PEDAGOGIK UMUM
Supriano
NIP 196208161991031001
KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
A. RASIONAL ...........................................................................................................3
B. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................4
C. CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN PENGAYAAN DAN REMEDI .. ........4
A. Rasional
Penyelesaian permasalahan pendidikan di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)
merupakan salah satu program prioritas, dalam hal ini membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya membangun pendidikan di daerah 3T.
Tahun 2019 ini Kemendikbud melaksanakan program peningkatan kompetensi guru daerah
khusus (Gurdasus) menjadi guru profesional melalui Pelatihan Guru Daerah Khusus (PGDK).
Peningkatan kompetesi guru menjadi guru profesional merupakan kewajiban pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam
kompetensi secara merata. Program PGDK diperuntukkan bagi guru yang berkualifikasi
S1/DIV dan telah mengabdi pada sekolah di daerah khusus sesuai dengankriteria menurut
Kepmendikbud Nomor 80 tahun 2017 tentang Penetapan Daerah Khusus Tahun 2017.
Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini berlaku pula untuk Gurdasus,
bahwa di samping harus memenuhi kualifikasi S1/DIV, juga harus memiliki sertifikat
pendidik yang diperoleh melalui PPG. Gurdasus yang telah mengabdi di daerah khusus
umumnya memiliki kendala dalam meningkatkan kompetensi dan keprofesionalannya yang
diperoleh melalui program PPG. Dikarenakan kondisi, tantangan, dan hambatan yang
dihadapi Gurdasus dalam mengikuti program PPG, maka perlu dilakukan kegiatan
prakondisi dalam bentuk PGDK untuk menyiapkan Gurdasus agar berhasil dalam
menyelesaikan program PPG. Berdasarkan Program PGDK 2018 diketahui bahwa program
ini sangat membantu Gurdasus dalam menghadapi PPG.
Untuk membantu peserta Program PGDK belajar, diperlukan bahan ajar. Bahan ajar ini
berisi tujuan belajar yang mengacu pada indikator Uji Pengetahuan PPG, uraian materi,
contoh soal dan pembahasan, latihan soal dan refleksi, serta soal try-out dan pembahasan.
Dengan cakupan materi ini diharapkan peserta Program PGDK dapat memperdalam konsep
kunci, berlatih soal-soal yang relevan, dan tumbuh kesiapan untuk mengikuti rangkaian
PPG.
Bab ini menyajikan uraian materi, contoh soal dan pembahasan. Soal yang
disusun mengacu pada kisi-kisi Uji Pengetahuan (UP) Uji Kompetensi Mahasiswa
Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) yang digunakan untuk mengukur hasil evaluasi akhir
para peserta PPG, khususnya kompetensi pedagogik umum.
Kompetensi pedagogik umum meliputi sub kompetensi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing
sub kompetensi dirumuskan kedalam capaian pembelajaran dan indikator esensial.
Berikut disajikan tujuan pembelajaran, uraian materi, contoh soal dan pembahasan.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati standar kompetensi lulusan peserta dapat merumuskan indikator
kompetensi dengan tepat
Uraian Materi:
Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas. kompetensi inti meliputi : a. kompetensi inti spiritual; b. kompetensi inti
sikap sosial; c. kompetensi inti pengetahuan; dan d. kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang
harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar
merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat
dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak
ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata
pelajaran tertentu.
Langkah-langkah penyusunan Indikator
Soal
1. a. Pada rancangan pembelajaran terdapat contoh kompetensi dasar yaitu
mengidentifikasi jenis, sifat, dan fungsi bahan alam dari tanaman untuk produk
karya seni rupa dan kriya, maka rumusan indikator yang bisa dikembangkan guru
pada tingkatan kognitif mencipta (C6) yang tepat, adalah….
A. Mengelompokan bahan alam dari tanaman pandan untuk produk karya seni
rupa
B. Menyebutkan fungsi tanaman pandan untuk produk karya seni rupa
C. Menjelaskan sifat tanaman pandan untuk produk karya seni rupa
D. Membedakan sifat tanaman pandan dengan tanaman suji untuk produk karya
seni rupa
E. Membuat produk karya sei rupa dari tanaman pandan
Soal
1. b. Pada rancangan pembelajaran terdapat contoh kompetensi dasar yaitu Menulis
kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar, maka
rumusan indikator yang bisa dikembangkan guru pada tingkatan kognitif
menganalisis (c4) adalah….
A. Mengetahui jenis-jenis dongeng yang pernah dibaca atau didengar
B. Membedakan jenis dongeng fabel, legenda, mite, sage dan parabel
C. Menguraikan dongeng fabel dengan Bahasa sendiri
Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan indikator kompetensi peserta dapat merumuskan capaian
pembelajaran (tujuan pembelajaran) dengan tepat
Uraian Materi:
Degree (D), dalam contoh perumusan indikator dan tujuan pembelajaran telah
tercakup unsur peserta didik, perilaku, dan kondisi. Tetapi, sebagai suatu indikator
pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dapat dijadikan petunjuk
dalam menilai keberhasilan dalam mencapai perilaku yang terdapat di dalamnya,
masih diperlukan jawaban terhadap pertanyaan berikut: “seberapa baik peserta didik
diharapkan menampilkan perilaku tsb? Untuk itu, diperlukan satu komponen terakhir
yang harus ada dalam indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran,
yaitu komponen Degree (D). Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam
mencapai perilaku tsb. Contoh degree sbb:
1) peserta didik diharapkan mengukur jari-jari lingkaran tabung kertas dengan
kebenaran 70%,
2) peserta didik diharapkan mengukur jari-jari silinder torak dengan tingkat
kesalahan 0,1 mm
Degree contoh 1), guru pada saat penilaian masih memberikan toleransi yang besar.
Dengan pertimbangan bahwa tabung yang terbuat dari kertas, pasti memiliki
kelenturan bahan, sehingga besar kemungkinan hasil pengukuran kurang tepat. Guru
lebih menekankan pada prosedur pengukuran yang benar.
Degree contoh 2), guru pada saat penilaian tidak memberikan toleransi kesalahan
pengukuran. Dengan pertimbangan torak (piston) terbuat dari bahan campuran
almunium, tembaga, silikon dan nikel agar piston tidak karat, kuat dengan temperatur
tinggi. Kesalahan pengukuran lebih dari 0,1 mm, akan menyebabkan torak (piston)
tidak dapat masuk silinder atau jika dapat masuk, daya kompresi berkurang.
Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu
perilaku yang dianggap dapat diterima. Di atas batas itu, berarti peserta didik belum
mencapai indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Keempat komponen rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran tersebut dapat dilakukan oleh guru (sebagai desainer pembelajaran)
yang telah memahami dan menghayati essensi sistem pembelajaran sebagai investasi
masa depan bangsa yang harus dipertanggung jawabkan akuntabilitas
keprofesiannya.
Soal
2. a. Pada sebuah rancangan pembelajaran (RPP) tertulis contoh rumusan indikator
kompetensi yaitu “Menjelaskan kondisi operasi sistem dan komponen perangkat
keras”, jika seorang pendidik akan menyusun menjadi tujuan pembelajaran maka
rumusan yang tepat adalah….
Soal
2.b. Pada RPP tertulis indikator pembelajaran menjelaskan perkembangan
perekonomian penduduk dari masa Hindu Budha, Islam, sampai dengan
kolonial Eropa, berikut ini kriteria keberhasilan yang tepat untuk mengukur
kemampuan siswa adalah….
A. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam sampai kolonial Eropa dengan rinci
B. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, dan kolonial Eropa dengan benar
C. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, 70% dengan jelas
D. siswa dapat menjelaskan perkembangan perekonomian dari masa Hindu,
Budha, Islam dengan jelas
Jawaban: A. Audience
Pembahasan
Rumusan tersebut belum lengkap karena belum menyebutkan secara jelas siapa
peserta/ audience pembelajaannnya.
Audience (A) adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam merumuskan indikator
dan tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta didik yang akan mengikuti
pelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan,
peserta dapat menetapkan materi pembelajaran yang diperlukan dengan tepat
Uraian Materi:
Pemilihan Jenis Materi
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran
adalah penentuan materi pokok. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar
dapat menunjang tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok materi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan
yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun
berdasarkan indicator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi
pokok tinggal disalin dari buku Mata Pelajaran. Sementara tugas para pengembang
silabus adalah memberikan jabaran/ materi pokok tersebut ke dalam uraian meteri
atau biasa disebut materi pembelajaran untuk memudahkan guru, sekaligus
memberikan arah serta cakupan materi pembelajarannya.
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, karenanya materi pokok dipilih
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok adalah:
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menetukan jenis materi yaitu;
Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir pokok bahasan/sub pokok bahasan sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Materi pembelajaran secara
lengkap dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Didik dapat dilampirkan.
Jenis Materi Indikator hasil belajar yang harus dikuasai siswa
Fakta Apabila siswa diminta untuk menyebutkan nama, kapan,
dimana suatu peristiwa terjadi
Konsep Apabila siswa diminta untuk mengemukakan definisi,
membedakan dua hal, mengklasifikasikan
Prosedur Apabila siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah
pemecahan suatu persoalan menurut prosedur tertentu
Prinsip Apabila siswa diminta untuk menjelaskan hubungan antar
berbagai konsep, sebab akibat
Keterampilan Apabila siswa diminta untuk membuat sesuatu
Aspek afektif Apabila siswa diminta memilih dan melakukan sikap tertentu
terhadap suatu kejadian
Aspek motorik Apabila siswa diminta untuk melakukan kegiatan
menggunakan anggota badan
Soal
3. a. Pada saat menyusun perencanaan pembelajaran pokok materi tentang Unggas,
Seorang Guru merumuskan tujuan pembelajaran agar siswa dapat mendefinisikan
hewan unggas, mengelompokan dan membedakan jenis-jenis unggas. Adapun
pilihan strategi pembelajaran untuk menjelaskan materi kepada siswa tersebut
Jawaban: D. Konsep
Pembahasan
Berikut merupakan tabel untuk mempermudah dalam menentukan jenis materi
Soal
3.b. Untuk mendukung ketercapaain kompetensi dasar, guru harus mengidentifikasi
materi pelajaran ketika menyusun RPP, seperti aktualitas, kedalaman, keluasan
materi pembelajaran. Berikut ini yang bukan bagian dari hal-hal yang
dipertimbangkan dalam mengidentifikasi materi adalah….
A. Potensi peserta didik
B. Relevansi dengan karakteristik daerah; dan
C. Struktur keilmuan
D. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik
E. Alat dan sumber bahan
Jawaban E
Pembahasan
Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan materi pokok
adalah:
Potensi peserta didik
Relevan dengan karakteristik daerah
Alat dan sumber bahan tidak termasuk pertimbangan dalam menentukan materi
Soal
3.c. Tujuan pembelajaran yang dituliskan direncanan pembelajaran yaitu siswa
diminta untuk menjelaskan hubungan antar berbagai konsep, sebab dan akibat,
jenis materi termasuk jenis….
A. Fakta
B. Prosedur
C. Keterampilan
D. Konsep
E. Prinsip
Jawaban: E. Prinsip
Pembahasan
Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan dan
materi yang ditentukan, peserta dapat menetapkan proses pembelajaran yang sesuai.
Uraian Materi:
Menetapkan Proses Pembelajaran (syntax)
Dalam menetapkan proses pembelajaran seorang guru harus memiliki kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, hal ini yang biasa disebut sebagai model pembelajaran. Model
pembelajaran dapat berfungsi atau bermanfaat sebagai pedoman bagi para
Soal
4. a. Perencanaan pembelajaran yang menenkankan pada proses keterlibatan
peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
dihubungkan dengan situasi kehidupan sehari-hari sehingga mendorong peserta
didik dapat menerapkan dalam kehidupan mereka, pilihan strategi pembelajaran
yang tepat yaitu….
A. Kooperatif
B. Inkuiri
C. Problem solving
D. Discovery
E. Kontekstual
Jawaban: E. Kontekstual
Pembahasan
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
mengaitkan antara materi yang diajarkan-nya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Soal
4.b. Pak Edi selaku guru SMK merasa peserta didiknya kurang kreatif, kurang mandiri,
kurang percaya diri, dan kurang bertanggungjawab. Tujuan pembelajarannya
adalah peserta didik mampu menghasilkan produk kreatif untuk mengatasi
pemanasan global. Kegiatan pembelajaran yang paling sesuai adalah….
A. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
B. Pembelajaran berbasis inkuiri
C. Pembelajaran berbasis proyek
D. Melaksanakan diskusi terfokus
E. Melakukan demonstrasi
Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) yang telah dirumuskan
dan materi yang ditentukan, peserta dapat menetapkan sumber belajar/media
pembelajaran yang diperlukan.
Uraian Materi:
Media Pembelajaran
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara. Dalam proses
komunikasi pembelajaran, media hanyalah satu dari empat komponen yang harus
ada. Komponen tersebut, yaitu : sumber pesan, media pembelajaran, metode
pembelajaran, dan penerima pesan. Seandainya satu dari keempat komponen
tersebut tidak ada, maka komunikasi pembelajaran tidak optimal. Media pembelajaran
harus diimplementasikan secara simultan bersama metode pembelajaran oleh sumber
pesan (guru), sehingga sumber pesan (materi ajar) dapat diterima oleh penerima
pesan (peserta didik) secara efisien dan efektif.
Dalam pembelajaran (instructional), sumber pesan dapat berupa sumber
belajar, antara lain: guru, instruktur, bahan ajar terprogram (multimedia), lingkungan
belajar dan sebagainya. Penerima pesan ,antara lain: siswa, peserta didik, karya
siswa, atau peserta diklat.
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (atau informasi) yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran (Schramm,1977). Briggs (1977)
mendifinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi /
materi pembelajaran. Gagne (1990) mengartikan media pembelajaran sebagai jenis
komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk
belajar. Arief S. Sadiman (1986) menyampaikan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta
didik agar terjadi proses belajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, optimalisasi penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan guru dalam
Soal
5.a. Saat merancang pembelajaran seorang guru ingin menyederhanakan
konsep/prinsip /hukum yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian
pesan secara tertulis, media apa yang paling tepat dipilih oleh guru tersebut....
A. Bagan
B. APE (Alat Permaian Edukadif)
C. Flip Chart
D. Foto
E. Gambar
Jawaban: A. Bagan
Pembahasan
Bagan/chart
Seperti halnya media grafis yang lain, fungsinya yang pokok adalah menyajikan
ide-ide atau konsep yang sulit disampaikan secara tertulis atau secara.
Syarat bagan yang baik, adalah:
Dapat dimengerti anak
Sederhana dan lugas, tidak rumit dan berbelit-belit
Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap termasa juga tidak kehilangan
daya tarik.
Contoh: bagan organisasi, bagan alur siklus air
Soal
5.b. Pak Hasan menemukan video animasi sangat menarik karena di dalamnya
memuat tokoh-tokoh kartun yang disukai anak-anak. Pak Hasan
menggunakannya untuk memotivasi peserta didik yang sering mengantuk waktu
mengikuti pelajaran. Anak-anak terlihat antusias dan senang mengikuti
pelajaran. Namun, ketika dilakukan evaluasi hasil belajar banyak jawaban yang
tidak sesuai karena anak-anak lebih memahami tokoh-tokoh kartun dibanding
pesan pembelajarannya. Pak Hasan perlu meningkatkan kompetensinya dalam
hal……
A. Penguasaan metode pembelajaran disesuaikan jenis media
B. Memilih jenis media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
C. Memilih kualitas media sesuai karakteristik peserta didik
D. Strategi dalam memanfaatkan media
E. Cara penilaian keaktifan peserta didik selama berinteraksi dengan media
Jawaban: D. Strategi dalam memanfaatkan media
Pembahasan
Guru perlu selektif dalam menentukan strategi mengintegrasikan media pembelajaran
dan sumber belajar ke dalam pembelajaran. Media yang baik juga harus didukung
dengan strategi pemanfaatan yang tepat.
Kriteria pemilihan media:
Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan capaian pembelajaran (tujuan pembelajaran) dan proses pembelajaran
yang telah ditentukan, peserta dapat menetapkan jenis evaluasi yang tepat
Uraian materi:
Jenis Evaluasi
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan
1. Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan- kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
4. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan
meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan belajar siswa.
Jenis evaluasi berdasarkan sasaran
Batasan Evaluasi
Salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan suatu program, baik dalam skala mikro maupun dalam skala makro,
adalah evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai
suatu program yang di dalamnya ada unsur pembuatan keputusan. Evaluasi pada
dasarnya merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
melalui suatu pengukuran, yang selanjutnya data dianalisis dan hasil analisis data
tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan berbagai alternatif keputusan atau
kebijakan yang relevan.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati silabus, peserta dapat menganalisis keterkaitan antar komponen
silabus
Uraian Materi:
Keterkaitan antar komponen Silabus dan RPP
Silabus adalah rencana pembelajar pada suatu kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajar, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian
Pengembang Silabus
a) Pengembangan silabus pada tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.
b) Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat daerah dilakukan oleh:
(1) Tim Pengembangan Kurikulum provinsi untuk wilayah provinsi.
Soal
7.a. Seorang Guru mencari materi dan media dari internet saat menyusun rencana
pembelajaran (RPP), materi dan media tersebut akan disampaikan pada proses
pembelajaran dengan maksud agar siswa tidak mengalami kesulitan memahami
pelajaran. Langkah apa yang harus dilakukan oleh seorang Guru saat memilih
materi pelajaran….
A. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
B. Menganalisis potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristik daerah;
dan struktur keilmuan
C. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spritual peserta didik
D. Melihat kebermanfaatan bagi peserta didik; aktualitas, kedalaman, dan
keluasan materi pembelajaran
E. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, alat dan
sumber bahan, dan alokasi waktu
Jawaban: A. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
Pembahasan
Langkah-langkah dalam memilih materi pelajaran
Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam kompetensi inti,
kompetensi dasar, dan indikator
Mengidentifikasi jenis-jenis materi pelajaran
Memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan KD dan
indikator pencapaian
Memilih sumber materi pelajaran
Sementara
Potensi peserta didik, relevansi dengan karakteristik daerah, dan struktur
keilmuan
Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik
Kebermanfaatan bagi peserta didik, aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pembelajaran
Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan, alat dan
sumber bahan, dan alokasi waktu
Bukan termasuk langkah-langkah memilih materi tetapi prinsip dalam memilih materi
Soal
7.b. Tujuan pembelajaran yang tercantum di RPP yaitu siswa diberikan pengalaman
langsung tentang peristiwa yang terjadi di pasar tradisional. Maka metode
pembelajaran yang tepat dipilih oleh guru adalah…
A. Metode eksperimen
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati silabus yang telah ditentukan, peserta dapat menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan tepat
Uraian materi:
Rencana Pelasanaan Pembelajaran
Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan
menengah menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan
atau lebih. Dalam Permendikbud No 22 tahun 2016, secara tegas menjelaskan
komponen minimal RPP terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema, mencakup: 1) kelas/semester,
2) materi pokok, dan 3) alokasi waktu ditentukan berdasarkan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar, dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat memberikan pilihan pemecahan masalah
pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan potensi siswa.
Uraian Materi:
Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat memberikan pilihan pemecahan masalah
pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan karakter siswa.
Uraian Materi:
Strategi pembelajaran yang mengakomodasi kecerdasan majemuk siswa bisa
dilakukan dengan cara – cara berikut;
Pembelajaran logis matematis di sekolah dapat dikembangkan melalui beberapa
strategi seperti berikut ini:
1. Menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari, kemudian dipecahkan dengan
bantuan pemikiran matematis dengan mengatur waktu penyelesaian dengan
tepat dan efektif.
2. Merencanakan suatu eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah yang
diawali dengan mengungkapkan masalah, membuat hipotesis, melakukan
percobaan, menafsirkan data, dan menarik kesimpulan.
3. Membuat diagram venn untuk mempolakan masalah agar mudah membangun
pengertian sehingga mudah dipecahkan.
4. Membuat analogi untuk menjelaskan sesuatu sehingga mudah dipahami,
misalnya menjelaskan tentang peristiwa erosi diwujudkan dengan analogi
menumpahkan air pada kepala yang tidak berambut, air akan cepat mengalir ke
badan.
5. Menggunakan ketrampilan berpikir dari tingkat rendah hingga berpikir tingkat
tinggi untuk menyelesaikan masalah.
Soal
10.a. Di sekolah seorang guru menuliskan beberapa aturan seperti dilarang menginjak
rumput dan mencoret-coret meja hal ini merupakan pembiasaan kepada peserta
didik agar berkembang kecerdasan….
A. Naturalis
B. Kinestetis
C. Visual spasial
D. Verbal linguistic
E. Logis matematis
Jawaban: A. Naturalis
Pembahasan
Pembelajaran di kelas yang mengembangkan kecerdasan naturalis adalah;
1. Jalan–jalan di alam terbuka
Cara ini untuk menguatkan materi yang akan dipelajari untuk semua mata
pelajaran, misalnya untuk melukiskan perjuangan pahlawan, mempelajari
pertumbuhan dan cuaca.
2. Melihat keluar jendela
Untuk mengurangi kebosanan peserta didik di kelas, metode ini dapat dilakukan
oleh guru dengan observasi diluar kelas, melakukan pengamatan, dan mencatatat
hasilnya.
3. Ekostudi
Strategi ini mengintegrasikan kepedulian peserta didik pada kelangsungan bumi
untuk semua mata pelajaran, misal; tidak menginjak rumput, tidak membuang
sampah sembarangan.
Soal
10.b. Peserta didik diminta untuk membuat dugaaan pada populasi hewan langka
yang semakin sedikit hal ini termasuk kegiatan untuk mengembangkan
kecerdasan….
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan pilihan
jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek sikap
Uraian Materi:
Penilaian Otentik
Penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar
peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Makna otentik adalah kondisi
yang sesungguhnya berkaitan dengan kemampuan peserta didik. Dalam kaitan ini,
peserta didik dilibatkan secara aktif dan realisitis dalam menilai kemampuan atau
prestasi mereka sendiri. Dengan demikian, pada penilaian otentik lebih ditekankan
pada proses belajar yang disesuaikan dengan situasi dan keadaan sebenarnya, baik
itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan
untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan
dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian
otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek
kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik.
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peserta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala
penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian
ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan
sebagai penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok.
Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi
berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun
secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama
antara antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-
fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah
Soal
Soal
11.c. Penilaian otentik pada hakekatnya berbeda dengan penilaian tradisional yang
bisa dilakukan oleh pendidik di kelas. Salah satu karakteristik penilaian otentik
pada aspek sikap adalah….
A. Peserta didik mampu menghargai pekerjaaan teman sekelasnya
B. Peserta didik mampu mempraktekan semua materi yang diajarkan
Jawaban: A. Peserta didik diminta untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari
Pembahasan
Peniaian otentik memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan penilaian
tradisional. Beberapa karakteristik tersebut adalah:
Penilaian otentik dapat digunakan untuk keperluan penilaian yang bersifat formatif
atau sumatif.
Penilaian otentik tidak digunakan semata untuk pengetahuan saja tetapi juga
menyangkut aspek sikap dan kinerja.
Penilaian otentik dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga dapat
mengukur perkembangan kemampuan peserta didik.
Penilaian otentik dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk pengembangan
kompetensi pesertadidik secara komprehensif.
Pada aspek sikap meliputi menerima, menanggapi, menilai, mengelola dan
menghayati.
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan pilihan
jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek pengetahuan
Uraian materi:
Lingkup Penilaian Otentik Aspek Pengetahuan
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sering disebut sebagai penilaian unjuk kerja (performance
assessment). Bentuk penilaian ini digunakan untuk mengukur status kemampuan
belajar peserta didik berdasarkan hasil kerja dari suatu tugas. Pada penilaian kinerja
peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan tugas belajar tertentu dengan
maksud agar peerta didik mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Instrumen yang dapat digunakan untuk merekam hasil belajar pada
penilaian kinerja ini antara lain: daftar cek (check list), catatan anekdot/narasi, skala
penilaian (rating scale).
Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah bentuk penilaian yang diwujudkan
dalam bentuk pemberian tugas kepada peserta didik secara berkelompok. Penilaian
ini difokuskan pada penilaian terhadap tugas belajar yang harus diselesaikan oleh
peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat juga dikatakan
sebagai penilaian berbentuk penugasan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik menghasilkan karya tertentu yang dilakukan secara berkelompok.
Dengan menggunakan penilaian proyek pendidik dapat memperoleh informasi
berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam hal pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, sintesis informasi atau data, sampai dengan pemaknaan atau penyimpulan.
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu penilaian otentik yang dikenakan pada
sekumpulan karya peserta didik yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu. Karya-karya ini berkaitan dengan mata pelajaran dan disusun
secara sistematis dan terogansir. Proses penilaian portofolio dilakukan secara bersama
antara antara peserta didik dan guru. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan fakta-
fakta peserta didik dan proses bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh sebagai salah
Tujuan Pembelajaran
Dengan mencermati RPP dan proses pembelajaran, peserta dapat memberikan
pilihan jenis penilaian otentik-holistik terhadap aspek keterampilan
Uraian materi:
Penilaian Kinerja
Secara umum tes dapat dipilahkan kedalam bentuk tes penampilan atau unjuk
kerja (performance test), tes lisan, dan tes tulis. Tes penampilan adalah tes dalam
bentuk tindakan atau unjuk kerja untuk mengukur seberapajauh seseorang dapat
melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan standar atau kriteria yang
ditetapkan. Misalnya tes keterampilan dalam mengoperasikan alat atau peralatan
Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat menganalisis hasil penilaian pembelajaran
Uraian Materi:
Menganalisis hasil penilaian
Jawaban: C. Membedakan kelompok yang pandai dan kelompok yang kurang pandai
Pembahasan
Daya beda butir soal adalah indeks yang menggambarkan tingkat kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan kelompok yang pandai dari kelompok yang kurang
pandai. Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes.
Soal
14.b. Alternatif pilihan jawaban salah atau pengecoh (distractor) dalam suatu butir
soal pilihan ganda dikatakan baik jika …
A. Jawaban pengecoh mengarahkan peserta tes untuk memilih jawaban yang
benar
B. Jawaban pengecoh tidak terkait dengan materi pertanyaan
C. Jawaban pengecoh disusun dengan kalimat yang sulit dipahami
D. Setidaknya 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut
E. Tidak satupun peserta tes yang memilih jawaban pengecoh.
Jawaban: B. Setidaknya 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut
Pembahasan
Alternatif pilihan jawaban yang salah sering disebut dengan istilah pengecoh
(distractor). Alternatif pilihan jawaban dalam suatu butir soal dikatakan berfungsi jika
semua pilihan jawaban tersebut dipilih oleh peserta tes dengan kondisi dimana
jawaban yang benar lebih dipilih dari pada alternatif pilihan jawaban yang lain.
Pengecoh berfungsi jika paling sedikit 5% dari peserta tes memilih jawaban tersebut.
Soal
Tujuan Pembelajaran
Melalui paparan kasus, peserta dapat menentukan tindak lanjut hasil penilaian
pembelajaran
Uraian Materi:
Analisis secara teoritis adalah telaah soal yang difokuskan pada aspek materi,
konstruksi, dan bahasa. Penelaahan kualitas soal bentuk obyektif pada aspek materi
dimaksudkan untuk mengetahui apakah materi yang diujikan sudah sesuai dengan
kompetensi atau hasil belajar yang ditetapkan, dan apakah materi soal sudah sesuai
dengan tingkat atau jenjang kemampuan berpikir peserta tes, serta apakah kunci
jawaban sudah sesuai dengan isi pokok soal. Telaah kualitas soal pada aspek
konstruksi dimaksudkan untuk mengetahui teknik penulisan butir-butir soal sudah
merujuk pada kaidah-kaidah penulisan soal yang baik. Pada aspek bahasa, telaah soal
dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan cukup jelas dan
mudah dimengerti, tidak menimbulkan multi interpretasi, serta sesuai dengan kaidah
penggunaan bahasa yang berlaku.
Secara teoritis, kualitas soal tes bentuk objektif dapat ditelaah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
Butir harus sesuai dengan indicator yang ditetapkan
Hanya ada satu jawaban yang benar
Pengecoh homogin, dan berfungsi
Kelebihan tes bentuk obyektif
Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah
diajarkan (representatif)
Tingkat validitas isi relatif tinggi
Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif
Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak
berkaitan dengan pertanyaan
Informasi hasil tes dapat lebih cepat
Tingkat reliabilitas tinggi
Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas
Kelemahan tes obyektif
Soal
15.a. Sebagian siswa mengalami kesulitan menjawab soal tes pilihan ganda yang
disusun oleh guru hal tersebut disebabkan materi dalam soal sebagian belum
dipelajari oleh siswa, karena materi tersebut seharusnya diberikan pada
pertemuan berikutnya. Hal yang seharusnya dilakukan guru dalam menyusun
soal tes pilihan ganda pada aspek materi yaitu….
A. Butir Soal harus sesuai dengan indikator
B. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas
C. Menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti Panjang
rumusan pilihan jawaban relatif sama
D. Butir tes tidak tergantung pada jawaban sebelumnya
b. Soal-Soal Latihan
1. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dengan mengintegrasikan teknologi merupakan kompetensi inti
pedagogik pada aspek…
A. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik
B. Penguasaan pada teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
C. Pengembangan kurikulum
D. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik
E. berkomunikasi pada peserta didik
2. Teori ini memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan antara
rangsangan dari luar (stimulus) dan balasan dari siswa (response) yang dapat diamati.
Semakin sering hubungan (bond) antara rangsangan dan balasan terjadi, maka akan
semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Teori belajar yang dimaksud
adalah….
A. Behaviorisme
B. Kognitif
C. Humanistik
D. Sibernetik
E. Kontruktivisme
3. Di dalam proses pembelajaran, para siswa dihadapkan dengan situasi di mana ia bebas
untuk mengumpulkan data, membuat dugaan (hipotesis), mencoba-coba (trial and
error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasi atau menyusun
rumus beserta bentuk umum, membuktikan benar tidaknya dugaannya itu. Hal ini
merupakan penerapan teori belajar….
A. Sibernetik
B. Kognitif
C. Humannistik
D. Behaviorisme
E. Konstruktivisme
4. Seorang guru yang mengembangkan tujuan pembelajaran untuk menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensinya dimuat dalam....
A. Silabus
B. RPP
C. Silabus dan RPP
D. SKL
E. Lembar penilaian
A. Umpan Balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat pada bagian akhir
pedoman ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi pada buku pedoman ini.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan = X 100%
n
Keterangan :
n = banyaknya soal
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 – 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 – 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan materi pada buku pedoman selanjunya. Selamat untuk Anda ! Tetapi apabila
tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mempelajari kembali materi
yang ada pada buku pedoman ini terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Bahan ajar ini merupakan alat bantu belajar bagi peserta PPG-PGDK untuk
mempersiapkan diri mengikuti program PPG. Materi yang termuat dalam bahan ajar ini
dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi UKMPPG yang telah dikembangkan Tim UP Pusat.
Dengan mempelajari dan memahami materi, contoh soal, dan pembahasan dalam bahan
ajar ini serta rajin berlatih mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh maka
peserta PPG-PGDK diharapkan lebih siap mengikuti PPG.
Bahan ajar ini bukan merupakan sumber belajar utama untuk mempersiapkan PPG
sehingga diharapkan peserta PPG-PGDK lebih aktif mempelajari dan memperkaya
penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik melalui sumber belajar lainnya baik
secara mandiri maupun bersama-sama dengan para teman sejawat dalam rumpun mata
pelajaran. Bahan ajar ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi peserta PPG-PGDK
tentang konsep yang esensial (kompetensi professional dan pedagogik) dalam
mempersiapkan diri mengikuti PPG. Semoga bahan ajar ini dapat digunakan sebagai salah
satu sumber ajar untuk menambah wawasan dan kompetensi professional serta pedagogik
dalam rangka mewujudkan guru yang professional.
Anitah, S. W., dkk. (2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Anita Lie. (2008). Cooperative learning: Mempraktikkan cooperative learning di
ruang-ruang kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arief S. Sadiman, dkk. (1986). Seri PustakaTeknologi Pendidikan No.6 Media
Pendidikan. Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.Jakarta : CV
Rajawali.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution. (2005). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat
Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT). Dirjen Dikti, Depdiknas.
Atwi Suparman (2014). Desain Instruksional Modern: Panduan Para Pengajar dan
Inovator Pendidkan, Edisi Keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gerlach dan Ely. (1971). Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition,
by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright
1980 by Pearson Education.
Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning (2nd Ed.). Boston. Allun and Bacon.
Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik & Model Pembelajaran K-13. Jurnal Pendidikan
Profesional, Volume 5, No. 3, Desember 2016.
Sudji Munadi. 2017. Asesmen Pembelajaran Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
Walvoord, B.E. (2012). Assessmen Clear and Simple: A Practical Guide for
Institutions, Departements, and General Education. Second Edition. San
Fransisco, CA: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
No Jawaban No Jawaban
1 B 16 B
2 A 17 A
3 E 18 C
4 B 19 A
5 A 20 A
6 C 21 D
7 D 22 E
8 E 23 A
9 B 24 D
10 D 25 E
11 C 26 B
12 D 27 C
13 C 28 D
14 A 29 D
15 E 30 A