Nanoteknologi
S M A N E G E R I 3 LA M O N G AN
Mata Pelajaran : Kimia
Fase/Kelas/Semester :E/X/ 2
Alokasi Waktu : 4 JP
Pertemuan : 12-13
PROFIL PELAJAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PANCASILA
1. Mendeskripsikan konsep kimia hijau dalam peran nanoteknologi Dimensi: Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Menerapkan konsep kimia hijau dalam peran nanoteknologi Elemen: Akhlak kepada alam
3. Membuat publikasi hasil observasi tentang peran nanoteknologi Sub Elemen: Menjaga lingkungan sekitar
dalam kehidupan sehari-hari ndikator Sub Elemen: Mewujudkan rasa
4. Menceritakan perasaan yang dialami setelah mengetahui nilai syukur dengan membangun kesadaran peduli
lingkungan alam dengan menciptakan dan
positif dari peran nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari mengimplementasikan solusi dari
5. Mengajukan gagasan tentang peran nanoteknologi dalam permasalahan lingkungan yang ada
kehidupan sehari-hari
LANGKAH PEMBELAJARAN
Pendahuluan Penutup
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa Meminta peserta didik menceritakan perasaan setelah
Melakukan presensi mengetahui nilai positif dari peran nanoteknologi dalam
Memberikan motivasi kehidupan sehari-hari
Memberikan apersepsi sebelumnya yaitu Rencana mengajukan gagasan tentang peran nanoteknologi dalam
Pembangunan PLTN di Indonesia bentuk poster untuk dikumpulkan dipertemuan selanjutnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini Merefleksi kegiatan hari ini
Meminta peserta didik menyimpulkan pembelajaran hari ini
Inti Pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
yang akan datang
E
En
E ng
n gaaag
g geeem
g meeen
m nttt
n Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan
motivasi tetap semangat belajar
Memberikan pertanyaan tentang dampak negatif dan positif Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
dari Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia Salam penutup
Menggiring peserta didik menjawab pertanyaan yang E
Evvvaaalllu
E uaaatttiiio
u on
o n
n
diberiakan Guru
Membimbing siswa mencari alternatif untuk menangulangi Meminta peserta didik kembali ke tempat masing-masing
dampak negatif radiasi pembanunan PLTN dengan pembuatan Memberi postest
IMF dengan ukuran nanopartikel
E
Elllaaab
E bo
b orrraaatttiiio
o on
o n
n
E
Exxxp
E plllo
p orrraaatttiiio
o on
o n
n
Meminta peserta didik menentukan aplikasi nanoteknologi di
Membagi peserta didik dalam kelompok menjadi 5-6 kelompok berbagai aspek
Memberikan LKPD , Buku Ajar, dan Sumber Belajar Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam
Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam berdiskusi menentukan masing-masing aplikasi nanoteknologi di
membahas nanoteknologi, nanopartikel dan perbedaannya berbagai aspek
dengan bult partikel, serta metode sintesis nanopartikel Meminta peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya
E
Exxxp
E plllaaan
p naaatttiiio
n on
o n
n
Meminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil Memberi penguatan pada konsep yang
diskusinya penting dan mengarahkan dan
Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam berdiskusi membimbing konsep yang kurang tepat
secara klasikal
Nanoteknologi dibuat dari nanomaterial yang bersifat unik dan berbeda dengan
material mikro. Nanomaterial diklasifikasikan menjadi empat, yaitu berbasis karbon
(fullerenes, carbon nanotubes, carbon nanofibers, dll), berbasis inorganic (metal,
metal oxide nanoparticles, dll), berbasis organic (dendimers, micells, liposome, dll)
dan berbasis komposit (metal organic frameworks).
Teknologi nano merupakan suatu pendekatan teknologi
mutakhir yang sangat memberi harapan bagi kemajuan di
berbagai bidang. Teknologi nano juga dikembangkan di
negara-negara berkembang, seperti di kawasan Asia,
termasuk Indonesia meskipun belum sepesat negara maju.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat kemutakhiran
teknologi nano seharusnya mampu mendukung perkembangan
produk lokal berdaya saing tinggi dan pencapaian
swasembada pangan, apalagi kesediaan material nano di
Indonesia sangat melimpah dan berpotensi dalam
industri besar berbasis teknologi nano, sehingga dalam
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki mempunyai daya
saing yang tinggi.
Metode Kimia
Metode Milling
Milling atau penggilingan merupakan teknik standar yang telah digunakan dalam
beragam bidang aplikasi industri untuk menurunkan ukuran partikel yang lebih
kecil dari semua. Besarnya penurunan ukuran diatur oleh jumlah energi
penggilingan, yang ditentukan oleh kekerasan intrinsik, media grinding, dan
penggilingan. Penguranganukuran partikel menggunkan teknik penggilingan dapat
dijelaskan oleh tiga mekanismekunci yang saling mempengaruhi yakni gesekan
antara dua permukaan karena tekananyang dihasilkan melampaui kekuatan inheren
partikel sehingga mengakibatkan frakturasi(patahan atau retakan), gaya gesek
yang dihasilkan (Shear force) yang mengakibatkan pecahnya partikel menjadi
beberapa bagian, dan deagregasi terkait kolisi (tabrakan) antar agregat pada
laju diferensial yang tinggi. Nanopartikel yang diproduksi melalui milling
yang memiliki kecenderungan bahwa distribusi ukuran nanopartikel yang
dihasilkan relatiflebar dan bentuk partikel atau geometri yang tidak seragam.
Proses Semikonduktor
Proses semikonduktor menunjukkan teknik sintesis dengan rangkaian operasi
yangdimodifikasi (contoh: pengoksidasian), pengendapan (contoh: lapisan
tambahan),Penghilangan substrat (contoh : silikon) menuju tempat yang terpilih
dan menutupnyadengan menggunakan lapisan anticahaya. Teknik selanjutnya adalah
melarutkan bagianyang tidak tertutup (atau sebaliknya). Proses ini mempunyai
ciri menghasilkan ukuran produk yang bermacam-macam tetapi masih dalam cakupan
ukuran nano yang membatasidifraksi cahaya oleh lapisan penutup. Masalah ini
sebagian diatasi dengan menggunakan panjang gelombang cahaya yang lebih pendek,
atau energi elektron yang lebih tinggi
Precision Engineering
Metode ini termasuk dalam grup Physical Vapour Deposition (PVD). Pengendapan
berjalan sangat lambat (biasanya membutuhkan beberapa detik untuk mencapai
ketebalan 1nm ). Chemical Vapour Deposition (CVD), serupa dengan PVD, melainkan
prekusor darilapisan tipis merupakan gas atau campuran gas yang reaktif, dan
subtratum dipanaskanuntuk meningkatkan laju reaksi kimia untuk membentuk produk
padatan yang terendapkansebagai sebuah film, dimana dapat menambah ketebalan
hingga beberapa puluh nanometer
Metode Botton Up
Metode
Botton Up
Metode Presipitasi
Metode Emulsifikasi
Metode
Fluida Superkritis
Metode
Polimer Hidrofilik
Molekuler
Jenis Metode Botton Up
Metode Presipitasi
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses presipitasi adalah pH, suhu atau
perubahan pelarut yang kemudian segera menghasilkan presipitasi zat aktif
dengan partikel yang lebihkecil. Metode ini menggunakan agen penahan tegangan
permukaan (stabilisator) yangcukup besar untuk menahan agregasi. Kelemahan
metode ini adalah nanopartikel yangterbentuk harus distabilisasi untuk
mencegah timbulnya kristal berukuran mikro dan zataktif yang dibuat menjadi
nanopartikel harus larut setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara
diketahui bahwa banyak zat aktif memiliki kelarutan rendah, baik didalam air
maupun pelarut anorganik
Metode Emulsifikasi
Metode emulsifikasi yaitu metode yang menggunakan prinsip difusi atau
campuran daridua atau lebih cairan yang biasanya tidak bercampur. Ada 2
cairan yaitu pelarut larut air seperti aseton atau metanol dan pelarut organik
tidak larut air seperti kloroform dengan penambahan polimer.Difusi yang
terjadi antara dua pelarut tersebut mengakibatkanemulsifikasi pada daerah dua
fase pelarut karena kedua senyawa ini tidak salingmelarutkan.Partikel yang
berada diantara dua fase pelarut tersebut berukuran lebih kecildari pada kedua
fase pelarut itu sendiri. Partikel tersebut berbentuk dalam
bentukemulsi.Dalam emulsi, satu cairan (fase terdispersi) terdispersi di sisi
lainnya (fase kontinu).Contoh emulsi meliputi vinaigrettes, susu homogen,
mayonaise, dan beberapa cairan pemotong untuk kerja logam. Graphene dan
bentuknya yang dimodifikasi juga merupakan contoh bagus dari surfaktan tidak
konvensional yang baru-baru ini membantu menstabilkansistem emulsi. Contoh
sederhana adalah susu yang merupakan emulsi antara lemak dan air.
Metode
Fluida Superkritis
Metode fluida superkritis yaitu metode dengan penggunaan senyawa yang memilki
suhudan tekanan di atas titik kritisnya. Senyawa yang termasuk dalam golongan
ini antara lainkarbondioksia, air, dan gas metana. Senyawa ini digunakan
sebagai pengganti pelarutorganik yang berbahaya bagi lingkungan. Pada keadaan
superkritis, perubahan tekananyang sangat kecil dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap sifat-sifat dari pelarut yang digunakan, seperti
perubahan viskositas, densitas, dll.
Metode
Polimer Hidrofilik
Metode polimer hidrofilik tidak memerlukan surfaktan seperti pada metode
polimerisasimonomer. Polimer yang digunakan dalam metode ini merupakan
polimer larut air sepertikitosan yang larut air, natrium alginat, dan gelatin
atau ekstrak dari tumbuhan. Nanopartikel umumnya terbentuk secara spontan
ataupun bisa dengan penambahan zat pengemulsi yang hidrofilik
Molekuler
Molekuler secara harfiah diartikan sebagai sesuatu yang tersusun dari atom-
atom.Beberapa perumusan pada teknik ini didasarkan pada susunan karbon dan
struktur kristal.Teknik atom-by-atom assembly sangat lambat dan sulit. Teknik
terbaru disebut dengan“dip-pen nanolithography” (DPN), dengan mengambil
campuran molekul dan selanjutnya memindahkannya ke substraum melalui gerak
kapilaritas.Meskipun tidak memproduksinanopartikel secara presisi, namun
objek dengan ukuran kurang dari 100 nm dapat terbentuk
Sintesis Nanopartikel
Metode Colloidal
(Koloid)
Sejumlah peneliti telah berhasil memodifikasi
nanoparticle dalam bentuk koloid dengan ukuran
mencapai 3 – 50 n. Jenis koloid ini mencakup
logam mulia (unsur III-V, 8A), seperti Au, Ag,
Pt, Pd dan Cu; semikonduktor (Si, Ge, oksida
logam); adapula yang menggunakan isolator (SiO2,
material keramik) dan material magnetik (Fe2O3,
Ni, Co, Fe dan Pt).
Untuk membuat partikel dengan ukuran tertentu
biasanya digunakan surfaktan sejenis CTABr, SDS,
kationik, surfaktan anionik sebagai surface
active reagent. Penambahan surfaktan berfungsi
disamping menghentikan pertumbuhan ukuran
partikel lebih lanjut, juga berfungsi untuk
menghindari penggumpalan (aglomerasi) yang lebih
besar sehingga partikel koloid tetap stabil
dalam jangka waktu yang lama.
Metode Polyol
Metode Spray
(Drying dan Pyrolysis)
Metode sintesis ini yakni merupakan
metode penguraian/ pembangkitan droplet-
droplet kecil dari medium fasa cair.
Contoh produk dari sintesis ini antara
lain: parfum, hair spray, cat pilox, obat
anti-nyamuk dan paint brush. Ukuran
droplet yang dihasilkan bergantung pada
berbagai faktor, antara lain: viskositas
cairan, tegangan permukaan cairan, ukuran
lubang tempat droplet keluar. Kelebihan
metode ini adalah efisiensi dan proses
sintesis berlangsung cepat.
Templating Method dan
Nanosphere Litography
Industri Medis
dan Pengobatan
Molekul dalam skala nano yang bersifat multifungsi dapat digunakan untuk
mendeteksi serta membunuh sel kanker. Metode yang digunakan pada aplikasi
ini yaitu dengan menghantarkan partikel nano yang membawa peluru (obat untuk
membunuh sel kanker) menuju sel target (sel kanker) yang kemudian diserang
dan dimatikan. Dengan cara seperti ini partikel nano akan tepat sasaran
dikarenakan dalam skala kecil mampu menembus sel target dengan tepat dan
efektif.
Industri Pengolahan
Pangan
Pupuk nano
Pupuk menjadi bagian penting dalam bidang pertanian. Pupuk digunakan untuk
meningkatkan kualitas tanaman. Banyak riset yang dilakukan supaya
menghasilkan pupuk yang berkualitas. Di indonesia produksi pupuk menggunakan
nano teknologi dikembangkan oleh BPPT. Dengan memproduksi produk lepas
lambatatau slow release fertilizer.
Pupuk nano berfungsi untuk meningkatkan efisiensi pupuk dengan melakukan
pelepasan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Dengan ukuran yang kecil membuat
tanaman lebih mudah menyerap pupuk. Apalagi pori-pori tanaman memiliki ukuran
nano, sehingga sesuai dengan ukuran partikel pupuk yang diberikan. Selain itu
penggunaan pupuk nano juga bisa meminimalisir terjadinya pencucian yang
membuat pencemaran lingkungan.
Pestisida Nano
Selain pupuk nano, pestisida nano juga sudah dikembangkan. Penggunaan SiO2,
Cu, TiO2 dan ZnO menjadi partikel nano besi oksida. Dengan menggunakan
pestisida nano bisa melindungi tanaman dengan baik dan menghambat pertumbuhan
patogen tanaman. Misalnya penggunaan nano silika bisa membunuh serangan yang
mengganggu tanaman. Nano silika bersifat hidrofobik yang sangat mudah
menempel pada kulit serangga.
Sensor Nano
Sensor nano menjadi teknologi nano di bidang pertanian yang berfungsi untuk
memantau dan mendeteksi pertumbuhan tanaman, toksisitas, penyakit, kualitas
tanah dan mengontrol semua aspek keamanan tanaman. Sensor nano teknologi
pertanian ini dibagi menjadi bio sensor nano dan elektrikal sensor nano.
Salah satu sensor nano yang banyak digunakan di indonesia adalah sensor nano
elektroda emas.
Sensor nano ini dimodifikasi menjadi partikel nano tembaga. Tugasnya untuk
mendeteksi serangan jamur patogen dengan cara menghitung total asam salisilat
pada tanaman. Asam salisilat adalah senyawa yang menjadi indikator tingkat
stres pada tanaman.
DERMATOLOGI KOSMETIK
SEMANGAT
BELAJAR
NANOTEKNOLOGI
Tahukah kamu!!
Tujuan Pembelajaran
Apa yang kalian ketahui
Mendeskripsikan konsep kimia hijau dalam tentang nanoteknologi?
peran nanoteknologi
1.Menerapkan konsep kimia hijau dalam
peran nanoteknologi Siapkan dirimu dalam
1.Membuat publikasi hasil observasi Pembelajaran
tentang peran nanoteknologi dalam
kehidupan sehari-hari Dalam Pembelajaran kita, nanti kita akan
Menceritakan perasaan yang dialami melalui tahapan pembelajaran yang meliputi:
setelah mengetahui nilai positif dari Engagement
peran nanoteknologi dalam kehidupan Exploration
sehari-hari Explanation
Mengajukan gagasan tentang peran Elaboration
nanoteknologi dalam kehidupan sehari- Evaluation
hari
Rencana
Pembangunan
PLTN di Indonesia
Gagasan membangun PLTN di Indonesia didasari oleh
pertimbangan bahwa sumber energi fosil yang selama ini
Matahari
menjadi penopang utama dalam pembangkitan listrik di
Indonesia mulai menipis. Peningkatan kebutuhan listrik dari
berbagai sektor mengalami peningkatan rata-rata yaitu
sekitar 7% per tahun akan sulit apabila hanya mengandalkan
pada bahan fosil. Tuntutan pemenuhan kebutuhan listrik dan
kualitas lingkungan yang bersih juga menjadi persyaratan
yang harus dipenuhi dalam pembnagkitan listrik di masa
Hasil studi adalah berupa rekomendasi lokasi terbaik untuk mendatang.
PLTN, yaitu Ujung Lemah Abang, Ujung Grenggengan dan Awal tahun 1970-an perencanaan secara serius pembangunan
Ujung Watu. Ketiga lokasi tersebut berada di wilayah PLTN telah dilakukan dengan pembentukan Komisi Persiapan
Kabupaten Jepara. Apabila seluruh kegiatan dari mulai Pembangunan PLTN (KP2PLTN). Tugas komisi ini adalah
persiapan dan pembangunan dapat dilaksanakan dengan melakukan kajian tentang hal-hal yang terkait dengan
lancar maka pada tahun 2005 PLTN unit pertama sudah
kemungkinan pembangunan PLTN di Indonesia. Hasil kerja
mulai beroperasi. Akan tetapi karena adanya krisis moneter
pada tahun 1997 yang diikuti dengan krisis politik, komisi diantaranya adalah menetapkan sekitar 14 lokasi yang
mengakibatkan keterpurukan di semua sektor termasuk diusulkan kepada pemerintah untuk dilakukan studi lebih
sektor kelistrikan. Akibatnya banyak industri yang berhenti lanjut sebagai calon tapak PLTN. Usulan tersebut kemudian
beroperasi dan menurunnya konsumsi terhadap listrik. ditindaklanjuti dengan kegiatan studi kelayakan oleh Badan
Hal yang mengejutkan terjadi yaitu setelah terjadinya krisis Tenaga Atom Nasional (sekarang menjadi Badan Tenaga
moneter permintaan terhadap listrik kembali meningkat Nuklir Nasional) bekerja sama dengan pemerintah Italia,
bahkan cenderung tinggi. Hasil studi menyimpulkan bahwa Amerika, Perancis dan International Atomic Agency (IAEA),
dari cadangan sumber energi yang ada terutama bahan yang dilakukan hingga tahun 1986. Kegiatan studi tentang
fosil, tidak akan dapat mencukupi kebutuhan listrik secara kelayakan introduksi PLTN di Indonesia, dari berbagai aspek
nasional hingga tahun 2025. Konsekuensinya adalah harus dilaksanakan pada awal tahun 1991 hingga 1996 bekerja sama
diupayakan penggunaan sumber energi lain termasuk dengan konsultan New JEC. Inc dari Jepang. Secara
penggunaan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) keseluruhan pemilihan lokasi PLTN akan ditinjau dari berbagai
untuk menutupi kekurangan tersebut. Yang termasuk energi
segi, yaitu dari hasil penilaian kelistrikan, prasarana
baru dan terbarukan diantaranya adalah energi matahari,
transportasi, tersedianya air, kegempaan, geologi, hidrologi,
angin, panas bumi, air, biodiesel dan tenaga nuklir.
kependudukan, lingkungan dan lain-lain.
ENGAGEMENT
Setelah kalian membaca bacakan tentang Rencana Pembangaunan PLTN di Indonesia.
Bagaimana Pendapat Kalain tentang itu!
DAMPAK NEGATIF
RADIASI
Tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak buruk terhadap kesehatan
tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Berikut ini
dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan:
1. Merusak sel-sel tubuh
Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak, sehingga menimbulkan
berbagai komplikasi. Bagian tubuh yang paling rentan mengalami kerusakan akibat paparan radiasi
nuklir dosis tinggi adalah lambung, usus, mulut, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah
di sumsum tulang. Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang akan mengakibatkan tubuh tak mampu
melawan infeksi atau penyakit. Saat hal ini terjadi, radiasi nuklir berisiko tinggi untuk merenggut
nyawa.
2. Meningkatkan risiko terkena kanker
Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang sering terpapar radiasi nuklir, terutama anak-anak
dan orang dewasa muda, berisiko besar terkena kanker. Beberapa penyakit kanker tersebut adalah
kanker darah, kanker paru-paru, kanker kulit, kanker tulang, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker
otak.
3. Mengganggu tumbuh kembang anak
Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otak
dan sarafnya. Paparan radiasi nuklir pada janin dapat menyebabkan bayi terlahir cacat, baik cacat
fisik maupun cacat mental.
4. Merusak jaringan kulit
Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Orang yang
terpapar radiasi nuklir dosis tinggi akan mengalami kulit terbakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit.
Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut dan
kebotakan permanen.
SOLUSI DARI DAMPAK
NEGATIF RADIASI
KERAMIK
UNTUK BAHAN BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT
(IMF)
Terdapat kecenderungan bahwa di masa depan plutonium dan
aktinida lain yang berumur panjang sebagai hasil samping
PLTN akan menimbulkan masalah. Untuk mengatasi hal ini
diperlukan bahan bakar reaktor daya yang lebih efisien. Salah
satunya adalah bahan bakar matriks inert (IMF). Bahan bakar
ini terdiri dari keramik yang inert (terhadap neutron) sebagai
matriks dan bahan fisil seperti uranium dioksida yang
terdispersi atau larut padat di dalam matriks sebagai bahan
bakarnya. Keramik matriks inert harus memenuhi syarat tertentu
di antaranya memiliki rapat massa tinggi, bertitik leleh tinggi
dan tidak mengalami perubahan fase selama penggunaannya
di dalam reaktor. Penelitian ini merupakan penelitian fase awal
dari pembuatan bahan bakar matriks inert. Pembuatan keramik
MgAl2O4 dari serbuk MgO dan Al2O3 diketahui tahan radiasi
neutron. rapat massa bahan bahan bakar matriks inert yang
tinggi berukuran nanopartikel maka keefektifan dampak
negatif dari keluarnya hasil samping berupa plutonium dan
aktinida proses radiasi bahan bahar matriks inert.
EXPLORATION
IMF efektif digunakan dengan ukuran nanopartikel pada aplikasi
nanoteknologi.
Metode Botton Up
Pendekatan dengan menggunakan Metode Top Down dan Botton Up ada
beberapa cara. Jelaskan!
Metode
Top Down
Metode
Botton Up
Sintesis nanopartikel selain menggunakan metode yang telah dijelaskan
sebelumnya, dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
Metode Pemanasan Sederhana
dalam Larutan Polimer
Metode Polyol
Metode Spray
(Drying dan Pyrolysis)
EXPLANATION
Senang
Biasa Saja
Sedih
Ja ab di sini!
Lembar Observasi (Penilaian Diri)
Nama :
Kelas :
Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom taraf keyakinan yang sesuai untuk setiap peryataan berikut.
Kerjakanlah dengan penuh kejujuran!
Taraf Keyakinan
No Pernyataan
Ya Tidak
Sebagian besar unsur-unsur yang telah dikelompokan merupakan
1
ciptaan Tuhan yang terdapat di alam.
Tuhan mengaruniakan anugerah kepada manusia berupa akal
2
pikiran, sehingga manusia mampu mengelompokan unsur-unsur.
Dengan mempelajari perkembangan tabel periodik unsur, saya
3 menjadi sadar akan keagungan Tuhan
Saya selalu bersyukur atas pengelompokan unsur sehingga saya
4
dipermudah dalam mempelajari unsur-unsur.
Penemuan tabel periodik unsur adalah bentuk keterbatasan
5
kemampuan manusia dalam mempelajari ciptaan Tuhan.
Keterangan
4 = Jumlah poin 5 (Sangat Baik)
3 = Jumlah poin 4 (Baik)
2 = Jumlah poin 3 (Cukup Baik)
1 = Jumlah poin < 3 (Kurang Baik)
Lembar Observasi (Penilaian Sikap)
Aspek yang Dinilai
No Nama
Kritis Kreatif Kolaboratif Komunikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sikap Kriteria
Kritis • Interpretasi
• Analisis
• Evaluasi
• Inferensi
Kreatif • Kefasihan
• Fleksibilitas
• Kebaruan
Kolaboratif • Kerja sama kelompok
• Kerja sama antar kelompok
• Sinergi
• Empati
• Menghormati perspektif berbeda
• Adaptasi dalam peran tanggungjawab
Komunikatif • Ucapan/bahasa jelas (tidak bermakna ganda)
• Berbicara tegas, tidak berbelit-belit
• Santun dalam berkomunikasi
• Gestur tubuh sesuai dengan materi bahasan dan situasi kondisi
• Alur penyampaian gagasan sistematis (dari hal global ke hal yang spesifik)
• Komunikatif (menggunakan bahasa yang mudah dipahami)
Pedoman Pengisian Skor
4 : mencakup 3 kriteria 2 : mencakup 1 kriteria
3 : mencakup 2 kriteria 1 : tidak mencakup 3 kriteria
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik ( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik ( B ) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup ( C ) : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang ( D ) : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik ( B ) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup ( C ) : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang ( D ) : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
Lembar Penilaian Tes Tulis
Kisi Soal Tes Tulis
No Indikator Soal Jenjang Nomor Soal
Diberikan kalimat pemantik tentang C3 1, 2
nanoteknologi, siswa dapat
mengetahuitentang nanoteknologi
1.
Diberikan contoh tentang nanopartikel, C3 3,4
siswa dapat membedakan nanopartikel
dengan bulk partikel
2.