Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan Modul kimia untuk tingkat SMA Kelas XI tentang
Kesetimbangan Kimia. Modul ini disusun untuk peserta didik yang dapat
dipergunakan sebagai salah satu sumber belajar. Diharapkan modul ini dibaca serta
dipahami oleh peserta didik dengan baik untuk mencapai kompetensi dasar dalam
dunia pendidikan.
Modul merupakan salah satu media yang sesuai dan tepat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu pada setiap pembelajaran. Bagi peserta didik,
selain dapat dipakai sebagai sumber belajar, modul juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Bagi sekolah menengah atas,
modul merupakan media informasi yang dirasakan efektif, karena isinya yang
singkat, padat informasi, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga proses
pembelajaran yang tepat guna akan dapat dicapai.
Penyusun menyadari, modul ini layaknya pribahasa tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itulah penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya jika
ada kekurangan atau kesalahan dalam modul ini.
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya peserta didik SMA untuk mata pelajaran Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
Pendahuluan
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan :
(1) dapat menjelaskan reaksi reversibel, irreversibel dan kesetimbangan dinamis dalam
reaksi kimia dengan tepat.;
(2) dapat menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi
dengan hasil reaksi dan menyajikan hasil pengolahan data untuk menentukan harga
ketetapan kesetimbangan Kc, Kp serta hubungan Kc dan Kp;
(3) mampu menentukan nilai K dari beberapa reaksi kesetimbangan yang berhubungan,
gabungan beberapa reaksi kesetimbangan, kesetimbangan disosiasi dan
menghitung nilai derajat disosiasi dengan tepat;
(4) dapat memiliki sikap displin, kerjasama, rasa ingin tahu dan sikap percaya diri serta
dapat menjelaskan dan menganalisis pengaruh perubahan konsentrasi, suhu,
tekanan, dan volume pada pergeseran arah kesetimbangan;
(5) terampil merancang, melakukan dan menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
Coba kalian simpan air di dalam sebuah
botol terbuka dan botol tertutup. Apa yang
terjadi beberapa hari kemudian? Air di
dalam botol terbuka tampak berkurang,
sedangkan air dalam botol tertutup relatif
tetap. Mengapa demikian? Kalian tentu
tahu bahwa pada suhu tertentu air akan
berubah menjadi uap air(menguap). Uap air
ini kemudian berubah lagi menjadi air
(mengembun). Di dalam botol terbuka, air
yang menguap akan keluar dari botol sehingga jumlah air di dalam botol akan
berkurang. Sebaliknya, air yang menguap di dalam botol tertutup akan mengembun
dan mengalir kembali ke dalam botol sehingga jumlah air tidak berkurang.
Pada botol tertutup terjadi proses penguapan dan juga pengembunan air. Jika
proses tersebut berlangsung dengan laju yang sama, sepertinya tidak ada yang berubah
sehingga jumlah air relatif tetap. Itulah yang disebut sebagai kesetimbangan. Proses
penguapan dan pengembunan berlangsung terus-menerus sehingga dikatakan
kesetimbangan dinamis.
1. Reaksi Kesetimbangan
Sebelum mempelajari reaksi kesetimbangan, kita perhatikan dulu contoh
reaksi searah dan reaksi dapat balik. Reaksi reversible merupakan reaksi yang dapat
balik, sedangkan reaksi irreversible merupakan reaksi yang tidak dapat balik.
Contoh reaksi irreversible adalah kayu terbakar
Reaksi antara natrium hidroksida (NaOH) dan asam klorida (HCl) hanya dapat
berlangsung ke arah kanan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara mereaksikan
kembali hasil reaksi, yaitu NaCl dan H2O. Fakta menunjukkan bahwa NaCl tidak
akan bereaksi dengan air membentuk NaOH dan HCl. Adapun contoh reaksi
reversibel adalah reaksi antara N2 dan H2 menjadi NH3, dan sebaliknya NH3 dapat
terurai menjadi H2 dan N2.
Ternyata sebagian ammonia akan terurai kembali menjadi gas nitrogen dan gas
hidrogen.
Misalkan laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2. Sebagai mana telah dipelajari
dalam laju reaksi, nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2 dan H2 (laju pembentukan
amoniak), sedangkan nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3 (laju penguraian
amoniak). Pada awal reaksi v1 mempunyai nilai maksimum sedangkan v2 adalah nol
karena NH3 belum terbentuk. Pada suatu saat (pada saat waktu t tertentu) laju reaksi
maju akan sama dengan laju reaksi balik. Selanjutnya seiring dengan berkurangnya
konsentrasi N2 dan H2, nilai v1 semakin lama semakin kecil. Sebaliknya dengan
bertambahnya konsentrasi NH3 maka nilai v2 akan semakin besar. Peristiwa ini
dapat digambarkan pada kurva sebagai berikut:
Kurva 1 : Perubahan laju reaksi terhadap waktu. v1 = laju reaksi dari kiri ke kanan
(laju pembentukan amoniak) dan v2 = laju reaksi dari kanan ke kiri (laju penguraian
amoniak)
Kurva 2: Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu menuju
keadaan setimbang.
Dari kedua kurva di atas dapat dilihat, sejak pada waktu t , v1= v2 jumlah masing-
masing komponen tidak berubah terhadap waktu. Oleh karena itu, tidak ada
perubahan yang dapat diamati atau diukur (reaksi makroskopis) seolah-olah reaksi
telah berhenti. Pada keadaan inilah reaksi telah mencapai keadaan setimbang.
Pada reaksi pembentukan NH3 dan penguraian menjadi N2 dan H2 reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Artinya reaksi antara
nitrogen dan hidrogen membentuk ammonia tetap berlangsung, demikian pula
penguraian ammonia membentuk hidrogen dan nitrogen. Oleh karena itu,
kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis.
Contoh :
CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
2NaHCO3(s) ⇌ Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Hukum Kesetimbangan
Contoh
CO (g) + 3H2 (g) ⇌ CH4 (g) + H2O (g)
[𝐶𝐻4 ][𝐻2 𝑂]
𝐾=
[𝐶𝑂][𝐻2 ]3
maka persamaan Kp
[ NO2 ]4
2N2O(g) + 3O2(g) ⇌ 4NO2(g) Kc2 =
[ N 2 O]2 [O2 ]3
[ NO2 ]4
2N2(g) + 4O2(g) ⇌ 4NO2(g) Kc3 =
[ N 2 ]2 [O2 ] 4
Persamaan Kc3 merupakan hasil kali dari Kc1 dan Kc2 seperti ditunjukan berikut
ini:
[ N 2 O]2 [ NO2 ]4 [ NO2 ]4
Kc1 x Kc2 = x = = Kc3
[ N 2 ] 2 [O2 ] [ N 2 O]2 [O2 ]3 [ N 2 ]2 [O2 ] 4
1.3.Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang
berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang
disebut kesetimbangan disosiasi. Beberapa cotoh kesetimbangan disosiasi gas :
2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g)
N2O3(g) ⇌ 2NO2(g)
Besarnya fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi (α), yaitu
perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula.
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
𝛼=
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎
Qc = Kc ; Reaksi Setimbang
Qc < Kc ; Reaksi bergeser ke arah produk
Qc = Kc ; Reaksi bergeser ke arah reakstan
Jika diketahui suatu reaksi:
[C ]c [D ]d
Qc =
[A] a [B] b
Contoh:
Gas N2O4 dan gas NO2 dicampur pada suhu 473 K di dalam wadah berkapasitas 1 liter.
Ketika kesetimbangan tercapai, terdapat 0,00357 M gas N2O4 dan 0,193 M gas NO2.
Jika kita tambahkan 0,057 mol gas NO2, berapakah konsentrasi zat saat tercapai
kesetimbangan baru? (Kc= 10,4)
N2O4(g) ⇌ 2NO2(g)
Jawab:
0,057 mol
[NO2] = = 0,057 M
1L
[ NO2 ] 2
Q =
[ N 2 O4 ]
[0,2500] 2
Q=
[0,00357]
Q = 17,51
Harga Q yang di dapat sebesar 17,51 harga KC pada kesetimbangan ini sebesar 10,4 Jadi
harga Q > Harga K. sehingga untuk mencapai keadaan kesetimbangan baru, reaksi akan
bergeser ke arah kanan dan membentuk lebih banyak gas N2O4
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Arah
Pergeseran Kesetimbangan
2.1. Konsentrasi
Keterangan:
Pada percobaan ini didapat bahwa penambahan ion Fe3+ dan SCN- menyebabkan
larutan standar menjadi lebih pekat, ion Fe(SCN)2+ bertambah. Pada kesetimbangan
ini adanya penambahan ion Fe3+ dan ion SCN- menyebabkan kesetimbangan bergeser
ke arah ion Fe(SCN)2+. Pada penambahan ion OH- mengakibatkan warna merah pada
larutan berkurang, sebab jumlah ion Fe(SCN)2+ berkurang. Mengapa ion Fe(SCN)2+
berkurang? Ion OH- berfungsi untuk mengikat ion Fe3+, maka untuk menjaga
kesetimbangan, ion Fe(SCN)2+ akan terurai lagi membentuk ion Fe3+ dan SCN– atau
kesetimbangan bergeser ke arah ion Fe3+ dan SCN-
a. Gas N2 ditambahkan
b. Gas H2 dikurangi
c. Gas NH3 dikurangi
Jawab :
2.2. Suhu
Kesetimbangan reaksi juga dapat bergeser karena pengaruh suhu.
Berdasarkan percobaan, apabila suhu diturunkan, gas menjadi tidak berwarna dan
kesetimbangan bergeser kearah N2O4 yang tidak berwarna (kearah eksoterm dengan
melepaskan kalor). Apabila suhu dinaikkan gas berwarna coklat, karena kesetimbangan
bergeser ke arah NO2 yang berwarna coklat (kearah endoterm dengan cara menyerap
kalor).
Apabila suhu reaksi dinaikkan (kalor bertambah), maka sistem akan menyerap
kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
Apabila suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan
melepaskan kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm.
Pada reaksi kesetimbangan, apabila reaksi ke kanan menyerap kalor (bersifat
endoterm), maka reaksi ke kiri akan melepas kalor (bersifat eksoterm) demikian
pula sebaliknya.
Contoh Soal
a. Suhu dinaikkan
b. Suhu diturunkan
Jawab :
2NaHCO3(aq)⇌ Na2CO3(aq) +
CO2(g) + H2O(l)
Contoh Soal
a. Tekanan diperbesar
b. Volume diperbesar
Jawab :
Karena tetapan kesetimbangan reaksi (K) yang merupakan perbandingan antara tetapan
kecepatan reaksi ke kanan terhadap tetapan kecepatan reaksi ke kiri tidak mengalami
perubahan, maka katalis bersifat mempercepat reaksi dalam kedua arah. Artinya, katalis
yang mempercepat reaksi ke kanan juga akan mempercepat reaksi ke kiri (reaksi balik).
3. PENERAPAN KESETIMBANGAN KIMIA
DALAM INDUSTRI
Dalam industri yang melibatan reaksi kesetimbangan kimia, produk reaksi yang
di hasilkan ketika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan tidak akan
bertambah lagi. Akan tetapi, produk reaksi akan kembali di hasilkan, jika di lakukan
perubahan konsentrasi (produk reaksinya di ambil atau pereaksi di tambah), perubahan
suhu, atau perubahan tekanan dan volume. Berikut ini beberapa contohnya :
Pada proses haber, bahan bakunya berasal dari gas alam, air, dan udara. Gas hirogen
di peroleh dari reaksi gas alam (mengandung metana) dengan uap air, sedangkan gas
nitrogen di peroleh dari udara.
CH4 + H2O ⇌ CO + 3H2
Gas CO yang terbentuk di reaksikan lagi dengan uap air sehingga menghasilkan gas H2
dan gas CO2.
CO + H2O ⇌CO2 + H2
Gas H2 di gunakan untuk membuat ammonia, sedangkan gas Co2 yang di hasilkan di
gunakan untuk memproduksi urea CO(NH2)2. Reaksi nitrogen dan hydrogen di lakukan
pada suhu 450oC di bantu oleh katalis (besi oksida) dengan reaksi kesetimbangan
sebagai berikut.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 ΔH = -92 kJ
Agar hasil produksi optimal, reaksi harus bergeser ke kanan. Oleh karena itu, tekanan
yang di gunakan dalam proses tersebut sangat tinggi sekitar 300-400 atm. Jika tekanan
di perbesar, reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol yang lebih kecil (NH3 / amonia).
Selain itu, suhu reaksi di turunkan sehingga reaksi bergeser ke kanan. Cara lainnya
dengan mengambil produk yang terbentuk sehingga konsentrasi NH3 berkurang.
Pengurangan konsentrasi NH3 akan menggeser kesetimbangan ke arah kanan. Selin itu,
untuk menghasilkan produk yang lebih optimal, pada proses pembuatan ammonia di
tambahkan katalis. Katalis tersebut berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi atau
memepercepat laju reaksi. Katalis yang biasa di gunakan adalah Fe dengan campuran
Al2O3 dan KOH.
Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang banyak di gunakan baik di
labolatorium maupun Industri. Penggunaan utama asam sulfat di industry adalah
sebagai bahan baku pembuatan pupuk, di antaranya pupuk superfosfat dan ammonium
sulfat. Asam sulfat juga di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam
klorida, asam nitrat, garam sulfat, detergen, zat pewarna, bom, dan obat-obatan.
Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah belarang trioksida (SO3). SO3
sendiri di hasilkan dari reaksi antara belerang dioksida dan oksigen. Metode pembuatan
asam sulfat dengan cara ini di namakan proses kontak yang terdiri atas 3 tahap, yaitu
pembuatan SO2, pembuatan SO3, dan pembuatan H2SO4 (asam sulfat). Untuk
mempercepat reaksi, di gunakan katalisator vanadium pentaoksida (V2O5).
Tahap 1 : Oksidasi S
S (s) + O2 (g) ⇌ SO2 (g) ΔH = -297 kJ
Tahap 2 : oksidasi SO2
2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g) ΔH = -190 kJ
Untuk memperoleh keuntungan optimal, SO3 yang di hasilkan harus optimal juga
sehingga perlu di cari kondisi yang optimum agar reaksi berlangsung ke kanan.
Bagaimana caranya ? setelah mencapai kesetimbangan, tekanan di perbesar dan suhu
reaksi di turunkan.
Hukum kesetimbangan:
Harga K tetap pada suhu tetap. Harga K ditentukan secara eksperimen dengan
menentukan konsentrasi salah satu komponen.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah, suhu, konsentrasi,
tekanan, dan volume
5. Jika suhu dinaikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm. Jika
suhu diturunkan, kesetimbangan bergeser ke arah eksoterm.
6. Jika salah satu komponen konsentrasinya dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah komponen tersebut. Jika salah satu komponen konsentrasinya
diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah lawannya.
7. Jika tekanan diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah komponen yang
jumlah molnya lebih kecil. Jika tekanan diperkecil, kesetimbangan akan
bergeser ke arah komponen yang jumlah molnya lebih besar.
8. Jika volum diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke arah komponen yang
jumlah molnya besar. Jika volum diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke
arah komponen yang jumlah molnya kecil.
9. Prinsip kesetimbangan banyak digunakan dalam industri untuk mendapatkan
hasil yang optimal dan biaya yang ekonomis dengan mempertimbangkan
kondisi konsentrasi, tekanan, suhu, dan katalis.
Soal Uji Kompetensi
1. Ditentukan keetimbangan :
3Fe(s) + 4H2O (g) ⇄ Fe3O4(s) + 4H2(g) memiliki harga H > 0