Anda di halaman 1dari 9

A. Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru?

Apa yang Anda lakukan untuk


mewujudkan motivasi tersebut?

A.1. Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Bagaimana Anda mengatasinya?
Ada berbagai tantangan yang saya hadapi untuk mewujudkan motivasi menjadi seorang guru, baik
ketika saya berkuliah maupun saat saya sudah menjadi guru. Ketika saya berkuliah, saya yang
notabenenya berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kendala dari segi ekonomi. Akan tetapi,
syukurnya saya menerima Bidikmisi. Selain itu, saat berkuliah, ada kalanya saya kesulitan untuk mencari
atau membeli buku referensi. Untuk mengatasi hal ini, saya berusaha mencari di perpustakaan-
perpustakaan, di Balai Bahasa, atau pun di situs belanja daring. Akan tetapi, untuk menemukan buku-
buku tersebut terkadang memakan banyak waktu dan beberapa buku harganya lumayan mahal.
Tantangan lainnya adalah lokasi rumah saya yang lumayan jauh dari universitas. Untuk mengatasi
hal ini, tentunya saya harus berangkat lebih awal. Adapun tantangan yang saya hadapi ketika menjadi
guru adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana sekolah. Di sekolah tempat saya mengajar, sarana
seperti proyektor masih kurang, jumlahnya hanya satu sehingga harus digunakan secara bergiliran.
Untuk mengatasi hal ini, saya harus mencari media lain yang terjangkau. Adapun prasarana, seperti
ruangan kelas, juga masih kurang. Untuk mengatasi hal ini, kami terpaksa menggunakan balai pengajian.

A.2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru? Jelaskan alasannya dan
berikan contohnya!

Salah satu kelebihan yang mendukung


saya menjadi guru adalah saya suka belajar
dan suka mengajar. Saat kuliah, saya suka
menghabiskan waktu di perpustakaan
dibandingkan dengan menongkrong di
kantin atau di café. Saya lebih suka
mencari berbagai
referensi untuk menulis satu makalah
dibandingkan menyalin makalah yang ada
di internet. Menurut saya, melalui menulis
makalah
itulah saya bisa mempelajari ilmu-ilmu
baru secara mendalam dari berbagai sudut
pandang.
Sebagai anak pertama dari empat
bersaudara saya sering mengajari adik-adik
saya. Melalui mengajar, saya merasakan
adanya
kepuasan ketika mereka bisa menerima
informasi yang saya sampaikan. Sekarang
pun, selain mengajar di sekolah, saya
masih suka
mengajar adik-adik ataupun adik sepupu
saya, misalnya mengajari mereka
membaca, mewarnai, atau berhitung
Salah satu kelebihan yang mendukung saya menjadi guru adalah saya suka belajar dan suka mengajar.
Saat kuliah, saya suka menghabiskan waktu di perpustakaan dibandingkan dengan menongkrong di
kantin atau di café. Saya lebih suka mencari berbagai referensi untuk menulis satu makalah
dibandingkan menyalin makalah yang ada di internet. Menurut saya, melalui menulis makalah itulah
saya bisa mempelajari ilmu-ilmu baru secara mendalam dari berbagai sudut pandang. Sebagai anak
pertama dari empat bersaudara saya sering mengajari adik-adik saya. Melalui mengajar, saya merasakan
adanya kepuasan ketika mereka bisa menerima informasi yang saya sampaikan. Sekarang pun, selain
mengajar di sekolah, saya masih suka mengajar adik-adik ataupun adik sepupu saya, misalnya mengajari
mereka membaca, mewarnai, atau berhitung
A.3. Bagaimana hasilnya?

Berkat usaha dan kerja keras saya saat


berkuliah, saya berhasil lulus tepat waktu.
Selain itu, saya juga memperoleh IPK
yang
memuaskan. Setelah lulus pun, saya
segera mencari pekerjaan. Akhir tahun
2020, saya diterima di sebuah sekolah,
lalu mulai
bekerja pada Februari 2021. Sebagai
seorang guru, saya menyadari bahwa
saya masih memiliki kekurangan tetapi
saya selalu
berusaha untuk memperbaikinya
Berkat usaha dan kerja keras saya saat berkuliah, saya berhasil lulus tepat waktu. Selain itu, saya
juga memperoleh IPK yang memuaskan. Setelah lulus pun, saya segera mencari pekerjaan. Akhir
tahun 2015, saya diterima di sebuah sekolah, lalu mulai bekerja pada November 2015. Sebagai
seorang guru, saya menyadari bahwa saya masih memiliki kekurangan tetapi saya selalu berusaha
untuk memperbaikinya.

B. Ceritakan pengalaman ketika Anda perlu mempelajari hal-hal baru untuk


meningkatkan performa. Hal-hal baru apa yang Anda pelajari?

B.1. Bagaimana cara Anda mengidentifikasi area yang perlu di


tingkatkan/dikembangkan? Mengapa Anda merasa perlu
meningkatkan/mengembangkan area tersebut?
Untuk mengidentifikasi area yang perlu
saya tingkatkan, saya melakukan refleksi
diri. Hal ini bertujuan untuk menemukan
kekurangan-kekurangan serta penyebab
dari kekurangan tersebut. Contohnya,
melalui refleksi saya menemukan ada
siswa yang
tidak bersemangat untuk belajar atau
bahkan ada yang tertidur di kelas.
Dengan melakukan refleksi pula, saya
berusaha untuk
menemukan alasan dari kejadian itu.
Setelah menemukan penyebabnya,
misalnya, penyebabnya karena mereka
bosan dengan
metode ceramah yang saya sampaikan,
kedepannya saya akan mengganti
dengan metode lain. Area ini—yaitu
metode
pembelajaran—perlu saya tingkatkan agar
antusiasme dan motivasi belajar siswa juga
ikut meningkat. Dengan demikian, mereka
mau menerima materi pembelajaran yang
saya sampaikan.
Selain refleksi diri, saya juga
mengidentifikasi area yang perlu saya
tingkatkan dengan melakukan diskusi
bersama rekan
yang lebih berpengalaman. Misalnya,
sebelum memasuki kelas, saya akan
meminta pendapat rekan saya mengenai
materi yang
akan saya sampaikan; apakah hal itu
mudah dipahami atau tidak. Jika ternyata
materi yang saya sampaikan sulit
dipahami, saya
akan meminta saran atau masukan dari
rekan tersebut. Saya rasa, penyampaian
materi ini juga perlu saya ditingkatkan
agar siswa
mampu memahami dengan baik apa yang
saya utarakan sehingga mereka bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Untuk mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan, saya melakukan refleksi diri. Hal ini bertujuan
untuk menemukan kekurangan-kekurangan serta penyebab dari kekurangan tersebut. Contohnya,
melalui refleksi saya menemukan ada siswa yang tidak bersemangat untuk belajar atau bahkan ada
yang tertidur di kelas. Dengan melakukan refleksi pula, saya berusaha untuk menemukan alasan dari
kejadian itu. Setelah menemukan penyebabnya, misalnya, penyebabnya karena mereka bosan
dengan metode ceramah yang saya sampaikan, kedepannya saya akan mengganti dengan metode
lain. Area ini—yaitu metode pembelajaran—perlu saya tingkatkan agar antusiasme dan motivasi
belajar siswa juga ikut meningkat. Dengan demikian, mereka mau menerima materi pembelajaran yang
saya sampaikan. Selain refleksi diri, saya juga mengidentifikasi area yang perlu saya tingkatkan dengan
melakukan diskusi bersama rekan yang lebih berpengalaman. Misalnya, sebelum memasuki kelas, saya
akan meminta pendapat rekan saya mengenai materi yang akan saya sampaikan; apakah hal itu mudah
dipahami atau tidak. Jika ternyata materi yang saya sampaikan sulit dipahami, saya akan meminta saran
atau masukan dari rekan tersebut. Saya rasa, penyampaian materi ini juga perlu saya ditingkatkan agar
siswa mampu memahami dengan baik apa yang saya utarakan sehingga mereka bisa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

B.2. Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri Anda? Adakah cara-
cara di luar kebiasaan atau berbeda yang Anda lakukan dalam proses pengembangan?
Berikan contoh yang spesifik!

Untuk mengembangkan diri, saya menyisihkan waktu untuk belajar, baik belajar melalui buku maupun
belajar melalui. Buku yang saya pelajari merupakan buku yang berkaitan dengan belajar-mengajar.
Sebagian besar merupakan buku referensi kuliah saya. Saya juga membaca buku daring yang dapat
diakses melalui internet secara gratis, seperti buku-buku yang disediakan oleh Kemendikbud. Di lain
waktu, saya juga mengakses internet untuk mencari cara kreatif dalam mengajar. Salah satunya dengan
membaca website yang menyajikan informasi seputar dunia pendidikan. Selain itu, saya juga sering
mengakses platform YouTube untuk mencari video-video sebagai media pembelajaran maupun video-
video yang menyajikam informasi tentang pendidikan. Baru-baru ini, saya mengikuti pelatihan daring
melalui platform Zoom. Melalui pelatihan-pelatihan tersebut, saya dapat mengetahui media
pembelajaran yang mudah ditemukan seperti penggunaan sticky note dalam metode Wonderwall dan
penggunaan MyViewboard yang memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran. Saya juga
memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok untuk menemukan inspirasi yang biasa
dibagikan oleh guru-guru yang lebih berpengalaman.

B.3. Apa tantangan atau kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pengembangan diri
tersebut? Bagaimana Anda mengatasinya?

Kesulitan yang saya hadapi selama proses pengembangan diri adalah konsistensi dan manajemen waktu.
Meskipun saya menyadari bahwa untuk mewujudkan sesuatu hal kita harus berusaha secara konsisten,
terkadang timbul rasa malas. Selain rasa malas, konsistensi saya dalam melakukan pengembangan
diri juga bisa rusak karena saya lalai dengan kegiatan lain seperti menonton film. Untuk mengatasi
hal ini, saya membuat jadwal khusus untuk menonton, yaitu hanya pada hari Minggu. Jika saya
menyelesaikan pekerjaan saya lebih awal, saya bisa beristirahat lebih panjang. Sebaliknya, jika saya tidak
berhasil menyelesaikan tugas tepat waktu, saya tidak boleh beristirahat. Dengan cara ini, saya akan
termotivasi untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat dan konsisten sehingga saya punya banyak waktu
untuk bersantai. Selain sulit untuk konsisten, kesulitan yang saya hadapi selama proses pengembangan
diri adalah susah dalam mengatur waktu. Padahal, saya sudah merecanakan sesuatu jauh-jauh hari
tetapi tetap saja ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana. Apalagi, selain mengajar, terkadang
saya juga harus melakukan pekerjaan rumah. Untuk mengatasi hal ini, saya sering menonton video dari
YouTube tentang manajemen waktu. Saya juga berusaha untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih
penting terlebih dahulu.

B.4. Apa hasil yang Anda peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku tersebut?
Bagaimana Anda menerapkannya dalam peran Anda?

Hasil yang saya peroleh dari pengembangan diri adalah saya menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran.
Sekarang, saya mengetahui penggunaan beberapa aplikasi untuk memudahkan belajar-mengajar,
misalnya penggunaan aplikasi MyViewboard. Saya juga lebih kreatif dalam menggunakan media
pembelajaran yang sebenarnya mudah ditemukan, seperti penggunaan media kertas untuk metode
index match card, penggunaan karton pada metode number head together, dan penggunaan sticky
note pada metode first thinking dan the wonderwall. Penggunaan media tersebut membuat siswa lebih
bersemangat untuk belajar

C. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai
dengan nilai, etika, pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku.

C.1. Ceritakan satu pengalaman Anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara detail!
Akan tetapi, saya pernah mengalaminnya pada tahun 2013. Kejadian tersebut terjadi
pada saya saat saya masih berkuliah. Ada seorang teman yang mengajak saya untuk
membolos. saat itu saya kos hujan memang lumayan deras. Selain enak untuk tidur,
susah juga menuju kampus karena kami biasanya menggunakan sepeda motor.
Teman saya kemudian melanjutkan, dengan setengah bercanda, dia mengajak kami
untuk membolos kuliah. Saya bertanya kepada dia untuk memastikan apakah dia
benar-benar ingin membolos. Ternyata, dia mengiyakan. Kalau saya tidak salah ingat,
dia berkata bahwa dia malas ke kampus dan dia juga kurang tertarik dengan mata
kuliah pada hari itu. Tak butuh waktu lama, teman saya yang lain pun menyetujui untuk
bolos. Artinya, sudah dua orang yang setuju untuk membolos, sisa saya dan satu
teman saya satu lagi yang belum mengambil keputusan. Saya pun kembali bertanya
pada teman itu. Syukurnya, teman saya tidak ingin membolos sehingga saya tidak
sendirian ke kampus.

C.2. Tindakan apa yang Anda lakukan dan mengapa hal tersebut Anda lakukan?
Saat teman saya mengajak saya membolos, saya meyakinkan dia untuk pergi ke
kampus bersama saya. Saya menawarkan tumpangan karena kebetulan teman saya itu
juga tidak punya motor. Saya menyarankan dia untuk meminjam jas hujan pada teman
yang tidak punya jadwal kuliah. Saya pun meyakinkannya dengan mengatakan pada
dia bahwa jarak kampus tidak terlalu jauh sehingga tidak akan terlalu masalah. Saat itu
saya berpikir saya perlu membujuk teman saya agar dia bisa mempertimbangkan lebih
jauh sebelum dia mengambil sebuah keputusan. Lagipula, keputusan dia membolos
dengan alasan malas tidak dapat dibenarkan. Materi yang diberikan oleh dosen pada
hari itu, pastinya tidak akan sama dengan hari-hari berikutnya. Lalu, bagaimana kalau
pada hari itu tiba-tiba dosen memberikan kuis? Pastinya itu akan mempengaruhi nilai
yang akan dia dapatkan kedepannya.

C.3. Bagaimana hasilnya ?


Pada akhirnya, saya tidak membolos. Namun, sayangnya sulit untuk membujuk dua
teman saya yang terlanjur merasa malas itu. Saya pikir keputusan yang saya ambil
pada waktu sudah sangat tepat. Walaupun, saya tidak ingat kejadian saat sudah
sampai di kampus, tetapi saya sangat yakin usaha saya untuk belajar tidak akan pernah
sia-sia

D. Ceritakan secara spesifik situasi pengalaman Anda saat bekerja sama dengan orang
lain yang memiliki beragam perbedaan, seperti budaya, cara pandang, latar belakang,
pendidikan, cara berpikir, dll

D.1. Ceritakan secara spesifik situasinya? Apa tujuan dari kerjasama yang terjadi?
Keberagaman seperti apa yang Anda hadapi?

Salah satu pengalaman saya bekerja sama dengan orang lain yang memiliki keberagaman terjadi ketika saya berkuliah, yaitu saat
pementasan drama. Pementasan drama/praktik drama adalah salah satu kewajiban bagi kami yang menempuh mata kuliah Drama.
Sebelum pementasan dilakukan, kami rutin melaksanakan latihan selama beberapa bulan. Saat latihan inilah terlihat jelas berbagai
keberagaman yang dimiliki oleh masing-masing individu. Masing-masing dari kami memiliki latar belakang, pikiran, atau sudut
pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang tersebut antara lain terjadi saat kami menentukan dialog, posisi tokoh di
atas panggung, properti, bahkan mengenai kehadiran anggota drama. Meskipun banyak perbedaan, kerja sama ini tentu saja
sangat perlu untuk dilaksanakan. Tujuannya pun jelas, yaitu untuk membentuk kekompakan sehingga kami mampu menampilkan
drama dengan maksimal.
D.2. Langkah-langkah apa yang Anda lakukan untuk mencapai tujuan kerja sama?
Bagaimana Anda memastikan langkah-langkah tesebut sudah sesuai dengan kebutuhan
semua pihak?

Untuk mencapai tujuan kerja sama di tengah perbedaan-perbedaan pendapat atau sudut pandang, saya
mendengar arahan yang diberikan oleh sutradara. Pada saat itu, bisa dikatakan pemimpin kelompok
drama kami adalah sutradara. Saya rasa menyerahkan, menghormati, serta mengikuti arahan dari
sutradara adalah cara yang tepat agar permasalahan tidak melebar dan masalah terselesaikan dengan
cepat. Saya masih ingat, ketika itu kami memiliki seorang sutradara dan seorang asisten sutradara.
Kedua sutradara ini pun terkadang memiliki sudut pandang yang berbeda. Setelah berdiskusi, mereka
akan menyampaikan keputusan kepada kami. Saya pun akan mengikuti arahan dari mereka. Saya juga
percaya segala keputusan yang mereka berikan sudah sesuai dengan kebutuhan dan kebaikan kami.

D.3. Apa hasil yang Anda capai saat itu? Adakah komentar atau respon lingkungan (mis.
rekan sejawat ataupun pihak lain) terhadap tindakan Anda? Bagaimana dampaknya terhadap
kerja sama tersebut?

Setelah saya dan teman-teman lain mengikuti arahan dari sutradara, kami dapat melaksanakan latihan
dengan baik, konsisten, dan kompak. Saat itu, kami mendapat teguran karena sebagian dari kami yang
tidak bukan pemeran utama sering tidak menghadiri latihan. Setelah menerima teguran itu pun, mereka
selalu hadir untuk latihan. Saya masih mengingat salah satu dari teman saya pernah memuji saya karena
mematuhi aturan yang ditetapkan. Dia meminta kepada anggota lain untuk mencontoh saya yang selalu
hadir latihan walaupun rumah saya yang paling jauh di antara teman-teman lainnya. Berkat ketekunan
kami, drama yang kami tampilkan terpilih sebagai drama terbaik saat pementasan untuk ujian final.

Anda mungkin juga menyukai