0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
193 tayangan1 halaman
Teks ini berisi refleksi penulis selama mengikuti Program Pendidikan Guru Prakarsa Jabatan (PPG) di Universitas Negeri Medan. Penulis menceritakan tantangan yang dialaminya dalam mengatur waktu antara kegiatan workshop, tugas, dan program asrama. Namun penulis juga merasa bersyukur karena banyak memperoleh manfaat, terutama mengenai pentingnya keprofesionalan bagi seorang guru. Penulis bertekad untuk menjalankan tug
Teks ini berisi refleksi penulis selama mengikuti Program Pendidikan Guru Prakarsa Jabatan (PPG) di Universitas Negeri Medan. Penulis menceritakan tantangan yang dialaminya dalam mengatur waktu antara kegiatan workshop, tugas, dan program asrama. Namun penulis juga merasa bersyukur karena banyak memperoleh manfaat, terutama mengenai pentingnya keprofesionalan bagi seorang guru. Penulis bertekad untuk menjalankan tug
Teks ini berisi refleksi penulis selama mengikuti Program Pendidikan Guru Prakarsa Jabatan (PPG) di Universitas Negeri Medan. Penulis menceritakan tantangan yang dialaminya dalam mengatur waktu antara kegiatan workshop, tugas, dan program asrama. Namun penulis juga merasa bersyukur karena banyak memperoleh manfaat, terutama mengenai pentingnya keprofesionalan bagi seorang guru. Penulis bertekad untuk menjalankan tug
Perkenalkan, nama saya Chrishna Hotpita Deviyanti Sianturi, S.Pd.
Saya dari jurusan Bahasa Inggris dan merupakan alumni dari Universitas Negeri Medan. Saya stambuk 2012 dan wisuda tahun lalu, Mei 2017. Awal saya mengikuti ujian PPG pada bulan Mei tahun lalu tidak lama setelah saya wisuda. Saya mengikuti serangkaian ujian dan sampai tahap akhir wawancara. Bulan Februari kami masuk workshop SSP pertama. Akhirnya saya memulai lagi belajar dari awal, belum lagi beradaptasi dengan teman baru dan suasana baru. Dan untung saja, saya ditempatkan ditengah-tengah orang yang baik dan lucu-lucu. Workshop SSP 1 dimulai dari cara membuat RPP, Bahan ajar, Media, LKPD, dan Evaluasi. Semua itu tidak lepas dari bimbingan para instruktur yang hebat. Dan begitu selanjutnya workshop SSP 2, SSP 3, SSP 4, SSP 5, dan SSP 6. Banyak tantangan yang saya hadapi, baik dari segi kesabaran dan manajemen waktu. Bukan hanya soal workshop di kampus, tapi masih ada kegiatan asrama bersama SM3T untuk penilaian sosial dan kemasyarakatan. Bukan hal yang mudah bagi kami untuk bisa membagi waktu ditengah-tengah kesibukan workshop, tugas, dan untuk program asrama. Selain itu setiap sabtu kami harus mengikuti senam dan belum lagi acara yang lain. Dari hal ini saya merefleksikan diri bagaimana untuk bisa mengatur waktu dengan baik, bagaimana belajar menjadi pribadi yang lebih sabar, harus lebih profesional, dan harus konsisten mengikuti setiap program yang sudah ditetapkan. Karena bagaimana pun juga itu semua untuk kebaikan kami. Memang masih banyak kekurangan saya selama mengikuti program ini, banyak mengeluh sehingga kelihatan kurang bersyukur. Tetapi terlepas dari itu semua, saya sangat bersyukur bisa lulus dan mengikuti program PPG ini. Begitu banyak manfaat yang saya dapatkan. Jika selama ini dalam pikiran saya mengajar dan mendidik itu mudah, ternyata tidak. Diperlukan keprofesionalan dan keikhlasan dari dalam diri. Saya betul- betul ditempah bagaimana menjadi calon guru yang sesungguhnya. Jadi selama saya masih muda dan mampu, saya akan menjalankannya dengan sepenuh hati.