Anda di halaman 1dari 5

A. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru?

Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan


motivasi tersebut?

Saya berada di keluarga yang mayoritas pekerjaannya adalah guru. Motivasi awal saya menjadi
guru secara tidak langsung adalah melihat bagaimana keluarga saya sangat menikmati pekerjaannya,
yaitu berbagi ilmu kepada anak didiknya di sekolah, mengajari anak-anak di lingkungan rumah
dengan berbagai macam karakter dan latarbelakang yang berbeda. Selain itu, tentu saja karena tugas
guru adalah yang paling mulia.

Hal yang saya lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut adalah dengan mengikuti kursus
sejak dini, terutama kursus Bahasa Inggris karena saya suka Bahasa Inggris, dan mengambil jurusan
perkuliahan pendidikan dengan jurusan Bahasa Inggris yang saya minati.

Motivasi dan keinginan yang kuat dari dalam hati untuk menjadi guru.

Keinginan kuat menjadi guru yang bersumber dari kehidupan keluarga yang kebanyakan menjadi
guru merupakan modal dasar untuk menjadi guru teladan yang baik

Hasilnya yaitu saya sudah pernah mengajar di beberapa tempat berbasis pendidikan, dari
berbagai level dan jenis kelas yang saya ajar. Tentunya dengan modal dasar yaitu motivasi yang
tinggi, saya sangat menikmati menjadi guru.

B. Ceritakan pengalaman ketika Anda perlu mempelajari hal-hal baru untuk meningkatkan
performa. Hal-hal baru apa yang Anda pelajari?

B.1. Bagaimana cara Anda mengidentifikasi area yang perlu di tingkatkan/dikembangkan?


Mengapa Anda merasa perlu meningkatkan/mengembangkan area tersebut?

Ketika saya bekerja di sebuah kursus Bahasa Inggris, setelah beberapa bulan mengajar di
tingkat anak-anak sekolah, tiba-tiba saya diharuskan untuk mengajar di tingkat yang lebih tinggi, yaitu
TOEFL dan English for Spesific Purposes, di mana biasanya yang mengikut program-program
tersebut adalah orang-orang yang sudah bekerja bahkan kebanyakan yang akan apply ke luar negri.
Karena di perkuliahan saya tidak mendapatkan materi-materi tersebut secara mendalam, akhinya
saya berusaha keras untuk mempelajarinya sendiri.

Cara saya mengidentifikasi area yang perlu di tingkatkan/dikembangkan yaitu dengan melihat
kelas yang saya ajar, apakah saya sudah mampu secra materi ataukah masih perlu ditingkatkan lagi
apalagi untukmateri-materi baru.

Saya sangat perlu meningkatkan/mengembangkan area tersebut karena itu tanggung jawab
saya dan untuk membentuk diri saya agar mempunyai skill yang lebih mumpuni.

B.2. Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri Anda? Adakah cara-
cara di luar kebiasaan atau berbeda yang Anda lakukan dalam proses pengembangan? Berikan
contoh yang spesifik!

Karena saya mengajar di tingkat yang lebih tinggi, yaitu TOEFL dan English for Spesific
Purposes, di mana biasanya yang mengikut program-program tersebut adalah orang-orang yang
sudah bekerja bahkan kebanyakan yang akan apply ke luar negri, saya merasa sangat perlu untuk
mengembangkan diri saya.
Yang saya lakukan untuk mengembangkan diri saya yaitu dengan berusaha keras
mempelajarinya dari berbagai macam cara. Karena di perkuliahan saya tidak mendapatkan materi-
materi tersebut secara mendalam, dan beberapa bahkan saya belum pernah mendapatkannya,
akhirnya saya berusaha keras untuk mempelajarinya sendiri.
Cara-cara di luar kebiasaan atau berbeda yang saya lakukan dalam proses pengembangan ini
yaitu seperti mengikuti peatihan-pelatihan terutama yang disediakan di tempat saya bekerja. Selain
itu, saya juga mencari banyak referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku dengan materi terkait,
kalau tidak ada saya juga berusaha mencarinya lewat online. Jika ada beberapa hal yang saya kurang
pahami, saya bertanya kepada teman-teman saya ataupun atasan saya.

B.3. Apa tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pengembangan diri
tersebut? Bagaimana Anda mengatasinya?
Tantangan atau kesulitan yang saya hadapi dalam proses pengembangan diri tersebut
kebanyakan berasal dari terlalu banyaknya materi yang harus saya pelajari dalam waktu singkat.
Ketika kuliah mungkin materi-materi tersebut diajarkan hanya dasar-dasarnya saja. Sementara untuk
hal ini, saya harus membacanya dari awal dan informasi yang harus saya dapatkan harus lebih
mendetail. Cara mengatasinya yaitu mengikuti peatihan-pelatihan terutama dari tempat kerja. Mencari
banyak referensi dari berbagai sumber seperti buku-buku dengan materi terkait, kalau tidak ada saya
juga berusaha mencarinya lewat online. Jika ada beberapa hal yang saya kurang pahami, saya
bertanya kepada teman-teman saya ataupun atasan saya. Jika masih kurang, saya bertanya pada
teman saya yang menjadi guru atau saya juga tak sungkan bertanya pada dosen saya dahulu.

B.4. Apa hasil yang Anda peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku tersebut?
Bagaimana Anda menerapkannya dalam peran Anda?

Hasil yang saya peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku tersebut, saya bisa
menikmati apa yang saya lakukan selama ini. Saat kelas dimulai, walaupun yang saya ajar orangnya
lebih tua atau bahkan orang yang pangkatnya lebih tinggi dari saya, saya tidak merasa gugup. Karena
saya merasa sudah siap dengan apa yang saya pelajari selama ini.

C. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai
dengan nilai, etika, pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku.
C.1. Ceritakan satu pengalaman Anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara detail!
Saat saya bekerja di sebuah kursus Bahasa Inggris, di tempat tersebut menyediakan tes
TOEFL dan juga bisa mengeluarkan sertifikat. Jika sekali tes nilai masih belum mencukupi, maka
akan ada remidial satu kali. Tetapi kalau setelah remidi nilai masih belum cukup, mereka harus
membayar lagi untuk tes ulang, atau mengikuti kelas singkat tentang TOEFL. Banyak yang tidak
setuju dengan cara tersebut, apalagi yang mengikuti tes tersebut adalah orang-orang yang sudah
bekerja. Mereka tidak ingin membuang-buang waktu untuk melakukan tes ulang, apalagi untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan. Mereka kebanyakan ingin mengambil jalan pintas, yaitu mereka
ingin nilai bagus dengan cara yang cepat. Mereka sering meminta saya untuk memalsukan nilai
mereka dengan cara mereka akan membayar lebih.
C.2. Tindakan apa yang Anda lakukan dan mengapa hal tersebut Anda lakukan?
Tindakan saya yaitu jelas saya menolak secara halus kalau saya tidak bisa melakukannya. Saya
menjelaskan dengan halus, rinci, dan saya berusaha untuk tidak menyinggung mereka. Saya jelaskan
peraturannya berulang kali sampai mereka mengerti.
Saya melakukan hal tersebut karena saya mempunyai prinsip. Saya akan bersikeras untuk jujur dan
taat pada peraturan. Walaupun bisa saja saya menerima tawaran tersebut walaupun tempat kerja
saya tidak tahu apapun, tapi itu sudah menunjukkan kalau saya tidak bertanggung jawab. Jadi saya
dengan tegas menolak apapun yang tidak sesuai dengan prinsip yang saya anut dan peraturan
terkait.
Hasilnya, saya tetap menolak tawaran-tawaran tersebut. Walaupun kebanyakan mereka kecewa
dengan keputusan yang saya ambil karena mau tidak mau mereka harus tes ulang dan membayar
biaya tambahan. Tapi di sisi lain, itu membuat saya dan tempat kerja saya mempunyai tanggung
jawab dengan apa yang semua kami lakukan. Jadi sertifikat yang berasal dari tempat saya mengajar
benar-benar bisa dipertanggung jawabkan keaslian hasilnya

D. Ceritakan secara spesifik situasi pengalaman Anda saat bekerja sama dengan orang lain yang
memiliki beragam perbedaan, seperti budaya, cara pandang, latar belakang, pendidikan, cara
berpikir, dll.
Ini terjadi ketika diadakan kegiatan KKN semasa kuliah. Kegaiatan kami bermacam-macam karena
kami harus tinggal di sana juga selama satu bulan. Kegiatan kami tidak lepas dengan yang namanya
proker atau program kerja. Tiap kelompok mempunyai proker yang berbeda-bda dengan kelompok
lain.

Kerjasama ini terjadi ketika kami sedang melaksanakan rapat. Entah itu untuk membahas proker,
ataupun sekedar rapat rutin kegiatan sehari-hari. Keberagaman yang sangat mencolok trlihat saat
kami mengemukakan pendapat masing-masing. Karena kami berasal dari prodi yang brbeda, dan
asal yang berbeda pula, saya dan teman-teman saya sering salah menangkap maksud masing-
masing. Misalnya seperti teman saya yang berasal dari Wonogiri. Orang Jawa Tengah terkenal
dengan lemah lembutnya, ini terlihat saat dia mengungkapkan pendapat dengan cara yang sangat
halus dan kadang terlalu agak lama dan bertele-tele, sehingga membuat yang lain tak sabar dan tidak
bisa menangkap maksud inti dari penjelasan dia

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk mencapai tujuan kerja sama yaitu dengan mengumpulkan
semua pendapat dari masing-masing individu. Mendengarkan dengan seksama dan tentu saja tidak
lupa dengan sikap saling menghormati, menghargai pendapat, dan menggunakan bahasa yang
komunikatif. Setelah itu menjelaskan kembali positif negatifnya pendapat tersebut, dan secara adil
kami melakukan pemungutan suara atau voting. Jadi keputusan tidak akan berat sebelah.
Cara saya memastikan langkah-langkah tesebut sudah sesuai dengan kebutuhan semua pihak yaitu
apakah langkah-langkah dari keputusan tersebut sudah bisa memecahkan setiap masalah yang ada.
Dan tentu saja tidak akan ada yang kecewa ataupun sakit hati karena pendapatnya tidak terpakai
karena sudah dilakukan pemungutan suara sebelumnya.

Hasil yang saya dan kelompok saya capai saat itu sangat baik, karena keputusan itu diambil dengan
hasil musyawarah mufakat dan kesepakatan bersama. Hasil yang jelas terlihat yaitu pekerjaan selesai
dengan baik dan juga tepat waktu.
Komentar atau respon lingkungan terhadap tindakan tersebut adalah dukungan dari teman-teman
sesama, dari kelompok KKN lain, bahkan dari lingkungan tempat saya mengabdi. Mereka sangat
menghormati dan mendukung keputusan yang kami buat.
Dampaknya terhadap kerja sama tersebut adalah saya dan kelompok saya semakin solid karena kami
saling menghargai dan menghormati satu sama lain dimulai dari pengambilan keputusan sampai hasil
akhir kinerja, serta kami bisa sekaligus mengetahui karakter masing-masing, sehingga untuk kegiatan-
kegiatan selanjutnya tidak akan ada kendala.

E. Ceritakan salah satu pengalaman Anda saat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
dari orang lain (contoh : anak didik, rekan sejawat, anggota komunitas/organisasi).
Ketika saya masih bekerja di lembaga kursus Bahasa Inggris, saya mendapatkan program kelas
mengajar untuk umum. Jadi biasanya kelas itu diperuntukkan untuk orang orang biasa (sudah lulus
sekolah) yang ingin belajar bahasa inggris untuk tujuan tertentu. Saat itu, saya mendapatkan murid
seorang bapak-bapak berusia sekitar 50 tahun ke atas. Beliau ingin belajar Bahasa Inggris secara
umum dari dasar sampai lancar berbicara dengan orang lain menggunakan bahasa inggris yang
komunikatif. Beliau mengkuti program ini dikarenakan pekerjaannya yang membuatnya sering
bertemu dengan orang-orang dari luar negri. Beliau selama ini selalu menyerahkan hal komunikasi
kepada rekannya yang bisa berbahasa inggris, dan itu cukup merepotkan bagi beliau karena harus
meminta bantuan kepada orang lain setiap masalah itu terjadi.
Yang menjadi fokus pada pengembangan beliau adalah kemampuan beliau berbicara bahasa inggris
dengan komunikatif. Karena beliau sudah berumur sekitar 50 tahun ke atas, secara otomatis pelajaran
bahasa inggris yang beliau dapatkan saat sekolah dulu mustahil untuk diingat-ingat kembali. Dan
karena belajar bahasa inggris membutuhkan waktu dan tenaga lebih, saya membuat program-
program khusus yang saya sesuaikan dengan kegiatan beliau. Apakah beliau keberatan dengan
mengerjakan tugas yang saya berikan atau tidak. Saya menawarkan beliau kegiatan seperti
menghafal kosa kata baru setiap pertemuan, atau saya selalu memberi beliau PR yang bisa
dikerjakan untuk latihan di rumah. Mengingat kelas yang beliau dapatkan lumayan pendek, saya
mencari strategi yang tepat dan mudah untuk belajar beliau.
Langkah-langkah yang saya ambil untuk pengembangan beliau adalah saya membuat program-
program khusus yang saya sesuaikan dengan kegiatan beliau. Karena beliau belajar mulai dasar, jadi
saya memberi kosakata-kosakata dasar tapi yang sangat sesuai dengan kehidupan beliau dan apa
yang beliau temui sehari-hari. Saya menggunakan metode baru karena yang saya ajar bukanlah
anak-anak seperti biasa, melainkan orang yang lebih tua, jadi saya berusaha untuk tidak terkesan
menggurui.
Hambatan yang saya temui biasanya berhubungan dengan daya ingat beliau yang lumayan lemah,
dikarenakan usia. Seringkali beliau lupa dengan apa yang sudah dipelajari hari-hari yang lalu, saat
direview, beliau lupa. Jadi saya berusaha membahas ulang materi tersebut.

Cara mengatasinya yaitu saya memberikan latihan-latihan yang sifatnya review. Jadi setiap
mendapatkan materi baru, selalu saya sisipkan beberapa poin penting dari materi terdahulu, sehingga
beliau secara tidak sadar sudah mengingat kembali materi selanjutnya.

Yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi beliau adalah dengan mengingatkan kembali apa
yang menjadi alasan beliau mengambil kegiatan ini. Serta semua hal yang sudah beliau lakukan
seperti berkorban secara materi, waktu, bahkan tenaga untuk melaksanakan kegiatan ini agar tidak
sia-sia dan bisa berjalan dengan lancar.

Hasil yang diperoleh dari upaya saya membantu beliau adalah dengan meningkatnya kepercayaan
diri beliau untuk berbicara bahasa inggris. Karena dengan program yang saya berikan untuk beliau
berupa latihan berbicara secara terus menerus, serta penghafalan kosakata-kosakata baru, beliau jadi
mempunyai dasar lagi dan kemampuan untuk beran bicara secara lancar dan benar.

F. Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di pekerjaan/ organisasi/
komunitas/ perkuliahan yang pernah Anda ambil.
Ini terjadi saat saya bekerja sebagai tutor merangkap admin di sebuah lembaga kursus bahasa
inggris. Lembaga kursus tersebut menyediakan tes TOEFL beserta sertifikatnya. Kebanyakan peserta
yang ikut adalah orang-orang yang sudah bekerja dan mempunyai waktu yang terbatas. Agar bisa
mendapat hasil yang memuaskan seacar cepat, mereka menghalalkan segala cara untuk
mnedapatkannya. Salah satunya yaitu melakukan kecurangan dengan mencari jawaban dari berbagai
sumber (kebanyakan mereka cari lewat google).

Saya harus melakukan tindakan saat itu karena itu memang tugas saya sebagai admin dan kebetulan
posisi saya di sana yang paling tua dan yang paling lama bekerja di sana. Secara tidak langsung,
saya merasa mempunyai tanggung jawab menyelesaikan masalah ini.

Hal ini jelas-jelas merupakan kecurangan karena tidak sesuai dengan peratura yang ada. Tetapi saya
juga melihat dari sisi lain. Kecurangan ini terjadi dikarenakan tidak adanya pengawas di saat tes
berlangsung. Selama ini, ketika tes dimulai, pintu selalu ditutup dikarenakan ada sesi listening. Hal
tersebut malah memudahkan mereka untuk melakukan kerja sama satu sama lain dan mencari kunci
jawaban di internet. Kemudian, di peraturan awal dijelaskan tidak boleh membawa HP dan tas di
dalam ruangan. Tetapi ada beberapa yang berniat curang dengan tetap membawa HP dan
menyembunyikannya di tempat tertentu, sehingga kejadian tersebut terjadi. Kecurangan-kecurangan
tersebut menjadi evaluasi bagi saya dan tempat kerja saya untuk merubah peraturan yang sudah ada
dengan merevisinya dengan hal yang lebih baik disesuaikan dengan masalah yang sudah terjadi.

Saya mengambil keputusan dengan mempertimbangkan masalah yang sudah terjadi. Kecurangan -
kecurangan seperti ini harus ada tindakan yang bersifat revisi. Jadi saya mengusulkan untuk
membuat beberapa perubahan. Seperti menambah pegawai untuk menjadi pengawas saat tes
berlangsung. Tetapi itu mempunyai kelemahan yaitu dengan menambah pegawai / tugas baru,
otomatis akan ada tambahan biaya operasional. Walaupun sebanding dengan apa yang akan
didapatkan (yaitu hasil tes yang murni), tetapi jika tes itu dilakukan berulang-ulang kali apalagi di hari
yang sama, biaya operasional tambahan akan sangat betambah.

Solusi selanjutnya adalah dengan mengganti atau mengacak soal yang sudah ada. Jadi ketika
mereka berusaha untuk mencari soal tersebut di internet, mereka kemungkinan akan menemukan
satu. Karena nomer lainnya sudag diacak. Otomatis mereka akan mengetik manual soal yang ingin
mereka cari jawabannya.

Hasil dari keputusannya adalah dengan merubah dan mengacak soal tes yang sudah ada. Soal akan
dibut berbagai versi, jadi setiap individu jika tes di waktu yang sama, akan mendapatkan soal yang
berbeda. Hasilnya, sesuai harapan saya karena itu merupakan hasil murni pekerjaan mereka tanpa
bantuan apapun dari luar.

G. Ceritakan secara spesifik saat Anda dihadapkan dengan beberapa tugas dalam waktu yang
bersamaan.
Saat itu saya bekerja di beberapa tempat dalam satu waktu. Saat pagi hari, saya mengajar di sekolah
negeri, sore sampai malam harus mengajar di lembaga kursus bahasa inggris, dan terkadang di hari-
hari tertentu saya mengisi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah lain. Dan ada beberapa anak juga yang
mendaftarkan diri untuk les di rumah, biasanya mereka adalah anak-anak. Kegiatan yang saling
tumpang tindih ini akan semakin susah saya atur di saat setiap kegiatan mempunyai tugas berbeda-
beda dan harus selesai di waktu yang hampir bersamaan. Terkadang saya bingung menetukan
prioritas yang mana dahulu yang harus saya selesaikan ketika semua tugas saya rasa semuanya
penting.

Yang saya lakukan dalam mengatur tugas-tugas tersebut adalah dengan membuat jadwal yang
terperinci. Saya menulis daftar semua tugas yang saya dapat secara terpisah, untuk setiap tempat
kerja yang berbeda saya beri tanda tertentu. Dan tidak lupa memberi sorotan terutama dalam hal
masa pegumpulan tugas. Saya tempel sticky notes di tempat - tempat tertentu yang sering saya lihat
agar saya selalu ingat. Tidak lupa juga saya menggunakan fitur smartphone yang saya punya untuk
membuat pengingat berupa daftar tugas dan batas waktu pegumpulan, serta check list apa saja yang
sudah saya kerjakan. Itu sangat membantu untuk mengatur agar semua tugas bisa saya kerjakan
secara teratur dan tepat waktu.

Sumber daya yang saya butuhkan dalam membantu penyelesaian tugas-tugas tersebut adalah
berupa alat-alat penunjang yang penting untuk mengatur menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Seperti buku agenda / jurnal kegiatan untuk membut list apa saja jenis ugas dan batas waktu
penyelesaian. Ada juga stcky notes untuk pngingat deadline yang sudah dekat dan poin - poin
penting masalah tersebut, dan juga fitur smartphone yang bisa membuat pengingat dan mengatur
tugas agar bisa tersusun secara rapi sesuai tempat dan waktu batas akhir.
Sumber daya lain yang saya butuhkan adalah dukungan fisik dan rohani. Secara fisik, tentunya
tubuh saya mebutuhkan nutrisi lebih dan vitamin sebagai daya tahan tubuh karena saya berpindah-
pindah dari tempat satu ke tempat yang lain, Secara rohani adalah dukungan dari orang-orang
terdekat, bisa keluarga ataupun sahabat.

Hasil yang saya dapat dengan adanya bantuan yaitu dari alat-alat penunjang seperti buku agneda,
sticky notes, dan fitur smartphone, serta dukungan fisik maupun rohani, saya bisa mengerjakan tugas
- tugas tersebut dengan benar dan tepat waktu. Tidak ada tugas yang terbengkalai karena sudah ada
pengingat d setiap tugas yang belum ataupun sdah saya kerjakan.

Anda mungkin juga menyukai