Anda di halaman 1dari 68

11.

Sifat cairan dan padatan


Kimia Dasar 1A
Dr. Rukman Hertadi
Prodi Kimia FMIPA ITB
Course Learning Outcome
Setelah mempelajari topik interaksi antar molekul dan sifat cairan dan padatan, mahasiswa
diharapkan mampu:
- menerapkan pemahaman tentang tipe interaksi antar molekul pada sifat fisik cairan: titik
didih, visokisitas, tegangan permukaan dan kelarutan
- menerapkan energetika pada perubahan fasa dan prediksi tekanan uap

- mengidentifikasi tipe kristal logam, garam, kovalen dan organik

2/68
Interaksi intermolekul
· Interaksi intermolekul dapat menghasilkan gaya tarik-menarik atau tolak-menolak
bergantung pada keadaan muatan molekul yang berinteraksi.
· Gaya tarik-menarik akan mendekatkan jarak antar molekul, semakin kuat gaya tariknya
semakin besar kemungkinan molekul beragregat membentuk cairan dan padatan.

· Kekuatan gaya tarik intermolekul dapat dikendalikan dengan mengatur kandungan energi
termal dalam sistem.

3/68
Kekuatan relatif gaya intra dan inter molekul

GAYA INTRAMOLEKUL GAYA INTERMOLEKUL

· ikatan kovalen dalam molekul · bekerja antar molekul


· kuat · lemah
· ΔH ikatan H−Cl = 431 kJ/mol · ΔH penguapan HCl = 16 kJ/mol

4/68
Tipe interaksi intermolekul

5/68
Dipol
Ikatan polar merupakan ikatan kovalen yang dibentuk oleh pasangan atom dengan
keelektronegatifan berbeda.

Molekul polar adalah molekul dengan resultan momen dipole tidak sama dengan nol dengan
kata lain vektor momen dipolnya tidak saling meniadakan. Efeknya molekul polar
merupakan suatu dipol dimana kutub negatif merupakan bagian dengan kerapatan
elektron lebih tinggi dibanding bagian lain (kutub positif).

6/68
Interaksi dipol-dipol
Interaksi dipol-dipol merupakan interaksi yang bergantung pada orientasi dari dipol-dipol.

7/68
Interaksi dipol-dipol
Kekuatan interaksi dipol-dipol sekitar 1-4% Efek interaksi dipol-dipol pada nilai titik didih.
ikatan kovalen.

8/68
Interaksi dipol-dipol khusus: ikatan hidrogen
· Ikatan hidrogen merupakan tipe interaksi
dipol-dipol khusus yang sangat kuat.
Kekuatan interaksinya sekitar 10% ikatan
kovalen.

· Ikatan hidrogen:

- melibatkan H yang terikat pada atom


yang memiliki keelektronegatifan
tinggi, yaitu N, O, atau F yang
berperan sebagai donor ikatan
hidrogen: N−H, O−H dan F−H
- melibatkan atom yaitu N, O, atau F
yang berperan sebagai aseptor ikatan
hidrogen

9/68
Ikatan hidrogen pada air
Ada 4 ikatan hidrogen yang mungkin
terbentuk sesama molekul air

10/68
Air dalam fasa cair dan padat
Kerapatan air pada fasa cair lebih tinggi dibanding fasa padat, sehingga es akan mengambang
di air.

Air dalam fasa cair: Air dalam fasa padat:

11/68
Efek ikatan hidrogen pada titik didih

12/68
Gaya Dispersi London
Ketika atom/molekul saling berdekatan, elektron valensinya akan mengalami interaksi tolak
menolak dan menyebabkan awan elektron mengalami distorsi dan polarisasi
membentuk dipol sesaat. Interaksi tarik-menarik antar dipol sesaat ini dikenal sebagai gaya
dispersi London

13/68
Gaya Dispersi London
Gaya dispersi London bergantung pada mudah tidaknya awan elektron suatu atom/molekul
dipolarisasi membentuk dipol. Hal ini berhubungan dengan faktor:

1. Polarisabilitas. Polarisabilitas bergantung pada ukuran awan elektron, semakin besar


semakin mudah dipolarisasi.

14/68
Efek polarisabilitas pada titik didih
Molekul yang lebih besar memiliki gaya London lebih kuat sehingga memiliki titik didih
lebih tinggi.

15/68
Gaya Dispersi London
2. Jumlah titik interaksi. Semakin makin banyak titik kontak semakin mudah dipolarisasi.
Oleh karena itu bentuk molekul mempengaruhi kekuatan gaya London.

Struktur yang kompak dan memanjang memiliki jumlah kontak lebih banyak dibanding yang
bercabang.

16/68
Interaksi Ion Dipol
Interaksi ion-dipol merupakan interaksi lebih kuat dibanding interaksi dipol-dipol, karena ion
memiliki muatan penuh sedangkan dipol hanya muatan parsial.

17/68
Latihan
1. Tentukan tipe gaya intermolekul untuk setiap molekul berikut:

(A) N , (B) NH , (C) CO dan (D) CCl


2 3 4

2. Manakah cairan yang akan menguap lebih cepat pada 25



,
C butanol (
CH CH CH CH OH ) atau dietileter (CH CH OCH CH )?
3 2 2 2 3 2 2 3

3. Karbon dioksida, CO , tidak membentuk cairan pada tekanan 1 atm, tetapi membentuk
2

padatan yang menyublim pada −78 C pada tekanan tersebut. Namun nitrogen dioksida, NO ,

2

membentuk cairan yang mendidih pada 21 C dan 1 atm. Jelaskan fakta tersebut dikaitkan

dengan perbedaan bentuk molekul dan kepolarannya.

4. Manakan di antara pasangan ion berikut yang lebih kuat menginduksi molekul oksigen?

· (A) O 2−
atau S 2−

· (B) Mg 2+
atau Al 3+

18/68
Sifat fisik cairan

19/68
Difusi
Gas:

Jarak antar partikel berjauhan sehingga difusi


berlangsung dengan cepat.

Cairan:

Jarak antar molekul lebih rapat, tumbukan


antar molekul sering terjadi sehingga difusi
berlangsung lebih lambat.

Padatan:

Difusi mendekati nol pada temperatur ruang,


dan baru akan teramati bila temperatur
dinaikan.

20/68
Tegangan permukaan
Molekul air pada permukaan memiliki energi potensial lebih besar dibanding molekul
air yang ada pada bagian interior, karena pasangan interaksi molekul air di permukaan tidak
sebanyak molekul yang ada di interior.

Tegangan permukaan adalah gaya yang menarik molekul-molekul pada permukaan akibat
ketidakseimbangan gaya intermolekul pada permukaan.

21/68
Efek tegangan permukaan
Tegangan pemukaan menyebabkan molekul air cenderung menurunkan luas permukaannya
ketika kontak dengan media nonpolar.

22/68
Surfaktan
Molekul aktif permukaan (surfaktan) merupakan molekul yang memiliki gugus hidorfob
dan hidrofil. Contoh surfaktan adalah sabun

Bagian hidrofob surfaktan adalah bagian yang tidak disukai air sehingga ketika dimasukan ke
dalam air, bagian hidrofob akan menghadap ke esterior dan bagian hidrofilnya akan kontak
dengan molekul air pada permukaan.

Adanya molekul surfaktan pada permukaan, molekul air pada permukaan memperoleh
kembali keseimbangan interaksi intermolekulnya sehingga tegangan permukaan menjadi
menurun.

23/68
Pembentukan misel

24/68
Kemampuan membasahi
Cairan dapat membasahi permukaan
padatan bila gaya tarik antara cairan dan
padatan setara atau lebih kuat dibanding
kekuatan gaya tarik intermolekul dalam
cairan.

Sudut kontak digunakan sebagai ukuran


kemampuan cairan dalam membasahi
permukaan padatan.

25/68
Viskositas
Viskositas adalah ukuran hambatan aliran fluida.

· Viskositas menerangkan hambatan internal dalam aliran fluida akibat interaksi


intermolekul yang menahan pergerakannya.
· Contoh: etilenglikol memiliki viskositas lebih tinggi dibanding aseton, karena interaksi
intermolekul etilen glikol lebih kuat dibanding aseton.
- Interaksi intermolekul etilen glikol distabilkan oleh ikatan hidrogen, dipol-dipol dan
gaya London.
- Interaksi intermolekul aseton hanya distabilkan oleh dipol-dipol dan gaya London saja.

26/68
Kelarutan

27/68
Interaksi air dan zat terlarut

28/68
Perubahan fasa

29/68
Perubahan fasa

30/68
Penguapan
Penguapan bergantung pada temperatur, luas permukaan, dan kekuatan interaksi
intermolekul. Molekul yang terlepas dari cairan memiliki energi kinetika lebih tinggi dari energi
potensial interaksi intermolekul = energi kinetika minimum untuk terjadinya penguapan.

31/68
Efek temperatur pada penguapan
Laju penguapan per satuan luas akan meningkat dengan naiknya temperatur.

Kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan fraksi molekul dengan energi kinetika lebih tinggi
dari potensial energi interaksi (energi kinetika minimum)

32/68
Efek temperatur pada tekanan uap

33/68
Kesetimbangan penguapan dan pengembunan
Proses penguapan mencapai kesetimbangan ketika laju penguapan sama dengan laju
pengembunan.

34/68
Efek volume pada tekanan uap

(a) Cairan-uap ada pada kesetimbangan. (b) Tekanan diturunkan (volume diperbesar), laju
kondensasi menurun, tetapi laju penguapan meningkat. (c) Kesetimbangan baru tercapai.

35/68
Kesetimbangan perubahan fasa lainnya
Kesetimbangan pencairan terjadi ketika laju
pencairan sama dengan laju pembekuan.

Kesetimbangan sublimasi terjadi ketika laju


penguapan sama dengan laju kondensasi

36/68
Energi pada perubahan fasa
1. Kalor molar fusi (ΔH ): kalor yang
fus

diserap oleh satu mol padatan ketika meleleh


(mencair) pada P dan T tetap.

2. Kalor molar penguapan (ΔH ): kalor


vap

yang diserap oleh satu mol cairan ketika


menguap pada P dan T tetap

3. Kalor molar sublimasi (ΔH ): kalor


sub

yang diserap oleh satu mol padatan ketika


menguap pada P dan T tetap

37/68
Mengukur entalpi penguapan
Kesetimbangan cairan dan gas:

X(l) −

↽− X(g) Kp = PX

Pada kesetimbangan:

ΔG = −RT ln K p = RT ln P X

∘ ∘
ΔH − T ΔS = −RT ln P X
vap vap

∘ ∘
ΔH vap 1 ΔSvap
ln P X = − +
R (T ) R

Persamaan Clausius-Clapeyron:
∘ ∘
ΔH 1 P2 ΔH 1 1
vap vap
ln P = − + C ⟹ ln = −
R (T ) P1 R (T T2 )
1

38/68
Contoh aplikasi persamaan Clausius-Clapeyron
Tekanan uap dietil eter adalah 401 mmHg pada 18o C, dan kalor molar penguapannya adalah
26 kJ/mol. Tentukan tekanan uap dietil eter pada 32o C.

Solusi:

P2 ΔH 1 1
vap
ln = −
P1 R (T T2 )
1


ΔH T2 − T1
vap
P 2 = P 1 × exp
{ R ( T1 T2 )}

4
2.6 × 10 J 305.15 K − 291.15 K
= (401 mmHg) × exp
{ 8.314 J. K
−1 −1 ( 305.15 K × 291.15 K )}
. mol

= 660 mmHg

39/68
Kurva pemanasan dan pendinginan
KURVA PEMANASAN KURVA PENDINGINAN

Transisi fasa dari cair ke gas melewati puncak Transisi fasa dari cair ke padat melewati
superheating sebelum memasuki lembah supercooling sebelum memasuki
kesetimbangan transisi fasa cair-gas. kesetimbangan transisi fasa cair-padat.

40/68
Diagram fasa
· Diagram fasa memperlihatkan efek Diagram fasa air
temperatur dan tekanan pada
perubahan fasa suatu zat.
· Batas antar fasa menunjukan
kesetimbangan
· Titik triple adalah kondisi pada P dan T
tertentu dimana semua fasa (gas, padat
dan cair) ada pada kesetimbangan.
· Titik kritis adalah kondisi pada P dan T
tertentu dimana gas tidak lagi dapat
dikondensasi, sehingga tidak ada lagi batas
tegas antara cairan dan gas. P dan T
c c · AB = kurva tekanan uap es, BD = kurva
adalah tekanan dan temperatur kritis. tekanan uap air (cair), BC = kurva titik leleh
· B = titik triple, D = titik kritis

41/68
Diagram fasa CO2
Tugas:

1. Tentukan posisi titik triple.

2. Tentukan posisi titik kritis.

3. Bisakah CO padat menjadi cair bila


2

tekanan dinaikan pada temperatur tetap.

42/68
Struktur padatan

43/68
Tipe padatan

44/68
Sel satuan kristal

45/68
Tipe sel satuan

46/68
Kristal dengan sel satuan kubus

47/68
Kubus sederhana (SC)
1. Jumlah atom:
1
Σ atom = × 8 = 1 atom
8

2. Panjang rusuk kubus:

a = 2r

3. Bilangan koordinasi = 6

4. Packing efficiency
4 3 4 3
πr πr 1
3 3
PE = = = π ≈ 0.52
3 3
a (2r) 6

48/68
Kubus berpusat muka (FCC)
1. Jumlah atom:

1 1
Σ atom = × 6 + × 8 = 4 atom
(2 ) (8 )

2. Panjang rusuk kubus:


Pada FCC atom-
atom bersingungan pada diagonal bidang

4r = a√2

a = 2√2
‾r

3. Bilangan koordinasi = 12

4. Packing efficiency
4 3 16 3
4 × πr πr 1
3 3
PE = = = π ≈ 0.74
3 3
a 3√2



‾r )
(2√2

49/68
Kubus berpusat badan (BCC)
1. Jumlah atom:

1
Σ atom = 1 + × 8 = 2 atom
(8 )

2. Panjang rusuk kubus:


Pada BCC atom-
atom bersingungan pada diagonal ruang

4r = a√3

4
a = √3

‾r
3

3. Bilangan koordinasi = 8

4. Packing efficiency
4 3 8 3
2 × πr πr 3
3 3
PE = = = π ≈ 0.68
3 3
a 4 8√3


( √3

‾r
)
3

50/68
HCP dan CCP

Hexagonal close-packed (HCP): ABABABABA... dan Cubic close-packed (CCP) =


ABCABCABC...

51/68
Contoh

52/68
Tabel periodik struktur kristal logam

53/68
Padatan ionik
Struktur kristal NaCl:

Panjang rusuk kubus: 2r(Na + −


) + 2r(Cl )

Jumlah Ion:
1
+
ΣNa = 1 + × 12 = 4
4

Bilangan koordinasi: 6 −
1 1
ΣCl = × 6 + × 8 = 4
2 8

54/68
Kristal ion lainnya

55/68
Padatan amorf
Padatan amorf memiliki sedikit keteraturan sehingga sering disebut sebagai super cooled
liquids.

56/68
Kristalografi sinar-X
Ketika sinar-X dilewatkan pada pada kristalin,
sebagian foton akan diserap dan sebagian
lagi akan diemisikan kembali ke segala arah.

Sebagian emisi satu fasa (konstruktif) dan


sebagian berlawanan fasa (destruktif). Foton
yang diemisikan direkam pada film.

57/68
Diagram eksperimen penentuan struktur kristal

58/68
Interpretasi data difraksi sinar-X

Hukum Bragg: nλ = 2d sin θ

· n = bilangan bulat 1,2,3 ...


· θ = sudut datang dan sudut pantul
· d = jarak antar bidang

59/68
Contoh soal
Perak memiliki jari-jari atom 144 pm. Tentukan kerapatan perak dalam satuan g/cm3 bila logam
ini mengkristal dengan kisi

(a) kubus sederhana (SC)

(b) kubus berpusat badan (BCC)

(c) kubus berpusat muka (FCC).

Kerapatan sebenarnya dari perak adalah 10.6 g/cm3. Manakah kisi kubus yang sesuai dengan
data eksperimen?

60/68
(a) Kerapatan Ag dengan kisi SC
Jumlah atom Ag dengan kisi kubus serderhana = 1 atom
−8
rAg = 144 pm = 1.44 × 10 cm

−8 −8
a = 2r = 2 × 1.44 × 10 cm = 2.88 × 10 cm

3 −8 3 −23 3
V = a = (2.88 × 10 cm) = 2.39 × 10 cm

Kerapatan:
m
d =
V

1 mol
n atom × × M MAg
L
=
V

1 mol Ag 107.86 g Ag
(1 atom Ag) × ×
23
6.02×10 atom Ag 1 mol Ag
3
d = = 7.49 g/cm
−23
2.39 × 10 cm

61/68
(b) Kerapatan Ag dengan kisi BCC
Jumlah atom Ag dengan kisi kubus berpusat badan = 2 atom
−8
rAg = 144 pm = 1.44 × 10 cm

4 4
−8 −8
a = √3
‾r =
‾ √3
‾ × 1.44 × 10
‾ cm = 3.33 × 10 cm
3 3

3 −8 3 −23 3
V = a = (3.33 × 10 cm) = 3.69 × 10 cm

Kerapatan:
m
d =
V

1 mol
n atom × × M MAg
L
=
V

1 mol Ag 107.86 g Ag
(2 atom Ag) × ×
23
6.02×10 atom Ag 1 mol Ag
3
d = = 10.76 g/cm
−23 3
3.33 × 10 cm

62/68
(c) Kerapatan Ag dengan kisi FCC
Jumlah atom Ag dengan kisi kubus berpusat muka = 4 atom
−8
rAg = 144 pm = 1.44 × 10 cm

−8 −8
a = 2√2

‾r = 2√2

‾ × 1.44 × 10 cm = 4.07 × 10 cm

3 −8 3 −23 3
V = a = (4.07 × 10 cm) = 6.74 × 10 cm

Kerapatan:
m
d =
V

1 mol
n atom × × M MAg
L
=
V

1 mol Ag 107.86 g Ag
(4 atom Ag) × ×
23
6.02×10 atom Ag 1 mol Ag
3
d = = 10.63 g/cm
−23 3
6.74 × 10 cm

63/68
Kesimpulan
· dSC = 7.49 g/cm
3

· dBCC = 10.76 g/cm


3

· dFCC = 10.63 g/cm


3

· deksp = 10.6 g/cm


3

Jadi Ag memiliki struktur kisi FCC

64/68
Kristal kovalen

Kristal kovalen cenderung keras, titik leleh tinggi, memiliki gaya tarik yang kuat dengan sesama
kristal kovalen.

65/68
Kristal logam
Kristal logam merupakan model kristal
paling sederhana, dimana kisi kristal diisi oleh
muatan positif kation yang dikelilingi oleh
awal elektron yang tercipta oleh elektron
valensi atom logam.

Kristal logam bersifat konduktif dan


mengkilap karena ketika disinari, elektron
valensi logam akan bervibrasi dan
memantulkan cahaya dengan frekuensi dan
intensitas yang hampir sama.

66/68
Kristal ionik

Kristal ionik akan pecah bila ditempa

67/68
Karakteristik berbagai tipe kristal

68/68

Anda mungkin juga menyukai