---- 1. Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana Anda
mengatasinya?
---- 2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!
---- 1. Bagaimana cara Anda mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau
dikembangkan, mengapa Anda perlu meningkatkan/mengembangkan area tersebut.
---- 2. Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri anda, adakah cara-
cara diluar kebiasaan yang Anda lakukan, berikan contoh yang spesifik.
---- 3. Apa kesulitan yang kamu hadapi dalam proses pengembangan diri, bagaimana Anda
mengatasinya.
---- 4. Apa hasil yang anda peroleh/rasakan saat mengembangkan perilaku tersebut,
bagaimana anda menerapkan nya dalam peran anda?
--- Pengalaman mengembangkan keterampilan:
Sebagai salah satu pemateri "Workshop Lettering" di Event Artpreneurweek oleh
Ciputra World Surabaya dengan peserta dari masyarakat umum. Proses
pengembangan terkait keterampilan membuat lettering (basic). Dimulai dari penjelasan
materi awal mengenai apa itu lettering. Lanjut praktik dasar basic strokes, sebagai
pondasi awal. Dilanjutkan dengan pemberian worksheet (drill latihan). Setelah latihan
awal, selanjutnya menerapkan pada media yang berbeda (kartu ucapan sebagai
produk jadi/produk akhir penerapan lettering). Kesulitan: perbedaan keterampilan yang
dimiliki peserta, ada yang belum mengenal lettering sama sekali, ada yang sudah
pernah tahu, bahkan ada yang sudah terlihat profesional. Ini menjadi tantangan
tersendiri untuk saya untuk menyikapi tiap individu tersebut.
C. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut
kita tidak sesuai dengan nilai, etika, pedoman kerja, ataupun aturan
yang berlaku.
C.1. Ceritakan satu pengalaman Anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara detail!
Terkait kejadian ini sebetulnya saya tidak mengingat jika seseorang pernah mengajak saya
melakukan tindakan yang melanggar nilai dan aturan, karna saya pikir tidak akan ada orang
yang mengajak orang lain untuk melakukan hal yang buruk. Akan tetapi saya pernah secara
tidak sengaja melakukan tindakan yang ternyata melanggar aturan atau pedoman kerja.
Kejadian ini terjadi ketika saya baru saja magang di sebuah instansi. Sebagai seorang yang
baru masuk, saya tidak tahu kalau ada apel tiap hari Senin yang mengharuskan seluruh
pegawai baik ASN maupun NON-ASN untuk mengikutinya. Namun, saat saya bertanya ke
salah satu rekan kerja dia menjawab bahwa apel ini tidak wajib diikuti, karena kita tugas
lapangan. Dan saya mengikuti rekan kerja saya, namun ternyata kita semua mendapat
teguran karena yang ikut di bagian kami sangat sedikit jumlahnya.
C.2. Tindakan apa yang Anda lakukan dan mengapa hal tersebut Anda lakukan?
Yang saya lakukan ketika mengetahui tindakan saya melanggar aturan atau pedoman kerja,
saya lantas meminta maaf sebesar besarnya kepada atasan saya, hal itu saya lakukan karna
kita sebagai pegawai baru harus mampu beradaptasi dan mentaati aturan yang sudah
berlaku. Dan saya berjanji tidak akan melakukannya kembali. Juga lebih bisa memfilter ajakan
mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dan sejak kejadian tersebut, saya selalu datang
apel dengan jam yang lebih pagi. Sedangkan untuk hubungan dengan atasan, saya akan
menjalin hubungan dengan lebih intens agar bisa kembali memulai hubungan baik dan tanpa
merasa canggung atau tidak enak atau hal hal lain nya.
C.3. Bagaimana hasilnya ? Sejak saat itu, saya mulai membiasakan diri untuk hati hati dalam
berucap, bersikap dan berperilaku, terlebih di lingkungan kerja yang baru
Kerena setiap instansi dan setiap daerah memiliki aturan dan nilai yang berbeda-beda, dan
tugas kita sebagai pegawai adalah menghargai nilai dan aturan tersebut, serta tidak
melakukan hal-hal yang melanggar nilai dan norma
D3. Apa hasil yang Anda capai saat itu? Adakah komentar atau respon lingkungan (misal rekan
sejawat ataupun pihak lain) terhadap tindakan anda? bagaimana dampaknya terhadap kerja
sama tersebut?
Keputusan yang diambil, kita sepakat mengubah jam agar menghindari hal hal yang merugikan
salah satu pihak. Keputusan ini kita sepakati tentunya dari solusi yang saya tawarkan. Respon
dari peserta cukup baik dan atasan juga bisa memaklumi hal tesebut. Dampak terhadap
kerjasama, akhirnya kursus tetap berjalan dengan baik hingga saat ini.
E2. Apa saja yang menjadi fokus pengembangan, bagaimana cara membangun kesepakatan
untuk mencapai hasil yang diharapkan?
Salah satu yang menjadi tujuan, fokus seorang pemateri ialah saat materi yang disampaikan
bisa ditangkap dan dirasakan oleh audiens saat itu juga. Dan kebetulan saat itu saya menjadi
pemateri atau narasumber untuk acara workshop lettering, yaitu sebuah seni menggambar
huruf. Dalam workshop ini tentunya fokus saya adalah bagaimana audiens bisa merasakan
pengalaman membuat lettering dengan bimbingan dari saya sebagai pemateri, sekaligus
bagaimana penerapannya di berbagai media. Untuk metode atau cara yang saya gunakan,
tentunya dengan koordinasi di awal, seperti halnya seorang pengajar di kelas yang
menyampaikan materi pengantar tetapi dengan cara yang lebih luwes, tidak formal,
membangun suasana asik untuk belajar, bahkan saat first try mereka.
E3. Langkah-langkah apa yang anda ambil untuk pengembangan tersebut? Apa hambatan
yang anda temui dan bagaimana cara mengatasinya.
Langkah-langkah atau step yang saya ambil untuk persiapan menjadi pemateri atau
narasumber sebuah workshop adalah tentunya dengan menyiapkan materi dengan matang.
Karena kunci dari seorang narasumber adalah menguasai materi. Dan saat itu yang sempat
menjadi perhatian dan atensi saya adalah terkait intonasi, nada sebagai seorang pemateri.
Tentu ada rasa sedikit nervous di awal. Namun saya terus melakukan latihan seperti salah
satunya berbicara di depan kaca. Selain itu, saya juga mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan
fisik seperti lembar atau sheet atau hand modul. Lalu, terkait hambatan sebenarnya tidak ada
hambatan yang berarti. Namun, beberapa kesulitan saya temui seperti terlalu bervariasinya
audiens dari segi usia, skill dan kemampuan. Inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi saya
bagaimana untuk menyikapi tiap individu dari segi usia dan kemampuan yang berbeda dan
dengan keterbatasan waktu. Cara saya untuk mengatasi ini tentunya saya hampiri satu persatu
audiens, dan saya tanyai apa kesulitan mereka. Namun ini semua bisa teratasi dengan baik dan
berjalan dengan lancar hingga selesai.
E4. Bagaimana hasil yang anda peroleh dari membantu mereka?
Alhamdulillah jika membahas tentang hasil, banyak saya peroleh tidak hanya secara materi
ataupun apresiasi tetapi juga terkait proses pembelajarannya. Saat itu, para peserta workshop
atau audiens terlihat sangat menikmati proses belajar dari saya baik secara materi sampai
dengan latihannya. Antusiasme mereka, keaktifan dalam bertanya, itulah yang membuat
rangkaian acara workshop menjadi lebih hidup. Dan saya senang ketika banyak yang upload ke
sosial media mereka, tentu ini menjadi sebuah promosi bagi saya.
F. KEPUTUSAN YANG PERNAH DIAMBIL Ceritakan salah satu keputusan penting dalam
suatu kegiatan baik di pekerjaan/ organisasi/ komunitas/ perkuliahan yang pernah Anda
ambil.
F1 Apa yang menyebabkan Anda harus mengambil keputusan tersebut? Apa peran Anda
saat itu?
Keputusan yang cukup berarti dalam hidup saya adalah ketika saya dihadapkan dengan
pilihan antara bekerja di bidang pendidikan atau mencoba kesempatan baru di luar bidang
pendidikan. Dimana saat itu saya masih berada di sebuah yayasan sekolah tempat saya
mengajar yang dimulai sejak saya kuliah semester 8. Saat pandemi covid 19 sehingga saya
bisa menyambi mengerjakan skripsi dari rumah dan juga mengajar di yayasan sekolah
tersebut. Setelah berjalan satu setengah tahun, saya mendapatkan tawaran untuk bekerja di
salah satu instansi pemerintahan yang sama-sama dekat dengan domisili tempat tinggal
saya. Ini cukup menjadi pilihan yang berat untuk saya bagaimana mempertimbangkan antara
meneruskan mengajar atau mencoba hal baru di bidang non pendidikan.
F.2. Bagaimana Anda mengidentifikasi dan memeroleh pemahaman yang lebih baik tentang
permasalahan yang ada?
Saya mencoba meminta pertimbangan dari pihak terdekat saya yaitu orang tua, karena
bagaimanapun ridho orang tua adalah ridho Allah SWT. Ketika itu orang tua saya
membebaskan saya untuk memilih mana yang menjadi tempat yang enjoy untuk saya, intinya
mereka tidak pernah memaksakan kehendak anaknya. Lalu selanjutnya adalah terkait peran
atau pekerjaan atau profesi itu sendiri, saya bertanya ke rekan saya apa saja jobdesc,
bagaimana sistem kerjanya, dan apa saja yang harus dikuasai. Saya membuat list terkait
kekurangan dan kelebihan dari masing masing profesi, yaitu antara melanjutkan mengajar di
tempat atau yayasan sekolah kemarin, atau mencoba hal baru dengan profesi ke bidang
jurnalis atau tulis menulis.
G.2. Apa yang Anda lakukan dalam mengatur tugas-tugas tersebut? Bagaimana Anda
memastikan tugas-tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Mencatat secara manual, menyusun prioritas, data data apa saja yang membutuhkan kinerja
khusus dan cepat dan mana yang bisa untuk dikerjakan nomor dua. Tiap satu materi saya list,
apa saja yang perlu untuk segera disiapkan, apa saja yang bisa disusun terlebih dahulu dan
apa saja yang mungkin masih perlu untuk dikroscek ulang. Sembari menunggu mencari data
untuk materi yang pertama, saya menyambi mengerjakan materi kedua. Kalau biasanya ada
yang bilang jika kita mengerjakan tugas secara bersamaan itu kurang baik, kurang maksimal
dan sebagainya, namun multitasking berlaku di situasi ini, sehingga mau tidak mau harus
menerapkan prinsip itu karena keterbatasan waktu.
G.3. Sumber daya apa yang Anda butuhkan dalam membantu penyelesaian tugas-tugas
tersebut? Apa hambatan yang Anda temui dan bagaimana cara mengatasinya?
Sumber daya yang saya butuhkan sebenarnya cukup hanya situasi dan kondisi yang tenang
untuk mengerjakan dan kalau memungkinkan ada partner yang membantu. Keberadaan
partner ini bisa memperingan pekerjaan karena satu orang bisa fokus ke satu materi, Tapi
saya mencoba mengatur strategi bagaimana untuk tenang, salah satunya dengan menyusun
skala prioritas. Mana yang harus didahulukan terlebih dahulu, dan mana yang harus
dinomorduakan. Namun, karena ada hambatan perolehan data, akhirnya saya menyela waktu
untuk mengerjakan terlebih dahulu materi sambutan kedua, sembari menunggu proses
pengumpulan data materi pertama. Hambatan yang saya temui adalah keterlambatan
pengumpulan dari pihak ketiga. Inilah yang selama ini menjadi faktor yang cukup
menghabiskan waktu, memperlambat waktu.