Anda di halaman 1dari 4

Pada bulan Oktober tahun 2020 lalu, sebelum saya dipindah tugaskan di sekolah saya saat ini SMP

N 1 Randublatung,
saya menjadi ketua panitia program bantuan SMK Center of Excelence di SMK saya dulu. Program bantuan tersebut
memiliki sasaran untuk membangun gedung laboratorium dan peningkatan kualitas guru maupun program sekolah SMK
sebagai pusat keunggulan. Hambatan yang saya alami sebagai ketua panitia pada saat itu adalah:

1. Ketika memiliki tim yang tidak komitmen, artinya tidak bisa menyelesaikan tugas sesuai deadline yang telah
ditentukan. Disini saya harus mencari solusi agar semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu.

2. Ketika melakukan rapat bersama tim, lalu ada salah satu anggota yang kurang setuju dengan hasil keputusan bersama.
Tentunta disitu saya harus mengambil sikap agar semua tim dapat bekerja secara nyaman dan kondusif. Terkadang saya
harus menjaga tutur kata demi menjaga perasaan semua tim agar mereka tetap kompak dalam bekerjasama.

Kerja sama merupakan proses sosial di mana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai
tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Dalam bekerja sama
tentunya tidak selamanya berjalan lancar karena akan terdapat perbedaan pendapat antar anggota tim, dan juga
perbedaan karakter maupun etos kerja. Pengalaman selama saya tergabung dalam sebuah kepanitiaan atau kerja tim
dilingkungan kerja saya, beberapa kendala yang pernah saya hadapi antara lain:

1. Ketika memiliki tim yang tidak komitmen, artinya tidak bisa menyelesaikan tugas sesuai deadline yang telah
ditentukan. Disini saya harus mencari solusi agar semua pekerjaan dapat selesai tepat waktu.

2. Ketika melakukan rapat bersama tim, lalu ada salah satu anggota yang kurang setuju dengan hasil keputusan bersama.
Tentunta disitu saya harus mengambil sikap agar semua tim dapat bekerja secara nyaman dan kondusif. Terkadang saya
harus menjaga tutur kata demi menjaga perasaan semua tim agar mereka tetap kompak dalam bekerjasama.

3. Rekan kerja saya menggantungkan diri pada saya untuk menyelesaiakn seluruh bagian tugasnya. Dimana rekan
tersebut kategori rekan senior, sehingga saya kurang berani menolak permintaanya.

Bekerja dengan rekan satu tim tidaklah selalu menyenangkan. Secocok apa pun kita dengan teman-teman, akan selalu
ada masa ketika pendapat setiap orang bisa berbeda. Ada juga kalanya salah seorang dari rekan kerja kita sedang
mengalami masalah, sehingga kinerjanya menurun. Agar pekerjaan bisa selesai dan hubungan tetap baik setiap hari kita
perlu menjaga irama kerja bersama-sama. Dan seperti halnya mobil yang perlu rutin diperiksa, kita juga perlu selalu
memerhatikan rekan kerja dalam satu tim agar konsistensi dalam bekerja sama tetap terjaga. Dalam menjaga komitmen
kerja tim dalam sebuah kerjasama biasanya saya melakukan ha-hal sebagai berikut:

1. Berkomiten/ memiliki komitmen yang sama dalam kerja tim

Setiap anggota tim perlu memiliki komitmen yang sama, untuk mencapai misi pekerjaan. Ketika sebuah tim sepakat
memiliki komitmen yang sama dalam mewujudkan visi dan misi organisasi maka dalam melaksanakan tugas masing-
masing akan terasa ringan dan menyenangkan.

2. Menjalin komunikasi yang baik dalam tim

sebuah tim tidak akan bisa bekerja optimal jika tidak ada komunikasi yang baik. Untuk itu, kita perlu memastikan bahwa
hubungan antar rekan-rekan didasari oleh komunikasi yang tulus dan jujur.

3. Membangun rasa saling percaya dengan rekan dalam tim

Rasa percaya dalam tim dapat membuat sesama rekan lebih leluasa dalam berkembang. Jadi, hindari memperlakukan
anggota tim seperti anak-anak yang butuh pengawasan konstan.

Bila seorang pemimpin terus-menerus mengawasi dan mengontrol pekerjanya, tidak heran bila karyawan malah
kehilangan keefektifannya dalam bekerja. Kecenderungan untuk melakukan tugas hanya demi menyenangkan atasan
juga akan muncul.

Kebiasaan tersebut akan menghalangi pekerja dalam mengerahkan kemampuannya secara maksimal.

4.Memberikan tujuan dan aturan yang jelas

5. Memperjelas peran dari masing-masing karyawan dan alur kerja

6. Memberikan penghargaan bagi setiap pencapaian rekan

7. Saling memotivasi antar rekan


Ketika berbagai upaya membangun kerjasama tim saya lakukan maka hasil yang saya dapatkan adalah:

1. Tim dapat memerankan tugasnya secara maksimal.

2. Anggota tim dapat bekerja dengan bersemangat, penuh tanggung jawab, dan rasa nyaman.

3. Tim menjadi kompak dan solid sehingga hubungan kerja terjalin secara menyenangkan.

4. Job description masing-masing anggota jelas sehingga bisa dikerjakan dengan mudah dan cepat.

5. Semua pekerjaan dalam tim akan terselesaikan sesuai deadline.

6. Tujuan dari kerja tim yang telah di programkan tercapai secara maksimal.

Sebagai seorang pendidik saya ingin menjadi orang yang dinamis, selalu mengikuti perkembangan pendidikan, teknologi,
dan kurikulum yang ada di Indonesia. Hal ini saya lakukan supaya saya bisa menjadi tenaga pendidik yang profesional
dan senantiasa meng up grade kompetensi saya. Dengan adanya program guru penggerak ini saya ingin belajar dan terus
belajar bersama tenaga pendidik lainnya yang lolos dalam CGP. Saya berharap diangkatan 9 ini bisa lolos CGP. Untuk itu
saya senantiasa mengasah kemampuan saya dengan mengikuti beberapa pelatihan di PMM dan juga portal guru belajar
dan berbagi yang ada pada SIM PKB.

Saya adalah tenaga pendidik di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sebagai seorang pendidik tentu saya
menguasai kompetensi dibidang mata pelajaran yang saya ajar yaitu Bahasa Inggris dan kompetensi mengelola kelas
(pedagogik). Selain itu saya memiliki kemampuan dalam hal berkomunikasi, berkolaborasi, bekerjasama dengan rekan
sejawat. Hal ini terbukti dalam beberapa event kegiatan disekolah seperti ketika ada event ujian sekolah atau tes
semester, Penerimaan Peserta Didik Baru atau acara sekolah lainya dimana saya sering terlibat dalam kepanitiaan.
Dalam hal berkomunikasi saya cukup berani dan mampu dengan baik berbicara didepan publik, sebagai contoh saya
berani menyampaikan usulan dan saran pada saat rapat koordinasi dewan guru dan karyawan disekolah saya ataupun
ketika di forum MGMP. Selain kompetensi diatas, saya adalah tipikal orang yang pekerja keras dan pantang menyerah.
Hal ini terbukti dengan adanya program guru penggerak ini, saya sudah 3 kali mendaftar, pada angkatan 5 dan angkatan
7 saya gagal dan belum berhasil lolos, akan tetapi saya tidak akan menyerah sampai saya bisa lolos menjadi guru
penggerak. Diangkatan 9 ini saya kembali mendaftar, dengan berusaha sekeras mungkin agar saya bisa diterima menjadi
Guru Penggerak. Selain contoh tersebut, perjalanan karir saya sebagai seorang pendidik yang berawal dari Guru Tidak
Tetap di salah satu sekolah swasta sampai menjasi Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan bukti nyata kerja keras dan
usaha saya. Tidak berhenti sampai disini, saya akan senantiasa bekerja keras, berusaha, dan berdoa demi meraih jenjang
karir yang lebih tinggi.

Sebagai guru Bahasa Inggris saya menyadari bahwa pelajaran yang saya ajarkan tidak begitu disukai siswa. Hal ini karena
Bahasa Inggris bukanlah Bahasa yang mereka gunakan sehari hari, dengan kata lain Bahasa Inggris adalah Bahasa Asing
untuk murid saya. Tampak beberapa siswa antusias mengikuti, akan tetapi sebagian besar terlihat kurang bersemangat
karena merasa sulit mengikuti. Jika dibuat prosentase, 10 % siswa menyukai pelajaran bahasa inggris, sedangkan 90%
lainnya tidak tertarik karena menganggap Pelajaran Bahasa Inggris sulit. Hal ini mendorong saya untuk berupaya memilih
dan mencoba media yang sekiranya bisa membuat mereka happy, antusias mengikuti pelajaran saya. Salah satu inovasi
media belajar yang saya coba pakaikan adalah menyampaikan materi melalui aplikasi TIK TOK. Dimasa pandemi
beberapa semester lalu, saya membuat konten pembelajaran melalui aplikasi TIK TOK. Saya memilih aplikasi ini karena
saya melihat murid-murid SMP senang scrolling TIK TOK. Hampir semua siswa memiliki akun TIK TOK, sehingga tidak ada
kendala bagi mereka ketika saya menyuguhkan materi pelajaran melalui aplikasi tersebut. Melalui pertemuan tatap
muka lewat Zoom Meeting mereka terlihat antusias mengikuti pelajaran saya. Antusias mereka tentu memiliki pengaruh
positif terhadap hasil belajar mereka, terlebih dimasa pandemi dimana banyak murid yang kurang maksimal dalam
belajar. Dampak positif yang nyata saya dapatkan tampak dari segi kehadiran mereka dalam kegiatan zoom meeting.
Kegiatan zoom yang awalnya diikuti 50% siswa naik menjadi 80%. Selain dari segi kehadiran, saya melihat hasil belajar
mereka juga meningkat, nilai ulangan, baik secara lisan dan tulis ada peningkatan yang lumayan bagus.

Dalam pembuatan konten pembelajaran melalui aplikasi TIK TOK, tentunya saya tidak mampu melakukan sendiri, saya
butuh bantuan rekan untuk membantu dalam editing video dan mengambil gambar/video. Bahkan ketika membuat
konten video yang berisi materi percakapan saya membutuhkan partner untuk dijadikan lawan dialog.
Soal ke 2

Pada saat penerimaan peserta didik baru saya dilibatkan dalam kepanitiaan, tepatnya sebagai tim input data calon
siswa baru. Sebagai tim peng input data, saya membutuhkan bantuan dan kerjasama dari calon siswa baru dan
orang tua yang mendampingi untuk bersama-sama menginput dan memastikan data yang kami input benar dan
valid. Yang menjadi kendala ketika siswa datang tidak ditemani wali murid dan berkas kurang lengkap. Padahal
sudah disosialisasikan bahwa pendaftar harus didampingi orang tua/wali murid. Akan tetapi pada kenyataanya,
banyak calon peserta didik baru yang menyatakan orang tua mereka tidak dapat mendampingi karena urusan
pekerjaan dan berbagai alasan pribadi lainya.

Dalam kepanitiaan Penerimaan Peserta Didik Baru disekolah saya, kesuksesan event besar ini tentunya tergantung
dari banyak hal, salah satunya adalah kekompakan dan kerjasama yang baik antar tim dalam panitia PPDB, tim
panitia dengan pihak keluarga besar sekolah, dan tim panitia dengan calon peserta didik dan orang tua calon
peserta didik. Dalam bekerjasama dengan berbagai pihak ini tentunya tidak mudah, ada beberapa kesulitan atau
kendala yang saya hadapi, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. adanya sesama Tim Penginput yang kurang mampu mengoperasikan komputer/ IT sehingga kadang-kadang
menyita waktu saya untuk membantu mereka. Pada saat kondisi seperti ini, tentunya saya harus berhenti sejenak
dalam memberikan pelayanan kepada calon peserta didik baru demi membantu rekan tim penginput.
2. Menghadapi orang tua yang kurang paham dalam membaca peta rumah dalam aplikasi PPDB, sehingga
membuat saya harus menghabiskan waktu agak lama melayani satu calon peserta didik saja.
Dalam menghadapi kesulitan dan kendala diatas tentunya saya sebagai rekan satu tim tetap bersabar dan menjaga
kekompakan, dengan tetap menunjukan keramahan dan kesopanan saya membantu tim lain yang mengalami
kesulitan, begitu juga para orang tua siswa calon peserta didik tetap saya layani dengan penuh sabar dan
pelayanan prima demi kesuksesan kegiatan PPDB disekolah saya.

Dalam menghadapi berbagai kendala atau kesulitan dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, tentunya perlu
adanya kesepakatan atau komitmen yang perlu dipegang masing-masing pihak demi lancarnya proses kegiatan dan hasil
yang memuaskan. Meghadapi kendala pada saat bekerjasama dengan rekan satu tim kepanitiaan PPDB dan orang tua
calon peserta didik baru tersebut, saya melakukan beberapa hal agar masalah teratasi, diantaranya adalah:

1. Dengan kesabaran dan bahasa yang sopan saya meminta rekan panitia input data agar bersabar ketika meminta
bantuan disaat saya sedang memberikan pelayanan. Hal ini penting karena ketika sedang memberikan pelayanan
kepada calon peserta didik, perlu adanya pelayanan yang memuaskan. Jangan sampai mereka merasa diabaikan atau
dibuat menunggu dengan alasan terjeda membantu rekan yang sedang mengalami kendala/kesulitan.

2. Penting sekali menjaga toleransi dalam hal konsentrasi bekerja, sehingga saya berusaha memberikan pengertian
apabila mengalami kesulitan alangkah baiknya memanggil teknisi atau melihat tutorial yang ada di youtube sebelum
meminta bantuan rekan tim. Hal ini karena tanggung jawab masing-masing tim input adalah memberikan pelayanan
yang maksimal terhadap calon peserta didik.

3. Dalam hal menghadapi wali murid yang kurang paham terhadap aplikasi PPDB, upaya yang saya lakukan adalah
dengan mengarahkan secara perlahan dan detail terhadap setiap data yang saya input.Hal ini penting karena sebenarnya
input data adalah tanggung jawab masing-masing calon peserta didik, tim input hanya berperan membantu.

Dengan upaya-upaya diatas masalah-masalah/kendala selama kegiatan penerimaan peserta didik baru teratasi dengan
baik. Kerjasama antar tim terjalin dengan baik. Proses input data calon peserta didik baru terselesaikan tanpa ada
kendala. Data yang terinput valid sesuai dengan berkas calon peserta didik baru. Pelayanan yang memuaskan diberikan
kepada masyarakat yang telah berpartisipasi mendaftar disekolah kami. Antusias masyarakat untuk mendaftarkan putra
putrinya disekolah kami sangatlah tinggi, hal ini terbukti dengan jumlah pendaftar yang melebihi kuota.

No 3

Mengajar pelajaran Bahasa Inggris dimasa pandemi adalah tantangan terberat yang pernah saya alami selama
menjadi seorang pendidik. Apalagi dengan stigma bahwa pelajaran Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh sebagian besar murid. Keterbatasan dalam bertatap muka, sulitnya menjangkau siswa melalui
dunia maya, pemiliham media belajar jarak jauh yang tidak mudah, memastikan tujuan pembelajaran tercapai atau
tidak merupakan hambatan dan tantangan yang luar biasa bagi saya selama mengajar dimasa pandemi. Ditambah
lagi adanya beragam karakter siswa dengan berbagai keterbatasan mereka mengikuti pembelajaran daring seperti
tidak nemiliki gadged, tidak mampu membeli paket data, tinggal dipelosok dimana signal dari berbagai provider
tidak menjangkau pemukiman mereka menjadikan permasalahan mengajar dimasa pandemi semakin kompleks.

Menghadapi situasi yang amat sulit dan kompleks disaat mengajar dimasa pandemi membuat saya belajar hal-hal
baru. Ketika saat itu berkomunikasi lewat Whatsapp sudah marak dan familiar bagi masyarakat awam, maka media
WA menjadi pilihan saya untuk mengajar dimasa pandemi. Akan tetapi, dengan keterbatasan fitur WA dimana tatap
muka dengan murid tidak terjangkau, maka saya harus mulai belajar alternatif media yang bisa saya pakai untuk
bertatap muka dengan murid-murid saya. Google meet dan aplikasi zoom meeting menjadi pilihan saya untuk
dijadikan media mengajar tatap muka dunia maya selama pandemi. Pada awal mula saya mengenalkan aplikasi ini
kepada siswa tentu tidak mudah. Saya harus memberikan penjelasan dan video tutorial penggunaan aplikasi
tersebut. Uji coba awal pertemuan tatap muka via zoom meeting hanya diikuti oleh 10 sampai dengan 15 siswa.
Dengan kesabaran dan kegigihan akhirnya 60 persen dari siswa mampu mengikuti pembelajaran tatap muka via
zoom meeting. Kendala berikutnya, menentukan alat peraga atau media apa yang tepat saya gunakan dalam
menyampaikan materi supaya efektif ketika dipakai melalui pertemuan tatap muka dunia maya. Karena saya
melihat TIK TOK sangatlah menyenangkan dikalangan remaja masa kini, maka saya memilih membuat konten
pembelajaran melalui aplikasi TIKTOK. Terkadang saya meminta siswa untuk follow akun instagram saya agar
mereka bisa mengikuti live pembelajaran bahasa inggris saya. Memastikan tujuan pembelajaran yang saya rancang
bisa tercapai dimasa pandemi bukanlah hal yang mudah, setidaknya masa-masa sulit disaat pandemi membuat
saya dan murid saya belajar hal-hal baru terutama dalam menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk berswa didunia maya.

Anda mungkin juga menyukai