Anda di halaman 1dari 39

Modul Ajar Kimia

Nanoteknologi
S M A N E G E R I 3 LA M O N G AN
Mata Pelajaran : Kimia
Fase/Kelas/Semester :E/X/ 2
Alokasi Waktu : 4 JP
Pertemuan : 12-13

PROFIL PELAJAR
TUJUAN PEMBELAJARAN
PANCASILA
1. Mendeskripsikan konsep kimia hijau dalam peran nanoteknologi Dimensi: Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
2. Menerapkan konsep kimia hijau dalam peran nanoteknologi Elemen: Akhlak kepada alam
3. Membuat publikasi hasil observasi tentang peran nanoteknologi Sub Elemen: Menjaga lingkungan sekitar
dalam kehidupan sehari-hari ndikator Sub Elemen: Mewujudkan rasa
4. Menceritakan perasaan yang dialami setelah mengetahui nilai syukur dengan membangun kesadaran peduli
lingkungan alam dengan menciptakan dan
positif dari peran nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari mengimplementasikan solusi dari
5. Mengajukan gagasan tentang peran nanoteknologi dalam permasalahan lingkungan yang ada
kehidupan sehari-hari

LANGKAH PEMBELAJARAN
Pendahuluan Penutup
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa Meminta peserta didik menceritakan perasaan setelah
Melakukan presensi mengetahui nilai positif dari peran nanoteknologi dalam
Memberikan motivasi kehidupan sehari-hari
Memberikan apersepsi sebelumnya yaitu Rencana mengajukan gagasan tentang peran nanoteknologi dalam
Pembangunan PLTN di Indonesia bentuk poster untuk dikumpulkan dipertemuan selanjutnya
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini Merefleksi kegiatan hari ini
Meminta peserta didik menyimpulkan pembelajaran hari ini
Inti Pembelajaran Menginformasikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan
yang akan datang
E
En
E ng
n gaaag
g geeem
g meeen
m nttt
n Mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan
motivasi tetap semangat belajar
Memberikan pertanyaan tentang dampak negatif dan positif Mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
dari Rencana Pembangunan PLTN di Indonesia Salam penutup
Menggiring peserta didik menjawab pertanyaan yang E
Evvvaaalllu
E uaaatttiiio
u on
o n
n
diberiakan Guru
Membimbing siswa mencari alternatif untuk menangulangi Meminta peserta didik kembali ke tempat masing-masing
dampak negatif radiasi pembanunan PLTN dengan pembuatan Memberi postest
IMF dengan ukuran nanopartikel
E
Elllaaab
E bo
b orrraaatttiiio
o on
o n
n
E
Exxxp
E plllo
p orrraaatttiiio
o on
o n
n
Meminta peserta didik menentukan aplikasi nanoteknologi di
Membagi peserta didik dalam kelompok menjadi 5-6 kelompok berbagai aspek
Memberikan LKPD , Buku Ajar, dan Sumber Belajar Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam
Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam berdiskusi menentukan masing-masing aplikasi nanoteknologi di
membahas nanoteknologi, nanopartikel dan perbedaannya berbagai aspek
dengan bult partikel, serta metode sintesis nanopartikel Meminta peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya

E
Exxxp
E plllaaan
p naaatttiiio
n on
o n
n

Meminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil Memberi penguatan pada konsep yang
diskusinya penting dan mengarahkan dan
Membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam berdiskusi membimbing konsep yang kurang tepat
secara klasikal

PENILAIAN SUMBER BELAJAR


Penilaian Diri dan Sikap: Lembar observasi LKPD, Bahan Ajar , Media pembelajaran/ PPT
Penilaian Pengetahuan: Tes tulis Materi
Penilaian Ketrampilan: Lembar unjuk kerja dan lembar penilaian produk
NANOTEKNOLOGI BAHAN
AJAR
Mengenal Lebih Dekat Dunia Nanoteknologi

APA ITU NANOTEKNOLOGI?


Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada skala atomik dan skala
molekular. Diameter atom berkisar antara 62 pikometer (atom
Helium) sampai 520 pikometer (atom Cesium), sedangkan kombinasi
dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran ukuran nano,
yaitu ukuran benda yang besarnya: satu per miliar meter
(0,0000000001 m) atau satu meter dibagi satu miliar. Istilah
Nanoteknologi pertama kali disebut dalam pidato ilmiah Profesor
Nario Taniguci tahun 1974. Deskripsi awal dari nanoteknologi mengacu
pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan
molekul untuk membuat produk berskala makro/ nano partikel

Nanoteknologi Teknologi Masa Kini

Negara-negara maju saat ini sedang mengembangkan penelitian dan penerapan


teknologi nano dengan pesat dan telah mengembangkan riset teknologi nasional
dengan serius, seperti National Nanotechnology Initiative (NNI) yang didirikan oleh
Amerika Serikat. Teknologi nano juga dikembangkan dengan pesat oleh organisasi
antar bangsa di dunia, seperti WHO dan FAO. Dalam pengembangan produk
inovatif pada berbagai bidang seperti pangan, obat, pertanian, pengolahan,
penyimpanan/pengawetan, dan pengemasan, penggunaan terknologi nano ini
sangatlah potensial dalam membantu peningkatkan nilai tambah maupun daya
saing produk sehingga lebih menguntungkan.

Nanoteknologi merupakan aplikasi dalam rekayasa dalam skala nanometer (10^-9


meter). Contoh benda yang berukuran nanometer adalah enzim, virus, DNA, lipid,
karbohidrat yang umumnya berukuran makromolekul kompleks. Nanoteknologi
memungkinkan terciptanya obat-obatan berskala nano, memanipulasi pada tingkat
nano, dan mengatur serta mengkatalis pada reaksi kimia dalam tubuh.
Nanoteknologi dimanfaatkan untuk memandu obat-obatan tertentu agar tepat
sasaran di tubuh yang membutuhkan.

Nanoteknologi dibuat dari nanomaterial yang bersifat unik dan berbeda dengan
material mikro. Nanomaterial diklasifikasikan menjadi empat, yaitu berbasis karbon
(fullerenes, carbon nanotubes, carbon nanofibers, dll), berbasis inorganic (metal,
metal oxide nanoparticles, dll), berbasis organic (dendimers, micells, liposome, dll)
dan berbasis komposit (metal organic frameworks).
Teknologi nano merupakan suatu pendekatan teknologi
mutakhir yang sangat memberi harapan bagi kemajuan di
berbagai bidang. Teknologi nano juga dikembangkan di
negara-negara berkembang, seperti di kawasan Asia,
termasuk Indonesia meskipun belum sepesat negara maju.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat kemutakhiran
teknologi nano seharusnya mampu mendukung perkembangan
produk lokal berdaya saing tinggi dan pencapaian
swasembada pangan, apalagi kesediaan material nano di
Indonesia sangat melimpah dan berpotensi dalam
industri besar berbasis teknologi nano, sehingga dalam
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki mempunyai daya
saing yang tinggi.

Nanoteknologi berhubungan dengan


partikel yang berukuran nanometer
atau sering disebut nanopartikel.
Nopartikel adalah partikel yang
berukuran antara 1 dan 100
nanometer.

Perbedaan Nanopartikel dengan material sejenis


yang berukuran lebih besar (bulk)
1. Karena ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai perbandingan
antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan
dengan partikel sejenis yang ukurannya besar, karena ukurannya yang
sangat kecil tersebut membuat nanopartikel bersifat lebih reaktif. Seperti
yang sudah diketahui, reaktifitas material ditentukan oleh atom-atom di
permukaan, karena hanya atom-atom tersebut yang bersentuhan
langsung dengan material lain;
2. Ketika ukuran partikel menuju skala nanometer, maka sifat fisika yang
berlaku lebih mendominasi. Sedangkan, sifat-sifat nanopartikel biasanya
berkaitan dengan fenomena kuantum karena keterbatasan ruang gerak
elektron dan muatan partikel yang kemudian mempengaruhi sifat-sifat
material, seperti perubahan warna, transparansi, kekuatan mekanik,
konduktivitas listrik dan magnetisasi;
3. Perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan terhadap
jumlah total atom, yang pada akhirnya mempengaruhi perubahan titik
didih, titik beku dan reaktivitas kimia. Uniknya, perubahan-perubahan
akibat fenomena tersebut untuk kasus nanopartikel dapat dikontrol ke arah
yang kita inginkan.

Contoh sederhana adalah bagaimana sifat


partikel berubah jika ukurannya direduksi ke
skala nanometer dapat dijumpai pada material
TiO2 (Titanium Dioksida). Titania pada ukuran
nano tidak hanya bersifat transparan, tetapi
juga sangat efektif untuk menghalangi radiasi
ultraviolet. Penggunaan TiO2 biasa
diaplikasikan untuk industri kosmetik sebagai
tabir surya (sunscreen).
Sintesis Nanoteknologi

Umumnya nanopartikel dapat disintesis secara fisika, kimia, dan biologi.


Metode fisika

Metode fisika yang digunakan untuk sintesis nanopartikel antara lain,


thermal decomposition, laser irradiation dan elektrolisis. Kelemahan
pada metode fisika ini biasanya menggunakan banyak negeri dan
membutuhkan sistem vacum dan peralatan yang mahal untuk menyiapkan
nanopartikel. Contoh pada metode thermal decomposition, proses sintesis
membutuhkan suhu yang sangat tinggi.

Metode Kimia

Metode yang sering digunakan dalam sintesis nanopartikel secara kimia


adalah metode chemical reduction menggunakan zat sodium borohydride atau
sodium sitrat sebagai agen pereduksi. Kelemahan pada sintesis
menggunakan zat kimia adalah penggunaan zat kimia yang bersifat toksik
sehingga penggunaan nanopartikel yang dihasilkan terbatasi (tidak bisa
di bidang klinis).

Beberapa teknik sudah dikembangkan dan digunakan dalam mensintesis


nanopartikel.Secara umum teknik tersebut dikelompokkan menjadi dua pendekatan
yaitu Top-down dan Bottom-up serta molekuler. Bagaimana perbedaanya??

Metode Top Down merupakan proses


sintesis nanopartikel secara Metode Bottom-up merupakan proses
fisika, dimana terjadi pemecahan sintesis nanopartikel secara kimia
material besar menjadi material dengan melibatkan reaksi kimia dari
berukuran nanometer. Metode ini dapat sejumlah material awal (precursor)
juga diartikan penggabungan material sehingga dihasilkan material lain yang
berukuran sangat kecil, seperti kluster, berukuran nanometer. Contohnya adalah
menjadi partikel berukuran nanometer pembentukan nanopartikel garam dengan
tanpa mengubah sifat bahan. mereaksikan asam dan basa yang
bersesuaian
Metode Top Down

merupakan metode pembuatan nanopartikel dari


logam yang sudah berukuran besar diperkecil
menjadi ukuran nanometer. Macam-macam metode
yang menggunakan pendekatan Top-down meliputi
penggilingan (milling), pendinginan berulang
dan litografi. Proses miling dapat menghasilkan
nanopartikel dengan diametermulai dari puluhan Gambar Mesin Milling
sampai ratusan nanometer.

Adapun kelemahan metode Top-down


nanopartikel yang diproduksi melalui milling
memiliki kelemahan pada distribusi ukuran yang
relatif luas dan bentuk partikel atau geometri
yang beragam.
nanopartikel mungkin mengandung kotoran dalam
jumlah yang signifikan yang berasaldari media
penggiling dan cacat yang dihasilkan saat
pengilingan.
nanopartikel dibuatsesuai karakteristik yang
umum digunakan sebagai material fabrikasi
seperti bulk nanocomposite dan nanograined yang
membutuhkan suhu sintering jauh lebih rendah.
Dalam material bulk nanocomposite dan
nanograined dapat muncul cacat selama
sintering,yang berefek pada distribusi ukuran,
bentuk partikel, dan sejumlah kecil kotoran

Ciri-ciri umum dari metode top down adalah


membutuhkan instalasi yang besar (biaya
mahal,dan jumlah konsentrasi yang sangat
besar).
dianggap sebagai metode tradisional, yaitu
proses turunan dari teknik makro dan mikro
(memperkecil ukuran)
pada alat mekanik sulit untuk menjadikan
bentuk produkyang khusus.
Jenis Metode Top Down

Metode Milling

Milling atau penggilingan merupakan teknik standar yang telah digunakan dalam
beragam bidang aplikasi industri untuk menurunkan ukuran partikel yang lebih
kecil dari semua. Besarnya penurunan ukuran diatur oleh jumlah energi
penggilingan, yang ditentukan oleh kekerasan intrinsik, media grinding, dan
penggilingan. Penguranganukuran partikel menggunkan teknik penggilingan dapat
dijelaskan oleh tiga mekanismekunci yang saling mempengaruhi yakni gesekan
antara dua permukaan karena tekananyang dihasilkan melampaui kekuatan inheren
partikel sehingga mengakibatkan frakturasi(patahan atau retakan), gaya gesek
yang dihasilkan (Shear force) yang mengakibatkan pecahnya partikel menjadi
beberapa bagian, dan deagregasi terkait kolisi (tabrakan) antar agregat pada
laju diferensial yang tinggi. Nanopartikel yang diproduksi melalui milling
yang memiliki kecenderungan bahwa distribusi ukuran nanopartikel yang
dihasilkan relatiflebar dan bentuk partikel atau geometri yang tidak seragam.

Proses Semikonduktor
Proses semikonduktor menunjukkan teknik sintesis dengan rangkaian operasi
yangdimodifikasi (contoh: pengoksidasian), pengendapan (contoh: lapisan
tambahan),Penghilangan substrat (contoh : silikon) menuju tempat yang terpilih
dan menutupnyadengan menggunakan lapisan anticahaya. Teknik selanjutnya adalah
melarutkan bagianyang tidak tertutup (atau sebaliknya). Proses ini mempunyai
ciri menghasilkan ukuran produk yang bermacam-macam tetapi masih dalam cakupan
ukuran nano yang membatasidifraksi cahaya oleh lapisan penutup. Masalah ini
sebagian diatasi dengan menggunakan panjang gelombang cahaya yang lebih pendek,
atau energi elektron yang lebih tinggi

Precision Engineering

Metode ini termasuk dalam grup Physical Vapour Deposition (PVD). Pengendapan
berjalan sangat lambat (biasanya membutuhkan beberapa detik untuk mencapai
ketebalan 1nm ). Chemical Vapour Deposition (CVD), serupa dengan PVD, melainkan
prekusor darilapisan tipis merupakan gas atau campuran gas yang reaktif, dan
subtratum dipanaskanuntuk meningkatkan laju reaksi kimia untuk membentuk produk
padatan yang terendapkansebagai sebuah film, dimana dapat menambah ketebalan
hingga beberapa puluh nanometer
Metode Botton Up

Bottom-up jauh lebih banyak digunakan dalam sintesis nanopartikel


dan banyak metode yang telah dikembangkan. Pendekatan Bottom-up
adalah membuat nanopartikel dari larutan atau dari mulai menumbuhkan
kristal sehingga menjadi nanopartikel.Beberapa sistem biologi
menunjukkan kemampuan yang luar biasa, dimana mulaiditemukan zat
aktif (campuran komponen) yang secara acak ternyata dapat berguna
dalam proses sintesis nanopartikel. Senyawa yang digunakan adalah
bakteri, protein, dan Ribonucleic Acid (RNA) dapat secara spontan
mengubah dari gulungan acak polimer menjadi sebuah padatan dengan
struktur tiga dimensi.Diawali dari prekusor sampai menjadi bentuk
struktur yang sangat spesifik

Beberapa contoh pendekatan Bottom-up, adalah nanopartikel disintesis


dengan nukleasi homogen dari cairan atau uap, ataupun dengan
nukleasi heterogen pada substrat. Nanopartikel atau yang kadang
didefinisikan sebagai titik kuantum juga dapat dibuat melalui
perancangan tepat untuk pemisahan fase padat pada suhu yang tinggi.
Nanopartikel juga dapat disintesis dengan cara pembatasan reaksi
kimia, nukleasi, dan proses pertumbuhan dalam ruang kecil seperti
misel. Metode pembuatan nanopartikel yang seringdigunakan yaitu
metode presipitasi, salting out, fluida superkritis, polimer
hidrofilik, dan dispersi pembentukkan polimer. Berikut akan
dijelaskan penjelasan singkat dari beberapa metode dalam sintesis
nanopartikel

Metode
Botton Up

Metode Presipitasi

Metode Emulsifikasi
Metode
Fluida Superkritis
Metode
Polimer Hidrofilik
Molekuler
Jenis Metode Botton Up

Metode Presipitasi

Metode Presipitas adalah pembentukkan padatan dari larutan.Jika reaksi dalam


larutancair, padatan yang terbentuk adalah preisipitat. Hal ini dapat
dilakukan dengan reaksi kimiadengan menambahkan suatu zat lain sehingga
mengakibatkan terbentuk suspense danmenjadi mengendap karena gaya gravitasi.
Pemisahan antara padatan dan cairan agak sulitsehingga dibutuhkan pemisahan
dengan sentrifuge, sehingga padatan cepat turun ke bawahmemisah dari
cairannya.Cairan yang berada pada posisi bagian atas yang sudah terpisahdari
padatannya disebut supernatan

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses presipitasi adalah pH, suhu atau
perubahan pelarut yang kemudian segera menghasilkan presipitasi zat aktif
dengan partikel yang lebihkecil. Metode ini menggunakan agen penahan tegangan
permukaan (stabilisator) yangcukup besar untuk menahan agregasi. Kelemahan
metode ini adalah nanopartikel yangterbentuk harus distabilisasi untuk
mencegah timbulnya kristal berukuran mikro dan zataktif yang dibuat menjadi
nanopartikel harus larut setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara
diketahui bahwa banyak zat aktif memiliki kelarutan rendah, baik didalam air
maupun pelarut anorganik

Metode Emulsifikasi
Metode emulsifikasi yaitu metode yang menggunakan prinsip difusi atau
campuran daridua atau lebih cairan yang biasanya tidak bercampur. Ada 2
cairan yaitu pelarut larut air seperti aseton atau metanol dan pelarut organik
tidak larut air seperti kloroform dengan penambahan polimer.Difusi yang
terjadi antara dua pelarut tersebut mengakibatkanemulsifikasi pada daerah dua
fase pelarut karena kedua senyawa ini tidak salingmelarutkan.Partikel yang
berada diantara dua fase pelarut tersebut berukuran lebih kecildari pada kedua
fase pelarut itu sendiri. Partikel tersebut berbentuk dalam
bentukemulsi.Dalam emulsi, satu cairan (fase terdispersi) terdispersi di sisi
lainnya (fase kontinu).Contoh emulsi meliputi vinaigrettes, susu homogen,
mayonaise, dan beberapa cairan pemotong untuk kerja logam. Graphene dan
bentuknya yang dimodifikasi juga merupakan contoh bagus dari surfaktan tidak
konvensional yang baru-baru ini membantu menstabilkansistem emulsi. Contoh
sederhana adalah susu yang merupakan emulsi antara lemak dan air.
Metode
Fluida Superkritis
Metode fluida superkritis yaitu metode dengan penggunaan senyawa yang memilki
suhudan tekanan di atas titik kritisnya. Senyawa yang termasuk dalam golongan
ini antara lainkarbondioksia, air, dan gas metana. Senyawa ini digunakan
sebagai pengganti pelarutorganik yang berbahaya bagi lingkungan. Pada keadaan
superkritis, perubahan tekananyang sangat kecil dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap sifat-sifat dari pelarut yang digunakan, seperti
perubahan viskositas, densitas, dll.

Metode
Polimer Hidrofilik
Metode polimer hidrofilik tidak memerlukan surfaktan seperti pada metode
polimerisasimonomer. Polimer yang digunakan dalam metode ini merupakan
polimer larut air sepertikitosan yang larut air, natrium alginat, dan gelatin
atau ekstrak dari tumbuhan. Nanopartikel umumnya terbentuk secara spontan
ataupun bisa dengan penambahan zat pengemulsi yang hidrofilik

Molekuler

Molekuler secara harfiah diartikan sebagai sesuatu yang tersusun dari atom-
atom.Beberapa perumusan pada teknik ini didasarkan pada susunan karbon dan
struktur kristal.Teknik atom-by-atom assembly sangat lambat dan sulit. Teknik
terbaru disebut dengan“dip-pen nanolithography” (DPN), dengan mengambil
campuran molekul dan selanjutnya memindahkannya ke substraum melalui gerak
kapilaritas.Meskipun tidak memproduksinanopartikel secara presisi, namun
objek dengan ukuran kurang dari 100 nm dapat terbentuk
Sintesis Nanopartikel

Sintesis nanopartikel selain menggunakan metode yang telah


dijelaskan sebelumnya, dapat dilakukan dengan beberapa metode
berikut:

Metode Pemanasan Sederhana


dalam Larutan Polimer Umumnya metode ini adalah untuk
memodifikasi metal oksida dengan
polimer tertentu untuk
menghasilkan komposit
nanopartikel.

Contohnya senyawa silver nitrate


(AgNO3) menggunakan polimer
polyvinyl alcohol (PVA),
dimanfaatkan sebagai
antibacterial agent

Metode Colloidal
(Koloid)
Sejumlah peneliti telah berhasil memodifikasi
nanoparticle dalam bentuk koloid dengan ukuran
mencapai 3 – 50 n. Jenis koloid ini mencakup
logam mulia (unsur III-V, 8A), seperti Au, Ag,
Pt, Pd dan Cu; semikonduktor (Si, Ge, oksida
logam); adapula yang menggunakan isolator (SiO2,
material keramik) dan material magnetik (Fe2O3,
Ni, Co, Fe dan Pt).
Untuk membuat partikel dengan ukuran tertentu
biasanya digunakan surfaktan sejenis CTABr, SDS,
kationik, surfaktan anionik sebagai surface
active reagent. Penambahan surfaktan berfungsi
disamping menghentikan pertumbuhan ukuran
partikel lebih lanjut, juga berfungsi untuk
menghindari penggumpalan (aglomerasi) yang lebih
besar sehingga partikel koloid tetap stabil
dalam jangka waktu yang lama.
Metode Polyol

Metode ini merupakan cara yang


dilakukan untuk menghasilkan
partikel logam, seperti Cu, Ni
dan Co dalam ukuran nano dalam
media selain air (pelarut
selain air). Contoh media yang
biasa digunakan adalah ethylene
glycol dan diethylene glycol

Metode Spray
(Drying dan Pyrolysis)
Metode sintesis ini yakni merupakan
metode penguraian/ pembangkitan droplet-
droplet kecil dari medium fasa cair.
Contoh produk dari sintesis ini antara
lain: parfum, hair spray, cat pilox, obat
anti-nyamuk dan paint brush. Ukuran
droplet yang dihasilkan bergantung pada
berbagai faktor, antara lain: viskositas
cairan, tegangan permukaan cairan, ukuran
lubang tempat droplet keluar. Kelebihan
metode ini adalah efisiensi dan proses
sintesis berlangsung cepat.
Templating Method dan
Nanosphere Litography

Metode ini diawali dengan deposisi


material pada masker kristal
koloid yang telah teratur (self-
organized) untuk pengaturan
nanopartikel pada permukaan datar.
Metode ini adalah cara fabrikasi
ideal untuk menghasilkan
penyusunan partikel yang teratur
dan homogen, baik ukuran, bentuk
maupun periodisitas-nya dapat
dikontrol dengan mudah.
Aplikasi Nanoteknologi

Dewasa ini, banyak berbagai industri yang telah memanfaatkan nanoteknologi.


Berikut ini akan dipaparkan terkait penerapan teknologi pada berbagai industri,
yaitu industri medis dan pengobatan, industri pengolahan pangan, industri
tekstil dan pakaian serta industri elektronik dan bidang lainnya.

Industri Medis
dan Pengobatan

Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat


diciptakan “mesin nano” yang disuntikkan ke dalam
tubuh guna memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang
rusak. Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu
lagi disuntik atau mengonsumsi obat, cukup hanya
disemprot saja ke bagian tubuh tertentu.
Nanoteknologi dapat merekayasa obat hingga dapat
mencapai sasaran dengan dosis yang tepat, termasuk
peluang untuk mengatasi penyakit-penyakit berat
seperti tumor, kanker, HIV, dan lain lain.

Molekul dalam skala nano yang bersifat multifungsi dapat digunakan untuk
mendeteksi serta membunuh sel kanker. Metode yang digunakan pada aplikasi
ini yaitu dengan menghantarkan partikel nano yang membawa peluru (obat untuk
membunuh sel kanker) menuju sel target (sel kanker) yang kemudian diserang
dan dimatikan. Dengan cara seperti ini partikel nano akan tepat sasaran
dikarenakan dalam skala kecil mampu menembus sel target dengan tepat dan
efektif.

Industri Pengolahan
Pangan

Penerapan nanoteknologi dalam pengolahan pangan bisa dibilang relatif baru,


namun diperkirakan penerapannya akan tumbuh dan berkembang dengan pesat pada
beberapa tahun kedepan. Penerapan nanoteknologi dalam pengolahan pangan
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki rasa, tekstur, warna, flavor,
serta konsistensi bahan pangan; meningkatkan daya serap dari zat gizi serta
suplemen yang sehat; memperbaiki berbagai sifat, hambatan, serta antimikroba
bahan pengemas; mengembangkan sensor nano untuk mendeteksi kontaminan serta
bakteri patogen; memperbaiki kemamputelusuran dan pemantauan kondisi bahan
pangan ketika penyimpanan dan transportasi.
Penerapan nanoteknologi dalam pengolahan pangan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai
berikut.
Kelompok bahan pangan yang sudah diproses dan
diformulasi menjadi struktur nano.
Kelompok material berukuran nano yang
dienkapsulasi/bahan aditif partikel nano hasil
rekayasa yang dimanfaatkan dalam bahan pangan.
Kelompok material nano yang dikolaborasikan dengan
tujuan menciptakan bahan pengemas lebih baik.
Kelompok peralatan berbasis material dan
nanoteknologi, contohnya alat pengolah air nano.

Penambahan kapsul nano dalam bahan pangan yang dapat


pecah dan larut dengan bantuan microwave pada
berbagai frekuensi berbeda adalah penerapan
nanoteknologi yang cukup menarik. Sifat ini dapat
menyebabkan sifat interaktif pada pangan dan minuman
sesuai dengan flavor serta warna yang dikehendaki.
Contoh penerapan lainnya adalah pengembangan katalis
untuk pemurnian minyak goreng yang terbuat dari
keramik nano guna mengurangi bau tengik yang tidak
diinginkan.

Pengembangan pangan fungsional juga termasuk penerapan nanoteknologi.


Pemanfaatan nanoteknologi dilakukan dalam perancangan bahan pangan
fungsional dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan fungsional bahan pangan
tersebut, yaitu dengan meminimalisir konsentrasi yang diperlukan.
Pengembangan produk pangan nano dalam bentuk suplemen dengan cara
memperbaiki sifat fungsional bahan pangan dapat dilakukan melalui
pengembangan media pembawa menjadi berukuran nano. Bahan berukuran nano ini
bisa memperbaiki tingkat penyerapannya sehingga berpeluang membawa vitamin,
fitokimia, zat gizi, serta mineral untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Industri Tekstil dan


Pakaian
Batik telah menjadi bagian dalam kehidupan bangsa Indonesia. Saat ini batik
digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pakaian maupun peralatan
rumah tangga. Masyarakat menggunakan batik dari kelahiran bayi sebagai
gendongan, bedong, pakaian, sampai pada upacara kematian. Oleh karena itu,
sangat penting dikembangkan batik fungsional. Batik fungsional merupakan
batik yang memiliki fungsi lebih dari sekedar sebagai bahan pakaian, namun
bahan tersebut dapat bersifat antibakteri, anti UV, hidrofobik (anti air),
tidak mudah kusut, dan tidak mudah kotor (self cleaning). Material nano
dalam berbagai bentuk seperti nano partikel logam, oksida logam, dan nano
komposit telah banyak digunakan dalam fungsionalisasi tekstil untuk
memberikan sifat anti UV, antibakteri, konduktif, anti kotor, dan anti air.
Nanopartikel tersebut dapat diaplikasikan pada permukaan tekstil dengan
beberapa cara, antara lain in situ sintesis di permukaan tekstil,
penyemprotan (spraying), dan wet processes (perendaman).
Nanopartikel yang biasa digunakan adalah nanopartikel perak, titanium
dioksida (TiO2), dan seng oksida (ZnO). Nanopartikel perak memiliki
aktivitas antibakteri yang kuat dan menghasilkan warna yang berbeda-beda
tergantung pada ukuran dan bentuknya. Titanium dioksida (TiO2) digunakan
untuk fungsionalisasi tekstil jenis katun, wool maupun serat sintetik yang
dapat memberikan sifat antibakteri, anti UV, dan self cleaning (anti
kotor). TiO2 pada kain katun dengan cross linking kitosan dapat memberikan
sifat anti UV. Kain sutera yang anti UV berhasil dibuat oleh Zhang dengan
impregnasi Hyperbranched polymer–TiO2. Seng oksida banyak dipakai sebagai
agen finishing pada tekstil, coating, kosmetik, dan serat selulosa untuk
menghambat pertumbuhan bakteri.

Aplikasi seng oksida pada kain selain


dapat memberikan sifat antibakteri
juga dapat meningkatkan kualitas
pewarnaannya. Kain katun yang
sebelumnya telah dilakukan proses
karboksimetilasi kemudian
diaplikasikan menggunakan seng oksida
dan titanium isopropoksida memiliki
sifat antimikroba dan ketahanan luntur
warna yang baik. Aplikasi ZnO pada
kain juga dapat memberikan sifat anti
UV. Pelapisan ZnO bersama binder
poliakrilat 5% dengan pengulangan
proses padding-drying hingga 2 kali
memberikan sifat anti UV yang baik
pada kain katun kanvas.
Suatu permukaan dikatakan anti air
atau hidrofobik apabila cairan yang
diteteskan di atas permukaan membentuk
butiran air dengan sudut kontak cukup
besar. Seperti pada gambar dibawah
ini, permukaan yang memiliki sudut
kontak lebih dari 90⁰ dapat dikatakan
sebagai permukaan yang hidrofobik.
Seng oksida (ZnO) dan asam stearat
yang diaplikasikan pada kain katun
dengan teknik penyemprotan-perendaman
dapat memberikan sifat hidrofobik/anti
air dengan sudut kontak air lebih dari
90⁰
Industri Pertanian

Supaya semakin jelas tentang pembahas nano


teknologi di bidang pertanian. Kita akan
sedikit membahas tentang contoh Produk nano
teknologi di bidang pertanian yang banyak
digunakan di indonesia

Pupuk nano
Pupuk menjadi bagian penting dalam bidang pertanian. Pupuk digunakan untuk
meningkatkan kualitas tanaman. Banyak riset yang dilakukan supaya
menghasilkan pupuk yang berkualitas. Di indonesia produksi pupuk menggunakan
nano teknologi dikembangkan oleh BPPT. Dengan memproduksi produk lepas
lambatatau slow release fertilizer.
Pupuk nano berfungsi untuk meningkatkan efisiensi pupuk dengan melakukan
pelepasan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Dengan ukuran yang kecil membuat
tanaman lebih mudah menyerap pupuk. Apalagi pori-pori tanaman memiliki ukuran
nano, sehingga sesuai dengan ukuran partikel pupuk yang diberikan. Selain itu
penggunaan pupuk nano juga bisa meminimalisir terjadinya pencucian yang
membuat pencemaran lingkungan.

Pestisida Nano
Selain pupuk nano, pestisida nano juga sudah dikembangkan. Penggunaan SiO2,
Cu, TiO2 dan ZnO menjadi partikel nano besi oksida. Dengan menggunakan
pestisida nano bisa melindungi tanaman dengan baik dan menghambat pertumbuhan
patogen tanaman. Misalnya penggunaan nano silika bisa membunuh serangan yang
mengganggu tanaman. Nano silika bersifat hidrofobik yang sangat mudah
menempel pada kulit serangga.

Sensor Nano
Sensor nano menjadi teknologi nano di bidang pertanian yang berfungsi untuk
memantau dan mendeteksi pertumbuhan tanaman, toksisitas, penyakit, kualitas
tanah dan mengontrol semua aspek keamanan tanaman. Sensor nano teknologi
pertanian ini dibagi menjadi bio sensor nano dan elektrikal sensor nano.
Salah satu sensor nano yang banyak digunakan di indonesia adalah sensor nano
elektroda emas.

Sensor nano ini dimodifikasi menjadi partikel nano tembaga. Tugasnya untuk
mendeteksi serangan jamur patogen dengan cara menghitung total asam salisilat
pada tanaman. Asam salisilat adalah senyawa yang menjadi indikator tingkat
stres pada tanaman.
DERMATOLOGI KOSMETIK

Aplikasi dalam bidang dermatologi disebut sebagai


nanodermatologi. Nanodermatologi merupakan bidang
baru yang menarik minat banyak peneliti dan
perusahaan farmasi. Teknologi nano telah menimbulkan
revolusi dalam pengobatan beberapa penyakit kulit,
terutama yang berkaitan dengan hantaran obat atau
bahan kosmetik ke target kerja yang spesifik secara
efektif. Potensi aplikasi teknologi nano di bidang
dermatologi dan kosmetik, antara lain pada produk
tabir surya, pelembab, formulasi anti penuaan,
fototerapi, antiseptik, vaksin, obat kanker kulit,
produk perawatan rambut, produk perawatan kuku, dan
sebagainya. Dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai teknologi nano, berbagai tipe partikel
nano, aplikasi teknologi nano, dan pertimbangan
keamanan partikel nano di bidang dermatologi dan
kosmetik.

SEMANGAT
BELAJAR
NANOTEKNOLOGI
Tahukah kamu!!
Tujuan Pembelajaran
Apa yang kalian ketahui
Mendeskripsikan konsep kimia hijau dalam tentang nanoteknologi?
peran nanoteknologi
1.Menerapkan konsep kimia hijau dalam
peran nanoteknologi Siapkan dirimu dalam
1.Membuat publikasi hasil observasi Pembelajaran
tentang peran nanoteknologi dalam
kehidupan sehari-hari Dalam Pembelajaran kita, nanti kita akan
Menceritakan perasaan yang dialami melalui tahapan pembelajaran yang meliputi:
setelah mengetahui nilai positif dari Engagement
peran nanoteknologi dalam kehidupan Exploration
sehari-hari Explanation
Mengajukan gagasan tentang peran Elaboration
nanoteknologi dalam kehidupan sehari- Evaluation
hari

Rencana
Pembangunan
PLTN di Indonesia
Gagasan membangun PLTN di Indonesia didasari oleh
pertimbangan bahwa sumber energi fosil yang selama ini
Matahari
menjadi penopang utama dalam pembangkitan listrik di
Indonesia mulai menipis. Peningkatan kebutuhan listrik dari
berbagai sektor mengalami peningkatan rata-rata yaitu
sekitar 7% per tahun akan sulit apabila hanya mengandalkan
pada bahan fosil. Tuntutan pemenuhan kebutuhan listrik dan
kualitas lingkungan yang bersih juga menjadi persyaratan
yang harus dipenuhi dalam pembnagkitan listrik di masa
Hasil studi adalah berupa rekomendasi lokasi terbaik untuk mendatang.
PLTN, yaitu Ujung Lemah Abang, Ujung Grenggengan dan Awal tahun 1970-an perencanaan secara serius pembangunan
Ujung Watu. Ketiga lokasi tersebut berada di wilayah PLTN telah dilakukan dengan pembentukan Komisi Persiapan
Kabupaten Jepara. Apabila seluruh kegiatan dari mulai Pembangunan PLTN (KP2PLTN). Tugas komisi ini adalah
persiapan dan pembangunan dapat dilaksanakan dengan melakukan kajian tentang hal-hal yang terkait dengan
lancar maka pada tahun 2005 PLTN unit pertama sudah
kemungkinan pembangunan PLTN di Indonesia. Hasil kerja
mulai beroperasi. Akan tetapi karena adanya krisis moneter
pada tahun 1997 yang diikuti dengan krisis politik, komisi diantaranya adalah menetapkan sekitar 14 lokasi yang
mengakibatkan keterpurukan di semua sektor termasuk diusulkan kepada pemerintah untuk dilakukan studi lebih
sektor kelistrikan. Akibatnya banyak industri yang berhenti lanjut sebagai calon tapak PLTN. Usulan tersebut kemudian
beroperasi dan menurunnya konsumsi terhadap listrik. ditindaklanjuti dengan kegiatan studi kelayakan oleh Badan
Hal yang mengejutkan terjadi yaitu setelah terjadinya krisis Tenaga Atom Nasional (sekarang menjadi Badan Tenaga
moneter permintaan terhadap listrik kembali meningkat Nuklir Nasional) bekerja sama dengan pemerintah Italia,
bahkan cenderung tinggi. Hasil studi menyimpulkan bahwa Amerika, Perancis dan International Atomic Agency (IAEA),
dari cadangan sumber energi yang ada terutama bahan yang dilakukan hingga tahun 1986. Kegiatan studi tentang
fosil, tidak akan dapat mencukupi kebutuhan listrik secara kelayakan introduksi PLTN di Indonesia, dari berbagai aspek
nasional hingga tahun 2025. Konsekuensinya adalah harus dilaksanakan pada awal tahun 1991 hingga 1996 bekerja sama
diupayakan penggunaan sumber energi lain termasuk dengan konsultan New JEC. Inc dari Jepang. Secara
penggunaan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) keseluruhan pemilihan lokasi PLTN akan ditinjau dari berbagai
untuk menutupi kekurangan tersebut. Yang termasuk energi
segi, yaitu dari hasil penilaian kelistrikan, prasarana
baru dan terbarukan diantaranya adalah energi matahari,
transportasi, tersedianya air, kegempaan, geologi, hidrologi,
angin, panas bumi, air, biodiesel dan tenaga nuklir.
kependudukan, lingkungan dan lain-lain.
ENGAGEMENT
Setelah kalian membaca bacakan tentang Rencana Pembangaunan PLTN di Indonesia.
Bagaimana Pendapat Kalain tentang itu!

Dampak Posistif pembangunan PLTN


Dampak Negatif pembangunan PLTN

Jika seseorang terlalu sering terpapar radiasi nuklir, maka dampaknya


bisa berbahaya. Ada berbagai dampak yang bisa ditimbulkan dari
paparan radiasi ini, mulai dari keracunan, gangguan tumbuh kembang,
kanker, hingga kematian.
Radiasi adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Radiasi dibagi menjadi dua jenis, yakni radiasi pengion
(radiasi dosis besar) dan radiasi non-pengion (radiasi dosis rendah).

DAMPAK NEGATIF
RADIASI
Tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak buruk terhadap kesehatan
tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Berikut ini
dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan:
1. Merusak sel-sel tubuh
Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak, sehingga menimbulkan
berbagai komplikasi. Bagian tubuh yang paling rentan mengalami kerusakan akibat paparan radiasi
nuklir dosis tinggi adalah lambung, usus, mulut, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah
di sumsum tulang. Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang akan mengakibatkan tubuh tak mampu
melawan infeksi atau penyakit. Saat hal ini terjadi, radiasi nuklir berisiko tinggi untuk merenggut
nyawa.
2. Meningkatkan risiko terkena kanker
Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang sering terpapar radiasi nuklir, terutama anak-anak
dan orang dewasa muda, berisiko besar terkena kanker. Beberapa penyakit kanker tersebut adalah
kanker darah, kanker paru-paru, kanker kulit, kanker tulang, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker
otak.
3. Mengganggu tumbuh kembang anak
Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otak
dan sarafnya. Paparan radiasi nuklir pada janin dapat menyebabkan bayi terlahir cacat, baik cacat
fisik maupun cacat mental.
4. Merusak jaringan kulit
Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Orang yang
terpapar radiasi nuklir dosis tinggi akan mengalami kulit terbakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit.
Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut dan
kebotakan permanen.
SOLUSI DARI DAMPAK
NEGATIF RADIASI
KERAMIK
UNTUK BAHAN BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT
(IMF)
Terdapat kecenderungan bahwa di masa depan plutonium dan
aktinida lain yang berumur panjang sebagai hasil samping
PLTN akan menimbulkan masalah. Untuk mengatasi hal ini
diperlukan bahan bakar reaktor daya yang lebih efisien. Salah
satunya adalah bahan bakar matriks inert (IMF). Bahan bakar
ini terdiri dari keramik yang inert (terhadap neutron) sebagai
matriks dan bahan fisil seperti uranium dioksida yang
terdispersi atau larut padat di dalam matriks sebagai bahan
bakarnya. Keramik matriks inert harus memenuhi syarat tertentu
di antaranya memiliki rapat massa tinggi, bertitik leleh tinggi
dan tidak mengalami perubahan fase selama penggunaannya
di dalam reaktor. Penelitian ini merupakan penelitian fase awal
dari pembuatan bahan bakar matriks inert. Pembuatan keramik
MgAl2O4 dari serbuk MgO dan Al2O3 diketahui tahan radiasi
neutron. rapat massa bahan bahan bakar matriks inert yang
tinggi berukuran nanopartikel maka keefektifan dampak
negatif dari keluarnya hasil samping berupa plutonium dan
aktinida proses radiasi bahan bahar matriks inert.

EXPLORATION
IMF efektif digunakan dengan ukuran nanopartikel pada aplikasi
nanoteknologi.

Apa yang kalian


tahu tentang
NANOTEKNOLOGI?
Selanjutnya, nanoteknologi berhubungan dengan memanipulasi atom dan
molekul untuk membuat produk berskala makro/ nano partikel.

Apa yang kalian ketahui tentang nanopaartikel?

Apa yang kalian ketahui tentang perbedaan nanopaartikel dengan


bulk partikel?
Pada pembuatan IMF dibuat dengan ukuran
nanpopartikel dengan menggunakan
metode tertentu. Salah satu IMF dengan
matrik inert berupa keramik maganesium
alumunium oksida (MgAl2O3) dibuat dari
serbuk MgO dan Al2O3 masing-masing
dengan komposisi 50:50 % mol (komposisi 1),
45:55 % mol (komposisi 2) dan 55:45 % mol
(komposisi 3) dicampur secara mekanik
dengan memakai alat gerus listrik (serbuk ini
dinamakan serbuk awal). Serbuk hasil
penggerusan dengan alat gerus listrik
kemudian digerus lagi hingga berukuran
nano meter menggunakan planetary ball
mil (HEM, high energy milling). Serbuk
awal dan yang digerus dengan HEM dipres
dengan tekanan sekitar 4 ton/cm2
membentuk pelet mentah. Pelet mentah
yang diperoleh kemudian disinter pada suhu
1500oC selama 2 Jam di dalam atmosfir
udara. Rapat massa pelet mentah dan hasil
sinter ditentukan melalui penimbangan dan
pengukuran dimensi. Struktur kristal pelet
sinter ditentukan dengan difraksi sinar-x
(XRD) dan parameter kisinya dihitung dari
data XRD tersebut. Hasil patahan pelet
sinter diamati dengan mikroskop elektron
(SEM, scanning electron microscope).

Pembuatan IMF maganesium alumunium oksida


(MgAl2O3) dengan menggunakan metode planetary
ball mil (HEM, high energy milling) dengan suhu
tinggi merupakan salah satu cara pembuatan
nanopartikel dengan metode FISIKA.

Sebutkan metode sintesis nanopartikel kimia dan


fisika?
Kalian dapat
mengekplorasi konsep
Keramik maganesium alumunium dengan mempelajari
bahan ajar berikut!
oksida (MgAl2O3)
dibuat dari serbuk MgO dan Al2O3.
Proses pembuatan keramik matriks
inert nanopartikel ini berarti
menggunakan pendekatan dengan
menggunakan Metode apa? Jelaskan!

Kalian bisa menja abnya di sini!

Proses pembuatan nanopartikel ini berarti menggunakan pendekatan dengan


menggunakan Metode Top Down dan Botton Up?

Metode Top Down

Metode Botton Up
Pendekatan dengan menggunakan Metode Top Down dan Botton Up ada
beberapa cara. Jelaskan!

Metode
Top Down

Metode
Botton Up
Sintesis nanopartikel selain menggunakan metode yang telah dijelaskan
sebelumnya, dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
Metode Pemanasan Sederhana
dalam Larutan Polimer

Metode Colloidal (Koloid)

Metode Polyol
Metode Spray
(Drying dan Pyrolysis)

Templating Method dan


Nanosphere Litography

EXPLANATION

Selanjutnya kalian dapat


mempresentasikan hasil diskusi
kalian difase engagement dan
exploration di depan kelas!
ELABORATION
Pada fase engagement, exploration dan
elaboration, kalian sudah mempelajari
aplikasi dari nanoteknologi pada
pembuatan KERAMIK UNTUK BAHAN
BAKAR NUKLIR MATRIKS INERT (IMF).
Ternyata apliaksi nanoteknologi sudah
banyak di kembangkan dan dimanfaatkan
dalam berbagai aspek.

Selanjutnya, jelaskan aplikasi nanoteknologi di aspek berikut!


Kalain juga dapat menjelaskan aplikasi nanoteknologi di aspek lain yang
belum ada pada kolom berikut!
Bagaimana Perasaan Kalian setelah mempelajari materi
Nanoteknologi! (pilih salah satu dengan memberikan centang pada
gambar dan jelaskan alasannya!)

Jelaskan Alasannya disini!

Senang

Biasa Saja

Sedih

Selanjutnya buat gagasan tentang peran nanoteknologi dalam kehidupan sehari-


hari dalam bentuk poster

Salam Sehat dan Bahagia


EVALUATION
Jelaskan konsep nanoteknologi yang kalian pahami?

Jelaskan perbedaan nanopartikel dengan bulk partikel?

Jelaskan perbedaan prinsip metode top down dan button up?

Jelaskan pembuatan nanopartikel secara metode colloidal?

Jelaskan pembuatan nanopartikel secara metode spray?

Jelaskan aplikasi nanopartikel dalam bidang dermatologi kosmetik?

Jelaskan aplikasi nanopartikel dalam bidang industri pertanian?

Ja ab di sini!
Lembar Observasi (Penilaian Diri)
Nama :
Kelas :

Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom taraf keyakinan yang sesuai untuk setiap peryataan berikut.
Kerjakanlah dengan penuh kejujuran!

Taraf Keyakinan
No Pernyataan
Ya Tidak
Sebagian besar unsur-unsur yang telah dikelompokan merupakan
1
ciptaan Tuhan yang terdapat di alam.
Tuhan mengaruniakan anugerah kepada manusia berupa akal
2
pikiran, sehingga manusia mampu mengelompokan unsur-unsur.
Dengan mempelajari perkembangan tabel periodik unsur, saya
3 menjadi sadar akan keagungan Tuhan
Saya selalu bersyukur atas pengelompokan unsur sehingga saya
4
dipermudah dalam mempelajari unsur-unsur.
Penemuan tabel periodik unsur adalah bentuk keterbatasan
5
kemampuan manusia dalam mempelajari ciptaan Tuhan.

Rubrik Penilaian diri


No. Nama Siswa Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Poin jika Ya = 1, Jika Tidak = 0

Keterangan
4 = Jumlah poin 5 (Sangat Baik)
3 = Jumlah poin 4 (Baik)
2 = Jumlah poin 3 (Cukup Baik)
1 = Jumlah poin < 3 (Kurang Baik)
Lembar Observasi (Penilaian Sikap)
Aspek yang Dinilai
No Nama
Kritis Kreatif Kolaboratif Komunikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rubrik Penilaian Sikap

Sikap Kriteria
Kritis • Interpretasi
• Analisis
• Evaluasi
• Inferensi
Kreatif • Kefasihan
• Fleksibilitas
• Kebaruan
Kolaboratif • Kerja sama kelompok
• Kerja sama antar kelompok
• Sinergi
• Empati
• Menghormati perspektif berbeda
• Adaptasi dalam peran tanggungjawab
Komunikatif • Ucapan/bahasa jelas (tidak bermakna ganda)
• Berbicara tegas, tidak berbelit-belit
• Santun dalam berkomunikasi
• Gestur tubuh sesuai dengan materi bahasan dan situasi kondisi
• Alur penyampaian gagasan sistematis (dari hal global ke hal yang spesifik)
• Komunikatif (menggunakan bahasa yang mudah dipahami)
Pedoman Pengisian Skor
4 : mencakup 3 kriteria 2 : mencakup 1 kriteria
3 : mencakup 2 kriteria 1 : tidak mencakup 3 kriteria
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik ( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik ( B ) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup ( C ) : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang ( D ) : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33


Lembar Penilaian Unjuk Kerja (Keterampilan Presentasi)
Aspek yang dinilai
Bertanya/
Kemampuan
No Nama Penguasaan Menjawab/
mempresentasikan
Isi Berpendapat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Rubrik Penilaian Keterampilan Presentasi


Aspek Kriteria
Penguasaan Isi Konsep/ide yang disajikan :
• Tepat sesuai dengan materi
• Benar dan sesuai dengan teori
• Jelas
Teknik Bertanya/Menjawab/ • Meminta Ijin terlebih dahulu
Berpendapat • Sesuai dengan materi
• Singkat namun jelas
Kemampuan Penyajian • intonasi yang tepat
• berbicara tidak bergantung pada catatan
• berinteraksi secara intensif dengan pendengar.

Pedoman Pengisian Skor


4 : mencakup 3 kriteria 2 : mencakup 1 kriteria
3 : mencakup 2 kriteria 1 : tidak mencakup 3 kriteria

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik ( B ) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup ( C ) : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang ( D ) : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33

Lembar Penilaian Produk Poster


Aspek yang dinilai
Tujuan
Isi/ teks Desain Gambar Penyampaian
No Kelompok
Pesan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rubrik Penilaian Produk Poster

Pedoman Pengisian Skor


4 : mencakup 3 kriteria 2 : mencakup 1 kriteria
3 : mencakup 2 kriteria 1 : tidak mencakup 3 kriteria

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik( A) : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik ( B ) : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup ( C ) : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang ( D ) : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
Lembar Penilaian Tes Tulis
Kisi Soal Tes Tulis
No Indikator Soal Jenjang Nomor Soal
Diberikan kalimat pemantik tentang C3 1, 2
nanoteknologi, siswa dapat
mengetahuitentang nanoteknologi
1.
Diberikan contoh tentang nanopartikel, C3 3,4
siswa dapat membedakan nanopartikel
dengan bulk partikel
2.

Diberikan gambar tentang nanopartikel C3 5, 6, 7


dari bulk partike dan atom/klaster,
siswa dapat membedakan metode dalam
3. sintesis nanopartikel

Siswa dapayt menjelaskan peran C3 8, 9


nanoteknologi dalam kehidupan sehari-
hari
4.

Siswa dapat membuat gagasan tentang C3 10


peran nanoteknologi
5.

Anda mungkin juga menyukai