KIMIA
Supriano
NIP 196208161991031001
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
A. Rasional .................................................................................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan .................................................................................................................. 2
C. Cara Penggunaan dan Pemanfaatan Bahan Ajar ...................................................................... 2
BAB II KISI‐KISI (INDIKATOR ESSENSIAL), CONTOH SOAL, PEMBAHASAN ...................................... 3
A. Soal dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik ......................................................................... 3
B. Soal dan Pembahasan Kompetensi Profesional ..................................................................... 45
BAB III SOAL LATIHAN DAN UMPAN BALIK ................................................................................ 163
A. Soal Latihan .......................................................................................................................... 163
B. Umpan Balik ......................................................................................................................... 173
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 174
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 176
A. Rasional
Penyelesaian permasalahan pendidikan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)
merupakan salah satu program prioritas, dalam hal ini membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya membangun pendidikan di daerah 3T.
Tahun 2019 ini Kemendikbud melaksanakan program peningkatan kompetensi guru daerah
khusus (Gurdasus) menjadi guru profesional melalui Pelatihan Guru Daerah Khusus (PGDK).
Peningkatan kompetesi guru menjadi guru profesional merupakan kewajiban pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam
kompetensi secara merata. Program PGDK diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi
S1/DIV dan telah mengabdi pada sekolah di daerah khusus sesuai dengankriteria menurut
Kepmendikbud Nomor 80 tahun 2017 tentang Penetapan Daerah Khusus Tahun 2017.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini berlaku pula untuk Gurdasus,
bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi S1/DIV, juga harus memiliki sertifikat
pendidik yang diperoleh melalui PPG. Gurdasus yang telah mengabdi di daerah khusus
umumnya memiliki kendala dalam meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya yang
diperoleh melalui program PPG. Dikarenakan kondisi, tantangan, dan hambatan yang
dihadapi Gurdasus dalam mengikuti program PPG, maka perlu dilakukan kegiatan
prakondisi dalam bentuk PGDK untuk menyiapkan Gurdasus agar berhasil dalam
menyelesaikan program PPG. Berdasarkan Program PGDK 2018 diketahui bahwa program
ini sangat membantu Gurdasus dalam menghadapi PPG.
Untuk membantu peserta Program PGDK belajar, diperlukan bahan ajar. Bahan ajar ini
berisi tujuan belajar yang mengacu pada indikator Uji Pengetahuan PPG, uraian materi,
contoh soal dan pembahasan, latihan soal dan refleksi, serta soal try-out dan pembahasan.
Dengan cakupan materi ini diharapkan peserta Program PGDK dapat memperdalam konsep
kunci, berlatih soal-soal yang relevan, dan tumbuh kesiapan untuk mengikuti rangkaian
PPG.
Berikut ini adalah beragam soal dan pembahasannya. Soal yang disusun mengacu
pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru
(UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir para peserta PPG, baik untuk
kompetensi pedagogik maupun profesional.
Bab ini terdiri dari 2 Sub Bab, yaitu (A) Soal dan Pembahasan Kompetensi Pedagogik
dan (B) Soal dan Pembahasan Kompetensi Profesional.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi laju reaksi, struktur atom, dan ikatan kimia dan pengertian
TPACK, peserta dapat menerapkan prinsip TPACK dalam pembelajaran kimia materi
tersebut.
Uraian Materi:
Soal
1a. Pada pembelajaran kimia abad 21, guru sangat perlu menguasai materi pelajaran
dan teknik untuk menyampaikan materi tersebut dengan memperhatikan aspek
pedagogi disertai dengan penguasaan teknologi. Hal yang tidak tepat dalam
menyiapkan pembelajaran kimia seperti yang dimaksud adalah ….
A. mengidentifikasi topik yang cocok untuk diajarkan dengan teknologi
B. mengidentifikasi representasi yang tepat untuk mentransformasi konten
C. menggunakan pendekatan kooperatif dalam setiap proses pembelajaran
D. memilih strategi mengajar yang sulit dilaksanakan dengan cara tradisional
E. memilih alat dan penggunaan metode pedagogik yang sesuai
Jawaban: C
Soal
1b. Dalam membelajarkan materi Struktur Atom yang abstrak, dimana elektron dalam
atom merupakan partikel yang dapat bergerak bebas, penting sekali untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
dibantu untuk mempelajari materi yang abstrak dengan baik. Langkah yang tepat
untuk dilakukan oleh guru adalah .…
A. menuliskan materi Struktur Atom ke dalam powerpoint tanpa animasi
B. menugaskan siswa untuk browsing materi di internet untuk memperdalam
C. membentuk kelompok-kelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan
D. menampilkan visualisasi gerakan perpindahan elektron berupa animasi
E. membuat media komik elektronik yang dapat diakses setiap saat
Jawaban: D
Pembahasan
Media powerpoint sebenarnya salah satu media yang menggunakan teknologi, tetapi
jika penggunaannya hanya berupa slide-slide yang penuh dengan tulisan tanpa ada
sisipan animasi atau film pendek yang mampu mengilustrasi konsep yang abstrak,
maka media powerpoint relatif belum efektif membantu pemahaman siswa.
Demikian juga tugas browsing di internet, belum menjamin siswa menemukan tulisan
atau video yang mampu membantu pemahamannya.
Media komik elektronik yang ada selama ini belum mampu meningkatkan pemahaman
siswa terhadap suatu konsep, karena masih rendahnya minat literasi siswa terhadap
bahan bacaan dalam bentuk apapun.
Soal
1c. Ibu Sari bermaksud membelajarkan materi Laju Reaksi menggunakan pendekatan
TPACK, yaitu menggabungkan teknologi, pedagogi, dan konten/materi
pengetahuan pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang paling tepat
Jawaban: B
Pembahasan
Sheal (1989) mengatakan bahwa seseorang belajar 90% dari apa yang dikatakan dan
dilakukan. Hal ini berarti jika siswa diajak belajar dengan cara melakukan sesuatu
(dalam hal ini praktikum atau percobaan sederhana), maka konsep yang dipelajari
akan lebih melekat dalam pikirannya. Percobaan sederhana bukan berarti tidak
menggunakan teknologi, tetapi teknologi tersebut diterapkan siswa ketika mencari
bahan percobaan yang akan dirancang, misalnya melalui browsing di internet. Hasil
browsing baru bermanfaat ketika digunakan sebagai acuan dalam merancang
percobaan. Dengan demikian proses pedagogik berjalan lancar dan konten
pengetahuan tertanam baik dan lama dalam struktur kognitif siswa.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan dan termokimia, peserta dapat menganalisis
kemampuan awal siswa yang diperlukan untuk mempelajari materi kimia tersebut.
Uraian Materi:
Soal
2a. Bu Ira sedang mempersiapkan RPP untuk mengajarkan materi Termokimia, yaitu
penentuan ΔH reaksi berdasarkan energi ikatan. Untuk itu bu Ira ingin melakukan
analisis kemampuan awal siswa agar pembelajarannya berlangsung dengan
lancar. Kemampuan awal yang mutlak harus dimiliki oleh peserta didik agar
mudah memahami materi Termokimia adalah penguasaan terhadap konsep ….
A. konversi konsep mol
B. persamaan reaksi dan konsep entalpi
Soal
2b. Sebagai seorang guru kimia, Pak Wawan ingin siswanya mendapatkan hasil
belajar kimia yang baik. Oleh karena itu Pak Wawan melakukan analisis terhadap
kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sebelum menyampaikan materi tentang
perubahan entalpi reaksi (Hreaksi). Indikator pencapaian kompetensi yang
harus dicapai adalah “Peserta didik dapat menerapkan konsep ∆H dalam
persamaan termokimia”. Kemampuan awal yang harus dimiliki peserta didik
adalah tentang konsep ….
A. reaksi eksoterm dan endoterm
B. tentang sistem dan lingkungan
C. penggunaan kalorimeter
D. persamaan reaksi termokimia
E. penentuan rumus ∆H reaksi
Jawaban: D
Pembahasan
Peserta didik dapat menerapkan konsep ∆H dalam persamaan termokimia dengan
baik jika memiliki kemampuan awal berupa penguasaan konsep tentang persamaan
reaksi termokimia, yaitu persamaan reaksi yang menghubungkan zat-zat reaktan dan
zat-zat produk (hasil Reaksi) yang disertai dengan mencantumkan perubahan
energinya, dan koefisiennya diambil sebagai jumlah mol dari zat reaktan dan hasil
reaksi.
Soal
2c. Bu Lucya sering kecewa melihat hasil ulangan harian yang dilakukannya, seperti
yang dialami pada saat mengoreksi hasil ulangan harian materi Larutan
Penyangga. Oleh karena itu Bu Lucya ingin memperbaiki proses pembelajaran
materi tersebut dengan cara mengobservasi terlebih dahulu kemampuan awal
yang dimiliki peserta didik. Observasi yang dilakukan berisi pengamatan terhadap
kemampuan awal yang menjadi prasyarat untuk mempelajari Larutan Penyangga,
yaitu penguasaan terhadap konsep ….
A. Pengubahan satuan dan konsep mol
B. konversi rumus dan konversi satuan
Jawaban: D
Pembahasan
Untuk dapat menguasai materi Larutan Penyangga, maka kemampuan awal yang
harus dikuasai siswa adalam mengenai persamaan reaksi asam basa, karena larutan
penyangga terjadi melalui reaksi asam lemah dengan basa kuat atau asam kuat
dengan basa lemah, dimana asam atau basa yang lemah yang bersisa. Jika persamaan
asam basa tidak dipahami terlebih dahulu, maka dapat menjadi penyebab tidak
dikuasainya konsep Larutan Penyangga dengan baik. Demikian pula dengan konsep
mol yang menjadi konsep terpenting dalam setiap materi kimia yang memerlukan
perhitungan matematis, harus dikuasai dengan baik karena tidak selamanya dalam
soal sudah diketahui angka-angka yang tinggal memasukkan dalam rumus, tetapi
siswa dituntut untuk menggunakan konsep mol dalam perhitungannya.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kimia unsur dan kimia organik, peserta dapat menjelaskan
prosedur kerja dari suatu analisis zat organik/anorganik dalam sampel.
Uraian Materi:
Soal
3a. Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh
kotoran manusia, hewan atau sumber lain. Zat organik merupakan bahan
makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Semakin tinggi kandungan zat
organik di dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Berikut ini yang merupakan cara yang tepat untuk mengidentifikasi adanya zat
organik dalam air adalah ….
A. dioksidasi dengan KMnO4 berlebih dalam keadaan asam dan panas
B. direduksi dengan KMnO4 dalam keadaan basa dan dingin
C. dioksidasi dengan KMnO4 berlebih dalam keadaan basa dan panas
D. direndam dalam larutan NaOH selanjutnya dioksidasi oleh KMnO4
E. direndam dalam larutan NaOH selanjutnya direduksi oleh KMnO4
Jawaban: A
Pembahasan
Zat organik disebut juga parameter nilai permanganat. Analisa zat organik pada air
minum dan air bersih dapat dilakukan dengan metode titrasi permanganometri dalam
suasana asam, dimana zat organik di dalam air dioksidasi dengan kalium
permanganat (KMnO4) dan direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam
oksalat dititrasi kembali dengan kalium permanganat. Titik akhir titrasi ditandai
dengan berubahnya larutan menjadi warna merah muda.
Soal
3b. Pada uji pendahuluan anion dapat dilakukan dengan reaksi asam sulfat 1M. Asam
sulfat merupakan asam kuat, sehingga asam lemah yang terkandung dalam zat
akan terdesak keluar dan menghasilkan gas. Berikut ini ciri gas yang tidak tepat,
jika zat direaksikan dengan asam sulfat 1M adalah ….
A. SO2 tidak berwarna dan bau merangsang
B. CO2 tidak berwarna dan mengeruhkan air barit
C. NO2 coklat dan membirukan kertas benzinida
D. Cl2 kuning dan bau merangsang
Jawaban: E
Pembahasan
Keberadaan gas CO tidak dapat dideteksi dengan mereaksikan asam sulfat 1M, yang
dapat dideteksi adalah gas CO2. Adapun beberapa gas lainnya yang dapat dideteksi
dengan asam sulfat 1 M adalah:
H2S bau telur busuk, kertas PB asetat menjadi hitam, karena terbentuk sulfida.
HoAc kertas lakmus biru menjadi merah dan bau cuka.
Br2 coklat, bau merangsang, membirukan kertas KI + kanji ada hipobromit
Soal
3c. Untuk mengetahui keberadaan zat anorganik biasanya dilakukan analisis
pendahuluan berupa uji nyala menggunakan kawat nikrom dan asam klorida.
Berikut ini alasan penggunaan asam klorida dalam uji nyala, kecuali ….
A. HCl dapat melarutkan pengotor yang menempel pada kawat nikrom
B. HCl dapat bereaksi dengan semua zat organik yang akan diuji
C. pembakaran HCl tidak memberikan warna yang dapat mengganggu
D. HCl membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel di kawat
E. HCl dapat melarutkan zat pengganggu sehingga mudah menguap dari kawat
Jawaban: B
Pembahasan
Alasan penggunaan asam klorida dalam uji nyala zat anorganik:
1. HCl dapat membersihkan kawat nikrom dengan cara melarutkan pengotor atau zat
pengganggu yang mungkin menempel pada kawat nikrom, sehingga pengotor atau
zat pengganggu tersebut mudah menguap dari kawat, dan kawat nikrompun benar-
benar bersih. Cara membersihkannya dengan memasukkan kawat nikrom ke dalam
HCl pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Kawat nikrom dikatakan bersih
jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan
2. Pembakaran HCl tidak memberikan warna, sehingga tidak mempengaruhi atau
mengganggu pengamatan warna nyala yang dihasilkan zat anorganik yang diuji.
3. HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental, sehingga mudah menempel
pada kawat nikrom. Hal ini berarti memudahkan analisis uji nyala yang dilakukan.
HCl tidak bereaksi dengan zat anorganik yang diuji, sehingga tidak mengganggu hasil
pengamatan nyala zat anorganik yang diuji.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kimia unsur dan kimia organik yang dipraktikkan di
laboratorium, peserta dapat menjelaskan cara memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan akibat bahan kimia.
Uraian Materi:
PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN DI LABORATORIUM KIMIA
Laboratorium adalah area kerja yang sangat berpotensi terjadinya kecelakaan.
kecelakaan yang terjadi bisa berasal dari bahan kimia organik atau anorganik, bahan
4. Keracunan
Keracunan zat melalui pernafasan. Akibat zat kimia karena menghirup Cl2, HCl,
SO2, NO2, formaldehid, amonia. Menghindarkan korban dari lingkungan zat
tersebut, kemudian pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. Jika
korban tidak bernafas, segera berikan pernafasan buatan dengan cara menekan
bagian dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban
Soal
4a. Laboratorium kimia sedang direnovasi, tetapi karena kekeliruan seorang pekerja,
maka dari ruang asam timbul asap pekat yang menyengat. Berikut ini merupakan
tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan siswa dari asap yang
berbahaya tersebut, kecuali .…
A. korban dipindahkan ke tempat yang berudara segar
B. jika korban tidak bernafas, dilakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)
sampai pertolongan medis datang
C. jika korban bernafas, dilonggarkan pakaian dan perhatikan jalan nafasnya
D. menenangkan korban agar tidak panik sampai mendapatkan pertolongan
E. pintu laboratorium ditutup agar asap tidak menyebar keluar
Hal yang sering salah dilakukan adalah begitu asap mengepul di ruang lab, maka
segera pintu ditutup agar asap tidak menyebar keluar. Hal ini tidak benar, karena
justru pintu harus dibuka agar asap segera membumbung ke atas dan mengurangi
kadar bahayanya karena bercampur dengan udara di luar lab.
Soal
4b. Percikan bahan kimia pada mata dapat menimbulkan luka yang serius. Sebelum
melakukan pertolongan, yakinkan bahwa situasi aman untuk anda. Jangan
pindahkan korban, dan periksalah ABC (Airway, Breathing, dan Circulation).
Berikut ini cara yang tidak tepat untuk pertolongan adalah ….
A. cuci mata yang terkena bahan kimia dengan air suam-suam kuku selama 15
menit, lebih baik lagi jika menggunakan pencuci mata.
B. bantu korban agar menggerak-gerakkan bola matanya, sehingga mata dapat
dicuci dengan baik
C. menetralkan luka dengan menambahkan bahan kimia lain yang sifatnya
berbeda
D. jaga agar air cucian tidak mengkontaminasi mata yang tidak terluka
E. jika korban menggunakan contact lense lepaskan dengan segera
Jawaban: C
Pembahasan
Hal yang sering salah dilakukan ketika menolong seseorang yang terkena percikan
bahan kimia pada mata adalah mencuci atau memasukkan cairan bahan kimia yang
memiliki sifat berbeda atau berlawanan dengan maksud untuk menetralkan. Misalnya
terkena percikan HCl (asam), maka dicuci atau dimasukkan basa sebagai penetral
asam (NaOH, atau air sabun). Hal ini sangat bahaya, bahkan dapat menyebabkan
kerusakan mata, karena keduanya justru bereaksi hebat dalam mata korban.
Soal
4c. Bekerja di laboratorium tidak perlu takut, namun demikian tetap harus berhati hati
agar tidak terjadi kecelakaan di laboratorium, dan minimal mengetahu cara
mengatasi secara cepat sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan. Sebagai
contoh jika kulit kita terkena fosfor adalah ….
A. dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian dibilas dengan larutan asam
borat 1%
Jawaban: B
Pembahasan
Dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian dicuci dengan larutan H2SO4 3%
pertolongan pertama jika kulit terkena fosfor.
Tujuan Pembelajaran
Dengan pengalaman mengelola praktikum materi kimia unsur dan kimia organik di
laboratorium, peserta dapat menjelaskan cara penyimpanan bahan kimia di labora-
torium.
Uraian Materi:
3. Bahan beracun
Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari bahaya
kebakaran, disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan,
dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi, dan kran dari saluran gas harus
tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang dipergunakan.
4. Bahan korosif
Syarat penyimpanan: ruangan dingin dan berventilasi, wadah tertutup dan
beretiket, dan dipisahkan dari zat-zat beracun.
5. Bahan Oksidator
Syarat penyimpanan: temperatur ruangan dingin dan berventilasi, jauhkan dari
sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok, dan jauhkan dari
bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor.
8. Gas bertekanan
Sebagai contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat
penyimpanan: disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat, ruangan dingin dan
tidak terkena langsung sinar matahari, jauhkan dari api dan panas, dan jauhkan dari
bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.
Soal
5a. Bu Maria akan memulai pembelajaran di laboratorium, untuk itu bu Maria
mengawali dengan memberikan penjelasan tentang manajemen laboratorium
yang benar kepada siswa agar tidak terjadi kecelakaan kerja di laboratorium, salah
satunya adalah tentang penyimpanan bahan kimia.
Perhatikan data berikut:
a. Hindarkan dari gesekan
b. Disimpan dekat dengan api
c. Simpan yang jauh dari api
d. Jauhkan dari tempat basah
e. Simpan zat itu dalam keadaan basah
f. Hindarkan dari badan karena dapat menimbulkan iritasi
Jawaban: A
Pembahasan
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “explosive“ (E) dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contoh bahan kimia mudah meledak (eksplosif)
antara lain: ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT.
Perlakuan terhadap bahan kimia yang eksplosif adalah (a) Hindarkan dari gesekan,
(c) Simpan yang jauh dari api, dan (e) Simpan zat itu dalam keadaan basah
Jawaban: D
Pembahasan
Bahan dan formulasi dengan notasi “corrosive (C)” adalah merusak jaringan hidup.
Contoh asam-asam, anhidrida asam, dan alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan
bereaksi dengan zat-zat beracun.
Syarat penyimpanan:
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Wadah tertutup dan beretiket
c. Dipisahkan dari zat-zat beracun
Soal
5c. Menyimpan bahan kimia di laboratorium ada aturan tersendiri dan harus benar-
benar diperhatikan, karena selain sifat bahan yang berbeda-beda juga dapat
menimbulkan resiko bahaya yang tinggi jika salah cara menyimpannya. Berikut
ini cara yang tepat untuk menyimpan bahan kimia yang beracun, kecuali ….
A. disimpan di ruangan yang dingin dan kering
B. jauhkan dari bahaya kebakaran
C. kran saluran gas harus tertutup saat tidak digunakan
D. dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
E. disediakan masker dan sarung tangan untuk menggunakannya
Jawaban:
Pembahasan
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “very toxic (T+)” dan “toxic
(F)” dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian
pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh: kalium sianida, hydrogen sulfida,
nitrobenzene, atripin, sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, dan gas karbon
monoksida (CO) dari aliran gas.
Syarat penyimpanan:
a. Ruangan dingin dan berventilasi
b. Jauh dari bahaya kebakaran
c. Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
d. Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
Tujuan Pembelajaran
Dengan mengamati kesulitan dalam pembelajaran materi ikatan kimia, peserta dapat
menjelaskan penggunaan TIK dalam pembelajaran kimia untuk mengatasi kesulitan
tersebut.
Uraian Materi:
Soal
6a. Materi Ikatan Kimia merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak dimana
siswa harus dapat mengabstraksikan proses perpindahan elektron ataupun
penggunaan bersama pasangan elektron. Untuk itu diperlukan media
pembelajaran yang dapat menggambarkan konsep yang abstrak tersebut.
Penggunaan TIK oleh guru dalam pembelajaran ikatan kimia memberikan
manfaat agar ….
A. mempermudah sistem pembelajaran antara guru dan siswa
B. materi dapat disajikan dengan menghubungkan kehidupan nyata
C. membantu daya abstraksi siswa melalui model dan visualisasi
D. siswa dapat menelusuri materi lebih lanjut melalui internet
E. guru lebih mudah dalam memberikan tugas pada peserta didik
Jawaban: C
Pembahasan
Penggunaan TIK oleh guru dalam proses pembelajaran ikatan kimia khususnya dan
pembelajaran kimia pada umumnya, memberikan manfaat agar guru dapat
menyajikan konsep-konsep yang abstrak melalui model, visualisasi, animasi, maupun
ilustrasi yang ditampilkan melalui tayangan powerpoint yang dilinkkan dengan video,
film pendek, animasi, dan lain-lain, sehingga siswa dibantu dalam mengabstraksikan
konsep abstrak tersebut dalam struktur kognitifnya.
Soal
Jawaban: D
Pembahasan
Pemahaman tentang bagaimana bentuk molekul yang mendekati kenyataan seringkali
menjadi kendala bagi siswa untuk memahami materi ini, karena kesulitan
mengabstraksikan bentuk molekul tersebut secara konkrit. Penggunaan molymod
relatif tidak banyak membantu juga selama ini. Oleh karena itu dengan kemajuan TIK,
guru dapat menerapkannya untuk membuat animasi sederhana (jika perlu minta
bantuan guru TIK), sehingga dapat ditampilkan di kelas ketika menyampaikan materi
tentang bentuk molekul. Dengan animasi tersebut, siswa akan terbantu daya
abstraksinya tentang pembentukan molekul senyawa.
Penggunaan modul (baik bahan cetak maupun elektronik) relatif kurang efektif,
mengingat minat literasi siswa yang relatif masih rendah. Diskusi kelas untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk molekul hanya sampai pada
tataran teoretis, sehingga tidak banyak membantu pemahaman siswa. Demikian pula
meminta siswa secara berkelompok membuat model bentuk molekul dengan bahan
yang ada di lingkungan, misal kelereng, plastisin, bola pingpong, kurang menarik
minat siswa, mengingat era saat ini yang sangat mengandalkan teknologi.
Soal
6c. Sebagian guru masih menyampaikan materi ikatan kovalen secara konvensional
(ceramah dan powerpoint sederhana hanya berupa tulisan), sehingga membuat
siswa sulit untuk memahami proses penggunaan bersama pasangan elektron.
Berkaitan dengan hal itu, Pak Kamdo yang terkenal guru kreatif mencoba mencari
solusi untuk mengatasi masalah itu. Pak Kamdo membuat skenario sederhana
tentang proses terjadinya ikatan kovalen dengan menganalogikan peristiwa
sehari-hari. Nantinya siswa ada yang ditunjuk untuk berperan dan Pak Kamdo
yang akan merekam sendiri dengan HPnya. Analogi yang akan ditampilkan dalam
video Pak Kamdo adalah hubungan antara orang yang ….
A. memberi uang pada pengemis
B. meminjamkan ember pada tetangga
C. membeli selang air untuk minta air dari tetangga
D. iuran membayar sampah untuk diambil petugas setiap bulan
E. iuran membayar sewa mobil dengan teman untuk pergi bersama
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati Kompetensi Dasar pada materi reaksi redoks dan elektrokimia,
peserta dapat merumuskan indikator pembelajaran atau Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) berdasarkan Kompetensi Dasar materi tersebut.
Uraian Materi:
Soal
7a. Berdasarkan Kompetensi Dasar: “Menganalisis proses yang terjadi dan melakukan
perhitungan zat atau listrik yang terlibat pada suatu sel Volta serta penerapannya
dalam kehidupan”, maka Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) berikut yang
kurang tepat adalah ….
A. menganalisis reaksi dalam sel Volta dan kespontanan reaksi
B. menganalisis proses yang terjadi pada suatu sel Volta
C. menghitung potensial sel dalam suatu sel Volta
D. mengidentifikasi terjadinya oksidasi dan reduksi
E. mengklasifikasikan sel Volta dalam kehidupan sehari-hari
Jawaban: D
Pembahasan
IPK yang kurang tepat adalah “mengidentifikasi terjadinya oksidasi dan reduksi”
karena Kompetensi Dasar yang menjadi acuan tidak lagi membicarakan tentang reaksi
oksidasi reduksi, melainkan materi tentang sel Volta.
Soal
7b. Indikator Pencapaian Kompetensi yang tepat untuk mencapai Kompetensi Dasar:
“Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya” adalah ….
A. menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang spontan melalui percobaan
B. menjelaskan cara mencegah terjadinya korosi sebagai akibat reaksi oksidasi
C. menentukan oksidator dan reduktor pada sebuah reaksi redoks
D. menyetarakan reaksi redoks dengan metode setengah sel
E. menuliskan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda
Jawaban: C
Pembahasan
Untuk Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menjelaskan perkembangan konsep reaksi
oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya”,
maka penjabarannya dalam indikator belum sampai pada penjelasan tentang ciri-ciri
reaksi redoks, penentuan kespontanan reaksi, peristiwa korosi, penyetaraan reaksi
redoks, dan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda.
Soal
7c. Pada rumusan Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menerapkan konsep reaksi
oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan
kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri”, maka rumusan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang tepat adalah ….
A. menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta
Jawaban: D
Pembahasan
Untuk Kompetensi Dasar yang berbunyi: “Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi
dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam
mencegah korosi dan dalam industri”, maka penjabarannya dalam indikator tidak
berkaitan lagi dengan penjelasan tentang lambang sel dan reaksi yang terjadi pada
sel Volta, penentuan biloks, ciri-ciri reaksi redoks yang spontan, dan prinsip kerja sel
Volta.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang dirumuskan pada
materi termokimia, peserta dapat merumuskan capaian pembelajaran berdasarkan
IPK tersebut.
Uraian Materi:
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Ketika kita akan merumuskan capaian pembelajaran berdasarkan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK), maka hal yang perlu diperhatikan bahwa capaian
pembelajaran tidak boleh menyimpang atau di luar IPK yang akan dicapai. Selain itu
capaian pembelajaran harus dengan jelas mendukung ketercapaian IPK. Satu IPK
dapat dijabarkan menjadi beberapa capaian pembelajaran, tergantung luas dan
dalamnya rumusan IPK tersebut.
Soal
8a. Pada saat menyusun RPP materi termokimia, bu Diana hendak merumuskan
capaian pembelajaran yang berasal dari Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).
Berdasarkan salah satu IPK, yaitu menghitung entalpi molar, maka capaian
pembelajaran berikut yang kurang tepat adalah siswa dapat ….
A. menentukan persamaan termokimia
B. menggambarkan diagram energi
C. menghitung nilai entalpi molar
D. menentukan perubahan entalpi secara atomisasi
E. membedakan antara sistem dengan lingkungan
Jawaban: E
Pembahasan
Capaian pembelajaran yang berkaitan dengan IPK tersebut adalah tentang penentuan
persamaan termokimia, menggambarkan diagram energi, menghitung nilai entalpi
molar, dan menentukan perubahan entalpi secara atomisasi.
Soal
8b. Pada rumusan IPK: “Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess,
data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan”, maka
rumusan capaian pembelajaran berikut yang tepat adalah ….
A. menjelaskan pengertian ∆H sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap
B. menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data percobaan
C. menentukan reaksi eksoterm dengan endoterm melalui percobaan
D. menjelaskan macam-macam entalpi molar
E. menerapkan hukum kekekalan energi dalam perhitungan
Jawaban: B
Pembahasan
Untuk IPK: “Menentukan ΔH reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data
perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan”, maka capaian
pembelajarannya tidak berkaitan lagi dengan penjelasan tentang ∆H sebagai kalor
reaksi pada tekanan tetap, reaksi eksoterm – endoterm, macam-macam entalpi molar,
dan hukum kekekalan energi.
Soal
8c. Berdasarkan rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): “Membedakan
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram
tingkat energi”, maka rumusan capaian pembelajaran yang kurang tepat adalah
….
A. menjelaskan hubungan energi dalam, entalpi, kalor, dan kerja
B. menentukan reaksi eksoterm atau endoterm berdasar hasil percobaan
C. menjelaskan reaksi eksoterm dan endoterm berdasar diagram tingkat energi
D. membedakan reaksi eksoterm atau endoterm berdasar harga H reaksi
E. menjelaskan ciri-ciri yang membedakan reaksi eksoterm dan endoterm
Jawaban: A
Pembahasan
Capaian pembelajaran yang kurang tepat dalam mendukung tercapainya IPK
“Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan
diagram tingkat energi” adalah “menjelaskan hubungan energi dalam, entalpi, kalor,
dan kerja” karena materi tersebut sudah dijelaskan sebelum pembahasan reaksi
eksoterm dan endoterm.
Uraian Materi:
Soal
9a. Suatu KD berbunyi: “Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan dengan melakukan percobaan”. Berdasarkan KD
tersebut, Bu Dina bermaksud merancang materi pembelajaran kontekstual agar
tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Berikut ini materi kontekstual yang tepat
untuk KD tersebut adalah .…
A. peristiwa perubahan warna pada buah apel yang dikupas
B. busuknya buah karena tersimpan di udara terbuka
C. proses terjadinya ketengikan minyak goreng
D. penggunaan katalis pada pembuatan mie
E. pudarnya warna cat karena hujan dan panas
Jawaban: D
Pembahasan
Peristiwa perubahan warna pada buah apel yang dikupas oksidasi
Busuknya buah karena tersimpan di udara terbuka oksidasi
Proses terjadinya ketengikan minyak goreng oksidasi
Pudarnya warna cat karena hujan dan panas cat yang digunakan pada bangunan
adalah cat yang terbentuk dari molekul organik dengan beberapa komponen lainnya.
Peristiwa memudarnya warna cat disebabkan oleh peristiwa degradasi cat (penurunan
kualitas) akibat interaksi dengan air, perubahan temperatur, dan sinar UV dari
matahari.
Soal
9b. Berdasarkan hasil analisis kompetensi pada materi kesetimbangan kimia, maka
berikut ini contoh kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari yang tepat
digunakan adalah ….
A. pembuatan gas amonia dengan Haber-Bosch
B. pembuatan asam sulfat dengan proses kontak
C. siklus oksigen di dalam tubuh
D. pembuatan gas klorin dengan proses deacon
E. proses redoks pada perkaratan besi
Jawaban: C
Pembahasan
Pembuatan gas amonia dengan Haber-Bosch, pembuatan asam sulfat dengan proses
kontak, dan pembuatan gas klorin dengan proses deacon penerapan prinsip
pergeseran kesetimbangan dalam industri, yaitu dengan memberikan perlakuan
tertentu sedemikian rupa sehingga reaksi bergeser ke kanan (ke arah produk).
Proses redoks pada perkaratan besi bukan contoh reaksi kesetimbangan
Siklus oksigen di dalam tubuh merupakan contoh reaksi kesetimbangan kimia yang
terjadi dalam kehidupan dimana sebenarnya oksigen yang beredar dalam tubuh kita
secara reversibel mengalami siklus yang terus menerus tanpa henti sampai manusia
terhenti kehidupannya. Sekitar 2/3 tubuh manusia dan 9/10 air adalah oksigen. Siklus
oksigen penting untuk kesehatan kita dan lingkungan kita.
Soal
9c. Berdasarkan analisis terhadap salah satu KD pada materi kesetimbangan kimia
yang berbunyi: “Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan dan penerapannya dalam industri”, maka materi pembelajaran
yang akan disampaikan menurut KD tersebut yang salah konsep adalah ….
A. pengaruh suhu terhadap kesetimbangan kimia dan perhitungannya
B. pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia dan perhitungannya
C. pengaruh katalis dalam menggeser reaksi kesetimbangan kimia
D. hubungan pergeseran kesetimbangan dengan harga derajat disosiasi ()
E. penerapan kesetimbangan kimia dalam proses pembuatan amonia
Jawaban: C
Pembahasan
Banyaknya buku yang membahas katalis pada bagian submateri faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia menyebabkan adanya anggapan bahwa katalis
mampu menggeser kesetimbangan kimia, padahal anggapan itu salah.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi kesetimbangan kimia dan mempelajari tentang media
pembelajaran, peserta dapat memberikan contoh media pembelajaran yang sesuai
untuk pembelajaran kesetimbangan kimia.
Uraian Materi:
MEDIA PEMBELAJARAN
Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara atau penyalur.
Menurut Yusufhadi Miarso (1984) media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa,
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri mereka yang belajar.
Media yang menarik tentunya sangat membantu dalam pemahaman suatu materi
pelajaran, karena sesuatu yang menarik dapat menimbulkan minat siswa,
meningkatkan aktivitas berpikir, dan mempertinggi daya ingat.
Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan
pesan dan informasi. Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu
diperhatikan oleh guru agar dapat memilih media yang tepat sesuai dengan kondisi &
kebutuhan.
Pemilihan suatu media pembelajaran ditentukan berdasarkan ketepatan dan
efektivitasnya. Ketepatan berkaitan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan
dan karakteristik siswa, sedangkan efektivitas berkaitan dengan waktu yang
diperlukan ketika menggunakan media tersebut dan tingkat keberhasilannya dalam
membantu pemahaman siswa. Oleh karena itu ketika akan menggunakan media
pembelajaran, harus memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
karakteristik siswa, kondisi yang ada (suasana kelas, fasilitas yang menunjang), jenis
rangsangan belajar yang diinginkan, luas jangkauan yang ingin dilayani, mudah
penggunaannya, dan tentu karakteristik materi pelajaran itu sendiri.
Semua media sebenarnya mampu membantu guru dalam memperjelas
pemahaman suatu materi, namun kemungkinan daya retensinya berbeda-beda.
Seperti penjelasan melalui powerpoint, jika dibuat dengan warna yang monoton,
penuh dengan tulisan tanpa disertai animasi, ilustrasi, maupun dihubungkan dengan
film pendek untuk menarik perhatian siswa sekaligus memperjelas materi, maka
power point tak ada bedanya dengan ceramah. Siswa hanya mengingat dalam waktu
yang singkat.
Media kartu soal, meskipun disajikan dengan memadukan permainan secara
tim, tetapi jika soal yang diungkap dalam kartu hanya sebatas teori, maka tidak dapat
membuat pemahaman siswa semakin mendalam.
Demikian juga media teka-teki, mungkin menarik karena kemasannya seperti
permainan, tetapi hal ini kurang bermakna jika pertanyaan yang dikemukakan dalam
teka-teki hanya sampai pada tataran teori/hafalan.
Media komik sangat cocok diterapkan pada siswa yang memiliki semangat
literasi tinggi, tetapi sayangnya hampir sebagian besar siswa kita malas dalam
membaca. Hal inilah yang melemahkan keberhasilan penerapan komik sebagai media
belajar.
Jawaban: B
Pembahasan
Fungsi media yang utama, terutama dalam pembelajaran kimia yang penuh dengan
konsep-konsep abstrak adalah mencoba membantu daya abstraksi siswa dengan
mengkonkritkan dalam bentuk visualisasi yang dapat berupa gambar atau tayangan
video dan animasi.
Oleh karena konsepnya abstrak tentu guru agak kesulitan menemukan objek di
lingkungan belajar sebagai analogi atau contohnya. Kalaupun ada pasti tetap sulit
untuk dilihat proses atau konsep tersebut secara nyata.
Soal
10b. Pada saat mempersiapkan pembelajaran dalam rangka mencapai indikator
“Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume
terhadap pergeseran kesetimbangan melalui percobaan”, Bu Ana bermaksud
menyiapkan media yang tepat agar optimal proses pembelajaran yang
dilakukan. Berikut ini media yang tepat untuk membantu Bu Ana menyajikan
materi faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia
adalah ….
A. ringkasan yang dituangkan dalam bentuk powerpoint
B. soal-soal latihan yang disusun dalam bentuk LKPD
C. visualisasi materi tersebut dalam bentuk virtual lab interaktif
D. bahan literasi yang dituangkan dalam bentuk komik dialog
E. permainan dalam bentuk game ular tangga
Jawaban: C
Pembahasan
Bagaimana faktor suhu, konsentrasi, tekanan/volume mempengaruh terjadinya
pergeseran kesetimbangan kimia tentu sangat tepat jika divisualisasikan dalam bentuk
virtual lab interaktif, sekaligus dapat menjadi pengantar jika ada praktikumnya. Vitual
lab interaktif, tidak hanya menunjukkan peristiwa atau percobaan dalam bentuk
praktik yang divisualkan, tetapi juga memberi kesempatan siswa berinteraksi pada
guru jika tayangan virtual lab ada yang kurang jelas.
Soal
Jawaban: C
Pembahasan
Video animasi yang kreatif menjadi salah satu alternatif media yang diharapkan
mampu menarik perhatian siswa sekaligus membantu pemahaman siswa terhadap
konsep yang abstrak, karena dengan animasi tergambar jelas bagaimana sesuatu
peristiwa atau proses itu ditampilkan secara konkrit, sehingga daya abstraksi siswa
terbentuk dalam struktur kognitifnya.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan elektrolit dan non elektrolit, serta redoks dan
elektrokimia dan mempelajari Kurikulum 2013, peserta dapat menjelaskan langkah-
langkah penyusunan RPP mata pelajaran kimia pada materi tersebut berdasarkan
Kurikulum 2013.
Uraian Materi:
Soal
11a. Guru-guru yang tergabung dalam MGMP Mata Pelajaran Kimia di Kabupaten
Sleman sedang membahas tentang format langkah-langkah penyusunan RPP
yang benar berdasarkan Kurikulum 2013. Langkah-langkah tersebut secara
berurutan adalah ....
A. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran,
Indikator, Materi, Media Pembelajaran, Metode, Langkah-langkah
Pembelajaran, Evaluasi, Sumber Belajar
B. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar,
Langkah-langkah Pembelajaran, Evaluasi
C. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran,
Indikator, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar, Langkah-
langkah Pembelajaran, Evaluasi
D. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Sumber Belajar, Media Pembelajaran,
Langkah-langkah Pembelajaran, Evaluasi
E. Identitas, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi, Metode, Media Pembelajaran, Sumber Belajar,
Evaluasi, Langkah-langkah Pembelajaran
Jawaban: A
Pembahasan
Lihat di uraian materi
Soal
11b. Seorang guru kimia sedang mengembangkan RPP untuk materi hidrokarbon.
Diantara kegiatan yang seharusnya dicantumkan pada RPP bagian kegiatan inti
adalah ....
A. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan,
dihubungkan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
B. menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik
materi hidrokarbon dan karakteristik siswa
C. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaat mempelajari
hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
D. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
Jawaban: B
Pembahasan
Jawaban A dan E untuk bagian penutup
Jawaban C dan D untuk bagian pendahuluan
Soal
11c. Pada RPP guru harus mencantumkan media pembelajaran yang digunakan.
Contoh media pembelajaran yang tidak termasuk benda asli pada pembelajaran
kimia adalah ....
A. pasir kuarsa
B. pipet tetes
C. molymod
D. pH meter
E. baterai kering
Jawaban: C
Pembahasan
Molymod merupakan model yang digunakan untuk menggambarkan rangkaian
senyawa karbon, bukan benda asli.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi larutan elektrolit dan non elektrolit, serta redoks dan
elektrokimia dan mempelajari Kurikulum 2013, peserta mampu menjelaskan salah
satu isi komponen RPP mata pelajaran kimia pada materi tersebut berdasarkan
Kurikulum 2013.
Uraian Materi:
KOMPONEN RPP
Pada RPP, guru harus menyusun skenario pelaksanaan pembelajaran pada
kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Langkah pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup yang
disarankan pada Permendikbud nomor 103 tahun 2014 adalah:
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
b. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
c. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan, dihubungkan
dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
d. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari;
e. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan
f. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup terdiri dari kegiatan guru bersama siswa.
a. Kegiatan guru bersama siswa, yaitu:
1) membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
2) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
b. Kegiatan guru, yaitu:
1) melakukan penilaian;
2) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa;
3) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Soal
12a. Dalam mengajarkan materi redoks dan elektrokimia, agar menarik guru
mengawali pembelajaran dengan bercerita tentang fenomena yang berkaitan
materi yang akan diajarkan. Kegiatan guru tersebut termasuk dalam kegiatan ….
A. pemberian acuam
B. apersepsi
C. motivasi
D. orientasi
E. pengantar
Jawaban: B
Pembahasan
Apersepsi pada prinsipnya adalah kegiatan pendahuluan/pembuka pelajaran dengan
menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya atau
fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan apersepsi untuk menarik perhatian
dan membangkitkan minat belajar siswa.
Soal
12b. Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan seorang guru kimia pada kegiatan
penutup, kecuali ....
A. membuat rangkuman/simpulan pelajaran
B. melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
C. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
D. melakukan penilaian
E. melakukan apersepsi
Soal
12c. Berikut ini merupakan aktivitas yang dilakukan seorang guru kimia pada kegiatan
pendahuluan, kecuali ....
A. mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan
B. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
dihubungkan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan
C. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
D. menyampaikan penyelidikan untuk mendapatkan konsep baru yang
memperkaya pengetahuan siswa
E. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
pada proses pembelajaran
Jawaban: D
Pembahasan
Lihat di uraian materi.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati karakteristik materi konsep mol, struktur atom, laju reaksi,
elektrokimia, peserta dapat memilih strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
materi pembelajaran kimia pada materi tersebut.
Uraian Materi:
Soal
13a. Setelah melakukan ulangan materi struktur atom, Pak Agus mengetahui hasilnya
kurang memuaskan. Dengan memperhatikan karakter materi struktur atom yang
banyak mengandung konsep yang abstrak, maka Pak Agus menetapkan untuk
menerapkan metode ….
A. tanya jawab
Jawaban: D
Pembahasan
Demonstrasi dengan menghadirkan benda asli/model berguna dalam membantu
mengkonkritkan konsep yang abstrak.
Soal
13b. Seorang guru kimia ketika mengajarkan ikatan kimia, akan menganalogikan
ikatan ionik, kovalen, dan koordinasi dengan persahabatan dua orang siswa.
Metode yang cocok adalah ....
A. ceramah
B. demonstrasi
C. eksperimen
D. diskusi
E. bermain peran
Jawaban: E
Pembahasan
Metode yang cocok adalah bermain peran, misalnya ikatan ionik digambarkan dengan
siswa A membelikan bakso siswa B. Ikatan kovalen digambarkan dengan siswa A dan
B iuran membeli satu mangkok bakso dan dimakan bersama. Ikatan kovalen
koordinasi digambarkan siswa A membeli satu mangkok bakso dan dimakan bersama
sama dengan siswa B.
Soal
13c. Metode yang tepat untuk mengklasifikasikan larutan ke dalam elektrolit kuat,
lemah, dan non elektrolit adalah ....
A. ceramah
B. permainan
C. eksperimen
D. diskusi
E. bermain peran
Jawaban: C
Pembahasan
Dengan melakukan eksperimen/percobaan menggunakan alat uji elektrolit, siswa
secara mudah mengklasifikasikan larutan elektrolit kuat, lemah, dan non elektrolit
berdasarkan pengamatan hasil uji pada alat uji tersebut.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati karakteristik dan kompetensi siswa dan mendalami materi konsep
mol, struktur atom, laju reaksi, elektrokimia, peserta dapat memilih strategi
pembelajaran kimia berdasarkan karakteristik siswanya.
KARAKTERISTIK SISWA
Masing-masing siswa sebagai individu dan subjek belajar memiliki karakteristik
atau ciri-ciri sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-masing siswa
dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar siswa tersebut. Dengan kondisi siswa
yang mendukung, maka pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih baik,
sebaliknya pula dengan karakteristik yang lemah, maka dapat menjadi hambatan
dalam proses belajar mengajar.
Dalam bukunya, Sardiman (2011: 120) menyebutkan bahwa terdapat 3 macam
karakteristik yang ada pada siswa yang perlu diperhatikan guru, yaitu:
1. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan kemampuan awal siswa, misalnya
adalah kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan lain-lain.
2. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan latar belakang dan status sosial.
3. Karakteristik siswa yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian,
seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.
Soal
14a. Pak Dedi hari ini akan mengajar materi laju reaksi dengan menerapkan metode
pembelajaran tertentu yang disesuaikan dengan karakter siswa yang pasif dalam
proses pembelajaran. Metode yang tepat diterapkan Pak Dedi adalah metode ….
A. tanya jawab
B. kooperatif
C. diskusi
D. demonstrasi
E. penugasan
Jawaban: A
Pembahasan
Dengan metode tanya jawab mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam proses
perolehan ilmu, sehingga karakter yang pasif siswa dapat diatasi. Tentu saja metode
ini diterapkan dengan cara meminta siswa secara bergiliran aktif bertanya atau aktif
menjawab/berpendapat.
Karakter siswa yang pasif dapat disebabkan karena kurang berminat pada materi
pelajaran kimia, gurunya, atau kemampuan intelektualnya yang kurang memadai
untuk dapat menangkap materi kimia dengan baik.
Soal
14b. Ketika mengajarkan materi elektrokimia, Pak Anang hanya menjelaskan materi
melalui ceramah tanpa memberikan visualisasi, karena menurutnya siswa sudah
Jawaban: A
Pembahasan
Nilai yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti minat yang rendah
terhadap pelajaran, sikap yang pasif ketika guru mengajar, kemampuan intelektual
yang kurang memadai, dan lain-lain. Guru harus menyadari bahwa karakteristik setiap
siswa berbeda meskipun usia mereka hampir sama. Oleh karena itu ketika
menyampaikan materi yang bersifat abstrak, meskipun menurut Piaget mereka berada
pada tahap operasional formal, yang artinya sudah mampu berpikir abstrak, namun
tidak semua siswa sesuai tahap tersebut. Dengan demikian untuk menyampaikan
materi yang bersifat abstrak guru harus tetap berusaha membuat visualisasinya agar
siswa-siswa yang tidak mampu berpikir abstrak dapat dibantu memahami.
Soal
14c. Bu Lis sangat yakin jika setiap materi pelajaran diajarkan secara visual melalui
tampilan gambar, video, maupun peraga, maka hasil belajar pasti meningkat.
Oleh karena itu ketika Bu Lis mengajar materi struktur atom, banyak gambar
visual dan video ditampilkan ketika menjelaskan. Namun ternyata setelah
diadakan ulangan, sebagian siswa hasil belajarnya justru menurun. Faktor yang
lupa diperhatikan Bu Lis adalah bahwa setiap siswa memiliki ....
A. gaya belajar yang berbeda
B. kecepatan belajar yang berbeda
C. latar belakang yang berbeda
D. hoby yang berbeda
E. budaya yang berbeda
Jawaban: A
Pembahasan
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda yang merupakan karakteristik
indivdual mereka. Secara umum gaya belajar dibagi tiga, yaitu:
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh)
Berdasarkan hal tersebut, maka jika seorang guru mengajar dengan menggunakan
gambar visual dan video, maka jika ternyata sebagian siswa kurang dapat memahami,
kemungkinan besar siswa-siswa tersebut memiliki gaya belajar yang tidak sesuai,
misal siswa tersebut memiliki gaya belajar kinestetik.
Uraian Materi:
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
1. Menyeluruh, artinya mencakup semua materi yang telah diajarkan dan yang akan
diujikan.
2. Mengacu pada tujuan, soal yang dibuat harus sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
3. Objektif, menggunakan instrumen penilaian yang memenuhi validitas dan sesuai
dengan aspek yang akan dinilai, bebas dari subjektivitas penilai, sehingga benar-
benar menggambarkan kompetensi yang sesungguhnya dari peserta didik.
Soal
15a. Sebelum praktikum penentuan titik didih, maka Bu Wati melakukan penjajagan
terhadap penguasaan pengetahuan tentang topik praktikum tersebut melalui
pretes. Salah satu Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari mata praktikum
ini adalah “Siswa dapat menggunakan termometer dengan benar untuk
menentukan titik didih”. Berdasarkan hasil pretes menunjukkan sebagian siswa
dapat menjawab dengan benar, yaitu memasang termometer dengan cara ….
A. menempelkan ujung raksa di dasar gelas yang berisi larutan
B. menyandarkan termometer pada mulut gelas yang berisi larutan
C. digantungkan di statif dengan ujung raksa tercelup dalam larutan
D. dipegang tangan dan ujung raksa tercelup dalam larutan
E. digantungkan di statif dengan ujung raksa menempel di permukaan larutan
Jawaban: C
Pembahasan
Memasang termometer yang menempel di dasar gelas menyebabkan pengukuran
tidak akurat. Demikian juga dengan menyandarkan termometer pada mulut gelas,
pengukuran suhu menjadi tidak tepat. Terlebih jika dipegang tangan, maka suhu
orang yang memegang akan ikut terukur. Ujung raksa yang hanya menempel di
permukaan larutan menyebabkan suhu yang terukur tidak akurat, karena seluruh
raksa tidak tercelup seluruhnya.
Cara memasang termometer yang benar adalah digantungkan di statif dengan ujung
raksa tercelup dalam larutan.
Soal
15b. Soal yang paling tepat untuk indikator “Siswa dapat menyimpulkan pengaruh
suhu terhadap laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan” adalah ....
A. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi secara lengkap!
B. Sebanyak 2 mol CaCO3 habis bereaksi setelah 2 menit. Hitung laju reaksinya!
C. Berdasar data percobaan, bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi?
D. Berdasar data percobaan, tentukan orde reaksinya!
Jawaban: C
Pembahasan
Dengan melihat data percobaan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh suhu terhadap
laju reaksi.
Soal
15c. Soal yang paling tepat untuk indikator “Siswa dapat menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesetimbangan kimia” adalah ....
A. Berikut ini, manakah yang termasuk kesetimbangan homogen?
B. Pada pembuatan amonia, kesetimbangan bergeser kemana jika tekanan
diperbesar?
C. Berdasarkan grafik berikut, kesetimbangan terjadi pada menit ke berapa?
D. Sebutkan faktor faktor yang dapat menggeser kesetimbangan kimia!
E. Kesetimbangan yang seperti apa yang tidak bergeser jika volume berubah?
Jawaban: D
Pembahasan
Sudah jelas.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari tentang cara pengembangan tes kinerja dan mendalami materi
titrasi asam basa, larutan elektrolit dan non elektrolit, uji kualitatif senyawa karbon,
peserta dapat mengembangkan tes kinerja berdasarkan indikator pembelajaran.
Uraian Materi:
PENILAIAN KINERJA
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca
puisi/deklamasi.
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi;
2. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut;
3. kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;
4. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati; dan
5. kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah
pekerjaan yang akan diamati.
Soal
16a. Sebelum praktikum titrasi asam basa, Bu Nani mempersiapkan lembar observasi
untuk menilai kinerja peserta didik dalam melakukan praktikum. Di antara
keterampilan berikut yang tidak berkaitan dengan ukuran keberhasilan praktikum
titrasi asam basa adalah ….
A. memasang perangkat titrasi
B. mengisi larutan ke dalam buret
C. membuka kran seirama goyangan labu
D. kerjasama melakukan titrasi
E. ketepatan pengambilan larutan titran
Jawaban: D
Pembahasan
A, B, C, dan E merupakan keterampilan dalam praktikum titrasi asam basa, sedangkan
kerja sama (option D) merupakan keterampilan sosial atau dapat diklasifikasikan
sebagai penilaian ranah afektif (sikap).
Soal
16b. Berikut ini termasuk komponen pada penilaian tes kinerja pengenceran larutan,
kecuali ....
A. mengambil larutan awal dengan gelas ukur
B. memasukkan larutan ke dalam labu ukur
C. menambahkan air ke dalam labu ukur hingga tanda batas
D. mengambil larutan awal dengan pipet tetes
E. membaca miniskus dengan benar
Jawaban: A
Pembahasan
Untuk keperluan pengenceran larutan, maka pengambilan larutan awal harus
menggunakan alat ukur volum dengan ketelitian tinggi, yaitu pipet volum.
Penggunaan gelas ukur tidak tepat, karena pipet ukur memiliki ketelitian yang rendah.
Soal
16c. Berikut ini termasuk komponen pada penilaian tes kinerja membuat 100 mL NaCl
1 M dari padatan NaCl, kecuali ....
A. menimbang NaCl dengan benar
B. menggunakan gelas kimia untuk pengenceran
C. menambahkan air ke dalam labu ukur 100 mL hingga tanda batas
D. membersihkan sisa NaCl dengan botol semprot
E. membaca miniskus dengan benar
Jawaban: B
Pembahasan
Gelas kimia adalah alat ukur volum yang sangat kasar dan biasanya hanya digunakan
sebagai tempat larutan yang tidak untuk keperluan analisis kuantitatif yang sangat
memerlukan ketelitian dalam pengukuran.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami makna nilai bagi siswa dan mencermati materi reaksi redoks dan
elektrokimia, peserta dapat menganalisis hasil penilaian pembelajaran materi tersebut
Uraian Materi:
Penilaian diperoleh melalui teknik tes maupun non tes dengan berbagai
perangkat ukur maupun bentuk lainnya (tes tertulis, lisan, atau kinerja) dan dilakukan
secara konsisten, sistematis, dan terprogram.
Jawaban: B
Pembahasan
Syarat terjadinya perkaratan (korosi) pada besi adalah adanya oksigen dan uap air di
udara yang ada di sekitar besi tersebut.
Soal
17b. Hasil ujian materi asam basa ditemukan bahwa banyak siswa mengalami
miskonsepsi dalam menentukan sifat asam dan basa. Miskonsepsi yang dialami
siswa adalah semua senyawa yang mengandung OH adalah basa, dimana
CH3COOH dan C2H5OH dimaknai sebagai basa. Untuk meluruskan miskonsepsi
tersebut, yang dilakukan guru adalah siswa diminta ....
A. mengerjakan beberapa soal
B. merangkum materi tersebut
C. menguji keasaman senyawa yang mengandung OH
D. untuk mengikuti ujian ulang
E. mendiskusikannya dengan teman sejawat
Jawaban: C
Pembahasan
Salah satu cara yang tepat untuk mengatasi adanya miskonsepsi adalah melalui
percobaan atau praktik langsung untuk membuktikannya. Siswa akan melihat secara
langsung fakta tentang sifat senyawa tersebut, sehingga akan terjadi penyelarasan
struktur kognitif di dalam diri siswa untuk memperbaiki miskonsepsi yang terjadi.
Soal
Jawaban: A
Pembahasan
Setiap siswa memiliki karakteristik yang khas secara individual, demikian juga setiap
kelas memiliki karakteristik yang merupakan representasi dari karakter rata-rata siswa
yang ada di kelas tersebut yang kemudian menjadi ciri atau label kelas. Tugas guru
untuk memperhatikan karakter kelas agar ketika melaksanakan proses pembelajaran
dan mengadakan ujian dapat menyesuaikan dengan karakter kelasnya.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati hasil penilaian pada materi struktur atom, ikatan kimia, partikel-
partikel materi, termokimia, peserta dapat menjelaskan pemanfaatan hasil penilaian
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Uraian Materi:
Soal
18a. Berdasarkan hasil ulangan menunjukkan sebagian besar anak didik mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal termokimia. Sebagai guru yang
profesional, tindakan Pak Andang yang tepat dilakukan agar dapat mengatasi
kesulitan siswanya adalah memberi ….
A. penjelasan ulang materi termokimia secara keseluruhan
Jawaban: D
Pembahasan
Penjelasan ulang materi, PR, buku sumber untuk dipelajari sendiri, dan mengerjakan
soal dalam diskusi bukan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menguasai
suatu materi. Minat untuk mendengarkan penjelasan ulang belum tentu muncul
meskipun siswa kesulitan memahami, PR dapat hanya melihat jawaban siswa lainnya,
minat literasi relatif masih rendah, dan diskusi kurang efektif karena didominasi siswa-
siswa yang pandai dan mau berpikir.
Jadi solusinya, guru harus tetap menjadi fasilitator dengan menyajikan contoh-contoh
soal yang beragam tipenya agar ketika nanti diberikan soal dengan berbagai tipe
tersebut dapat menjawab dengan baik dan benar.
Soal
18b. Berdasarkan hasil ulangan menunjukkan sebagian besar siswa mengalami
kesulitan menentukan variabel manipulasi dan variabel respon pada analisis
pengaruh suhu terhadap laju reaksi. Sebagai guru yang profesional, tindakan Bu
Endah yang tepat dilakukan agar dapat mengatasi kesulitan siswanya adalah ….
A. memperdalam pemahaman komponen keterampilan proses
B. memperdalam pemahaman faktor yang mempengaruhi laju nreaksi
C. memberikan latihan soal tentang perhitungan laju reaksi
D. memperjelas secara total seluruh materi laju reaksi
E. memberikan buku bacaan dari penerbit yang berbeda
Jawaban: A
Pembahasan
Untuk memahami tentang variabel manipulasi dan variabel respon, siswa harus diberi
pendalaman materi tentang komponen keterampilan proses.
Soal
18c. Berdasarkan hasil ulangan yang diadakan Pak Ruslan menunjukkan sebagian
besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep abstrak tentang
pergerakan elektron pada sel Volta. Sebagai guru yang bertanggung jawab,
maka Pak Ruslan melakukan tindakan untuk mengatasi kesulitan siswanya, yaitu
dengan cara ….
A. memperjelas secara total materi elektrokimia
B. memberikan buku bacaan yang berbeda dari yang digunakan di kelas
C. menampilkan animasi yang dapat memvisualisasikan pergerakan elektron
D. memberikan latihan soal yang banyak dan bervariasi
E. melakukan percobaan sel Volta yang diulang-ulang
Jawaban: C
Pembahasan
Pergerakan elektron dalam sel Volta tidak dapat diamati hanya melalui percobaan,
karena gerakan elektron hanya dapat dilihat gejalanya dan tidak diamati secara kasat
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari seluk beluk PTK dan mencermati masalah yang muncul pada
saat pembelajaran materi sifat koligatif larutan, konsep mol, larutan, kesetimbangan
kimia, peserta dapat merancang penelitian untuk mengatasi masalah pembelajaran
kimia.
Uraian Materi:
LANGKAH-LANGKAH PTK
1. Ide awal
Ide awal dalam PTK selalu berkaitan dengan masalah pelaksanaan praktik
pembelajaran di dalam kelas dan guru berkeinginan untuk menemukan solusi tindakan
yang tepat melalui PTK.
3. Diagnosis
Guru yang akan melakukan PTK perlu melakukan diagnosis, yaitu menentukan
kelemahan-kelemahan apa yang terjadi di kelas tersebut, dalam kaitannya dengan
PTK yang akan dilakukan.
4. Perencanaan
Ada dua jenis perencanaan, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
khusus. Perencanaan umum berkaitan dengan rencana pelaksanaan PTK secara
menyeluruh. Pelaksanaan khusus berkaitan dengan rencana kegiatan setiap siklus,
yang tiap kali harus dilakukan perencanaan ulang.
5. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan merupakan realisasi dari tindakan yang telah
direncanakan, yang dipersiapkan dalam bentuk satuan pembelajaran dan rencana
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan ketika melakukan PTK merupakan upaya
perbaikan yang dilakukan bersama-sama siswa dan guru secara kolaboratif dan
partisipatif (a collaborative effort and or participatives).
6. Observasi
Soal
19a. Berdasarkan pengamatan Pak Jimmy terhadap salah satu kelas yang diajarnya
menunjukkan adanya permasalahan yang selalu muncul di kelas tersebut, yaitu
partisipasi yang sangat kurang. Oleh karena itu Pak Jimmy berencana melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki kondisi yang terjadi. Pak
Jimmy ingin menerapkan alternatif tindakan yang diharapkan mampu
merangsang anak didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai
persiapan, Pak Jimmy membuat lembar observasi yang berkaitan dengan
partisipasi. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria partisipasi adalah ….
A. frekuensi bertanya
B. kualitas pertanyaan yang diajukan
C. panjang pendeknya pertanyaan
D. kualitas sanggahan atau argumentasi
E. usaha menjawab pertanyaan
Jawaban: C
Pembahasan
Soal
19b. Berdasarkan pengamatan Pak Hendra terhadap hasil belajar pada materi ikatan
kimia yang masih di bawah KKM. Pak Hendra berencana melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki kondisi yang terjadi. Pak Hendra ingin
memilih media pembelajaran animasi yang memudahkan siswa dalam
memahami materi ikatan kimia. Sebagai persiapan, Pak Hendra membuat
instrumen penelitian untuk mengukur keberhasilan PTK yang dilakukan. Berikut
ini yang tidak termasuk kriteria penilaian dalam PTK ini adalah ….
A. keterlaksanaan penerapan media animasi
B. aktivitas siswa dalam menggunakan media animasi
C. respon siswa setelah menggunakan media animasi
D. hasil belajar siswa
E. biaya pembuatan media animasi
Jawaban: E
Pembahasan
Keberhasilan PTK dapat dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa,
respon, dan hasil belajar. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan PTK
tidak ada kaitannya dengan keberhasilan PTK. Biaya yang tinggi belum tentu
menghasilkan hasil PTK yang baik.
Soal
19c. Bu Cici menyadari bahwa kemampuan keterampilan proses siswanya masih
rendah. Bu Cici ingin melakukan PTK untuk memperbaiki kondisi tersebut. Oleh
karena itu Bu Cici memilih model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
memahami materi laju reaksi sekaligus melatihkan keterampilan proses pada
siswa. Model pembelajaran yang tepat untuk keperluan PTK Bu Cici adalah ….
A. kooperatif Jigsaw
B. kooperatif STAD
C. pembelajaran langsung
D. diskusi
E. penemuan
Jawaban: E
Pembahasan
Model pembelajaran penemuan, di dalamnya terdapat tahapan keterampilan proses.
Model penemuan juga tepat untuk mengajarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi.
Tujuan Pembelajaran
Uraian Materi:
Soal
20a. Setelah mempelajari hasil PTK teman sejawatnya, bu Najwa ingin
menerapkannya pada kelas yang diajarnya dengan memodifikasi sesuai dengan
karakteristik dan kondisi sekolahnya. Adapun PTK yang diadaptasi tersebut
berjudul “Pengaruh Penerapan Problem Posing dalam Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal Konsep Mol”. Bu Najwa menyadari jika peserta
didiknya kurang memiliki kemandirian dalam belajar. Oleh karena itu, Bu Najwa
hanya akan mengambil metode problem posingnya, lalu digunakan untuk
meningkatkan kemandirian anak didiknya. Pada akhir siklus pertama, Bu Najwa
mengadakan refleksi dengan memberikan angket refleksi pada peserta didik
yang bertujuan untuk ….
A. mengevaluasi terhadap ketepatan tindakan yang dipilih untuk diperbaiki
B. menganalisis tingkat keberhasilan tindakan yang diterapkan sebagai data
C. menjalin komunikasi positif dengan peserta didik selama PTK dilaksanakan
D. mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan tindakan yang dilakukan
E. mengembangkan model tindakan lain untuk diterapkan di siklus berikutnya
Jawaban: A
Pembahasan
Refleksi dalam PTK bertujuan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan juga
observer yang dilibatkan dalam PTK agar dapat menjadi bahan evaluasi dalam
memperbaiki atau mengubah tindakan yang dilakukan pada siklus sebelumnya jka
dianggap kurang tepat.
Refleksi juga dapat dilakukann dengan melakukan diskusi terhadap berbagai masalah
yang terjadi di kelas selama berlangsungnya tindakan solutif, sehingga berdasarkan
hasil refleksi dapat ditentukan perbaikan tindakan (replanning) untuk siklus berikutnya
Soal
20b. Beberapa waktu yang lalu bu Intan mengikuti seminar nasional di salah satu
Perguruan Tinggi. Salah satu pembicara menguraikan hasil PTK yang telah
Jawaban: E
Pembahasan
PTK harus berawal dari permasalahan kontekstual, yaitu permasalahan yang dihadapi
oleh siswa yang kita ajar. Semua perangkat pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan sarana prasarana yang ada di sekolah.
Soal
19c. Semester ini Bu Merry akan melakukan PTK, ketika PTK mulai dilaksanakan
ternyata pada siklus pertama diketahui belum berhasil meningkatkan
pemahaman siswa. Hal yang harus dilakukan bu Merry adalah ….
A. mengulang siklus 1 pada jam pelajaran dengan melakukan penyempurnaan
B. mengulang siklus 1 di luar jam pelajaran dengan melakukan penyempurnaan
C. melakukan perbaikan di luar jam pelajaran sebelum melanjutkan ke siklus 2
D. melanjutkan siklus 2 pada jam pelajaran berikutnya dengan perbaikan
E. menghentikan PTK pada siklus 1 karena dianggap telah gagal
Jawaban: D
Pembahasan
PTK dijalankan sesuai jam pelajaran yang ada. Jika belum menunjukkan hasil yang
meningkat pada siklus pertama, maka dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermatui materi struktur atom, peserta dapat menghubungkan
konfigurasi elektron dengan partikel penyusun atom atau ion.
Uraian Materi:
Atom disimbolkan: 𝑋
dimana A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Dengan demikian konfigurasi elektron ion K+ = ion Cl– = atom Ar, peristiwa semacam
ini disebut isoelektronis
Jawaban: B
Pembahasan
2 2 6 2 2+
12Mg : 1s 2s 2p 3s Mg : 1s2 2s2 2p6
2 2 5
9F : 1s 2s 2p
10Ne : 1s2 2s2 2p6
2 2 6 1
11Na : 1s 2s 2p 3s
2 2 6 2 1
13Al : 1s 2s 2p 3s 3p
2 2 6 2 2
14Si : 1s 2s 2p 3s 3p
Soal
21b. Anion S2– memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 8. Atom unsur tersebut terletak pada
golongan ....
A. IIA periode 8
B. IIIA periode 8
C. VIA periode 2
D. VIA periode 3
E. VIIIA periode 3
Jawaban: D
Pembahasan
S2– memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 8
Soal
21c. Nomor atom kobalt = 27, jumlah elektron dan proton pada ion Co2+ adalah ....
A. 25 dan 27
B. 25 dan 25
C. 27 dan 25
D. 27 dan 27
E. 27 dan 29
Jawaban: A
Pembahasan
Ion Co2+ berasal dari atom Co dengan melepaskan 2 elektron. Jadi protonnya tetap,
elektronnya berkurang 2, sehingga jumlah elektron menjadi 25 dan jumlah proton
tetap 27.
Uraian Materi:
Soal
22a. Di antara konfigurasi unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar
adalah .…
A. 1s2 2s2 2p3
B. 1s2 2s2 2p5
C. 1s2 2s2 2p6
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Soal
22b. Unsur dengan nomor atom 32 terletak pada ....
A. periode 6 golongan IIIA
B. periode 4 golongan IVA
C. periode 5 golongan IVA
D. periode 3 golongan VIA
E. periode 4 golongan VA
Jawaban: B
Pembahasan
Unsur dengan nomor atom 32 memiliki konfigurasi: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
Soal
22c. Jika nomor atom Ar = 18, maka letak unsur dan konfigurasi elektron yang tepat
untuk unsur 𝑋 adalah ....
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi sistem periodik unsur, peserta dapat menganalisis
perbedaan sifat suatu unsur dalam SPU.
Uraian Materi:
Soal
23a. Pernyataan yang benar untuk unsur Kalium (nomor atom 19), dan Bromin (nomor
atom 35) adalah .…
A. jari jari atom K < Br
B. jari-jari ion Br < K
C. energi ionisasi K > Br
D. elektronegativitas Br > K
E. afinitas elektron K > Br
Jawaban: B
Pembahasan
Melalui konfigurasi elektron dapat ditentukan bahwa unsur 19K merupakan gol IA
periode 4 dan unsur 35Br merupakan gol VIIA periode 4, sehingga antara K dan Br
terletak pada periode yang sama. Dengan demikian sifat keduanya dapat ditinjau dari
kecenderungan sifat unsur dalam satu periode pada Sistem Periodik Unsur. Dalam
satu periode dari kiri kenan jari-jari atom makin kecil, energi ionisasi makin besar,
afinitas elektron makin besar, dan elektronegativitas makin besar. Hal ini berarti sifat
yang paling tepat adalah elektrone-gativitas Br > K.
Soal
Jawaban: B
Pembahasan
Jari-jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar, karena jumlah
kulitnya bertambah.
Soal
23c. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be, dan 5B secara acak
adalah: 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah ….
A. 0,80 Angstrom
B. 0,89 Angstrom
C. 1,23 Angstrom
D. 1,57 Angstrom
E. 2,03 Angstrom
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur 3Li, 11Na, 19K, 4Be, dan 5B secara acak 2,03;
1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89.
Ditanya:
Besarnya jari-jari atom Li?
Jawab:
3Li terletak pada golongan IA, periode 2
11Na terletak pada golongan IA, periode 3
19K terletak pada golongan IA, periode 4
Golongan
Periode
IA IIA IIIA
2 Li Be B
3 Na
4 K
Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom makin pendek
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom makin panjang
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi bentuk molekul, peserta dapat memprediksi bentuk
geometri dan sifat suatu senyawa atau ion.
Uraian Materi:
BENTUK MOLEKUL
Bentuk molekul merupakan gambaran secara teoretis susunan atom-atom
dalam molekul berdasarkan susunan ruang pasangan elektron ikatan dan pasangan
elektron bebas atom pusat. Susunan atom-atom teratur menurut pola-pola tertentu.
Pola-pola itu disebut dengan bentuk molekul. Bentuk molekul dapat ditentukan
dengan teori domain elektron.
Telah diketahui bahwa atom diikat oleh atom lain dalam suatu molekul dengan
menggunakan pasangan-pasangan elektron yang berada di atom pusat. Pasangan-
pasangan ini mengalami gaya elektrostatis akibat dari muatan yang dimilikinya.
Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 1970, R.G. Gillesepie mengajukan teori VSEPR
(Valance Shell Elektron Pair Repulsion) yang menyatakan bahwa “pasangan-pasangan
elektron akan berusaha saling menjauhi sehingga tolak-menolak antara pasangan
elektron menjadi minimum.” Teori ini juga dikenal sebagai teori jumlah pasangan
elektron.
Cara meramalkan bentuk molekul suatu senyawa berdasarkan teori domain
elektron sebagai berikut:
1. Tulis struktur Lewisnya.
2. Tentukan jumlah domain elektron di sekitar atom pusat, jumlah domain elektron
ikatan (DEI) dan jumlah domain elektron bebas (DEB) dari struktur Lewis.
3. Tentukan rumus bentuk molekulnya.
4. Bandingkan dengan berikut.
Soal
24a. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul NH3 adalah …. (nomor atom N
= 7, H = 1)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. tetrahedral dan non polar
D. oktahedral dan non polar
E. piramida trigonal dan polar
Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Molekul NH3
Nomor atom N = 7, H = 1
Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul NH3?
Jawab:
N (nomor atom 7) = 2 5 elektron valensi = 5 (untuk ikatan digunakan 3 elektron)
H (nomor atom 1) = 1 elektron valensi = 1 (digunakan untuk ikatan)
Soal
24b. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul SF6 adalah …. (nomor atom S =
16, F = 9)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. tetrahedral dan non polar
D. oktahedral dan non polar
E. piramida trigonal dan polar
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Molekul SF6
Nomor atom S = 16, F = 9
Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul SF6?
Jawab:
S (nomor atom 16) = 2 8 6 elektron valensi = 6 (semua digunakan untuk ikatan)
F (nomor atom 9) = 2, 7 elektron valensi = 7 (untuk ikatan digunakan satu elektron)
Pasangan elektron ikatan (PEI) : 6
Pasangan elektron bebas (PEB) : (6 - 6)/2=0
Tipe molekul = AX6
Bentuk molekul = oktahedral
Kepolaran = non polar
Soal
24c. Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul BeF2 adalah …. (nomor atom Be
= 4, F = 9)
A. segiempat planar dan polar
B. linier dan polar
C. segitiga planar dan non polar
D. linear dan non polar
E. piramida trigonal dan polar
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Molekul BeF2
Nomor atom Be = 4, F = 9
Ditanya:
Bentuk molekul dan sifat kepolaran dari molekul BeF2?
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi ikatan kimia, peserta dapat menganalisis struktur Lewis
dari senyawa kovalen.
Uraian Materi:
Soal
25a. Struktur Lewis untuk molekul hidrogen sianida (HCN) menunjukkan ….
A. 2 ikatan rangkap 2 dan 2 PEB pada atom N
B. 1 ikatan C – H, 1 ikatan C = N, 1 PEB pada atom C, dan 1 PEB pada atom N
C. 1 ikatan C – H, 1 ikatan C – N, 2 PEB pada atom C, dan 3 PEB pada atom N
D. 1 ikatan C ≡ N, 1 ikatan N – H, dan 2 PEB pada atom C
E. 1 ikatan C ≡ N, 1 ikatan C – H, dan 1 PEB pada atom N
Jawaban: E
Pembahasan
Soal
25b. Pada struktur Lewis untuk molekul asam nitrat (HNO3), maka jumlah ikatan
tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut adalah ….
A. 2, 1, 1
B. 1, 2, 0
C. 0, 1, 2
D. 1, 1, 1
E. 1, 0, 2
Jawaban: A
Pembahasan
H (golongan 1A) elektron valensinya 1
N (golongan 5A) konfigurasi elektronnya 2 5 elektron valensinya 5
O (golongan 6A) konfigurasi elektronnya 2 6 elektron valensinya 6
Soal
25c. Pada struktur Lewis untuk molekul karbon dioksida (CO2), maka jumlah ikatan
tunggal, rangkap 2, dan koordinasi berturut-turut adalah ….
A. 1, 1, 1
B. 0, 2, 0
C. 0, 1, 0
D. 1, 1, 1
E. 1, 1, 2
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari hubungan antara interaksi antar/inter molekul dengan sifat fisik
suatu zat, peserta dapat menjelaskan pengaruh interaksi antar/inter molekul yang
menyebabkan sifat fisik suatu zat.
Uraian Materi:
3. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik-menarik dipol-dipol dengan kekuatan
besar (sekitar 5 - 10 kali lebih besar). Ikatan ini terjadi jika molekul polar mengandung
satu atom hidrogen terikat pada atom yang sangat elektronegatif, seperti F, O, dan
N. Ikatan kovalen polar antara hidrogen dan salah satu atom itu akan terpolarisasi
dan tarikan antara molekul-molekul itu cukup kuat. Besar energi ikatannya sekitar 13
- 30 kJ mol–1. Atom-atom yang dapat membentuk ikatan hidrogen adalah N dalam
NH3, O dalam H2O, dan F dalam HF. Hal ini dapat dipahami karena ketiga atom
tersebut memiliki elektronegativitas yang tertinggi.
Soal
26a. Titik didih NH3 > PH3 dan H2O > H2S, hal ini disebabkan NH3 dan H2O mempunyai
ikatan .…
A. kovalen non polar
B. kovalen polar
C. ionik
D. hidrogen
E. Van der Waals
Jawaban: D
Pembahasan
Kekuatan ikatan hidrogen lebih besar daripada gaya Van der Waals, sehingga senyawa
yang mengandung ikatan hidrogen memiliki titik didih lebih tinggi meskipun Mrnya
lebih kecil.
NH3 dan H2O adalah dua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen antar molekulnya,
sehingga titik didihnya tinggi.
Soal
26b. Pada suatu percobaan, air (H2O) yang keluar dari buret dapat dibelokkan oleh
batang logam bermuatan. Sementara itu larutan CCl4 tidak dibelokkan. Hal ini
terjadi karena ….
A. Larutan CCl4 memiliki ikatan kovalen polar
B. pasangan elektron dalam H2O tertarik sama kuat
C. H2O bersifat polar dan CCl4 bersifat non polar
D. distribusi muatan senyawa H2O simetris
E. distribusi muatan CCl4 tidak seimbang
Soal
26c. Titik didih alkohol (R-OH) lebih tinggi daripada titik didih molekul eter (R-O-R)
meskipun rumus molekulnya sama. Hal ini terjadi karena ….
A. alkohol berwujud cair pada suhu kamar
B. alkohol merupakan senyawa polar
C. alkohol dapat bercampur baik dengan air
D. antar molekul alkohol terdapat ikatan hidrogen
E. reaksi alkohol dengan logam menghasilkan senyawa alkoholat.
Jawaban: D
Pembahasan
Titik didih alkohol (R–OH) lebih tinggi dibandingkan titik didh eter (R–O–R) disebabkan
oleh ikatan O–H pada alkohol lebih polar dibandingkan dengan ikatan O–R pada
senyawa eter (R disini adalah atom C pada alkil), sehingga antara senyawa alkohol
dapat membentuk ikatan hidrogen.
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi Stoikiometri, peserta dapat menentukan
rumus empiris dan rumus molekul suatu zat.
Uraian Materi:
Soal
27a. Pirimidin dengan Mr = 80 tersusun dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya
nitrogen (Ar C = 12, H = 1, N = 14). Rumus molekulnya adalah .…
A. C2H2N
B. C4H4N2
C. C5H5N2
D. C5H5N3
E. C6H6N3
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Mr pirimidin = 80
Pirimidin tersusun dari 60% C, 5% H, dan 35% N.
Ar C = 12, H = 1, N = 14
Ditanya:
Rumus molekul pirimidin?
Jawab:
Menentukan Rumus Empiris:
Perbandingan C : H : N = 60% : 5% : 35%, maka perbandingan massa C : H : N =
60 g : 5 g : 35 g
Soal
27b. Suatu senyawa hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hidrogen. Rumus
empiris hidrokarbon tersebut adalah .... (Ar C = 12, H = 1)
A. CH
B. C3H7
C. C7H16
D. CH16
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Senyawa hidrokarbon: 84% karbon, 16% hidrogen
Ar C = 12, H = 1
Ditanya:
Rumus Empiris hidrokarbon tersebut?
Jawab:
Perbandingan C : H = 84% : 16%, maka perbandingan massa C : H = 84 g : 16 g
Soal
27c. Dalam praktikum, sekelompok siswa membakar secara sempurna 46 gram
senyawa karbon yang terdiri atas unsur C, H, dan O. Pembakaran tersebut
menghasilkan 88 gram CO2 dan 54 gram uap air (Ar H = 1; C = 12; O = 16).
Rumus empiris senyawa yang dibakar adalah ….
A. CH2O
B. CH3O
C. C2H6O
D. C2H6O2
E. C3H8O
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
46 gram senyawa karbon terdiri atas unsur C, H, dan O
Dibakar menghasilkan 88 gram CO2 dan 54 gram uap air
Ar H = 1; C = 12; O = 16
Ditanya:
Rumus Empiris senyawa yang dibakar?
Jawab:
Menghitung massa C, H, dan O dalam senyawa yang dihasilkan:
Massa C dalam CO2 = x massa CO2 = x 88 gram = 24 gram
Massa H dalam H2O = x massa H2O = x 54 gram = 6 gram
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami cara menentukan zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas,
peserta dapat menerapkan konsep pereaksi pembatas pada suatu reaksi kimia
termasuk persen hasil.
Uraian Materi:
PEREAKSI PEMBATAS
Pada setiap reaksi kimia yang berlangsung, tidak selalu massa zat-zat yang
bereaksi (zat reaktan) habis bereaksi seluruhnya membentuk hasil/produk reaksi.
Dapat saja salah satu dari zat reaktan memiliki massa yang bersisa, karena tidak habis
bereaksi. Hal ini disebabkan untuk terjadinya reaksi secara sempurna, perbandingan
massa zat-zat yang bereaksi harus tepat sesuai dengan perbandingan koefisien dalam
persa-maan reaksinya.
Zat reaktan yang sudah habis sebelum zat reaktan lainnya habis bereaksi
disebut zat reaktan pembatas/pereaksi pembatas, karena membatasi
keberlangsungan reaksi.
Soal
28a. Sebanyak 75 cm3 mangan dioksida 0,3 M direaksikan dengan 100 cm3 asam
klorida 0,2 M berdasarkan reaksi berikut:
MnO2 (s) + 4 HCl (aq) MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi : MnO2 (s) + 4 HCl (aq) MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
Ditanya:
Zat yang bertindak sebagai pereaksi pembatas?
MnO2 (s) + 4 HCl (aq) MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
M 22,5 mmol 20 mmol - - -
R 5 mmol 20 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
S 17,5 mmol - 5 mmol 5 mmol 10 mmol
Soal
28b. Senyawa H2SO4 yang mempunyai massa 49 gram direaksikan dengan 20 gram
NaOH. Banyaknya Na2SO4 yang dihasilkan adalah …. (Diketahui Ar H = 1; Na =
23; S = 32; O = 16)
A. 20 gram
B. 49gram
C. 69 gram
D. 35,5 gram
E. 29 gram
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa H2SO4 = 49 gram
Massa NaOH = 20 gram
Ar H = 1; Na = 23; S = 32; O = 16
Ditanya:
Banyaknya Na2SO4 yang dihasilkan?
Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
H2SO4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2SO4 (aq) + 2 H2O (l)
Soal
28c. Sebanyak 6,4 gram gas metana dibakar dengan 16 gram gas oksigen menurut
persamaan reaksi berikut:
CH4 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)
Senyawa yang merupakan pereaksi pembatas adalah …. (Ar H = 1; C = 12; O =
16)
A. CH4
B. O2
C. H2O
D. CO2
E. CH4 + O2
Jawaban: B
Pembahasan
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g)
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi Stoikiometri, peserta dapat menentukan
komposisi suatu campuran.
Massa unsur X dalam senyawa = X massa senyawa
%unsur X dalam senyawa = X 100%
Contoh:
Senyawa ApBq
%zat A = x 100%
%zat B = x 100%
Soal
29a. Suatu campuran terdiri atas CaO dan Ca(OH)2. Untuk menentukan susunan
campuran itu, dilakukan percobaan sebagai berikut: Sebanyak 1 gram campuran
dilarutkan dalam 50 mL air. Ternyata, untuk menetralkan larutan itu dibutuhkan
0,0315 mol HCl. Massa CaO dalam campuran itu sebesar …. (Diketahui Ar H =
1, O = 16, Ca = 40)
A. 0,5 gram
B. 0,4 gram
C. 0,2 gram
D. 0,1 gram
E. 0,8 gram
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Campuran terdiri atas CaO dan Ca(OH)2
1 gram campuran dilarutkan dalam 50 mL air
0,0315 mol HCl dibutuhkan untuk menetralkan larutan
Ar H = 1, O = 16, Ca = 40
Jawab:
Misalkan: Massa CaO = x gram, maka massa Ca(OH)2 = (1 – x) gram
sehingga:
(1) CaO + 2 HCl CaCl2 + H2O
x gram
x/Mr CaO mol
x/56 mol 2x/56 mol
Mol HCl yang dibutuhkan = mol HCl (1) + mol HCl (2)
0,0315 = 2x/56 mol + 2 - 2x/74 mol
0,0315 = +
,
x= = 0,515 mol ≈ 0,5
Soal
29b. Pada pembakaran 12 gram suatu senyawa karbon dihasilkan 22 gram gas CO2
(Ar C = 12; O = 16). Kadar karbon dalam senyawa tersebut sebesar .…
A. 25%
B. 27,5%
C. 50%
D. 75%
E. 80%
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Massa C = 12 gram
Massa CO2 = 22 gram
Ar C = 12; O = 16
Jawab:
Massa C dalam CO2 = X massa CO2 = X 22 gram = 6 gram
Jadi, kadar karbon (C) dalam senyawa karbon tersebut adalah 50%.
Soal
29c. Hidrat tembaga (II) sulfat (CuSO4.xH2O) dipanaskan, maka massanya berkurang
sebanyak 36%. Jumlah hidrat senyawa tersebut adalah .... (Ar Cu = 63,5; S =
32; O = 16; H = 1)
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa CuSO4.xH2O berkurang 36% ketika dipanaskan
Ar Cu = 63,5; S = 32; O = 16; H = 1
Ditanya:
Jumlah hidrat CuSO4.xH2O (harga x)?
Jawab:
CuSO4.xH2O (s) CuSO4 (s) + x H2O (g)
n𝐻 𝑂 = = = 2 mol
/
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan entalpi reaksi pada materi termokimia, peserta dapat
menentukan entalpi reaksi berdasarkan data percobaan menggunakan kalorimeter
dan data entalpi pembentukan.
Uraian Materi:
Jika kapasitas kalor tersebut dihitung dalam satuan massa (gram), maka
namanya menjadi kapasitas kalor jenis, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑞
𝐶𝑝
𝑚 𝑥 ∆𝑇
Persamaan itu dapat diubah menjadi
𝑞 𝑚 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 ∆𝑇
dimana q = kalor (Joule)
m = massa (gram)
Cp = kalor jenis (Joule g-1 °C-1)
T = perubahan suhu (°C)
aA + bB cC + dD
Soal
30a. Jika entalpi pembentukan H2S, H2O, dan SO2 berturut-turut + 20,6 kJ/mol; -
241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol, maka entalpi pembakaran dari H2S (g)
sebesar ….
A. - 518,02 kJ
B. - 559,22 kJ
C. + 34,4 kJ
D. + 518,02 kJ
E. + 559,22 kJ
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
ΔH H2S (g) = + 20,6 kJ/mol
ΔH H2O (g) = - 241,81 kJ/mol
ΔH SO2 (g) = - 296,81 kJ/mol
Ditanya:
Entalpi pembakaran dari H2S (g)?
Jawab:
H2S (g) + ½ O2 (g) H2O (g) + SO2 (g)
ΔHR = [ΔHf H2O+ ΔHf SO2] – [ΔHf H2S + ΔHf O2]
= [- 241,81 + (- 296,81)] kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= - 518,02 kJ
Soal
30b. Ke dalam 50 mL larutan tembaga (II) sulfat 0,4 M ditambahkan serbuk zink
(sedikit berlebihan), ternyata suhunya naik 200C. Reaksi yang terjadi adalah:
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
50 ml ZnSO4 0,4 M
∆T = 200C
c = 4,18 J/g0C
Ditanya:
Besarnya ∆Hreaksi?
Jawab:
Menghitung massa larutan:
Kalor reaksi tersebut adalah kalor reaksi yang dilepaskan pada reaksi 50 mL ZnSO4
0,4 M atau :
mol ZnSO4 = M x V = 0,4 M x 0,05 L = 0,02 mol
Jumlah Zn dan CuSO4 yang bereaksi sesuai dengan persamaan reaksi tersebut adalah
1 mol (lihat koefisien reaksi), maka jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:
qreaksi = 1/0,02 x (– 4,2 kJ) = - 210 kJ/mol
Soal
30c. Larutan NaOH 1 M sebanyak 100 mL direaksikan dengan 100 mL larutan HCl 1
M dalam sebuah bejana. Tercatat suhu naik dari 290C menjadi 370C. Jika larutan
dianggap sama dengan air, kalor jenis air 4,2 J/g0C, massa jenis air 1 g/mL,
perubahan entalpi reaksi (∆H) netralisasi adalah ….
A. - 67,2 kJ/mol
B. - 37 kJ/mol
C. + 37 kJ/mol
D. + 42 kJ/mol
E. + 67,2 kJ/mol
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
100 mL NaOH 1 M + 100 mL HCl 1 M
T1 = 290C
T2 = 370C
Kalor jenis air = 4,2 J/g0C
Massa jenis air = 1 g/mL
Ditanya:
Perubahan entalpi reaksi (∆H) netralisasi?
Jawab:
Menghitung T:
∆T = T2 – T1 = 370C – 290C = 80C
Menghitung massa larutan:
Kalor reaksi tersebut adalah kalor yang dihasilkan dari reaksi 100 mL NaOH 1 M + 100
mL HCl 1 M atau:
mol NaOH = M x V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol
mol HCl = M x V = 0,1 L x 1 M = 0,1 mol
Pada reaksi tersebut terlihat jumlah mol NaOH dan HCl yang bereaksi masing-masing
1 mol (lihat koefisien reaksi), maka jumlah kalor reaksi untuk 1 mol zat:
qreaksi (1 mol HCl + 1 mol NaOH) = 1/0,1 x (– 6,72 kJ) = - 67,2 kJ/mol
Persamaan termokimia:
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l) ∆Hreaksi = - 67,2 kJ/mol
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi termokimia, peserta dapat menentukan
perubahan entalpi reaksi menggunakan hukum Hess.
Uraian Materi:
Hukum Hess ini dapat digunakan untuk menentukan kalor reaksi yang tidak
dapat diketahui secara langsung.
Soal
31a. Diketahui data sebagai berikut :
S (s) + 3/2 O2 (g) SO3 (s) ∆H = - 395,2 kJ
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (s) ∆H = - 198,2 kJ
Besarnya ∆Hreaksi : S (s) + O2 (g) SO2 (g) adalah ….
A. - 197 kJ
B. - 296,1 kJ
C. - 494,3 kJ
D. - 593,4 kJ
E. + 494,3 kJ
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Ditanya:
Besarnya ∆H reaksi: S (s) + O2 (g) SO2 (g)?
Jawab:
Mengubah reaksi yang diketahui agar seperti reaksi yang ditanya:
Reaksi 1 : S (s) + 3/2 O2 (g) SO3 (g) ∆H = - 395,2 kJ
Posisi S (s) dan O2 (g) berada di sebelah kiri, sama seperti reaksi yang ditanyakan,
sehingga reaksi tidak perlu dibalik.
Banyaknya mol SO2 yang dibutuhkan hanya 1 mol (lihat koefisien SO2 pada reaksi
yang diminta), sehingga koefisien reaksi kedua ini dibagi 2 agar tinggal satu mol SO2,
termasuk ∆H juga dibagi 2.
Hasilnya :
SO3 (g) SO2 (g) + 1/2O2 (g) ∆H = + 99,1 kJ
Kemudian kita jumlahkan :
Soal
31b. Perhatikan diagram tingkat energi berikut ini:
Berdasarkan diagram tersebut, maka hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar
adalah ….
A. ∆H2 = ∆H1 - ∆H3
B. ∆H2 = ∆H1 + ∆H3
C. ∆H3 = ∆H1 - ∆H2
D. ∆H3 = ∆H1 + ∆H2
E. ∆H3 = ∆H2 - ∆H1
Ditanya:
Hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar?
Jawab:
Berdasarkan diagram tingkat energi yang diketahui, ditulis reaksi lengkapnya:
Reaksi 1 : C (g) + 2 H2 (g) + O2 (g) CH2 (g) + O2 (g) ∆H1
Reaksi 2 : CH2 (g) + O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g) ∆H2
Jadi, hubungan ∆H1, ∆H2, ∆H3 yang benar adalah: ∆H1 + ∆H2 = ∆H3
Soal
31c. Jika diketahui :
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O ∆H = -2820 kJ
C2H5OH + 3 O2 2 CO2 + 3 H2O ∆H = -1380 kJ
maka perubahan entalpi untuk proses fermentasi glukosa:
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2 adalah ….
A. – 4200 kJ
B. – 1440 kJ
C. - 60 kJ
D. + 60 kJ
E. + 1440 kJ
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2820 kJ
C2H5OH + 3 O2 2 CO2 + 3 H2O ∆H = - 1380 kJ
Ditanya:
Besarnya Hreaksi fermentasi glukosa: C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2?
Jawab:
Mengubah reaksi yang diketahui agar seperti reaksi yang ditanya:
Reaksi 1 : C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O ∆H = - 2820 kJ
Banyaknya mol C2H5OH yang dibutuhkan 2 mol (lihat koefisien C2H5OH pada reaksi
yang diminta), sehingga reaksi kedua harus dikalikan 2, termasuk ∆H menjadi:
4 CO2 + 6 H2O 2 C2H5OH + 6 O2 ∆H = + 2760 kJ
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi termokimia, peserta dapat menentukan
besarnya energi ikatan berdasarkan data perubahan entalpi reaksi.
Uraian Materi:
Di dalam molekul gas HCl terdapat ikatan kovalen antara 2 atom yang berbeda
yaitu H dan Cl. Pada proses penguraian HCl menjadi atom-atom itu, ikatan H - Cl akan
terputus. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan itu juga disebut energi
ikatan. Besarnya energi ikatan H - Cl sama dengan H penguraiannya, yaitu sebesar
432 kJ untuk 1 mol HCl.
Rumus menghitung entalpi dengan memakai energi ikatan dapat dituliskan
sebagai berikut:
Hreaksi = ∑(energi ikatan reaktan) – ∑(energi ikatan produk)
Soal
32a. Diketahui energi ikatan:
C – H = 415 kJ/mol
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
C – H = 415 kJ/mol C – C = 348 kJ/mol
C = C = 607 kJ/mol H – H = 436 kJ/mol
Ditanya:
Besarnya ΔH pada reaksi : C2H4 (g) + H2 (g) C2H6 (g)?
Jawab:
CH2 = CH2 + H – H CH3 – CH3
ΔHr = Σ energi pemutusan ikatan – Σ energi pembentukan ikatan
= {4 (C – H) + (C = C) + (H – H)} – {6 (C – H) + (C – C)}
= {(C = C) + (H – H)} – {2 (C – H) + (C – C)}
= (607 + 436) – (2 × 415 + 348)
= 1.043 – 1.178
= – 135 kJ
Jadi ΔHr pada reaksi : C2H4 (g) + H2 (g) C2H6 (g) sebesar – 135 kJ
Soal
32b. Perhatikan data energi ikatan rata-rata berikut ini:
C = C : 609 kJ/mol
C − Cl : 326 kJ/mol
C − H : 412 kJ/mol
C − C : 345 kJ/mol
H − Cl : 426 kJ/mol
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Ditanya:
Besarnya ΔHreaksi CH2 = CH2 + HCl CH3CH2Cl?
Jawab:
Untuk menjawab, maka lebih mudah reaksinya digambarkan sebagai berikut:
Coret beberapa ikatan yang sama antara ruas kiri dan ruas kanan, ada empat pasang
ikatan C − H yang dapat dicoret, coret H-nya saja:
Ruas kanan:
1 ikatan C – H
1 ikatan C – C
1 ikatan C – Cl
Soal
31c. Diketahui energi ikatan rata-rata :
C ≡ C : 839 kJ/mol
C − C : 343 kJ/mol
H – H : 436 kJ/mol
C – H : 410 kJ/mol
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
C ≡ C : 839 kJ/mol H – H : 436 kJ/mol
C − C : 343 kJ/mol C – H : 410 kJ/mol
Ditanya:
Besarnya ΔHreaksi CH3 − C ≡ CH + 2 H2 CH3 −CH2 −CH3?
Jawab:
Untuk menjawab, maka lebih mudah reaksinya digambarkan sebagai berikut:
Coret beberapa ikatan yang sama antara ruas kiri dan ruas kanan:
Ruas kanan:
2 ikatan C – C
4 ikatan C – H
Uraian Materi:
LAJU REAKSI
Laju reaksi dari berbagai reaksi biasanya berbeda-beda, ada yang cepat dan
ada yang lambat. Salah satu faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya
konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang
menyatakan hubungan laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi
atau hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian eksperimen atau percobaan.
Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi diubah-ubah, sedangkan
konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap.
Secara umum persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut:
aA+bBcC+dD
V = k [A]m [B]n
dimana:
V = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m, n = orde (tingkat) reaksi pada pereaksi A dan B
Orde reaksi hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Orde reaksi pada
reaksi keseluruhan disebut orde reaksi total. Besarnya orde reaksi total adalah
jumlah semua orde reaksi pereaksi. Jadi, orde reaksi total (orde reaksi) pada reaksi
tersebut adalah m + n.
Soal
33a. Diketahui reaksi: A + 2B hasil
Dari percobaan diperoleh data berikut:
Jawaban: D
Ditanya:
Tetapan laju reaksi (k)?
Jawab:
Menentukan orde reaksi terhadap A:
Mencari [B] yang tetap Percobaan 2 dan 3
𝑉2 0,1 0,2
𝑉3 0,2 0,2
0,04 1
0,64 2
1 1
16 2
𝑥 4
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Persamaan laju reaksi V = k[A]3 [B]
k = 8 x 04 M-3/s
[A] = 0,02 M
[B] = 0,125 M
Ditanya:
Harga laju reaksi (k)?
Jawab:
V = k [A]3 [B]
V = 8 x 104 M-3/s [0,02 M]3 [0,125 M]
V = 8 x 104 M-3/s (2 x 10-2 M)3 (0,125 M)
V = 8 x 104 M-3/s (8 x 10-6 M3) (0,125 M)
V = 8 x 10-2 M/s
Soal
33c. Data percobaan laju reaksi diperoleh dari reaksi A + B C sebagai berikut:
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Ditanya:
Persamaan laju reaksi (V)?
Jawab:
Menentukan orde reaksi terhadap A:
Mencari [B] yang tetap Percobaan 1 dan 2
𝑉1 0,01 0,20
𝑉2 0,02 0,20
0,02 1
0,08 2
1 1
4 2
𝑥 2
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi laju reaksi, peserta dapat menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Uraian Materi:
3. Konsentrasi
Suatu larutan dengan molaritas tinggi tentu mengandung molekul-molekul
yang lebih rapat dibandingkan dengan molaritas larutan rendah. Larutan dengan
molaritas tinggi merupakan larutan pekat dan larutan dengan molaritas rendah
merupakan larutan encer. Pada larutan pekat, jarak antar molekulnya rapat sehingga
kemungkinan terjadi tumbukan yang efektif lebih banyak dibandingkan larutan encer.
Itulah sebabnya, jika molaritas larutan yang direaksikan semakin besar, maka laju
reaksinya juga semakin cepat.
4. Katalisator
Katalisator merupakan zat yang mampu mempengaruhi laju reaksi. Dalam
kerjanya katalisator akan ikut bereaksi dengan zat-zat reaktan, tetapi di akhir proses
reaksi, katalisator tersebut akan memisah kembali. Katalis ada dua macam, yaitu
katalis yang bersifat positif dan katalis negatif. Katalis bersifat positif dapat
mempercepat laju reaksi. Katalis bersifat negatif merupakan katalisator yang
memperlambat laju reaksi, katalisator ini dinamakan inhibitor. Adanya katalis positif
dalam reaksi kimia menyebabkan energi aktivasi turun, akibatnya semakin banyak
tumbukan yang efektif terjadi (melampaui energi aktivasi), sehingga reaksi semakin
cepat.
Soal
34a. Di antara pasangan pereaksi berikut, yang diharapkan bereaksi paling lambat
adalah ….
A. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 400C
B. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M + 20 mL air pada 300C
C. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 300C
D. 50 mL HCl 0,2 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M + 20 mL air pada 400C
E. 50 mL HCl 0,1 M + 50 mL Na2S2O3 0,2 M pada 400C
Jawaban: B
Pembahasan
Berdasarkan option yang tersedia menunjukkan bahwa ada dua faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang ditampilkan dalam option, yaitu faktor konsentrasi dan
suhu. Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Demikian juga
semakin tinggi suhunya semakin cepat reaksinya. Dengan demikian yang paling
lambat adalah reaksi yang memiliki konsentrasi kecil dan suhu rendah, yaitu reaksi
pada option B.
Soal
34b. Direaksikan serbuk CaCO3 dengan 5 mL larutan HCl sebagai berikut:
Jawaban: C
Pembahasan
Percobaan tersebut dilakukan pada suhu yang tetap (270C), dan konsentrasi HCl yang
tetap (1M). Komponen yang diubah-ubah adalah massa CaCO3.
Soal
34c. Data percobaan untuk reaksi A + B hasil adalah:
Jawaban: C
Pembahasan
Massa zat A pada percobaan 1 dan 3 sama, yaitu 1 gram, tetapi pada percobaan 1
berupa serbuk, sedangkan percobaan 3 berupa bongkahan. Meskipun keduanya
berwujud sama, yaitu padat, tetapi bentuk serbuk memiliki luas permukaan lebih
besar daripada bongkahan. Selain itu konsentrasi zat B sama, yaitu 1 M. Oleh karena
itu dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi laju reaksi 1 dan 3 adalah luas
permukaan yang berbeda.
Uraian Materi:
Soal
35a. Diketahui data percobaan uji daya hantar listrik dari empat larutan:
Jawaban: D
Pembahasan
Lihat uraian materi.
Soal
35b. Perhatikan data percobaan uji larutan berikut ini:
Pasangan senyawa yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non elektrolit
berturut-turut ditunjukkan oleh larutan nomor ….
A. 1 dan 2
B. 5 dan 1
C. 2 dan 5
D. 5 dan 3
E. 4 dan 5
Jawaban: B
Pembahasan
Lihat uraian materi.
Soal
35c. Suatu larutan mempunyai ciri-ciri berikut ini:
a) Pada uji daya hantar listrik, lampu menyala redup
b) Pada uji daya hantar listrik terdapat gelembung gas
c) Masih ada sisa molekul dalam larutannya
Jawaban: E
Pembahasan
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi teori asam basa, peserta dapat menganalisis sifat
asam/basa suatu spesies berdasarkan suatu teori asam basa.
Uraian Materi:
Arrhenius juga membedakan antara asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Asam
kuat terionisasi secara sempurna menjadi ion-ion H+, dan basa kuat terionisasi secara
sempurna menjadi ion-ion OH-. Reaksi ionsasi asam dan basa lemah adalah reversibel
(bolak balik) dan setimbang. Dalam teori Arrhenius hanya dapat diterapkan pada
reaksi dengan pelarut air, dan teori tersebut tidak dapat menjelaskan bagaimana
pembentukan OH- dalam reaksi ionisasi basa lemah seperti amonia (NH3).
3. Teori Lewis
Meskipun teori asam basa Bronsted-Lowry lebih umum dari teori Arrhenius,
tetapi ada reaksi yang mirip asam-basa yang tidak dapat dijelaskan dengan teori ini.
Contohnya adalah reaksi antara NH3 dengan BF3 menjadi H3N-BF3.
F H F
H
B F H N B F
H N
H F H F
Pada reaksi tersebut, terjadi ikatan koordinasi antara atom N dengan B yang
pasangan elektronnya berasal dari N. Berdasarkan pembentukan ikatan koordinasi
itulah, maka Gilbert N Lewis mengemukakan teori yang dikenal dengan teori asam
basa Lewis. Teori ini menyatakan:
a. Asam adalah suatu partikel yang dapat menerima pasangan elektron dari partikel
lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
b. Basa adalah suatu partikel yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Soal
36a. Untuk reaksi: NH3 + H2O ⇌ NH4+ + OH−
Menurut teori asam basa Bronsted-Lowry, maka ....
A. NH3 bersifat asam, karena menerima sebuah proton
B. NH4+ bersifat basa, karena memberi sebuah proton
C. H2O bersifat asam, karena memberi proton
D. H2O bersifat basa, karena menerima proton
E. H2O bersifat netral, karena menerima dan memberi proton
Jawaban: C
Pembahasan
Teori asam-basa menurut Bronsted - Lowry sebagai berikut:
Asam : zat yang memberikan H+ (donor proton)
Basa : zat yang menerima H+ (akseptor proton)
Pada reaksi tersebut, H2O memberikan H+ pada NH3 sehingga H2O sebagai asam dan
NH3 sebagai basa.
Soal
36b. Perhatikan reaksi asam-basa konjugasi menurut Bronsted-Lowry berikut ini:
(1) HSO4− (aq) + H2 O (l) ⇌ H3O+(aq) + SO42− (aq)
(2) H2O (l) + S2− (aq) ⇌ OH− (aq) + HS− (aq)
Jawaban: A
Pembahasan
Berdasarkan reaksi:
HSO4− (aq) + H2O (l) ⇌ H3O+ (aq) + SO42− (aq)
Berdasarkan reaksi:
H2O (l) + S2− (aq) ⇌ OH− (aq) + HS− (aq)
H2O berpasangan dengan OH−
S2− berpasangan dengan HS−
Jadi pasangan asam basa konjugasi yang benar adalah HSO4− dan SO42−
Soal
36c. Teori asam–basa Arrhenius disempurnakan oleh Bronsted–Lowry karena memiliki
kelemahan, yaitu ....
A. tidak berlaku umum untuk semua zat
B. tidak dapat menjelaskan perbedaan asam basa secara jelas
C. hanya berlaku untuk zat yang larut dalam air
D. tidak dapat memberikan contoh asam basa secara pasti
E. ada satu zat yang dapat bersifat asam sekaligus basa
Jawaban: C
Pembahasan
Teori asam–basa Arrhenius hanya terbatas untuk menentukan asam dan basa dari
suatu zat yang larut dalam air. Meskipun sampai saat ini teori asam basa Arrhenius
ini tetap berlaku, tetapi memiliki keterbatasan penentuan asam–basa ketika menjum-
pai senyawa yang tidak mengandung ion H+ maupun OH-.
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi redoks, peserta dapat menerapkan konsep
reaksi redoks dalam perhitungan kimia.
Uraian Materi:
OKSIDOMETRI
Analisis titrimetri adalah analisa kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti,
dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara
kuantitatif. Berdasarkan reaksi kimia yang berperan sebagai dasar dalam analisis
titrimetri, maka metoda analisa titrimetri dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu:
1. Reaksi Asam-basa
Titrasi redoks atau oksidimetri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
reduksi oksidasi antara titer dan titran. Adapun jenis titrasi redoks:
1. Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasar atas reaksi oksidasi
reduksi dengan KMnO4 mengalami reduksi. Dalam suasana asam reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut:
MnO4- + 8 H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O
3. Serimetri, larutan baku yang digunakan adalah larutan Ce(SO4)2, reaksi reduksi
yang dialaminya adalah:
Ce4+ + e- Ce3+
5. Iodometri, Kalium Iodat merupakan oksidator yang kuat. Dalam kondisi tertentu
kalium Iodat dapat bereaksi secara kuantitatif dengan yodida atau Iodium. Dalam
larutan yang tidak terlalu asam, reaksi Iodat dengan garam Iodium, seperti kalium
yodida, akan berhenti jika Iodat telah tereduksi menjadi Iodium.
IO3- + 2 I- + 3 Cl- 3 H2O + 3 I2
Soal
37a. Sebanyak 25 mL larutan 0,1 M suatu ion logam tepat bereaksi dengan 25 mL
larutan 0,1 M senyawa arsenit menurut persamaan reaksi berikut:
Jika bilangan oksidasi awal dari logam adalah +3, maka bilangan oksidasi logam
setelah reaksi adalah ….
A. 0
B. +1
C. +2
D. +3
E. +4
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Ditanya:
Bilangan oksidasi logam setelah reaksi?
Jawab:
mmol ion logam = 25 mL x 0,1 M = 2,5 mmol
mmol ion arsenit = 25 mL x 0,1 M = 2,5 mmol
Oleh karena mmol ion logam dan ion arsenit sama, berarti koefisien reaksi untuk ion
logam dan ion arsenit harus sama. Dengan koefisien satu dari ion arsenit, maka ion
arsenit melepaskan 2 elektron, berarti untuk ion logam harus sama, yaitu koefisien
reaksi ion logam satu dan menerima 2 elektron.
Bilangan oksidasi awal logam sebesar +3, maka setelah menerima 2 elektron bilangan
oksidasinya berubah menjadi +1.
L3+ + 2e L+
Soal
37b. Perhatikan reaksi redoks berikut ini:
I2 + 2 S2O3-2 S4O6-2 +2 I–
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
40 mL larutan Na2S2O3 membutuhkan 4,0 x 10-3 mol I2 menurut reaksi:
I2 + 2 S2O3-2 S4O6-2 +2 I–
Ditanya:
Konsentrasi larutan Na2S2O3?
Jawab:
I2 + 2 S2O3-2 S4O6-2 + 2 I–
Berdasarkan persamaan reaksi yang setara tersebut, maka dalam titrasi jumlah mol
S2O3-2 dapat dihitung berdasarkan perbandingan koefisien yang setara.
Soal
37c. Dalam suasana asam, besi (II) dititrasi dengan 0,0206 M larutan KMnO4 40,2 mL.
Banyaknya besi (II) yang dibutuhkan adalah ….
A. 232 mg
B. 116 mg
C. 58 mg
D. 274 mg
E. 348 mg
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Besi (II) dititrasi dengan 0,0206 M larutan KMnO4 40,2 mL
Ditanya:
Banyaknya besi (II) yang dibutuhkan?
Jawab:
Dalam suasana asam:
MnO4-+ 8 H++ 5e Mn2+ + 4 H2O x1
Fe2+ Fe3++ e x5
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati reaksi yang terjadi pada sel Volta, peserta dapat menganalisis
reaksi kimia dalam sel Volta.
SEL VOLTA
Ada dua macam sel yang bekerja berdasarkan prinsip Galvani dan prinsip
Volta. Pada tahun 1797 Luigi Galvani menemukan bahwa listrik dapat dihasilkan oleh
reaksi kimia, dan pada tahun 1800 Allesandro Volta membuat sel praktis pertama
menghasilkan listrik berdasarkan reaksi kimia.
a. Sel Primer, setelah salah satu komponen habis terpakai, tidak dapat mengubah
kembali hasil reaksi menjadi pereaksi, contohnya baterai kering, terdiri dari Zn,
MnO2, NH4Cl, ZnCl2 (pasta), dan C (grafit). Reaksi yang terjadi di anoda dan katoda:
Anoda : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-
Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+ (aq) + 2e Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)
Zn (s) + 2 NH4+ (aq) + 2 MnO2 (s) Zn2+ (aq) + Mn2O3 (s)+ 2 NH3 (aq) + H2O (l)
b. Sel Sekunder, sel ini disebut “sel penyimpan”. Reaksi sel adalah reaksi reversibel.
Contohnya Aki. Baterai bertimbal (aki) yang umum digunakan di mobil dan motor
terdiri atas enam sel identik yang tersusun secara seri. Setiap sel mempunyai anoda
timbal dan katoda timbal oksida yang dikemas pada sebuah pelat logam. Baik
katoda maupun anoda dicelupkan dalam larutan asam sulfat yang berfungsi
sebagai elektrolit. Reaksi sel yang terjadi adalah:
Pb (s) + PbO2 (s) + 2 HSO4- (aq) + 2 H+(aq) 2 PbSO4 (s) + 2 H2O (l)
Pada kondisi kerja normal setiap sel menghasilkan 2 volt, jadi total dari keenam sel
adalah 12 volt. Aki dapat diisi ulang (rechargeable). Pengisian ulang berarti
membalik reaksi elektrokimia normal dengan menerapkan voltase eksternal pada
katoda dan anoda. Reaksi pengisiannya adalah:
2 PbSO4 (s) + 2 H2O (l) Pb (s) + PbO2 (s) + 4 H+ (aq) +2 SO42- (aq)
Soal
38a. Aki mempunyai elektroda Pb dan PbO2. Selama aki bekerja, akan terjadi
perubahan ….
A. Pb menjadi PbSO2 dan PbO2 tetap
B. Pb menjadi PbO dan PbO2 menjadi Pb3O4
C. Pb dan PbO2 berubah menjadi PbSO4
D. Pb dan PbO2 berubah menjadi Pb3O4
E. Pb menjadi PbO2 lalu berubah menjadi PbSO4
Ion Pb2+ ini akan bereaksi dengan ion SO42- yang ada dalam larutan, sehingga
terbentuk PbSO4 yang reaksinya dapat ditulis :
Pb2+ (aq) + SO42- (aq) PbSO4 (s)
Selain itu ion Pb2+ bereaksi dengan SO42- menghasilkan endapan PbSO4 yang
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Pb2+ (aq) + SO42- (aq) PbSO4 (s)
Dengan berubahnya kedua elektroda menjadi endapan PbSO4, maka daya aki
makin berkurang. Secara ringkas kedua reaksi tersebut dapat dituliskan:
Anoda : Pb (s) + HSO4- (aq) PbSO4 (s) + H+ (aq) + 2e-
Katoda : PbO2 (s) + HSO4- (aq) + 3 H+ (aq) + 3e- PbSO4 (s) + 2 H2O (l)
Pb (s) + PbO2 (s) + 2 HSO4- (aq) + 2 H+(aq) + 3e- PbSO4 (s) + 2 H2O (l)
Soal
38b. Diketahui data potensial elektrode standar (Eo) dari logam A dan logam B sebagai
berikut:
A2+ (aq) + 2e- A (s) Eo= + 0,30 volt
B2+ (aq) + 2e- B (s) Eo= - 0,40 volt
Jika logam A dan B disusun pada suatu sel volta dengan A dan B sebagai
elektrode, maka pernyataan yang tidak benar adalah ....
A. A sebagai katoda
B. B sebagai anoda
C. potensial selnya adalah 0,70 volt
D. reaksinya: B2+ + A B + A2+
E. notasi selnya: B|B2+ || A2+|A
Jawaban: D
Pembahasan
Elektroda. A memiliki nilai Eo yang lebih besar dibanding E0B. Katoda adalah
elektroda dengan Eo lebih besar, sehingga A sebagai katoda dan B sebagai anoda.
Reaksi. Logam yang mengalami reaksi reduksi adalah logam A dan yang mengalami
reaksi oksidasi adalah logam B, sehingga reaksinya: B + A2+ B2+ + A
Soal
38c. Suatu sel volta terdiri dari elektroda Ag yang dicelupkan di dalam larutan AgNO3
1 M dan elektroda Zn yang dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 1 M. Jika diketahui:
Jawaban: C
Pembahasan
Elektroda. Ag memiliki nilai Eo yang lebih besar dibanding E0Zn. Katoda adalah
elektroda dengan Eo lebih besar, sehingga Ag sebagai katoda dan Zn sebagai
anoda.
Reaksi. Elektroda yang mengalami reaksi reduksi adalah logam Ag dan yang
mengalami reaksi oksidasi adalah logam Zn. Reaksinya:
2 Ag+ (aq) + Zn (s) 2 Ag (s) + Zn2+ (aq)
Soal
39a. Air dalam keadaan padat (es) akan mengapung. Hal ini merupakan suatu anomali
air, karena ketika air dalam keadaan padat ....
A. memiliki kerapatan lebih tinggi daripada keadaan cairnya
B. titik didihnya lebih tinggi daripada keadaan cairnya
C. molekulnya dapat bergerak bebas membentuk ikatan hidrogen
D. kalor penguapannya lebih tinggi daripada keadaan cairnya
E. ikatan hidrogennya lebih sedikit sehingga kerapatannya lebih kecil
Jawaban: E
Pembahasan
Ikatan antar molekul yang berupa gaya tarik-menarik antara atom yang
elektronegativitasnya sangat besar terhadap atom H dalam molekul lain disebut ikatan
hidrogen. Adanya ikatan hidrogen menyebabkan munculnya fenomena yang
dinamakan anomali air, dimana air dalam keadaan padat (es) ia akan mengapung.
Padahal biasanya suatu zat dalam keadaan padat memiliki kerapatan lebih tinggi
daripada keadaan cairnya. Hal ini karena ketika air dalam keadaan cair kerapatannya
lebih tinggi akibat molekul air yang dapat bergerak bebas membentuk ikatan hidrogen.
Sedangkan ketika berujud padat molekulnya tidak dapat bergerak bebas, akibatnya
ikatan hidrogen yang terbentuk lebih sedikit, sehingga kerapatannya lebih kecil. Coba
bayangkan ketika kamu berada dalam ruangan berdesakan, maka untuk dapat saling
bergandeng tangan akan lebih sulit dibandingkan ketika dalam ruangan yang lega dan
tidak berdesakan.
Soal
39b. Suatu senyawa mempuyai sifat sebagai berikut:
a) Larut dalam air
b) Lelehannya dapat menghantarkan listrik
c) Terionisasi sempurna dalam air
Jawaban: D
Pembahasan
Ketiga sifat tersebut sesuai dengan sifat senyawa ionik.
Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa I dan II
berturut-turut adalah .…
A. ionik dan kovalen polar
B. ionik dan kovalen non-polar
C. kovalen polar dan ionik
D. kovalen polar dan hidrogen
E. kovalen non-polar dan ionik
Jawaban: B
Pembahasan
Sifat senyawa yang berikatan ionik adalah titik didih tinggi, mudah larut dalam air,
dan dapat menghantarkan listrik.
Sifat senyawa berikatan kovalen non-polar adalah titik didih rendah, tidak larut dalam
air, dan tidak dapat menghantarkan listrik.
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih memberi nama beberapa senyawa anorganik pada materi kimia
unsur, peserta dapat menentukan nama IUPAC senyawa anorganik.
Uraian Materi:
Senyawa biner dari dua non logam umumnya adalah senyawa molekul. Penamaan
dimulai dari nama non logam pertama diikuti nama non logam kedua yang diberi
akhiran –ida. Jika dua jenis non logam dapat membentuk lebih dari satu jenis
senyawa, maka digunakan awalan Yunani sesuai angka indeks dalam rumus
kimianya
Contoh:
CO : karbon monoksida
2. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan oksi-
dasi, maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka
romawi dalam tanda kurung di belakang nama unsurnya.
Contoh:
FeO : besi(II) oksida
Fe2O3 : besi(III) oksida
SnCl2 : timah(II) klorida
SnCl4 : timah(IV) klorida
3. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti nama
anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur yang memiliki
lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-
it, -it, -at, atau per-at sesuai dengan jumlah bilangan oksidasi.
Contoh:
Na2CO3 : natrium karbonat
KCrO4 : kalium kromat
K2Cr2O7 : kalium dikromat
HClO : asam hipoklorit (bilangan oksidasi Cl = +1)
HClO2 : asam klorit (bilangan oksidasi Cl =+3)
HClO3 : asam klorat (bilangan oksidasi Cl = +5)
HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl = +7)
Soal
40a. Nama senyawa Fe(NO3)3 adalah ....
A. besi nitrat
B. besi(II) nitrat
C. besi(III) nitrit
D. besi(II) nitrit
E. besi(III) nitrat
Jawaban: E
Pembahasan
Salah satu aturan tata nama IUPAC adalah untuk senyawa poliatom, jika salah satu
unsurnya O, penamaannya menyebutkan nama logam, jika logam memiliki > 1 biloks,
penamaannya menyebutkan nama logam diikuti biloks-nya dengan angka romawi
dalam tanda kurung diikuti nama gugus atom, diakhiri kata at atau it (it : gugus atom
yang mengikat atom O lebih sedikit, at : gugus atom yang mengikat atom O lebih
banyak).
Dengan demikian, nama senyawa Fe(NO3)3 adalah besi(III) nitrat, karena pada
senyawa tersebut terdiri dari logam besi dengan biloks +3 dan gugus atomnya berupa
NO3 yang mengikat atom O lebih banyak, sehingga disebut nitrat.
Soal
40b. Tata nama senyawa-senyawa yang benar adalah ....
Jawaban: A
Pembahasan
Pada soal tersebut dapat dilihat bahwa semunya merupakan senyawa biner yang
tersusun dari unsur non logam + non logam. Oleh karena itu tata namanya adalah
pertama menyebutkan unsur yang ada di depan diikuti unsur berikutnya dan diakhiri
dengan akhiran ida. Jadi, tata nama senyawa-senyawa tersebut yang benar adalah:
SO2 = sulfur dioksida
PCl5 = fosfor pentaklorida
Cl2O = dikloro oksida
CO2 = karbon dioksida
Soal
40c. Tata nama dari basa yang benar adalah ....
A. Fe(OH)2 = besi(II) dihidroksida
B. Cr(OH)3 = kromium(II) hidroksida
C. Au(OH)3 = emas(III) hidroksida
D. Zn(OH)2 = seng(II) hidroksida
E. KOH = kalium(I) hidroksida
Jawaban: C
Pembahasan
Pada umumnya basa adalah senyawa ionik dari logam dengan ion OH–. Penamaannya
diawali dengan menyebutkan ion logam dan diikuti dengan hidroksida.
Fe(OH)2 = besi(II) hidroksida
Cr(OH)3 = kromium(III) hidroksida
Zn(OH)2 = seng hidroksida
KOH = kalium hidroksida
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi kesetimbangan kimia, peserta dapat
menentukan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan suatu zat dalam reaksi
kesetimbangan disosiasi.
Uraian Materi:
Soal
41a. Jika tetapan keseimbangan untuk reaksi 2X + 2Y ⇌ 4Z adalah 0,04, maka
tetapan keseimbangan untuk reaksi 2Z ⇌ X + Y adalah ….
A. 0,2
B. 0,5
C. 2
D. 4
E. 5
Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Kc reaksi 2X + 2Y ⇌ 4Z sebesar 0,04
Ditanya:
Kc untuk reaksi 2Z ⇌ X + Y?
Jawab:
4Z ⇌ 2X + 2Y Kc =
,
Kc =
/
Kc =
Kc = √25
Kc = 5
Soal
41b. Pada reaksi kesetimbangan:
Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Saat setimbang perbandingan mol N2O4 : mol NO2 = 1 : 3
Ditanya:
Derajat disosiasi () N2O4?
Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼=?
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula 2,5 mol -
Terurai 1,5 mol 3 mol
Dlm kesetimbangan 1 mol 3 mol
Soal
41c. Dalam suatu tempat gas N2O4 terdisosiasi 50% menjadi gas NO2, sehingga
campuran gas menimbulkan tekanan total 6 atm. Harga KP adalah ….
A. 0,5 atm-1
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Derajat disosiasi () = 50% = 1/2
Tekanan total (Pt) = 6 atm
Ditanya:
Harga Kp?
Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼 = 0,5
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula a mol -
Terurai 0,5a mol a mol
Dlm kesetimbangan 0,5a mol a mol
,
Tekanan parsial N2O4 (PN2O4) = X Pt = X 6 atm = 2 atm
,
Tekanan parsial NO2 (PNO2) = X Pt = X 6 atm = 4 atm
,
Menghitung Kp:
Kp = = = = 1 atm-1
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi kesetimbangan kimia yang berhubungan
dengan pergeseran kesetimbangan, peserta dapat menentukan jumlah zat dalam
reaksi kesetimbangan yang telah mengalami pergeseran.
Uraian Materi:
PERGESERAN KESETIMBANGAN
Henri Le Chatelier mengemukakan asas pergeseran keseimbangan yang
berbunyi : jika pada suatu sistem keseimbangan diadakan suatu aksi, maka sistem
akan berubah sedemikian sehingga pengaruh aksi tersebut sekecil mungkin.
1. Jika suhu dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm, dan
sebaliknya.
Soal
42a. Dalam ruang 1 L dimasukkan 4 mol HI lalu terurai menurut reaksi:
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Volum awal = 1 L
HI mula-mula = 4 mol
α mula-mula = 25%
Ditanya:
α baru setelah volum diperbesar menjadi 2 L?
Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼 = 25%
2 HI (g) ⇌ H2 (g) + I2 (g)
Mula-mula 4 mol - -
Terurai 1 mol 0,5 mol 0,5 mol
Dlm kesetimbangan 3 mol 0,5 mol 0,5 mol
= =
Jadi harga α baru = 25%, sama dengan α awal yang juga 25%
Soal
42b. Pada temperatur tertentu, sebanyak 2 mol gas N2O4 dimasukkan dalam wadah
bervolume 2 L lalu terurai menurut reaksi:
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
N2O4 yang terurai sebesar 50%, Setelah kesetimbangan tercapai dan volum
diperkecil menjadi 1 L, maka banyaknya N2O4 dan NO2 dalam kesetimbangan
baru berturut-turut sebesar ....
A. 0,6 mol dan 0,6 mol
B. 0,7 mol dan 0,6 mol
C. 0,6 mol dan 1,2 mol
D. 1,2 mol dan 1,6 mol
E. 1,4 mol dan 0,6 mol
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Persamaan reaksi kesetimbangan:
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2(g)
mol gas N2O4 mula-mula = 2 mol
Volum awal =2L
N2O4 mula-mula = 2 mol
α mula-mula = 50% = 0,5
Ditanya:
Jawab:
Memasukkan data yang diketahui dan mengisi bagian yang kosong:
𝛼 = 0,5
N2O4 (g) ⇌ 2 NO2 (g)
Mula-mula 2 mol -
Terurai 1 mol 2 mol
Dlm kesetimbangan 1 mol 2 mol
Menghitung Kc:
⌊ ⌋. .
Kc = = = =2
⌊ ⌋
.
2=
Persamaan kuadrat:
42 + – 1 = 0 (Rumus ABC)
√ √
α1/α2 = =
, ,
α1 = = = 0,39 ≈ 0,4
,
α2 = (harga α tak mungkin negatif)
Soal
konsentrasi gas PCl5 adalah 0,2 M, sedangkan konsentrasi gas PCl3 dan Cl2 masing-
masing 0,4 M. Bila ke dalam tabung tersebut ditambahkan gas PCl3 dan Cl2 masing-
masing sebanyak 3 mol, maka konsentrasi PCl5 (g) dalam kesetimbangan yang
baru adalah .…
A. 0,5 M
B. 0,4 M
C. 0,3 M
D. 0,2 M
E. 0,1 M
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Reaksi kesetimbangan: PCl5 (g) ⇌ PCl3 (g) + Cl2 (g)
Volum = 5 L
[PCl5] = 0,2 M
[PCl3] = [Cl2] = 0,4 M
Ditanya:
[PCl5] dalam kesetimbangan yang baru jika ke dalam tabung ditambahkan gas PCl3
dan Cl2 masing-masing sebanyak 3 mol?
Jawab:
Menghitung Kc:
Kc =
, ,
Kc =
,
Kc = 0,8
0,8 =
Jadi [PCl5] dalam kesetimbangan yang baru sebanyak (1 + 1,523) mol : 5 L = 0,5 M
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai macam satuan konsentrasi larutan, peserta dapat
mengkonversi satuan konsentrasi suatu larutan.
Uraian Materi:
KONSENTRASI LARUTAN
Jumlah zat terlarut dalam suatu larutan dinyatakan dengan konsentrasi
larutan. Beberapa cara menyatakan perbandingan zat terlarut dalam pelarut, yaitu:
1. Molaritas/Kemolaran (M): menyatakan banyaknya mol zat terlarut setiap liter
larutan. Dinyatakan dengan rumus:
a 1000
M = atau M
Mr mL
2. Molalitas/Kemolalan (m): menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut setiap 1000
gram pelarut, dinyatakan dengan rumus :
a 1000
m
Mr b
Keterangan =
a = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terkarut
b = massa zat pelarut
3. Fraksi Mol: menyatakan perbandingan jumlah mol salah satu komponen larutan
dengan jumlah mol total, dinyatakan dengan rumus:
nA nB
X A X B
n A nB n A nB
Jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut adalah 1 (XA + XB = 1)
Keterangan :
nA = mol zat pelarut
XA = fraksi mol pelarut
nB = mol zat terlarut
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Larutan NaCl 10% massa
Mr NaCl = 58,5
Ditanya:
Kemolalan larutan NaCl 10% massa?
Jawab:
Larutan NaCl 10% massa berarti dalam 100 gram larutan NaCl terdapat:
10 x 100
NaCl murni sebanyak = gram = 10 gram
100
Massa air sebagai pelarut = (100-10) gram = 90 gram
10 x 1000
Molalitas = = 1,9 m
58,5 x 90
Soal
43b. Pada label botol H2SO4 tertulis kadar 98% b/b, massa jenis = 1,8 gram/mL. jika
diketahui Mr H2SO4 = 98, maka molaritas larutan tersebut adalah ….
A. 1,8 M
B. 3,6 M
C. 7,2 M
D. 18,5 M
E. 98 M
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
H2SO4 kadar 98% b/b 98 gram H2SO4 dan 2 gram air
Massa jenis = 1,8 gram/mL
Mr H2SO4 = 98 gram/mol
Ditanya:
Molaritas larutan H2SO4?
Jawab:
Mencari volum larutan:
Massa jenis =
,
Dalam 1 liter larutan massa larutan = 𝑥 1000 𝑚𝐿 =1800 g
Massa H2SO4 = 98% = 𝑥 1800= 1764 g
Soal
43c. Jika diketahui fraksi mol glukosa 0,2, maka % kadar glukosa tersebut sebesar ....
A. 20%
B. 25%
C. 28,6%
D. 71,4%
E. 90%
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Fraksi mol glukosa 0,2
Rumus kimia glukosa C6H12O6 sehingga Mr glukosa = 180
Ditanya:
% kadar glukosa?
Jawab:
Menentukan perbandingan mol = perbandingan fraksi mol:
mol glukosa : mol air = 0,2 : 0,8 = 1 : 4
Uraian Materi:
[H+] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
[OH-] = √𝐾𝑏 𝑥 𝑀𝑏
Jika diketahui derajat ionisasinya (), maka konsentrasi OH- dihitung dengan rumus:
𝑲𝒃
= lalu dihitung [OH-] = x [Mb]
𝑴𝒃
Soal
44a. Jika harga Kb LOH = 3 x 10−5, maka pH larutan LOH 0,3 M adalah ....
A. 11 + log 3
B. 11 − log 3
C. 8 − log 3
D. 8 + log 3
E. 3 − log 3
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Kb LOH = 3 x 10−5
Molaritas LOH = 0,3 M = 3 x 10-1 M
Ditanya:
pH larutan LOH 0,3 M?
Jawab:
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang
diketahui:
dimana Kb = tetapan ionisasi basa dan Mb = konsentrasi basa
[OH-] = Kb x 𝑀
Soal
44b. Larutan asam asetat (CH3COOH) mempunyai harga Ka = 10-5 dan derajat
ionisasinya 0,1, maka pH larutan asam asetat tersebut sebesar ....
A. 1
B. 1,5
C. 3,5
D. 4
E. 4,5
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Ka (CH3COOH) = 10-5
= 0,1 = 10-1
Ditanya:
pH larutan asam asetat (CH3COOH)?
Jawab :
Menentukan konsentrasi asam asetat (Ma) terlebih dahulu melalui Ka dan yang
diketahui, dimana Ka = tetapan ionisasi asam dan = derajat ionisasi asam:
𝑲𝒂
=
𝑴𝒂
𝟏𝟎 𝟓
10-1 =
𝑴𝒂
𝟏𝟎 𝟓
Ma = 𝟏
= √10 = 10-3
𝟏𝟎
Menentukan konsentrasi H+
[H+] = √𝐾𝑎 𝑥 𝑀𝑎
[H+] = √10 𝑥 10 = √10 = 10-4
Menentukan pH
pH = - log [H+]
pH = - log 10-4
pH = 4
Soal
44c. Larutan NH4OH 0,2 M mempunyai harga Kb = 1,71 x 10-5, maka pH larutan NH4OH
tersebut sebesar ....
A. 3 - log 1,85
B. 3 + log 1,85
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Larutan NH4OH 0,2 M = 2 x 10-1 M, Kb NH4OH = 1,71 x 10-5
Ditanya:
pH larutan NH4OH?
Jawab:
Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu melalui tetapan ionisasi basa yang
diketahui, dimana Kb = tetapan ionisasi basa dan Mb = konsentrasi basa:
[OH-] = Kb x 𝑀
[OH-] = (1,71.10-5)(2 x 10-1) = 3,42 𝑥 10 = 1,85 x 10-3
pOH = - log [OH-] = - log (1,85 x 10-3) = 3 – log 1,85
pH = 14 – ( 3 – log 1,85)
pH = 11 + log 1,85
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati berbagai grafik titrasi asam basa dan indikator yang digunakan,
peserta dapat menganalisis grafik titrasi asam basa dan penggunaan indikator yang
tepat.
Uraian Materi:
Dapat dilihat bahwa baik pp maupun metil jingga tidak dapat digunakan pada
titrasi asam lemah dan basa lemah. Jika digunakan pp, maka indikator ini akan
berubah warna sebelum titik ekivalen terjadi, sedangkan jika dipakai metil jingga,
maka tidak akan terjadi perubahan disebabkan titik ekivalen berada jauh di atas pH
range indikator ini. Oleh karena pada titik ekivalen pH berubah dari kasus satu ke
kasus yang lainnya, maka kita tidak dapat membuat generalisasi indikator mana yang
dapat digunakan untuk titrasi asam lemah dan basa lemah. Oleh sebab itu kita tidak
akan dapat melakukan praktik titrasi asam lemah dan basa lemah.
Soal
45a. Berikut diberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk menentu-
kan konsentrasi larutan KOH 40 mL:
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan KOH 40 mL.
Asam yang digunakan sebagai pentiter: HCl 0,1 M
Ditanya:
Konsentrasi larutan KOH 40 mL yang dititrasi?
Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume HCl adalah 40 mL.
Data selengkapnya:
VHCl = Va = 40 mL
MHCl = Ma = 0,1 M
nHCl = na = 1
VNaOH = Vb = 40 mL
MNaOH = Mb = ….?
nNaOH = nb = 1
Va . Ma . na 40. 0,1 . 1
Mb = = = 0,10 M
Vb . nb 40 . 1
Soal
45b. Berikut kurva titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH:
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
15 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
Ditanya:
Konsentrasi larutan HCl yang dititrasi?
Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume NaOH 30 mL.
Data selengkapnya:
VHCl = Va = 15 mL
MHCl = Ma = ....?
nHCl = na = 1
VNaOH = Vb = 30 mL
MNaOH = Mb = 0,1 M
nNaOH = nb = 1
V b . Mb . n b 30. 0,1 . 1
Ma = = = 0,20 M
Va . n a 15 . 1
Soal
45c. Berikut adalah kurva titrasi dari larutan HCl dengan larutan NaOH:
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
25 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M
Ditanya:
Konsentrasi larutan HCl yang dititrasi?
Jawab:
Berdasarkan kurva terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume NaOH 50 mL.
Data selengkapnya:
VHCl = Va = 25 mL
MHCl = Ma = ....?
nHCl = na = 1
VNaOH = Vb = 50 mL
MNaOH = Mb = 0,1 M
nNaOH = nb = 1
V b . Mb . n b 50. 0,1 . 1
Ma = = = 0,20 M
Va . n a 25 . 1
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami pengertian dan prinsip terjadinya larutan penyangga, peserta
dapat mengidentifikasi campuran yang menghasilkan larutan penyangga.
Soal
46a. Diberikan beberapa larutan sebagai berikut:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL HCN 0,2 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,2 M
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL HCN 0,2 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,2 M
Ditanya:
Jawab:
Salah satu cara untuk memperoleh larutan penyangga adalah dengan mereaksikan
larutan asam lemah + basa kuat atau asam kuat + basa lemah dengan syarat pada
akhir reaksi asam lemahnya atau basa lemahnya masih sisa.
Tersedia:
200 mL KOH 0,1 M 20 mmol
200 mL CH3COOH 0,1 M 20 mmol
200 mL HCN 0,2 M 40 mmol
200 mL NH4OH 0,2 M 40 mmol
200 mL HCl 0,2 M 40 mmol
Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah KOH dan HCN.
Reaksinya:
KOH + HCN KCN + H2O
Awal 20 mmol 40 mmol
Reaksi 20 mmol 20 mmol
Sisa - 20 mmol
Nampak tersisa HCN sebanyak 20 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga.
Soal
46b. Terdapat beberapa larutan di laboratorium sebagai berikut:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL NH3 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,1 M
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)
Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
(1) 200 mL KOH 0,1 M
(2) 200 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 200 mL NH3 0,1 M
(4) 200 mL NH4OH 0,2 M
(5) 200 mL HCl 0,1 M
Ditanya:
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga?
Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah NH4OH dan HCl.
Reaksinya:
NH4OH + HCl NH4Cl + H 2O
Awal 40 mmol 20 mmol
Reaksi 20 mmol 20 mmol
Sisa 20 mmol -
Nampak tersisa NH4OH sebanyak 20 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga
Soal
46c. Terdapat beberapa larutan di laboratorium sebagai berikut:
(1) 50 mL KOH 0,1 M
(2) 50 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 50 mL HNO3 0,1 M
(4) 50 mL NH4OH 0,2 M
(5) 50 mL HCl 0,2 M
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
(1) 50 mL KOH 0,1 M
(2) 50 mL CH3COOH 0,1 M
(3) 50 mL HNO3 0,1 M
(4) 50 mL NH4OH 0,2 M
(5) 50 mL HCl 0,2 M
Ditanya:
Campuran dua larutan yang dapat membentuk larutan penyangga?
Jawab:
Larutan yang memungkinkan membentuk larutan penyangga adalah NH4OH dan HNO3
Reaksinya:
NH4OH + HNO3 NH4NO3 + H 2O
Awal 10 mmol 5 mmol
Reaksi 5 mmol 5 mmol
Sisa 5 mmol -
Nampak tersisa NH4OH sebanyak 5 mmol yang berarti terbentuk larutan penyangga.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami hubungan antara hasil kali kelarutan (Ksp) dengan pH larutan,
peserta dapat menganalisis hubungan antara hasil kali kelarutan dengan pH larutan.
Uraian Materi:
Soal
47a. Tetapan Ksp Ca(OH)2 adalah 4.10-6. Jika pH larutan CaCl2 2 x 10-3 M lalu dinaikkan
dengan menambahkan NaOH, maka endapan akan terbentuk setelah pH ….
A. 9
B. 10
C. 11
D. 12
E. 13
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Ksp Ca(OH)2 = 4.10-6
CaCl2 = 2 x 10-3 M
Ditanya:
Jawab:
Ca(OH)2 ⇌ Ca2+ + 2 OH-
4.10-6 x 2x
Mencari [OH-]:
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] [OH-]2
4.10-6 = (2.10-3) (2x)2
4.10-6 = (2.10-3) (4x2)
-6
4.10 = 8.10-3x2
.
x2 =
.
x = √5.10 = 10-2√5 M
Menghitung pH:
pH = 14 – 1,65
pH = 12,35
Soal
47b. Jika kelarutan L(OH)2 dalam air = 5 x 10-4 M, maka pH larutan jenuh L(OH)2
dalam air adalah ....
A. 13
B. 12
C. 11
D. 10
E. 9
Jawaban: A
Pembahasan
Diketahui:
Ksp L(OH)2 = 5 x 10-4 M
Ditanya:
pH larutan jenuh L(OH)2 dalam air?
Jawab:
L(OH)2 ⇌ L2+ + 2 OH-
x x 2x
Mencari [OH-]:
Ksp L(OH)2 = [L2+] [2 OH-]2
5 x 10-4 = (x) (2x)2
-4
5 x 10 = (x) (4x2)
-4
5 x 10 = 4x3
Menghitung pH:
pH = 14 – 1
pH = 13
Soal
47c. Jika Ksp X(OH)2 dalam air = 4 x 10-12, maka pH larutan jenuh X(OH)2 dalam air
adalah ….
A. 10 – log 2
B. 10 + log 2
C. 12 - log 4
D. 12 + log 4
E. 4 – log 2
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Ksp X(OH)2 dalam air = 4 x 10-12
Ditanya:
pH larutan jenuh X(OH)2 dalam air?
Jawab:
X(OH)2 ⇌ X2+ + 2 OH-
x x 2x
Mencari [OH-]:
Ksp X(OH)2 = [X2+] [2 OH-]2
4 x 10-12 = (x) (2x)2
-12
4 x 10 = (x) (4x2)
4 x 10-12 = 4x3
x3 =
x = √10 = 10-4
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami prinsip terjadinya pengendapan berdasarkan harga Ksp, peserta
dapat memprediksi terjadinya pengendapan dari percampuran dua jenis larutan.
Uraian Materi:
maka :
K=
sehingga :
K [AxBy] = [Ay+]x [Bx-]y
K [AxBy] ádalah suatu tetapan yang disebut Ksp (hasil kali kelarutan), yaitu hasil kali
konsentrasi ion-ion zat elektrolit saat tepat jenuh. Jadi:
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
Jawaban: E
Pembahasan
Diketahui:
200 mL larutan NaCl 10-3 M + 300 mL larutan Pb(NO3)2 2.10-3 M
Ditanya:
Nilai Qc dan terjadi tidaknya endapan?
Jawab:
Pb(NO3)2 (aq) + NaCl (aq) PbCl2 (s) + 2 NaNO3 (aq)
Qc = [Pb2+] [Cl-]2
= (4 x 10-4 M) (1,2 x 10-3 M) = 4,8 x 10-12 M
Karena Qc (4,8 x 10-12 M ) < Ksp (10-8), maka tidak terjadi endapan.
Soal
48b. Suatu larutan yang mengandung Ca(NO3)2, Pb(NO3)2, Sr(NO3)2, dan Ba(NO3)2,
masing-masing 0,01 M ditambah larutan H2SO4, sehingga pH menjadi 5. Jika
diketahui:
Ksp CaSO4 = 2,3 x 10-4
Ksp PbSO4 = 2,2 x 10-8
Ksp SrSO4 = 2,8 x 10-7
Ksp BaSO4 = 9,2 x 10-11
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Larutan Ca(NO3)2, Pb(NO3)2, Sr(NO3)2, dan Ba(NO3)2 masing-masing 0,01 M/10-2 M
Semua larutan tersebut ditambah H2SO4 pH 5
Ksp CaSO4 = 2,3 x 10-4
Ksp PbSO4 = 2,2 x 10-8
Ksp SrSO4 = 2,8 x 10-7
Ksp BaSO4 = 9,2 x 10-11
Ditanya:
Jawab:
pH = 5 [H+] = 10-5
H2SO4 ⇌ 2 H+ + SO42-
2.10-5 10-5
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
400 mL larutan MgCl2 0,01 M + 100 mL NaOH 0,01 M
Ditanya:
Nilai Qc dan terjadi tidaknya endapan?
Jawab:
MgCl2 (aq) + 2 NaOH (aq) Mg(OH)2 (s) + 2 NaCl (aq)
Qc = [Mg2+] [OH-]2
Qc = (8 x 10-3 M) (4 x 10-6 M)2
Qc = (8 x 10-3 M) (16 x 10-12 M) = 128 x 10-15 M = 1,28 x 10-13 M
Karena Qc (1,28 x 10-13) < Ksp Mg(OH)2 (3,4 x 10-11), maka tidak terjadi endapan.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami perbedaan pengertian dan perhitungan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non-elektrolit, peserta dapat membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dengan larutan non-elektrolit, terutama dalam penerapan perhitungannya.
Uraian Materi:
Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, dan tekanan osmotik.
Soal
49a. Tekanan osmosis larutan yang mengandung 12 gram urea (Mr = 60) dalam 2
liter larutan pada suhu 27oC adalah …. (R = 0,082 L atm /mol K)
A. 0,22 atm
B. 2,46 atm
C. 3,40 atm
D. 4,92 atm
E. 5,47 atm
Jawaban: B
Pembahasan
Diketahui:
Massa urea = 12 gram
Mr urea = 60
Volum larutan = 2 L
Suhu = 27oC = 300K
R = 0,082 L atm /mol K
Ditanya:
Tekanan osmosis ()?
Jawab:
=MxRxT
= xRxT
/
= x 0,082 L atm/moloK x (27 + 273)oK
= 2,46 atm
Soal
49b. Larutan berikut ini yang memiliki titik beku tertinggi pada konsentrasi yang sama
adalah ….
A. C6H12O6
B. Al2(SO4)3
C. MgCl2
D. CH3COOH
E. NaCl
Jawaban: A
Jika pelarutnya adalah air (membeku pada 0oC), maka semakin besar harga Tf
larutan, berarti semakin berharga negatif (titik beku semakin rendah).
Kelima option tersebut, option B, C, D, dan E adalah larutan elektrolit, artinya menga-
lami ionisasi yang mempengaruhi jumlah partikelnya, sehingga harga faktor koligatif
(i) semakin besar, akibatnya harga Tf semakin besar dan titik beku semakin rendah.
Jadi, titik beku tertinggi dimiliki oleh C6H12O6, satu-satunya larutan non-elektrolit (tidak
terionisasi), sehingga harga Tf paling kecil, akibatnya titik bekunya justru paling
tinggi.
Soal
49c. Pasangan larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama pada suhu yang
sama adalah larutan ….
A. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C2H6O2
B. 0,01 M CO(NH2)2 dengan 0,01 M C2H6O2
C. 0,01 M (NH4)2CO3 dengan 0,01 M C2H6O2
D. 0,01 M BaCl2 dengan 0,01 M C2H6O2
E. 0,01 M NaCl dengan 0,01 M C6H12O6
Jawaban: B
Pembahasan
Tekanan osmosis larutan elektrolit dan non-elektrolit pada konsentrasi yang sama
ditentukan oleh jumlah partikelnya. Oleh karena itu pasangan larutan yang memiliki
tekanan osmosis yang sama adalah pasangan larutan yang berada pada kelompok
yang sama (elektrolit atau non-elektrolit).
Tujuan Pembelajaran
Dengan melatih perhitungan pada materi sifat koligatif larutan, baik larutan elektrolit
maupun non-elektrolit, peserta dapat memprediksi massa molekul relatif zat elektrolit
atau non-elektrolit berdasarkan sifat koligatifnya.
Jika diketahui data penurunan titik beku larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:
Tf = m . Kf
Tf = X X Kf Mr zat terlarut dapat ditentukan.
Jika diketahui data-data kenaikan titik didih larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:
Tb = m . Kb
Tb = X X Kb Mr zat terlarut dapat ditentukan.
Jika diketahui data-data tekanan osmosis larutannya, maka dapat dihitung dengan
rumus:
/
= M . R . T dimana M = Mr zat terlarut dapat ditentukan.
Untuk larutan elektrolit tinggal dalam rumus ditambahkan faktor koligatif, sehingga
rumusnya menjadi:
PA = XA . PA0 . {1 + (n – 1)}
Tf = m . Kf . {1 + (n – 1)}
Tb = m . Kb . {1 + (n – 1)}
= M . R . T . {1 + (n – 1)}
Soal
50a. Suatu zat X sebanyak 5,4 gram dilarutkan dalam 180 gram air. Larutan X memiliki
tekanan uap jenuh 117,657 mmHg, sedangkan pada suhu yang sama air murni
memiliki tekanan uap jenuh 118 mmHg. Massa molekul relatif zat tersebut adalah
….
A. 180 gram/mol
B. 160 gam/mol
C. 120 gram/mol
D. 80 gram/mol
E. 60 gram/mol
Ditanya:
Mr zat X ?
Jawab :
Memasukkan data ke dalam rumus:
o
P P m B /Mr B
o
P m A /Mr A
(118 117,657) mmHg 5,4 gram / MrB
118 mmHg 180 gram/mol
18 gram
5,4 / MrB
0,003
10 mol
5,4 gram
0,03 mol
MrB
5,4
MrB
0,03
MrB = 180 gram /mol
Soal
50b. Sebanyak 10 gram lemak dilarutkan dalam 100 gram benzena (Kf benzena =
5,1oC/molal) dan ternyata larutan itu membeku pada 0,34oC di bawah titik beku
benzena murni. Massa molekul relatif lemak tersebut sebesar ….
A. 500 gram/mol
B. 1000 gram/mol
C. 1500 gram/mol
D. 2000 gram/mol
E. 2500 gram/mol
Jawaban: C
Pembahasan
Diketahui:
Massa lemak = 10 gram
Massa benzena = 100 gram
Kf benzena = 5,1oC/molal
o
Tf = - 0,34 C
Jawab :
Mencari penurunan titik beku larutan:
m= X
Mr lemak = X
Jawaban: D
Pembahasan
Diketahui:
Massa glukosa = 6 gram
Massa pelarut glukosa = 200 gram
Tb glukosa = 0,167oC
Massa zat A = 1 gram
Massa pelarut zat A = 50 gram
Tb zat A = 0,125oC
Mr glukosa (C6H12O6) = 180 gram/mol
Jawab :
Mencari Kb:
Tb = m . Kb
0,167oC = X X Kb
0,167oC = X X Kb
/
,
0,167oC = 0,033 mol x 5 x Kb Kb = = 1oC/mol
,
Mencari Mr zat A:
Tb = m . Kb
0,125oC = X X Kb
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati beberapa contoh penerapan sifat koligatif larutan dalam kehi-
dupan sehari-hari dari berbagai sumber belajar, peserta dapat menjelaskan penggu-
naan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.
Uraian Materi:
3. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara
pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan
secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya.
Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih
juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam kehi-
dupan sehari-hari.
3. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam
dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba
penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
4. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena
garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada
dalam tubuh, sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
Soal
51a. Banyak minuman berlabel ”isotonik” beredar di pasaran. Untuk membuktikannya,
maka dilakukan dengan menentukan titik didih dan titik beku minuman tersebut
yang dibandingkan dengan larutan infus. Pemakaian larutan infus sebagai
pembanding karena ....
A. berisotonik dengan larutan standar tubuh
B. mudah diperoleh dan terjaga higienitasnya
C. mengandung garam fisiologis yang pekat
D. mengandung larutan elektrolit kuat
E. mengandung garam yang dapat mengion
Jawaban: A
Pembahasan
Larutan infus adalah larutan yang berisi larutan NaCl 0,15 M. Pemilihan infus
dikarenakan di dalamnya terdapat kandungan garam fisiologis yang memiliki kepe-
katan yang sama terhadap larutan standar dalam tubuh manusia, sehingga diasumsi-
kan cairan infus berisotonik dengan larutan standar dalam tubuh manusia. Jadi, bila
minuman isotonik tersebut memiliki tekanan osmosis yang setara dengan infus, berarti
secara tidak langsung minuman isotonik tersebut isotonis terhadap larutan standar
dalam tubuh.
Soal
51b. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi
zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini karena di dalam laut mati airnya
mengandung kadar garam yang tinggi yang tidak mudah menguap, sehingga
terjadi ….
A. penurunan tekanan uap terlarut
B. penurunan tekanan uap zat terlarut
C. penurunan titik beku zat terlarut
D. kenaikan titik didih zat terlarut
E. terjadi hipertonik di dalam air laut mati
Jawaban: B
Pembahasan
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di
daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut
bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Oleh karena itu ketika kita
Soal
51c. Berikut ini beberapa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
a. penambahan etilen glikol pada radiator mobil
b. sistem kerja mesin cuci darah
c. darah beruang kutub tidak membeku
d. pengawetan makanan
e. desalinasi air laut
f. memasak ayam presto
Jawaban: D
Pembahasan
Penambahan etilen glikol pada radiator mobil (a) dan darah beruang kutub tidak
membeku (c) merupakan penerapan sifat kolifatif “penurunan titik beku”.
Sistem kerja mesin cuci darah (b), pengawetan makanan (d), dan desalinasi air laut
(e) merupakan penerapan sifat koligatif “tekanan osmosis”.
Memasak ayam presto (f) merupakan penerapan sifat koligatif “kenaikan titik didih”.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami materi koloid, terutama sifat dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari dari berbagai sumber belajar, peserta dapat menjelaskan sifat dan
kegunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari.
Uraian Materi:
SIFAT KOLOID
Berikut ini adalah sifat-sifat yang dimiliki koloid, yaitu:
1. Efek Tyndall: efek penghamburan cahaya dalam sistem koloid.
2. Gerak Brown: gerak berliku-liku partikel dalam sistem koloid secara lurus, tetapi
arahnya tak menentu.
3. Koagulasi: pengendapan/penggumpalan dari partikel-partikel koloid. Contoh:
terbentuknya delta.
4. Elektroforesis: terpengaruhnya partikel-partikel koloid oleh medan listrik.
Contoh: pengendapan partikel debu pada cerobong asap pabrik dengan alat
Cottrell.
5. Adsorpsi: terjadinya partikel koloid yang bermuatan karena adanya penyerapan
ion pada permukaan partikel koloid.
Contoh: partikel Fe(OH)3 dalam air akan menyerap ion H+: bermuatan positif,
partikel AS2S3 bermuatan negatif karena menyerap ion-ion negatif.
Soal
52a. Buih sabun merupakan salah satu jenis koloid gas dalam cair. Buih sabun dapat
mengikat kotoran berdasarkan sifatnya yang memiliki bagian kepala yang
bersifat ionik dan bagian ekor bersifat non polar (rantai hidrokarbon). Ketika
memilih jenis sabun, maka sabun yang baik adalah sabun yang buihnya ....
A. banyak, karena daya ikatnya terhadap kotoran lebih besar
B. banyak, karena berarti mengandung surfaktan yang lebih banyak
C. sedikit, tetapi kandungan molekul ionik dan non polarnya besar
Jawaban: C
Pembahasan
Buih merupakan jenis koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi
padat dan cair. Molekul sabun terdiri dari dua bagian, yaitu bagian ionik (kepala) yang
mudah larut dalam air dan rantai hidrokarbon (ekor) yang mudah larut dalam minyak.
CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2COO- – Na+
Sabun membentuk misel (kumpulan molekul sabun yang terdispersi dalam air) jika
dilarutkan dalam air. Bagian ekor cenderung mengikat kotoran yang mengandung
minyak. Bagian kepala melepaskan kotoran sedikit demi sedikit dan dilingkupi oleh
misel-misel. Sabun bersifat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga memiliki
sifat ”membersihkan” yang disebut surfactance.
Ekor mengumpul di
bagian dalam
Kepala berada
di bagian luar
Soal
52b. Jika minyak kelapa dicampur dengan air, akan terjadi dua lapisan yang tidak
saling bercampur. Suatu koloid berbentuk emulsi akan terjadi bila campuran ini
dikocok dengan penambahan ....
A. air panas
B. aie es
C. larutan gula
D. sabun
E. minyak tanah
Jawaban: D
Pembahasan
Dua cairan yang tidak dapat bercampur/bersatu dapat dicampurkan dengan bantuan
zat pemersatu kedua cairan tersebut yang dinamakan zat emulgator. Minyak kelapa
dengan air dapat bercampur dengan zat emulgator, yaitu sabun.
Soal
Jawaban: C
Pembahasan
Oleh karena As2S3 bermuatan negatif, maka dapat dikoagulasikan oleh koloid yang
bermuatan positif, yaitu ferri hidroksida atau Fe(OH)3
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami pengertian dan jenis-jenis isomer senyawa organik beserta
contoh-contohnya, peserta dapat menentukan isomer suatu senyawa organik.
Uraian Materi:
Struktur
Isomer Posisi (isomer tempat)
b. Isomer posisi: keisomeran terjadi karena perbedaan letak (posisi) gugus tertentu
dalam senyawa-senyawa dengan rumus molekul dan kerangka yang sama.
Contoh: keisomeran antara 1-butena dengan 2-butena, keisomeran antara 2-metil
pentana dengan 3-metil pentana.
e. Isomer optis aktif: terjadi pada senyawa karbon yang mempunyai atom C
asimetris/kiral, yaitu atom C yang mengikat 4 atom/gugus atom yang berbeda.
Ada 2 bentuk isomer optis aktif, yaitu bentuk dekstro (d) memutar ke kanan, dan
bentuk levo (l) memutar ke kiri.
Soal
53a. Isomer fungsional terdapat antara senyawa ….
A. propil alkohol dan isopropil alkohol
B. asam asetat dan metil formiat
C. propanal dan propanol
D. etil metil eter dan etil metanoat
E. propanon dan 2-propanol
Jawaban: B
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:
O O
Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C2H4O2, tetapi gugus fungsi yang
dimiliki berbeda, yaitu gugus fungsi aldehid (alkanal) dan gugus fungsi eter. Dengan
demikian kedua senyawa tersebut memiliki isomer fungsional.
Soal
53b. Senyawa 1-pentena dengan 2-metil-1-butena merupakan dua senyawa yang
memiliki isomer ….
A. posisi
B. fungsional
C. kerangka/rantai
Jawaban: C
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:
CH3
Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C5H10, tetapi berbeda kerangka/rantai
atom karbonnya. Dengan demikian termasuk isomer kerangka/rantai.
Soal
53c. Senyawa 1-heksena dengan 3-heksena merupakan dua senyawa yang memiliki
isomer ….
A. posisi
B. fungsional
C. kerangka/rantai
D. cis dan trans
E. geometris
Jawaban: A
Pembahasan
Perhatikan rumus struktur keduanya:
Keduanya memiliki rumus molekul sama, yaitu C6H12, tetapi berbeda pada letak (posisi)
gugus fungsi alkena (ikatan rangkap dua) dalam kedua senyawa dengan rumus
molekul dan kerangka yang sama. Dengan demikian termasuk isomer posisi.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati macam-macam reaksi pada senyawa organik, peserta dapat
mengidentifikasi jenis reaksi senyawa organik.
Uraian Materi:
REAKSI-REAKSI ORGANIK
1. SUBSTITUSI, ADISI, DAN ELIMINASI
a. Reaksi Substitusi: penggantian suatu gugus oleh gugus lain
A—B + C A—C + B
C C
C C + A—B
A B
C C A B
C C +
2. OKSIDASI ALKOHOL
a. Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi alkanal dan jika oksidasi dilanjutkan
terbentuk asam alkanoat (asam karbosilat).
b. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi alkanon (keton).
c. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi
4. TES-TES ORGANIK
a. Tes ikatan rangkap :
Senyawa yang mengandung ikatan rangkap jika ditetesi dengan air brom, maka
warna coklat bromin akan cepat hilang.
b. Tes Idioform :
Senyawa yang mengandung gugus alkohol sekunder dan keton jika ditetesi
NaOH + I2, maka dihasilkan idioform yang berbau khas.
Soal
54a. Reaksi antara etil klorida dengan perak hidroksida menjadi etanol dan perak
klorida merupakan reaksi ….
Jawaban: B
Pembahasan
Salah satu jenis reaksi senyawa organik adalah reaksi substitusi, yaitu reaksi
penggantian suatu gugus oleh gugus lain. Secara umum reaksi substitusi dapat
dituliskan sebagai berikut:
A-B+CA-C+B
Dengan demikian reaksi antara etil klorida dengan perak hidroksida menjadi etanol
dan perak klorida merupakan reaksi substitusi. Adapun reaksinya dapat dituliskan:
Soal
54b. Perhatikan reaksi berikut ini:
a. CH3 – CH – CH2 + Zn CH3 - CH = CH2 + ZnCl2
Cl Cl
H2SO4
b. CH3 – CH2 – OH CH2 = CH2 + H2O
170 - 180C
Keduanya merupakan reaksi eliminasi, tetapi jenis reaksi eliminasi (a) dan (b)
masing-masing adalah reaksi ….
A. dehalogenasi dan dehidrasi
B. dehalogenasi dan dehidrogenasi
C. dehidrogenasi dan dehidrasi
D. halogenasi dan dehidrasi
E. halogenasi dan hidrasi
Jawaban: A
Pembahasan
Reaksi (a) merupakan reaksi eliminasi yang disertai dengan pelepasan gas halogen
dari senyawa 1,2-dikloro propana. Reaksi (b) merupakan reaksi eliminasi yang disertai
dengan pelepasan molekul air (H2O). Dengan demikian reaksi (a) dan (b) berturut-
turut merupakan reaksi dehalogenasi dan dehidrasi.
Soal
54c. Perhatikan reaksi berikut ini:
Jawaban: D
Pembahasan
Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang terjadi antara asam karboksilat (asam alkanoat)
dengan alkohol (alkanol) membentuk ester dan air dengan katalisator asam sulfat
pekat. Molekul air yang dilepaskan berasal dari gugus -OH yang terlepas dari asam
karboksilat dan ion H+ yang dilepaskan alkohol.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati macam-macam uji kualitatif umum dan spesifik untuk senyawa
karbohidrat, peserta dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang terjadi pada karbohidrat.
Uraian Materi:
O O
R C H + 2 CuO R C OH + Cu2O
endapan merah
c. Reaksi Seliwanoff
Glukosa dan fruktosa mempunyai beberapa kesamaan sifat, tetapi juga
memiliki perbedaan, yaitu glukosa memutar bidang polarisasi ke kanan dan fruktosa
memutar ke kiri. Perbedaan ini dapat diidentifikasi dengan reaksi Seliwanoff yang
ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah untuk fruktosa. Warna ini
disebabkan karena perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam
levulinat dan hidroksimetilfurfural dengan resorsinol.
d. Reaksi Jod
Reaksi ini spesifik untuk mengidentifikasi adanya amilum yang ditandai dengan
terbentuknya warna biru-ungu.
e. Reaksi Tollens
Reaksi ini untuk membedakan antara karbohidrat yang memiliki gugus keton
dan aldehid berdasarkan kemudahannya mengalami oksidasi. Karbohidrat yang
memiliki gugus aldehid akan menghasilkan endapan cermin perak, sedangkan
karbohidrat yang memiliki gugus keton tidak menghasilkan endapan cermin perak,
karena pada keton tidak terdapat atom H yang terikat langsung pada gugus karbonil,
sehingga keton tidak mampu mereduksi larutan Tollens.
Pereaksi Tollens merupakan larutan perak nitrat amonikal (Ag2O dalam
NH4OH). Reaksi antara aldehida dengan pereaksi Tollens akan menghasilkan cermin
perak (endapan Ag yang mengkilap seperti cermin).
O O
R C H + Ag2O R C OH + 2 Ag
cermin perak
Soal
55a. Untuk membedakan antara glukosa dengan fruktosa, maka dapat dilakukan uji
....
A. Molisch, glukosa menghasilkan cincin ungu dan fruktosa tidak
Jawaban: E
Pembahasan
Berdasarkan strukturnya, glukosa memiliki gugus aldehid (golongan aldosa),
sedangkan fruktosa memiliki gugus keton (golongan ketosa). Berdasarkan gugus yang
dimiliki itulah keduanya dapat dibedakan dengan uji Benedict, Fehling, atau Barfoed
yang menguji adanya gula reduksi yang dimiliki oleh glukosa (memiliki gugus aldehid),
sedangkan fruktosa tidak memiliki gula reduksi (memiliki gugus keton). Dengan
demikian melalui uji Benedict, Fehling, atau Barfoed seharusnya glukosa positif. Jika
menggunakan uji Barfoed endapan merah dari reaksi glukosa dengan reagen Barfoed
seharusnya terbentuk dengan cepat tanpa pemanasan. Uji Molisch adalah uji umum
untuk karbohidrat, sehingga semua jenis karbohidrat positif terhadap uji ini yang
ditandai dengan terbentuknya cincin warna ungu. Berdasarkan option pilihan yang
ada, maka uji Seliwanoff yang tepat digunakan untuk membedakan glukosa dengan
fruktosa, karena uji Seliwanoff menguji adanya gugus keton yang hanya dimiliki
fruktosa tetapi tak dimiliki glukosa.
Soal
55b. Bram seorang anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Suatu hari dia
melihat ibunya sedang memeras hasil parutan singkong untuk diambil patinya.
Rasa ingin tahu Bram muncul untuk membuktikan kebenaran bahwa tepung
tersebut adalah pati atau amilum. Berikut ini uji spesifik yang tepat dilakukan
Bram beserta hasilnya adalah uji ....
A. Tollens, dihasiikan cermin perak
B. Benedict, dihasilkan endapan merah bata
C. Molisch, dihasilkan cincin ungu
D. Seliwanoff, dihasilkan larutan berwarna merah
E. iod, dihasilkan warna biru keunguan
Jawaban: E
Pembahasan
Tepung kanji atau amilum atau pati adalah salah satu karbohidrat golongan
polisakarida yang keberadaannya dapat diidentifikasi secara spesifik dengan reaksi
atau uji iod. Uji ini positif jika dihasilkan warna biru keunguan.
Soal
55c. Bu Dewi mengajak siswa-siswanya melakukan percobaan sederhana untuk
menguji beberapa buah yang rasanya manis yang sudah ditugaskan untuk
dibawa setiap kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Tujuan percobaan
yang dilakukan hanya untuk mengetahui secara pasti ada tidaknya karbohidrat
yang terkandung dalam buah tersebut. Uji yang tepat dilakukan adalah ....
A. Barfoed
B. Benedict
C. Molisch
Jawaban: C
Pembahasan
Uji Molisch merupakan reaksi/uji umum untuk karbohidrat. Reaksi ini positif untuk
semua karbohidrat yang ditunjukkan dengan terbentuknya cincin ungu bidang batas.
Cincin ungu yang dihasilkan merupakan hasil kondensasi furfural dengan -naphtol.
Kadang-kadang cincin yang terbentuk berwarna hijau yang disebabkan pengaruh
asam sulfat terhadap -naphtol.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati materi makromolekul, terutama tentang protein dan asam amino
penbentuknya, peserta dapat menjelaskan sifat-sifat asam amino dan protein.
Uraian Materi:
2. Memiliki pH isoelektik (pH saat terbentuk zwitter ion) dan suhu optimum.
3. Dapat mengalami denaturasi pada suhu tinggi atau penambahan asam (asam
asetat, asam nitrat), sehingga struktur dan konformasinya rusak.
4. Dapat mengalami koagulasi (penggumpalan) karena penambahan larutan tertentu
atau pemanasan sesaat.
5. Dapat mengendap pada penambahan alkohol, garam ammonium sulfat jenuh,
maupun logam.
6. Dengan cara hidrolisis oleh asam/enzim, protein akan menghasilkan asam-asam
amino.
Jawaban: A
Pembahasan
Ketika ke dalam larutan protein ditambahkan garam ammonium sulfat jenuh
(berlebihan), maka terjadilah pengendapan protein yang disebabkan terjadi kompetisi
dalam memperebutkan molekul air yang ada dalam larutan tersebut. Oleh karena
garam ammonium sulfat memiliki kemampuan hidratasi (mengikat molekul air) yang
tinggi, maka tentu saja kompetisi tersebut dimenangkan garam, sehingga akhirnya
protein kalah dan mengendap.
Soal
56b. Protein dapat mengendap dengan penambahan logam, karena logam akan
bereaksi dengan ....
A. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein naik
B. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein turun
C. gugus karboksil dari protein, sehingga pH protein netral
D. gugus amino dari protein, sehingga pH protein naik
E. gugus amino dari protein, sehingga pH protein naik
Jawaban: A
Pembahasan
Protein merupakan polimer asam amino, yaitu tersusun dari monomer asam-asam
amino dengan ikatan peptida antar asam amino tersebut. Ketika ke dalam larutan
protein ditambahkan logam, maka terjadilah pengendapan protein yang disebabkan
logam yang bermuatan positif mampu berikatan dengan gugus karboksil dari protein
yang bermuatan negatif pada bentuk zwitter ionnya, sehingga pH protein menjadi
naik dari pH isoelektriknya. Akibatnya protein akan mengendap karena pH isoelektrik
terganggu atau bergeser. Adapun reaksi sederhananya dapat dituliskan:
O O
- +
R – CH – C – O + L R – CH – C - OL
NH3+ NH3+
L+ = ion positif logam
Soal
56c. Maryam diberi tugas oleh guru untuk membuktikan salah satu sifat protein, yaitu
dengan memasukkan telur ayam yang mengandung albumin (salah satu bentuk
protein) ke dalam asam cuka. Setelah 24 jam hasilnya diamati, ternyata
cangkang telur tersebut sudah hilang, dan telur terlihat menjadi kenyal.
Jawaban: D
Pembahasan
Ketika ke dalam protein (dalam hal ini albumin yang terdapat dalam putih telur)
ditambahkan suatu asam asetat atau asam cuka, maka protein tersebut perlahan-
lahan mengalami kerusakan struktur dan konformasi, sehingga pada akhirnya terjadi
peristiwa yang disebut denaturasi.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati jenis-jenis monomer yang menyusun suatu polimer, peserta
dapat menentukan jenis monomer dari suatu polimer senyawa organik.
Uraian Materi:
POLIMER
Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul sederhana
menjadi molekul besar. Senyawa hasil proses polimerisasi disebut polimer atau
makromolekul, yaitu molekul yang terbentuk dari penggabungan molekul-molekul
sederhana (monomer) menjadi bentuk rantai yang panjang.
Berdasarkan reaksi pembentukannya, polimer dibagi menjadi:
1. Polimer adisi: polimer yang dibuat melalui reaksi penggabungan monomer menja-
di polimer yang massa molekulnya merupakan kelipatan dari massa molekul
monomernya. Contoh: polietilena, polipropilena, polistirena dan PVC.
2. Polimer kondensasi: polimer yang dibuat melalui reaksi penggabungan monomer
yang satu dengan monomer yang lain disertai pelepasan molekul kecil, seperti air.
Contoh: serat sintetis nilon 6.6 (monomer asam adiptat + heksametilendiamina),
dan polyester (monomer asam tereftalat + etilenglikol).
Berdasarkan asalnya, polimer dibagi dua, yaitu polimer alam (polimer yang
terdapat di alam, seperti karet alam (poliisoprena), protein, pati, sellulosa dan
glikogen, dan polimer buatan (polimer yang dibuat di laboratorium atau di industri,
seperti karet buatan, nilon, teflon, plastik, PVC).
Soal
57a. Karet alam merupakan polimer alam yang tersusun dari monomer ....
A. vinil klorida
B. 2-metil butena
C. 2-metil-1,3-butadiena
D. neoprena
E. kloroprena
Jawaban: C
Pembahasan
Salah satu jenis polimer adalah poliisoprena pada pohon karet (karet alami). Pada
polimerisasi ini sebagai monomer adalah isoprena atau 2-metil-1,3-butadiena,
sehingga polimer yang dihasilkan berbentuk poliisoprena. Adapun reaksinya dapat
dituliskan:
(- HC = C – CH = CH –)n --- HC - C = CH – CH2 – CH2 – C = CH – CH2 ---
CH3 CH3 CH3
Soal
57b. Nasi dan telur yang kita konsumsi mengandung karbohidrat dan protein relatif
tinggi. Keduanya merupakan polimer organik yang dibutuhkan tubuh yang
terbentuk melalui polimerisasi kondensasi. Monomer dari polimer karbohidrat
dan protein adalah ....
A. glukosa dan asam amino
B. sukrosa dan asam amino
C. sakarida dan asam nukleat
D. gula dan asam amino
E. sakarida dan asam amino
Jawaban: E
Pembahasan
Karbohidrat dan protein adalah polimer yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Keduanya sering juga disebut sebagai makromolekul, karena bentuk polimernya yang
sangat besar. Jika ditinjau dari reaksi pembentukannya, maka keduanya terbentuk
melalui polimerisasi kondensasi, karena monomer pembentuknya yang tidak selalu
satu jenis. Adapun monomer dari karbohidrat dan protein adalah sakarida dan asam
amino
Soal
57c. Ban kendaraan bermotor merupakan kopolimer yang menghasilkan karet sintetis.
Berbeda halnya dengan karet alami yang terbentuk melalui proses polimerisasi
Jawaban: D
Pembahasan
Karet sintesis dibuat dari kopolimerisasi butadiena (75%) dan stirena (25%).
Penggunaan utama karet sintesis adalah untuk ban kendaraan bermotor.
Adapun reaksi polimerisasi yang terbentuk adalah:
n H 2C CH CH CH2 + n CH CH2
1,3 butadiena
stirena
( CH2 CH CH CH2 CH CH2 )n
butadiena sirena
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami materi kimia terapan, terutama berbagai contoh industri yang
menerapkan prinsip dasar reaksi kimia, seperti prinsip pergeseran kesetimbangan,
peserta dapat menjelaskan penerapan prinsip dasar reaksi kimia dalam industri.
Uraian Materi:
Jika suhu dinaikkan reaksi akan berjalan jauh lebih cepat, tetapi kenaikan suhu
menyebabkan reaksi bergeser ke kiri (ingat asas Le Chatelier), sehingga mengurangi
produk amonia. Dengan demikian, diperlukan suhu optimum yang menurut penelitian
adalah 550oC.
Agar proses keseimbangan cepat tercapai, digunakan katalis besi yang
dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Untuk menggeser reaksi ke arah produk
diperlukan tekanan tinggi. Dalam proses ini digunakan tekanan 150 – 350 atm. Satu
hal yang perlu diperhatikan, yaitu untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang
terbentuk segera dipisahkan.
Tahap reaksi 2 merupakan tahap yang paling penting dan kunci efisiensi
pembuatan asam sulfat, karena merupakan reaksi keseimbangan yang menentukan
efisiensi produk asam sulfat. Jika pengendalian reaksi tepat, maka akan diperoleh SO3
optimum, sehingga asam sulfat yang dihasilkan juga optimum.
Reaksi ini bersifat eksoterm, maka untuk menggeser keseimbangan ke arah
produk dilakukan penurunan suhu (ingat asas Le Chatelier), tetapi suhu rendah tidak
efisien karena berjalan sangat lambat. Jika digunakan suhu yang terlalu tinggi justru
akan menggeser keseimbangan ke kiri, sehingga berdasarkan percobaan diperoleh
suhu optimum, yaitu 500oC.
Jika tekanan yang dijalankan dalam reaktor tinggi, maka keseimbangan
bergeser ke produk (ingat pengaruh tekanan menurut Le Chatelier). Sebenarnya
tekanan yang besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi secara ekonomi
Soal
58a. Pada pembuatan amonia melalui proses Haber-Bosch dengan reaksi termokimia:
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) H = - 92,4 kJ pada 25oC : KP = 6,2.105
Untuk menghasilkan produk amonia secara optimal, maka kondisi yang dapat
dikendalikan adalah ….
A. menaikkan suhu setinggi-tingginya agar reaksi berlangsung cepat
B. memperlama waktu terjadinya reaksi bertemunya N2 dan H2
C. menambahkan beberapa katalis agar reaksi kesetimbangan cepat tercapai
D. menaikkan tekanan dan amoniak yang terbentuk segera dipisahkan
E. menurunkan tekanan sambil terus-menerus menambahkan gas N2 dan H2
Jawaban: D
Pembahasan
Dalam industri amonia menerapkan prinsip pergeseran kesetimbangan untuk
memaksimalkan produk yang dihasilkan, tetapi berlangsung secara cepat. Jika dilihat
reaksi kesetimbangan tersebut akan bergeser ke kanan jika tekanan diperbesar.
Namun penggunaan tekanan yang terlalu besar dapat meningkatkan energi yang
dibutuhkan, sehingga harus dipertimbangkan besarnya, tidak asal menaikkan
melainkan penuh perhitungan dari segi bisnis dan ekonomi. Reaksi tersebut
merupakan reaksi eksoterm, sehingga jika suhu yang digunakan terlalu tinggi, justru
kesetimbangan akan bergeser ke kiri (ke arah endoterm). Oleh karena itu suhu dibuat
tidak terlalu tinggi, tetapi cukup mempercepat produksi. Selain itu untuk mengurangi
reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan.
Soal
58.b. Pembuatan asam sulfat dalam skala industri dikembangkan melalui proses
kontak. Pada tahap pembuatannya, mula-mula belerang dibakar dengan udara
hingga membentuk belerang dioksida (SO2) yang kemudian dioksidasi menjadi
belerang trioksida (SO3). Anehnya, gas SO3 ini harus direaksikan dengan asam
sulfat (H2SO4) pekat menjadi asam pirosulfat (H2S2O7). Barulah asam pirosulfat
direalisasikan dengan air membentuk asam sulfat pekat. Alasan bahwa sebelum
asam sulfat dihasilkan digunakan pula asam sulfat pekat adalah karena ….
A. memancing pembentukan asam sulfat
B. mempercepat reaksi pembentukan asam sulfat
C. menghemat penggunaan akuades dalam industri
D. SO3 tidak dapat larut/bereaksi langsung dengan akuades
E. SO3 segera ditarik H2SO4, tak kembali menjadi SO2
Jawaban:
Pembahasan
Dalam tahap pembuatan asam sulfat dengan proses kontak ada tahap reaksi dimana
digunakan H2SO4 padahal tujuan proses ini akan membuat H2SO4. Ternyata hal itu
disebabkan SO3 yang dihasilkan dari tahap sebelumnya tidak dapat bereaksi atau larut
dalam air, sehingga harus digunakan H2SO4. Namun demikian penggunaan H2SO4
Soal
58c. Pada reaksi pembuatan amonia dengan proses Haber-Bosch, reaksi yang terjadi
adalah:
Pada proses tersebut dilakukan pada suhu 550oC, padahal jika dilakukan pada
suhu yang lebih tinggi eaksi akan berlangsung lebih cepat. Alasan dalam industri
tidak menggunakan suhu yang lebih tinggi dari 550oC adalah karena jika suhu
dinaikkan ….
A. amonia yang dihasilkan akan menguap
B. tabung tempat pembuatan dapat meledak
C. amonia banyak yang kembali terurai menjadi N2 dan H2
D. N2 dan H2 banyak yang menguap sebelum bereaksi
E. dapat dihasilkan gas lain di samping gas amonia
Jawaban: C
Pembahasan
Reaksi pembuatan amonia dengan proses Haber-Bosch adalah reaksi kesetimbangan
yang secara termokimia merupakan reaksi eksoterm (menghasilkan kalor). Sesuai
azas pergeseran kesetimbangan Lee Chatelier, maka jika reaksi kesetimbangan
eksoterm dinaikkan suhunya, reaksi akan bergeser ke arah endoterm. Hal ini berarti,
jika suhu pembuatan amonia dinaikkan, banyak amonia yang terbentuk terurai
kembali menjadi gan N2 dan H2, dan itu tidak dikehendaki dalam suatu proses industri.
Namun demikian jika suhu relatif rendah, produk amonia yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan hasil
percobaan sebelumnya, maka diperoleh suhu optimum 550oC, dimana pada suhu ini
reaksi dapat berjalan cepat, tetapi amonia yang dihasilkan relatif sedikit yang terurai
kembali menjadi gas N2 dan H2.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai alat/instrumen yang digunakan dalam eksperimen,
penelitian, maupun analisis kimia, peserta dapat menentukan instrumen yang tepat
dalam analisis kimia.
Uraian Materi:
Soal
59a. Dalam suatu praktikum Sekar ingin mengambil volum larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 4 mL. Di mejanya terdapat beberapa pipet volum dengan berbagai
ukuran. Tindakan yang tepat yang harus dilakukan Sekar agar kesalahan
pengukuran volum dapat diminimalisir adalah dengan memilih pipet volum
ukuran ….
A. 1 mL
B. 5 mL
C. 10 mL
D. 25 mL
E. 50 mL
Jawaban: B
Soal
59b. Kelompok Sandy diberi tugas guru untuk menentukan unsur-unsur logam yang
ada dalam sampel air sungai yang tercemar. Instrumen yang tepat digunakan
untuk tujuan tersebut adalah ….
A. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
B. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
C. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
E. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis)
Jawaban: A
Pembahasan
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu instrumen atau alat yang
digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid
yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Soal
59c. Ani adalah siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu yang
ada di sekitarnya. Ani ingin mengetahui kadar glukosa yang ada pada buah
blewah, mengingat buah ini memiliki rasa manis. Instrumen yang tepat
digunakan untuk menentukan kadar glukosa dalam blewah tersebut adalah ….
A. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
B. Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
C. Kromatografi Lapis Tipis (TLC)
D. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
E. Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis)
Jawaban: E
Pembahasan
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) merupakan instrumen yang biasanya
digunakan untuk menentukan kadar atau konsentrasi dari analit di dalam larutan
dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu. Pada umumnya
sampel dikompleks oleh suatu reagen pengompleks sehingga menghasilkan warna
kompleks tertentu yang nantinya ketika diukur menghasilkan absorbansi tertentu. Nilai
absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam
kuvet.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mendalami berbagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa
Uraian Materi:
Untuk senyawa protein ada beberapa uji yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Uji Biuret, uji umum untuk protein yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna
ungu. Uji ini mengidentifikasi adanya ikatan peptida antar asam amino.
2. Uji Millon, uji umum untuk protein yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna
merah.
3. Uji Hopkins Cole, untuk menguji adanya asam amino triptophan yang ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas.
4. Uji Xanthoprotein, untuk menguji adanya asam amino, tirosin, triptophan, phenil
alanin yang ditunjukkan dengan terbentukanya warna jingga.
5. Uji Sakaguchi, untuk menguji adanya asam amino arginin yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna merah.
6. Uji Pauly, untuk menguji adanya asam amino histidin dan tirosin yang ditandai
dengan terbentuknya warna merah.
7. Uji Folin Ciocalteu, untuk menguji adanya asam amino tirosin yang ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru.
Untuk senyawa lipid ada beberapa uji yang dapat dilakukan, diantaranya:
Soal
60a. Seorang anak diminta oleh gurunya untuk menguji adanya fruktosa dalam madu
murni. Uji yang tepat untuk dipilih anak tersebut adalah uji ….
A. Seliwanoff
B. Molisch
C. Biuret
D. Millon
E. Barfoed
Jawaban: A
Pembahasan
Fruktosa adalah salah satu monosakarida dari jenis karbohidrat yang memiliki gugus
keton (golongan ketosa). Keberadaannya dapat diidentifikasi dengan menggunakan
uji Seliwanoff yang memang khusus untuk menguji adanya senyawa karbohidrat yang
memiliki gugus keton. Uji Molisch merupakan uji umum untuk semua karbohidrat, uji
Biuret merupakan uji umum untuk semua jenis protein, uji Millon terutama untuk
menguji adanya asam amino tirosin, dan uji Barfoed untuk menguji adanya gugus
gula reduksi (gugus aldehid) pada senyawa karbohidrat.
Soal
60b. Dina diminta oleh gurunya untuk membedakan glukosa dan maltosa dari dua
sampel yang diberikan. Uji yang tepat untuk dipilih Dina adalah uji ….
A. Seliwanoff
B. Molisch
C. Benedict
D. Fehling
E. Barfoed
Jawaban: E
Pembahasan
Glukosa adalah salah satu monosakarida dan maltosa adalah salah satu disakarida.
Keduanya dapat dibedakan dengan uji Barfoed, karena uji ini dikhususkan untuk
membedakan monosakarida dengan disakarida berdasarkan gugus pereduksi yang
dimiliki. Glukosa dengan reagen Barfoed akan menghasilkan endapan merah bata
Soal
60c. Santi diberi beberapa sampel bahan yang mengandung protein oleh gurunya dan
diminta menguji sampel mana saja yang mengandung asam amino triptophan.
Uji yang tepat untuk dipilih Santi adalah uji ….
A. Millon
B. Biuret
C. Hopkins Cole
D. Xanthoprotein
E. Sakaguchi
Jawaban: C
Pembahasan
Uji Hopkins Cole adalah uji spesifik untuk menunjukkan adanya asam amino
triptophan. Pereaksi yang dipakai mengandung asam glioksilat. Kondensasi 2 inti
induk dari trptofan oleh asam glioksilat akan menghasilkan senyawa berwarna ungu.
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya cincin ungu pada bidang batas.
A. Soal Latihan
Jawablah soal-soal berikut ini dengan memilih salah satu jawaban yang menurut Anda
benar!
1. Pada suhu 25o C, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NaOH dengan pH 13 adalah 4 x
10−9 M. Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NH3(aq) 0,1 M (Kb = 10−5) adalah ....
A. 1,6 x 10−12 M
B. 4 x 10−10 M
C. 2 x 10−5 M
D. 4 x 10−5 M
E. 8 x 10−9 M
2. Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) terkait materi pembelajaran konsep mol
berguna ....
A. sebagai model pemecahan masalah pembelajaran konsep mol bagi guru lain
yang menghadapi masalah serupa
B. diterapkan pada materi pembelajaran lain di kelas atau sekolah yang sama asal
masalahnya sama
C. pengembangan teori pembelajaran kimia, khususnya yang menyangkut
perhitungan menggunakan konsep mol
D. memberikan umpan balik kepada penulis buku ajar tentang sistematika materi
konsep mol yang benar
E. diterapkan oleh guru kimia pada kelas yang sama di sekolah-sekolah lain yang
menghadapi masalah pembelajaran konsep mol
3. Rumusan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Indikator Pencapaian Kompe-
tensi (IPK) yang berbunyi: “Menentukan ∆H reaksi berdasarkan data kalorimetri”
adalah siswa dapat ….
A. melakukan percobaan penentuan kalor reaksi secara empiris
B. mengkalkulasi ∆Hreaksi berdasarkan hukum Hess
C. menentukan ∆Hreaksi berdasarkan data eksperimen
D. menghitung ∆Hreaksi berdasarkan data ∆H pembentukan standar
E. menjelaskan metode-metode penentuan ∆H reaksi
4. Seorang guru kimia akan menyusun RPP untuk mengajarkan topik elektrokimia.
Langkah selanjutnya setelah mengetahui rumusan KD, indikator-indikator KD,
tujuan pembelajaran, serta menganalisis materi reaksi elektrokimia yang tertera
dalam silabus dan buku pelajaran adalah ....
A. memilih media yang tepat untuk memvisualisasikan konsep elektrokimia yang
abstrak
NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s) NH3 (g) + CaCl2 (s) + H2O (l) (belum setara)
Jika campuran 5,35 gram NH4Cl dan 5,35 gram Ca(OH)2 dipanaskan hingga bereaksi
sempurna, volume gas NH3 yang dihasilkan diukur pada STP adalah .... (Ar H = 1,
N = 14, O = 16, dan Cl = 35,5)
A. 2,240 L
B. 3,136 L
C. 0,448 L
D. 0,672 L
E. 1,120 L
28. Sebanyak 50 mL larutan HNO3 4 mol/L diencerkan dengan aquades hingga volume
larutan 100,0 mL. Sebanyak 10,0 mL larutan hasil pengenceran kemudian
diencerkan kembali dengan aquades hingga volume larutan 50,0 mL. Konsentrasi
larutan HNO3 akhir adalah ....
A. 0,1 mol/L
B. 0,2 mol/L
C. 0,4 mol/L
D. 0,8 mol/L
E. 2,0 mol/L
29. Media yang sesuai untuk membantu siswa memahami pengaruh suhu terhadap
kesetimbangan kimia adalah ....
A. poster yang memaparkan peta konsep yang menunjukkan jalinan konsep-
konsep dalam lingkup pengaruh suhu terhadap kesetimbangan
Apabila reaksi tersebut berorde 2 dengan konsentrasi awal 4 M dan konstanta laju
reaksinya 10−2 M-1 detik-1, maka waktu yang diperlukan agar konsentrasi NO2
berkurang menjadi separuhnya adalah ....
A. 0,04 detik
B. 2,5 detik
C. 25 detik
D. 50 detik
E. 100 detik
31. Reaksi A menjadi B merupakan reaksi berorde nol dengan nilai k = 0,025 M.s-1. Jika
konsentrasi awal A adalah 0,50 M, maka waktu paruh reaksi tersebut adalah ....
A. 10 detik
B. 12,5 detik
C. 25 detik
D. 1 menit
E. 30 menit
32. Pak Hasan, seorang guru kimia, merencanakan pembelajaran untuk materi pokok
Hasil Kali Kelarutan di kelas XI SMA. Agar pembelajaran efektif, Pak Hasan
memikirkan sebelum masuk ke materi pokok tersebut, maka siswa perlu memahami
konsep-konsep prasyaratnya. Konsep-konsep berikut yang semuanya merupakan
konsep prasyarat untuk mempelajari materi pokok Hasil Kali Kelarutan adalah ....
A. larutan penyangga, konsentrasi larutan, kesetimbangan, efek ion senama
B. konstanta ionisasi asam, konsentrasi larutan, kelarutan, massa atom relatif
C. pH, tetapan ionisasi, mol, elektrolit, larutan jenuh, azas Le Chatelier
D. konsentrasi larutan, larutan jenuh, kesetimbangan, asas Le Chatelier
E. hidrolisis garam, kekuatan asam, derajad ionisasi, kesetimbangan heterogen
33 Mangan dioksida bereaksi dengan asam klorida dengan persamaan reaksi berikut:
MnO2 (s) + HCl (g) MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + H2O (l) (belum setara)
37. Proses penyerapan air dari dalam tanah oleh tumbuhan dipengaruhi beberapa
faktor, di antaranya adalah tekanan pada akar yang merupakan salah satu sifat
koligatif larutan. Pernyataan yang tidak berkaitan dengan proses penyerapan air
oleh tanaman berikut ini adalah ....
A. pergerakan air dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu tekanan melalui
proses osmosis
B. cairan sel pada ujung akar lebih pekat daripada cairan sel yang terletak di
bagian dalam, sehingga sel bagian dalam akan menyerap air dari ujung akar
C. air masuk ke dalam akar tanaman dari bagian yang konsentrasinya rendah ke
bagian yang konsentrasinya tinggi
D. besarnya tekanan yang terjadi pada akar setara dengan konsentrasi ion-ion
yang terdapat dalam akar
E. akar mengambil air dari tanah karena dinding-dinding selnya bersifat
semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat daripada air tanah
38. Berikut adalah prinsip penyimpanan bahan kimia di laboratorium, kecuali ....
A. bahan kimia mudah terbakar disimpan dalam tempat khusus yang jauh dari api
B. bahan beracun tidak disimpan di area tempat praktikum peserta didik
C. botol reagen yang lebih kecil ditempatkan di bagian rak yang lebih tinggi
D. bahan kimia disimpan tempat yang terkena sinar matahari agar tetap kering
E. semua botol bahan kimia harus ditempeli etiket tentang spesifikasi isinya
39. Perbandingan kenaikan titik didih suatu larutan elektrolit biner dengan larutan non
elektrolit untuk konsentrasi yang sama adalah 2 : 1. Perbandingan sifat koligatif
yang bernilai beda dengan kenaikan titik didih kedua larutan adalah ....
A. penurunan titik beku
B. tekanan osmosis dan penurunan tekanan uap
C. penurunan tekanan uap dan penurunan titik beku
D. penurunan tekanan uap
E. penurunan tekanan uap dan tekanan osmosis
40. Sebanyak 100 mL sampel NaCl direaksikan dengan 20 mL larutan 0,15 M KMnO4
sehingga dihasilkan gas klorin dan ion Mn(II). Konsentrasi NaCl dalam sampel
adalah ....
A. 0,15 M
B. 0,30 M
B. Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
PENUTUP
Bahan ajar ini merupakan alat bantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk
mempersiapkan diri mengikuti program PPG. Materi yang termuat dalam bahan ajar ini
dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi UKMPPG yang telah dikembangkan Tim UP Pusat.
Dengan mempelajari dan memahami materi, contoh soal, dan pembahasan dalam bahan
ajar ini serta rajin berlatih mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh maka
peserta PPG-PGDK diharapkan lebih siap mengikuti PPG.
Bahan ajar ini bukan merupakan sumber belajar utama untuk mempersiapkan PPG
sehingga diharapkan peserta PPG-PGDK lebih aktif mempelajari dan memperkaya
penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik melalui sumber belajar lainnya baik
secara mandiri maupun bersama-sama dengan para teman sejawat dalam rumpun mata
pelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peserta PPG-PGDK
tentang konsep yang esensial (kompetensi professional dan pedagogik) dalam
mempersiapkan diri mengikuti PPG. Semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah
satu sumber ajar untuk menambah wawasan dan kompetensi professional serta pedagogik
dalam rangka mewujudkan guru yang professional.
Brady, James E.. (2003). Kimia Universitas. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani. (2009). Buku
Kimia kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani) (2009). Buku
Kimia kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Budi Utami, Agung Nugroho CS, Lina Mahardiani, Sri Yamitnah, Bakti Mulyani) (2009). Buku
Kimia kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Campbell. A. Neil., et all. (2005). Kimia Dasar (General Chemistry: The Essential Concept)
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo.
Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
Das Salirawati, Fitria Meilina K, Jamil Suprihatiningrum. (2007). Belajar Kimia Secara Menarik
untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Grasindo.
Raymond Chang. (2004). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid 1. Alih Bahasa.
Jakarta: Erlangga.
Raymond Chang. (2004). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti. Edisi Ketiga. Jilid 2. Alih Bahasa.
Jakarta: Erlangga.
1. Kunci Jawaban: D
Diketahui:
Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NaOH, pH 13 = 4 x 10−9 M
Kb = 10−5
Ditanya:
Kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NH3(aq) 0,1 M?
Jawab:
pH NaOH = 13
pOH = 14 -13 = 1
[OH-] = 10-1 M
Jika guru yang lain memiliki masalah pembelajaran yang sama atau hampir sama dengan
guru yang telah berhasil melakukan PTK dengan tindakan tertentu, maka dia sebaiknya
melakukan modifikasi terhadap prosedur tindakan tersebut untuk disesuai-kan dengan
karakteristik peserta didik, kedalaman dan keluasan masalah, dan potensi sekolah
(sarana prasarana dan fasilitas) yang tersedia, agar tindakan yang dilakukan tepat dan
efektif dalam memecahkan masalah.
Jika guru yang lain merasa bahwa permasalahan yang dihadapi persis sama dan faktor-
faktor lainnya juga sama, maka dia dapat saja langsung mengikuti prosedur tindakan
yang dilakukan oleh guru yang telah berhasil tadi tanpa memodifikasi, meski-pun belum
menjamin pula bahwa hasilnya akan sama. Hal ini karena PTK bersifat kasuistik dan
hasilnya tak dapat digeneralisasikan.
3. Kunci Jawaban: C
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam
kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat
kalorimeter menggunakan rumus:
Qair = m x c x T
4. Kunci Jawaban: C
Langkah selanjutnya setelah mengetahui rumusan KD, indikator-indikator KD, tujuan
pembelajaran, serta menganalisis materi reaksi elektrokimia yang tertera dalam silabus
dan buku pelajaran adalah menentukan tata urut dan kedalaman konsep-konsep
dalam materi elektrokimia yang akan diajarkan, sedangkan
5. Kunci Jawaban: A
Diketahui:
Pb2+ + 2e Pb Eo = - 0,13 V
Ag+ + e Ag Eo = + 0,80 V
Oleh karena Pb memiliki Eo lebih kecil daripada Ag, maka cenderung lebih mudah
mengalami oksidasi. Oksidasi pada sel Volta terjadi di anoda, sehingga reaksi yang terjadi
pada anoda adalah: Pb Pb2+ + 2e. Reaksi ini menyebabkan konsentrasi ion perak
(Ag+) di katoda berkurang, karena elektron yang dilepaskan di anoda segera ditangkap
oleh ion logam (Ag+) menjadi logam Ag yang mengendap di katoda.
Reaksi redoks yang terjadi, yaitu reaksi reduksi ion Ag+ dan oksidasi logam Pb:
Pb (s) + 2 AgNO3 (aq) Pb(NO3)2 (aq) + 2 Ag (s)
Pernyataan B tidak tepat, karena penurunan konsentrasi salah satu larutan, dalam
hal ini konsentrasi ion Ag+, berpengaruh terhadap besarnya tegangan sel.
Pernyataan C ketika sel Volta mulai beroperasi, maka konsentrasi kedua larutan
akan mengalami perubahan, dalam hal ini konsentrasi Pb(NO3)2 bertambah, sebaliknya
konsentrasi AgNO3 berkurang.
Pernyataan E sebagai anoda adalah logam Pb (Eo Pb < Eo Ag), sehingga Pb cende-
rung mengalami oksidasi) dan sebagai katoda logam Ag, sehingga Ag cenderung
mengalami reduksi.
6. Kunci Jawaban: C
Tata nama IUPAC adalah sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia
secara umum. Tata nama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).
7. Kunci Jawaban: A
Reagen Molisch untuk uji umum adanya karbohidrat yang ditunjukkan dengan
terbentuknya cincin ungu pada bidang batas antar dua larutan.
Reagen Barfoed untuk menguji adanya gula pereduksi yang ditandai dengan
terbentuknya endapan merah bata, dimana untuk monosakarida endapan tersebut
terbentuk dengan cepat tanpa pemanasan, sedangkan untuk disakarida terbentuknya
endapan lama dan memerlukan pemanasan.
Reagen Seliwanoff untuk menguji adanya gugus keton (golongan ketosa) yang
ditandai dengan terbentuknya warna merah ceri, seperti fruktosa.
Berdasarkan hasil pengujian keempat uji tersebut menunjukkan bahwa sampel makanan
mengandung karbohidrat jenis maltosa.
8. Kunci Jawaban: B
Pernyataan A data kenaikan laju reaksi jika suhu meningkat 10oC hanya mampu
memperlihatkan pengaruh suhu berdasarkan data, bukan bagaimana suhu mempe-
ngaruhi laju reaksi secara visual.
Pernyataan D proses kimia dalam industri yang bekerja pada suhu tinggi belum
mampu memvisualkan bagaimana suhu yang tinggi tersebut secara nyata mempenga-
ruhi proses kimia yang terjadi.
Pernyataan E foto-foto reaksi kimia yang melepaskan energi panas tidak mampu
menunjukkan bagaimana laju reaksi kimia tersebut berlangsung.
9. Kunci Jawaban: D
Materi pembelajaran, sumber pembelajaran, asesmen hasil pembelajaran, dan tujuan
pembelajaran merupakan komponen-komponen yang tercakup dalam RPP.
Landasan teori pembelajaran merupakan konsep yang harus dikuasai guru dalam
mengajar, tetapi tidak termasuk dalam komponen RPP.
Pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pembelajaran yang mengajak siswa mene-
mukan sendiri konsep tersebut, guru hanya menyajikan serangkaian peristiwa atau
beberapa contoh, kemudian siswa mencoba menghubungkan dan mengasosiasikan
menjadi satu konsep yang esensial dari suatu pokok bahasan.
CH3 – CH = C – CH2 – C = O
CH3
CH3 H
3-metil siklopentanon 3-metil 3-pentenaldehid Disiklopropil eter
O
CH3 – O -
C2H5
Metil sikloamil eter 2-etil siklobutanon
Senyawa yang merupakan isomer sikloheksanon adalah metil sikloamil eter, yaitu
memiliki rumus kimia sama C6H12O.
Ditanya:
Campuran 100 mL 0,01 M masing-masing larutan yang tidak menghasilkan endapan?
Jawab:
A. MgCl2 (aq) + 2 KOH (aq) Mg(OH)2 (s) + 2 KCl (aq)
Qc = [Mg2+] [OH-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M
Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp Mg(OH)2 (5,6 x 10−12) terjadi endapan.
Qc = [Pb2+] [IO3-]2
Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp Pb(IO3)2 (3,7 x 10−13) terjadi endapan.
Qc = [Ca2+] [SO42-]
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M) = 25 x 10-6 M = 2,5 x 10-5 M
Karena Qc (2,5 x 10-5) > Ksp CaSO4 (1,5 x 10−5) terjadi endapan.
Qc = [Hg2+] [F-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M
Karena Qc (1,25 x 10-7) < Ksp Hg2F2 (3,1 x 10−6) tidak terjadi endapan.
Qc = [Mg2+] [Cl-]2
Qc = (5 x 10-3 M) (5 x 10-3 M)2
Qc = (5 x 10-3 M) (25 x 10-6 M) = 125 x 10-9 M = 1,25 x 10-7 M
Karena Qc (1,25 x 10-7) > Ksp MgF2 (5,2 x 10−12) terjadi endapan
Untuk materi reaksi dapat balik, keadaan setimbang dinamis, pergeseran kesetim-
bangan, asas Le Chatelier, faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, dan
kesetimbangan dalam industri merupakan bagian dari ruang lingkup materi kesetim-
bangan kimia tetapi tidak termasuk dalam Kompetensi Dasar tersebut.
Pada option A dan B keduanya merupakan larutan penyangga asam, sedangkan pada
option D dan E keduanya larutan penyangga asam yang berasal dari asam lemah dengan
garamnya, sedangkan pada option C bukan suatu pasangan larutan penyangga, karena
tidak termasuk salah satu dari jenis larutan penyangga.
H O
H C C OH
NH2
Semua asam amino bersifat amfoter, karena
glisin dapat membentuk ion zwitter, yaitu ion
yang memiliki muatan berlawanan, bermomen dipol sekaligus gugus bersifat asam dan
basa. Pada pH netral zwitter-ion akan bermuatan positif (kation) maupun bermu-atan
negatif (anion).
Adanya hidrogen dalam sampel organik (dalam bentuk H2O) juga dapat dideteksi
dengan kertas kobalt biru yang kemudian berubah menjadi merah muda (pink).
Kertas kobalt biru + H2O (l) kertas kobalt merah muda (pink)
Ditanya:
Massa glukosa yang harus dilarutkan ke dalam 200 gram air agar titik didihnya sama
dengan larutan Ca(OH)2 tersebut?
Jawab:
Oleh karena Ca(OH)2 larutan elektrolit, maka memiliki faktor koligatif (i)
,
Tb Ca(OH)2 = x x Kb x 3
CH2 = C – CH = CH2
Cl
Atau dapat ditulis CH2=CCl-CH=CH2
𝑘1 𝐸𝑎 1 1
𝑙𝑛
𝑘2 𝑅 𝑇1 𝑇2
Ditanya:
Garam hidroksida dari ketiga larutan tersebut yang mengendap?
Jawab:
pH = 8 pOH = 14 – 8 = 6 [OH-] = 10-6 M
Qc = [Ni2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15
Oleh karena Qc (7 x 10-15) > Ksp Ni(OH)2 (5,5 x 10-16) Ni(OH)2 mengendap
Qc = [Cd2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15
Oleh karena Qc (7 x 10-15) > Ksp Cd(OH)2 (7 x 10-15) Cd(OH)2 tidak mengendap
Qc = [Co2+] [OH-]2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-6 M)2
Qc = (7 x 10-3 M) (10-12 M)
Qc = 7 x 10-15
5,35 gram NH4Cl dan 5,35 gram Ca(OH)2 dipanaskan hingga bereaksi sempurna
Ar H = 1, N = 14, O = 16, dan Cl = 35,5
Ditanya:
Volume gas NH3 yang dihasilkan diukur pada STP?
Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
2 NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s) 2 NH3 (g) + CaCl2 (s) + 2 H2O (l)
,
n Ca(OH)2 = = = 0,07 mol
/
2 NH4Cl (s) + Ca(OH)2 (s) 2 NH3 (g) + CaCl2 (s) + 2 H2O (l)
M 0,1 mol 0,07 mol - - -
R 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol
S - 0,02 mol 0,1 mol 0,05 mol 0,1 mol
Ditanya:
Konsentrasi larutan HNO3 akhir?
Jawab:
Faktor pengenceran pertama =100 mL/50 mL = 2x
Faktor pengenceran kedua = 50 mL/10 mL = 5x
Faktor pengenceran total = 2 x 5 = 10
/
Konsentrasi larutan HNO3 akhir = = 0,4 mol/L
Pernyataan E video yang menunjukkan perbedaan kondisi tabung reaksi berisi gas
NO jika direndam dalam air es dan air hangat tepat digunakan sebagai media yang
memperjelas bagaimana suhu mempengaruhi kesetimbangan kimia, yaitu terlihat
perbedaan secara visual reaksi kesetimbangan pada suhu rendah (dalam air es) dan
suhu tinggi (dalam air hangat).
Jawab:
Waktu paruh orde 2:
1 1
𝑡 / 𝟐𝟓 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝑘. 𝐴 0,01 𝑀 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥4𝑀
Ditanya:
waktu paruh reaksi tersebut?
Jawab:
Waktu paruh orde 0:
𝐴 0,5 𝑀
𝑡 / 𝟏𝟎 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
2𝑘 2 𝑥 0,025 𝑀. 𝑠
Ditanya:
Volume gas Cl2 yang dihasilkan jika diukur pada STP?
Jawab:
Disetarakan reaksinya terlebih dahulu:
MnO2 (s) + 4 HCl (g) MnCl2 (aq) + Cl2 (g) + 2 H2O (l)
,
n HCl = = = 0,2 mol
, /
Banyaknya volume gas Cl2 yang dihasilkan jika diukur pada STP:
Untuk tes tertulis dan penilaian sikap dapat dilakukan guru sebagai bagian yang terpisah
dari penilaian kinerja.
Peta konsep, powerpoint yang memperlihatkan contoh reaksi reversibel dan hubungan
antara konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu, dan video terjadinya reaksi
kesetimbangan dalam suatu industri (misal industri amonia) belum mampu menvisuali-
sasikan secara jelas proses kesetimbangan dinamis yang dimaksud.
Jadi perbandingan sifat koligatif antara larutan elektrolit dan non elektrolit yang berbeda
dengan kenaikan titik didih adalah penurunan tekanan uap dan tekanan osmosis.
Ditanya:
Konsentrasi NaCl dalam sampel?
Jawab:
2Cl- Cl2 + 2e
MnO4 + 8H + 5e Mn2+ + 4H2O
- +
𝑀 =
𝑀 = 0,15 M