penerbit yang berbeda

Jawaban: A
Pembahasan
Untuk memahami tentang variabel manipulasi dan variabel respon, siswa harus diberi
pendalaman materi tentang komponen keterampilan proses.
Soal
18c. Berdasarkan hasil ulangan yang diadakan Pak Ruslan menunjukkan sebagian
besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep abstrak tentang
pergerakan elektron pada sel Volta. Sebagai guru yang bertanggung jawab,
maka Pak Ruslan melakukan tindakan untuk mengatasi kesulitan siswanya, yaitu
dengan cara ….
A. memperjelas secara total materi elektrokimia
B. memberikan buku bacaan yang berbeda dari yang digunakan di kelas
C. menampilkan animasi yang dapat memvisualisasikan pergerakan elektron
D. memberikan latihan soal yang banyak dan bervariasi
E. melakukan percobaan sel Volta yang diulang-ulang

Jawaban: C
Pembahasan
Pergerakan elektron dalam sel Volta tidak dapat diamati hanya melalui percobaan,
karena gerakan elektron hanya dapat dilihat gejalanya dan tidak diamati secara kasat

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                40 
 
 
mata. Dengan membaca, latihan soal, maupun penjelasan ulang kurang dapat
membantu pemahaman siswa terhadap konsep yang abstrak ini. Oleh karena itu satu-
satunya tindakan yang tepat adalah dengan menampilkan animasi yang dapat
memvisualisasikan pergerakan elektron tersebut.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari seluk beluk PTK dan mencermati masalah yang muncul pada
saat pembelajaran materi sifat koligatif larutan, konsep mol, larutan, kesetimbangan
kimia, peserta dapat merancang penelitian untuk mengatasi masalah pembelajaran
kimia.

Uraian Materi:

LANGKAH-LANGKAH PTK
1. Ide awal
Ide awal dalam PTK selalu berkaitan dengan masalah pelaksanaan praktik
pembelajaran di dalam kelas dan guru berkeinginan untuk menemukan solusi tindakan
yang tepat melalui PTK.

2. Pra-survei atau temuan awal


Dalam hal PTK dilakukan di kelasnya sendiri guru tidak perlu melakukan
prasurvei. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kemajuan belajar peserta didik,
sarana/prasarana, dan sikap peserta didiknya guru sudah memahami secara jelas.
Masalah dalam PTK didasarkan pada masalah keseharian yang selalu muncul yang
dirasakan dan dihayati ketika melaksanakan pembelajaran (an inquiry on practice from
within).

3. Diagnosis
Guru yang akan melakukan PTK perlu melakukan diagnosis, yaitu menentukan
kelemahan-kelemahan apa yang terjadi di kelas tersebut, dalam kaitannya dengan
PTK yang akan dilakukan.

4. Perencanaan
Ada dua jenis perencanaan, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
khusus. Perencanaan umum berkaitan dengan rencana pelaksanaan PTK secara
menyeluruh. Pelaksanaan khusus berkaitan dengan rencana kegiatan setiap siklus,
yang tiap kali harus dilakukan perencanaan ulang.

5. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan merupakan realisasi dari tindakan yang telah
direncanakan, yang dipersiapkan dalam bentuk satuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan ketika melakukan PTK merupakan upaya
perbaikan yang dilakukan bersama-sama siswa dan guru secara kolaboratif dan
partisipatif (a collaborative effort and or participatives).

6. Observasi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                41 
 
 
Observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh guru atau kolaborator.
Hal yang harus dicatat saat observasi atau monitoring adalah semua hal yang terjadi
di kelas penelitian dengan instrumen yang telah disiapkan.
7. Refleksi
Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti, kolaborator atau
partisipan yang berkaitan dengan PTK yang dilaksanakan. Refleksi dilakukan dengan
cara kolaboratif, yaitu dengan melakukan diskusi terhadap berbagai masalah yang
terjadi di kelas penelitian berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya
tindakan solutif, sehingga berdasarkan hasil refleksi dapat ditentukan perbaikan
tindakan (replanning) untuk siklus berikutnya.

Model Kemmis dan McTaggart merupakan model yang paling banyak


digunakan dalam melakukan PTK. Model ini terdiri atas untaian-untaian yang masing-
masing terdiri atas kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Satu
untaian yang terdiri atas empat kegiatan tersebut dinyatakan sebagai satu siklus.
Penelitian tindakan umumnya terdiri atas beberapa siklus. Model ini dapat
digambarkan:

Keseluruhan proses implementasi tindakan dipantau dengan menggunakan


metode dan alat yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (a reflective
practice made public).

Soal
19a. Berdasarkan pengamatan Pak Jimmy terhadap salah satu kelas yang diajarnya
menunjukkan adanya permasalahan yang selalu muncul di kelas tersebut, yaitu
partisipasi yang sangat kurang. Oleh karena itu Pak Jimmy berencana melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki kondisi yang terjadi. Pak
Jimmy ingin menerapkan alternatif tindakan yang diharapkan mampu
merangsang anak didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai
persiapan, Pak Jimmy membuat lembar observasi yang berkaitan dengan
partisipasi. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria partisipasi adalah ….
A. frekuensi bertanya
B. kualitas pertanyaan yang diajukan
C. panjang pendeknya pertanyaan
D. kualitas sanggahan atau argumentasi
E. usaha menjawab pertanyaan

Jawaban: C
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                42 
 
 
Dalam berpartisipasi, salah satunya dapat ditunjukkan siswa dengan mengajukan
pertanyaan, memberi tanggapan, argumentasi, dan usaha untuk menjawab
pertanyaan guru semampunya. Namun demikian dalam mengajukan pertanyaan
harus berkualitas, seperti bertanya tentang hal yang penting dan memerlukan
penjelasan lebih mendalam, dan sesering mungkin bertanya di setiap kesempatan.
Panjang pendeknya pertanyaan tidak ada hubungannya dengan partisipasi.

Soal
19b. Berdasarkan pengamatan Pak Hendra terhadap hasil belajar pada materi ikatan
kimia yang masih di bawah KKM. Pak Hendra berencana melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki kondisi yang terjadi. Pak Hendra ingin
memilih media pembelajaran animasi yang memudahkan siswa dalam
memahami materi ikatan kimia. Sebagai persiapan, Pak Hendra membuat
instrumen penelitian untuk mengukur keberhasilan PTK yang dilakukan. Berikut
ini yang tidak termasuk kriteria penilaian dalam PTK ini adalah ….
A. keterlaksanaan penerapan media animasi
B. aktivitas siswa dalam menggunakan media animasi
C. respon siswa setelah menggunakan media animasi
D. hasil belajar siswa
E. biaya pembuatan media animasi

Jawaban: E
Pembahasan
Keberhasilan PTK dapat dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa,
respon, dan hasil belajar. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan PTK
tidak ada kaitannya dengan keberhasilan PTK. Biaya yang tinggi belum tentu
menghasilkan hasil PTK yang baik.

Soal
19c. Bu Cici menyadari bahwa kemampuan keterampilan proses siswanya masih
rendah. Bu Cici ingin melakukan PTK untuk memperbaiki kondisi tersebut. Oleh
karena itu Bu Cici memilih model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
memahami materi laju reaksi sekaligus melatihkan keterampilan proses pada
siswa. Model pembelajaran yang tepat untuk keperluan PTK Bu Cici adalah ….
A. kooperatif Jigsaw
B. kooperatif STAD
C. pembelajaran langsung
D. diskusi
E. penemuan

Jawaban: E
Pembahasan
Model pembelajaran penemuan, di dalamnya terdapat tahapan keterampilan proses.
Model penemuan juga tepat untuk mengajarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.

 
Tujuan Pembelajaran

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                43 
 
 
Dengan melakukan PTK berdasarkan masalah yang muncul pada pembelajaran materi
sifat koligatif larutan, konsep mol, larutan, kesetimbangan kimia, peserta dapat
menjelaskan manfaat hasil penelitian untuk memecahkan permasalahan pembelajaran
kimia melalui penelitian.

Uraian Materi:

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dari, oleh, dan untuk guru dengan
tujuan untuk meningkatkan keprofesionalan guru. PTK dapat pula diartikan sebagai
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara lebih profesional. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelas atau di sekolah tempat guru mengajar dengan tujuan perbaikan
dan/atau peningkatan kualitas proses dan praktik pembelajaran.
Manfaat PTK bagi guru adalah akan semakin terlihat profesional, karena guru
terbiasa melakukan penelitian, sehingga guru makin percaya diri, mandiri, dan berani
mengambil resiko dalam melakukan pembaharuan.

Soal
20a. Setelah mempelajari hasil PTK teman sejawatnya, bu Najwa ingin
menerapkannya pada kelas yang diajarnya dengan memodifikasi sesuai dengan
karakteristik dan kondisi sekolahnya. Adapun PTK yang diadaptasi tersebut
berjudul “Pengaruh Penerapan Problem Posing dalam Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal Konsep Mol”. Bu Najwa menyadari jika peserta
didiknya kurang memiliki kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, Bu Najwa
hanya akan mengambil metode problem posingnya, lalu digunakan untuk
meningkatkan kemandirian anak didiknya. Pada akhir siklus pertama, Bu Najwa
mengadakan refleksi dengan memberikan angket refleksi pada peserta didik
yang bertujuan untuk ….
A. mengevaluasi terhadap ketepatan tindakan yang dipilih untuk diperbaiki
B. menganalisis tingkat keberhasilan tindakan yang diterapkan sebagai data
C. menjalin komunikasi positif dengan peserta didik selama PTK dilaksanakan
D. mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan tindakan yang dilakukan
E. mengembangkan model tindakan lain untuk diterapkan di siklus berikutnya

Jawaban: A
Pembahasan
Refleksi dalam PTK bertujuan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan juga
observer yang dilibatkan dalam PTK agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam
memperbaiki atau mengubah tindakan yang dilakukan pada siklus sebelumnya jka
dianggap kurang tepat.
Refleksi juga dapat dilakukann dengan melakukan diskusi terhadap berbagai masalah
yang terjadi di kelas selama berlangsungnya tindakan solutif, sehingga berdasarkan
hasil refleksi dapat ditentukan perbaikan tindakan (replanning) untuk siklus berikutnya

Soal
20b. Beberapa waktu yang lalu bu Intan mengikuti seminar nasional di salah satu
Perguruan Tinggi. Salah satu pembicara menguraikan hasil PTK yang telah

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                44 
 
 
dilakukan, yaitu siswa lebih aktif dan hasil belajarnya meningkat. Bu Intan
meminta perangkat (RPP, LKS, evaluasi) yang dikembangkan pembicara untuk
diterapkan di kelasnya. Hal yang dilakukan Bu Intan dalam
mengimplementasikan perangkat tersebut adalah ….
A. menerapkan langsung semua perangkat yang diterima (RPP, LKS, evaluasi)
di kelas penelitian
B. hanya menerapkan RPP, sedangkan LKS dan evaluasi disesuaikan kondisi
sekolah
C. hanya menerapkan LKS, sedangkan RPP dan evaluasi disesuaikan kondisi
sekolah
D. hanya menerapkan evaluasi, sedangkan RPP dan LKS disesuaikan kondisi
sekolah
E. RPP, LKS, dan evaluasi dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi siswa dan
kondisi sekolah

Jawaban: E
Pembahasan
PTK harus berawal dari permasalahan kontekstual, yaitu permasalahan yang dihadapi
oleh siswa yang kita ajar. Semua perangkat pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan sarana prasarana yang ada di sekolah.

Soal
19c. Semester ini Bu Merry akan melakukan PTK, ketika PTK mulai dilaksanakan
ternyata pada siklus pertama diketahui belum berhasil meningkatkan
pemahaman siswa. Hal yang harus dilakukan bu Merry adalah ….
A. mengulang siklus 1 pada jam pelajaran dengan melakukan penyempurnaan
B. mengulang siklus 1 di luar jam pelajaran dengan melakukan penyempurnaan
C. melakukan perbaikan di luar jam pelajaran sebelum melanjutkan ke siklus 2
D. melanjutkan siklus 2 pada jam pelajaran berikutnya dengan perbaikan
E. menghentikan PTK pada siklus 1 karena dianggap telah gagal

Jawaban: D
Pembahasan
PTK dijalankan sesuai jam pelajaran yang ada. Jika belum menunjukkan hasil yang
meningkat pada siklus pertama, maka dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

B. Soal dan Pembahasan Kompetensi Profesional

Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermatui materi struktur atom, peserta dapat menghubungkan
konfigurasi elektron dengan partikel penyusun atom atau ion.

Uraian Materi:

PARTIKEL PENYUSUN ATOM

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                45 
 
 
Atom tersusun dari inti (nucleus) dan elektron yang mengelilingi inti. Inti
tersusun dari proton dan neutron. Elektron bermuatan negatif, proton bermuatan
positif, neutron tidak bermuatan. Atom akan menjadi ion jika melepas atau menerima
elektron.

Atom disimbolkan: 𝑋
dimana A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

Z merupakan nomor atom yang menunjukkan banyaknya proton atom dari


unsur tersebut. Pada atom netral banyaknya proton sama dengan banyaknya elektron.
A merupakan nomor massa yang menunjukkan jumlah proton dan neutron dalam inti.

Konfigurasi elektron dalam atom menggambarkan lokasi semua elektron


menurut orbital-orbital yang ditempati.

Konfigurasi elektron ion positif dan ion negatif


Konfigurasi elektron atom K  19K: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.
Jika atom K melepaskan 1 elektron, maka terjadi ion K+ yang mempunyai jumlah
proton 19 dan elektron 19 – 1 = 18.
Konfigurasi elektron ion K+: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.

Konfigurasi elektron atom 17Cl: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5


Jika atom Cl menerima 1 elektron, maka terjadi ion Cl- yang mempunyai jumlah proton
17 dan elektron 17 + 1 = 18
Konfigurasi elektron ion Cl–: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6.

Dengan demikian konfigurasi elektron ion K+ = ion Cl– = atom Ar, peristiwa semacam
ini disebut isoelektronis

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                46 
 
 
Soal
21a. Dalam larutan garam magnesium terkandung ion Mg2+ (Z=12). Konfigurasi
elektron ion magnesium tersebut sama dengan konfigurasi elektron atom .…
A. F (Z = 9)
B. Ne (Z = 10)
C. Na (Z = 11)
D. Al (Z = 13)
E. Si (Z = 14)

Jawaban: B
Pembahasan
2 2 6 2 2+
12Mg : 1s 2s 2p 3s  Mg : 1s2 2s2 2p6
2 2 5
9F : 1s 2s 2p
10Ne : 1s2 2s2 2p6
2 2 6 1
11Na : 1s 2s 2p 3s
2 2 6 2 1
13Al : 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 2
14Si : 1s 2s 2p 3s 3p

Soal
21b. Anion S2– memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 8. Atom unsur tersebut terletak pada
golongan ....
A. IIA periode 8
B. IIIA periode 8
C. VIA periode 2
D. VIA periode 3
E. VIIIA periode 3

Jawaban: D
Pembahasan
S2– memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 8

S memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 6, sehingga atom S terletak pada golongan VIA


dan periode 3.

Soal
21c. Nomor atom kobalt = 27, jumlah elektron dan proton pada ion Co2+ adalah ....
A. 25 dan 27
B. 25 dan 25
C. 27 dan 25
D. 27 dan 27
E. 27 dan 29

Jawaban: A
Pembahasan
Ion Co2+ berasal dari atom Co dengan melepaskan 2 elektron. Jadi protonnya tetap,
elektronnya berkurang 2, sehingga jumlah elektron menjadi 25 dan jumlah proton
tetap 27.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                47 
 
 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi sistem periodik unsur, peserta dapat menentukan letak
suatu unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi elektron dan data sifat periodiknya.

Uraian Materi:

PENENTUAN GOLONGAN SUATU UNSUR


Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit s atau subkulit p. Aturan penomoran golongan unsur utama
adalah:
1. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
2. Nomor golongan dibubuhi huruf A

Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya


berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru
dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur transisi,
sesuai dengan jumlah elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi nama
transisi karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan sistem
periodik. Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
1. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
2. Nomor golongan dibubuhi huruf B.

Unsur-unsur transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya


berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi dalam hanya dijumpai pada periode
keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian
bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi dalam belum dibagi menjadi golongan-
golongan seperti unsur utama dan transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida.

Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang


elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur aktinida (seperti
aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f.

PENENTUAN PERIODE SUATU UNSUR


Periode ditentukan oleh kulit terbesar yang dimiliki. Sebagai contoh:
1. 5B : 1s2 2s2, 2p1 periode 2
2. 15P : 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 3
periode 3
3. 25Mn : [Ar] 3d 5 4s2 periode 4
4. 35Br : [Ar], 3d10 4s2 4p5 periode 4

Soal
22a. Di antara konfigurasi unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar
adalah .…
A. 1s2 2s2 2p3
B. 1s2 2s2 2p5
C. 1s2 2s2 2p6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                48 
 
 
Jawaban: B
Pembahasan
Keelektronegatifan berpusat pada Fluorin (F), yakni golongan VIIA paling atas. Dari
kelima pilihan jawaban (option), maka option yang termasuk golongan VIIA hanya
option B.

Soal
22b. Unsur dengan nomor atom 32 terletak pada ....
A. periode 6 golongan IIIA
B. periode 4 golongan IVA
C. periode 5 golongan IVA
D. periode 3 golongan VIA
E. periode 4 golongan VA

Jawaban: B
Pembahasan
Unsur dengan nomor atom 32 memiliki konfigurasi: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2

Kulit terbesar adalah 4, jadi terletak pada periode 4.


Elektron terluar adalah 4s2 3d10 4p2 terletak pada golongan IVA.

Soal
22c. Jika nomor atom Ar = 18, maka letak unsur dan konfigurasi elektron yang tepat
untuk unsur 𝑋 adalah ....

Golongan Periode Konfigurasi elektron


A IIIA 4 [Ar] 4s2 3d6 4p1
B IA 4 [Ar] 4s1
C IIA 4 [Ar] 4s2
D IB 4 [Ar] 4s1
E IIIA 4 [Ar] 4S2 3d1
Jawaban: B
Pembahasan
𝑋: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 atau 𝑋: [Ar] 4s1

𝑋: Terletak pada golongan IA (elektron terluar 4s1=1), periode 4 (kulit terbesar).

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi sistem periodik unsur, peserta dapat menganalisis
perbedaan sifat suatu unsur dalam SPU.

Uraian Materi:

KEPERIODIKAN SIFAT UNSUR-UNSUR KIMIA


1. Sifat Keperiodikan Jari-Jari Atom

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                49 
 
 
Jari-jari atom adalah jarak yang dihitung dari inti atom hingga lintasan paling
luar suatu atom. Dalam satu golongan, jari-jari atom meningkat dari atas ke bawah.
Adapun dalam satu periode, jari-jari atom meningkat dari kanan ke kiri. Dalam satu
periode, semakin ke kanan jumlah proton dan neutron semakin banyak sehingga gaya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat sehingga jari-jari atom semakin kecil.

2. Sifat Keperiodikan Energi Ionisasi


Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan suatu atom untuk melepaskan
satu elektron valensi membentuk ion positif. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah
jumlah kulit bertambah sehingga jarak elektron valensi ke inti atom bertambah dan
elektron lebih mudah lepas. Akibatnya, energi ionisasi dalam satu golongan meningkat
dari bawah ke atas. Adapun dalam satu periode, semakin ke kanan jumlah proton dan
neutron semakin banyak sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
kuat. Akibatnya diperlukan energi yang lebih besar untuk melepaskan elektron terluar.
Dengan kata lain, dalam satu periode energi ionisasi meningkat dari kiri ke kanan.

3. Sifat Keperiodikan Afinitas Elektron


Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan suatu atom dalam wujud gas
untuk membentuk ion negatif. Dalam satu golongan, afinitas elektron meningkat dari
bawah ke atas. Adapun dalam satu periode, afinitas elektron meningkat dari kiri ke
kanan.

4. Sifat Keperiodikan Keelektronegatifan


Keelektronegatifan adalah nilai kecenderungan suatu atom untuk menarik
elektron dalam pembentukan ikatan kimia. Dalam satu golongan, keelektronegatifan
meningkat dari bawah ke atas. Adapun dalam satu periode, keelektronegatifan
meningkat dari kiri ke kanan. Sifat keelektronegatifan sangat penting dalam pemben-
tukan ikatan antar atom.

Soal
23a. Pernyataan yang benar untuk unsur Kalium (nomor atom 19), dan Bromin (nomor
atom 35) adalah .…
A. jari jari atom K < Br
B. jari-jari ion Br < K
C. energi ionisasi K > Br
D. elektronegativitas Br > K
E. afinitas elektron K > Br

Jawaban: B
Pembahasan
Melalui konfigurasi elektron dapat ditentukan bahwa unsur 19K merupakan gol IA
periode 4 dan unsur 35Br merupakan gol VIIA periode 4, sehingga antara K dan Br
terletak pada periode yang sama. Dengan demikian sifat keduanya dapat ditinjau dari
kecenderungan sifat unsur dalam satu periode pada Sistem Periodik Unsur. Dalam
satu periode dari kiri kenan jari-jari atom makin kecil, energi ionisasi makin besar,
afinitas elektron makin besar, dan elektronegativitas makin besar. Hal ini berarti sifat
yang paling tepat adalah elektrone-gativitas Br > K.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                50 
 
 
23b. Faktor yang menyebabkan jari-jari atom semakin besar dalam satu golongan dari
atas ke bawah adalah bertanmbahnya ….
A. jumlah proton
B. jumlah kulit
C. nomor atom
D. nomor massa
E. elektron valensi

Jawaban: B
Pembahasan
Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar, karena jumlah
kulitnya bertambah.

Soal
23c. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be, dan 5B secara acak
adalah: 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah ….
A. 0,80 Angstrom
B. 0,89 Angstrom
C. 1,23 Angstrom
D. 1,57 Angstrom
E. 2,03 Angstrom

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be, dan 5B secara acak 2,03;
1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89.
Ditanya:
Besarnya jari-jari atom Li?

Jawab:
3Li  terletak pada golongan IA, periode 2
11Na  terletak pada golongan IA, periode 3
19K  terletak pada golongan IA, periode 4

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                51 
 
 
4Be  terletak pada golongan IIA, periode 2
5B  terletak pada golongan IIIA, periode 2

Jika dipetakan menjadi:

Golongan
Periode
IA IIA IIIA
2 Li Be B
3 Na
4 K

Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom makin pendek
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom makin panjang

Berdasarkan keperiodikan tersebut, maka:


Urutan besarnya jari-jari atom: B < Be < Li < Na < K
Jadi besarnya jari-jari Li urutan ke tiga (0,80 < 0,89 < 1,23 < 1,57 < 2,03)

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi bentuk molekul, peserta dapat memprediksi bentuk
geometri dan sifat suatu senyawa atau ion.

Uraian Materi:

BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul merupakan gambaran secara teoretis susunan atom-atom
dalam molekul berdasarkan susunan ruang pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas atom pusat. Susunan atom-atom teratur menurut pola-pola tertentu.
Pola-pola itu disebut dengan bentuk molekul. Bentuk molekul dapat ditentukan
dengan teori domain elektron.
Telah diketahui bahwa atom diikat oleh atom lain dalam suatu molekul dengan
menggunakan pasangan-pasangan elektron yang berada di atom pusat. Pasangan-
pasangan ini mengalami gaya elektrostatis akibat dari muatan yang dimilikinya.
Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 1970, R.G. Gillesepie mengajukan teori VSEPR
(Valance Shell Elektron Pair Repulsion) yang menyatakan bahwa “pasangan-pasangan
elektron akan berusaha saling menjauhi sehingga tolak-menolak antara pasangan
elektron menjadi minimum.” Teori ini juga dikenal sebagai teori jumlah pasangan
elektron.
Cara meramalkan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori domain
elektron sebagai berikut:
1. Tulis struktur Lewisnya.
2. Tentukan jumlah domain elektron di sekitar atom pusat, jumlah domain elektron
ikatan (DEI) dan jumlah domain elektron bebas (DEB) dari struktur Lewis.
3. Tentukan rumus bentuk molekulnya.
4. Bandingkan dengan berikut.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                52 
 
 
Catatan:
AXmEn= rumus bentuk molekul, dengan:
A = atom pusat
X = semua atom yang terikat pada atom pusat
E = domain elektron bebas
m = jumlah domain elektron ikatan (DEI)
n = jumlah domain elektron bebas (DEB)

Soal
24a. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul NH3 adalah …. (nomor atom N
= 7, H = 1)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. tetrahedral dan non polar
D. oktahedral dan non polar
E. piramida trigonal dan polar

Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Molekul NH3
Nomor atom N = 7, H = 1

Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul NH3?

Jawab:
N (nomor atom 7) = 2 5  elektron valensi = 5 (untuk ikatan digunakan 3 elektron)
H (nomor atom 1) = 1  elektron valensi = 1 (digunakan untuk ikatan)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                53 
 
 
Terdapat 3 PEI (Pasangan Elektron Ikatan) dan 1 PEB (Pasangan Elektron Bebas)
Tipe molekul = AX3E
Bentuk molekul = piramida trigonal
Kepolaran = polar

Soal
24b. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul SF6 adalah …. (nomor atom S =
16, F = 9)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. tetrahedral dan non polar
D. oktahedral dan non polar
E. piramida trigonal dan polar

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Molekul SF6
Nomor atom S = 16, F = 9

Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul SF6?

Jawab:
S (nomor atom 16) = 2 8 6  elektron valensi = 6 (semua digunakan untuk ikatan)
F (nomor atom 9) = 2, 7  elektron valensi = 7 (untuk ikatan digunakan satu elektron)
Pasangan elektron ikatan (PEI) : 6
Pasangan elektron bebas (PEB) : (6 - 6)/2=0
Tipe molekul = AX6
Bentuk molekul = oktahedral
Kepolaran = non polar

Soal
24c. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul BeF2 adalah …. (nomor atom Be
= 4, F = 9)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. segitiga planar dan non polar
D. linear dan non polar
E. piramida trigonal dan polar

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Molekul BeF2
Nomor atom Be = 4, F = 9

Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul BeF2?

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                54 
 
 
Jawab:
Be (nomor atom 4) = 2 2  elektron valensi = 2 (semua digunakan untuk ikatan)
F (nomor atom 9) = 2, 7  elektron valensi = 7 (untuk ikatan digunakan satu elektron)
Pasangan elektron ikatan (PEI): 2
Pasangan elektron bebas (PEB): (6 - 6)/2=0
Tipe molekul = AX2
Bentuk molekul = linear
Kepolaran = non polar

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi ikatan kimia, peserta dapat menganalisis struktur Lewis
dari senyawa kovalen.

Uraian Materi:

STRUKTUR LEWIS DARI SENYAWA KOVALEN


1. Struktur Lewis pada ikatan rangkap 1 (CH4)
Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4, sehingga elektron valensinya 4,
sedangkan konfigurasi elektron atom H adalah 1, sehingga elektron valensinya 1.

Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron,


sedangkan atom H cenderung menerima 1 elektron. Atom C dapat berikatan dengan
atom H dengan cara pemakaian elektron bersama, sehingga 1 atom C mengikat 4
atom H.

2. Struktur Lewis pada ikatan rangkap 2 (CO2)


Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4, sehingga elektron valensinya 4,
sedangkan atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6, sehingga elektron valensinya 6.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                55 
 
 
Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron,
sedangkan atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika atom C dan atom O saling
berikatan, 1 atom C harus menyumbangkan 4 elektron untuk digunakan bersama,
sedangkan atom O harus menyumbangkan 2 elektron. Jika hanya 1 atom O, atom O
telah memenuhi kaidah oktet. Namun, atom C masih kekurangan 2 elektron.

3. Struktur Lewis pada ikatan rangkap 3 (N2)


Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5, sehingga elektron valensinya 5.
Untuk mencapai kestabilannya, atom N cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom
N saling berikatan, setiap atom N harus menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan
bersama, sehingga elektron yang digunakan bersama berjumlah 6.

Soal
25a. Struktur Lewis untuk molekul hidrogen sianida (HCN) menunjukkan ….
A. 2 ikatan rangkap 2 dan 2 PEB pada atom N
B. 1 ikatan C – H, 1 ikatan C = N, 1 PEB pada atom C, dan 1 PEB pada atom N
C. 1 ikatan C – H, 1 ikatan C – N, 2 PEB pada atom C, dan 3 PEB pada atom N
D. 1 ikatan C ≡ N, 1 ikatan N – H, dan 2 PEB pada atom C
E. 1 ikatan C ≡ N, 1 ikatan C – H, dan 1 PEB pada atom N

Jawaban: E
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                56 
 
 
H (golongan 1A)  elektron valensinya 1
C (golongan 4A)  konfigurasi elektronnya 2 4  elektron valensinya 4
N (golongan 5A)  konfigurasi elektronnya 2 5  elektron valensinya 5

HCN dapat digambarkan dalam struktur Lewis:

Dengan melihat struktur Lewis tersebut, maka terdapat 1 ikatan C ≡ N, 1 ikatan C –


H, dan 1 PEB pada atom N

Soal
25b. Pada struktur Lewis untuk molekul asam nitrat (HNO3), maka jumlah ikatan
tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut adalah ….
A. 2, 1, 1
B. 1, 2, 0
C. 0, 1, 2
D. 1, 1, 1
E. 1, 0, 2

Jawaban: A
Pembahasan
H (golongan 1A)  elektron valensinya 1
N (golongan 5A)  konfigurasi elektronnya 2 5  elektron valensinya 5
O (golongan 6A)  konfigurasi elektronnya 2 6  elektron valensinya 6

HNO3 dapat digambarkan dalam struktur Lewis:

O (kiri) dengan N = rangkap 2


O (kanan) dengan N = koordinasi
O (bawah) dengan N = tunggal
O (bawah) dengan H = tunggal

Jadi, jumlah ikatan tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut 2, 1, 1.

Soal
25c. Pada struktur Lewis untuk molekul karbon dioksida (CO2), maka jumlah ikatan
tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut adalah ….
A. 1, 1, 1
B. 0, 2, 0
C. 0, 1, 0
D. 1, 1, 1
E. 1, 1, 2

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                57 
 
 
Jawaban: B
Pembahasan
C (golongan 4A)  konfigurasi elektronnya 2 4  elektron valensinya 4
O (golongan 6A)  konfigurasi elektronnya 2 6  elektron valensinya 6

CO2 dapat digambarkan dalam struktur Lewis:

O (kiri) dengan C= rangkap 2


O (kanan) dengan C = rangkap 2

Jadi, jumlah ikatan tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut 0, 2, 0

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari hubungan antara interaksi antar/inter molekul dengan sifat fisik
suatu zat, peserta dapat menjelaskan pengaruh interaksi antar/inter molekul yang
menyebabkan sifat fisik suatu zat.

Uraian Materi:

GAYA ANTAR MOLEKUL


Gaya tarik-menarik antar molekul, yaitu gaya yang menyebabkan antar
molekul menjadi terikat dalam satu kelompok atau merupakan interaksi antara
molekul-molekul dalam suatu zat (unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis.
Gaya antar molekul sangat dipengaruhi kepolaran dari masing-masing molekul. Gaya
tarik-menarik antarmolekul sangat berkaitan dengan sifat fisika dari senyawa yang
bersangkutan. Beberapa sifat fisika dari senyawa, antara lain titik didih, titik beku,
kelarutan, kerapatan, tekanan uap, dan tekanan osmosis. Secara garis besar terdapat
tiga jenis gaya tarik-menarik antar molekul, yaitu:
1. Gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol terimbas (gaya London)
Molekul mempunyai sifat polarisabilitas berbeda-beda. Polarisabilitas
merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau
mengimbas suatu dipol. Polarisabilitas sangat erat hubungannya dengan massa
molekul relatif. Pada umumnya molekul dengan jumlah elektron yang besar akan lebih
mudah mengalami polarisabilitas. Semakin besar massa molekul relatif, maka semakin
kuat pula gaya London yang bekerja pada molekul itu. Molekul yang mempunyai
bentuk molekul panjang lebih mudah mengalami polarisabilitas dibandingkan molekul
dengan bentuk simetris.

2. Gaya tarik-menarik dipol-dipol


Molekul dengan sebaran elektron tidak simetris akan bersifat polar. Molekul ini
akan memiliki perbedaan muatan (dipol) yang menyebabkan bersifat polar. Molekul
yang mempunyai momen dipol permanen disebut polar. Sedangkan senyawanya
dinamakan senyawa polar. Molekul-molekul yang ada di dalam senyawa polar
cenderung untuk menyusun diri, sehingga ujung yang berbeda muatan akan saling
mendekat dan saling tarik-menarik. Gaya tarik menarik dipol-dipol merupakan gaya
tarik-menarik antara dua molekul polar. Dipol-dipol molekul tersebut akan saling tarik

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                58 
 
 
pada kutub-kutub dengan muatan berlawanan, yaitu positif dan negatif. Kekuatan
tarikan yang timbul akan lebih besar daripada tarikan pada molekul nonpolar. Jadi,
zat-zat yang mempunyai molekul-molekul polar cenderung memiliki titik didih dan titik
leleh lebih tinggi daripada molekul nonpolar dengan ukuran sama.
Gaya antarmolekul, seperti gaya London dan gaya tarik dipol-dipol, secara
bersama-sama sering disebut sebagai gaya Van der Waals. Gaya London terdapat
pada setiap zat, baik bersifat polar maupun nonpolar. Sedangkan gaya tarik dipol-
dipol hanya terdapat dalam senyawa polar. Dalam hal ini, gaya Van der waals juga
memiliki peran cukup penting. Hal ini karena dalam membandingkan titik didih atau
sifat fisika lainnya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi, gaya tarik dipol sesaat-dipol
terimbas atau gaya tarik menarik dipol-dipol. Gaya London lebih dominan daripada
dipol-dipol

3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik-menarik dipol-dipol dengan kekuatan
besar (sekitar 5 - 10 kali lebih besar). Ikatan ini terjadi jika molekul polar mengandung
satu atom hidrogen terikat pada atom yang sangat elektronegatif, seperti F, O, dan
N. Ikatan kovalen polar antara hidrogen dan salah satu atom itu akan terpolarisasi
dan tarikan antara molekul-molekul itu cukup kuat. Besar energi ikatannya sekitar 13
- 30 kJ mol–1. Atom-atom yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah N dalam
NH3, O dalam H2O, dan F dalam HF. Hal ini dapat dipahami karena ketiga atom
tersebut memiliki elektronegativitas yang tertinggi.

Soal
26a. Titik didih NH3 > PH3 dan H2O > H2S, hal ini disebabkan NH3 dan H2O mempunyai
ikatan .…
A. kovalen non polar
B. kovalen polar
C. ionik
D. hidrogen
E. Van der Waals

Jawaban: D
Pembahasan
Kekuatan ikatan hidrogen lebih besar daripada gaya Van der Waals, sehingga senyawa
yang mengandung ikatan hidrogen memiliki titik didih lebih tinggi meskipun Mrnya
lebih kecil.
NH3 dan H2O adalah dua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen antar molekulnya,
sehingga titik didihnya tinggi.

Soal
26b. Pada suatu percobaan, air (H2O) yang keluar dari buret dapat dibelokkan oleh
batang logam bermuatan. Sementara itu larutan CCl4 tidak dibelokkan. Hal ini
terjadi karena ….
A. Larutan CCl4 memiliki ikatan kovalen polar
B. pasangan elektron dalam H2O tertarik sama kuat
C. H2O bersifat polar dan CCl4 bersifat non polar
D. distribusi muatan senyawa H2O simetris
E. distribusi muatan CCl4 tidak seimbang

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                59 
 
 
Jawaban: C
Pembahasan
Air adalah senyawa polar yang ujung-ujung senyawanya memiliki kutub, sementara
CCl4 tidak (senyawa non polar). Jika pada senyawa polar didekatkan pada batang
logam bermuatan, maka senyawa polar itu akan dibelokkan.

Soal
26c. Titik didih alkohol (R-OH) lebih tinggi daripada titik didih molekul eter (R-O-R)
meskipun rumus molekulnya sama. Hal ini terjadi karena ….
A. alkohol berwujud cair pada suhu kamar
B. alkohol merupakan senyawa polar
C. alkohol dapat bercampur baik dengan air
D. antar molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen
E. reaksi alkohol dengan logam menghasilkan senyawa alkoholat.

Jawaban: D
Pembahasan
Titik didih alkohol (R–OH) lebih tinggi dibandingkan titik didh eter (R–O–R) disebabkan
oleh ikatan O–H pada alkohol lebih polar dibandingkan dengan ikatan O–R pada
senyawa eter (R disini adalah atom C pada alkil), sehingga antara senyawa alkohol
dapat membentuk ikatan hidrogen.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi Stoikiometri, peserta dapat menentukan
rumus empiris dan rumus molekul suatu zat.

Uraian Materi:

HUBUNGAN RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


Rumus Empiris (RE) suatu senyawa adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom unsur yang menyusun molekul suatu senyawa.
Rumus Molekul (RM) suatu senyawa adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom unsur yang menyusun satu molekul suatu senyawa.
Jika diketahui massa atau %massa tiap-tiap unsur penyusun senyawa, maka
dibuat perbandingan molnya dengan membagi Ar unsur-unsur tersebut.

Contoh : Diketahui : %C, %H, %O


% C % H %O
maka Rumus Empiris = C : H : O = : :
Ar C Ar H Ar O

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                60 
 
 
RM kelipatan RE, tetapi kadang-kadang sama, kebanyakan tidak sama. Jika RE
dan Mr suatu senyawa diketahui, maka RM dengan mudah dapat dihitung dengan
rumus:
(RE)n = Mr

Soal
27a. Pirimidin dengan Mr = 80 tersusun dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya
nitrogen (Ar C = 12, H = 1, N = 14). Rumus molekulnya adalah .…
A. C2H2N
B. C4H4N2
C. C5H5N2
D. C5H5N3
E. C6H6N3

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Mr pirimidin = 80
Pirimidin tersusun dari 60% C, 5% H, dan 35% N.
Ar C = 12, H = 1, N = 14

Ditanya:
Rumus molekul pirimidin?

Jawab:
Menentukan Rumus Empiris:
Perbandingan C : H : N = 60% : 5% : 35%, maka perbandingan massa C : H : N =
60 g : 5 g : 35 g

Perbandingan mol C : H : N = 60/12 : 5/1 : 35/14


= 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 : 1
Rumus empiris pirimidin: C2H2N

Menentukan Rumus Molekul:


(C2H2N)x = 80
(24 + 2 + 14)x = 80
40x = 80
x =2

Jadi, Rumus Molekul pirimidin: C4H4N2

Soal
27b. Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Rumus
empiris hidrokarbon tersebut adalah .... (Ar C = 12, H = 1)
A. CH
B. C3H7
C. C7H16
D. CH16

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                61 
 
 
E. C5H13

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Senyawa hidrokarbon: 84% karbon, 16% hidrogen
Ar C = 12, H = 1

Ditanya:
Rumus Empiris hidrokarbon tersebut?

Jawab:
Perbandingan C : H = 84% : 16%, maka perbandingan massa C : H = 84 g : 16 g

Perbandingan mol C : H : N = 84/12 : 16/1


= 7 : 16

Jadi, Rumus Empiris hidrokarbon tersebut adalah C7H16.

Soal
27c. Dalam praktikum, sekelompok siswa membakar secara sempurna 46 gram
senyawa karbon yang terdiri atas unsur C, H, dan O. Pembakaran tersebut
menghasilkan 88 gram CO2 dan 54 gram uap air (Ar H = 1; C = 12; O = 16).
Rumus empiris senyawa yang dibakar adalah ….
A. CH2O
B. CH3O
C. C2H6O
D. C2H6O2
E. C3H8O

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
46 gram senyawa karbon terdiri atas unsur C, H, dan O
Dibakar menghasilkan 88 gram CO2 dan 54 gram uap air
Ar H = 1; C = 12; O = 16

Ditanya:
Rumus Empiris senyawa yang dibakar?

Jawab:
Menghitung massa C, H, dan O dalam senyawa yang dihasilkan:


Massa C dalam CO2 = x massa CO2 = x 88 gram = 24 gram


Massa H dalam H2O = x massa H2O = x 54 gram = 6 gram

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                62 
 
 
Massa O = Massa senyawa – (massa C + massa H)
= 46 gram – (24 + 6) gram
= 46 gram – 30 gram
= 16 gram

Perbandingan mol C : H : O = 24/12 : 6/1 : 16/16


= 2 : 6 : 1

Jadi, Rumus Empirisnya senyawa yang dibakar adalah C2H6O.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami cara menentukan zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas,
peserta dapat menerapkan konsep pereaksi pembatas pada suatu reaksi kimia
termasuk persen hasil.

Uraian Materi:

PEREAKSI PEMBATAS
Pada setiap reaksi kimia yang berlangsung, tidak selalu massa zat-zat yang
bereaksi (zat reaktan) habis bereaksi seluruhnya membentuk hasil/produk reaksi.
Dapat saja salah satu dari zat reaktan memiliki massa yang bersisa, karena tidak habis
bereaksi. Hal ini disebabkan untuk terjadinya reaksi secara sempurna, perbandingan
massa zat-zat yang bereaksi harus tepat sesuai dengan perbandingan koefisien dalam
persa-maan reaksinya.
Zat reaktan yang sudah habis sebelum zat reaktan lainnya habis bereaksi
disebut zat reaktan pembatas/pereaksi pembatas, karena membatasi
keberlangsungan reaksi.

Soal
28a. Sebanyak 75 cm3 mangan dioksida 0,3 M direaksikan dengan 100 cm3 asam
klorida 0,2 M berdasarkan reaksi berikut:
MnO2 (s) + 4 HCl (aq)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)

Zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah ....


A. MnO2
B. HCl
C. MnCl2
D. Cl2
E. H2O

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi : MnO2 (s) + 4 HCl (aq)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)

Ditanya:
Zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas?

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                63 
 
 
Jawab:
mol MnO2 = 75 cm3 x 0,3 M
= 75 mL x 0,3 M
= 22,5 mmol
mol HCl = 100 cm3 x 0,2 M
= 100 mL x 0,2 M
= 20 mmol

MnO2 (s) + 4 HCl (aq)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
M 22,5 mmol 20 mmol - - -
R 5 mmol 20 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
S 17,5 mmol - 5 mmol 5 mmol 10 mmol

Dengan demikian yang berfungsi sebagai pereaksi pembatas adalah HCl

Soal
28b. Senyawa H2SO4 yang mempunyai massa 49 gram direaksikan dengan 20 gram
NaOH. Banyaknya Na2SO4 yang dihasilkan adalah …. (Diketahui Ar H = 1; Na =
23; S = 32; O = 16)
A. 20 gram
B. 49gram
C. 69 gram
D. 35,5 gram
E. 29 gram

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa H2SO4 = 49 gram
Massa NaOH = 20 gram
Ar H = 1; Na = 23; S = 32; O = 16

Ditanya:
Banyaknya Na2SO4 yang dihasilkan?

Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
H2SO4 (aq) + 2 NaOH (aq)  Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)

Menghitung Mr zat yang terlibat dalam reaksi:


Mr H2SO4 = 98 gram/mol
Mr NaOH = 40 gram/mol
Mr Na2SO4 = 142 gram/mol

Selanjutnya dicari mol masing-masing untuk mengetahui pereaksi pembatasnya:


n𝐻 𝑆𝑂4 = = = 0,5 mol
/

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                64 
 
 
nNaOH = = = 0,5 mol
/

H2SO4 (aq) + 2 NaOH (aq)  Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)


M 0,5 mol 0,5 mol - -
R 0,25 mol 0,5 mol 0,25 mol 0,5 mol
S 0,25 mol - 0,25 mol 0,25 mol

Massa Na2SO4 = n Na2SO4 x Mr Na2SO4


Massa Na2SO4 = 0,25 mol x 142 gram/mol = 35,5 gram

Jadi, Na2SO4 yang dihasilkan sebanyak 35,5 gram.

Soal
28c. Sebanyak 6,4 gram gas metana dibakar dengan 16 gram gas oksigen menurut
persamaan reaksi berikut:
CH4 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (g)
Senyawa yang merupakan pereaksi pembatas adalah …. (Ar H = 1; C = 12; O =
16)
A. CH4
B. O2
C. H2O
D. CO2
E. CH4 + O2

Jawaban: B
Pembahasan
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g)

Selanjutnya dicari mol masing-masing untuk mengetahui pereaksi pembatasnya:


nCH4 = = = 0,4 mol
/

nO2 = = = 0,5 mol


/

CH4 (g) + 2 O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g)


M 0,4 mol 0,5 mol - -
R 0,25 mol 0,5 mol 0,25 mol 0,5 mol
S 0,15 mol - 0,25 mol 0,25 mol

Dengan demikian yang berfungsi sebagai pereaksi pembatas adalah O2.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi Stoikiometri, peserta dapat menentukan
komposisi suatu campuran.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                65 
 
 
Uraian Materi:

PENENTUAN KADAR UNSUR DALAM SENYAWA


Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari Hukum Perbandingan
Tetap (Hukum Proust), yaitu “Perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun
molekul suatu senyawa selalu tetap”. Oleh sebab itu, kita dapat menghitung massa
unsur dalam senyawa dengan rumus Hukum Perbandingan Tetap, yaitu:


Massa unsur X dalam senyawa = X massa senyawa


%unsur X dalam senyawa = X 100%

Contoh:
Senyawa ApBq

%zat A = x 100%

%zat B = x 100%

Massa zat A = x Massa ApBq

Massa zat B = x Massa ApBq

Soal
29a. Suatu campuran terdiri atas CaO dan Ca(OH)2. Untuk menentukan susunan
campuran itu, dilakukan percobaan sebagai berikut: Sebanyak 1 gram campuran
dilarutkan dalam 50 mL air. Ternyata, untuk menetralkan larutan itu dibutuhkan
0,0315 mol HCl. Massa CaO dalam campuran itu sebesar …. (Diketahui Ar H =
1, O = 16, Ca = 40)
A. 0,5 gram
B. 0,4 gram
C. 0,2 gram
D. 0,1 gram
E. 0,8 gram

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Campuran terdiri atas CaO dan Ca(OH)2
1 gram campuran dilarutkan dalam 50 mL air
0,0315 mol HCl dibutuhkan untuk menetralkan larutan
Ar H = 1, O = 16, Ca = 40

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                66 
 
 
Ditanya:
Massa CaO dalam campuran?

Jawab:
Misalkan: Massa CaO = x gram, maka massa Ca(OH)2 = (1 – x) gram

sehingga:
(1) CaO + 2 HCl  CaCl2 + H2O
x gram
x/Mr CaO mol
x/56 mol 2x/56 mol

(2) Ca(OH)2 + 2 HCl  CaCl2 + H2O


(1-x) gram
1-x/Mr Ca(OH)2
1-x/74 mol 2(1-x)/74 mol
2 – 2x/74 mol

Mol HCl yang dibutuhkan = mol HCl (1) + mol HCl (2)
0,0315 = 2x/56 mol + 2 - 2x/74 mol

0,0315 = +

0,0315 (56 x 74) = 148x + 112 – 112x


130,536 – 112 = 148x – 112x
18,536 = 36x

,
x= = 0,515 mol ≈ 0,5

Jadi, massa CaO = 0,5 gram

Soal
29b. Pada pembakaran 12 gram suatu senyawa karbon dihasilkan 22 gram gas CO2
(Ar C = 12; O = 16). Kadar karbon dalam senyawa tersebut sebesar .…
A. 25%
B. 27,5%
C. 50%
D. 75%
E. 80%

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Massa C = 12 gram
Massa CO2 = 22 gram
Ar C = 12; O = 16

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                67 
 
 
Ditanya:
Kadar karbon dalam senyawa karbon?

Jawab:

Massa C dalam CO2 = X massa CO2 = X 22 gram = 6 gram

%massa C dalam senyawa karbon = X 100% = 50%

Jadi, kadar karbon (C) dalam senyawa karbon tersebut adalah 50%.

Soal
29c. Hidrat tembaga (II) sulfat (CuSO4.xH2O) dipanaskan, maka massanya berkurang
sebanyak 36%. Jumlah hidrat senyawa tersebut adalah .... (Ar Cu = 63,5; S =
32; O = 16; H = 1)
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa CuSO4.xH2O berkurang 36% ketika dipanaskan
Ar Cu = 63,5; S = 32; O = 16; H = 1

Ditanya:
Jumlah hidrat CuSO4.xH2O (harga x)?

Jawab:
CuSO4.xH2O (s)  CuSO4 (s) + x H2O (g)

Massa H2O = 36% = 36 gram


Massa CuSO4 = 100% - 36% = 64% = 64 gram
Mr H2O = 18 gram/mol
Mr CuSO4 = 159,5 gram/mol

n𝐻 𝑂 = = = 2 mol
/

n𝐶𝑢𝑆𝑂 = = = 0,4 mol


, /

CuSO4.xH2O (s)  CuSO4 (s) + x H2O (g)


0,4 mol 2 mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                68 
 
 
,
=
x=5

Jadi, rumus hidrat tembaga sulfat tersebut adalah CuSO4.5H2O.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan entalpi reaksi pada materi termokimia, peserta dapat
menentukan entalpi reaksi berdasarkan data percobaan menggunakan kalorimeter
dan data entalpi pembentukan.

Uraian Materi:

MENENTUKAN H REAKSI BERDASARKAN DATA PERCOBAAN


Prinsip utama dalam perhitungan entalpi menggunakan asas Black yang
berbunyi “kalor yang diserap sama dengan kalor yang dilepas selama reaksi
berlangsung”. Pada asas ini yang dapat dihitung adalah kalor atau panas reaksi bukan
entalpi reaksi, tetapi karena proses reaksi ini dilakukan pada tekanan tetap, maka nilai
kalor reaksi akan sama dengan nilai entalpinya. Dengan demikian, jika panas atau
kalor reaksi dapat dihitung, maka secara otomatis nilai entalpi juga dapat ditentukan.
Perubahan entalpi dapat ditentukan dengan cara sederhana. Oleh karena satuan yang
dipakai untuk entalpi adalah kalori, maka alat yang digunakan untuk mengukur
perubahan entalpi disebut kalorimeter.
Dalam aktivitas kimia muncul istilah tetapan kalorimeter. Tetapan kalorimeter
merupakan kapasitas kalor dari kalorimeter. Setiap benda atau zat mempunyai
kapasitas kalor yang berbeda-beda. Kapasitas kalor (diberi simbol C) didefinisikan
sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan 1oC sejumlah zat. Secara
matematika dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑞
𝐶
∆𝑇
dimana C = kapasitas kalor (Joule°C–1)
q = kalor (Joule)
T = perubahan suhu (°C)

Jika kapasitas kalor tersebut dihitung dalam satuan massa (gram), maka
namanya menjadi kapasitas kalor jenis, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑞
𝐶𝑝
𝑚 𝑥 ∆𝑇
Persamaan itu dapat diubah menjadi
𝑞 𝑚 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 ∆𝑇
dimana q = kalor (Joule)
m = massa (gram)
Cp = kalor jenis (Joule g-1 °C-1)
T = perubahan suhu (°C)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                69 
 
 
Persamaan inilah yang digunakan untuk menghitung kalor dalam aktivitas kimia.

Perhitungan Hreaksi juga dapat dilakukan dengan menggunakan data dasar


kalor reaksi pembentukan standar (H°f). Kalor pembentukan standar merupakan
kalor pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya. Perhatikan persamaan reaksi
kesetimbangan umum berikut:

aA + bB  cC + dD

Hreaksi = {(c × C) + (d × D)} – {(a × A) + (b × B)}


Hreaksi = ∑H°f produk – ∑H°f reaktan

Jadi, secara umum Hreaksi dapat ditentukan dengan rumus:

Hreaksi = ∑H°f produk – ∑H°f reaktan

Soal
30a. Jika entalpi pembentukan H2S, H2O, dan SO2 berturut-turut + 20,6 kJ/mol; -
241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol, maka entalpi pembakaran dari H2S (g)
sebesar ….
A. - 518,02 kJ
B. - 559,22 kJ
C. + 34,4 kJ
D. + 518,02 kJ
E. + 559,22 kJ

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
ΔH H2S (g) = + 20,6 kJ/mol
ΔH H2O (g) = - 241,81 kJ/mol
ΔH SO2 (g) = - 296,81 kJ/mol

Ditanya:
Entalpi pembakaran dari H2S (g)?

Jawab:
H2S (g) + ½ O2 (g)  H2O (g) + SO2 (g)
ΔHR = [ΔHf H2O+ ΔHf SO2] – [ΔHf H2S + ΔHf O2]
= [- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= - 518,02 kJ

Soal
30b. Ke dalam 50 mL larutan tembaga (II) sulfat 0,4 M ditambahkan serbuk zink
(sedikit berlebihan), ternyata suhunya naik 200C. Reaksi yang terjadi adalah:

Zn (s) + CuSO4 (aq)  ZnSO4 (aq) + Cu (s)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                70 
 
 
Dengan menganggap bahwa kalor jenis larutan sama dengan kalor jenis air,
yaitu 4,2 J/g0C dan kapasitas kalor wadah reaksi dapat diabaikan, dan massa
jenis larutan 1 kg/L = 1 gr/mL, maka besarnya ∆Hreaksi adalah ….
A. - 420 kJ/mol
B. - 210 kJ/mol
C. + 210 kJ/mol
D. + 420 kJ/mol
E. + 840 kJ/mol

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
50 ml ZnSO4 0,4 M
∆T = 200C
c = 4,18 J/g0C

Ditanya:
Besarnya ∆Hreaksi?

Jawab:
Menghitung massa larutan:

Massa jenis larutan =

Massa larutan = Massa jenis larutan x Volum larutan


= 1 gr/mL x 50 mL
= 50 gram

Menghitung kalor larutan:


qlarutan = m x c x ∆T
= 50 gram x 4,2 J/g0C x 200C
= 4200 J = 4,2 kJ

qreaksi = - qlarutan = - 4,2 kJ

Kalor reaksi tersebut adalah kalor reaksi yang dilepaskan pada reaksi 50 mL ZnSO4
0,4 M atau :
mol ZnSO4 = M x V = 0,4 M x 0,05 L = 0,02 mol

Menghitung jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:


Perhatikan reaksi : Zn (s) + CuSO4 (aq)  ZnSO4 (aq) + Cu (s)

Jumlah Zn dan CuSO4 yang bereaksi sesuai dengan persamaan reaksi tersebut adalah
1 mol (lihat koefisien reaksi), maka jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:
qreaksi = 1/0,02 x (– 4,2 kJ) = - 210 kJ/mol

∆Hreaksi = qreaksi = - 210 kJ/mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                71 
 
 
Persamaan termokimia:
Zn (s) + CuSO4 (aq)  ZnSO4 (aq) + Cu (s) ∆H = - 210 kJ/mol

Soal
30c. Larutan NaOH 1 M sebanyak 100 mL direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 1
M dalam sebuah bejana. Tercatat suhu naik dari 290C menjadi 370C. Jika larutan
dianggap sama dengan air, kalor jenis air 4,2 J/g0C, massa jenis air 1 g/mL,
perubahan entalpi reaksi (∆H) netralisasi adalah ….
A. - 67,2 kJ/mol
B. - 37 kJ/mol
C. + 37 kJ/mol
D. + 42 kJ/mol
E. + 67,2 kJ/mol

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
100 mL NaOH 1 M + 100 mL HCl 1 M
T1 = 290C
T2 = 370C
Kalor jenis air = 4,2 J/g0C
Massa jenis air = 1 g/mL

Ditanya:
Perubahan entalpi reaksi (∆H) netralisasi?

Jawab:
Menghitung T:
∆T = T2 – T1 = 370C – 290C = 80C
Menghitung massa larutan:

Massa jenis larutan =

Massa larutan = Massa jenis larutan x Volum larutan


= 1 gr/mL x (100 mL + 100 mL)
= 200 gram

Menghitung kalor reaksi:


qreaksi = - qlarutan
= - (m x c x ∆T)
= - (200 g x 4,2 J/g0C x 80C)
= - 6.720 J = - 6,72 kJ

Kalor reaksi tersebut adalah kalor yang dihasilkan dari reaksi 100 mL NaOH 1 M + 100
mL HCl 1 M atau:
mol NaOH = M x V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol
mol HCl = M x V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                72 
 
 
Menghitung jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:
Perhatikan reaksi netralisasi yang terjadi :
NaOH (aq) + HCl (aq)  NaCl (aq) + H2O (l)

Pada reaksi tersebut terlihat jumlah mol NaOH dan HCl yang bereaksi masing-masing
1 mol (lihat koefisien reaksi), maka jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:

qreaksi (1 mol HCl + 1 mol NaOH) = 1/0,1 x (– 6,72 kJ) = - 67,2 kJ/mol

∆Hreaksi = qreaksi = - 67,2 kJ/mol

Persamaan termokimia:
NaOH (aq) + HCl (aq)  NaCl (aq) + H2O (l) ∆Hreaksi = - 67,2 kJ/mol

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi termokimia, peserta dapat menentukan
perubahan entalpi reaksi menggunakan hukum Hess.

Uraian Materi:

MENGHITUNG Hreaksi MENGGUNAKAN HUKUM HESS


Pada tahun 1840, ahli Kimia Jerman, Gerrmain Henry Hess, memanipulasi
persamaan termokimia untuk menghitung H dalam sebuah hukum yang disebut
hukum Hess atau hukum penjumlahan kalor. Hess menyatakan bahwa:
“Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka perubahan
entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari semua
tahapan”.

Hukum Hess juga berbunyi:


“Entalpi reaksi tidak tergantung pada jalan reaksi, melainkan tergantung pada hasil
akhir reaksi”.

Hukum Hess ini dapat digunakan untuk menentukan kalor reaksi yang tidak
dapat diketahui secara langsung.
Soal
31a. Diketahui data sebagai berikut :
S (s) + 3/2 O2 (g) SO3 (s) ∆H = - 395,2 kJ
2 SO2 (g) + O2 (g)  2 SO3 (s) ∆H = - 198,2 kJ
Besarnya ∆Hreaksi : S (s) + O2 (g)  SO2 (g) adalah ….
A. - 197 kJ
B. - 296,1 kJ
C. - 494,3 kJ
D. - 593,4 kJ
E. + 494,3 kJ

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                73 
 
 
S (s) + 3/2 O2 (g) SO3 (g) ∆H = - 395,2 kJ
2SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) ∆H = - 198,2 kJ

Ditanya:
Besarnya ∆H reaksi: S (s) + O2 (g)  SO2 (g)?

Jawab:
Mengubah reaksi yang diketahui agar seperti reaksi yang ditanya:
Reaksi 1 : S (s) + 3/2 O2 (g) SO3 (g) ∆H = - 395,2 kJ
Posisi S (s) dan O2 (g) berada di sebelah kiri, sama seperti reaksi yang ditanyakan,
sehingga reaksi tidak perlu dibalik.

Reaksi 2 : 2 SO2 (g) + O2 (g)  2SO3 (g) ∆H = - 198,2 kJ


Posisi SO2 (g) di sebelah kiri, padahal reaksi yang ditanyakan ada di sebelah kanan,
sehingga reaksi harus dibalik, akibatnya tanda ∆H berubah menjadi positif (+).

Banyaknya mol SO2 yang dibutuhkan hanya 1 mol (lihat koefisien SO2 pada reaksi
yang diminta), sehingga koefisien reaksi kedua ini dibagi 2 agar tinggal satu mol SO2,
termasuk ∆H juga dibagi 2.

Hasilnya :
SO3 (g)  SO2 (g) + 1/2O2 (g) ∆H = + 99,1 kJ
Kemudian kita jumlahkan :

S (s) + 3/2 O2 (g)  SO2 (g) ∆H = - 395,2 kJ


SO3 (g)  SO2 (g) + ½ O2 (g) ∆H = + 99,1 kJ

S (s) + O2 (g)  SO2 (g) ∆Hr = - 296,1 kJ

Jadi, besarnya ∆Hreaksi: S (s) + O2 (g)  SO2 (g) adalah – 296,1 kJ

Soal
31b. Perhatikan diagram tingkat energi berikut ini:

Berdasarkan diagram tersebut, maka hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar
adalah ….
A. ∆H2 = ∆H1 - ∆H3
B. ∆H2 = ∆H1 + ∆H3
C. ∆H3 = ∆H1 - ∆H2
D. ∆H3 = ∆H1 + ∆H2
E. ∆H3 = ∆H2 - ∆H1

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                74 
 
 
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Diagram tingkat energi

Ditanya:
Hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar?

Jawab:
Berdasarkan diagram tingkat energi yang diketahui, ditulis reaksi lengkapnya:
Reaksi 1 : C (g) + 2 H2 (g) + O2 (g)  CH2 (g) + O2 (g) ∆H1
Reaksi 2 : CH2 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g) ∆H2

Reaksi 3 : C (g) + 2 H2 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g) ∆H3

Berdasarkan reaksi tersebut, ternyata:


Reaksi 1 + Reaksi 2 = Reaksi 3
C (g) + 2 H2 (g) + O2 (g)  CH2 (g) + O2 (g) ∆H1
CH2 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g) ∆H2

C (g) + 2 H2 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + 2 H2O (g) ∆H3

Jadi, hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar adalah: ∆H1 + ∆H2 = ∆H3

Soal
31c. Jika diketahui :
C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O ∆H = -2820 kJ
C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O ∆H = -1380 kJ
maka perubahan entalpi untuk proses fermentasi glukosa:
C6H12O6  2 C2H5OH + 2 CO2 adalah ….
A. – 4200 kJ
B. – 1440 kJ
C. - 60 kJ
D. + 60 kJ
E. + 1440 kJ

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2820 kJ
C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1380 kJ

Ditanya:
Besarnya Hreaksi fermentasi glukosa: C6H12O6  2 C2H5OH + 2 CO2?

Jawab:
Mengubah reaksi yang diketahui agar seperti reaksi yang ditanya:
Reaksi 1 : C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2820 kJ

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                75 
 
 
Posisi C6H12O6 berada di sebelah kiri dan CO2 di sebelah kanan, sama seperti reaksi
yang ditanyakan, sehingga reaksi tidak perlu dibalik.

Reaksi 2 : C2H5OH + 3 O2  2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1380 kJ


Posisi C2H5OH di sebelah kiri, padahal reaksi yang ditanyakan ada di sebelah kanan,
sehingga reaksi harus dibalik, akibatnya tanda ∆H berubah menjadi positif (+).

Banyaknya mol C2H5OH yang dibutuhkan 2 mol (lihat koefisien C2H5OH pada reaksi
yang diminta), sehingga reaksi kedua harus dikalikan 2, termasuk ∆H menjadi:
4 CO2 + 6 H2O  2 C2H5OH + 6 O2 ∆H = + 2760 kJ

Menghitung Hreaksi fermentasi glukosa:


2
C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2820 kJ
4 CO2 + 6 H2O  2 C2H5OH + 6 O2 ∆H = +2760 kJ

C6H12O6  2 C2H5OH + 2 CO2 ∆Hr = - 60 kJ

Jadi, Hreaksi fermentasi glukosa: C6H12O6  2 C2H5OH + 2 CO2 adalah – 60 kJ

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi termokimia, peserta dapat menentukan
besarnya energi ikatan berdasarkan data perubahan entalpi reaksi.

Uraian Materi:

MENGHITUNG Hreaksi MENGGUNAKAN DATA ENERGI IKATAN


Entalpi dan kalor reaksi selain dapat ditentukan dengan kalorimeter atau
dengan menerapkan hukum Hess, dapat pula ditentukan dengan menghitung energi
ikatan yang digunakan untuk melepas atau membentuk suatu ikatan. Energi ikatan
atau energi dissosiasi adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia
dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-
atom gasnya. Sebagai Contoh:

HCl (g)  H (g) + Cl (g) H =+ 431 kJ

Di dalam molekul gas HCl terdapat ikatan kovalen antara 2 atom yang berbeda
yaitu H dan Cl. Pada proses penguraian HCl menjadi atom-atom itu, ikatan H - Cl akan
terputus. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan itu juga disebut energi
ikatan. Besarnya energi ikatan H - Cl sama dengan H penguraiannya, yaitu sebesar
432 kJ untuk 1 mol HCl.
Rumus menghitung entalpi dengan memakai energi ikatan dapat dituliskan
sebagai berikut:
Hreaksi = ∑(energi ikatan reaktan) – ∑(energi ikatan produk)

Soal
32a. Diketahui energi ikatan:
C – H = 415 kJ/mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                76 
 
 
C = C = 607 kJ/mol
C – C = 348 kJ/mol
H – H = 436 kJ/mol

Besarnya ΔH pada reaksi : C2H4 (g) + H2 (g)  C2H6 (g) adalah ….


A. - 965 kJ
B. - 280 kJ
C. - 135 kJ
D. + 135 kJ
E. + 280 kJ

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
C – H = 415 kJ/mol C – C = 348 kJ/mol
C = C = 607 kJ/mol H – H = 436 kJ/mol

Ditanya:
Besarnya ΔH pada reaksi : C2H4 (g) + H2 (g)  C2H6 (g)?

Jawab:
CH2 = CH2 + H – H  CH3 – CH3
ΔHr = Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan ikatan
= {4 (C – H) + (C = C) + (H – H)} – {6 (C – H) + (C – C)}
= {(C = C) + (H – H)} – {2 (C – H) + (C – C)}
= (607 + 436) – (2 × 415 + 348)
= 1.043 – 1.178
= – 135 kJ

Jadi ΔHr pada reaksi : C2H4 (g) + H2 (g)  C2H6 (g) sebesar – 135 kJ

Soal
32b. Perhatikan data energi ikatan rata-rata berikut ini:
C = C : 609 kJ/mol
C − Cl : 326 kJ/mol
C − H : 412 kJ/mol
C − C : 345 kJ/mol
H − Cl : 426 kJ/mol

Besarnya entalpi reaksi: CH2 = CH2 + HCl  CH3CH2Cl adalah ....


A. − 312 kJ/mol
B. − 48 kJ/mol
C. + 48 kJ/mol
D. + 100 kJ/mol
E. + 312 kJ/mol

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                77 
 
 
C = C : 609 kJ/mol C − C : 345 kJ/mol
C − Cl : 326 kJ/mol H − Cl : 426 kJ/mol
C − H : 412 kJ/mol

Ditanya:
Besarnya ΔHreaksi CH2 = CH2 + HCl  CH3CH2Cl?

Jawab:
Untuk menjawab, maka lebih mudah reaksinya digambarkan sebagai berikut:

Coret beberapa ikatan yang sama antara ruas kiri dan ruas kanan, ada empat pasang
ikatan C − H yang dapat dicoret, coret H-nya saja:

Sisa ikatan yang masih ada:


Ruas kiri:
1 ikatan C = C
1 ikatan H – Cl

Ruas kanan:
1 ikatan C – H
1 ikatan C – C
1 ikatan C – Cl

Menghitung perubahan entalpi (Hreaksi):


ΔHreaksi = Σ Energi ikatan kiri − Σ Energi ikatan kanan
ΔHreaksi = [1(C = C) + 1(H − Cl) ] − [1(C − H) + 1(C − C) + 1 (C − Cl)]
ΔHreaksi = [609 + 426] − [412 + 345 + 326]
ΔHreaksi = 1035 − 1083
ΔHreaksi = − 48 kJ/mol

Jadi, besarnya ΔHreaksi CH2 = CH2 + HCl  CH3CH2Cl adalah – 48 kJ/mol

Soal
31c. Diketahui energi ikatan rata-rata :
C ≡ C : 839 kJ/mol
C − C : 343 kJ/mol
H – H : 436 kJ/mol
C – H : 410 kJ/mol

Perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                78 
 
 
CH3 − C ≡ CH + 2 H2  CH3 −CH2 −CH3 sebesar ....
A. + 272 kJ/mol
B. – 272 kJ/mol
C. – 1711 kJ/mol
D. – 1983 kJ/mol
E. – 3694 kJ/mol

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
C ≡ C : 839 kJ/mol H – H : 436 kJ/mol
C − C : 343 kJ/mol C – H : 410 kJ/mol

Ditanya:
Besarnya ΔHreaksi CH3 − C ≡ CH + 2 H2  CH3 −CH2 −CH3?

Jawab:
Untuk menjawab, maka lebih mudah reaksinya digambarkan sebagai berikut:

Coret beberapa ikatan yang sama antara ruas kiri dan ruas kanan:

Sisa ikatan yang masih ada:


Ruas kiri:
1 ikatan C – C
1 ikatan C ≡ C
2 ikatan H – H

Ruas kanan:
2 ikatan C – C
4 ikatan C – H

Menghitung perubahan entalpi (Hreaksi):


ΔHreaksi = Σ Energi ikatan kiri − Σ Energi ikatan kanan
ΔHreaksi = [1(C – C) + 1(C ≡ C) + 2(H – H)] − [2(C − C) + 4(C − H)]
ΔHreaksi = [343 + 839 + 2(436)] − [2(343) + 4(410)
Δhreaksi = 2054 - 2326
Δhreaksi = - 272 kJ/mol

Jadi, ΔHreaksi CH3 − C ≡ CH + 2 H2  CH3 −CH2 −CH3 adalah – 272 kJ/mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                79 
 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi laju reaksi, peserta dapat menentukan orde,
persamaan laju, dan tetapan laju suatu reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

Uraian Materi:

LAJU REAKSI
Laju reaksi dari berbagai reaksi biasanya berbeda-beda, ada yang cepat dan
ada yang lambat. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya
konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang
menyatakan hubungan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi
atau hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian eksperimen atau percobaan.
Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi diubah-ubah, sedangkan
konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap.
Secara umum persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut:

aA+bBcC+dD

dan persamaan laju reaksinya:

V = k [A]m [B]n

dimana:
V = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B

Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi pada
reaksi keseluruhan disebut orde reaksi total. Besarnya orde reaksi total adalah
jumlah semua orde reaksi pereaksi. Jadi, orde reaksi total (orde reaksi) pada reaksi
tersebut adalah m + n.

Soal
33a. Diketahui reaksi: A + 2B  hasil
Dari percobaan diperoleh data berikut:

[A] (M) [B] (M) Laju Reaksi (M/s)


0,1 0,1 0,01
0,1 0,2 0,04
0,2 0,2 0,64

Berdasarkan data tersebut, maka besarnya tetapan laju reaksinya adalah ….


A. 10-4 M-7/s
B. 10-4 M-5/s
C. 104 M-7/s
D. 104 M-5/s
E. 108 M-5/s

Jawaban: D

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                80 
 
 
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi: A + 2B  hasil

[A] (M) [B] (M) Laju Reaksi (M/s)


0,1 0,1 0,01
0,1 0,2 0,04
0,2 0,2 0,64

Ditanya:
Tetapan laju reaksi (k)?

Jawab:
Menentukan orde reaksi terhadap A:
Mencari [B] yang tetap  Percobaan 2 dan 3
𝑉2 0,1 0,2
𝑉3 0,2 0,2
0,04 1
0,64 2
1 1
16 2
𝑥 4

Menentukan orde reaksi terhadap B:


Mencari [A] yang tetap  Percobaan 1 dan 2
𝑉1 0,1 0,1
𝑉2 0,1 0,2
0,01 1
0,04 2
1 1
4 2
𝑦 2

Mencari harga tetapan laju reaksi (k):


Persamaan laju reaksi = V = k [A]4 [B]2

Dengan data percobaan 1:


V = k [A]4 [B]2
0,01 M/s = k [0,1 M]4 [0,1 M]2
10-2 M/s = k (10-1 M)4 (10-1 M)2
10-2 M/s = k (10-4 M4) (10-2 M2)
10-2 M/s = k (10-6 M6)
/
k = = 104 M-5/s

Jadi, harga tetapan laju reaksi (k) adalah 104 M-5/s


Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                81 
 
 
33b. Persamaan laju reaksi V = k[A]3[B] mempunyai harga tetapan laju reaksi 8 x104
M-3/s. Jika konsentrasi A dan B berturut-turut 0,02 M dan 0,125 M, maka harga
laju reaksi adalah ....
A. 8 x 1010 M/s
B. 8 x 10-2 M/s
C. 8 x 10-4 M/s
D. 1,25 x 10-11 M/s
E. 1,25 x 10-13 M/s

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Persamaan laju reaksi V = k[A]3 [B]
k = 8 x 04 M-3/s
[A] = 0,02 M
[B] = 0,125 M

Ditanya:
Harga laju reaksi (k)?

Jawab:
V = k [A]3 [B]
V = 8 x 104 M-3/s [0,02 M]3 [0,125 M]
V = 8 x 104 M-3/s (2 x 10-2 M)3 (0,125 M)
V = 8 x 104 M-3/s (8 x 10-6 M3) (0,125 M)
V = 8 x 10-2 M/s

Jadi, harga tetapan laju reaksi (k) adalah 8 x 10-2 M/s

Soal
33c. Data percobaan laju reaksi diperoleh dari reaksi A + B  C sebagai berikut:

Percobaan [A] (M) [B] (M) Laju Reaksi (M/s)


1 0,01 0,20 0,02
2 0,02 0,20 0,08
3 0,03 0,20 0,18
4 0,03 0,40 0,36

Persamaan laju reaksinya adalah ....


A. V = k [A]2 [B]
B. V = k [A] [B]2
C. V = k [A] [B]
D. V = k [A]2 [B]2
E. V = k [A]3 [B]

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                82 
 
 
Reaksi A + B  C

Percobaan [A] (M) [B] (M) Laju Reaksi (M/s)


1 0,01 0,20 0,02
2 0,02 0,20 0,08
3 0,03 0,20 0,18
4 0,03 0,40 0,36

Ditanya:
Persamaan laju reaksi (V)?

Jawab:
Menentukan orde reaksi terhadap A:
Mencari [B] yang tetap  Percobaan 1 dan 2
𝑉1 0,01 0,20
𝑉2 0,02 0,20
0,02 1
0,08 2
1 1
4 2
𝑥 2

Menentukan orde reaksi terhadap B:


Mencari [A] yang tetap  Percobaan 3 dan 4
𝑉3 0,03 0,20
𝑉4 0,03 0,40
0,18 1
0,36 2
1 1
2 2
𝑥 1

Jadi, persamaan laju reaksinya adalah V = k [A]2 [B]

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi laju reaksi, peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.

Uraian Materi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI


1. Luas Permukaan
Jika ukuran partikel suatu benda semakin kecil, maka semakin banyak jumlah
total luas permukaan benda tersebut. Oleh karena itu, luas permukaan semakin besar,
maka kemungkinan terjadinya tumbukan yang efektif antar permukaan partikel akan
semakin banyak, sehingga laju reaksi semakin cepat.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                83 
 
 
2. Suhu
Suhu mempunyai hubungan linear dengan gerakan molekul. Jika suhu semakin
tinggi, maka molekul-molekul dalam materi akan semakin cepat bergerak. Akibatnya
frekuensi terjadinya tumbukan yang efektif semakin besar, sehingga laju reaksi
semakin cepat.

3. Konsentrasi
Suatu larutan dengan molaritas tinggi tentu mengandung molekul-molekul
yang lebih rapat dibandingkan dengan molaritas larutan rendah. Larutan dengan
molaritas tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan molaritas rendah
merupakan larutan encer. Pada larutan pekat, jarak antar molekulnya rapat sehingga
kemungkinan terjadi tumbukan yang efektif lebih banyak dibandingkan larutan encer.
Itulah sebabnya, jika molaritas larutan yang direaksikan semakin besar, maka laju
reaksinya juga semakin cepat.

4. Katalisator
Katalisator merupakan zat yang mampu mempengaruhi laju reaksi. Dalam
kerjanya katalisator akan ikut bereaksi dengan zat-zat reaktan, tetapi di akhir proses
reaksi, katalisator tersebut akan memisah kembali. Katalis ada dua macam, yaitu
katalis yang bersifat positif dan katalis negatif. Katalis bersifat positif dapat
mempercepat laju reaksi. Katalis bersifat negatif merupakan katalisator yang
memperlambat laju reaksi, katalisator ini dinamakan inhibitor. Adanya katalis positif
dalam reaksi kimia menyebabkan energi aktivasi turun, akibatnya semakin banyak
tumbukan yang efektif terjadi (melampaui energi aktivasi), sehingga reaksi semakin
cepat.

Soal
34a. Di antara pasangan pereaksi berikut, yang diharapkan bereaksi paling lambat
adalah ….
A. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 400C
B. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M + 20 mL air pada 300C
C. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 300C
D. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M + 20 mL air pada 400C
E. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 400C

Jawaban: B
Pembahasan
Berdasarkan option yang tersedia menunjukkan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang ditampilkan dalam option, yaitu faktor konsentrasi dan
suhu. Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Demikian juga
semakin tinggi suhunya semakin cepat reaksinya. Dengan demikian yang paling
lambat adalah reaksi yang memiliki konsentrasi kecil dan suhu rendah, yaitu reaksi
pada option B.

Soal
34b. Direaksikan serbuk CaCO3 dengan 5 mL larutan HCl sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                84 
 
 
CaCO3 (s) + 2 HCl (aq)  CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l) pada suhu 270C dan
diperoleh data percobaan:
[HCl] CaCO3 (mgram) Waktu (det)
1M 10 25
1M 15 38
1M 20 50

Berdasarkan data tersebut, maka faktor yang mempengaruhi laju terbentuknya


gas CO2 adalah ....
A. konsentrasi HCl
B. volume larutan
C. massa CaCO3
D. suhu
E. waktu

Jawaban: C
Pembahasan
Percobaan tersebut dilakukan pada suhu yang tetap (270C), dan konsentrasi HCl yang
tetap (1M). Komponen yang diubah-ubah adalah massa CaCO3.

Soal
34c. Data percobaan untuk reaksi A + B  hasil adalah:

Zat yang Bereaksi Suhu Waktu


Percobaan
Massa Zat A Konsentrasi Zat B (0C) (det)
1 1 g serbuk 1M 25 20
2 1 g larutan 1M 25 10
3 1 g bongkahan 1M 25 40
4 1 g larutan 2M 25 5
5 1 g larutan 1M 25 5

Untuk percobaan 1 dan 3, faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ….


A. konsentrasi
B. suhu
C. luas permukaan
D. wujud
E. waktu

Jawaban: C
Pembahasan
Massa zat A pada percobaan 1 dan 3 sama, yaitu 1 gram, tetapi pada percobaan 1
berupa serbuk, sedangkan percobaan 3 berupa bongkahan. Meskipun keduanya
berwujud sama, yaitu padat, tetapi bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih
besar daripada bongkahan. Selain itu konsentrasi zat B sama, yaitu 1 M. Oleh karena
itu dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1 dan 3 adalah luas
permukaan yang berbeda.
 

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                85 
 
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melakukan praktikum tentang uji daya hantar listrik menggunakan alat uji
elektrolit, peserta dapat menganalisis sifat daya hantar listrik suatu zat berdasarkan
data percobaan.

Uraian Materi:

UJI DAYA HANTAR LISTRIK SUATU ZAT


Dalam percobaan uji daya hantar listrik ditandai dengan dua indikator, yaitu
nyala tidaknya lampu dan terbentuk tidaknya gelembung gas pada elektroda. Apabila
lampu menyala, maka larutan tersebut elektrolit. Sebaliknya apabila lampu tidak
menyala, maka larutan tersebut non-elektrolit. Demikian juga pada elektroda, apabila
dalam suatu elektroda menghasilkan gelembung gas, maka larutan tersebut elektrolit,
dan sebaliknya. Ketentuan lain adalah:
1. Apabila lampu menyala terang dan terbentuk gelembung gas banyak pada elektro-
danya, menandakan ion-ionnya terionisasi sempurna  termasuk larutan elek-
trolit kuat.
2. Apabila lampu menyala redup dan terbentuk sedikit gelembung gas pada
elekttroda, maka berarti ion-ion larutan tersebut terionisasi sebagian atau jumlah
ionnya sedikit  termasuk larutan elektrolit lemah.
3. Apabila lampu menyala redup, tetapi tidak terbentuk gelembung gas pada
elektroda, maka berarti ion-ion larutan tersebut terionisasi sebagian atau jumlah
ionnya sedikit  termasuk larutan elektrolit lemah.
4. Apabila lampu menyala redup, tetapi terbentuk gelembung gas pada elektrodanya,
maka berarti ion-ion larutan tersebut terionisasi sebagian atau jumlah ionnya
sedikit,  termasuk larutan elektrolit lemah.
5. Apabila lampu tidak menyala dan pada elektroda tidak ada gelembung gas, maka
larutan tersebut non elektrolit atau tidak terionisasi.

Berikut ini gambar alat uji elektrolit:

Soal
35a. Diketahui data percobaan uji daya hantar listrik dari empat larutan:

Larutan Nyala lampu Gelembung gas


1 Menyala terang Banyak
2 Tidak menyala Sedikit
3 Menyala redup Sedikit
4 Menyala redup Tidak ada

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                86 
 
 
Berdasarkan data tersebut, larutan yang termasuk elektrolit lemah adalah ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 4
E. 3 dan 4 saja

Jawaban: D
Pembahasan
Lihat uraian materi.

Soal
35b. Perhatikan data percobaan uji larutan berikut ini:

Larutan Nyala lampu Gelembung gas


1 Tidak menyala Tidak ada
2 Tidak menyala Sedikit
3 Menyala redup Sedikit
4 Menyala redup Banyak
5 Menyala terang Banyak

Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor ….
A. 1 dan 2
B. 5 dan 1
C. 2 dan 5
D. 5 dan 3
E. 4 dan 5

Jawaban: B
Pembahasan
Lihat uraian materi.
Soal
35c. Suatu larutan mempunyai ciri-ciri berikut ini:
a) Pada uji daya hantar listrik, lampu menyala redup
b) Pada uji daya hantar listrik terdapat gelembung gas
c) Masih ada sisa molekul dalam larutannya

Kemungkinan larutan tersebut adalah ....


A. NaCl
B. CO(NH2)2
C. C6H12O6
D. H2SO4
E. CH3COOH

Jawaban: E
Pembahasan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                87 
 
 
Ketiga ciri-ciri tersebut sesuai dengan ciri-ciri larutan elektrolit lemah. Contoh larutan
elektrolit lemah adalah asam lemah dan basa lemah (CH3COOH, NH4OH), contoh
elektrolit kuat adalah asam kuat, basa kuat, garam (H2SO4, NaOH, NaCl), contoh non
elektrolit adalah glukosa C6H12O6) dan urea (CO(NH2)2).

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi teori asam basa, peserta dapat menganalisis sifat
asam/basa suatu spesies berdasarkan suatu teori asam basa.

Uraian Materi:

TEORI ASAM- BASA


1. Teori Arrhenius
Teori asam basa Arrhenius menyatakan bahwa dalam pelarut air, asam
merupakan zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dan basa merupakan zat yang
menghasilkan ion hidroksida (OH-) yang saling menetralkan sesuai dengan reaksi:
H+ (aq) + OH- (aq)  H2O

Arrhenius juga membedakan antara asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Asam
kuat terionisasi secara sempurna menjadi ion-ion H+, dan basa kuat terionisasi secara
sempurna menjadi ion-ion OH-. Reaksi ionsasi asam dan basa lemah adalah reversibel
(bolak balik) dan setimbang. Dalam teori Arrhenius hanya dapat diterapkan pada
reaksi dengan pelarut air, dan teori tersebut tidak dapat menjelaskan bagaimana
pembentukan OH- dalam reaksi ionisasi basa lemah seperti amonia (NH3).

2. Teori Bronsted – Lowry


Secara terpisah pada tahun 1923, J.N Bronsted di Denmark, dan T.M Lowry di
Inggris mengamati reaksi asam dan basa, baik dengan pelarut maupun tanpa pelarut.
Menurut Bronsted-Lowry, sifat asam dan basa ditentukan oleh kemampuan senyawa
melepas atau menerima proton (H+). Teori asam basa Bronsted Lowry menyatakan:
a. Asam merupakan senyawa atau partikel yang dapat memberikan proton (H+)
(donor proton) kepada senyawa atau partikel lain.
b. Basa adalah senyawa atau partikel yang dapat menerima proton (H+) (akseptor
proton) dari asam.

Teori tersebut dapat menggambarkan reaksi amonia sebagai basa dengan


cara sebagai berikut:

NH3 (aq) + H2O (l) ⇌ NH4+ (aq) + OH- (aq)


Basa (1) Asam (2) Asam (1) Basa (2)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                88 
 
 
Proton (H+) pindah dari H2O ke NH3, terbentuk ikatan koordinasi antara N dan H
dengan H2O sebagai asam dan NH3 sebagai basa.

3. Teori Lewis
Meskipun teori asam basa Bronsted-Lowry lebih umum dari teori Arrhenius,
tetapi ada reaksi yang mirip asam-basa yang tidak dapat dijelaskan dengan teori ini.
Contohnya adalah reaksi antara NH3 dengan BF3 menjadi H3N-BF3.
F H F
H

B F H N B F
H N

H F H F

Pada reaksi tersebut, terjadi ikatan koordinasi antara atom N dengan B yang
pasangan elektronnya berasal dari N. Berdasarkan pembentukan ikatan koordinasi
itulah, maka Gilbert N Lewis mengemukakan teori yang dikenal dengan teori asam
basa Lewis. Teori ini menyatakan:
a. Asam adalah suatu partikel yang dapat menerima pasangan elektron dari partikel
lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
b. Basa adalah suatu partikel yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.

Soal
36a. Untuk reaksi: NH3 + H2O ⇌ NH4+ + OH−
Menurut teori asam basa Bronsted-Lowry, maka ....
A. NH3 bersifat asam, karena menerima sebuah proton
B. NH4+ bersifat basa, karena memberi sebuah proton
C. H2O bersifat asam, karena memberi proton
D. H2O bersifat basa, karena menerima proton
E. H2O bersifat netral, karena menerima dan memberi proton

Jawaban: C
Pembahasan
Teori asam-basa menurut Bronsted - Lowry sebagai berikut:
Asam : zat yang memberikan H+ (donor proton)
Basa : zat yang menerima H+ (akseptor proton)
Pada reaksi tersebut, H2O memberikan H+ pada NH3 sehingga H2O sebagai asam dan
NH3 sebagai basa.

Soal
36b. Perhatikan reaksi asam-basa konjugasi menurut Bronsted-Lowry berikut ini:
(1) HSO4− (aq) + H2 O (l) ⇌ H3O+(aq) + SO42− (aq)
(2) H2O (l) + S2− (aq) ⇌ OH− (aq) + HS− (aq)

Spesi yang merupakan pasangan asam basa konjugasinya adalah ....


A. HSO4− dan SO42−
B. HSO4− dan H3O+
C. OH− dan HS−

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                89 
 
 
D. H2O dan S2−
E. H3O+ dan SO42−

Jawaban: A
Pembahasan
Berdasarkan reaksi:
HSO4− (aq) + H2O (l) ⇌ H3O+ (aq) + SO42− (aq)

Pasangan-pasangan yang ada:


HSO4− berpasangan dengan SO42−
H2O berpasangan dengan H3O+

Berdasarkan reaksi:
H2O (l) + S2− (aq) ⇌ OH− (aq) + HS− (aq)
H2O berpasangan dengan OH−
S2− berpasangan dengan HS−

Jadi pasangan asam basa konjugasi yang benar adalah HSO4− dan SO42−

Soal
36c. Teori asam–basa Arrhenius disempurnakan oleh Bronsted–Lowry karena memiliki
kelemahan, yaitu ....
A. tidak berlaku umum untuk semua zat
B. tidak dapat menjelaskan perbedaan asam basa secara jelas
C. hanya berlaku untuk zat yang larut dalam air
D. tidak dapat memberikan contoh asam basa secara pasti
E. ada satu zat yang dapat bersifat asam sekaligus basa

Jawaban: C
Pembahasan
Teori asam–basa Arrhenius hanya terbatas untuk menentukan asam dan basa dari
suatu zat yang larut dalam air. Meskipun sampai saat ini teori asam basa Arrhenius
ini tetap berlaku, tetapi memiliki keterbatasan penentuan asam–basa ketika menjum-
pai senyawa yang tidak mengandung ion H+ maupun OH-.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi redoks, peserta dapat menerapkan konsep
reaksi redoks dalam perhitungan kimia.

Uraian Materi:

OKSIDOMETRI
Analisis titrimetri adalah analisa kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti,
dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara
kuantitatif. Berdasarkan reaksi kimia yang berperan sebagai dasar dalam analisis
titrimetri, maka metoda analisa titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu:
1. Reaksi Asam-basa

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                90 
 
 
2. Reaksi Oksidasi-Reduksi
3. Reaksi Pengendapan
4. Reaksi Pembentukan Kompleks

Titrasi redoks atau oksidimetri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
reduksi oksidasi antara titer dan titran. Adapun jenis titrasi redoks:
1. Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasar atas reaksi oksidasi
reduksi dengan KMnO4 mengalami reduksi. Dalam suasana asam reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
MnO4- + 8 H+ + 5 e-  Mn2+ + 4 H2O

2. Dikhrometri, larutan baku yang digunakan adalah larutan K2Cr2O7. Sepanjang


titrasi dalam suasana asam K2Cr2O7 mengalami reduksi. Reaksinya dapat ditulis:
Cr2O72- + 14 H+ + 6e-  2 Cr3+ + 7 H2O

3. Serimetri, larutan baku yang digunakan adalah larutan Ce(SO4)2, reaksi reduksi
yang dialaminya adalah:
Ce4+ + e-  Ce3+

4. Iodimetri, larutan yang digunakan adalah I2 dimana pada titrasi mengalami


reduksi.
I2 + 2e-  2 I- Eo = + 0,535 volt

5. Iodometri, Kalium Iodat merupakan oksidator yang kuat. Dalam kondisi tertentu
kalium Iodat dapat bereaksi secara kuantitatif dengan yodida atau Iodium. Dalam
larutan yang tidak terlalu asam, reaksi Iodat dengan garam Iodium, seperti kalium
yodida, akan berhenti jika Iodat telah tereduksi menjadi Iodium.
IO3- + 2 I- + 3 Cl-  3 H2O + 3 I2

Pada titik ekivalen berlaku rumus:


Mol ekivalen reduktor = mol ekivalen oksidator

Soal
37a. Sebanyak 25 mL larutan 0,1 M suatu ion logam tepat bereaksi dengan 25 mL
larutan 0,1 M senyawa arsenit menurut persamaan reaksi berikut:

𝐴𝑠𝑂 (aq) + H2O (l)  𝐴𝑠𝑂 (aq) + 2 H+ (aq) + 2e

Jika bilangan oksidasi awal dari logam adalah +3, maka bilangan oksidasi logam
setelah reaksi adalah ….
A. 0
B. +1
C. +2
D. +3
E. +4

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                91 
 
 
25 mL larutan 0,1 M suatu ion logam + 25 mL larutan 0,1 M senyawa arsenit
Menurut reaksi:
𝐴𝑠𝑂 (aq) + H2O (l)  𝐴𝑠𝑂 (aq) + 2 H+ (aq) + 2e

Bilangan oksidasi asal dari logam +3

Ditanya:
Bilangan oksidasi logam setelah reaksi?

Jawab:
mmol ion logam = 25 mL x 0,1 M = 2,5 mmol
mmol ion arsenit = 25 mL x 0,1 M = 2,5 mmol
Oleh karena mmol ion logam dan ion arsenit sama, berarti koefisien reaksi untuk ion
logam dan ion arsenit harus sama. Dengan koefisien satu dari ion arsenit, maka ion
arsenit melepaskan 2 elektron, berarti untuk ion logam harus sama, yaitu koefisien
reaksi ion logam satu dan menerima 2 elektron.
Bilangan oksidasi awal logam sebesar +3, maka setelah menerima 2 elektron bilangan
oksidasinya berubah menjadi +1.
L3+ + 2e  L+

Soal
37b. Perhatikan reaksi redoks berikut ini:

I2 + 2 S2O3-2  S4O6-2 +2 I–

Dalam titrasi, sebanyak 40 mL larutan Na2S2O3 membutuhkan 4,0 x 10-3 mol I2


untuk bereaksi sempurna, maka konsentrasi larutan Na2S2O3 adalah ....
A. 0,10 M
B. 0,16 M
C. 0,20 M
D. 0,32 M
E. 0,40 M

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
40 mL larutan Na2S2O3 membutuhkan 4,0 x 10-3 mol I2 menurut reaksi:
I2 + 2 S2O3-2  S4O6-2 +2 I–

Ditanya:
Konsentrasi larutan Na2S2O3?

Jawab:
I2 + 2 S2O3-2  S4O6-2 + 2 I–

Berdasarkan persamaan reaksi yang setara tersebut, maka dalam titrasi jumlah mol
S2O3-2 dapat dihitung berdasarkan perbandingan koefisien yang setara.

Mol S2O3-2 = 2/1 x 4,0 x 10-3 mol = 8,0 x 10-3 mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                92 
 
 
Karena volume larutan S2O3-2 adalah 40 mL = 0,04 L = 4 x 10-2 L, maka:
,
[S2O3-2] = = 2 x 10-1 M = 0,2 M

Jadi konsentrasi Na2S2O3 sebesar 0,2 M

Soal
37c. Dalam suasana asam, besi (II) dititrasi dengan 0,0206 M larutan KMnO4 40,2 mL.
Banyaknya besi (II) yang dibutuhkan adalah ….
A. 232 mg
B. 116 mg
C. 58 mg
D. 274 mg
E. 348 mg

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Besi (II) dititrasi dengan 0,0206 M larutan KMnO4 40,2 mL

Ditanya:
Banyaknya besi (II) yang dibutuhkan?

Jawab:
Dalam suasana asam:
MnO4-+ 8 H++ 5e  Mn2+ + 4 H2O x1
Fe2+  Fe3++ e x5

MnO4-+ 8 H+ + 5 Fe2+  Mn2+ + 4 H2O + 5 Fe3+

Pada titik ekivalen:


Mol KMnO4 = 0,0206 M x 40,2 mL
= 0,828 mmol

mol Fe2+ = 5 x mol KMnO4


= 5 x 0,828 mmol
= 4,14 mmol

Banyaknya Fe2+ yang diperlukan = 4,14 mmol x Ar Fe


= 4,14 mmol x 56 gram/mol
= 231,84 mg

Jadi, banyaknya besi (II) yang dibutuhkan 231,84 mg ≈ 232 mg

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati reaksi yang terjadi pada sel Volta, peserta dapat menganalisis
reaksi kimia dalam sel Volta.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                93 
 
 
Uraian Materi:

SEL VOLTA
Ada dua macam sel yang bekerja berdasarkan prinsip Galvani dan prinsip
Volta. Pada tahun 1797 Luigi Galvani menemukan bahwa listrik dapat dihasilkan oleh
reaksi kimia, dan pada tahun 1800 Allesandro Volta membuat sel praktis pertama
menghasilkan listrik berdasarkan reaksi kimia.
a. Sel Primer, setelah salah satu komponen habis terpakai, tidak dapat mengubah
kembali hasil reaksi menjadi pereaksi, contohnya baterai kering, terdiri dari Zn,
MnO2, NH4Cl, ZnCl2 (pasta), dan C (grafit). Reaksi yang terjadi di anoda dan katoda:
Anoda : Zn (s)  Zn2+ (aq) + 2e-
Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+ (aq) + 2e  Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

Zn (s) + 2 NH4+ (aq) + 2 MnO2 (s)  Zn2+ (aq) + Mn2O3 (s)+ 2 NH3 (aq) + H2O (l)

b. Sel Sekunder, sel ini disebut “sel penyimpan”. Reaksi sel adalah reaksi reversibel.
Contohnya Aki. Baterai bertimbal (aki) yang umum digunakan di mobil dan motor
terdiri atas enam sel identik yang tersusun secara seri. Setiap sel mempunyai anoda
timbal dan katoda timbal oksida yang dikemas pada sebuah pelat logam. Baik
katoda maupun anoda dicelupkan dalam larutan asam sulfat yang berfungsi
sebagai elektrolit. Reaksi sel yang terjadi adalah:

Anoda : Pb (s) + HSO4- (aq)  PbSO4 (s) + H+ (aq) + 2e-


Katoda : PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3 H+ (aq) + 2e-  PbSO4 (s) + 2 H2O (l)

Pb (s) + PbO2 (s) + 2 HSO4- (aq) + 2 H+(aq)  2 PbSO4 (s) + 2 H2O (l)

Pada kondisi kerja normal setiap sel menghasilkan 2 volt, jadi total dari keenam sel
adalah 12 volt. Aki dapat diisi ulang (rechargeable). Pengisian ulang berarti
membalik reaksi elektrokimia normal dengan menerapkan voltase eksternal pada
katoda dan anoda. Reaksi pengisiannya adalah:

PbSO4 (s) + 2e-  Pb (s) + SO42- (aq)


PbSO4 (s) + 2 H2O (l)  PbO2 (s) + 4 H+ (aq) + SO42- (aq) + 2e-

2 PbSO4 (s) + 2 H2O (l)  Pb (s) + PbO2 (s) + 4 H+ (aq) +2 SO42- (aq)

Reaksi keseluruhan pada pengisian berlawanan dengan reaksi sel normal.

Soal
38a. Aki mempunyai elektroda Pb dan PbO2. Selama aki bekerja, akan terjadi
perubahan ….
A. Pb menjadi PbSO2 dan PbO2 tetap
B. Pb menjadi PbO dan PbO2 menjadi Pb3O4
C. Pb dan PbO2 berubah menjadi PbSO4
D. Pb dan PbO2 berubah menjadi Pb3O4
E. Pb menjadi PbO2 lalu berubah menjadi PbSO4

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                94 
 
 
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Sel aki terdiri dari anoda timbal (Pb) dan katoda timbal dioksida (PbO2). Keduanya
merupakan zat padat yang dicelupkan dalam larutan asam sulfat. Kedua elektroda
dan hasil reaksinya tidak larut dalam asam sulfat, sehingga tidak perlu memisahkan
anoda dan katoda, yang berarti tidak diperlukan jembatan garam. Jika kedua
elektroda dihubungkan akan dihasilkan perbedaan potensial kira-kira 2 volt. Reaksi
kimia yang terjadi pada sel aki terjadi pada elektroda Pb dan PbO2. Katoda berperan
sebagai kutub positif, sedangkan anoda berperan sebagai kutub negatif. Pada katoda
terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
Reaksi pada Anoda (Pb)
Pb (s)  Pb2+ (aq) + 2e- (reaksi oksidasi)

Ion Pb2+ ini akan bereaksi dengan ion SO42- yang ada dalam larutan, sehingga
terbentuk PbSO4 yang reaksinya dapat ditulis :
Pb2+ (aq) + SO42- (aq)  PbSO4 (s)

Reaksi pada Katoda (PbO2)


PbO2 (s) + 4 H+ (aq) + 2e-  Pb2+ (aq) + 2 H2O (l) (reaksi reduksi)

Selain itu ion Pb2+ bereaksi dengan SO42- menghasilkan endapan PbSO4 yang
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Pb2+ (aq) + SO42- (aq)  PbSO4 (s)

Dengan berubahnya kedua elektroda menjadi endapan PbSO4, maka daya aki
makin berkurang. Secara ringkas kedua reaksi tersebut dapat dituliskan:
Anoda : Pb (s) + HSO4- (aq)  PbSO4 (s) + H+ (aq) + 2e-
Katoda : PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3 H+ (aq) + 3e-  PbSO4 (s) + 2 H2O (l)
Pb (s) + PbO2 (s) + 2 HSO4- (aq) + 2 H+(aq) + 3e-  PbSO4 (s) + 2 H2O (l)

Soal
38b. Diketahui data potensial elektrode standar (Eo) dari logam A dan logam B sebagai
berikut:
A2+ (aq) + 2e-  A (s) Eo= + 0,30 volt
B2+ (aq) + 2e-  B (s) Eo= - 0,40 volt

Jika logam A dan B disusun pada suatu sel volta dengan A dan B sebagai
elektrode, maka pernyataan yang tidak benar adalah ....
A. A sebagai katoda
B. B sebagai anoda
C. potensial selnya adalah 0,70 volt
D. reaksinya: B2+ + A  B + A2+
E. notasi selnya: B|B2+ || A2+|A

Jawaban: D
Pembahasan
Elektroda. A memiliki nilai Eo yang lebih besar dibanding E0B. Katoda adalah
elektroda dengan Eo lebih besar, sehingga A sebagai katoda dan B sebagai anoda.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                95 
 
 
Potensial sel. Potensial sel dapat ditentukan menggunakan rumusan berikut:
E0sel = E0katoda - E0anoda
= + 0,30 - (- 0,40) volt = + 0,70 volt

Reaksi. Logam yang mengalami reaksi reduksi adalah logam A dan yang mengalami
reaksi oksidasi adalah logam B, sehingga reaksinya: B + A2+ B2+ + A

Notasi Sel. Anoda|Ion Anoda || Ion Katoda|Katoda, sehingga notasinya:


B|B2+ || A2+|A

Jadi, pernyataan yang tidak benar adalah pernyataan D.

Soal
38c. Suatu sel volta terdiri dari elektroda Ag yang dicelupkan di dalam larutan AgNO3
1 M dan elektroda Zn yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 1 M. Jika diketahui:

Ag+ (aq) + e–  Ag (s) E° = + 0,80 V


Zn2+ (s) + 2e-  Zn (s) E° = - 0,76 V

Pernyataan berikut ini benar, kecuali ....


A. elektroda Ag sebagai katoda
B. elektroda Zn sebagai anoda
C. potensial selnya adalah 2,56 V
D. logam Ag mengendap pada elektroda Ag
E. reaksi sel: 2 Ag+ (aq) + Zn (s)  2 Ag (s) + Zn2+ (aq)

Jawaban: C
Pembahasan
Elektroda. Ag memiliki nilai Eo yang lebih besar dibanding E0Zn. Katoda adalah
elektroda dengan Eo lebih besar, sehingga Ag sebagai katoda dan Zn sebagai
anoda.

Potensial sel. Potensial sel dapat ditentukan menggunakan rumusan berikut:


E0sel = E0katoda - E0anoda
= + 0,80 - (- 0,76) V = 1,56 V

Reaksi. Elektroda yang mengalami reaksi reduksi adalah logam Ag dan yang
mengalami reaksi oksidasi adalah logam Zn. Reaksinya:
2 Ag+ (aq) + Zn (s)  2 Ag (s) + Zn2+ (aq)

Pengendapan: logam Ag mengendap pada elektoda Ag dan elektroda Zn larut.

Jadi, semua pernyataan benar, kecuali pernyataan C.


 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami materi kimia unsur, peserta dapat menganalisis sifat suatu materi
berdasarkan struktur dan ikatan atom-atom penyusunnya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                96 
 
 
Uraian Materi:

SIFAT FISIS SENYAWA ION, SENYAWA KOVALEN, DAN LOGAM


1. Sifat fisis senyawa ionik
Beberapa sifat fisis senyawa ionik antara lain:
a. Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi.
Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ionik tidak bebas bergerak, karena
terikat oleh gaya elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion
memperoleh energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
b. Keras tetapi rapuh.
Bersifat keras, karena ion-ion positif dan negatif terikat kuat ke segala arah oleh
gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika
dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya, sehingga
timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
c. Berupa padatan pada suhu ruang.
d. Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik.
e. Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik dalam
fasa cair.

2. Sifat fisis senyawa kovalen


Beberapa sifat fisis senyawa kovalen antara lain:
a. Berupa gas, cairan, atau padatan lunak pada suhu ruang.
Dalam senyawa kovalen molekul-molekulnya terikat oleh gaya antar-molekul yang
lemah, sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas.
b. Bersifat lunak dan tidak rapuh.
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah.
d. Umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.
e. Pada umumnya tidak menghantarkan listrik.
Hal ini disebabkan senyawa kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat
bergerak bebas untuk membawa muatan listrik. Beberapa senyawa kovalen polar
yang larut dalam air, ada yang dapat menghantarkan arus listrik, karena dapat
terhidrolisis membentuk ion-ion.

3. Sifat fisis logam


Beberapa sifat fisis logam antara lain:
a. Berupa padatan pada suhu ruang.
Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat mem-
bentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak memiliki
kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar berwujud
padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.
b. Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa.
Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini karena
elektron-elektron bebas berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu
dikenakan gaya luar.
c. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang
sangat kuat pada atom-atom logam.
d. Penghantar listrik yang baik.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                97 
 
 
Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan
listrik jika diberi suatu beda potensial.
e. Mempunyai permukaan yang mengkilap.
f. Memberi efek foto listrik dan efek termionik
Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar,
maka dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam tersebut.
Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya, maka disebut efek foto listrik,
tetapi jika dari pemanasan, maka disebut efek termionik.

Soal
39a. Air dalam keadaan padat (es) akan mengapung. Hal ini merupakan suatu anomali
air, karena ketika air dalam keadaan padat ....
A. memiliki kerapatan lebih tinggi daripada keadaan cairnya
B. titik didihnya lebih tinggi daripada keadaan cairnya
C. molekulnya dapat bergerak bebas membentuk ikatan hidrogen
D. kalor penguapannya lebih tinggi daripada keadaan cairnya
E. ikatan hidrogennya lebih sedikit sehingga kerapatannya lebih kecil

Jawaban: E
Pembahasan
Ikatan antar molekul yang berupa gaya tarik-menarik antara atom yang
elektronegativitasnya sangat besar terhadap atom H dalam molekul lain disebut ikatan
hidrogen. Adanya ikatan hidrogen menyebabkan munculnya fenomena yang
dinamakan anomali air, dimana air dalam keadaan padat (es) ia akan mengapung.
Padahal biasanya suatu zat dalam keadaan padat memiliki kerapatan lebih tinggi
daripada keadaan cairnya. Hal ini karena ketika air dalam keadaan cair kerapatannya
lebih tinggi akibat molekul air yang dapat bergerak bebas membentuk ikatan hidrogen.
Sedangkan ketika berujud padat molekulnya tidak dapat bergerak bebas, akibatnya
ikatan hidrogen yang terbentuk lebih sedikit, sehingga kerapatannya lebih kecil. Coba
bayangkan ketika kamu berada dalam ruangan berdesakan, maka untuk dapat saling
bergandeng tangan akan lebih sulit dibandingkan ketika dalam ruangan yang lega dan
tidak berdesakan.

Soal
39b. Suatu senyawa mempuyai sifat sebagai berikut:
a) Larut dalam air
b) Lelehannya dapat menghantarkan listrik
c) Terionisasi sempurna dalam air

Jenis ikatan dalam senyawa tersebut adalah ikatan ....


A. kovalen polar
B. kovalen non polar
C. hidrogen
D. ionik
E. logam

Jawaban: D
Pembahasan
Ketiga sifat tersebut sesuai dengan sifat senyawa ionik.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                98 
 
 
Soal
39c. Perhatikan tabel sifat-sifat fisik berikut:

Titik Kelarutan Daya hantar listrik


Senyawa
didih dalam air dalam larutan
I Tinggi Mudah larut Elektrolit kuat
II Rendah Tidak larut Non elektrolit

Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa I dan II
berturut-turut adalah .…
A. ionik dan kovalen polar
B. ionik dan kovalen non-polar
C. kovalen polar dan ionik
D. kovalen polar dan hidrogen
E. kovalen non-polar dan ionik

Jawaban: B
Pembahasan
Sifat senyawa yang berikatan ionik adalah titik didih tinggi, mudah larut dalam air,
dan dapat menghantarkan listrik.
Sifat senyawa berikatan kovalen non-polar adalah titik didih rendah, tidak larut dalam
air, dan tidak dapat menghantarkan listrik.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih memberi nama beberapa senyawa anorganik pada materi kimia
unsur, peserta dapat menentukan nama IUPAC senyawa anorganik.

Uraian Materi:

TATANAMA SENYAWA ANORGANIK


Tata nama senyawa anorganik memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Senyawa biner yang tersusun atas dua macam unsur, baik logam dan non logam,
maupun kedua unsur-unsurnya non logam, nama logam didahulukan diikuti
senyawa non logam yang diberi akhiran – ida.
Contoh:
NaCl : natrium klorida
MgO : magnesium oksida
Al2S3 : aluminium sulfida
K2S : kalium sulfida

Senyawa biner dari dua non logam umumnya adalah senyawa molekul. Penamaan
dimulai dari nama non logam pertama diikuti nama non logam kedua yang diberi
akhiran –ida. Jika dua jenis non logam dapat membentuk lebih dari satu jenis
senyawa, maka digunakan awalan Yunani sesuai angka indeks dalam rumus
kimianya
Contoh:
CO : karbon monoksida

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                99 
 
 
CO2 : karbon dioksida
PCl3 : fosforus triklorida
P4O10 : tetrafosforus dekaoksida

2. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan oksi-
dasi, maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka
romawi dalam tanda kurung di belakang nama unsurnya.
Contoh:
FeO : besi(II) oksida
Fe2O3 : besi(III) oksida
SnCl2 : timah(II) klorida
SnCl4 : timah(IV) klorida

3. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti nama
anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur yang memiliki
lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-
it, -it, -at, atau per-at sesuai dengan jumlah bilangan oksidasi.
Contoh:
Na2CO3 : natrium karbonat
KCrO4 : kalium kromat
K2Cr2O7 : kalium dikromat
HClO : asam hipoklorit (bilangan oksidasi Cl = +1)
HClO2 : asam klorit (bilangan oksidasi Cl =+3)
HClO3 : asam klorat (bilangan oksidasi Cl = +5)
HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl = +7)

Soal
40a. Nama senyawa Fe(NO3)3 adalah ....
A. besi nitrat
B. besi(II) nitrat
C. besi(III) nitrit
D. besi(II) nitrit
E. besi(III) nitrat

Jawaban: E
Pembahasan
Salah satu aturan tata nama IUPAC adalah untuk senyawa poliatom, jika salah satu
unsurnya O, penamaannya menyebutkan nama logam, jika logam memiliki > 1 biloks,
penamaannya menyebutkan nama logam diikuti biloks-nya dengan angka romawi
dalam tanda kurung diikuti nama gugus atom, diakhiri kata at atau it (it : gugus atom
yang mengikat atom O lebih sedikit, at : gugus atom yang mengikat atom O lebih
banyak).

Dengan demikian, nama senyawa Fe(NO3)3 adalah besi(III) nitrat, karena pada
senyawa tersebut terdiri dari logam besi dengan biloks +3 dan gugus atomnya berupa
NO3 yang mengikat atom O lebih banyak, sehingga disebut nitrat.

Soal
40b. Tata nama senyawa-senyawa yang benar adalah ....

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                100 
 
 
A. CO : karbon monoksida
B. SO2 : sulfur oksida
C. PCl5 : mono pospor pentaklorida
D. Cl2O : kloro peroksida
E. CO2 : monokarbon dioksida

Jawaban: A
Pembahasan
Pada soal tersebut dapat dilihat bahwa semunya merupakan senyawa biner yang
tersusun dari unsur non logam + non logam. Oleh karena itu tata namanya adalah
pertama menyebutkan unsur yang ada di depan diikuti unsur berikutnya dan diakhiri
dengan akhiran ida. Jadi, tata nama senyawa-senyawa tersebut yang benar adalah:
SO2 = sulfur dioksida
PCl5 = fosfor pentaklorida
Cl2O = dikloro oksida
CO2 = karbon dioksida

Untuk tata nama CO sudah benar, yaitu karbon monoksida.

Soal
40c. Tata nama dari basa yang benar adalah ....
A. Fe(OH)2 = besi(II) dihidroksida
B. Cr(OH)3 = kromium(II) hidroksida
C. Au(OH)3 = emas(III) hidroksida
D. Zn(OH)2 = seng(II) hidroksida
E. KOH = kalium(I) hidroksida

Jawaban: C
Pembahasan
Pada umumnya basa adalah senyawa ionik dari logam dengan ion OH–. Penamaannya
diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan hidroksida.
Fe(OH)2 = besi(II) hidroksida
Cr(OH)3 = kromium(III) hidroksida
Zn(OH)2 = seng hidroksida
KOH = kalium hidroksida

Untuk tata nama Au(OH)3 sudah benar, yaitu emas(III) hidroksida

Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi kesetimbangan kimia, peserta dapat
menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan suatu zat dalam reaksi
kesetimbangan disosiasi.
Uraian Materi:

TETAPAN KESEIMBANGAN (K)


Pada reaksi keseimbangan: a A + b B  c C + d D

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                101 
 
 
Harga tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan kesetimbangan tekanan
(Kp) dirumuskan :
[ C] c [ D ] d
Kc  [ ] = konsentrasi
[A]a [B]b
PCc PDd
Kp  a b P = tekanan parsial
A A BB
Hubungan Kc dan Kp untuk sistem gas dirumuskan :
Kp  Kc(RT) n
dimana:
R = tetapan gas umu (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak (Kelvin)
n = selisih koefisien gas hasil dengan reaktan
Harga K hanya dipengaruhi oleh suhu. Untuk sistem heterogen (fasenya tidak
sama) harga Kc yang diperhitungkan fase gas dan larutan, sedangkan harga Kp yang
diperhitungkan fase gas saja.

DERAJAT DISOSIASI ()


Reaksi penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana, dapat berupa
atom, molekul, maupun ion.
=

Jika  = 0  zat tidak terdisosiasi


 = 1  zat terdisosiasi sempurna
0 <  < 1  zat terurai sebagian

Soal
41a. Jika tetapan keseimbangan untuk reaksi 2X + 2Y ⇌ 4Z adalah 0,04, maka
tetapan keseimbangan untuk reaksi 2Z ⇌ X + Y adalah ….
A. 0,2
B. 0,5
C. 2
D. 4
E. 5

Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Kc reaksi 2X + 2Y ⇌ 4Z sebesar 0,04

Ditanya:
Kc untuk reaksi 2Z ⇌ X + Y?

Jawab:
4Z ⇌ 2X + 2Y Kc =
,

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                102 
 
 
2Z ⇌ X+Y Kc =
,

Kc =
/

Kc =

Kc = √25
Kc = 5

Soal
41b. Pada reaksi kesetimbangan:

N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)


Jika sejumlah N2O4 dibiarkan mencapai kesetimbangan pada suhu tertentu dan
pada saat setimbang perbandingan mol N2O4 : mol NO2 = 1 : 3, maka derajat
disosiasi N2O4 adalah ….
A. 1/3
B. 1/4
C. 3/4
D. 2/5
E. 3/5

Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Saat setimbang perbandingan mol N2O4 : mol NO2 = 1 : 3

Ditanya:
Derajat disosiasi () N2O4?

Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼=?
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula 2,5 mol -
Terurai 1,5 mol 3 mol
Dlm kesetimbangan 1 mol 3 mol

Menghitung derajat disosiasi () N2O4 :


, 𝟑
= = =
, 𝟓

Soal
41c. Dalam suatu tempat gas N2O4 terdisosiasi 50% menjadi gas NO2, sehingga
campuran gas menimbulkan tekanan total 6 atm. Harga KP adalah ….
A. 0,5 atm-1

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                103 
 
 
B. 1 atm-1
C. 2 atm-1
D. 8 atm-1
E. 16 atm-1

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Derajat disosiasi () = 50% = 1/2
Tekanan total (Pt) = 6 atm

Ditanya:
Harga Kp?

Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼 = 0,5
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula a mol -
Terurai 0,5a mol a mol
Dlm kesetimbangan 0,5a mol a mol

Mol total dalam kesetimbangan = (0,5a + a) mol = 1,5a mol


Menghitung tekanan parsial zat yang terlibat yang berfase gas:

,
Tekanan parsial N2O4 (PN2O4) = X Pt = X 6 atm = 2 atm
,
Tekanan parsial NO2 (PNO2) = X Pt = X 6 atm = 4 atm
,

Menghitung Kp:
Kp = = = = 1 atm-1

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi kesetimbangan kimia yang berhubungan
dengan pergeseran kesetimbangan, peserta dapat menentukan jumlah zat dalam
reaksi kesetimbangan yang telah mengalami pergeseran.

Uraian Materi:

PERGESERAN KESETIMBANGAN
Henri Le Chatelier mengemukakan asas pergeseran keseimbangan yang
berbunyi : jika pada suatu sistem keseimbangan diadakan suatu aksi, maka sistem
akan berubah sedemikian sehingga pengaruh aksi tersebut sekecil mungkin.
1. Jika suhu dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm, dan
sebaliknya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                104 
 
 
2. Jika volum diperbesar/tekanan diperkecil, keseimbangan akan bergeser ke arah
pembentukan jumlah mol yang lebih besar, dan sebaliknya.
3. Jika zat reaktan ditambahkan, keseimbangan akan bergeser ke arah zat produk,
dan sebaliknya.
4. Katalis tidak mempengaruhi keseimbangan, ia hanya berfungsi untuk mempercepat
terjadinya reaksi keseimbangan.

Soal
42a. Dalam ruang 1 L dimasukkan 4 mol HI lalu terurai menurut reaksi:
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)

HI yang terurai sebesar 25%. Setelah kesetimbangan tercapai dan volum


diperbesar menjadi 2 L, maka derajat disosiasi yang baru sebesar ....
A. 12,5%
B. 25%
C. 37,5%
D. 50%
E. 75%

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Volum awal = 1 L
HI mula-mula = 4 mol
α mula-mula = 25%

Ditanya:
α baru setelah volum diperbesar menjadi 2 L?

Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:

Kesetimbangan ketika volume 1 Liter

𝛼 = 25%
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Mula-mula 4 mol - -
Terurai 1 mol 0,5 mol 0,5 mol
Dlm kesetimbangan 3 mol 0,5 mol 0,5 mol

Kesetimbangan ketika volume 2 L


Karena jumlah koefisien kiri dan kanan adalah sama (yaitu 2) maka perubahan
volume tidak akan menggeser kesetimbangan. Sehingga derajad ionisasinya tetap
25%

Pembuktian secara matematik


Menghitung Kc ketika volume 1 L:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                105 
 
 
, ,
⌊ ⌋⌊ ⌋ ,
Kc = = = =
⌊ ⌋. .

Membuat data dasar jika volum diperbesar 2 L:


?
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Mula-mula 4 mol - -
Terurai 4 mol 2 mol 2 mol
Dlm kesetimbangan (4-4) mol 2 mol 2 mol
Menghitung α baru dengan volum 2 L :
Ketika kesetimbangan berlangsung pada suhu tetap berlaku Kc1=Kc2

= ruas kiri dan kanan di akarkan


.

=  =

12 = 4 - 4  16 = 4  =1/4 = 25%

Jadi harga α baru = 25%, sama dengan α awal yang juga 25%

Soal
42b. Pada temperatur tertentu, sebanyak 2 mol gas N2O4 dimasukkan dalam wadah
bervolume 2 L lalu terurai menurut reaksi:
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)

N2O4 yang terurai sebesar 50%, Setelah kesetimbangan tercapai dan volum
diperkecil menjadi 1 L, maka banyaknya N2O4 dan NO2 dalam kesetimbangan
baru berturut-turut sebesar ....
A. 0,6 mol dan 0,6 mol
B. 0,7 mol dan 0,6 mol
C. 0,6 mol dan 1,2 mol
D. 1,2 mol dan 1,6 mol
E. 1,4 mol dan 0,6 mol

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Persamaan reaksi kesetimbangan:
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2(g)
mol gas N2O4 mula-mula = 2 mol
Volum awal =2L
N2O4 mula-mula = 2 mol
α mula-mula = 50% = 0,5

Ditanya:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                106 
 
 
banyaknya N2O4 dan NO2 dalam kesetimbangan baru?

Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼 = 0,5
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula 2 mol -
Terurai 1 mol 2 mol
Dlm kesetimbangan 1 mol 2 mol

Menghitung Kc:
⌊ ⌋. .
Kc = = = =2
⌊ ⌋

Membuat data dasar jika volum diperkecil menjadi 1 L:


= ?
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula 2 mol -
Terurai 2 mol 4 mol
Dlm kesetimbangan (2-2) mol 4 mol

Menghitung α baru dengan volum 1 L :


⌊ ⌋.
Kc =
⌊ ⌋

.
2=

4 – 4 = 162  dibagi 4 menjadi 1 – α = 42

Persamaan kuadrat:
42 +  – 1 = 0 (Rumus ABC)

√ √
α1/α2 = =

, ,
α1 = = = 0,39 ≈ 0,4

,
α2 = (harga α tak mungkin negatif)

Menghitung banyaknya N2O4 dan NO2 dalam kesetimbangan baru:


N2O4 = 2 - 2 = 2 – 2 (0,4) = 2 – 0,8 = 1,2 mol
NO2 = 4 = 4 (0,4) = 1,6 mol

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                107 
 
 
42c. Pada kondisi tekanan dan temperatur tertentu dalam tabung tertutup 5 L terjadi
kesetimbangan:
PCl5 (g) ⇌ PCl3 (g) + Cl2 (g)

konsentrasi gas PCl5 adalah 0,2 M, sedangkan konsentrasi gas PCl3 dan Cl2 masing-
masing 0,4 M. Bila ke dalam tabung tersebut ditambahkan gas PCl3 dan Cl2 masing-
masing sebanyak 3 mol, maka konsentrasi PCl5 (g) dalam kesetimbangan yang
baru adalah .…
A. 0,5 M
B. 0,4 M
C. 0,3 M
D. 0,2 M
E. 0,1 M

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: PCl5 (g) ⇌ PCl3 (g) + Cl2 (g)
Volum = 5 L
[PCl5] = 0,2 M
[PCl3] = [Cl2] = 0,4 M

Ditanya:
[PCl5] dalam kesetimbangan yang baru jika ke dalam tabung ditambahkan gas PCl3
dan Cl2 masing-masing sebanyak 3 mol?

Jawab:
Menghitung Kc:
Kc =
, ,
Kc =
,
Kc = 0,8

Membuat data dasar jika ditambahkan gas PCl3 dan Cl2:


Setelah ditambah produk, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, maka:
PCl5 (g) ⇌ PCl3 (g) + Cl2 (g)
Setimbang 1 1 mol 2 mol + 3 mol 2 mol + 3 mol
Reaksi + x mol - x mol - x mol
Setimbang 2 (1 + x) mol (5 – x) mol (5 – x) mol

Menghitung  baru setelah ditambahkan gas PCl3 dan Cl2:


Kc =

0,8 =

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                108 
 
 
0,8 =
4 + 4x = 25 – 10x + x2
x2 – 14x + 19 = 0

Dengan persamaan kuadrat diperoleh x1=12,477 (tidak mungkin karena


di atas 5) dan x2=1,523

Jadi [PCl5] dalam kesetimbangan yang baru sebanyak (1 + 1,523) mol : 5 L = 0,5 M

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai macam satuan konsentrasi larutan, peserta dapat
mengkonversi satuan konsentrasi suatu larutan.

Uraian Materi:

KONSENTRASI LARUTAN
Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi
larutan. Beberapa cara menyatakan perbandingan zat terlarut dalam pelarut, yaitu:
1. Molaritas/Kemolaran (M): menyatakan banyaknya mol zat terlarut setiap liter
larutan. Dinyatakan dengan rumus:

a 1000
     M =   atau  M  
Mr mL

2. Molalitas/Kemolalan (m): menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut setiap 1000
gram pelarut, dinyatakan dengan rumus :
a 1000
m 
Mr b
Keterangan =
a = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terkarut
b = massa zat pelarut

3. Fraksi Mol: menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu komponen larutan
dengan jumlah mol total, dinyatakan dengan rumus:
nA nB
      X A      X B   
n A  nB n A  nB
 
Jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut adalah 1 (XA + XB = 1)
Keterangan :
nA = mol zat pelarut
XA = fraksi mol pelarut
nB = mol zat terlarut

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                109 
 
 
Soal
43a. Kemolalan larutan NaCl 10% b/b dalam air adalah (Mr NaCl = 58,5) ….
A. 1,5 m
B. 1,7 m
C. 1,9 m
D. 2,1 m
E. 2,3 m

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Larutan NaCl 10% massa
Mr NaCl = 58,5

Ditanya:
Kemolalan larutan NaCl 10% massa?

Jawab:
Larutan NaCl 10% massa berarti dalam 100 gram larutan NaCl terdapat:
10 x 100
NaCl murni sebanyak = gram = 10 gram
100
Massa air sebagai pelarut = (100-10) gram = 90 gram
10 x 1000
Molalitas = = 1,9 m
58,5 x 90

Soal
43b. Pada label botol H2SO4 tertulis kadar 98% b/b, massa jenis = 1,8 gram/mL. jika
diketahui Mr H2SO4 = 98, maka molaritas larutan tersebut adalah ….
A. 1,8 M
B. 3,6 M
C. 7,2 M
D. 18,5 M
E. 98 M
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
H2SO4 kadar 98% b/b  98 gram H2SO4 dan 2 gram air
Massa jenis = 1,8 gram/mL
Mr H2SO4 = 98 gram/mol

Ditanya:
Molaritas larutan H2SO4?

Jawab:
Mencari volum larutan:
Massa jenis =
,
Dalam 1 liter larutan massa larutan = 𝑥 1000 𝑚𝐿 =1800 g
Massa H2SO4 = 98%  = 𝑥 1800= 1764 g

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                110 
 
 
Menghitung Molaritas (M) larutan H2SO4:
/
M= = = = 18 M

Soal
43c. Jika diketahui fraksi mol glukosa 0,2, maka % kadar glukosa tersebut sebesar ....
A. 20%
B. 25%
C. 28,6%
D. 71,4%
E. 90%

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Fraksi mol glukosa 0,2
Rumus kimia glukosa C6H12O6 sehingga Mr glukosa = 180

Ditanya:
% kadar glukosa?

Jawab:
Menentukan perbandingan mol = perbandingan fraksi mol:
mol glukosa : mol air = 0,2 : 0,8 = 1 : 4

Menentukan perbandingan massa:


massa glukosa : massa air = 1 x 180 : 4 x 18 = 180 : 72 (mass total =180+72=252)

Menentukan % kadar glukosa:


Kadar glukosa (%) = X 100% = 71,4%
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi pH larutan, terutama pH larutan asam lemah
dan basa lemah, peserta dapat menganalisis pH larutan asam lemah atau basa lemah
berdasarkan data yang tersedia.

Uraian Materi:

pH LARUTAN ASAM LEMAH


Dapat dihitung dengan terlebih dahulu menentukan konsentrasi H+:

[H+] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎

dimana Ka = konstanta atau tetapan ionisasi asam


Ma = konsentrasi asam

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                111 
 
 
Jika diketahui derajat ionisasinya (), maka konsentrasi H+ dihitung dengan rumus:
𝑲𝒂
 =  lalu dihitung [H+] =  x [Ma]
𝑴𝒂

Baru kemudian dimasukkan dalam perhitungan pH asam, yaitu:


pH = - log [H+]

pH LARUTAN BASA LEMAH


Dapat dihitung dengan terlebih dahulu menentukan konsentrasi OH-:

[OH-] = √𝐾𝑏 𝑥 𝑀𝑏

dimana Kb = konstanta atau tetapan ionisasi basa


Mb = konsentrasi basa

Jika diketahui derajat ionisasinya (), maka konsentrasi OH- dihitung dengan rumus:
𝑲𝒃
 =  lalu dihitung [OH-] =  x [Mb]
𝑴𝒃

Baru kemudian dimasukkan dalam perhitungan pH basa, yaitu:


pOH = - log [OH-]  pH = 14 – pOH

Soal
44a. Jika harga Kb LOH = 3 x 10−5, maka pH larutan LOH 0,3 M adalah ....
A. 11 + log 3
B. 11 − log 3
C. 8 − log 3
D. 8 + log 3
E. 3 − log 3

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Kb LOH = 3 x 10−5
Molaritas LOH = 0,3 M = 3 x 10-1 M

Ditanya:
pH larutan LOH 0,3 M?

Jawab:
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang
diketahui:
dimana Kb = tetapan ionisasi basa dan Mb = konsentrasi basa
[OH-] = Kb x 𝑀

[OH-] = (3 x 10-5 )(3 x 10-1)= 9 x 10-6 = 3 x 10-3

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                112 
 
 
pOH = - log [OH-] = - log (3 x 10-3) = 3 – log 3
pH = 14 – ( 3 – log 3)
pH = 11 + log 3

Soal
44b. Larutan asam asetat (CH3COOH) mempunyai harga Ka = 10-5 dan derajat
ionisasinya 0,1, maka pH larutan asam asetat tersebut sebesar ....
A. 1
B. 1,5
C. 3,5
D. 4
E. 4,5

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Ka (CH3COOH) = 10-5
 = 0,1 = 10-1
Ditanya:
pH larutan asam asetat (CH3COOH)?

Jawab :
Menentukan konsentrasi asam asetat (Ma) terlebih dahulu melalui Ka dan  yang
diketahui, dimana Ka = tetapan ionisasi asam dan  = derajat ionisasi asam:
𝑲𝒂
 =
𝑴𝒂
𝟏𝟎 𝟓
10-1 =
𝑴𝒂
𝟏𝟎 𝟓
Ma = 𝟏
= √10 = 10-3
𝟏𝟎

Menentukan konsentrasi H+
[H+] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
[H+] = √10 𝑥 10 = √10 = 10-4

Menentukan pH
pH = - log [H+]
pH = - log 10-4
pH = 4

Jadi pH asam asetat (CH3COOH) sebesar 4.

Soal
44c. Larutan NH4OH 0,2 M mempunyai harga Kb = 1,71 x 10-5, maka pH larutan NH4OH
tersebut sebesar ....
A. 3 - log 1,85
B. 3 + log 1,85

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                113 
 
 
C. 11 - log 1,85
D. 11 + log 1,85
E. 12,35 + log 3

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Larutan NH4OH 0,2 M = 2 x 10-1 M, Kb NH4OH = 1,71 x 10-5

Ditanya:
pH larutan NH4OH?

Jawab:
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang
diketahui, dimana Kb = tetapan ionisasi basa dan Mb = konsentrasi basa:
[OH-] = Kb x 𝑀
[OH-] = (1,71.10-5)(2 x 10-1) = 3,42 𝑥 10 = 1,85 x 10-3
pOH = - log [OH-] = - log (1,85 x 10-3) = 3 – log 1,85
pH = 14 – ( 3 – log 1,85)
pH = 11 + log 1,85

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati berbagai grafik titrasi asam basa dan indikator yang digunakan,
peserta dapat menganalisis grafik titrasi asam basa dan penggunaan indikator yang
tepat.

Uraian Materi:

TITRASI ASAM BASA


Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang diketahui konsentrasinya atau sebaliknya, konsentrasi suatu
larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi
netralisasi. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari
indikator. Ketika menunjukkan perubahan warna, misal dengan fenolftalein dari tidak
berwarna menjadi pink muda, maka berarti telah tercapai titik akhir titrasi yang
menandakan titrasi harus dihentikan.

MEMILIH INDIKATOR YANG TEPAT UNTUK TITRASI ASAM BASA


Titik ekivalen titrasi asam basa terjadi pada saat asam tepat bereaksi dengan
basa secara stoikiometri dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk memilih indikator mana
yang harus digunakan dalam titrasi asam basa dilakukan dengan memilih indikator
yang memiliki kisaran pH yang sama atau setidaknya mendekati titik ekivalen tersebut.
1. Titrasi Asam Kuat vs Basa kuat
Jika asam kuat dan basa kuat bereaksi, maka akan dihasilkan garam dan air.
Garam yang terjadi dari asam kuat dan basa kuat sifatnya tidak terhidrolisis, sehingga
titik ekivalen terjadi pada pH 7. Contohnya titrasi NaOH dengan larutan standar HCl,
maka grafiknya sebagai berikut:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                114 
 
 
Berdasarkan grafik tersebut ditunjukkan range pH indikator fenolftalein atau
pp 8,2 - 10 dan metil jingga 3,2 - 4,4. Titik ekivalennya pada pH 7, dan indikator pp
adalah pilihan yang tepat untuk dipakai pada jenis titrasi ini.

2. Titrasi Asam Kuat vs Basa lemah


Contoh titrasi ini adalah antara larutan standar HCl dengan NH4OH. Pada saat
titrasi mencapai titik ekivalen, maka hanya terdapat garam NH4Cl. Garam ini berasal
dari asam kuat dan basa lemah, sehingga akan terhidrolisis sebagian. pH laruran saat
titik ekivalen yang diperoleh adalah asam. Jika dibuat grafik, maka gambarnya:

Penggunaan pp sebagai indikator tidak tepat, karena jauhnya pH range yang


dimiliki pp dari titik ekivalen. Indikator metil jingga adalah pilihan terbaik untuk titrasi
ini atau indikator lain yang memiliki pH range di sekitar titik ekivalen.

3. Titrasi antara asam lemah dengan basah kuat


Contoh titrasi ini adalah titrasi asam cuka dengan NaOH atau KOH. Sama
seperti titrasi antara asam kuat dengan basa lemah, maka pada titik ekivalen yang
dihasilkan adalah garam yang terhidrolisis sebagian. Oleh karena yang kuat adalah
basa, maka pH pada titik ekivalen adalah basa. Grafik titrasinya berikut ini:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                115 
 
 
Berdasarkan grafik tersebut, maka penggunaan metil jingga tidak membantu
untuk menentukan titik akhir titrasi, tetapi penggunaan pp sangat tepat untuk
menentukan titik akhir titrasi agar mudah diamati.

4. Titrasi asam lemah dan basa lemah


Titrasi asam lemah dan basa lemah pada titik ekivalen akan menghasilkan
garam yang sifatnya terhidrolisis seluruhnya, baik kation maupun anion. Jika
digambarkan meng-gunakan grafik maka diperoleh gambar sebgai berikut:

Dapat dilihat bahwa baik pp maupun metil jingga tidak dapat digunakan pada
titrasi asam lemah dan basa lemah. Jika digunakan pp, maka indikator ini akan
berubah warna sebelum titik ekivalen terjadi, sedangkan jika dipakai metil jingga,
maka tidak akan terjadi perubahan disebabkan titik ekivalen berada jauh di atas pH
range indikator ini. Oleh karena pada titik ekivalen pH berubah dari kasus satu ke
kasus yang lainnya, maka kita tidak dapat membuat generalisasi indikator mana yang
dapat digunakan untuk titrasi asam lemah dan basa lemah. Oleh sebab itu kita tidak
akan dapat melakukan praktik titrasi asam lemah dan basa lemah.

Soal
45a. Berikut diberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk menentu-
kan konsentrasi larutan KOH 40 mL:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                116 
 
 
Jika asam yang digunakan untuk titrasi adalah HCl 0,1 M, maka konsentrasi
larutan KOH yang dititrasi adalah ….
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan KOH 40 mL.
Asam yang digunakan sebagai pentiter: HCl 0,1 M

Ditanya:
Konsentrasi larutan KOH 40 mL yang dititrasi?

Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume HCl adalah 40 mL.
Data selengkapnya:
VHCl  =  Va =  40 mL 
MHCl  =  Ma =  0,1 M 
nHCl  =  na =  1 
VNaOH  =  Vb =  40 mL 
MNaOH  =  Mb =  ….? 
nNaOH  =  nb =  1 

maka konsentrasi KOH:


Vb . Mb . nb = Va . Ma . na

Va . Ma . na 40. 0,1 . 1
Mb = = = 0,10 M
Vb . nb 40 . 1

Soal
45b. Berikut kurva titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                117 
 
 
Jika 15 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, maka konsentrasi
larutan HCl yang dititrasi sebesar ….
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
15 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M

Ditanya:
Konsentrasi larutan HCl yang dititrasi?

Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume NaOH 30 mL.
Data selengkapnya:
VHCl  =  Va =  15 mL 
MHCl  =  Ma =  ....? 
nHCl  =  na =  1 
VNaOH  =  Vb =  30 mL 
MNaOH  =  Mb =  0,1 M 
nNaOH  =  nb =  1 

maka konsentrasi HCl adalah:


Va . Ma . na = Vb . Mb . nb

V b . Mb . n b 30. 0,1 . 1
Ma = = = 0,20 M
Va . n a 15 . 1

Soal
45c. Berikut adalah kurva titrasi dari larutan HCl dengan larutan NaOH:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                118 
 
 
Jika volum larutan HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebesar 25 mL,
maka konsentrasi larutan HCl adalah ....
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
25 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M

Ditanya:
Konsentrasi larutan HCl yang dititrasi?

Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume NaOH 50 mL.
Data selengkapnya:
VHCl  =  Va =  25 mL 
MHCl  =  Ma =  ....? 
nHCl  =  na =  1 
VNaOH  =  Vb =  50 mL 
MNaOH  =  Mb =  0,1 M 
nNaOH  =  nb =  1 

maka konsentrasi HCl adalah:


Va . Ma . na = Vb . Mb . nb

V b . Mb . n b 50. 0,1 . 1
Ma = = = 0,20 M
Va . n a 25 . 1

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami pengertian dan prinsip terjadinya larutan penyangga, peserta
dapat mengidentifikasi campuran yang menghasilkan larutan penyangga.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                119 
 
 
Uraian Materi:

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)


Larutan penyangga (buffer) atau disebut juga larutan dapar adalah suatu
larutan yang mampu mempertahankan pH meskipun ditambah sedikit asam, sedikit
basa, atau diencerkan. Larutan penyangga terdiri dari dua macam yaitu larutan
penyangga asam dan larutan penyangga basa.
Ada dua macam larutan penyangga, yaitu:
1. Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam adalah larutan yang mengandung campuran asam
lemah (HA) dan basa konjugasinya (A-) atau garamnya. Contoh: larutan yang
mengandung H2PO4- dan HPO42-.

2. Larutan penyangga basa


Larutan penyangga basa adalah larutan yang mengandung campuran basa
lemah dan asam konjugasi (garam)nya. Contoh: basa lemah NH4OH dan garam NH4Cl.

Untuk memperoleh larutan penyangga adalah dengan mereaksikan larutan


asam lemah + basa kuat atau asam kuat + basa lemah dengan syarat pada akhir
reaksi asam lemahnya atau basa lemahnya masih sisa.
Larutan penyangga berperan penting dalam tubuh makhluk hidup serta dalam
kehidupan manusia, seperti pada dunia kedokteran, industri, pertanian, maupun
farmasi.

Soal
46a. Diberikan beberapa larutan sebagai berikut:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL HCN 0,2 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,2 M
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL HCN 0,2 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,2 M

Ditanya:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                120 
 
 
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga?

Jawab:
Salah satu cara untuk memperoleh larutan penyangga adalah dengan mereaksikan
larutan asam lemah + basa kuat atau asam kuat + basa lemah dengan syarat pada
akhir reaksi asam lemahnya atau basa lemahnya masih sisa.
Tersedia:
200 mL KOH 0,1 M  20 mmol
200 mL CH3COOH 0,1 M  20 mmol
200 mL HCN 0,2 M  40 mmol
200 mL NH4OH 0,2 M  40 mmol
200 mL HCl 0,2 M  40 mmol

Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah KOH dan HCN.
Reaksinya:
KOH + HCN  KCN + H2O
Awal 20 mmol 40 mmol
Reaksi 20 mmol 20 mmol
Sisa - 20 mmol

Nampak tersisa HCN sebanyak 20 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga.

Soal
46b. Terdapat beberapa larutan di laboratorium sebagai berikut:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL NH3 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,1 M

Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL NH3 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,1 M

Ditanya:
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga?

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                121 
 
 
Jawab:
Salah satu cara untuk memperoleh larutan penyangga adalah dengan mereaksikan
larutan asam lemah + basa kuat atau asam kuat + basa lemah dengan syarat pada
akhir reaksi asam lemahnya atau basa lemahnya masih sisa
Tersedia:
200 mL KOH 0,1 M  20 mmol
200 mL CH3COOH 0,1 M  20 mmol
200 mL NH3 0,1 M  20 mmol
200 mL NH4OH 0,2 M  40 mmol
200 mL HCl 0,1 M  20 mmol

Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah NH4OH dan HCl.
Reaksinya:
NH4OH + HCl  NH4Cl + H 2O
Awal 40 mmol 20 mmol
Reaksi 20 mmol 20 mmol
Sisa 20 mmol -
Nampak tersisa NH4OH sebanyak 20 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga

Soal
46c. Terdapat beberapa larutan di laboratorium sebagai berikut:
(1) 50 mL KOH 0,1 M
(2) 50 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 50 mL HNO3 0,1 M
(4) 50 mL NH4OH 0,2 M
(5) 50 mL HCl 0,2 M

Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
(1) 50 mL KOH 0,1 M
(2) 50 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 50 mL HNO3 0,1 M
(4) 50 mL NH4OH 0,2 M
(5) 50 mL HCl 0,2 M

Ditanya:
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga?

Jawab:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                122 
 
 
Salah satu cara untuk memperoleh larutan penyangga adalah dengan mereaksikan
larutan asam lemah + basa kuat atau asam kuat + basa lemah dengan syarat pada
akhir reaksi asam lemahnya atau basa lemahnya masih sisa.
Tersedia:
50 mL KOH 0,1 M  5 mmol
50 mL CH3COOH 0,1 M  5 mmol
50 mL HNO3 0,1 M  5 mmol
50 mL NH4OH 0,2 M  10 mmol
50 mL HCl 0,2 M  10 mmol

Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah NH4OH dan HNO3
Reaksinya:
NH4OH + HNO3  NH4NO3 + H 2O
Awal 10 mmol 5 mmol
Reaksi 5 mmol 5 mmol
Sisa 5 mmol -
Nampak tersisa NH4OH sebanyak 5 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami hubungan antara hasil kali kelarutan (Ksp) dengan pH larutan,
peserta dapat menganalisis hubungan antara hasil kali kelarutan dengan pH larutan.

Uraian Materi:

HUBUNGAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) DENGAN pH LARUTAN


Jika Ksp suatu zat elektrolit yang sukar larut yang membentuk sistem keseim-
bangan diketahui, maka konsentrasi ion H+ atau OH- dapat ditentukan, sehingga
selanjutnya dapat dihitung pH larutan tersebut dengan rumus:

pH = - log [H+] atau pOH = - log [OH-]  pH = 14 - pOH

Soal
47a. Tetapan Ksp Ca(OH)2 adalah 4.10-6. Jika pH larutan CaCl2 2 x 10-3 M lalu dinaikkan
dengan menambahkan NaOH, maka endapan akan terbentuk setelah pH ….
A. 9
B. 10
C. 11
D. 12
E. 13

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Ksp Ca(OH)2 = 4.10-6
CaCl2 = 2 x 10-3 M

Ditanya:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                123 
 
 
pH agar terbentuk endapan Ca(OH)2?

Jawab:
Ca(OH)2 ⇌ Ca2+ + 2 OH-
4.10-6 x 2x

Mencari [OH-]:
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] [OH-]2
4.10-6 = (2.10-3) (2x)2
4.10-6 = (2.10-3) (4x2)
-6
4.10 = 8.10-3x2
.
x2 =
.
x = √5.10 = 10-2√5 M

pOH = - log 10-2√5 = 2 – log √5 = 2 – 0,35 = 1,65

Menghitung pH:
pH = 14 – 1,65
pH = 12,35

Soal
47b. Jika kelarutan L(OH)2 dalam air = 5 x 10-4 M, maka pH larutan jenuh L(OH)2
dalam air adalah ....
A. 13
B. 12
C. 11
D. 10
E. 9

Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Ksp L(OH)2 = 5 x 10-4 M

Ditanya:
pH larutan jenuh L(OH)2 dalam air?

Jawab:
L(OH)2 ⇌ L2+ + 2 OH-
x x 2x

Mencari [OH-]:
Ksp L(OH)2 = [L2+] [2 OH-]2
5 x 10-4 = (x) (2x)2
-4
5 x 10 = (x) (4x2)
-4
5 x 10 = 4x3

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                124 
 
 
x3 =
x = 1,25 𝑥 10 = √125 𝑥 10 = 5 x 10-2

Jadi [2 OH-] = 2 x 5 x 10-2 = 10 x 10-2 = 10-1 M atau 0,1 M

pOH = - log [OH-]


pOH = - log 10-1 = 1

Menghitung pH:
pH = 14 – 1
pH = 13

Soal
47c. Jika Ksp X(OH)2 dalam air = 4 x 10-12, maka pH larutan jenuh X(OH)2 dalam air
adalah ….
A. 10 – log 2
B. 10 + log 2
C. 12 - log 4
D. 12 + log 4
E. 4 – log 2

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Ksp X(OH)2 dalam air = 4 x 10-12

Ditanya:
pH larutan jenuh X(OH)2 dalam air?

Jawab:
X(OH)2 ⇌ X2+ + 2 OH-
x x 2x

Mencari [OH-]:
Ksp X(OH)2 = [X2+] [2 OH-]2
4 x 10-12 = (x) (2x)2
-12
4 x 10 = (x) (4x2)
4 x 10-12 = 4x3
x3 =

x = √10 = 10-4

Jadi [2 OH-] = 2 x 10-4 M

pOH = - log [OH-]


pOH = - log 2 x 10-4 = 4 – log 2

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                125 
 
 
Menghitung pH:
pH = 14 – pOH
pH = 14 – (4 – log 2)
pH = 10 + log 2

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami prinsip terjadinya pengendapan berdasarkan harga Ksp, peserta
dapat memprediksi terjadinya pengendapan dari percampuran dua jenis larutan.

Uraian Materi:

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


Zat elektrolit yang sukar larut membentuk sistem keseimbangan:

AxBy (s) ⇌ x Ay+ (aq) + y Bx- (aq)

maka :
K=

sehingga :
K [AxBy] = [Ay+]x [Bx-]y
K [AxBy] ádalah suatu tetapan yang disebut Ksp (hasil kali kelarutan), yaitu hasil kali
konsentrasi ion-ion zat elektrolit saat tepat jenuh. Jadi:
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y

Untuk larutan yang dicampurkan : A+ + B-  AB


(1) Jika [A+] [B-] > Ksp AB  larutan lewat jenuh (terjadi endapan)
(2) Jika [A+] [B-] < Ksp AB  larutan belum jenuh (tidak terjadi endapan)
(3) Jika [A+] [B-] = Ksp AB  larutan tepat jenuh

Perkalian antara [A+] [B-] diberi simbol Qc (kuotion reaksi)


Soal
48a. Jika 200 mL larutan NaCl 10-3 M dicampurkan dengan 300 mL larutan Pb(NO3)2
2.10-3 M, dan Ksp PbCl2 = 10-8, maka nilai Qc sebesar ….
A. 2,4 × 10-7 dan terjadi endapan
B. 4,8 x 10-7 M dan tidak terjadi endapan
C. 2,4 × 10-12 dan tidak terjadi endapan
D. 4,8 x 10-12 M dan terjadi endapan
E. 4,8 x 10-12 M dan tidak terjadi endapan

Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
200 mL larutan NaCl 10-3 M + 300 mL larutan Pb(NO3)2 2.10-3 M

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                126 
 
 
Ksp AgCl = 10-8

Ditanya:
Nilai Qc dan terjadi tidaknya endapan?

Jawab:
Pb(NO3)2 (aq) + NaCl (aq)  PbCl2 (s) + 2 NaNO3 (aq)

PbCl2 (s) ⇌ Pb2+ (aq) + 2 Cl- (aq)

Volum total = 200 mL + 300 mL = 500 mL

[Pb2+] = (200 mL x 10-3 M) : 500 mL


= 0,2 mmol : 500 mL = 4 x 10-4 M
[Cl ] = (300 mL x 2.10-3 M) : 500 mL
-

= 0,6 mmol : 500 mL = 1,2 x 10-3 M

Qc = [Pb2+] [Cl-]2
= (4 x 10-4 M) (1,2 x 10-3 M) = 4,8 x 10-12 M

Karena Qc (4,8 x 10-12 M ) < Ksp (10-8), maka tidak terjadi endapan.

Soal
48b. Suatu larutan yang mengandung Ca(NO3)2, Pb(NO3)2, Sr(NO3)2, dan Ba(NO3)2,
masing-masing 0,01 M ditambah larutan H2SO4, sehingga pH menjadi 5. Jika
diketahui:
Ksp CaSO4 = 2,3 x 10-4
Ksp PbSO4 = 2,2 x 10-8
Ksp SrSO4 = 2,8 x 10-7
Ksp BaSO4 = 9,2 x 10-11

maka garam sulfat yang mengendap adalah ….


A. CaSO4 dan PbSO4
B. CaSO4 dan SrSO4
C. PbSO4 dan SrSO4
D. PbSO4 dan BaSO4
E. BaSO4 dan SrSO4

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Larutan Ca(NO3)2, Pb(NO3)2, Sr(NO3)2, dan Ba(NO3)2 masing-masing 0,01 M/10-2 M
Semua larutan tersebut ditambah H2SO4  pH 5
Ksp CaSO4 = 2,3 x 10-4
Ksp PbSO4 = 2,2 x 10-8
Ksp SrSO4 = 2,8 x 10-7
Ksp BaSO4 = 9,2 x 10-11

Ditanya:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                127 
 
 
Garam sulfat dari keempat larutan tersebut yang mengendap?

Jawab:
pH = 5  [H+] = 10-5
H2SO4 ⇌ 2 H+ + SO42-
2.10-5 10-5

CaSO4 ⇌ Ca2+ + SO42-


[Ca ] [SO4 ] = (10 ) (10-5) = 10-7
2+ 2- -2

Oleh karena [Ca2+] [SO42-] < Ksp CaSO4


10-7 < 2,3 x 10-4
maka CaSO4 tidak mengendap

PbSO4 ⇌ Pb2+ + SO42-


[Pb2+] [SO42-] = (10-2) (10-5) = 10-7

Oleh karena [Pb2+] [SO42-] > Ksp PbSO4


10-7 > 2,2 x 10-8
maka PbSO4 mengendap

SrSO4 ⇌ Sr2+ + SO42-


[Sr2+] [SO42-] = (10-2) (10-5) = 10-7

Oleh karena [Sr2+] [SO42-] < Ksp SrSO4


10-7 < 2,8 x 10-7
maka SrSO4 tidak mengendap

BaSO4 ⇌ Ba2+ + SO42-


[Ba2+] [SO42-] = (10-2) (10-5) = 10-7

Oleh karena [Ba2+] [SO42-] > Ksp BaSO4


10-7 > 9,2 x 10-11
maka BaSO4 mengendap

Jadi, garam sulfat yang mengendap adalah PbSO4 dan BaSO4


Soal
48c. Dicampurkan 400 mL larutan MgCl2 0,01 M dengan 100 mL NaOH 0,01 M. Jika
Ksp Mg(OH)2 sebesar 3,4 x 10-11, maka nilai Qc sebesar ….
A. 3,2 × 10-8 dan terjadi endapan
B. 3,2 × 10-8 dan tidak terjadi endapan
C. 1,28 x 10-13 M dan terjadi endapan
D. 1,28 x 10-13 M dan tidak terjadi endapan
E. 1,28 × 10-17 dan tidak terjadi endapan

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
400 mL larutan MgCl2 0,01 M + 100 mL NaOH 0,01 M

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                128 
 
 
Ksp Mg(OH)2 = 3,4 x 10-11

Ditanya:
Nilai Qc dan terjadi tidaknya endapan?

Jawab:
MgCl2 (aq) + 2 NaOH (aq)  Mg(OH)2 (s) + 2 NaCl (aq)

Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg2+ (aq) + 2 OH- (aq)

Volum total = 400 mL + 100 mL = 500 mL

[Mg2+] = (400 mL x 0,01 M) : 500 mL


= 4 mmol : 500 mL = 8 x 10-3 M
-
[OH ] = (100 mL x 0,01 M) : 500 mL
= 1 mmol : 500 mL = 4 x 10-6 M

Qc = [Mg2+] [OH-]2
Qc = (8 x 10-3 M) (4 x 10-6 M)2
Qc = (8 x 10-3 M) (16 x 10-12 M) = 128 x 10-15 M = 1,28 x 10-13 M

Karena Qc (1,28 x 10-13) < Ksp Mg(OH)2 (3,4 x 10-11), maka tidak terjadi endapan.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami perbedaan pengertian dan perhitungan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non-elektrolit, peserta dapat membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dengan larutan non-elektrolit, terutama dalam penerapan perhitungannya.

Uraian Materi:

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Oleh karena itu, antara
larutan elektrolit dan non-elektrolit sifat koligatifnya berbeda, karena larutan elektrolit
dapat mengalami ionisasi dalam larutan, sehingga konsentrasi zat terlarutnya menjadi
berbeda. Jumlah partikel yang terdapat dalam larutan elektrolit lebih banyak daripada
larutan non-elektrolit jika keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Untuk itu
dalam menentukan sifat koligatif larutan elektrolit dikenal faktor koligatif (i) yang
harganya sebesar {1 + (n – 1) }.

Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, dan tekanan osmotik.

Untuk larutan non-elektrolit berlaku rumus:


PA = XA . PA0 .
Tf = m . Kf .
Tb = m . Kb .
=M.R.T.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                129 
 
 
Untuk larutan elektrolit berlaku rumus:
PA = XA . PA0 . {1 + (n – 1)}
Tf = m . Kf . {1 + (n – 1)}
Tb = m . Kb . {1 + (n – 1)}
 = M . R . T . {1 + (n – 1)}

Soal
49a. Tekanan osmosis larutan yang mengandung 12 gram urea (Mr = 60) dalam 2
liter larutan pada suhu 27oC adalah …. (R = 0,082 L atm /mol K)
A. 0,22 atm
B. 2,46 atm
C. 3,40 atm
D. 4,92 atm
E. 5,47 atm

Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Massa urea = 12 gram
Mr urea = 60
Volum larutan = 2 L
Suhu = 27oC = 300K
R = 0,082 L atm /mol K

Ditanya:
Tekanan osmosis ()?

Jawab:
=MxRxT

= xRxT

/
= x 0,082 L atm/moloK x (27 + 273)oK
 = 2,46 atm

Soal
49b. Larutan berikut ini yang memiliki titik beku tertinggi pada konsentrasi yang sama
adalah ….
A. C6H12O6
B. Al2(SO4)3
C. MgCl2
D. CH3COOH
E. NaCl

Jawaban: A

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                130 
 
 
Pembahasan
Titik beku larutan (Tf) dihitung dengan rumus:
Tf = Tf pelarut – Tf larutan
Tf larutan = Tf pelarut - Tf

Jika pelarutnya adalah air (membeku pada 0oC), maka semakin besar harga Tf
larutan, berarti semakin berharga negatif (titik beku semakin rendah).

Kelima option tersebut, option B, C, D, dan E adalah larutan elektrolit, artinya menga-
lami ionisasi yang mempengaruhi jumlah partikelnya, sehingga harga faktor koligatif
(i) semakin besar, akibatnya harga Tf semakin besar dan titik beku semakin rendah.

Jadi, titik beku tertinggi dimiliki oleh C6H12O6, satu-satunya larutan non-elektrolit (tidak
terionisasi), sehingga harga Tf paling kecil, akibatnya titik bekunya justru paling
tinggi.

Soal
49c. Pasangan larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama pada suhu yang
sama adalah larutan ….
A. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C2H6O2
B. 0,01 M CO(NH2)2 dengan 0,01 M C2H6O2
C. 0,01 M (NH4)2CO3 dengan 0,01 M C2H6O2
D. 0,01 M BaCl2 dengan 0,01 M C2H6O2
E. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C6H12O6

Jawaban: B
Pembahasan
Tekanan osmosis larutan elektrolit dan non-elektrolit pada konsentrasi yang sama
ditentukan oleh jumlah partikelnya. Oleh karena itu pasangan larutan yang memiliki
tekanan osmosis yang sama adalah pasangan larutan yang berada pada kelompok
yang sama (elektrolit atau non-elektrolit).

Jika diperhatikan, maka kelima option tersebut:


A. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C2H6O2  larutan elektrolit – non-elektrolit
B. 0,01 M CO(NH2)2 dengan 0,01 M C2H6O2  larutan non-elektrolit – non-elektrolit
C. 0,01 M (NH4)2CO3 dengan 0,01 M C2H6O2  larutan elektrolit – non-elektrolit
D. 0,01 M BaCl2 dengan 0,01 M C2H6O2  larutan elektrolit – non-elektrolit
E. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C6H12O6  larutan elektrolit – non-elektrolit

Berdasarkan rumus tekanan osmosis larutan non elektrolit:  = M . R . T, jika M sama


maka tekanan osmosis () sama pula, sebab R suatu konstanta dan T (suhu)nya sama.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi sifat koligatif larutan, baik larutan elektrolit
maupun non-elektrolit, peserta dapat memprediksi massa molekul relatif zat elektrolit
atau non-elektrolit berdasarkan sifat koligatifnya.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                131 
 
 
Uraian Materi:

MENENTUKAN Mr ZAT ELEKTROLIT ATAU NON-ELEKTROLIT BERDASARKAN


SIFAT KOLIGATIF LARUTANNYA
Massa molekul relatif (Mr) zat elektrolit atau non-elektrolit dapat ditentukan
berdasarkan sifat koligatif larutannya, karena dari rumus sifat koligatif larutan, dapat
diperoleh Mr zat tersebut.
Sebagai contoh:
Jika diketahui data-data penurunan tekanan uap larutannya, maka dapat dihitung
dengan rumus:
o
P P m B /Mr B
o
  maka Mr zat terlarut (A) dapat ditentukan.
P m A /Mr A

Jika diketahui data penurunan titik beku larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:

Tf = m . Kf
Tf = X X Kf  Mr zat terlarut dapat ditentukan.

Jika diketahui data-data kenaikan titik didih larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:
Tb = m . Kb
Tb = X X Kb  Mr zat terlarut dapat ditentukan.

Jika diketahui data-data tekanan osmosis larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:
/
 = M . R . T  dimana M =  Mr zat terlarut dapat ditentukan.

Untuk larutan elektrolit tinggal dalam rumus ditambahkan faktor koligatif, sehingga
rumusnya menjadi:
PA = XA . PA0 . {1 + (n – 1)}
Tf = m . Kf . {1 + (n – 1)}
Tb = m . Kb . {1 + (n – 1)}
 = M . R . T . {1 + (n – 1)}

Soal
50a. Suatu zat X sebanyak 5,4 gram dilarutkan dalam 180 gram air. Larutan X memiliki
tekanan uap jenuh 117,657 mmHg, sedangkan pada suhu yang sama air murni
memiliki tekanan uap jenuh 118 mmHg. Massa molekul relatif zat tersebut adalah
….
A. 180 gram/mol
B. 160 gam/mol
C. 120 gram/mol
D. 80 gram/mol
E. 60 gram/mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                132 
 
 
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Massa zat X = 5,4 gram
Massa air = 180 gram
P = 117,804 mmHg
Po = 118 mmHg

Ditanya:
Mr zat X ?

Jawab :
Memasukkan data ke dalam rumus:
o
P P m B /Mr B
o

P m A /Mr A
(118  117,657) mmHg 5,4 gram / MrB

118 mmHg 180 gram/mol
18 gram
5,4 / MrB
0,003 
10 mol
5,4 gram
0,03 mol 
MrB
5,4
MrB 
0,03
MrB = 180 gram /mol

Soal
50b. Sebanyak 10 gram lemak dilarutkan dalam 100 gram benzena (Kf benzena =
5,1oC/molal) dan ternyata larutan itu membeku pada 0,34oC di bawah titik beku
benzena murni. Massa molekul relatif lemak tersebut sebesar ….
A. 500 gram/mol
B. 1000 gram/mol
C. 1500 gram/mol
D. 2000 gram/mol
E. 2500 gram/mol

Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Massa lemak = 10 gram
Massa benzena = 100 gram
Kf benzena = 5,1oC/molal
o
Tf = - 0,34 C

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                133 
 
 
Ditanya:
Mr lemak?

Jawab :
Mencari penurunan titik beku larutan:

Tf = Tfpelarut – Tflarutan


= 0oC – (– 0,34oC) = 0,34oC
Mencari molalitas lemak:
Tf = m . Kf
ΔTf ,
m= = = 0,067 m
Kf , /

Mencari Mr lemak dari molalitas:

m= X

Mr lemak = X

Mr lemak = X = 1492,5 gram/mol ≈ 1500 gram/mol


,

Jadi, Mr lemak sebesar 1500 gram/mol.


Soal
50c. Suatu larutan dari 6 gram glukosa dalam 200 gram zat pelarut mendidih pada
suhu yang terletak 0,167oC lebih tinggi daripada titik didih zat pelarut murni. Bila
1 gram zat A dalam 50 gram zat pelarut menunjukkan kenaikan titik didih
sebesar 0,125oC, maka massa molekul realtif zat A sebesar ….
A. 80 gram/mol
B. 100 gram/mol
C. 120 gram/mol
D. 160 gram/mol
E. 180 gram/mol

Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa glukosa = 6 gram
Massa pelarut glukosa = 200 gram
Tb glukosa = 0,167oC
Massa zat A = 1 gram
Massa pelarut zat A = 50 gram
Tb zat A = 0,125oC
Mr glukosa (C6H12O6) = 180 gram/mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                134 
 
 
Ditanya:
Mr zat A?

Jawab :
Mencari Kb:
Tb = m . Kb
0,167oC = X X Kb

0,167oC = X X Kb
/

,
0,167oC = 0,033 mol x 5 x Kb  Kb = = 1oC/mol
,

Mencari Mr zat A:
Tb = m . Kb
0,125oC = X X Kb

Mr A = X X 1oC/mol = 160 gram/mol


,

Jadi, Mr zat A sebesar 160 gram/mol.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati beberapa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehi-
dupan sehari-hari dari berbagai sumber belajar, peserta dapat menjelaskan penggu-
naan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.

Uraian Materi:

PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan
meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik.
Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Penerapan Penurunan Tekanan Uap
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh
zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak
di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut
bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi
zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                135 
 
 
mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam
apung.

B. Penerapan Penurunan Titik Beku


1. Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah
o
0 C. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es
putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.

2. Antibeku pada Radiator Mobil


Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini
dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, atau air
tidak mudah membeku.

3. Antibeku dalam Tubuh Hewan


Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub,
memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan
hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan
titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin
yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mence-
gah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang
tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga, ampibi, dan nematoda.
Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung
glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.

4. Antibeku untuk Mencairkan Salju


Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan
dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl2
yang dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin
banyak pula salju yang mencair.

C. Penerapan Kenaikan Titik Didih


1. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa
molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung
pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai
kenaikan titik didihnya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
2. Penggunaan Panci Presto
Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100oC pada tekanan 1 atm, karena
panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta mempunyai tutup
yang rapat, maka uap air yang dihasilkan saat proses pendidihan tidak mungkin keluar
dan hanya terkumpul dalam panci presto. Air yang terkumpul inilah yang membuat
tekanan air dalam panci presto naik, yang menyebabkan temperatur didihnya juga
naik menjadi lebih dari 100oC.
Oleh karena itu, panci presto mampu melunakkan daging maupun tulang (atau
duri) yang sedang dimasak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebagai pengaman,
maka pada panci presto terdapat katup pengaman yang berfungsi untuk melepaskan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                136 
 
 
tekanan uap pada saat berlebihan, hal ini karena panci presto menggunakan tutup
yang rapat, sehingga uap air tidak dapat keluar. Pada waktu tertentu alat ini mencapai
ambang batas atau standar dimulainya perhitungan lama pemasakan, yang ditandai
bunyi berdesis karena uap air melewati savety valve.

3. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara
pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan
secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya.
Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih
juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam kehi-
dupan sehari-hari.

C. Penerapan Tekanan Osmosis


1. Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut
isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada
larutan lain disebut hipotonik. Sedangkan larutan-larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. Contoh larutan isotonik
adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik
dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel
darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.

2. Mesin Cuci Darah


Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi meng-
gunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil, seperti urea
melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang.
Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar, seperti protein sehingga akan tetap
berada di dalam darah.

3. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam
dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba
penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.

4. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena
garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada
dalam tubuh, sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.

5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman


Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh
tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga memiliki
konsentrasi lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah
dapat diserap oleh tanaman.

6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                137 
 
 
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari
larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada
larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan
memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan
osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui
selaput yang permeabel untuk air, tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa
tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam
air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun
dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.

Soal
51a. Banyak minuman berlabel ”isotonik” beredar di pasaran. Untuk membuktikannya,
maka dilakukan dengan menentukan titik didih dan titik beku minuman tersebut
yang dibandingkan dengan larutan infus. Pemakaian larutan infus sebagai
pembanding karena ....
A. berisotonik dengan larutan standar tubuh
B. mudah diperoleh dan terjaga higienitasnya
C. mengandung garam fisiologis yang pekat
D. mengandung larutan elektrolit kuat
E. mengandung garam yang dapat mengion

Jawaban: A
Pembahasan
Larutan infus adalah larutan yang berisi larutan NaCl 0,15 M. Pemilihan infus
dikarenakan di dalamnya terdapat kandungan garam fisiologis yang memiliki kepe-
katan yang sama terhadap larutan standar dalam tubuh manusia, sehingga diasumsi-
kan cairan infus berisotonik dengan larutan standar dalam tubuh manusia. Jadi, bila
minuman isotonik tersebut memiliki tekanan osmosis yang setara dengan infus, berarti
secara tidak langsung minuman isotonik tersebut isotonis terhadap larutan standar
dalam tubuh.

Soal
51b. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi
zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini karena di dalam laut mati airnya
mengandung kadar garam yang tinggi yang tidak mudah menguap, sehingga
terjadi ….
A. penurunan tekanan uap terlarut
B. penurunan tekanan uap zat terlarut
C. penurunan titik beku zat terlarut
D. kenaikan titik didih zat terlarut
E. terjadi hipertonik di dalam air laut mati

Jawaban: B
Pembahasan
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di
daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut
bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Oleh karena itu ketika kita

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                138 
 
 
berenang di laut mati, tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang
sangat tinggi.

Soal
51c. Berikut ini beberapa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
a. penambahan etilen glikol pada radiator mobil
b. sistem kerja mesin cuci darah
c. darah beruang kutub tidak membeku
d. pengawetan makanan
e. desalinasi air laut
f. memasak ayam presto

Peristiwa yang merupakan penerapan tekanan osmosis adalah ….


A. a, b, dan c
B. a, c, dan d
C. b, c, dan f
D. b, d, dan e
E. c, e, dan f

Jawaban: D
Pembahasan
Penambahan etilen glikol pada radiator mobil (a) dan darah beruang kutub tidak
membeku (c) merupakan penerapan sifat kolifatif “penurunan titik beku”.

Sistem kerja mesin cuci darah (b), pengawetan makanan (d), dan desalinasi air laut
(e) merupakan penerapan sifat koligatif “tekanan osmosis”.

Memasak ayam presto (f) merupakan penerapan sifat koligatif “kenaikan titik didih”.
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami materi koloid, terutama sifat dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari dari berbagai sumber belajar, peserta dapat menjelaskan sifat dan
kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Uraian Materi:

SIFAT KOLOID
Berikut ini adalah sifat-sifat yang dimiliki koloid, yaitu:
1. Efek Tyndall: efek penghamburan cahaya dalam sistem koloid.
2. Gerak Brown: gerak berliku-liku partikel dalam sistem koloid secara lurus, tetapi
arahnya tak menentu.
3. Koagulasi: pengendapan/penggumpalan dari partikel-partikel koloid. Contoh:
terbentuknya delta.
4. Elektroforesis: terpengaruhnya partikel-partikel koloid oleh medan listrik.
Contoh: pengendapan partikel debu pada cerobong asap pabrik dengan alat
Cottrell.
5. Adsorpsi: terjadinya partikel koloid yang bermuatan karena adanya penyerapan
ion pada permukaan partikel koloid.
Contoh: partikel Fe(OH)3 dalam air akan menyerap ion H+: bermuatan positif,
partikel AS2S3 bermuatan negatif karena menyerap ion-ion negatif.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                139 
 
 
6. Dialisis: cara untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid.
7. Koloid Pelindung: kemampuan koloid untuk melindungi koloid lain dengan mem-
bentuk lapisan bagian luar sehingga koloid tidak mudah mengendap.
Contoh: pada es krim ditambah gelatin yang mencegah pembentukan es batu.
8. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofob: koloid yang tidak suka pada mediumnya, contoh: sol belerang, sol
Fe(OH)3 dan sol-sol logam.
Koloid liofob: koloid yang suka pada mediumnya, contoh : sabun, detergen, agar-
agar, kanji, gelatin.
9. Mekanisme kerja sabun dan deterjen: sabun memiliki bagian hidrofil sebagai
kepala dan bagian hidrofob sebagai ekor. Bagian ekor (non polar) melekat pada
minyak (non polar), bagian kepala (polar) ditarik oleh air (polar) sehingga lemak
lepas dari pakaian.

Adapun kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:


1. Pengendap Cottrell dapat digunakan untuk mengurangi polusi udara dari pabrik dan
sekaligus untuk memperoleh kembali debu yang berharga (debu logam).
2. Dalam proses industri pembuatan sarung tangan dari karet, karet diendapkan pada
cetakan berbentuk tangan secara elektroforesis.
3. Partikel tanah liat dalam air sungai merupakan koloid yang akan mengendap jika
bertemu dengan air laut, sehingga terjadilah delta di daerah muara.
4. Prinsip adsorpsi digunakan untuk memurnikan gula. Prosesnya, yaitu gula kotor itu
dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan melalui sistem koloid yang berupa tanah
diatom (mineral halus berpori) dan arang tulang. Kotoran pada gula yang berwarna
akan diadsopsi oleh tanah diatom dan arang tulang, sehingga kita dapat
memperoleh gula yang putih dan bersih.
5. Untuk mewarnai serat wol, kapas atau sutra digunakan cara adsorpsi. Serat yang
akan diwarnai dicampurkan dengan garam Al2(SO4)3, lalu dicelupkan dalam larutan
zat warna. Koloid Al(OH)3, yang terbentuk akibat hidrolisa Al2(SO4)3 akan
mengadsorpsi zat warna.
6. Serbuk karbon yang terkenal dengan norit dapat menyembuhkan sakit perut
dengan cara adsorpsi. Dalam usus, campuran serbuk karbon dengan air akan
membentuk sistem koloid yang mampu mengadsorpsi dan membunuh bakteri-
bakteri yang berbahaya.
7. Pembersihan dengan sabun berlangsung dengan cara adsopsi. Buih sabun
mempunyai permukaan yang luas, sehingga mampu mengemulsikan kotoran yang
melekat pada benda yang dicuci.
8. Daya adsopsi dari koloid-koloid dalam tanah (koloid tanah liat dan koloid humus)
akan mampu menahan bahan-bahan makanan yang diperlukan tumbuh-tumbuhan,
sehingga tidak terbawa oleh air hujan.

Soal
52a. Buih sabun merupakan salah satu jenis koloid gas dalam cair. Buih sabun dapat
mengikat kotoran berdasarkan sifatnya yang memiliki bagian kepala yang
bersifat ionik dan bagian ekor bersifat non polar (rantai hidrokarbon). Ketika
memilih jenis sabun, maka sabun yang baik adalah sabun yang buihnya ....
A. banyak, karena daya ikatnya terhadap kotoran lebih besar
B. banyak, karena berarti mengandung surfaktan yang lebih banyak
C. sedikit, tetapi kandungan molekul ionik dan non polarnya besar

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                140 
 
 
D. sedikit karena menghemat air ketika membilas dan tidak merusak kulit
E. sedikit, tetapi buih yang dihasilkan besar-besar ukurannya

Jawaban: C
Pembahasan
Buih merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi
padat dan cair. Molekul sabun terdiri dari dua bagian, yaitu bagian ionik (kepala) yang
mudah larut dalam air dan rantai hidrokarbon (ekor) yang mudah larut dalam minyak.

CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2COO- – Na+

Rantai hidrokarbon dinamakan ekor Bagian ionik dinamakan kepala

Sabun membentuk misel (kumpulan molekul sabun yang terdispersi dalam air) jika
dilarutkan dalam air. Bagian ekor cenderung mengikat kotoran yang mengandung
minyak. Bagian kepala melepaskan kotoran sedikit demi sedikit dan dilingkupi oleh
misel-misel. Sabun bersifat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memiliki
sifat ”membersihkan” yang disebut surfactance.

Ekor mengumpul di
bagian dalam

Kepala berada
di bagian luar

Soal
52b. Jika minyak kelapa dicampur dengan air, akan terjadi dua lapisan yang tidak
saling bercampur. Suatu koloid berbentuk emulsi akan terjadi bila campuran ini
dikocok dengan penambahan ....
A. air panas
B. aie es
C. larutan gula
D. sabun
E. minyak tanah

Jawaban: D
Pembahasan
Dua cairan yang tidak dapat bercampur/bersatu dapat dicampurkan dengan bantuan
zat pemersatu kedua cairan tersebut yang dinamakan zat emulgator. Minyak kelapa
dengan air dapat bercampur dengan zat emulgator, yaitu sabun.

Soal

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                141 
 
 
52c. As2S3 adalah koloid hidrofob yang bermuatan negatif. Dalam larutan yang paling
baik untuk mengkoagulasikan koloid ini adalah ....
A. kalium fosfat
B. magnesium sulfat
C. ferri hidroksida
D. barium nitrat
E. kalsium oksida

Jawaban: C
Pembahasan
Oleh karena As2S3 bermuatan negatif, maka dapat dikoagulasikan oleh koloid yang
bermuatan positif, yaitu ferri hidroksida atau Fe(OH)3

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami pengertian dan jenis-jenis isomer senyawa organik beserta
contoh-contohnya, peserta dapat menentukan isomer suatu senyawa organik.

Uraian Materi:

ISOMERISASI PADA SENYAWA ORGANIK


Isomerisasi adalah peristiwa dimana suatu senyawa karbon memiliki rumus
kimia sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Senyawa yang mengalami peristiwa
isomerisasi disebut isomer.

Isomer Kerangka (rantai)

Struktur
Isomer Posisi (isomer tempat)

Isomer Isomer Fungsi

Isomer Geometris (cis-trans)


Ruang
Isomer Optik

Adapun macam-macam isomer adalah:


a. Isomer kerangka/rantai: keisomeran karena perbedaan kerangka atom karbon,
sedangkan rumus molekul sama. Panjang rantai karbon berbeda.
Contoh: keisomeran antara butana dan 2-metil propana.

b. Isomer posisi: keisomeran terjadi karena perbedaan letak (posisi) gugus tertentu
dalam senyawa-senyawa dengan rumus molekul dan kerangka yang sama.
Contoh: keisomeran antara 1-butena dengan 2-butena, keisomeran antara 2-metil
pentana dengan 3-metil pentana.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                142 
 
 
c. Isomer fungsional: senyawa yang rumus molekul sama, tetapi berbeda gugus
fungsional yang dimiliki. Ada 3 pasang isomer fungsi, yaitu antara Alkohol (Alkanol)
dengan Eter, Aldehid (Alkanal) dengan Keton (Alkanon), Asam Karboksilat (Asam
Alkanoat) dengan Ester (Alkil Alkanoat).
Contoh: propanal dengan dimetil keton, 1-butanol dengan metil propil eter, dan
asam pentanoat dengan etil propanoat.

d. Isomer Geometris: keisomeran karena perbedaan arah gugus-gugus tertentu


dalam molekul pada struktur sama. Disebut juga isomer cis (sepihak) dan trans
(berseberangan).
Contoh:
Cl H
Cl Cl
C C
C C
H H
H Cl

cis - dimetil etena trans - dimetil etena

e. Isomer optis aktif: terjadi pada senyawa karbon yang mempunyai atom C
asimetris/kiral, yaitu atom C yang mengikat 4 atom/gugus atom yang berbeda.
Ada 2 bentuk isomer optis aktif, yaitu bentuk dekstro (d) memutar ke kanan, dan
bentuk levo (l) memutar ke kiri.

Soal
53a. Isomer fungsional terdapat antara senyawa ….
A. propil alkohol dan isopropil alkohol
B. asam asetat dan metil formiat
C. propanal dan propanol
D. etil metil eter dan etil metanoat
E. propanon dan 2-propanol

Jawaban: B
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:
O O

Asam asetat : CH3 – C – OH Metil formiat : H – C – O – CH3

Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C2H4O2, tetapi gugus fungsi yang
dimiliki berbeda, yaitu gugus fungsi aldehid (alkanal) dan gugus fungsi eter. Dengan
demikian kedua senyawa tersebut memiliki isomer fungsional.

Soal
53b. Senyawa 1-pentena dengan 2-metil-1-butena merupakan dua senyawa yang
memiliki isomer ….
A. posisi
B. fungsional
C. kerangka/rantai

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                143 
 
 
D. cis dan trans
E. geometris

Jawaban: C
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:

CH2 = CH – CH2 – CH2 – CH3  1-pentena


CH2 = CH – CH2 – CH3  2-metil-1-butena

CH3
Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C5H10, tetapi berbeda kerangka/rantai
atom karbonnya. Dengan demikian termasuk isomer kerangka/rantai.

Soal
53c. Senyawa 1-heksena dengan 3-heksena merupakan dua senyawa yang memiliki
isomer ….
A. posisi
B. fungsional
C. kerangka/rantai
D. cis dan trans
E. geometris

Jawaban: A
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:

CH2 = CH - CH2 – CH2 – CH2 - CH3  1-heksena

CH3 – CH2 – CH = CH – CH2 - CH3  3-heksena

Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C6H12, tetapi berbeda pada letak (posisi)
gugus fungsi alkena (ikatan rangkap dua) dalam kedua senyawa dengan rumus
molekul dan kerangka yang sama. Dengan demikian termasuk isomer posisi.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati macam-macam reaksi pada senyawa organik, peserta dapat
mengidentifikasi jenis reaksi senyawa organik.

Uraian Materi:

REAKSI-REAKSI ORGANIK
1. SUBSTITUSI, ADISI, DAN ELIMINASI
a. Reaksi Substitusi: penggantian suatu gugus oleh gugus lain

A—B + C  A—C + B

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                144 
 
 
b. Reaksi Adisi: reaksi pengubahan ikatan tak jenuh (pemutusan ikatan rangkap)
menjadi ikatan jenuh (tunggal) dengan cara mengikat/menangkap atom-atom
lain.
A B

C C
C C + A—B 

c. Reaksi Eliminasi: reaksi penghilangan dua atom yang masing-masing terikat


pada dua atom C yang berdekatan, kemudian kedua atom yang kehilangan
sebuah atom segera membentuk ikatan rangkap

A B

C C A B
C C +

2. OKSIDASI ALKOHOL
a. Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi alkanal dan jika oksidasi dilanjutkan
terbentuk asam alkanoat (asam karbosilat).
b. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi alkanon (keton).
c. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi

3. REAKSI ESTERIFIKASI DAN HIDROLISIS


a. Esterifikasi:
RCOOH + ROH  RCOOR + H2O
b. Hidrolisis:
RCOOR + H2O  RCOOH + ROH

4. TES-TES ORGANIK
a. Tes ikatan rangkap :
Senyawa yang mengandung ikatan rangkap jika ditetesi dengan air brom, maka
warna coklat bromin akan cepat hilang.
b. Tes Idioform :
Senyawa yang mengandung gugus alkohol sekunder dan keton jika ditetesi
NaOH + I2, maka dihasilkan idioform yang berbau khas.

5. REAKSI ELIMINASI YANG SPESIFIK


a. Reaksi Dehidrasi: reaksi yang disertai dengan terlepasnya molekul air. Kata
dehidrasi berasal dari de = kehilangan dan hidrasi = air.

b. Reaksi Dehidrogenasi: reaksi yang disertai terlepasnya gas hidrogen.


Dehidrogenase berasal dari kata de = kehilangan dan hidrogen = gas hidrogen.

c. Reaksi Dehalogenasi: reaksi yang disertai terlepasnya gas halogen.


Dehalogenasi berasal dari kata de = kehilangan & halogen = gas halogen.

Soal
54a. Reaksi antara etil klorida dengan perak hidroksida menjadi etanol dan perak
klorida merupakan reaksi ….

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                145 
 
 
A. reduksi
B. substitusi
C. eliminasi
D. oksidasi
E. klorinasi

Jawaban: B
Pembahasan
Salah satu jenis reaksi senyawa organik adalah reaksi substitusi, yaitu reaksi
penggantian suatu gugus oleh gugus lain. Secara umum reaksi substitusi dapat
dituliskan sebagai berikut:

A-B+CA-C+B

Dengan demikian reaksi antara etil klorida dengan perak hidroksida menjadi etanol
dan perak klorida merupakan reaksi substitusi. Adapun reaksinya dapat dituliskan:

CH3 - CH2 - Cl + AgOH  CH3 - CH2 - OH + AgCl

Soal
54b. Perhatikan reaksi berikut ini:
a. CH3 – CH – CH2 + Zn  CH3 - CH = CH2 + ZnCl2
 
Cl Cl

H2SO4
b. CH3 – CH2 – OH CH2 = CH2 + H2O
170 - 180C
Keduanya merupakan reaksi eliminasi, tetapi jenis reaksi eliminasi (a) dan (b)
masing-masing adalah reaksi ….
A. dehalogenasi dan dehidrasi
B. dehalogenasi dan dehidrogenasi
C. dehidrogenasi dan dehidrasi
D. halogenasi dan dehidrasi
E. halogenasi dan hidrasi

Jawaban: A
Pembahasan
Reaksi (a) merupakan reaksi eliminasi yang disertai dengan pelepasan gas halogen
dari senyawa 1,2-dikloro propana. Reaksi (b) merupakan reaksi eliminasi yang disertai
dengan pelepasan molekul air (H2O). Dengan demikian reaksi (a) dan (b) berturut-
turut merupakan reaksi dehalogenasi dan dehidrasi.

Soal
54c. Perhatikan reaksi berikut ini:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                146 
 
 
Reaksi tersebut merupakan reaksi yang berlangsung dengan katalis asam sulfat
dan merupakan reaksi ….
A. dehidrasi
B. oksidasi
C. substitusi
D. esterifikasi
E. hidrolisis

Jawaban: D
Pembahasan
Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang terjadi antara asam karboksilat (asam alkanoat)
dengan alkohol (alkanol) membentuk ester dan air dengan katalisator asam sulfat
pekat. Molekul air yang dilepaskan berasal dari gugus -OH yang terlepas dari asam
karboksilat dan ion H+ yang dilepaskan alkohol.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati macam-macam uji kualitatif umum dan spesifik untuk senyawa
karbohidrat, peserta dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada karbohidrat.

Uraian Materi:

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT


Karbohidrat adalah karbon yang mengandung hidrat dengan rumus umum
Cn(H2O)m. Selain mengandung atom C juga mengandung atom H dan O dengan
perbandingan 2 : 1 seperti pada air.

Sebutan karbohidrat tersebut kurang tepat karena pada karbohidrat atom H


dan O tidak terikat seperti pada air dan banyaknya senyawa-senyawa organik yang
mem-punyai perbandingan H dan O yang sama, seperti asam asetat dan asam laktat.
Oleh karena itu untuk menghindari salah pengertian para ahli kemudian cenderung
menggunakan nama sakarida.
Keberadaan berbagai jenis senyawa karbohidrat dapat diidentifikasi melalui uji
kualitatif, baik uji yang bersifat umum maupun spesifik untuk setiap jenis senyawa.
Biasanya di laboratorium tersedia berbagai reagen (pereaksi) spesifik tersebut dalam
rangka pengujian berbagai jenis senyawa karbohidrat yang belum diketahui (unknow).
a. Reaksi Molisch
Merupakan reaksi/uji umum untuk karbohidrat. Reaksi ini positif untuk semua
karbohidrat yang ditunjukkan dengan terbentuknya cincin ungu di perbatasan kedua
lapisan yang terjadi. Cincin ungu merupakan hasil kondensasi furfural dengan -
naphtol. Sering terjadi cincin berwarna hijau yang disebabkan pengaruh asam sulfat
terhadap -naphtol.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                147 
 
 
b. Reaksi Reduksi
Gula yang mengandung gugus aldehid atau keton, seperti glukosa, fruktosa,
galaktosa, maltosa dan laktosa disebut gula pereduksi. Jenis gula ini dapat mereduksi
pereaksi Fehling atau Benedict dalam suasana alkalis, sehingga terjadi oksida yang
valensinya lebih rendah dari logamnya sendiri. Sukrosa bukan merupakan gula
pereduksi, karena gugus aldehid dari glukosa dan keton dari fruktosa sudah tidak ada.
Selain reagen Fehling dan Benedict, dapat pula digunakan reagen Barfoed.
Reagen ini terdiri dari larutan tembaga asetat yang ditambah dengan beberapa tetes
asam asetat. Daya oksidasinya tidak secepat reagen Fehling atau Benedict, tetapi
reagen Barfoed dapat digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.
Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dan membentuk endapan Cu2O yang
berwarna merah bata dan lebih jelas dibandingkan disakarida.

O O

R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O

endapan merah  
c. Reaksi Seliwanoff
Glukosa dan fruktosa mempunyai beberapa kesamaan sifat, tetapi juga
memiliki perbedaan, yaitu glukosa memutar bidang polarisasi ke kanan dan fruktosa
memutar ke kiri. Perbedaan ini dapat diidentifikasi dengan reaksi Seliwanoff yang
ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah untuk fruktosa. Warna ini
disebabkan karena perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam
levulinat dan hidroksimetilfurfural dengan resorsinol.

d. Reaksi Jod
Reaksi ini spesifik untuk mengidentifikasi adanya amilum yang ditandai dengan
terbentuknya warna biru-ungu.

e. Reaksi Tollens
Reaksi ini untuk membedakan antara karbohidrat yang memiliki gugus keton
dan aldehid berdasarkan kemudahannya mengalami oksidasi. Karbohidrat yang
memiliki gugus aldehid akan menghasilkan endapan cermin perak, sedangkan
karbohidrat yang memiliki gugus keton tidak menghasilkan endapan cermin perak,
karena pada keton tidak terdapat atom H yang terikat langsung pada gugus karbonil,
sehingga keton tidak mampu mereduksi larutan Tollens.
Pereaksi Tollens merupakan larutan perak nitrat amonikal (Ag2O dalam
NH4OH). Reaksi antara aldehida dengan pereaksi Tollens akan menghasilkan cermin
perak (endapan Ag yang mengkilap seperti cermin).
O O

R C H + Ag2O R C OH + 2 Ag

cermin perak  
 
Soal
55a. Untuk membedakan antara glukosa dengan fruktosa, maka dapat dilakukan uji
....
A. Molisch, glukosa menghasilkan cincin ungu dan fruktosa tidak

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                148 
 
 
B. Benedict, fruktosa memberikan endapan merah bata dan glukosa tidak
C. Fehling, fruktosa memberikan endapan merah bata dan glukosa tidak
D. Barfoed, glukosa memberikan endapan merah bata dengan pemanasan dan
fruktosa tanpa pemanasan
E. Seliwanoff, fruktosa memberikan larutan berwarna merah dan glukosa tidak

Jawaban: E
Pembahasan
Berdasarkan strukturnya, glukosa memiliki gugus aldehid (golongan aldosa),
sedangkan fruktosa memiliki gugus keton (golongan ketosa). Berdasarkan gugus yang
dimiliki itulah keduanya dapat dibedakan dengan uji Benedict, Fehling, atau Barfoed
yang menguji adanya gula reduksi yang dimiliki oleh glukosa (memiliki gugus aldehid),
sedangkan fruktosa tidak memiliki gula reduksi (memiliki gugus keton). Dengan
demikian melalui uji Benedict, Fehling, atau Barfoed seharusnya glukosa positif. Jika
menggunakan uji Barfoed endapan merah dari reaksi glukosa dengan reagen Barfoed
seharusnya terbentuk dengan cepat tanpa pemanasan. Uji Molisch adalah uji umum
untuk karbohidrat, sehingga semua jenis karbohidrat positif terhadap uji ini yang
ditandai dengan terbentuknya cincin warna ungu. Berdasarkan option pilihan yang
ada, maka uji Seliwanoff yang tepat digunakan untuk membedakan glukosa dengan
fruktosa, karena uji Seliwanoff menguji adanya gugus keton yang hanya dimiliki
fruktosa tetapi tak dimiliki glukosa.

Soal
55b. Bram seorang anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Suatu hari dia
melihat ibunya sedang memeras hasil parutan singkong untuk diambil patinya.
Rasa ingin tahu Bram muncul untuk membuktikan kebenaran bahwa tepung
tersebut adalah pati atau amilum. Berikut ini uji spesifik yang tepat dilakukan
Bram beserta hasilnya adalah uji ....
A. Tollens, dihasiikan cermin perak
B. Benedict, dihasilkan endapan merah bata
C. Molisch, dihasilkan cincin ungu
D. Seliwanoff, dihasilkan larutan berwarna merah
E. iod, dihasilkan warna biru keunguan

Jawaban: E
Pembahasan
Tepung kanji atau amilum atau pati adalah salah satu karbohidrat golongan
polisakarida yang keberadaannya dapat diidentifikasi secara spesifik dengan reaksi
atau uji iod. Uji ini positif jika dihasilkan warna biru keunguan.

Soal
55c. Bu Dewi mengajak siswa-siswanya melakukan percobaan sederhana untuk
menguji beberapa buah yang rasanya manis yang sudah ditugaskan untuk
dibawa setiap kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Tujuan percobaan
yang dilakukan hanya untuk mengetahui secara pasti ada tidaknya karbohidrat
yang terkandung dalam buah tersebut. Uji yang tepat dilakukan adalah ....
A. Barfoed
B. Benedict
C. Molisch

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                149 
 
 
D. Seliwanoff
E. Fehling

Jawaban: C
Pembahasan
Uji Molisch merupakan reaksi/uji umum untuk karbohidrat. Reaksi ini positif untuk
semua karbohidrat yang ditunjukkan dengan terbentuknya cincin ungu bidang batas.
Cincin ungu yang dihasilkan merupakan hasil kondensasi furfural dengan -naphtol.
Kadang-kadang cincin yang terbentuk berwarna hijau yang disebabkan pengaruh
asam sulfat terhadap -naphtol.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi makromolekul, terutama tentang protein dan asam amino
penbentuknya, peserta dapat menjelaskan sifat-sifat asam amino dan protein.

Uraian Materi:

PROTEIN DAN SIFAT-SIFATNYA


Protein (polipeptida) merupakan polimer asam amino, artinya protein tersusun
dari monomer asam-asam amino dengan ikatan peptida antar asam amino tersebut.
Sering disebut sebagai makromolekul, karena bentuk polimernya yang sangat besar,
memiliki berat molekul bervariasi antara 5000 sampai jutaan. Jika ditinjau dari reaksi
pembentukannya, maka protein terbentuk melalui polimerisasi kondensasi, karena
monomer pembentuknya (asam amino) yang tidak selalu berasal dari satu jenis asam
amino.
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang artinya pertama atau utama.
Protein merupakan komponen penting sel hewan/manusia, sehingga fungsi utama
protein sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan tubuh, serta menggantikan sel-
sel yang rusak.
Sifat-sifat yang dimiliki protein (juga dimiliki asam amino) antara lain:
1. Bersifat amfoter, karena asam amino pembentuknya dapat bersifat asam atau basa,
karena dapat membentuk zwitter ion (memiliki gugus karboksil dan amino).

2. Memiliki pH isoelektik (pH saat terbentuk zwitter ion) dan suhu optimum.
3. Dapat mengalami denaturasi pada suhu tinggi atau penambahan asam (asam
asetat, asam nitrat), sehingga struktur dan konformasinya rusak.
4. Dapat mengalami koagulasi (penggumpalan) karena penambahan larutan tertentu
atau pemanasan sesaat.
5. Dapat mengendap pada penambahan alkohol, garam ammonium sulfat jenuh,
maupun logam.
6. Dengan cara hidrolisis oleh asam/enzim, protein akan menghasilkan asam-asam
amino.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                150 
 
 
Soal
56a. Protein dapat mengendap dengan penambahan garam ammonium sulfat jenuh,
karena garam tersebut memiliki kemampuan ....
A. hidratasi lebih besar daripada protein
B. melarut lebih besar daripada protein
C. menurunkan pH isoeletrik protein
D. menaikkan pH isoelektrik protein
E. berikatan dengan ion zwitter protein

Jawaban: A
Pembahasan
Ketika ke dalam larutan protein ditambahkan garam ammonium sulfat jenuh
(berlebihan), maka terjadilah pengendapan protein yang disebabkan terjadi kompetisi
dalam memperebutkan molekul air yang ada dalam larutan tersebut. Oleh karena
garam ammonium sulfat memiliki kemampuan hidratasi (mengikat molekul air) yang
tinggi, maka tentu saja kompetisi tersebut dimenangkan garam, sehingga akhirnya
protein kalah dan mengendap.

Soal
56b. Protein dapat mengendap dengan penambahan logam, karena logam akan
bereaksi dengan ....
A. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein naik
B. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein turun
C. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein netral
D. gugus amino dari protein, sehingga pH protein naik
E. gugus amino dari protein, sehingga pH protein naik

Jawaban: A
Pembahasan
Protein merupakan polimer asam amino, yaitu tersusun dari monomer asam-asam
amino dengan ikatan peptida antar asam amino tersebut. Ketika ke dalam larutan
protein ditambahkan logam, maka terjadilah pengendapan protein yang disebabkan
logam yang bermuatan positif mampu berikatan dengan gugus karboksil dari protein
yang bermuatan negatif pada bentuk zwitter ionnya, sehingga pH protein menjadi
naik dari pH isoelektriknya. Akibatnya protein akan mengendap karena pH isoelektrik
terganggu atau bergeser. Adapun reaksi sederhananya dapat dituliskan:
O O
- +
R – CH – C – O + L  R – CH – C - OL
NH3+ NH3+
L+ = ion positif logam

Soal
56c. Maryam diberi tugas oleh guru untuk membuktikan salah satu sifat protein, yaitu
dengan memasukkan telur ayam yang mengandung albumin (salah satu bentuk
protein) ke dalam asam cuka. Setelah 24 jam hasilnya diamati, ternyata
cangkang telur tersebut sudah hilang, dan telur terlihat menjadi kenyal.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                151 
 
 
Hal ini menunjukkan protein telah mengalami ....
A. penggumpalan
B. koagulasi
C. pengendapan
D. denaturasi
E. dekomposisi

Jawaban: D
Pembahasan
Ketika ke dalam protein (dalam hal ini albumin yang terdapat dalam putih telur)
ditambahkan suatu asam asetat atau asam cuka, maka protein tersebut perlahan-
lahan mengalami kerusakan struktur dan konformasi, sehingga pada akhirnya terjadi
peristiwa yang disebut denaturasi.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati jenis-jenis monomer yang menyusun suatu polimer, peserta
dapat menentukan jenis monomer dari suatu polimer senyawa organik.

Uraian Materi:

POLIMER
Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
menjadi molekul besar. Senyawa hasil proses polimerisasi disebut polimer atau
makromolekul, yaitu molekul yang terbentuk dari penggabungan molekul-molekul
sederhana (monomer) menjadi bentuk rantai yang panjang.
Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimer dibagi menjadi:
1. Polimer adisi: polimer yang dibuat melalui reaksi penggabungan monomer menja-
di polimer yang massa molekulnya merupakan kelipatan dari massa molekul
monomernya. Contoh: polietilena, polipropilena, polistirena dan PVC.
2. Polimer kondensasi: polimer yang dibuat melalui reaksi penggabungan monomer
yang satu dengan monomer yang lain disertai pelepasan molekul kecil, seperti air.
Contoh: serat sintetis nilon 6.6 (monomer asam adiptat + heksametilendiamina),
dan polyester (monomer asam tereftalat + etilenglikol).

Berdasarkan asalnya, polimer dibagi dua, yaitu polimer alam (polimer yang
terdapat di alam, seperti karet alam (poliisoprena), protein, pati, sellulosa dan
glikogen, dan polimer buatan (polimer yang dibuat di laboratorium atau di industri,
seperti karet buatan, nilon, teflon, plastik, PVC).

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                152 
 
 
Beberapa senyawa organik yang berkaitan dengan kehidupan kita adalah
polimer alam yang pembentukannya melalui polimerisasi kondensasi, karena
monomer pembentuknya berbeda-beda meskipun melalui jenis ikatan yang sama.
Sebagai contoh, karbohidrat atau polisakarida tersusun dari monomer sakarida
(monosakarida), seperti glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain. Demikian
juga protein atau polipeptida, tersusun dari monomer asam amino, seperti glisin,
alanin, tirosin, lisin, triptophan, dan lain-lain.

Soal
57a. Karet alam merupakan polimer alam yang tersusun dari monomer ....
A. vinil klorida
B. 2-metil butena
C. 2-metil-1,3-butadiena
D. neoprena
E. kloroprena

Jawaban: C
Pembahasan
Salah satu jenis polimer adalah poliisoprena pada pohon karet (karet alami). Pada
polimerisasi ini sebagai monomer adalah isoprena atau 2-metil-1,3-butadiena,
sehingga polimer yang dihasilkan berbentuk poliisoprena. Adapun reaksinya dapat
dituliskan:
(- HC = C – CH = CH –)n  --- HC - C = CH – CH2 – CH2 – C = CH – CH2 ---
CH3 CH3 CH3

Soal
57b. Nasi dan telur yang kita konsumsi mengandung karbohidrat dan protein relatif
tinggi. Keduanya merupakan polimer organik yang dibutuhkan tubuh yang
terbentuk melalui polimerisasi kondensasi. Monomer dari polimer karbohidrat
dan protein adalah ....
A. glukosa dan asam amino
B. sukrosa dan asam amino
C. sakarida dan asam nukleat
D. gula dan asam amino
E. sakarida dan asam amino

Jawaban: E
Pembahasan
Karbohidrat dan protein adalah polimer yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Keduanya sering juga disebut sebagai makromolekul, karena bentuk polimernya yang
sangat besar. Jika ditinjau dari reaksi pembentukannya, maka keduanya terbentuk
melalui polimerisasi kondensasi, karena monomer pembentuknya yang tidak selalu
satu jenis. Adapun monomer dari karbohidrat dan protein adalah sakarida dan asam
amino

Soal
57c. Ban kendaraan bermotor merupakan kopolimer yang menghasilkan karet sintetis.
Berbeda halnya dengan karet alami yang terbentuk melalui proses polimerisasi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                153 
 
 
adisi, maka karet sintetis dibentuk melalui polimerisasi kondensasi, yaitu tersusun
dari monomer ….
A. fenol dan formaldehida
B. formaldehida dan butadiena
C. stirena dan fenol
D. butadiena dan stirena
E. butadiena dan fenol

Jawaban: D
Pembahasan
Karet sintesis dibuat dari kopolimerisasi butadiena (75%) dan stirena (25%).
Penggunaan utama karet sintesis adalah untuk ban kendaraan bermotor.
Adapun reaksi polimerisasi yang terbentuk adalah:

n H 2C CH CH CH2 + n CH CH2

1,3 butadiena

stirena  
 
( CH2 CH CH CH2 CH CH2 )n

butadiena sirena  
 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami materi kimia terapan, terutama berbagai contoh industri yang
menerapkan prinsip dasar reaksi kimia, seperti prinsip pergeseran kesetimbangan,
peserta dapat menjelaskan penerapan prinsip dasar reaksi kimia dalam industri.

Uraian Materi:

PENERAPAN PRINSIP REAKSI KESETIMBANGAN DALAM INDUSTRI


Beberapa penerapan prinsip dasar reaksi kimia dalam industri yang dipelajari
dalam mata pelajarn kimia di SMA adalah:
1. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber-Bosch
Fritz Haber dan Karl Bosch berhasil mensintesis amonia (NH3) dari gas nitrogen
(N2) dan gas hidrogen (H2). Keduanya menerima hadiah nobel pada tahun 1931. Oleh
karena itu, proses pembuatan amonia sekarang dikenal dengan proses Haber-Bosch.
Amonia merupakan bahan dasar dalam pembuatan pupuk, sebagai pelarut, bahan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                154 
 
 
utama dalam refrigerator, bahan pembersih, dan banyak lagi produk sintetik yang
menggunakan bahan dasar amonia.
Nitrogen terdapat melimpah di udara, tetapi karena nitrogen sangat sukar
bereaksi, senyawa nitrogen tidak banyak terdapat di alam. Salah satu sumber nitrogen
di alam yang terpenting adalah NaNO3 yang disebut sendawa chilli.
Reaksi yang terjadi antara gas N2 dan H2 merupakan reaksi keseimbangan.
Secara termokimia, reaksi tersebut bersifat eksoterm. Persamaan termokimianya :
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ NH3 (g) H = -92,4 kJ pada 25oC : KP = 6,2.105

Jika suhu dinaikkan reaksi akan berjalan jauh lebih cepat, tetapi kenaikan suhu
menyebabkan reaksi bergeser ke kiri (ingat asas Le Chatelier), sehingga mengurangi
produk amonia. Dengan demikian, diperlukan suhu optimum yang menurut penelitian
adalah 550oC.
Agar proses keseimbangan cepat tercapai, digunakan katalis besi yang
dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Untuk menggeser reaksi ke arah produk
diperlukan tekanan tinggi. Dalam proses ini digunakan tekanan 150 – 350 atm. Satu
hal yang perlu diperhatikan, yaitu untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang
terbentuk segera dipisahkan.

2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak


Asam sulfat merupakan bahan dasar pada pembuatan pupuk, deterjen, pigmen
cat, pembuatan besi dan baja, pembuatan kertas, pengisi sel aki, pelarut, pengatur
pH dan pembuatan senyawa kimia lain, seperti ammonium sulfat dan sebagainya.
Pembuatan asam sulfat dalam skala industri dikembangkan melalui proses
kontak, yaitu 2 pereaksi dalam satu reaksi kimia berkontak dengan suatu katalis padat.
Reaksi itu antara belerang oksida dengan oksigen dengan katalis vanadium
pentaoksida. Asam sulfat dibuat dari belerang melalui reaksi sebagai berikut :
(1) Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida
S (s) + O2 (g)  SO2 (g)
(2) Belerang dioksida dioksidasi menjadi belerang trioksida
2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g)
(3) Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat menjadi asam
pirosulfat.
H2SO4 (aq) + SO3 (g)  H2S2O7 (l)
(4) Asam pirosulfat direalisasikan dengan air membentuk asam sulfat pekat
H2S2O7 (l) + H2O (l)  2 H2SO4 (aq)

Tahap reaksi 2 merupakan tahap yang paling penting dan kunci efisiensi
pembuatan asam sulfat, karena merupakan reaksi keseimbangan yang menentukan
efisiensi produk asam sulfat. Jika pengendalian reaksi tepat, maka akan diperoleh SO3
optimum, sehingga asam sulfat yang dihasilkan juga optimum.
Reaksi ini bersifat eksoterm, maka untuk menggeser keseimbangan ke arah
produk dilakukan penurunan suhu (ingat asas Le Chatelier), tetapi suhu rendah tidak
efisien karena berjalan sangat lambat. Jika digunakan suhu yang terlalu tinggi justru
akan menggeser keseimbangan ke kiri, sehingga berdasarkan percobaan diperoleh
suhu optimum, yaitu 500oC.
Jika tekanan yang dijalankan dalam reaktor tinggi, maka keseimbangan
bergeser ke produk (ingat pengaruh tekanan menurut Le Chatelier). Sebenarnya
tekanan yang besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi secara ekonomi

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                155 
 
 
peningkatan tekanan tidak seimbang dengan peningkatan produk yang dihasilkan oleh
karena penambahan katalis V2O5 yang menjadikan reaksi ke kanan cukup sempurna.
Oleh karena itu, dalam proses pembuatan asam sulfat tidak digunakan tekanan tinggi
melainkan tekanan normal, 1 atm.

Soal
58a. Pada pembuatan amonia melalui proses Haber-Bosch dengan reaksi termokimia:
N2 (g) + 3 H2 (g)  2 NH3 (g) H = - 92,4 kJ pada 25oC : KP = 6,2.105
Untuk menghasilkan produk amonia secara optimal, maka kondisi yang dapat
dikendalikan adalah ….
A. menaikkan suhu setinggi-tingginya agar reaksi berlangsung cepat
B. memperlama waktu terjadinya reaksi bertemunya N2 dan H2
C. menambahkan beberapa katalis agar reaksi kesetimbangan cepat tercapai
D. menaikkan tekanan dan amoniak yang terbentuk segera dipisahkan
E. menurunkan tekanan sambil terus-menerus menambahkan gas N2 dan H2

Jawaban: D
Pembahasan
Dalam industri amonia menerapkan prinsip pergeseran kesetimbangan untuk
memaksimalkan produk yang dihasilkan, tetapi berlangsung secara cepat. Jika dilihat
reaksi kesetimbangan tersebut akan bergeser ke kanan jika tekanan diperbesar.
Namun penggunaan tekanan yang terlalu besar dapat meningkatkan energi yang
dibutuhkan, sehingga harus dipertimbangkan besarnya, tidak asal menaikkan
melainkan penuh perhitungan dari segi bisnis dan ekonomi. Reaksi tersebut
merupakan reaksi eksoterm, sehingga jika suhu yang digunakan terlalu tinggi, justru
kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah endoterm). Oleh karena itu suhu dibuat
tidak terlalu tinggi, tetapi cukup mempercepat produksi. Selain itu untuk mengurangi
reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan.

Soal
58.b. Pembuatan asam sulfat dalam skala industri dikembangkan melalui proses
kontak. Pada tahap pembuatannya, mula-mula belerang dibakar dengan udara
hingga membentuk belerang dioksida (SO2) yang kemudian dioksidasi menjadi
belerang trioksida (SO3). Anehnya, gas SO3 ini harus direaksikan dengan asam
sulfat (H2SO4) pekat menjadi asam pirosulfat (H2S2O7). Barulah asam pirosulfat
direalisasikan dengan air membentuk asam sulfat pekat. Alasan bahwa sebelum
asam sulfat dihasilkan digunakan pula asam sulfat pekat adalah karena ….
A. memancing pembentukan asam sulfat
B. mempercepat reaksi pembentukan asam sulfat
C. menghemat penggunaan akuades dalam industri
D. SO3 tidak dapat larut/bereaksi langsung dengan akuades
E. SO3 segera ditarik H2SO4, tak kembali menjadi SO2

Jawaban:
Pembahasan
Dalam tahap pembuatan asam sulfat dengan proses kontak ada tahap reaksi dimana
digunakan H2SO4 padahal tujuan proses ini akan membuat H2SO4. Ternyata hal itu
disebabkan SO3 yang dihasilkan dari tahap sebelumnya tidak dapat bereaksi atau larut
dalam air, sehingga harus digunakan H2SO4. Namun demikian penggunaan H2SO4

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                156 
 
 
tetap memenuhi efisiensi industri, karena 1 mol H2SO4 pada akhirnya akan
menghasilkan 2 mol H2SO4 di akhir proses.
H2SO4 (aq) + SO3 (g)  H2S2O7 (l)
Asam pirosulfat direalisasikan dengan air membentuk asam sulfat pekat
H2S2O7 (l) + H2O (l)  2 H2SO4 (aq)

Soal
58c. Pada reaksi pembuatan amonia dengan proses Haber-Bosch, reaksi yang terjadi
adalah:

N2 (g) + 3H2 (g)  NH3 (g) H = - 92,4 kJ pada 25oC : KP = 6,2.105

Pada proses tersebut dilakukan pada suhu 550oC, padahal jika dilakukan pada
suhu yang lebih tinggi eaksi akan berlangsung lebih cepat. Alasan dalam industri
tidak menggunakan suhu yang lebih tinggi dari 550oC adalah karena jika suhu
dinaikkan ….
A. amonia yang dihasilkan akan menguap
B. tabung tempat pembuatan dapat meledak
C. amonia banyak yang kembali terurai menjadi N2 dan H2
D. N2 dan H2 banyak yang menguap sebelum bereaksi
E. dapat dihasilkan gas lain di samping gas amonia
 
Jawaban: C
Pembahasan
Reaksi pembuatan amonia dengan proses Haber-Bosch adalah reaksi kesetimbangan
yang secara termokimia merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan kalor). Sesuai
azas pergeseran kesetimbangan Lee Chatelier, maka jika reaksi kesetimbangan
eksoterm dinaikkan suhunya, reaksi akan bergeser ke arah endoterm. Hal ini berarti,
jika suhu pembuatan amonia dinaikkan, banyak amonia yang terbentuk terurai
kembali menjadi gan N2 dan H2, dan itu tidak dikehendaki dalam suatu proses industri.

Namun demikian jika suhu relatif rendah, produk amonia yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan hasil
percobaan sebelumnya, maka diperoleh suhu optimum 550oC, dimana pada suhu ini
reaksi dapat berjalan cepat, tetapi amonia yang dihasilkan relatif sedikit yang terurai
kembali menjadi gas N2 dan H2.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai alat/instrumen yang digunakan dalam eksperimen,
penelitian, maupun analisis kimia, peserta dapat menentukan instrumen yang tepat
dalam analisis kimia.

Uraian Materi:

BERBAGAI INSTRUMEN DALAM ANALISIS KIMIA


Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya
oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV)
mempunyai panjang gelombang antara 200 - 400 nm, dan sinar tampak (visible)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                157 
 
 
mempunyai panjang gelombang 400 - 750 nm. Pengukuran spektrofotometri
menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup
besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat
berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan
bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
menggunakan hukum Lambert-Beer.
AAS (Atomic Absorbsion Spektrophotometri) atau Spektrofotometer Serapan
Atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-
unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh
atom bebas. AAS pemakaiannya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb),
dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis
sangat cepat dan mudah dilakukan.
High Performance Liquid Chromato-graphy (HPLC) atau Kromatografi cair
berper-forma tinggi merupakan salah satu teknik kromatografi untuk zat cair yang
biasanya disertai dengan tekanan tinggi. Cairan yang akan dipisahkan merupakan fase
cair dan zat padatnya merupakan fase diam (stasioner).
TLC (Thin Layer Chromatography) merupakan kromatografi dimana larutan
yang mengandung zat-zat yang akan dipisahkan bermigrasi dengan kapilaritas melalui
lapisan tipis media adsorben (seperti gel silika, alumina, atau selulosa) yang disusun
pada dukungan yang kaku.
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) atau Spektroskopi NMR adalah teknik
kimia analitik yang digunakan dalam kontrol kualitas dan penelitian untuk menentukan
konten dan kemurnian sampel serta struktur molekulnya. Sebagai contoh, NMR dapat
secara kuantitatif menganalisis campuran yang mengandung senyawa yang diketahui.
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) sama
dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati
sampel.
Sinar-X atau sinar Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromag-
netik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer
(sama dengan frekuensi dalam rentang 30 petahertz - 30 exahertz) dan memiliki
energi dalam rentang 100 eV - 100 Kev.

Soal
59a. Dalam suatu praktikum Sekar ingin mengambil volum larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 4 mL. Di mejanya terdapat beberapa pipet volum dengan berbagai
ukuran. Tindakan yang tepat yang harus dilakukan Sekar agar kesalahan
pengukuran volum dapat diminimalisir adalah dengan memilih pipet volum
ukuran ….
A. 1 mL
B. 5 mL
C. 10 mL
D. 25 mL
E. 50 mL

Jawaban: B

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                158 
 
 
Pembahasan
Dalam menggunakan alat ukur volum untuk mengambil sejumlah tertentu volum
suatu larutan harus memilih alat ukur yang tepat agar dapat meminimalisir kesalahan
relatif yang terjadi, khususnya jika kita akan melakukan percobaan yang bersifat
kuantitatif, misal titrasi. Oleh karena akan mengambil volum larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 4 mL, maka pipet volum yang tepat dipilih adalah yang berukuran paling
dekat, yaitu pipet volum berukuran 5 mL.

Soal
59b. Kelompok Sandy diberi tugas guru untuk menentukan unsur-unsur logam yang
ada dalam sampel air sungai yang tercemar. Instrumen yang tepat digunakan
untuk tujuan tersebut adalah ….
A. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
B. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
C. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
E. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis)

Jawaban: A
Pembahasan
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu instrumen atau alat yang
digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid
yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

Soal
59c. Ani adalah siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang
ada di sekitarnya. Ani ingin mengetahui kadar glukosa yang ada pada buah
blewah, mengingat buah ini memiliki rasa manis. Instrumen yang tepat
digunakan untuk menentukan kadar glukosa dalam blewah tersebut adalah ….
A. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
B. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
C. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
E. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis)

Jawaban: E
Pembahasan
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) merupakan instrumen yang biasanya
digunakan untuk menentukan kadar atau konsentrasi dari analit di dalam larutan
dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu. Pada umumnya
sampel dikompleks oleh suatu reagen pengompleks sehingga menghasilkan warna
kompleks tertentu yang nantinya ketika diukur menghasilkan absorbansi tertentu. Nilai
absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet.

 
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                159 
 
 
organik/anorganik, peserta dapat menentukan jenis pereaksi yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu zat organik/anorganik.

Uraian Materi:

UJI KUALITATIF BERBAGAI SENYAWA ORGANIK/ANORGANIK


Analisis atau uji kualitatif adalah uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi
adanya senyawa atau zat organik/anorganik tertentu. Untuk uji kualitatif senyawa
organik, diantaranya uji terhadap senyawa karbohidrat, protein, dan lipid.
Untuk senyawa karbohidrat ada beberapa uji yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Uji Molisch, uji umum untuk karbohidrat yang ditunjukkan dengan terbentuknya
cincin ungu pada bidang batas antar dua larutan.
2. Uji Benedict, untuk menguji adanya gula pereduksi yang terdapat dalam beberapa
senyawa karbohidrat yang memiliki gugus aldehid (golongan aldosa) yang ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata, seperti glukosa, galaktosa, maltosa,
laktosa.
3. Uji Fehling, sama dengan uji Benedict
4. Uji Barfoed, untuk menguji adanya gula pereduksi, tetapi reagen Barfoed dapat
membedakan antara monosakarida dengan disakarida, yaitu dibedakan berdasar-
kan waktu terbentuknya endapan merah bata, dimana monosakarida lebih cepat
daripada disakarida.
5. Uji Seliwanoff, untuk menguji adanya gugus keton (golongan ketosa) yang
ditandai dengan terbentuknya warna merah ceri, seperti fruktosa.
6. Uji iodium, untuk menguji adanya amilum yang ditunjukkan dengan terbentuknya
warna biru.
7. Uji Tollens, untuk membedakan antara karbohidrat yang memiliki gugus keton
dan aldehid berdasarkan kemudahannya mengalami oksidasi. Karbohidrat yang
memi-liki gugus aldehid akan menghasilkan endapan cermin perak, sedangkan
karbohi-drat yang memiliki gugus keton tidak menghasilkan endapan cermin perak,
karena pada keton tidak terdapat atom H yang terikat langsung pada gugus
karbonil, sehingga keton tidak mampu mereduksi larutan Tollens.

Untuk senyawa protein ada beberapa uji yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Uji Biuret, uji umum untuk protein yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna
ungu. Uji ini mengidentifikasi adanya ikatan peptida antar asam amino.
2. Uji Millon, uji umum untuk protein yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna
merah.
3. Uji Hopkins Cole, untuk menguji adanya asam amino triptophan yang ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas.
4. Uji Xanthoprotein, untuk menguji adanya asam amino, tirosin, triptophan, phenil
alanin yang ditunjukkan dengan terbentukanya warna jingga.
5. Uji Sakaguchi, untuk menguji adanya asam amino arginin yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah.
6. Uji Pauly, untuk menguji adanya asam amino histidin dan tirosin yang ditandai
dengan terbentuknya warna merah.
7. Uji Folin Ciocalteu, untuk menguji adanya asam amino tirosin yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru.

Untuk senyawa lipid ada beberapa uji yang dapat dilakukan, diantaranya:

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                160 
 
 
1. Uji akrolein, untuk menguji adanya gliserol dalam lipid yang ditunjukkan dengan
bau khas menyengat akrolein.
2. Uji ketidakjenuhan, untuk menguji banyaknya ikatan rangkap dalam senyawa
lipid dengan prinsip semakin tidak jenuh (ikatan rangkap banyak) semakin banyak
tetes larutan brom dalam kloroform dibutuhkan. Jika warna brom tidak berubah
lagi berarti telah habis ikatan rangkap yang diadisi.
3. Uji Salkowski, untuk menguji adanya kolesterol yang ditandai dengan
terbentuknya cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol
dengan asam sulfat pekat.
4. Uji Lieberman-Buchard, untuk menguji adanya kolesterol yang ditandai dengan
terbentuknya warna hijau yang menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam
asetat anhidrat.
5. Uji penyabunan, untuk menguji terjadinya reaksi penyabunan antara asam lemak
dengan NaOH/KOH yang ditandai dengan terbentuknya busa.

Soal
60a. Seorang anak diminta oleh gurunya untuk menguji adanya fruktosa dalam madu
murni. Uji yang tepat untuk dipilih anak tersebut adalah uji ….
A. Seliwanoff
B. Molisch
C. Biuret
D. Millon
E. Barfoed

Jawaban: A
Pembahasan
Fruktosa adalah salah satu monosakarida dari jenis karbohidrat yang memiliki gugus
keton (golongan ketosa). Keberadaannya dapat diidentifikasi dengan menggunakan
uji Seliwanoff yang memang khusus untuk menguji adanya senyawa karbohidrat yang
memiliki gugus keton. Uji Molisch merupakan uji umum untuk semua karbohidrat, uji
Biuret merupakan uji umum untuk semua jenis protein, uji Millon terutama untuk
menguji adanya asam amino tirosin, dan uji Barfoed untuk menguji adanya gugus
gula reduksi (gugus aldehid) pada senyawa karbohidrat.

Soal
60b. Dina diminta oleh gurunya untuk membedakan glukosa dan maltosa dari dua
sampel yang diberikan. Uji yang tepat untuk dipilih Dina adalah uji ….
A. Seliwanoff
B. Molisch
C. Benedict
D. Fehling
E. Barfoed

Jawaban: E
Pembahasan
Glukosa adalah salah satu monosakarida dan maltosa adalah salah satu disakarida.
Keduanya dapat dibedakan dengan uji Barfoed, karena uji ini dikhususkan untuk
membedakan monosakarida dengan disakarida berdasarkan gugus pereduksi yang
dimiliki. Glukosa dengan reagen Barfoed akan menghasilkan endapan merah bata

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                161 
 
 
dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan maltosa yang harus dipanaskan terlebih
dahulu dalam penangas air didih. Meskipun uji Benedict dan Fehling juga digunakan
untuk menguji adanya gula pereduksi, namun keduanya tidak dapat membedakan
antara monosakarida dengan disakarida.

Soal
60c. Santi diberi beberapa sampel bahan yang mengandung protein oleh gurunya dan
diminta menguji sampel mana saja yang mengandung asam amino triptophan.
Uji yang tepat untuk dipilih Santi adalah uji ….
A. Millon
B. Biuret
C. Hopkins Cole
D. Xanthoprotein
E. Sakaguchi

Jawaban: C
Pembahasan
Uji Hopkins Cole adalah uji spesifik untuk menunjukkan adanya asam amino
triptophan. Pereaksi yang dipakai mengandung asam glioksilat. Kondensasi 2 inti
induk dari trptofan oleh asam glioksilat akan menghasilkan senyawa berwarna ungu.
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya cincin ungu pada bidang batas.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                162 
 
 
BAB III

SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK

A. Soal Latihan
Jawablah soal-soal berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut Anda
benar!

1. Pada suhu 25o C, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NaOH dengan pH 13 adalah 4 x
10−9 M. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NH3(aq) 0,1 M (Kb = 10−5) adalah ....
A. 1,6 x 10−12 M
B. 4 x 10−10 M
C. 2 x 10−5 M
D. 4 x 10−5 M
E. 8 x 10−9 M
2. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) terkait materi pembelajaran konsep mol
berguna ....
A. sebagai model pemecahan masalah pembelajaran konsep mol bagi guru lain
yang menghadapi masalah serupa
B. diterapkan pada materi pembelajaran lain di kelas atau sekolah yang sama asal
masalahnya sama
C. pengembangan teori pembelajaran kimia, khususnya yang menyangkut
perhitungan menggunakan konsep mol
D. memberikan umpan balik kepada penulis buku ajar tentang sistematika materi
konsep mol yang benar
E. diterapkan oleh guru kimia pada kelas yang sama di sekolah-sekolah lain yang
menghadapi masalah pembelajaran konsep mol
3. Rumusan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Indikator Pencapaian Kompe-
tensi (IPK) yang berbunyi: “Menentukan ∆H reaksi berdasarkan data kalorimetri”
adalah siswa dapat ….
A. melakukan percobaan penentuan kalor reaksi secara empiris
B. mengkalkulasi ∆Hreaksi berdasarkan hukum Hess
C. menentukan ∆Hreaksi berdasarkan data eksperimen
D. menghitung ∆Hreaksi berdasarkan data ∆H pembentukan standar
E. menjelaskan metode-metode penentuan ∆H reaksi
4. Seorang guru kimia akan menyusun RPP untuk mengajarkan topik elektrokimia.
Langkah selanjutnya setelah mengetahui rumusan KD, indikator-indikator KD,
tujuan pembelajaran, serta menganalisis materi reaksi elektrokimia yang tertera
dalam silabus dan buku pelajaran adalah ....
A. memilih media yang tepat untuk memvisualisasikan konsep elektrokimia yang
abstrak

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                163 
 
 
B. memilih strategi pembelajaran elektrokimia sesuai fasilitas pembelajaran yang
tersedia
C. menentukan tata urut dan kedalaman konsep-konsep dalam materi elektrokimia
yang akan diajarkan
D. mengidentifikasi miskonsepsi siswa berdasarkan tes diagnostik miskonsepsi
dalam topik elektrokimia
E. menyusun metode dan instrumen asesmen formatif untuk topik elektrokimia
5. Sebuah sel Volta dibuat dengan memasukkan potongan logam Pb ke dalam larutan
1 M timbal(II) nitrat dan potongan logam perak di dalam larutan 1 M perak nitrat.
Sel kemudian dilengkapi dengan jembatan garam dan kabel penghubung.
Pernyataan berikut yang benar setelah sel beroperasi adalah ....
A. di anoda terjadi reaksi: Pb  Pb2+ + 2e dan di katoda konsentrasi ion perak
berkurang
B. penurunan konsentrasi salah satu larutan tidak mempengaruhi tegangan sel
C. konsentrasi kedua larutan tidak mengalami perubahan
D. di anoda terjadi reaksi: Ag+ + e  Ag dan di katoda terjadi reaksi: Pb  Pb2+
+ 2e
E. elektrode anode: logam Ag dan elektrode katode: logam Pb
6. Nama IUPAC dari senyawa dengan rumus kimia [Pt(NO)5Cl]Br3 adalah ....
A. monokloro pentanitrosil platina(IV) bromida
B. pentanitrosil monokloro platinat(IV) bromida
C. monokloro pentanitrosil platina(IV) tribromida
D. pentanitrosil monokloro platina(IV) tribromida
E. pentanitrosil monokloro platina(IV) bromida
7. Untuk mengetahui jenis karbohidrat dalam sampel makanan dilakukan serangkaian
pengujian kualitatif. Hasil pengujian dengan beberapa reagen adalah:
(i) reagen Molisch menunjukkan cincin ungu
(ii) larutan lugol tidak menunjukkan warna biru gelap
(iii) reagen Barfoed menunjukkan endapan merah bata setelah dipanaskan 3 menit
(iv) reagen Seliwanoff tidak menunjukkan warna merah

Karbohidrat tersebut adalah ....


A. maltosa
B. glukosa
C. fruktosa
D. glikogen
E. amilum
8. Media yang sesuai untuk membantu peserta didik memahami pengaruh suhu
terhadap laju reaksi adalah ....
A. presentasi powerpoint (ppt) yang memperlihatkan data kenaikan laju reaksi jika
suhu meningkat 10oC

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                164 
 
 
B. video yang menunjukkan peningkatan frekuensi tumbukan antar partikel
pereaksi pada suhu yang lebih tinggi
C. poster yang memaparkan peta konsep yang menunjukkan hirarki dan jalinan
konsep-konsep dalam lingkup laju reaksi
D. video yang memperlihatkan proses kimia dalam industri yang bekerja pada suhu
tinggi
E. presentasi powerpoint (ppt) yang memperlihatkan foto-foto reaksi kimia yang
melepaskan energi panas
9. Komponen RPP mencakup hal-hal berikut, kecuali ....
A. materi pembelajaran
B. sumber pembelajaran
C. asesmen hasil pembelajaran
D. landasan teori pembelajaran
E. tujuan pembelajaran
10. Seorang guru kimia mengawali proses pembelajaran tentang struktur atom dengan
mengajak siswa mencermati tayangan video yang memaparkan perihal atom
sebagai partikel terkecil suatu unsur, partikel sub-atom yang membentuk atom,
struktur atom, dan kulit elektron. Selanjutnya guru meminta siswa menjelaskan
pengertian atom, partikel-partikel dasar penyusun atom, susunan partikel dasar
dalam atom, dan gerakan elektron dalam atom. Pada akhir pelajaran guru
menegaskan kesimpulan penting tentang atom. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ....
A. lingkungan
B. konsep
C. inkuiri
D. kontekstual
E. keterampilan proses
11. Generator uap air memerlukan air dengan impuritis minimal untuk menghasilkan
uap air maksimal. Pada mesin berpenggerak uap, diperlukan jumlah uap yang
sangat besar untuk menggerakkan turbin dan hal tersebut bisa dicapai jika
kemurnian air tinggi. Dalam hal ini, kandungan impuritis dalam air sangat berkaitan
dengan ....
A. penurunan titik beku
B. kenaikan titik didih dan penurunan tekanan uap
C. tekanan osmosis dan kenaikan titik didih
D. penurunan tekanan uap
E. kenaikan titik didih
12. Senyawa berikut ini yang merupakan isomer sikloheksanon adalah ....
A. 3-metil siklopentanon
B. 3-metil 3-pentenaldehid
C. disiklopropil eter

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                165 
 
 
D. 2-etil siklobutanon
E. metil sikloamil eter
13. Untuk melaksanakan penilaian kinerja siswa sesuai dengan indikator berikut:
“Menulis dan menyajikan karya tentang aplikasi senyawa organik dalam kehidupan
sehari-hari” guru perlu menyiapkan hal-hal berikut ....
(1) tugas mengeksplorasi dan membuat makalah tentang penggunaan senyawa
organik
(2) tes tertulis pengetahuan tentang penggunaan senyawa organik
(3) rubrik penilaian makalah dan presentasi siswa tentang penggunaan senyawa
organik
(4) skala sikap terhadap pembelajaran berbasis proyek dalam penggunaan
senyawa organik

Jawaban yang benar adalah ....


A. (1), (2), dan (3)
B. (1), (2), dan (4)
C. (1), (3), dan (4)
D. (1) dan (3)
E. (2) dan (4)
14. Diketahui :
Ksp CaSO4 = 1,5 x 10−5; Ksp Pb(IO3)2 = 3,7 x 10−13; Ksp MgF2 = 5,2 x 10−12; Ksp
Hg2F2 = 3,1 x 10−6; Ksp Mg(OH)2 = 5,6 x 10−12

Campuran 100 mL larutan-larutan berikut ini dengan konsentrasi masing-masing


0,01 M yang tidak menghasilkan endapan adalah ....
A. MgCl2 + KOH
B. Pb(NO3)2 + KIO3
C. CaCl2 + H2SO4
D. Hg2(NO3)2 + NiF2
E. MgCl2 + NaF
15. Materi-materi pelajaran yang menjadi bahan kajian dalam proses pembelajaran
dengan ruang lingkup Kompetensi Dasar: “Mengolah data untuk menentukan nilai
tetapan kesetimbangan suatu reaksi” adalah ....
A. hukum kesetimbangan, konsentrasi kesetimbangan, tetapan kesetimbangan
B. tetapan kesetimbangan, reaksi dapat balik, keadaan setimbang dinamis
C. hukum kesetimbangan, pergeseran kesetimbangan, asas Le Chaterlier
D. reaksi dapat balik, tetapan kesetimbangan, kesetimbangan dalam industri
E. faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, asas Le Chatelier,
kesetimbangan dalam industri
16. Campuran berikut ini yang tidak dapat mempertahankan pH dari pengaruh
pengenceran ataupun penambahan sedikit asam atau basa adalah ....
A. H3PO4 dan H2PO4-

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                166 
 
 
B. H2S dan HS−
C. HMnO4 dan K2MnO4
D. C6H5COOH dan C6H5COOK
E. H3CCH(Cl)COOH dan H3CCH(Cl)COONa
17. Bahan kimia berikut ini yang semuanya perlu disimpan dalam botol berwarna gelap
dan bertutup rapat adalah ....
A. natrium kromat dan larutan HCl
B. asam nitrat dan kalium kromat
C. yodium dan natrium klorida
D. yodium dan asam nitrat
E. natrium sulfat dan natrium klorida
18. Salah satu asam amino non esensial adalah glisin. Karakteristik glisin berikut ini
yang benar adalah ....
A. bersifat basa tetapi tidak bersifat asam
B. bersifat amfoter dan optis aktif
C. bersifat optis aktif
D. bersifat asam tetapi tidak bersifat basa
E. bersifat amfoter, tetapi tidak optis aktif
19. Dua gram potongan logam aluminium (Ar = 27) dimasukkan ke dalam larutan H2SO4
sehingga habis bereaksi, memerlukan waktu 5 menit dan terbentuk 30 mL gas
hidrogen (STP). Apabila logam aluminium tersebut berwujud serbuk, maka pernya-
taan berikut yang benar adalah ....
A. waktu reaksi kurang dari 5 menit dan volume gas hidrogen tetap 30 mL
B. laju reaksi meningkat dan volume gas hidrogen kurang dari 30 mL
C. waktu reaksi kurang dari 5 menit dan volume gas hidrogen lebih dari 30 mL
D. waktu reaksi kurang dari 5 menit dan volume gas hidrogen kurang dari 30 mL
E. laju reaksi meningkat dan volume gas hidrogen lebih dari 30 mL
20. Seorang guru sedang mengajarkan prosedur kerja untuk mendeteksi adanya karbon
dan hidrogen dalam senyawa organik. Pengujian kurang berhasil apabila dilakukan
tanpa prosedur yang tepat. Untuk itu guru tersebut perlu mengarahkan agar peserta
didik melakukan pengujian, yaitu mencampurkan senyawa organik dengan ....
A. MnO2, memanaskannya dalam tabung reaksi dengan sumbat berpipa pengalir,
mengalirkan gas hasil reaksi melalui kupri sulfat anhidrat dan kemudian
dialirkan ke dalam larutan FeCl3
B. CuO, memanaskannya dalam tabung reaksi dengan sumbat berpipa pengalir,
mengalirkan gas hasil reaksi melalui kupri sulfat anhidrat dan kemudian
mengalirkannya ke dalam air kapur
C. CuO, memanaskannya dalam tabung reaksi dengan sumbat berpipa pengalir,
mengalirkan gas hasil reaksi melalui serbuk CuCO3 dan kemudian
mengalirkannya ke dalam air kapur

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                167 
 
 
D. MnO2, memanaskannya dalam tabung reaksi dengan sumbat berpipa pengalir,
mengalirkan gas hasil reaksi melalui kupri sulfat anhidrat dan kemudian
dialirkan ke dalam air kapur
E. CuO, memanaskannya dalam tabung reaksi dengan sumbat berpipa pengalir,
mengalirkan gas hasil reaksi melalui kupri sulfat anhidrat dan kemudian
dialirkan ke dalam larutan H2O2
21. Sebanyak 7,4 gram Ca(OH)2 (Ar Ca=40, O=16, H=1) dilarutkan dalam 200 gram
air. Massa glukosa (C6H12O6) (Ar C = 12) yang harus dilarutkan ke dalam 200 gram
air agar titik didihnya sama dengan larutan Ca(OH)2 tersebut adalah ....
A. 2,7 gram
B. 5,4 gram
C. 10,8 gram
D. 27 gram
E. 54 gram
22. Campuran berikut ini yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh pengenceran
ataupun penambahan sedikit asam atau basa adalah ....
A. amonia dengan amonium nitrat
B. asam asetat dengan natrium sulfat
C. amonium klorida dengan aluminium hidroksida
D. asam sulfat dengan natrium hidrogen sulfat
E. asam asetat dengan etil asetat
23. Monomer berikut yang merupakan penyusun karet sintetis adalah ....
A. CHCl=CH2
B. COOH-(CH2)4-COOH dan H2N(CH2)6-NH2
C. CF2=F2 dan CHCl=CH2
D. CH2=CCl-CH=CH2
E. CH2=C(CH3)-CH=CH2
24. Reaksi antara A (g) dan B (g) menjadi C (g) dipelajari kinetikanya berdasarkan
eksperimen tertentu, sehingga diperoleh persamaan laju reaksi v = k [A]2[B]
Faktor berikut ini yang dapat mempengaruhi nilai k dalam persamaan laju tersebut
adalah ….
A. perubahan waktu reaksi
B. penurunan suhu
C. kenaikan tekanan parsial gas B
D. penurunan konsentrasi C
E. kenaikan konsentrasi A
25. Ke dalam larutan yang mengandung campuran garam-garam NiCl2, CdCl2, dan CoCl2
masing-masing dengan konsentrasi 0,007 M ditambahkan NaOH padat hingga pH
larutan menjadi 8. Apabila diketahui:
Ksp Ni(OH)2 = 5,5 x 10-16
Ksp Cd(OH)2 = 7 x 10-15

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                168 
 
 
Ksp Co(OH)2 = 6 x 10-15

maka hidroksida yang mengendap ialah ....


A. Ni(OH)2, Cd(OH)2 dan Co(OH)2
B. Ni(OH)2 dan Cd(OH)2
C. Ni(OH)2
D. Cd(OH)2 dan Co(OH)2
E. Cd(OH)2
26. Apabila X adalah 2-butena dan Y adalah 2-butanol, maka hubungan yang benar
antara X dan Y adalah kedua senyawa tersebut ....
A. memiliki isomer geometri
B. merupakan enantiomer
C. memiliki isomer optik
D. memiliki isomer ruang
E. merupakan diasteromer
27. Amonia dihasilkan dari pemanasan NH4Cl dan Ca(OH)2 sesuai persamaan reaksi
berikut:

NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s)  NH3 (g) + CaCl2 (s) + H2O (l) (belum setara)

Jika campuran 5,35 gram NH4Cl dan 5,35 gram Ca(OH)2 dipanaskan hingga bereaksi
sempurna, volume gas NH3 yang dihasilkan diukur pada STP adalah .... (Ar H = 1,
N = 14, O = 16, dan Cl = 35,5)
A. 2,240 L
B. 3,136 L
C. 0,448 L
D. 0,672 L
E. 1,120 L
28. Sebanyak 50 mL larutan HNO3 4 mol/L diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan 100,0 mL. Sebanyak 10,0 mL larutan hasil pengenceran kemudian
diencerkan kembali dengan aquades hingga volume larutan 50,0 mL. Konsentrasi
larutan HNO3 akhir adalah ....
A. 0,1 mol/L
B. 0,2 mol/L
C. 0,4 mol/L
D. 0,8 mol/L
E. 2,0 mol/L
29. Media yang sesuai untuk membantu siswa memahami pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan kimia adalah ....
A. poster yang memaparkan peta konsep yang menunjukkan jalinan konsep-
konsep dalam lingkup pengaruh suhu terhadap kesetimbangan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                169 
 
 
B. presentasi powerpoint (ppt) yang memperlihatkan grafik hubungan antara suhu
dan nilai tetapan kesetimbangan
C. video yang memperlihatkan reaksi kesetimbangan dalam industri yang bekerja
pada suhu tinggi
D. presentasi powerpoint (ppt) yang memperlihatkan foto keadaan awal
tembaga(II) sulfat berair kristal dan setelah zat itu dipanaskan
E. video yang menunjukkan perbedaan kondisi tabung reaksi berisi gas NO jika
direndam dalam air es dan air hangat
30. Pada suhu tinggi, gas nitrogen dioksida terdekomposisi menjadi gas nitrogen(II)
oksida dan gas oksigen menurut reaksi:

2 NO2 (g)  2 NO (g) + O2 (g)

Apabila reaksi tersebut berorde 2 dengan konsentrasi awal 4 M dan konstanta laju
reaksinya 10−2 M-1 detik-1, maka waktu yang diperlukan agar konsentrasi NO2
berkurang menjadi separuhnya adalah ....
A. 0,04 detik
B. 2,5 detik
C. 25 detik
D. 50 detik
E. 100 detik
31. Reaksi A menjadi B merupakan reaksi berorde nol dengan nilai k = 0,025 M.s-1. Jika
konsentrasi awal A adalah 0,50 M, maka waktu paruh reaksi tersebut adalah ....
A. 10 detik
B. 12,5 detik
C. 25 detik
D. 1 menit
E. 30 menit
32. Pak Hasan, seorang guru kimia, merencanakan pembelajaran untuk materi pokok
Hasil Kali Kelarutan di kelas XI SMA. Agar pembelajaran efektif, Pak Hasan
memikirkan sebelum masuk ke materi pokok tersebut, maka siswa perlu memahami
konsep-konsep prasyaratnya. Konsep-konsep berikut yang semuanya merupakan
konsep prasyarat untuk mempelajari materi pokok Hasil Kali Kelarutan adalah ....
A. larutan penyangga, konsentrasi larutan, kesetimbangan, efek ion senama
B. konstanta ionisasi asam, konsentrasi larutan, kelarutan, massa atom relatif
C. pH, tetapan ionisasi, mol, elektrolit, larutan jenuh, azas Le Chatelier
D. konsentrasi larutan, larutan jenuh, kesetimbangan, asas Le Chatelier
E. hidrolisis garam, kekuatan asam, derajad ionisasi, kesetimbangan heterogen
33 Mangan dioksida bereaksi dengan asam klorida dengan persamaan reaksi berikut:

MnO2 (s) + HCl (g)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + H2O (l) (belum setara)

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                170 
 
 
Sebanyak 8,7 gram MnO2 direaksikan dengan 7,3 gram HCl. Volume gas Cl2 yang
dihasilkan jika diukur pada STP adalah .... (Ar H = 1, O =16, Cl = 35,5, dan Mn =
55)
A. 0,56 L
B. 1,12 L
C. 2,24 L
D. 3,36 L
E. 4,48 L
34. Untuk melaksanakan penilaian kinerja peserta didik sesuai dengan indikator berikut:
“Menulis dan menyajikan karya tentang sampah plastik dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari”, guru perlu menyiapkan hal-hal berikut ....
(1) tes tertulis pengetahuan tentang sampah plastik dan dampaknya
(2) tugas mengeksplorasi dan membuat makalah tentang sampah plastik dan
dampaknya
(3) skala sikap terhadap pembelajaran berbasis proyek topik plastik dan dampaknya
(4) rubrik penilaian makalah dan presentasi peserta didik tentang sampah plastik
dan dampaknya

Jawaban yang benar adalah ....


A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)
E. (2) dan (4)
35. Media yang sesuai untuk membantu siswa memahami konsep kesetimbangan
dinamis adalah ....
A. video yang memperlihatkan animasi perubahan terus menerus pereaksi menjadi
hasil reaksi dan sebaliknya
B. poster yang memaparkan peta konsep yang menunjukkan jalinan konsep-
konsep dalam topik kesetimbangan
C. presentasi powerpoint yang memperlihatkan contoh-contoh perubahan
reversibel
D. presentasi powerpoint yang memperlihatkan grafik hubungan antara
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu
E. video yang memperlihatkan reaksi kesetimbangan dalam industri amonia yang
terjadi dalam pabrik
36 Unsur karbon memiliki 3 jenis allotrop, yaitu grafit, intan, dan arang. Ketiga bahan
ini memiliki rumus kimia sama, tetapi sifat fisis yang berlainan. Pernyataan yang
benar berkaitan dengan ketiga allotrop tersebut adalah ....
A. struktur ketiga allotrop berbeda, tetapi jenis hibridisasi yang membentuk ikatan
antar C sama

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                171 
 
 
B. intan bersifat isolator karena hibridisasinya sp3, sedangkan grafit bersifat
konduktor karena hibridisasinya sp2
C. intan dan grafit memiliki struktur tetrahedral murni yang hanya tersusun dari
atom-atom C, sedangkan arang memiliki struktur amorf
D. intan dan arang memiliki struktur tetrahedral murni yang hanya tersusun dari
atom-atom C, sedangkan grafit memiliki struktur lapisan-lapisan
E. intan bersifat konduktor karena hibridisasinya sp3, sedangkan grafit bersifat
isolator karena hibridisasinya sp2

37. Proses penyerapan air dari dalam tanah oleh tumbuhan dipengaruhi beberapa
faktor, di antaranya adalah tekanan pada akar yang merupakan salah satu sifat
koligatif larutan. Pernyataan yang tidak berkaitan dengan proses penyerapan air
oleh tanaman berikut ini adalah ....
A. pergerakan air dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu tekanan melalui
proses osmosis
B. cairan sel pada ujung akar lebih pekat daripada cairan sel yang terletak di
bagian dalam, sehingga sel bagian dalam akan menyerap air dari ujung akar
C. air masuk ke dalam akar tanaman dari bagian yang konsentrasinya rendah ke
bagian yang konsentrasinya tinggi
D. besarnya tekanan yang terjadi pada akar setara dengan konsentrasi ion-ion
yang terdapat dalam akar
E. akar mengambil air dari tanah karena dinding-dinding selnya bersifat
semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat daripada air tanah
38. Berikut adalah prinsip penyimpanan bahan kimia di laboratorium, kecuali ....
A. bahan kimia mudah terbakar disimpan dalam tempat khusus yang jauh dari api
B. bahan beracun tidak disimpan di area tempat praktikum peserta didik
C. botol reagen yang lebih kecil ditempatkan di bagian rak yang lebih tinggi
D. bahan kimia disimpan tempat yang terkena sinar matahari agar tetap kering
E. semua botol bahan kimia harus ditempeli etiket tentang spesifikasi isinya
39. Perbandingan kenaikan titik didih suatu larutan elektrolit biner dengan larutan non
elektrolit untuk konsentrasi yang sama adalah 2 : 1. Perbandingan sifat koligatif
yang bernilai beda dengan kenaikan titik didih kedua larutan adalah ....
A. penurunan titik beku
B. tekanan osmosis dan penurunan tekanan uap
C. penurunan tekanan uap dan penurunan titik beku
D. penurunan tekanan uap
E. penurunan tekanan uap dan tekanan osmosis
40. Sebanyak 100 mL sampel NaCl direaksikan dengan 20 mL larutan 0,15 M KMnO4
sehingga dihasilkan gas klorin dan ion Mn(II). Konsentrasi NaCl dalam sampel
adalah ....
A. 0,15 M
B. 0,30 M

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                172 
 
 
C. 0,45 M
D. 0,60 M
E. 0,90 M

B. Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.

Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang

Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                173 
 
 
BAB IV

PENUTUP

Bahan ajar ini merupakan alat bantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk
mempersiapkan diri mengikuti program PPG. Materi yang termuat dalam bahan ajar ini
dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi UKMPPG yang telah dikembangkan Tim UP Pusat.
Dengan mempelajari dan memahami materi, contoh soal, dan pembahasan dalam bahan
ajar ini serta rajin berlatih mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh maka
peserta PPG-PGDK diharapkan lebih siap mengikuti PPG.
Bahan ajar ini bukan merupakan sumber belajar utama untuk mempersiapkan PPG
sehingga diharapkan peserta PPG-PGDK lebih aktif mempelajari dan memperkaya
penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik melalui sumber belajar lainnya baik
secara mandiri maupun bersama-sama dengan para teman sejawat dalam rumpun mata
pelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peserta PPG-PGDK
tentang konsep yang esensial (kompetensi professional dan pedagogik) dalam
mempersiapkan diri mengikuti PPG. Semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah
satu sumber ajar untuk menambah wawasan dan kompetensi professional serta pedagogik
dalam rangka mewujudkan guru yang professional.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                174 
 
 
Program PGDK Kemdikbud 2019
                                                175 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E.. (2003). Kimia Universitas. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani. (2009). Buku
Kimia kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani) (2009). Buku
Kimia kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan

Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani) (2009). Buku
Kimia kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan

Campbell. A. Neil., et all. (2005). Kimia Dasar (General Chemistry: The Essential Concept)
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo.

Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.

Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Partana, Crys Fajar, et.al. (2003). Kimia Dasar 2. Yogyakarta: UNY.

Raymond Chang. (2004). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid 1. Alih Bahasa.
Jakarta: Erlangga.

Raymond Chang. (2004). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid 2. Alih Bahasa.
Jakarta: Erlangga.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                176 
 
 
LAMPIRAN

KUNCI JAWABAN SOAL LATIHAN

1. D 11. D 21. E 31. A


2. A 12. E 22. A 32. D
3. C 13. E 23. D 33. B
4. C 14. D 24. B 34. E
5. A 15. A 25. C 35. A
6. C 16. C 26. D 36. B
7. A 17. B 27. A 37. B
8. B 18. E 28. C 38. D
9. D 19. A 29. E 39. E
10. B 20. B 30. C 40. A

1. Kunci Jawaban: D
Diketahui:
Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NaOH, pH 13 = 4 x 10−9 M
Kb = 10−5 

Ditanya:
Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NH3(aq) 0,1 M?

Jawab:
pH NaOH = 13
pOH = 14 -13 = 1
[OH-] = 10-1 M

Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg2+ (aq) + 2 OH- (aq)


s s 2s ≈ 0
 ion senama
NaOH (aq) ⇌ Na+ (aq) + OH- (aq)
10-1 M

Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2


Ksp Mg(OH)2 = [4 x 10-9] (10-3)2
Ksp Mg(OH)2 = [4 x 10-9] (10-1)2
Ksp Mg(OH)2 = 4 x 10-11

Mencari [OH-] dari NH3:


[OH-] = 𝐾𝑏. 𝐵𝑎𝑠𝑎
[OH-] = √10 10
[OH-] = √10
[OH-] = 10-3 M

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                177 
 
 
Mg(OH)2 (s) Mg2+ (aq) + 2 OH- (aq)
s s 2s ≈ 0
 ion senama
NH3 (aq) + H2O (aq) NH4+ (aq) + OH- (aq)
10-3 M

Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH-]2


4 x 10-11 = (s) (10-3)2
-11
4 x 10 = 10-6 s
s=
s = 4 x 10-5 M

Jadi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NH3(aq) 0,1 M sebesar 4 x 10-5 M 


 
2. Kunci Jawaban: A
Ketika suatu PTK berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan atau
perubahan sebagaimana yg diharapkan, maka berarti guru telah berhasil menemukan
model dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap upaya pemecahan
masalah tersebut.

Jika guru yang lain memiliki masalah pembelajaran yang sama atau hampir sama dengan
guru yang telah berhasil melakukan PTK dengan tindakan tertentu, maka dia sebaiknya
melakukan modifikasi terhadap prosedur tindakan tersebut untuk disesuai-kan dengan
karakteristik peserta didik, kedalaman dan keluasan masalah, dan potensi sekolah
(sarana prasarana dan fasilitas) yang tersedia, agar tindakan yang dilakukan tepat dan
efektif dalam memecahkan masalah.

Jika guru yang lain merasa bahwa permasalahan yang dihadapi persis sama dan faktor-
faktor lainnya juga sama, maka dia dapat saja langsung mengikuti prosedur tindakan
yang dilakukan oleh guru yang telah berhasil tadi tanpa memodifikasi, meski-pun belum
menjamin pula bahwa hasilnya akan sama. Hal ini karena PTK bersifat kasuistik dan
hasilnya tak dapat digeneralisasikan.

3. Kunci Jawaban: C
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam
kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
kalorimeter menggunakan rumus:
Qair = m x c x T

4. Kunci Jawaban: C
Langkah selanjutnya setelah mengetahui rumusan KD, indikator-indikator KD, tujuan
pembelajaran, serta menganalisis materi reaksi elektrokimia yang tertera dalam silabus
dan buku pelajaran adalah menentukan tata urut dan kedalaman konsep-konsep
dalam materi elektrokimia yang akan diajarkan, sedangkan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                178 
 
 
memilih media, memilih strategi, menyusun metode dan instrumen asesmen formatif
dilakukan sesudah menentukan urutan materi yang akan diajarkan. Untuk identifikasi
miskonsepsi dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung, yaitu sebelum RPP disusun.

5. Kunci Jawaban: A
Diketahui:
Pb2+ + 2e  Pb Eo = - 0,13 V
Ag+ + e  Ag Eo = + 0,80 V

Oleh karena Pb memiliki Eo lebih kecil daripada Ag, maka cenderung lebih mudah
mengalami oksidasi. Oksidasi pada sel Volta terjadi di anoda, sehingga reaksi yang terjadi
pada anoda adalah: Pb  Pb2+ + 2e. Reaksi ini menyebabkan konsentrasi ion perak
(Ag+) di katoda berkurang, karena elektron yang dilepaskan di anoda segera ditangkap
oleh ion logam (Ag+) menjadi logam Ag yang mengendap di katoda.

Reaksi redoks yang terjadi, yaitu reaksi reduksi ion Ag+ dan oksidasi logam Pb:
Pb (s) + 2 AgNO3 (aq)  Pb(NO3)2 (aq) + 2 Ag (s)
Pernyataan B  tidak tepat, karena penurunan konsentrasi salah satu larutan, dalam
hal ini konsentrasi ion Ag+, berpengaruh terhadap besarnya tegangan sel.

Pernyataan C  ketika sel Volta mulai beroperasi, maka konsentrasi kedua larutan
akan mengalami perubahan, dalam hal ini konsentrasi Pb(NO3)2 bertambah, sebaliknya
konsentrasi AgNO3 berkurang.

Pernyataan D  di anoda terjadi reaksi oksidasi Pb  Pb2+ + 2e (karena Eo Pb lebih


kecil daripada Eo Ag) dan di katoda terjadi reaksi 2 Ag+ + 2e  2 Ag, yaitu menangkap
2e yang dilepaskan Pb setelah mengalami oksidasi.

Pernyataan E  sebagai anoda adalah logam Pb (Eo Pb < Eo Ag), sehingga Pb cende-
rung mengalami oksidasi) dan sebagai katoda logam Ag, sehingga Ag cenderung
mengalami reduksi.

6. Kunci Jawaban: C
Tata nama IUPAC adalah sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia
secara umum. Tata nama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).

Salah satu aturan tata nama tersebut adalah:


Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan oksi-dasi,
maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka romawi dalam
tanda kurung di belakang nama unsurnya.

Jadi, nama senyawa [Pt(NO)5Cl]Br3 menurut IUPAC adalah monokloro pentanitrosil


platina(IV) tribromida.

7. Kunci Jawaban: A
Reagen Molisch  untuk uji umum adanya karbohidrat yang ditunjukkan dengan
terbentuknya cincin ungu pada bidang batas antar dua larutan.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                179 
 
 
Larutan lugol  digunakan untuk uji adanya amilum (pati) yang ditandai dengan
terbentuknya warna biru gelap.

Reagen Barfoed  untuk menguji adanya gula pereduksi yang ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata, dimana untuk monosakarida endapan tersebut
terbentuk dengan cepat tanpa pemanasan, sedangkan untuk disakarida terbentuknya
endapan lama dan memerlukan pemanasan.

Reagen Seliwanoff  untuk menguji adanya gugus keton (golongan ketosa) yang
ditandai dengan terbentuknya warna merah ceri, seperti fruktosa.

Berdasarkan hasil pengujian keempat uji tersebut menunjukkan bahwa sampel makanan
mengandung karbohidrat jenis maltosa.

8. Kunci Jawaban: B
Pernyataan A  data kenaikan laju reaksi jika suhu meningkat 10oC hanya mampu
memperlihatkan pengaruh suhu berdasarkan data, bukan bagaimana suhu mempe-
ngaruhi laju reaksi secara visual.

Pernyataan B  video yang menunjukkan peningkatan frekuensi tumbukan antar


partikel pada suhu yang lebih tinggi tepat digunakan sebagai media yang memper-jelas
bagaimana suhu mempengaruhi laju reaksi, yaitu dengan suhu yang semakin tinggi
tumbukan yang efektif antar partikel (tumbukan yang menghasilkan reaksi dan
melampaui energi aktivasi) semakin bertambah, sehingga laju reaksi semakin cepat.

Pernyataan C  peta konsep berguna dalam memperjelas hubungan antar konsep


yang terdapat dalam pembahasan laju reaksi.

Pernyataan D  proses kimia dalam industri yang bekerja pada suhu tinggi belum
mampu memvisualkan bagaimana suhu yang tinggi tersebut secara nyata mempenga-
ruhi proses kimia yang terjadi.

Pernyataan E  foto-foto reaksi kimia yang melepaskan energi panas tidak mampu
menunjukkan bagaimana laju reaksi kimia tersebut berlangsung.

9. Kunci Jawaban: D
Materi pembelajaran, sumber pembelajaran, asesmen hasil pembelajaran, dan tujuan
pembelajaran merupakan komponen-komponen yang tercakup dalam RPP.

Landasan teori pembelajaran merupakan konsep yang harus dikuasai guru dalam
mengajar, tetapi tidak termasuk dalam komponen RPP.

10. Kunci Jawaban: B


Ketika seorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran dengan penekanan pada
pemahaman konsep-konsep yang tercakup dalam materi tersebut secara kompre-hensif,
berarti guru tersebut mengajar dengan menggunakan pendekatan konsep.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                180 
 
 
Pendekatan lingkungan dan kontekstual intinya sama, yaitu mengajarkan materi dengan
cara mengaitkan setiap konsep dengan fenomena atau peristiwa yang terjadi di
lingkungan atau dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pembelajaran yang mengajak siswa mene-
mukan sendiri konsep tersebut, guru hanya menyajikan serangkaian peristiwa atau
beberapa contoh, kemudian siswa mencoba menghubungkan dan mengasosiasikan
menjadi satu konsep yang esensial dari suatu pokok bahasan.

Pendekatan keterampilan proses merupakan pembelajaran yang tidak hanya menyu-


guhkan konsep-konsep, tetapi juga mengajak siswa untuk mengetahui bagaimana
konsep tersebut ditemukan.

11. Kunci Jawaban: D


Kandungan zat yang tidak disukai (impuritis) dalam air berkaitan erat dengan penu-
runan tekanan uap, karena semakin besar kandungan impuritis semakin besar
penurunan tekanan uap yang terjadi. Jika hal itu terjadi pada generator uap air yang
dalam menggerakkan turbinnya memerlukan kemurnian air yang tinggi, tetapi kan-
dungan impuritisnya besar, maka jumlah uap air yang dihasilkan tidak maksimal,
akibatnya turbin bergerak lambat.

12. Kunci Jawaban: E


Isomerisasi adalah peristiwa dimana suatu senyawa karbon memiliki rumus kimia
sama, tetapi rumus strukturnya berbeda. Senyawa yang mengalami peristiwa isomeri-
sasi disebut isomer. Jenis isomer bermacam-macam, yaitu isomer kerangka/rantai,
isomer posisi, isomer fungsi, isomer geometris (cis-trans), dan isomer optik.

Senyawa sikloheksanon memiliki rumus molekul C6H12O atau rumus strukturnya:

CH3 – CH = C – CH2 – C = O
CH3
CH3 H
3-metil siklopentanon 3-metil 3-pentenaldehid Disiklopropil eter

O
CH3 – O -
C2H5
Metil sikloamil eter 2-etil siklobutanon

Senyawa yang merupakan isomer sikloheksanon adalah metil sikloamil eter, yaitu
memiliki rumus kimia sama C6H12O.

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                181 
 
 
13. Kunci Jawaban: D
Penilaian kinerja berkaitan dengan pelibatan partisipasi siswa dalam melakukan sesuatu.
Untuk indikator “Menulis dan menyajikan karya tentang aplikasi senyawa organik dalam
kehidupan sehari-hari”, maka guru harus mempersiapkan kinerja yang harus dilakukan
siswa, seperti mempersiapkan tugas mengeksplorasi dan membuat makalah tentang
penggunaan senyawa organik, dan mempersiapkan penilaian terha-dap makalah yang
dibuat mereka lengkap dengan rubrik penilaiannya dan penilaian presentasi siswa
tentang penggunaan senyawa organik yang telah dituangkan dalam makalah.
Untuk tes tertulis dan penilaian sikap dapat dilakukan guru sebagai bagian yang terpisah
dari penilaian kinerja.

14. Kunci Jawaban: D


Diketahui:
Ksp CaSO4 = 1,5 x 10−5
Ksp Pb(IO3)2 = 3,7 x 10−13
Ksp MgF2 = 5,2 x 10−12
Ksp Hg2F2 = 3,1 x 10−6
Ksp Mg(OH)2 = 5,6 x 10−12
Volum campuran= 100 mL + 100 mL = 200 mL

Ditanya:
Campuran 100 mL 0,01 M masing-masing larutan yang tidak menghasilkan endapan?

Jawab:
A. MgCl2 (aq) + 2 KOH (aq)  Mg(OH)2 (s) + 2 KCl (aq)

Mg(OH)2 (s) ⇌ Mg2+ (aq) + 2 OH- (aq)

[Mg2+] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL


= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M
-
[OH ] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL
= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M

Qc = [Mg2+] [OH-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M

Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp Mg(OH)2 (5,6 x 10−12)  terjadi endapan.

B. Pb(NO3)2 (aq) + 2 KIO3 (aq)  Pb(IO3)2 (s) + 2 KNO3 (aq)

Pb(IO3)2 (s) ⇌ Pb2+ (aq) + 2 IO3- (aq)

[Pb2+] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL


= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M
-
[IO3 ] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL
= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M

Qc = [Pb2+] [IO3-]2

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                182 
 
 
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M

Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp Pb(IO3)2 (3,7 x 10−13)  terjadi endapan.

C. CaCl2 (aq) + H2SO4 (aq)  CaSO4 (s) + 2 HCl (aq)

CaSO4 (s) ⇌ Ca2+ (aq) + SO42- (aq)

[Ca2+] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL


= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M
2-
[SO4 ] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL
= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M

Qc = [Ca2+] [SO42-]
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M) = 25 x 10-6 M = 2,5 x 10-5 M

Karena Qc (2,5 x 10-5) > Ksp CaSO4 (1,5 x 10−5)  terjadi endapan.

D. Hg2(NO3)2 (aq) + NiF2 (aq)  Hg2F2 (s) + Ni(NO3)2 (aq)

Hg2F2 (s) ⇌ Hg2+ (aq) + 2 F- (aq)

[Hg2+] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL


= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M
-
[F ] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL
= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M

Qc = [Hg2+] [F-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M

Karena Qc (1,25 x 10-7) < Ksp Hg2F2 (3,1 x 10−6)  tidak terjadi endapan.

E. MgCl2 (aq) + 2 NaF (aq)  MgF2 (s) + 2 NaCl (aq)

MgCl2 (s) ⇌ Mg2+ (aq) + 2 Cl- (aq)

[Mg2+] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL


= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M
-
[Cl ] = (100 mL x 0,01 M) : 200 mL
= 1 mmol : 200 mL = 0,005 M = 5 x 10-3 M

Qc = [Mg2+] [Cl-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M

Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp MgF2 (5,2 x 10−12)  terjadi endapan

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                183 
 
 
15. Kunci Jawaban: A
Ruang lingkup Kompetensi Dasar: “Mengolah data untuk menentukan nilai tetapan
kesetimbangan suatu reaksi” meliputi hukum kesetimbangan, konsentrasi kesetim-
bangan, tetapan kesetimbangan.

Untuk materi reaksi dapat balik, keadaan setimbang dinamis, pergeseran kesetim-
bangan, asas Le Chatelier, faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, dan
kesetimbangan dalam industri merupakan bagian dari ruang lingkup materi kesetim-
bangan kimia tetapi tidak termasuk dalam Kompetensi Dasar tersebut.

16. Kunci Jawaban: C


Campuran yang tidak dapat mempertahankan pH dari pengaruh pengenceran ataupun
penambahan sedikit asam atau basa adalah campuran yang menghasilkan larutan buffer
atau penyangga.

Pada option A dan B keduanya merupakan larutan penyangga asam, sedangkan pada
option D dan E keduanya larutan penyangga asam yang berasal dari asam lemah dengan
garamnya, sedangkan pada option C bukan suatu pasangan larutan penyangga, karena
tidak termasuk salah satu dari jenis larutan penyangga.

17. Kunci Jawaban: B


Asam nitrat dan kalium kromat adalah dua contoh bahan kimia yang harus disimpan
dalam botol berwarna gelap dan bertutup rapat, karena kedua bahan kimia tersebut
mudah bereaksi dengan gas oksigen di udara (bahan oksidator).

18. Kunci Jawaban: E


Glisin termasuk golongan asam amino non esensial, karena tubuh biasanya mampu
memproduksi glisin sendiri dalam jumlah yang mencukupi. Glisin merupakan asam amino
yang paling sederhana. Rumus kimia dari senyawa ini adalah C2H5NO2. Sebagai asam
amino, glisin merupakan satu-satunya senyawa yang tidak memiliki isomer
optik. Kondisi tersebut dikarenakan gugus residu yang terkait pada atom karbon atom
alpha merupakan atom hidrogen sehingga terjadi simetri. Adapun rumus struktur Glisin
sebagai berikut:

H O

H C C OH

NH2
Semua asam amino bersifat amfoter, karena
glisin dapat membentuk ion zwitter, yaitu ion
yang memiliki muatan berlawanan, bermomen dipol sekaligus gugus bersifat asam dan
basa. Pada pH netral zwitter-ion akan bermuatan positif (kation) maupun bermu-atan
negatif (anion).

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                184 
 
 
19. Kunci Jawaban: A
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi, suhu, dan luas permukaan dari zat-zat yang
bereaksi, sedangkan waktu yang diperlukan untuk bereaksi berbanding terbalik de-ngan
laju reaksi, atau V = 1/t. Oleh karena itu jika zat yang bereaksi diubah bentuknya dari
padat (potongan logam) menjadi serbuk, berarti luas permukaan diperbesar, hal ini
menyebabkan reaksi menjadi lebih cepat (kurang dari sebelumnya atau kurang dari 5
menit), tetapi volume gas hidrogen yang dihasilkan pada STP akan tetap (30 mL).
Adapun reaksinya dapat dituliskan:

Al (s) + H2SO4 (aq)  Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)

20. Kunci Jawaban: B


Pengujian adanya karbon dan hidrogen dalam senyawa organik dapat dilakukan dengan
cara mencampurkan senyawa organik tersebut dengan CuO (oksidator) agar terjadi
reaksi oksidasi terhadap sampel organik tersebut hingga menghasilkan gas CO2 dan H2O.
Adanya gas CO2 dapat dideteksi dengan mengalirkan ke dalam air kapur, sehingga air
kapur menjadi keruh. Adapun reaksinya:

Sampel organik + CuO (oksidator)  CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq)  CaCO3 (s) + H2O (l)


air kapur keruh

H2O (l) + CuSO4 (s)  CuSO4.5H2O (s)


putih biru

Adanya hidrogen dalam sampel organik (dalam bentuk H2O) juga dapat dideteksi
dengan kertas kobalt biru yang kemudian berubah menjadi merah muda (pink).

Kertas kobalt biru + H2O (l)  kertas kobalt merah muda (pink)

21. Kunci Jawaban: E


Diketahui:
7,4 gram Ca(OH)2 dilarutkan dalam 200 gram air
Ar Ca = 40, O = 16, H = 1, C = 12
Mr Ca(OH)2 = 74
Mr glukosa (C6H12O6) = 180

Ditanya:
Massa glukosa yang harus dilarutkan ke dalam 200 gram air agar titik didihnya sama
dengan larutan Ca(OH)2 tersebut?

Jawab:
Oleh karena Ca(OH)2 larutan elektrolit, maka memiliki faktor koligatif (i)

Ca(OH)2 (aq) ⇌ Ca2+ (aq) + 2 OH- (aq)


n (jumlah partikel) dari Ca(OH)2 = 3

Jadi besarnya i dari Ca(OH)2 = [1 + (n - 1)] = [1 + (3 – 1)1] = 3

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                185 
 
 
Mencari Kb:
Tb Ca(OH)2 = M x Kb x i
Tb Ca(OH)2 = x 𝑥 𝐾𝑏 𝑥 𝑖

,
Tb Ca(OH)2 = x x Kb x 3

Tb Ca(OH)2 = 1,5 Kb

Menghitung massa glukosa dengan titik didih sama dengan Ca(OH)2:


Tb C6H12O6 = Tb Ca(OH)2
1,5 Kb = m x Kb
,
= x
1,5 = x
/
1,5 x 180 gram/mol = massa C6H12O6 x 5 gram-1
/
Massa C6H12O6 =
Massa C6H12O6 = 54 gram

22. Kunci Jawaban: A


Campuran yang dapat mempertahankan pH dari pengaruh pengenceran atau penam-
bahan sedikit asam atau basa adalah campuran yang menghasilkan larutan buffer atau
penyangga, yaitu campuran amonia dan amonium nitrat (basa lemah dan garamnya).

Pada option B, C, D, dan E keempatnya bukan merupakan larutan penyangga atau


buffer, melainkan campuran asam lemah dan garam yang bukan dari sisa asam lemah
tersebut (option B), garam asam dan basa (option C), asam kuat dan garam asam
(option D), dan asam lemah dan asam lemah (option E). Larutan buffer terbentuk dari
asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya.

23. Kunci Jawaban: D


Monomer adalah molekul-molekul sederhana yang bergabung membentuk rantai yang
panjang yang berupa polimer

Karet ada dua macam, yaitu:


a. Karet alam, merupakan polimer dari isoprena. Proses polimerisasi alami dari
isoprena menghasilkan poliisoprena melalui polimerisasi adisi.
b. Karet sintetis, dibuat dari kopolimerisasi 2-kloro-1,3-butadiena (75%) dan stirena
(25%). Penggunaan utama karet sintesis adalah untuk ban kendaraan bermotor.

Adapun rumus struktur 2-kloro-1,3-butadiena adalah:

CH2 = C – CH = CH2

Cl
Atau dapat ditulis CH2=CCl-CH=CH2

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                186 
 
 
24. Kunci Jawaban: B
Nilai tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhu reaksi berubah. Hubungan antara
perubahan k dan perubahan suhu (T) adalah:

𝑘1 𝐸𝑎 1 1
𝑙𝑛
𝑘2 𝑅 𝑇1 𝑇2

25. Kunci Jawaban: C


Diketahui:
Larutan NiCl2, CdCl2, dan CoCl2 masing-masing konsentrasinya 0,007 M atau 7 x 10-3 M
Semua larutan tersebut ditambah NaOH padat  pH 8
Ksp Ni(OH)2 = 5,5 x 10-16
Ksp Cd(OH)2 = 7 x 10-15
Ksp Co(OH)2 = 6 x 10-15

Ditanya:
Garam hidroksida dari ketiga larutan tersebut yang mengendap?

Jawab:
pH = 8  pOH = 14 – 8 = 6  [OH-] = 10-6 M

NaOH ⇌ Na+ + OH-


10-6 M

Ni(OH)2 ⇌ Ni2+ + 2 OH-

Qc = [Ni2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15

Oleh karena Qc (7 x 10-15) > Ksp Ni(OH)2 (5,5 x 10-16)  Ni(OH)2 mengendap

Cd(OH)2 ⇌ Cd2+ + 2 OH-

Qc = [Cd2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15

Oleh karena Qc (7 x 10-15) > Ksp Cd(OH)2 (7 x 10-15)  Cd(OH)2 tidak mengendap

Co(OH)2 ⇌ Co2+ + 2 OH-

Qc = [Co2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                187 
 
 
Oleh karena Qc (7 x 10-15) > Ksp Co(OH)2 (6 x 10-15)  Co(OH)2 tidak mengendap

Jadi, hanya Ni(OH)2 yang mengendap.

26. Kunci Jawaban: D


2 butena: memiliki isomer geometri (cis trans)

2-butanol: memiliki isomer optis karena memiliki C kiral

Isomer geometris dan isomer optis merupakan isomer ruang (stereoisomer)

27. Kunci Jawaban: A


Diketahui:
Persamaan reaksi:
NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s)  NH3 (g) + CaCl2 (s) + H2O (l) (belum setara)

5,35 gram NH4Cl dan 5,35 gram Ca(OH)2 dipanaskan hingga bereaksi sempurna
Ar H = 1, N = 14, O = 16, dan Cl = 35,5

Ditanya:
Volume gas NH3 yang dihasilkan diukur pada STP?

Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
2 NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s)  2 NH3 (g) + CaCl2 (s) + 2 H2O (l)

Selanjutnya dicari mol masing-masing untuk mengetahui pereaksi pembatasnya:


,
n NH4Cl = = = 0,1 mol
, /

,
n Ca(OH)2 = = = 0,07 mol
/

2 NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s)  2 NH3 (g) + CaCl2 (s) + 2 H2O (l)
M 0,1 mol 0,07 mol - - -
R 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol
S - 0,02 mol 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                188 
 
 
Dengan demikian yang berfungsi sebagai pereaksi pembatas adalah NH4Cl.

Banyaknya volume gas NH3 yang dihasilkan diukur pada STP:

Volume NH3 = 0,1 mol x 22,4 L = 2,24 L

28. Kunci Jawaban: C


Diketahui:
50 mL larutan HNO3 4 mol/L diencerkan dengan aquades  volume 100,0 mL
Diambil 10,0 mL diencerkan kembali  volume 50,0 mL

Ditanya:
Konsentrasi larutan HNO3 akhir?

Jawab:
Faktor pengenceran pertama =100 mL/50 mL = 2x
Faktor pengenceran kedua = 50 mL/10 mL = 5x
Faktor pengenceran total = 2 x 5 = 10
/
Konsentrasi larutan HNO3 akhir = = 0,4 mol/L

29. Kunci Jawaban: E


Pernyataan A  peta konsep berguna dalam memperjelas hubungan antar konsep
yang terdapat dalam pembahasan pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia.

Pernyataan B  grafik hubungan antara temperatur dan nilai tetapan kesetimbangan


yang ditunjukkan melalui ppt tidak mampu membantu pemahaman siswa tentang
pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia.

Pernyataan C  video yang memperlihatkan reaksi kesetimbangan dalam industri yang


bekerja pada suhu tinggi belum mampu memvisualkan bagaimana suhu yang tinggi
tersebut secara nyata mempengaruhi kesetimbangan kimia.

Pernyataan D  presentasi powerpoint (ppt) yang memperlihatkan foto keadaan awal


tembaga(II) sulfat berair kristal dan setelah zat itu dipanaskan hanya mampu
memperlihatkan pengaruh suhu berdasarkan foto (gambar diam), bukan bagaimana
suhu mempengaruhi kesetimbangan kimia secara visual.

Pernyataan E  video yang menunjukkan perbedaan kondisi tabung reaksi berisi gas
NO jika direndam dalam air es dan air hangat tepat digunakan sebagai media yang
memperjelas bagaimana suhu mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu terlihat
perbedaan secara visual reaksi kesetimbangan pada suhu rendah (dalam air es) dan
suhu tinggi (dalam air hangat).

30. Kunci Jawaban: C


Diketahui:
Reaksi dekomposisi gas NO2: 2 NO2 (g)  2 NO (g) + O2 (g)
Reaksi tersebut berorde 2
[NO2] awal = 4 M dan k = 10−2 M-1 detik-1

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                189 
 
 
Ditanya:
waktu yang diperlukan agar [NO2] berkurang menjadi separuhnya?

Jawab:
Waktu paruh orde 2:
1 1
𝑡 / 𝟐𝟓 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝑘. 𝐴 0,01 𝑀 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥4𝑀

31. Kunci Jawaban: A


Diketahui:
Reaksi A  B merupakan reaksi orde nol
[A] awal = 0,50 M dan k = 0,025 M.s-1

Ditanya:
waktu paruh reaksi tersebut?

Jawab:
Waktu paruh orde 0:

𝐴 0,5 𝑀
𝑡 / 𝟏𝟎 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
2𝑘 2 𝑥 0,025 𝑀. 𝑠

32. Kunci Jawaban: D


Konsep prasyarat untuk mempelajari materi pokok Hasil Kali Kelarutan adalah
konsentrasi larutan, larutan jenuh, kesetimbangan, asas Le Chatelier.

33. Kunci Jawaban: B


Diketahui:
Persamaan reaksi:
MnO2 (s) + HCl (g)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + H2O (l) (belum setara)

8,7 gram MnO2 direaksikan dengan 7,3 gram HCl


Ar H = 1, O =16, Cl = 35,5, dan Mn = 55

Ditanya:
Volume gas Cl2 yang dihasilkan jika diukur pada STP?

Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
MnO2 (s) + 4 HCl (g)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)

Selanjutnya dicari mol masing-masing untuk mengetahui pereaksi pembatasnya:


,
n MnO2 = = = 0,1 mol
/

,
n HCl = = = 0,2 mol
, /

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                190 
 
 
MnO2 (s) + 4 HCl (g)  MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
M 0,1 mol 0,2 mol - - -
R 0,05 mol 0,2 mol 0,05 mol 0,05 mol 0,1 mol
S 0,05 mol - 0,05 mol 0,05 mol 0,1 mol

Dengan demikian yang berfungsi sebagai pereaksi pembatas adalah HCl.

Banyaknya volume gas Cl2 yang dihasilkan jika diukur pada STP:

Volume Cl2 = 0,05 mol x 22,4 L = 1,12 L

34. Kunci Jawaban: E


Penilaian kinerja berkaitan dengan pelibatan partisipasi siswa dalam melakukan sesuatu.
Untuk indikator “Menulis dan menyajikan karya tentang sampah plastik dan dampaknya
dalam kehidupan sehari-hari”, maka guru harus mempersiapkan kinerja yang harus
dilakukan siswa, seperti mempersiapkan tugas mengeksplorasi dan membuat makalah
tentang sampah plastik dan dampaknya bagi lingkungan, dan mempersiapkan penilaian
terhadap makalah yang dibuat mereka lengkap dengan rubrik penilaiannya dan penilaian
presentasi siswa tentang sampah plastik dan dampaknya bagi lingkungan yang telah
dituangkan dalam makalah.

Untuk tes tertulis dan penilaian sikap dapat dilakukan guru sebagai bagian yang terpisah
dari penilaian kinerja.

35. Kunci Jawaban: A


Media yang sesuai untuk membantu siswa memahami konsep kesetimbangan dinamis
adalah video yang memperlihatkan animasi perubahan terus menerus pereaksi menjadi
hasil reaksi dan sebaliknya.

Peta konsep, powerpoint yang memperlihatkan contoh reaksi reversibel dan hubungan
antara konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu, dan video terjadinya reaksi
kesetimbangan dalam suatu industri (misal industri amonia) belum mampu menvisuali-
sasikan secara jelas proses kesetimbangan dinamis yang dimaksud.

36. Kunci Jawaban: B


Unsur karbon memiliki 3 jenis allotrop, yaitu grafit, intan, dan arang. Pilihan jawaban
yang benar adalah intan bersifat isolator karena hibridisasinya sp3, sedangkan grafit
bersifat konduktor karena hibridisasinya sp2

37. Kunci Jawaban: B


Pernyataan yang tidak berkaitan dengan proses penyerapan air oleh tanaman adalah
cairan sel pada ujung akar lebih pekat daripada cairan sel yang terletak di bagian dalam,
sehingga sel bagian dalam akan menyerap air dari ujung akar. Pada proses osmosis, air
bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.

38. Kunci Jawaban: D


Prinsip yang tidak sesuai dengan penyimpanan bahan kimia di laboratorium adalah
bahan kimia disimpan di tempat yang terkena sinar matahari agar tetap kering. Hal ini
karena ada beberapa zat yang dapat berubah apabila terkena matahari langsung,

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                191 
 
 
sehingga harus terhindar dari sinar matahari dengan menyimpan dalam botol gelap dan
diletakkan dalam lemari tertutup. Untuk gas bertekanan, seperti gas N2, asetilen, H2, dan
Cl2 dalam tabung silinder, selain disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat,
ruangan dingin, juga tidak boleh terkena langsung sinar matahari, karena dapat meledak
akibat memuai dalam tabung.

39. Kunci Jawaban: E


Konsentrasi yang digunakan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku adalah
molalitas, sedangkan konsentrasi yang digunakan tekanan osmosis adalah Molaritas dan
tekanan uap larutan adalah fraksi mol.

Jadi perbandingan sifat koligatif antara larutan elektrolit dan non elektrolit yang berbeda
dengan kenaikan titik didih adalah penurunan tekanan uap dan tekanan osmosis.

40. Kunci Jawaban: A


Diketahui:
100 mL sampel NaCl + 20 mL larutan 0,15 M KMnO4  Cl2 + Mn2+

Ditanya:
Konsentrasi NaCl dalam sampel?

Jawab:
2Cl-  Cl2 + 2e
MnO4 + 8H + 5e  Mn2+ + 4H2O
- +

2 Cl- + MnO4- + 8 H+  Cl2 + Mn2+ + 4 H2O

Mol equivalen NaCl = Mol equivalen KMnO4


𝑀 x𝑉 =𝑀 x𝑉
𝑀 x 100 mL x 1 = 0,15 M x 20 mL x 5
𝑀 x 100 mL = 15 mmol

𝑀 =

𝑀 = 0,15 M

Program PGDK Kemdikbud 2019


                                                192 
 
 

Anda mungkin juga menyukai