Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN V

KESETIMBANGAN KIMIA

I.Tujuan
1.Mengukur konstanta keseimbngan
2.Memperlihatkan bahwa konstanta kesetimbangan tidak berlangsung pada konsentrasi
awal reaktan.

II.Dasar Teori
Kesetimbangan dalam larutan adalah keadaan ketika laju reaksi pembentukan ion dari
molekulnya sama dengan laju reaksi pembentukan molekul dari ionnya. Pada saat reaktan
berkurang laju reaksi maju menurun, sedang pada saat hasil reaksi bertambah dan laju reaksi
balik naik. Pada saat reaksi maju sama dengan laju reaksi balik maka kesetimbangan kimia
terjadi (Anonim, 2001).
Hukum distribusi atau partisipasi dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusi
antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur, maka pada suatu temperatur konstan antara kedua
pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang
mungkin ada. Dalam kesetimbangan kimia, jika tekanan diperbesar sama dengan volume
diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih
kecil, dan jika tekanan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih besar (Atkins, 1999).
Kecepatan reaksi kimia pada suatu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat
yangbereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat
reaktan dan produk, tetapi keduannya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah.
Kadang-kadang konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan,
sehingga reaksi dikatakan reaksi yang sempurna. GN Lewis memperkenalkan besaran
termodinamika baru yaitu keaktifan yang bias dipakai sebagai ganti antara konsentrasi zat yang
dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan (Syukri, 1999).

Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu campuran yang
mengandung baik zat pereaksi maupun hasil reaksi. Hukum kesetimbangan adalah hasil kali
konsentrasi setimbang zat yang berada di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat
yang berada di ruas kiri, masingg-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya (Takeuchi,
2008).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru
mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul
produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul
produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan
konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi,
kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169170).
Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan
produk, tetapi kedudukannya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadangkadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di
dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi yang sempurna. G N Lewis
memperkenalkan besaran termodinamika baru yaitu keaktifan yang bisa dipakai sebagai ganti
konsentrasi. Sangat memudahkan jika keaktifan dianggap sebagai perkalian antara konsentrasi
zat yang dimaksud dengan suatu koefisien keaktifan (Syukri,1999).
Dalam suatu sistem kesetimbangan, suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi maju dan
reaksi balik dengan sama kuatnya. Suatu katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam
kesetimbangan nilai tetapan kesetimbangan tidaklah berubah. Katalis memang mengubah waktu
yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan. Reaksi yang memerlukan waktu berhari-hari
atau berminggu-minggu untuk mencapai kesetimbangan, dapat mencapainya dalam beberapa
menit dengan hadirnya katalis. Lagi pula, reaksi yang berlangsung dengan laju yang sesuai hanya
pada temperatur yang sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih
rendah bila digunakan katalis. Ini terutama penting jika temperatur tinggi mengurangi rendeman
dari produk-produk yang diinginkan (Keenan,1984).
Atas dasar ini dapat dianggap hampir semua reaksi berhenti pada kesetimbangan. Untuk
reaksi sempurna, kesetimbangan sangat berat disebelah kanan. Untuk reaksi yang sangat berat di
sebelah kanan. Untuk reaksi yang tidak berjalan, kesetimbangan sangat berat disebelah kiri.

Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan heterogen. Homogen bila kesetimbangan terdapat
pada satu fase (gas, cairan tunggal, fase padat tunggal). Heterogen bila kesetimbangan terdapat
dalam lebih dari satu fase (gas, padat, gas cairan, padat cairan atau padat-padat) (Sukardjo, 1997)
Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi
pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap
pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika
konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekulmolekul tetap berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi
tanpa perubahan netto konsentrasinya (Stephen,2002)
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru
mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul
produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul
produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul
produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan
konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi,
kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis (Purwoko, 2006)
Jenis- Jenis Kesetimbangan Kimia
1. Kesetimbangan Homogen
Semua spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan homogen
fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2O4(g) <> 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan parsial
masing-masing gas (ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi
yang diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp sebagai
berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan tercapai.
Nilai Kp menunjukkan konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp
hanya dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja.

Secara umum, nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan dan
produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan. Dengan
demikian, terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat dinyatakan dalam
persamaan matematis berikut :
Kp = Kc (RT)n
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal (0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
n = koefisien gas produk - koefisien gas reaktan
Selain kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan homogen fasa
larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah kesetimbangan ionisasi
asam asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq) <> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc = [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]

2. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh,
saat padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi reaksi berikut :
CaCO3(s) <> CaO(s) + CO2(g)
Dalam reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang berbeda, yaitu
padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon dioksida. Dalam
kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan, sehingga tidak disertakan
dalam persamaan konstanta kesetimbangan kimia.

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :
a.Alat
1.Buret 100 mL 1 buah
2.Buret 25 mL 1 buah
3.Erlenmeyer 250 mL 5 buah
4.Klem dan statif
5.Pipet tetes
6.Gelas ukur 25 mL dan 55 mL
7.Neraca digital
8.Karet gelang
9.Alumunium foil
10.Botol semprot

b.Bahan
1.Larutan etanol 96 %
2.Larutan asetat glacial
3.Larutan indicator PP
4.Larutan NaOH 1 M
5.Larutan HCL 2 M

IV. Prosedur Kerja


Adapun prosedur dalam melakukan percobaan ini yaitu:
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunkan dalam percobaan ini.
2.Menyiapkan 5 buah Erlenmeyer.
3.Memasukan 5 mL HCL + 1 mL etanol + 4 mL CH3COOH pada Erlenmeyer 1.
4. Memasukan 5 mL HCL + 2 mL etanol + 3 mL CH3COOH pada Erlenmeyer 2.
5. Memasukan 5 mL HCL + 3 mL etanol + 2 mL CH3COOH pada Erlenmeyer 3.
6. Memasukan 5 mL HCL + 4 mL etanol + 1 mL CH3COOH pada Erlenmeyer 4.
7. Memasukan 5 mL HCL pada Erlenmeyer 5.
8.Menutup ke 5 erlenmeyer dengan menggunakan alumunium foil dan karet gelang lalu
menyimpannya selama 1 minnggu.
9.Setelah 1 minggu semua larutan yang ada di dalam erlenmeyer 1 sampai 5 ditambahkan
5 tetes indikator PP dan menitrasinya dengan larutan NaOH 1 mL sampai terjadi perubahan
warna.
10.Mengamati perubahan warna lalu mencatat volume NaOH yang diperlukan untuk
menitrasi.

V.Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan


No

Percobaan

1.
2.
3.
4.
5.

C2H5OH : CH3COOH ( 1: 4 )
C2H5OH : CH3COOH ( 2 : 3 )
C2H5OH : CH3COOH ( 3 : 2 )
C2H5OH : CH3COOH ( 4 : 1 )
Blangko ( 5 mL HCL 2 M )

Jumlah mL NaoH 1,0 M yang di


perlukan untuk Menitrasi
61 mL
32,5 mL
14,7 mL
13,95 mL
8,25 mL

Berat labu Erlenmeyer + 5 mL asam asetat grasial

= 113,42 gram

Berat labu Erlenmeyer kosong

= 107,89 gram

Berat 5 mL asam asetat grasial

= 5,53 gram

Berat labu Erlenmeyer + 5 mL etanol absolute

= 111,62 gram

Berat Erlenmeyer kosong

= 108,89 gram

Berat 5 mL etanol absolute

= 3,14 gram

Berat labu Erlenmeyer + 5 mL HCL 2 M

= 114,52 gram

Berat Erlenmeyer kosong

= 109,64 gram

Berat 5 mL HCL 2M

= 4,88 gram

Perhitungan :
1). Perhitungan massa jenis
>>> Untuk CH3COOH
P=

= 1,06 gram/mL

>>> Untuk Etanol


P=

= 0,628 gram/mL

>>> Untuk 2M HCL


P=

= 0,976 gram/mL

2). Menghitung jumlah air


a.Mol HCL = M X V = 2 X 5 = 10 Mmol = 0,01 mol
b.Massa HCL = Mol X Mr = 0.01 X 36,4 = 0,364 gram
c.Berat air = Mass Larutan massa HCL = 4,88 0,364 = 4,516 gram
d.Mol air =

= 6,091 mol

3). Menghitung jumlah mol CH3COOH pada awal percampuran


a.Volume 1 mL
1. Massa CH3COOH = V X P = 1 X 1,106 = 1,106 gram
2. Mol CH3COOH =

= 0,018 M ol

b. Volume 2 mL
1. Massa CH3COOH = V X P = 2 X 1,106 = 2,212 gram
2. Mol CH3COOH =

= 0,037 Mol

c. Volume 3 mL
1. Massa CH3COOH = V X P = 3 X 1,106 = 3,318 gram
2. Mol CH3COOH =

= 0,055 Mol

d.Volume 4 mL
1. Massa CH3COOH = V X P = 4 X 1,106 = 4,424 gram
2. Mol CH3COOH =

= 0,074 Mol

4). Menghitung jumlah mol C2H5OH pada awal percampuran


a.Volume 1 mL
1. Massa C2H5OH = V X P = 1 X 0,628 = 0,628 gram
2. Mol C2H5OH =

= 0,014 Mol

b. Volume 2 mL
1. Massa C2H5OH = V X P = 2 X 0,628 = 1,256 gram
2. Mol C2H5OH =

= 0,027 Mol

c. Volume 3 mL
1. Massa C2H5OH = V X P = 3 X 0,628 = 1,884 gram
2. Mol C2H5OH =

= 0,041 Mol

d. Volume 4 mL
1. Massa C2H5OH = V X P = 4 X 0,628 = 2,512 gram
2. Mol C2H5OH =

= 0,055 Mol

5). Untuk mol CH3COOH pada saat kesetimbangan

1. Volume NaOH pada

-1

a.Volume titran

= VNaOH E1 - Vblangko V5
= 61 mL 8,25 mL
= 52,75 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 52,75 X 1,106
=58,34 gram

c.Mol =

2. Volume NaOH pada

= 0,927 Mol

-2

a.Volume titran

= VNaOH E2 - Vblangko V5
= 32,5 mL 8,25 mL
= 24,25 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 24,25 X 1,106
= 26,82gram

c.Mol =

3. Volume NaOH pada


a.Volume titran

= 0,447 Mol

-3
= VNaOH E3 - Vblangko V5
= 14,7 mL 8,25 mL
= 6,45 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 6,45 X 1,106

= 7,134 gram
c.Mol =

4. Volume NaOH pada

= 0,119 Mol

-4

a.Volume titran

= VNaOH E4 - Vblangko V5
= 13,95 mL 8,25 mL
= 5,7 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 5,7 X 1,106
= 6,304 gram

c.Mol =

= 0,105 Mol

6). Jumlah mol C2H5OH pada saat kesetimbangan


1. Volume NaOH pada

-1

a.Volume titran

= VNaOH E1 - Vblangko V5
= 61 mL 8,25 mL
= 51,75 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 52,75 X 0,628
= 33,127gram

c.Mol =

2. Volume NaOH pada


a.Volume titran

= 0,720 Mol

-2
= VNaOH E2 - Vblangko V5

= 32,5 mL 8,25 mL
= 24,25 mL
b.Massa titran

= Vtitran X P
= 24,25 X 0,628
= 15,229 gram

c.Mol =

3. Volume NaOH pada

= 0,331 Mol

-3

a.Volume titran

= VNaOH E3 - Vblangko V5
= 14,7 mL 8,25 mL
= 6,45 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 6,45 X 0,628
= 4,051gram

c.Mol =

4. Volume NaOH pada


a.Volume titran

= 0,088 Mol

-4
= VNaOH E4 - Vblangko V5
= m13,95L 8,25 mL
= 5,7 mL

b.Massa titran

= Vtitran X P
= 5,7 X 0,628
= 3,579gram

c.Mol =

= 0,078 Mol

7). Menghitung mol h1 asetat air pada kesetimbangan


>>> Untuk

- 1 ( Volume 1 : 4 )
CH3COOH + C2H5OH

CH3COOC2H5 + H20

Mula-mula

0,074

0,014

Reaksi

0,720

0,720

0,720

0,720

Kesetimbangan

- (0,046)

-(0,706)

0,720

0,720

>>> Untuk

- 2 ( Volume 2 : 3)
CH3COOH + C2H5OH

CH3COOC2H5 + H20

Mula-mula

0,055

0,027

Reaksi

0,331

0,331

0,331

0,331

Kesetimbangan

- (0,276)

-(0,304)

0,331

0,331

>>> Untuk

- 3 ( Volume 3 : 2 )
CH3COOH + C2H5OH

CH3COOC2H5 + H20

Mula-mula

0,037

0,041

Reaksi

0,088

0,088

0,088

0,088

Kesetimbangan

- (0,051)

-(0,047)

0,088

0,088

>>> Untuk

- 4 ( Volume 4 : 1 )
CH3COOH + C2H5OH

CH3COOC2H5 + H20

Mula-mula

0,018

0,055

Reaksi

0,078

0,078

0,078

0,078

Kesetimbangan

- (0,06)

-(0,023)

0,078

0,078

8). Kosentrasi Pada Saat Kesetimbangan


>>> Untuk

- 1 ( Volume 1 : 4 )
a. [ CH3COOH ] =

b. [ C2H5OH ] =

= 70,6 M

c. [ CH3COOC2H5 ] =
d. [ H2O ] =

>>> Untuk

= 72 M

= 72 M

- 2 ( Volume 2 : 3 )
a. [ CH3COOH ] =

b. [ C2H5OH ] =

d. [ H2O ] =

= 27,6 M
= 3,04 M

c. [ CH3COOC2H5 ] =

>>> Untuk

= 64,6 M

= 33,1 M

= 33,1 M

- 3 ( Volume 3 : 2 )
a. [ CH3COOH ] =

b. [ C2H5OH ] =

c. [ CH3COOC2H5 ] =
d. [ H2O ] =

= 5,1 M
= 4,7 M
=

= 8,8 M

= 8,8 M

>>> Untuk

- 4 ( Volume 4 : 1 )
a. [ CH3COOH ] =

b. [ C2H5OH ] =

=6M

= 2,3 M

c. [ CH3COOC2H5 ] =
d. [ H2O ] =

= 7,8 M

= 7,8 M

9). Kosentrasi Kesetimbangan


>>> untuk

- 1 ( Volume 1 : 4 )
[

Kc = [

>>> untuk

][
][

=[

][

][

][

][

= 1,280 M

][
][

]
]

=[

= 1,438 M

- 3 ( Volume 3 : 2 )
[

Kc = [

>>> untuk

- 2 ( Volume 2 : 3 )

Kc = [

>>> untuk

][
][

]
]

=[

][

][

= 3,231 M

- 4 ( Volume 4 : 1 )
[

Kc = [

][
][

]
]

][

][

= 4,409 M

VI.Pembahasan
Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi pada
laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada
suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika
konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekulmolekul tetap berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi
tanpa perubahan netto konsentrasinya (Stephen,2002 : 96).
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai,
proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul produk
telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk
mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk)
telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi
reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan
kimia merupakan proses yang dinamis (Purwoko, 2006 : 169170).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengukur konstanta keseimbangan dan
memperlihatkan bahwa konstanta kesetimbangan tidak bergantung pada konsentrasi awal
reaktan.Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan etanol 96 %, larutan
asam asetat glacial, larutan indicator PP, larutan NaOH 1 M,dan HCL 2 M.
Seminggu sebelum dilakukannya percobaan ini terlebih dahulu praktikan membuat
larutan.Dalam pembuatan larutan ini disiapkan 5 buah Erlenmeyer,dimana Erlenmeyer pertama
dimasukkan 5 mL HCL + 1 mL etanol + 4 mL CH3COOH,Erlenmeyer ke dua dimasukkan 5 mL
HCL + 2 mL etanol + 3 mL CH3COOH, Erlenmeyer ke tiga dimasukkan 5 mL HCL + 3 mL
etanol + 2 mL CH3COOH, Erlenmeyer ke empat dimasukkan 5 mL HCL + 4 mL etanol + 1 mL
CH3COOH,dan Erlenmeyer ke lima dimasukkan 5 mL HCL.Kemudian ke lima Erlenmeyer
tersebut ditutp dengan menggunakan allumunium foil dan karet gelang.Fungsinya yaitu agar
larutan tidak menguap.Adapun fungsi dibuatnya larutan seminggu sebelum melakukan
percobaan yaitu agar didapatkan keadaan seimbang.
Pada saat malakukan percobaan, larutan yang sudah dibuat seminggu sebelum malakukan
praktikum tersebut , masing-masing ditetesi 5 tetes larutan indicator PP kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH 1 mL lalu mengamati perubahan warnanya.Perubahan warna yang terjadi
pada semua larutan yang dititrasi adalah merah muda,dan volume NaOH yang diperlukan untuk
menitrasi larutan-larutan tersebut adalah sebagai berikut:
1.Erlenmeyer 1 = 61 mL
2.Erlenmeyer 2 = 32,5 mL
3.Erlenmeyer 3 = 14,7 mL

4. Erlenmeyer 4 = 13,5 mL
5. Erlenmeyer 5 = 8,25 mL

VII.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dimbil dari percobaan ini yaitu :
1.Kesetimbangan kimia adalah suatu proses yang terjadi dalam larutan yang meliputi
perubahan fisika seperti dalam peleburan, penguapan, dan perubahan kimia yang termasuk
elektrokimia
2.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. Seperti perubahan
konsentrasi. Perubahan konsentrasi dapat mempengaruhi posisi keadaan kesetimbangan, atau
lebih tepatnya jumlah relatif reaktan dan produk. Perubahan tekanan dan volume kemungkinan
memberikan pengaruh yang sama terhadap sistem gas dalam kesetimbangan. Hanya perubahan
suhu yang dapat mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat
tercapainya keadaaan kesetimbangan dengan cara mempercepat laju reaksi maju dan laju reaksi
balik. Tetapi katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan atau konstanta kesetimbangan
3.Pada percobaan ini diperoleh tetapan kesetimbangan untuk masing-masing Erlenmeyer
yaitu :
1.Erlenmeyer 1 = 1,280 M
2.Erlenmeyer 2 = 1,438 M

3.Erlenmeyer 3 = 3,231 M
4.Erlenmeyer 4 = 4,409 M

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2001. www.chm.davidson.edu/ChemistryApplets.


Atkins, P.W.1990. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia umum. Jakarta: Erlangga.
Brady, James E. Chemistry Principles and Structure. John Willey & Sons. New York.
Keenan. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Kleifelter. 2005. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Petrucci. H. 1995. Kimia Dasar, Prinsip, dan Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.
Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai