Anda di halaman 1dari 26

MODUL

ROMARISNA FRANSISKA SIMALANGO


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
selesainya penyusunan Modul kimia untuk tingkat SMA Kelas XI tentang
Kesetimbangan Kimia. Modul ini disusun untuk peserta didik yang dapat
dipergunakan sebagai salah satu sumber belajar. Diharapkan modul ini dibaca serta
dipahami oleh peserta didik dengan baik untuk mencapai kompetensi dasar dalam
dunia pendidikan.
Modul merupakan salah satu media yang sesuai dan tepat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu pada setiap pembelajaran. Bagi peserta didik,
selain dapat dipakai sebagai sumber belajar, modul juga dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu. Bagi sekolah menengah atas,
modul merupakan media informasi yang dirasakan efektif, karena isinya yang
singkat, padat informasi, dan mudah dipahami oleh siswa sehingga proses
pembelajaran yang tepat guna akan dapat dicapai.
Penyusun menyadari, modul ini layaknya pribahasa tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itulah penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya jika
ada kekurangan atau kesalahan dalam modul ini.
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya peserta didik SMA untuk mata pelajaran Kimia.

STM Hilir , September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................

Daftar isi .............................................................................................................

Peta Konsep ........................................................................................................

Pendahuluan

Kompetensi Dasar ..............................................................................................


Tujuan Pembelajaran .........................................................................................
1. Reaksi Kesetimbangan ................................................................................
1.1.Kesetimbangan Dinamis ..........................................................................
1.1.1. Kesetimbangan Homogen
1.1.2. Kesetimbangan Heterogen.............................................................
1.2.Tetapan Kesetimbangan ...........................................................................
1.2.1. Tetapan Kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan .....
1.2.2. Hubungan Kc dengan Kp ..............................................................
1.3.Kesetimbangan Disosiasi .........................................................................
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Arah Pergeseran Kesetimbangan
2.1.Konsentrasi ..............................................................................................
2.2.Suhu .........................................................................................................
2.3.Tekanan dan Volume ...............................................................................
2.4.Katalis ......................................................................................................
3. Penerapan Kesetimbangan Kimia dalam Industri
3.1.Proses Haber pada Industri amonia ..........................................................
3.2.Proses Kontak pada Pembuatan Asam Sulfat ..........................................
3.3.Proses Ostwald pada Industri asam nitrat ................................................
Soal Uji Kompetensi ...........................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................
PETA KONSEP
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
1.8.Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi dengan
hasil reaksi
1.8.Menyajikan hasil pengolahan data untuk menentukan harga ketetapan
kesetimbangan
1.9.Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
dan penerapannya dalam industri
1.9.Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan :

(1) dapat menjelaskan reaksi reversibel, irreversibel dan kesetimbangan dinamis dalam
reaksi kimia dengan tepat.;
(2) dapat menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi
dengan hasil reaksi dan menyajikan hasil pengolahan data untuk menentukan harga
ketetapan kesetimbangan Kc, Kp serta hubungan Kc dan Kp;
(3) mampu menentukan nilai K dari beberapa reaksi kesetimbangan yang berhubungan,
gabungan beberapa reaksi kesetimbangan, kesetimbangan disosiasi dan
menghitung nilai derajat disosiasi dengan tepat;
(4) dapat memiliki sikap displin, kerjasama, rasa ingin tahu dan sikap percaya diri serta
dapat menjelaskan dan menganalisis pengaruh perubahan konsentrasi, suhu,
tekanan, dan volume pada pergeseran arah kesetimbangan;
(5) terampil merancang, melakukan dan menyimpulkan percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
Coba kalian simpan air di dalam sebuah
botol terbuka dan botol tertutup. Apa yang
terjadi beberapa hari kemudian? Air di
dalam botol terbuka tampak berkurang,
sedangkan air dalam botol tertutup relatif
tetap. Mengapa demikian? Kalian tentu
tahu bahwa pada suhu tertentu air akan
berubah menjadi uap air(menguap). Uap air
ini kemudian berubah lagi menjadi air
(mengembun). Di dalam botol terbuka, air
yang menguap akan keluar dari botol sehingga jumlah air di dalam botol akan
berkurang. Sebaliknya, air yang menguap di dalam botol tertutup akan mengembun
dan mengalir kembali ke dalam botol sehingga jumlah air tidak berkurang.
Pada botol tertutup terjadi proses penguapan dan juga pengembunan air. Jika
proses tersebut berlangsung dengan laju yang sama, sepertinya tidak ada yang berubah
sehingga jumlah air relatif tetap. Itulah yang disebut sebagai kesetimbangan. Proses
penguapan dan pengembunan berlangsung terus-menerus sehingga dikatakan
kesetimbangan dinamis.

1. Reaksi Kesetimbangan
Sebelum mempelajari reaksi kesetimbangan, kita perhatikan dulu contoh
reaksi searah dan reaksi dapat balik. Reaksi reversible merupakan reaksi yang dapat
balik, sedangkan reaksi irreversible merupakan reaksi yang tidak dapat balik.
Contoh reaksi irreversible adalah kayu terbakar

Reaksi NaOH dengan HCl


NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Reaksi antara natrium hidroksida (NaOH) dan asam klorida (HCl) hanya dapat
berlangsung ke arah kanan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara mereaksikan
kembali hasil reaksi, yaitu NaCl dan H2O. Fakta menunjukkan bahwa NaCl tidak
akan bereaksi dengan air membentuk NaOH dan HCl. Adapun contoh reaksi
reversibel adalah reaksi antara N2 dan H2 menjadi NH3, dan sebaliknya NH3 dapat
terurai menjadi H2 dan N2.

1.1. Kesetimbangan Dinamis


Misalkan terdapat 1 mol gas nitrogen dipanaskan bersama 3 mol gas hidrogen. Pada
awalnya hanya terjadi satu reaksi yaitu pembentukan ammonia.

N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Ternyata sebagian ammonia akan terurai kembali menjadi gas nitrogen dan gas
hidrogen.

2NH3(g) N2(g) + 3H2(g)

Selanjutnya kedua reaksi tersebut akan berlangsung secara bersama-sama menurut


reaksi berikut ini:

N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

Misalkan laju reaksi maju v1 dan laju reaksi balik v2. Sebagai mana telah dipelajari
dalam laju reaksi, nilai v1 bergantung pada konsentrasi N2 dan H2 (laju pembentukan
amoniak), sedangkan nilai v2 bergantung pada konsentrasi NH3 (laju penguraian
amoniak). Pada awal reaksi v1 mempunyai nilai maksimum sedangkan v2 adalah nol
karena NH3 belum terbentuk. Pada suatu saat (pada saat waktu t tertentu) laju reaksi
maju akan sama dengan laju reaksi balik. Selanjutnya seiring dengan berkurangnya
konsentrasi N2 dan H2, nilai v1 semakin lama semakin kecil. Sebaliknya dengan
bertambahnya konsentrasi NH3 maka nilai v2 akan semakin besar. Peristiwa ini
dapat digambarkan pada kurva sebagai berikut:

Kurva 1 : Perubahan laju reaksi terhadap waktu. v1 = laju reaksi dari kiri ke kanan
(laju pembentukan amoniak) dan v2 = laju reaksi dari kanan ke kiri (laju penguraian
amoniak)
Kurva 2: Perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi terhadap waktu menuju
keadaan setimbang.
Dari kedua kurva di atas dapat dilihat, sejak pada waktu t , v1= v2 jumlah masing-
masing komponen tidak berubah terhadap waktu. Oleh karena itu, tidak ada
perubahan yang dapat diamati atau diukur (reaksi makroskopis) seolah-olah reaksi
telah berhenti. Pada keadaan inilah reaksi telah mencapai keadaan setimbang.

Jadi keadaan setimbang adalah dimana laju pembentukan produk dan


penguraian produk pada waktu tertentu bernilai sama sehingga
konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi tetap tidak berubah terhadap waktu
tetap oleh karena itu tidak ada perubahan lagi yang dapat di amati.

Pada reaksi pembentukan NH3 dan penguraian menjadi N2 dan H2 reaksi tetap
berlangsung pada tingkat molekul (tingkat mikroskopis). Artinya reaksi antara
nitrogen dan hidrogen membentuk ammonia tetap berlangsung, demikian pula
penguraian ammonia membentuk hidrogen dan nitrogen. Oleh karena itu,
kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan dinamis adalah secara mikroskopis reaksi terus


belangsung dengan laju pembentukan produk dan penguraian produk
pada waktu tertentu bernilai sama sehingga konsentrasi pereaksi dan hasil
reaksi tetap atau tidak berubah terhadap waktu.

1.1.1. Kesetimbangan Homogen


Kesetimbangan homogen (homogeneus equilibrium) ialah suatu kesetimbangan
kimia yang melibatkan reaktan dan produk yang berada pada fasa yang sama.
Kesetimbangan homogen dapat berupa sistem gas atau larutan.
Contoh : N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO-(aq) + H+(aq)
1.1.2. Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan heterogen (heterogeneus equilibrium) ialah suatu kesetimbangan


kimia yang melibatkan reaktan dan produk yang berada pada fasa yang berbeda.

Contoh :
CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
2NaHCO3(s) ⇌ Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

1.2. Tetapan Kesetimbangan

Hukum Kesetimbangan

Pada reaksi kesetimbangan, hasil kali konsentrasi zat hasil reaksi


yang dipangkatkan koefisiennya dibagi dengan hasil kali
konsentrasi zat pereaksi yang dipangkatkan koefisiennya akan
tetap, pada suhu tetap.

Secara umum, reaksi bolak-balik berlangsung menurut persamaan berikut:


aA + bB ⇌ cC + dD
dengan A dan B adalah reaktan, C dan D adalah Produk, sedangkan a, b, c, dan d
adalah koefisien persamaan reaksi bolak-balik.

Secara matematis, hukum kesetimbangan kimia dapat diungkapkan dalam


persamaan tetapan kesetimbangan yang dinyatakan sebagai berikut:

Contoh
CO (g) + 3H2 (g) ⇌ CH4 (g) + H2O (g)
[𝐶𝐻4 ][𝐻2 𝑂]
𝐾=
[𝐶𝑂][𝐻2 ]3

1.2.1. Tetapan Kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan


Kesetimbangan berdasarkan tekanan dinyatakan dengan notasi Kp, yaitu hasil kali
tekanan parsial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas
pereaksi, setelah masing-masing gas dipangkatkan dengan koefisiennya menurut
persamaan reaksi.
Kesetimbangan homogen dalam bentuk tekanan, untuk reaksi antara gas A dan B
membentuk gas C dan D sesuai reaksi :
aA + bB ⇌ cC + dD
dapat dituliskan sebagai :

sehingga untuk reaksi dalam fasa homogen:


2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g)
dapat dituliskan sebagai :

Kesetimbangan heterogen dalam bentuk tekanan seperti halnya dalam Kc


keterlibatan zat dengan fasa padat diabaikan, karena tidak berperan dalam
pembentukan tekanan total. Untuk menentukan Kp tekanan gas dapat dinyatakan
dengan cmHg atau atmosfer (atm).
Untuk reaksi :
C(s) + H2O(g) ⇌ CO(g) + H2(g)
dituliskan sebagai :

1.2.2. Hubungan Kc dengan Kp


Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi gas dalam ruangan. Dari
persamaan gas ideal, yaitu PV = nRT , maka tekanan gas:
P= ; Besaran = konsentrasi gas

Untuk reaksi kesetimbangan homogen

mA (g) + nB (g) ⇌ pC (g) + qD (g)

maka persamaan Kp

dengan menggunakan perhitungan matematis dari contoh persamaan reaksi


kesetimbangan homogen di atas, maka diperoleh hubungan antara Kp dengan Kc,
yaitu: dimana n = (p+q) – (m+n)
Kp =
 Mengubah arah reaksi kesetimbangan
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) ⇌ 2N2O(g) Kc =
[ N 2 ] 2 [O2 ]
Jika arah kesetimbangan dibalik, maka persamaan tetapan kesetimbangannya
akan berubah.
[ N 2 ] 2 [O2 ] 1
2N2O(g) ⇌ 2N2(g) + O2(g) Kc` = 2
=
[ N 2 O] KC
 Mengalikan koefisien reaksi dengan suatu faktor
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) ⇌ 2N2O(g) Kc =
[ N 2 ] 2 [O2 ]
Jika koefisien reaksi dikalikan suatu faktor n (bilangan bulat atau pecahan)
maka pangkat konsentrasi zat-zat dalam persamaan Kc tersebut harus
disesuaikan dengan faktor tersebut. Umpama n = 2, maka persamaan tetapan
kesetimbangan yang baru berubah menjadi:
[ N 2 O] 4
4N2(g) + 2O2(g) ⇌ 4N2O(g) Kc = = Kc2
[ N 2 ]4 [O2 ] 2
 Menjumlahkan reaksi-reaksi kesetimbangan
Jika reaksi-reaksi kesetimbangan dijumlahkan, maka tetapan kesetimbangan
untuk reaksi gabungannya sama dengan hasil kali tetapan-tetapan
kesetimbangan dari reaksi-reaksi yang dijumlahkan.
[ N 2 O]2
2N2(g) + O2(g) ⇌ 2N2O(g) Kc1 =
[ N 2 ] 2 [O2 ]

[ NO2 ]4
2N2O(g) + 3O2(g) ⇌ 4NO2(g) Kc2 =
[ N 2 O]2 [O2 ]3

[ NO2 ]4
2N2(g) + 4O2(g) ⇌ 4NO2(g) Kc3 =
[ N 2 ]2 [O2 ] 4
Persamaan Kc3 merupakan hasil kali dari Kc1 dan Kc2 seperti ditunjukan berikut
ini:
[ N 2 O]2 [ NO2 ]4 [ NO2 ]4
Kc1 x Kc2 = x = = Kc3
[ N 2 ] 2 [O2 ] [ N 2 O]2 [O2 ]3 [ N 2 ]2 [O2 ] 4

1.3.Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang
berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang
disebut kesetimbangan disosiasi. Beberapa cotoh kesetimbangan disosiasi gas :
2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g)
N2O3(g) ⇌ 2NO2(g)
Besarnya fraksi zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi (α), yaitu
perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mula-mula.
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑖𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖
𝛼=
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 − 𝑚𝑢𝑙𝑎

Secara umum reaksi disosiasi dapat dinyatakan sebagai berikut:


P ⇌ nQ
Dengan n = perbandingan antara jumlah koefisien diruas kanan dengan jumlah
koefisien ruas kiri. Misal jumlah P mula-mulai = a mol dan derajat disosiasi α , maka
jumlah P yang terdisosiasi = αa mol ,dan jumlah mol Q yang terbentuk = n. αa mol.
susunan kesetimbangan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Reaksi = P ⇌ nQ
Mula-mula = a mol -
Reaksi = (-αa) mol + n. α.a mol +
Setimbang = (a-αa) mol n. αa mol

Jumlah mol zat sesudah reaksi = (a-a a) mol + n.a a mol


= a(1+(n-1)a) mol

Salah satu kegunaan dari tetapan kesetimbangan, yaitu dapat memberikan


seberapa jauh reaksi telah berlangsung. Semakin kecil nilai Kc, maka semakin
sedikit pereaksi yang membentuk produk. Posisi kesetimbangan akan berada di
kiri reaksi. Sebaliknya, semakin besar nilai Kc, maka semakin banyak produk yang
terbentuk. Posisi kesetimbangan akan berada di kanan reaksi. Jika nilai Kc
mendekati 1, maka reaksi setimbang. Posisi kesetimbangan kurang lebih berada di
tengah.

Harga tetapan kesetimbangan diperoleh menggunakan harga konsentrasi zat-zat


yang ada pada reaksi setimbang pada saat kesetimbangan terjadi. Apabila harga
konsentrasi zat-zat yang digunakan bukan kosentrasinya pada keadaan setimbang maka
perbandingan hasil kali konsentrasi produk dipangkatkan kooefisiennya terhadap hasil
kali konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan koefisiennya menghasilkan suatu
besaran yang disebut kuosien reaksi (Qc). Selanjutnya, nilai tetapan kesetimbangan
dapat digunakan untuk memperkirakan apakah reaksi sudah berada dalam kondisi
setimbang atau belum. Pada keadaan kesetimbangan harga Qc = Kc.

Qc = Kc ; Reaksi Setimbang
Qc < Kc ; Reaksi bergeser ke arah produk
Qc = Kc ; Reaksi bergeser ke arah reakstan
Jika diketahui suatu reaksi:

aA (g) + bB (g) ⇋ cC (g) + dD (g)

Untuk menghitung besar Qc, dipergunakan rumus berikut.

[C ]c [D ]d
Qc =
[A] a [B] b

Contoh:
Gas N2O4 dan gas NO2 dicampur pada suhu 473 K di dalam wadah berkapasitas 1 liter.
Ketika kesetimbangan tercapai, terdapat 0,00357 M gas N2O4 dan 0,193 M gas NO2.
Jika kita tambahkan 0,057 mol gas NO2, berapakah konsentrasi zat saat tercapai
kesetimbangan baru? (Kc= 10,4)
N2O4(g) ⇌ 2NO2(g)

Jawab:

Hitung konsentrasi mula-mula baru setelah penambahan 0,057 mol NO2

0,057 mol
[NO2] = = 0,057 M
1L

Tentukan konsentrasi N2O4 dan NO2 setelah penambahan

Pers. Reaksi : N2O4(g) ⇌ 2NO2 (g)


Kesetimbangan Awal : 0,00357 M 0,1930 M
Penambahan : 0 + 0,0570 M
Mula-mula baru : 0,00357 M 0,2500 M

Menentukan arah reaksi

[ NO2 ] 2
Q =
[ N 2 O4 ]

[0,2500] 2
Q=
[0,00357]

Q = 17,51

Harga Q yang di dapat sebesar 17,51 harga KC pada kesetimbangan ini sebesar 10,4 Jadi
harga Q > Harga K. sehingga untuk mencapai keadaan kesetimbangan baru, reaksi akan
bergeser ke arah kanan dan membentuk lebih banyak gas N2O4
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Arah
Pergeseran Kesetimbangan

2.1. Konsentrasi

Berdasarkan Asas Le Chatelier, apabila konsentrasi pereaksi atau produk reaksi


berubah, maka kesetimbangan akan bergeser untuk mengurangi pengaruh perubahan
konsentrasi yang terjadi sampai diperoleh kesetimbangan yang baru.

Untuk mempelajari pengaruh perubahan konsentrasi pada kesetimbangan, perhatikan


percobaan penambahan ion-ion dan zat lain pada sistem kesetimbangan berikut.
Fe3+(aq) + SCN–(aq) ⇌ Fe(SCN)2+(aq)
kuning merah bata

Keterangan:

a. Larutan FeSCN2+ mula-mula


b. Larutan FeSCN2+ setelah ditambah FeCl3
c. Larutan FeSCN2+ setelah ditambah KSCN
d. Larutan FeSCN2+ setelah ditambah NaOH

Pada percobaan ini didapat bahwa penambahan ion Fe3+ dan SCN- menyebabkan
larutan standar menjadi lebih pekat, ion Fe(SCN)2+ bertambah. Pada kesetimbangan
ini adanya penambahan ion Fe3+ dan ion SCN- menyebabkan kesetimbangan bergeser
ke arah ion Fe(SCN)2+. Pada penambahan ion OH- mengakibatkan warna merah pada
larutan berkurang, sebab jumlah ion Fe(SCN)2+ berkurang. Mengapa ion Fe(SCN)2+
berkurang? Ion OH- berfungsi untuk mengikat ion Fe3+, maka untuk menjaga
kesetimbangan, ion Fe(SCN)2+ akan terurai lagi membentuk ion Fe3+ dan SCN– atau
kesetimbangan bergeser ke arah ion Fe3+ dan SCN-

Berdasarkan Asas Le Chatelier :

 Jika pada sistem kesetimbangan salah satu komponen ditambah,


kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan.
 Jika pada sistem kesetimbangan salah satu komponennya dikurangi,
kesetimbangan akan bergeser ke arah komponen tersebut.
Contoh Soal

Perhatikan reaksi kesetimbangan :


N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Tentukan bergeser ke arah manakah reaksi bila :

a. Gas N2 ditambahkan
b. Gas H2 dikurangi
c. Gas NH3 dikurangi
Jawab :

a. Jika gas N2 ditambahkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah


yang berlawanan, yaitu bergeser ke arah kanan yaitu ke arah gas
NH3.
b. Jika gas H2 dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke arah
komponen yang berkurang yaitu bergeser ke arah kiri yaitu ke
arah gas N2 dan gas H2.
c. Jika gas NH3 dikurangi, kesetimbangan akan bergeser ke arah
komponen yang berkurang yaitu bergeser ke arah kanan yaitu
ke arah gas NH3.

2.2. Suhu
Kesetimbangan reaksi juga dapat bergeser karena pengaruh suhu.

Untuk mempelajari pengaruh perubahan suhu pada kesetimbangan. Perhatikan reaksi


kesetimbangan hasil percobaan lempeng Cu dengan HNO3 pekat berikut:

2NO2(g) ⇌ N2O4(g) ∆H = -58 kJ


(Coklat kemerahan) (tak berwarna)
Keterangan:

Tabung 1. Tabung reaksi diletakkan di air panas

Tabung 2. Tabung reaksi diletakkan di air dingin

Tabung 3. Sebagai control/pembanding

Berdasarkan percobaan, apabila suhu diturunkan, gas menjadi tidak berwarna dan
kesetimbangan bergeser kearah N2O4 yang tidak berwarna (kearah eksoterm dengan
melepaskan kalor). Apabila suhu dinaikkan gas berwarna coklat, karena kesetimbangan
bergeser ke arah NO2 yang berwarna coklat (kearah endoterm dengan cara menyerap
kalor).

Berdasarkan asas Le Chatelier :

 Apabila suhu reaksi dinaikkan (kalor bertambah), maka sistem akan menyerap
kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm.
 Apabila suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan
melepaskan kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm.
 Pada reaksi kesetimbangan, apabila reaksi ke kanan menyerap kalor (bersifat
endoterm), maka reaksi ke kiri akan melepas kalor (bersifat eksoterm) demikian
pula sebaliknya.

Contoh Soal

Perhatikan reaksi kesetimbangan :


2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) ∆H = -197,8 kJ
Tentukan bergeser ke arah manakah reaksi bila :

a. Suhu dinaikkan
b. Suhu diturunkan
Jawab :

a. Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi


endoterm. Pada reaksi tersebut reaksi ke arah kiri adalah reaksi
endoterm. Jadi kesetimbangan bergeser ke arah kiri yaitu ke arah gas
SO2 dan gas O2.
b. Jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi
eksoterm. Pada reaksi tersebut reaksi ke arah kanan adalah reaksi
eksoterm. Jadi kesetimbangan bergeser ke arah kanan yaitu ke arah gas
SO3.
FAKTA KIMIA

Karbonasi pada minuman


bersoda mengikuti reaksi
kesetimbangan berikut:

2NaHCO3(aq)⇌ Na2CO3(aq) +
CO2(g) + H2O(l)

Saat botol minuman bersoda


Penambahan tekanan akan memperkecil
dibuka, tekanan gas di dalam
botol berkurang sehingga volume. Begitupun sebaliknya, memperkecil
kesetimbangan bergeser ke tekanan akan memperbesar volume.
jumlah molekul gas yang lebih
banyak ( ke arah kanan), Sesuai dengan Asas Le Chatelier, dalam hal ini
akhirnya gas CO2 yang memperbesar tekanan/memperkecil volume dan
dihasilkan keluar, itulah memperkecil tekanan/memperbesar volume
sebabnya timbul suara merupakan aksi yang diberikan lingkungan.
mendesis disertai gelembung Pemberian aksi ini akan menyebabkan sistem
gas saat botol minuman kesetimbangan akan terganggu. Untuk
bersoda dibuka.
mengembalikan kondisi sistem kesetimbangan
seperti semula (mempertahankan harga K) maka
kesetimbangan harus mengadakan reaksi untuk
membuat pengaruh aksi menjadi sekecil-
kecilnya.

Perhatikanlah gambar berikut :

Gambar di atas merupakan gambar yang menunjukkan pengaruh volume dan


tekanan pada kesetimbangan N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2 NH3 (g)

a. Campuran gas N2, H2, NH3 pada kesetimbangan


b. Ketika tekanan ditingkatkan dengan memperkecil volume, campuran tidak
lagi setimbang (Qc < Kc)
c. Reaksi bergeser ke arah kanan, jumlah total molekul gas menurun sampai
kesetimbangan tercapai kembali (Qc = Kc).
Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa sistem mengadakan reaksi berupa
memperbanyak produk yang terbentuk, alhasil pada keadaan (c), yaitu saat
kesetimbangan kembali tercapai, jumlah molekul produk bertambah dan jumlah
molekul perekatan berkurang. Kita tentu sudah mengetahui sebelumnya bahwa jumlah
koefisien menunjukkan jumlah mol . Ketika kita memperbesar tekanan dengan
memperkecil volume, maka keadaan molekul pada sistem akan berdesak-desakan.
Untuk mengembalikan sistem ke keadaan normal kembali adalah dengan cara
memperkecil jumlah molekul dalam sistem. Hal inilah yang dilakukan sistem yaitu
dengan menggeser reaksi ke arah reaksi yang menghasilkan jumlah molekul lebih
sedikit, dalam hal ini adalah ke arah kanan (pembentukan NH3 ). Dengan demikian,
hasilnya jumlah molekul NH3 lebih banyak dan molekul pereaksi yaitu N2 dan H2
sedikit, sehingga Qc akan sama dengan Kc atau sistem dalam keadaan setimbang.

Berdasarkan asas Le Chatelier :

 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), maka kesetimbangan


akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi kecil.
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi besar.

Contoh Soal

Perhatikan reaksi kesetimbangan :


PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g)
Tentukan bergeser kea rah manakan bila :

a. Tekanan diperbesar
b. Volume diperbesar
Jawab :

a. Jika tekanan diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke


arah jumlah koefisien yang kecil. Pada reaksi tersebut
jumlah koefisien yang kecil adalah reaktan. Jadi
kesetimbangan bergeser kea rah kiri yaitu kea rah gas
PCl5.
b. Jika volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah koefisien yang besar. Pada reaksi tersebut
jumlah koefisien yang besar adalah produk. Jadi
kesetimbangan bergeser ke arah kanan yaitu ke arah gas
PCl3 dan Cl2.
2.4. Katalis

Dalam reaksi kesetimbangan, katalis tidak menggeser kesetimbangan, katalis hanya


mempercepat tercapainya keadaan setimbang dan tidak merubah letak kesetimbangan
(harga tetapan kesetimbangan, K tetap), hal ini disebabkan katalis hanya mempercepat
reaksi ke kanan dan ke kiri sama besar.

Katalis hanya mempercepat reaksi untuk mencapai kesetimbangan (Bandingkan 2 grafik


profil konversi reaksi versus waktu reaksi yang diilustrasikan pada gambar di bawah ini.
Reaksi yang menggunakan katalis jauh lebih cepat mencapai kesetimbangan dibandingkan
dengan reaksi tanpa katalis).

Karena tetapan kesetimbangan reaksi (K) yang merupakan perbandingan antara tetapan
kecepatan reaksi ke kanan terhadap tetapan kecepatan reaksi ke kiri tidak mengalami
perubahan, maka katalis bersifat mempercepat reaksi dalam kedua arah. Artinya, katalis
yang mempercepat reaksi ke kanan juga akan mempercepat reaksi ke kiri (reaksi balik).
3. PENERAPAN KESETIMBANGAN KIMIA
DALAM INDUSTRI

Prinsip utama dalam industri adalah bagaimana caranya menghasilkan produk


(hasil) seoptimal mungkin. Hal tersebut dapat di capai dengan memodifikasi reaksi
kimia yang terjadi.

Dalam industri yang melibatan reaksi kesetimbangan kimia, produk reaksi yang
di hasilkan ketika campuran reaksi kesetimbangan mencapai kesetimbangan tidak akan
bertambah lagi. Akan tetapi, produk reaksi akan kembali di hasilkan, jika di lakukan
perubahan konsentrasi (produk reaksinya di ambil atau pereaksi di tambah), perubahan
suhu, atau perubahan tekanan dan volume. Berikut ini beberapa contohnya :

3.1.Proses Haber pada Industri amonia

Nitrogen sangat di perlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Sebelum


perang dunia 1, dunia kekurangan senyawa nitrogen. Setelah itu, sumber nitrogen dapat
di produksi secara besar-besaran melalui sintesis amonia. Fritz haber merupakan
ilmuwan yang paling berjasa dalam industry ammonia tersebut. Dia menerapkan azas
Le Chatelier untuk merancang Industri ammonia yang di kenal dengan proses Haber.
Ammonia di buat dengan cara mereaksikan nitrogen dan oksigen. Reaksi tersebut
menerapkan prinsip kesetimbangan.

Pada proses haber, bahan bakunya berasal dari gas alam, air, dan udara. Gas hirogen
di peroleh dari reaksi gas alam (mengandung metana) dengan uap air, sedangkan gas
nitrogen di peroleh dari udara.
CH4 + H2O ⇌ CO + 3H2
Gas CO yang terbentuk di reaksikan lagi dengan uap air sehingga menghasilkan gas H2
dan gas CO2.
CO + H2O ⇌CO2 + H2
Gas H2 di gunakan untuk membuat ammonia, sedangkan gas Co2 yang di hasilkan di
gunakan untuk memproduksi urea CO(NH2)2. Reaksi nitrogen dan hydrogen di lakukan
pada suhu 450oC di bantu oleh katalis (besi oksida) dengan reaksi kesetimbangan
sebagai berikut.
N2 (g) + 3H2 (g) ⇌ 2NH3 ΔH = -92 kJ

Agar hasil produksi optimal, reaksi harus bergeser ke kanan. Oleh karena itu, tekanan
yang di gunakan dalam proses tersebut sangat tinggi sekitar 300-400 atm. Jika tekanan
di perbesar, reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol yang lebih kecil (NH3 / amonia).
Selain itu, suhu reaksi di turunkan sehingga reaksi bergeser ke kanan. Cara lainnya
dengan mengambil produk yang terbentuk sehingga konsentrasi NH3 berkurang.
Pengurangan konsentrasi NH3 akan menggeser kesetimbangan ke arah kanan. Selin itu,
untuk menghasilkan produk yang lebih optimal, pada proses pembuatan ammonia di
tambahkan katalis. Katalis tersebut berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi atau
memepercepat laju reaksi. Katalis yang biasa di gunakan adalah Fe dengan campuran
Al2O3 dan KOH.

3.2.Proses Kontak pada Pembuatan Asam Sulfat

Asam sulfat merupakan salah satu bahan kimia yang banyak di gunakan baik di
labolatorium maupun Industri. Penggunaan utama asam sulfat di industry adalah
sebagai bahan baku pembuatan pupuk, di antaranya pupuk superfosfat dan ammonium
sulfat. Asam sulfat juga di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam
klorida, asam nitrat, garam sulfat, detergen, zat pewarna, bom, dan obat-obatan.

Bahan baku utama pembuatan asam sulfat adalah belarang trioksida (SO3). SO3
sendiri di hasilkan dari reaksi antara belerang dioksida dan oksigen. Metode pembuatan
asam sulfat dengan cara ini di namakan proses kontak yang terdiri atas 3 tahap, yaitu
pembuatan SO2, pembuatan SO3, dan pembuatan H2SO4 (asam sulfat). Untuk
mempercepat reaksi, di gunakan katalisator vanadium pentaoksida (V2O5).

Tahap 1 : Oksidasi S
S (s) + O2 (g) ⇌ SO2 (g) ΔH = -297 kJ
Tahap 2 : oksidasi SO2
2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g) ΔH = -190 kJ
Untuk memperoleh keuntungan optimal, SO3 yang di hasilkan harus optimal juga
sehingga perlu di cari kondisi yang optimum agar reaksi berlangsung ke kanan.
Bagaimana caranya ? setelah mencapai kesetimbangan, tekanan di perbesar dan suhu
reaksi di turunkan.

Tahap 3 : pembentukan H2SO4


Pada tahap terakhir ini, belerang trioksida di reaksikan dengan asam sulfat pekat
menghasilkan asam pirosulfat.
SO3 (g) + H2SO4 (aq) ⇌ H2S2O7 (l)
Asam sulfat di peroleh kembali dengan cara mereaksikan asam pirosulfat dengan air.
Kadar asam sulfat yang di hasilkan sekitar 98%.
H2S2O7 (l) + H2O (l) ⇌ 2H2SO4 (aq)

3.3.Proses Ostwald pada Industri asam nitrat


Asam nitrat di gunakan dalam pembuatan pupuk amonium nitrat, bahan peledak
seperti nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT), Industri zat warna, dan metalurgi.
Asam Nitrat dapat di buat dengan cara mereaksikan NO2 dan air. Metode yang biasa di
gunakan adalah proses Ostwald yang terdiri atas tiga tahap reaksi. Tahap-tahap reaksi
ersebut merupakan reaksi kesetimbangan.

Tahap 1: oksidasi ammonia


Biasanya, proses pembuatan asam nitrat satu paket dengan pembuatan ammonia karena
sebagian ammonia yang di hasilkan di oksidasi untuk menghasilkan gas nitrogen
monoksida. Pada reaski ini, suhu reaksi sekitar 900oC dan di gunakan katalis platina
dan rhenium.
4NH3 (g) + 5O2 (g) ⇌4NO (g) + 6H2O (l) ΔH = -907 kJ
Untuk menghasilkan hasil optimum, suhu reaksi di turunkan dan tekanan di perbesar.

Tahap 2: oksidasi gas NO


Gas NO yang terbentuk selanjutnya di campukan dengan udara agar dapat bereaksi
dengan oksigen.
2NO (g) + O2 (g) ⇌ 2NO2 (g) ΔH = -114 kJ
Untuk menghasilkan gas NO optimum, duhu reaksi di tutunkan dan tekanan di
perbesar.

Tahap 3: pembentukan HNO3


Pada tahap akhir ini, gas NO2 di reaksikan dengan air menghasilkan asam nitrat dan
gas NO.
3NO2 (g) + H2O (l) ⇌ 2HNO3 (aq) + NO (g)
Rangkuman
1. Dalam kesetimbangan, komponen zat tidak mengalami perubahan
makroskopis tetapi terjadi perubahan mikroskopis yang berlangsung terus-
menerus dengan kecepatan ke kanan dan ke kiri sama.
2. Apabila dalam sistem kesetimbangan diadakan suatu aksi maka sistem akan
memberikan suatu reaksi untuk mengurangi pengaruh aksi tersebut menjadi
sekecil mungkin.
3. Sistem kesetimbangan dinyatakan dengan persamaan: aA + bB ⇌ cC + dD

Hukum kesetimbangan:

Harga K tetap pada suhu tetap. Harga K ditentukan secara eksperimen dengan
menentukan konsentrasi salah satu komponen.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan adalah, suhu, konsentrasi,
tekanan, dan volume
5. Jika suhu dinaikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi endoterm. Jika
suhu diturunkan, kesetimbangan bergeser ke arah eksoterm.
6. Jika salah satu komponen konsentrasinya dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah komponen tersebut. Jika salah satu komponen konsentrasinya
diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke arah lawannya.
7. Jika tekanan diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah komponen yang
jumlah molnya lebih kecil. Jika tekanan diperkecil, kesetimbangan akan
bergeser ke arah komponen yang jumlah molnya lebih besar.
8. Jika volum diperbesar kesetimbangan akan bergeser ke arah komponen yang
jumlah molnya besar. Jika volum diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke
arah komponen yang jumlah molnya kecil.
9. Prinsip kesetimbangan banyak digunakan dalam industri untuk mendapatkan
hasil yang optimal dan biaya yang ekonomis dengan mempertimbangkan
kondisi konsentrasi, tekanan, suhu, dan katalis.
Soal Uji Kompetensi
1. Ditentukan keetimbangan :
3Fe(s) + 4H2O (g) ⇄ Fe3O4(s) + 4H2(g) memiliki harga  H > 0

Kearah mana kesetimbangan bergeser, jika :

a. pada suhu dan volume tetap ditambahka gas hidrogen? Bagaimana


pengaruhnya terhadap gas H2?
b. pada suhu tetap tekanan diperbesar?
Bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi produk?

c. pada volume tetap suhunya diperbesar?


d. Bagaimana pengaruhnya terhadap konsentrasi pereaksi?

2. Asam nitrat dibuat menurut persamaan reaksi kesetimbangan berikut :


3NO2(g) + H2O(l) ⇄ 2HNO3(g) + NO(g)  H = -91 kJ

a. Pembuatan asam nitrat tersebut harus dilakukan dengan tekanan tinggi


(sekitar 700 atm) dan suhu yang relatif tinggi (sekitar 500oC). Jelaskan
alasan digunakannya tekanan dan suhu tinggi pada proses tersebut!
b. Apakah keuntungan menggunakan katalis pada proses pembuatan asam
nitrat?
Jelaskan mengapa pada proses pembuatan asam nitrat, produk yang dihasilkan
harus diambil secara terus menerus?
Glosarium
Disosiasi : penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Katalis : zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi tidak mengalami
perubahan secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat
tersebut dapat diperoleh kembali dalam bentuk semula
Kesetimbangan : suatu keadaan dimana laju reaksi ke kanan sama dengan laju
reaksi ke kiri sehingga jumlah reaktan dan produk dalam reaksi
kimia tidak berubah lagi.
Kesetimbangan dinamis: suatu keadaan kesetimbangan dimana tidak terjadi
perubahan yanh makroskopis
Kesetimbangan heterogen: suatu ketesimbangan di mana zat-zat yang berada dalam
keadaan setimbang mempunyai wujud yang tidak sama.
Kesetimbangan homogen: suatu ketesimbangan di mana zat-zat yang berada dalam
keadaan setimbang mempunyai wujud yang sama.
Produk : zat/bahan hasil dari suatu reaksi kimia.
Proses kontak : proses pembuatan asam sulfat secara besar-besaran dari
belerang murni dengan katalis V2O5.
Reaksi irreversibel : reaksi kimia yang tidak dapat balik, berlangsung satu arah
(zat hasil reaksi tidak dapat kembali seperti semula) dan
berlangsung tuntas.
Reaksi reversibel : reaksi kimia yang dapat balik, berlangsung dua arah (zat hasil
reaksi dapat kembali seperti semula).
Reaktan : zat-zat yang ikut bereaksi dalam reaksi kimia.
Tekanan parsial: tekanan masing-masing gas yang berada dalam keadaan
setimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kimia Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2013
Buku Kimia untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga, Tahun 2014
Buku Kimia SMA Kelas XI, Yudhistira, Tahun 2017
Mulyani. 2009. Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk Sma kelas XI. Jakarta : Erlangga.
http://benhursanus.blogspot.com/2016/01/makalah-kimia-fisika-1-
kesetimbangan.html

Anda mungkin juga menyukai