Anda di halaman 1dari 16

PERCOBAAN IV

PANAS NETRALISASI

I. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu:
1.

Untuk menentukan tetapan kalorimeter.

2.

Untuk menentukan entalpi netralisasi antara: NH3 + HCl dan NH3 + CH3COOH

II. Dasar Teori


Panas netralisasi adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air
terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Kalorimeter
merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini
karenakalorimeter mengisap panas, sehingga tidak semua panas terukur. Kalorimeter
yang di gunakan dalam keadaan sederhana adalah kalorimeter adiabatik. Di
laboratorium alat ini merupakan alat ukur yang teliti dan secara sederhana kita
mengatakan bahwa bejana panas mengalir ke dalam atau keluar dari sistem (Atkins,
1999).
Kalorimetri didasarkan kenaikan suhu yang teramat dalam beberapa medium.
Kalor spesifik dari zat adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu dari 1 gram zat pada 1 oC. Besaran lain yang berhubungan adalah kapasitas
kalor yang merupakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
suatu zat bermassa pada 1 C. Banyaknya kalor yang keluar maupun masuk dari zat
adalah :
q = C . t
t adalah perubahan suhu yang diperoleh dari tf ti dimana tf merupakan temperatur
final dan ti adalah temperatur initial.
q = C (tf ti)

Kalor adalah bentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika
zat menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu
sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud
dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari
cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem
Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori
(kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj) (Sastrohamidjojo, 2005).
Prinsip pada kalor netralisasi adalah Azas Black, yang menyatakan bahwa
kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Sedangkan metode yang
digunakan adalah kalorimetri yang berdasarkan pada hal penyeimbangan suhu dua
larutan dalam suatu sistem adiabatik. Kalor netralisasi adalah panas yang timbul pada
penetralan asam atau basa kuat, tetap untuk tiap-tiap mol H2O yang terbentuk. Bila
asam lemah, kalor netralisasi tidak tetap, karena ada kalor untuk ionisasi (Sukardjo,
2002).
Pada penentuan kalor netralisasi ini digunakan asam lemah dan basa kuat,
karena adanya hukum Nilai kalor netralisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
massa asam dan basa, perubahan kalorimeter dan zat-zat yang berfungsi sebagai
penyerap kalor dalam sistem kalorimeter (Sukardjo, 2002).
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram
air sehingga suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis , satuan untuk kalor
jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per
Kelvin (Jg-1oK-1). Pengukuran kalor suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter
termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang lebih
sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana
ini merupakan sistim yang terisolasi. Cara kerja kalorimeter adalah sebagai berikut:
Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya
diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama.
Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter
sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur
(Petrucci, 2007).

Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang
timbul akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan
jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan
menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya
kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan
suhu, kalor jenis dan massa larutan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut (Petrucci, 2007).
Kalorimeter sederhana pengukuran kalor reaksi, serta kalor reaksi
pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap
yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini
biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam
fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat (Sukardjo,
2002).

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
ALAT

BAHAN

1.Termometer

1.Larutan HCl 2 M

2.Gelas kimia 25 mL 2 buah

2.Larutan NaOH 2 M

3.Gelas ukur 10 mL 2 buah

3.Larutan NH3 2 M

4.

4.Larutan CH3COOH

Kalorimeter

2M
5.Aquades

IV. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah:
1.Merangkai kalorimeter
2.Mengukur larutan HCl 10 mL menggunakan gelas ukur kemudian memasukkan
kedalam gelas kimia.
3.Mengukur suhu larutan HCl dalam gelas kimia menggunakan termometer sebagai
T1.
4.Mengukur larutan NaOH 10 mL menggunakan gelas ukur, kemudian memasukkan
kedalam gelas kimia.
5.Mengukur suhu larutan NaOH dalam gelas kimia menggunakan termometer sebagai
T2.
6.Memasukkan secara bersamaan larutan HCl dan larutan NaOH kedalam
kalorimeter, kemudian mengocok larutan dalam kalorimeter dan mengukur suhunya
sebagai suhu akhir.
7.Mengulangi langkah 2 sampai 6 menggunakan larutan HCl dan larutan HCL.
8.Mengulangi langkah 2 sampai 6 menggunakan larutan CH3COOH dan larutan NH3
9. Memasukkan data yang diperoleh dalam tabel hasil pengamatan.

V.Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini :

Larutan

Larutan

Asam

Basa

Percobaan

T1 ( oC )

T2 ( oC )

Suhu

Suhu

Rataan

Akhir

(oC)

(oC)

T (oK)

HCL

NaOH

28

29

28,5

34

5,5

HCL

NH3

28

29

28,5

33

4,5

CH3COOH

NH3

29

29

25

32

Perhitungan
1.Untuk HCl dan NaOH
Mol HCl = m x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol
Mol NaOH = M x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol

HCl (aq) + NaOH (aq)


Mula-mula

0,02 mol

0,02 mol

Bereaksi

0,02 mol

0,02 mol

Setimbang

a. QReaksi

=Cxn

= 0,026 KJ
= 260 J
= Takhir - TReaktan

0,02 mol 0,02 mol


0,02 mol

= 13,00 KJ/mol x 0,02 mol

b. T

NaCl (aq) + H2O

0,02 mol

=307 oK 301,5 oK
= 5,5 OK
TAkhir = 34 + 273 = 307 oK
TReaktan = 28,5 + 273 = 301,5 oK

c. Cp Total =

= 47,27 J/oK

d. Cp Larutan = Cair x n Larutan


= 4,184 J/oK mol x 0,02 mol
= 0,008 J/K

e. Cp Kalorimeter = Cp Total Cp Larutan


= 47,27 J/oK 0,08 J/oK
= 47,19 J/oK

2.Untuk HCl dan NH4OH


Mol HCl = m x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol
Mol NH4OH = m x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol

HCl (aq) + NH4OH (aq)

NH4Cl (aq) + OH- (aq)

Mula-mula

0,02

Reaksi

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

Setimbang

a. Massa Larutan = V Total + P Larutan


= 20 mL x 1,05 g/ml
= 21 g

T = T Akhir T Reaktan
= 306 oK 301,5 oK
= 4,5 oK

TAkhir = 33 + 273 = 307 oK


TReaktan = 28,5 + 273 = 301,5 oK

b. Kalor yang diserap (Q1) = Massa Larutan X C X T


= 21 g X 3,96 J/g oK X 4,5 oK
= 374,22 J
c. Kalor yang dihasilkan calorimeter (Q2) = Cp Kalorimeter X T
= 47,19 J/oK X 4,5 oK
= 212,35 J

d. Kalor jenis yang dihasilkan reaksi ( Q2 )


Q3 = Q1 + Q2
= 374,22 J + 212,35 J

= 568,57 J
e. Mol NH3 =

X mol HCL

X 0,02 mol

= 0,02 mol
f. Penetralisasian =
=
= 29328,5 J/mol
= 2,93 KJ/mol

3. Untuk CH3COOH dan NH3


Mol CH3COOH = m x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol
Mol NH3 = m x v = 2 x 10 = 20 mol = 0,02 mol

CH3COOH (aq) + NH4OH (aq)

Mula-mula
Reaksi

0,02
0,02

CH3COONH (aq) + H2O (l)

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

Setimbang

a.Massa larutan = V Total X P Larutan

= 20 ml X 1,05 g/mol
= 21 g

T = T Akhir T Reaktan
= 305 oK 302 oK
= 3 oK

TAkhir = 32 + 273 = 305 oK


TReaktan = 29 + 273 = 302 oK

b. Kalor yang diserap (Q1) = Massa Larutan X C X T


= 21 g X 3,96 J/g oK X 3 oK
= 249,48 J
c. Kalor yang dihasilkan calorimeter (Q2) = Cp Kalorimeter X T
= 47,19 J/oK X 3 oK
= 141,57 J

d. Kalor jenis yang dihasilkan reaksi ( Q2 )


Q3 = Q1 + Q2
= 249,48 J + 141,57 J
= 391,05 J
e. Mol CH3COOHN4 =
=

X mol CH3COOH
X 0,02 mol

= 0,02 mol
f. Penetralisasian =

=
= 19552,5 J/mol
= 1,96 KJ/mol

VII.Pembahasan
Panas netralisasi adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air terbentuk
akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Kalorimeter merupakan alat
yang di gunakan untuk mengukur perubahan panas. Hal ini karenakalorimeter
mengisap panas, sehingga tidak semua panas terukur. Kalorimeter yang di gunakan
dalam keadaan sederhana adalah kalorimeter adiabatik. Di laboratorium alat ini
merupakan alat ukur yang teliti dan secara sederhana kita mengatakan bahwa bejana
panas mengalir ke dalam atau keluar dari sistem (Atkins, 1999).
Prinsip kerja dari kalorimeter yaitu dimana sebelum zat-zat pereaksi
direaksikan didalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur dan diusahakan agar
masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua
larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat dapat
bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhirnya diukur. Jika reaksi dalam kalorimeter
berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan dibebaskan ke dalam
larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter
berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu
sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang diserap atau
dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa
larutan(Bird, 1993).
Cara kerja kalorimeter adalah sebagai berikut: Sebelum zat-zat pereaksi
direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar
masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur kedua
larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi
dengan baik, kemudian suhu akhir diukur (Petrucci, 2007).
Percobaan bertujuan untuk menentukan tetapan kalorimeter dan menghitung
entalpi netralisasi antara larutan NH3 dengan HCl dan larutan NH3 dengan
CH3COOH. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah larutan HCl, NaOH,
NH3, dan CH3COOH yang mempunyai konsentrasi masing-masing 2 M (Staf
Pengajar Kimia Fisik, 2014).
Adapun fungsi penggunaan termometer dalam percobaan ini adalah untuk
menentukan suhu dan perubahan suhu sebelum dan sesudah dimasukkan kedalam

kalorimeter. Fungsi gelas ukur adalah untuk mengukur volume larutan yang akan
digunakan baik larutan asam maupun basa, gelas ukur yang digunakan pada
percobaan ini berbeda karena sifat kedua larutan yang digunakan berbeda yaitu
larutan asam dan basa, sehingga digunakan gelas ukur yang berbeda agar dapat
ditentukan suhu pertama dan suhu kedua. Fungsi gelas kimia dalam percobaan ini
adalah untuk menyimpan larutan yang diukur dalam gelas ukur. Kalorimeter
tujuannya adalah untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam
fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Fungsi dari larutan HCl dengan NaOH adalah untuk mengetahui
besarnya nilai dari kalor reaksi, perubahan suhu, kapasitas kalor total, kapasitas kalor
larutan, dan tetapan kalorimeter yang digunakan, karena larutan HCl merupan asam
kuat dan larutan NaOH basa kuat sehingga pada saat kedua larutan dicampurkan akan
bereaksi

seluruhnya

akibat

larutannya

terurai

sempurna

membentuk

ion-

ionnya. Fungsi dari larutan NH3 dengan HCl adalah untuk menentukan besarnya nilai
massa larutan yang terbentuk, perubahan suhu, kalor yang diserap, kalor yang
dihasilkan, jumlah kalor yang dihasilkan, jumlah mol garam yang dihasilkan dan
penetralisasian karena larutan asam yang digunakan HCl merupakan asam kuat dan
NH3 merupakan basa lemah maka pada reaksi tersebut akan diperoleh entalpi
penetralisasiannya. Larutan CH3COOH dengan NH3 juga mempunyai fungsi yang
sama dengan penggunaan larutan NH3 dan HCl (Staf Pengajar Kimia Fisik 1, 2014).
Perlakuan I, larutan HCl dan NaOH yang mempunyai konsentrasi sama yaitu 2 M
yang diukur menggunakan 2 jenis gelas ukur yang berbeda yaitu 10 mL dan 25 mL
selanjutnya HCl yang sudah diukur 10 mL dimasukkan dalam gelas kimia 25 mL dan
mengukur suhu larutan tersebut didapatkan T1 sebesar 28. Kemudian NaOH 10 mL
dimasukkan dalam gelas kimia 25 mL dan mengukur suhu larutan tersebut didapatkan
T2 sebesar 29. Setelah mengukur suhu masing-masing larutan, larutan dimasukkan
secara bersamaan kedalam kalorimeter dan selanjutnya mengukur suhu larutan dalam
kalorimeter

menggunakan

termometer

raksa

yang

secara

bersamaan

larutan tersebut dikocok sampai suhunya konstan yang ditunjukkan pada termometer
dan suhunya diperoleh sebesar 31. Tujuan larutan dimasukkan secara bersamaan
kedalam kalorimeter adalah supaya larutan tidak dipengaruhi oleh suhu ruang yang
menyebabkan terjadinya pertukaran kalor antara larutan yang satu dengan larutan
yang lainnya sehingga sangat berpengaruh dengan hasil pengukuran suhu dalam

percobaan. Suhu sebelum larutan dan sesudah pencampuran berbeda karena proses
endoterm dalam sebuah wadah adiabatik menghasilkan penurunan temperatur sistem,
proses eksoterm menghasilkan kenaikan temperature (Atkins, 1999).
Perlakuan II, larutan HCl dan NH3 yang mempunyai konsentrasi sama yaitu 2 M,
pada perlakuan ini larutan HCl diukur menggunakan gelas ukur sebanyak 10 mL,
kemudian masukkan kedalam gelas kimia dan mengukur suhunya menggunakan
termometer diperoleh suhu T1 sebesar 29 dan larutan NH3 diukur dengan gelas ukur
sebanyak 10 mL dan memasukkan dalam gelas kimia dan mengukur suhunya
menggunakan termometer diperoleh suhu T2 sebesar 28 . Setelah mengukur masingmasing suhu larutan, larutan tersebut dimasukkan secara bersamaan kedalam
kalorimeter dan mengukur suhu larutannya sambil dikocok sampai suhu yang
ditunjukkan pada termometer konstan yaitu 33 .
Perlakuan III, larutan CH3COOH dan larutan NH3 yang mempunyai konsentrasi
masing-masing 2 M. Pada perlakuin ini larutan CH3COOH diukur sebanyak 10 mL
menggunakan gelas ukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam gelas kimia dan
mengukur suhunya menggunakan termometer yang diperoleh T1sebesar 29 .
Selanjutnya mengukur larutan NH3 sebanyak 10 mL menggunakan gelas ukur dan
selanjutnya dimasukkan dalam gelas kimia dan mengukur besarnya suhu
menggunakan termometer diperoleh suhu T2 sebesar 29. Selanjutnya larutan yang
diukur tersebut dimasukkan secara bersamaan kedalam kalorimeter dan mengukur
suhunya menggunakan termometer disertai dengan pengocokan sampai suhunya
konstan dan diperoleh suhu campuranya sebesar 32 .
Proses yang terjadi pada percobaan ini adalah proses endoterm yang berlangsung
dalam wadah diatermik, pada kondisi eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan
aliran energi ke dalam sistem sebagai kalor. Proses eksoterm dalam wadah diatermik
menghasilkan pembebasan energi sebagai kalor dalam lingkungan(Atkins, 1999).
Perhitungan reaksi antara HCl 2 M dan NaOH 2 M diperoleh kalor reaksi sebesar
260 joule, selisih suhunya diperoleh sebesar 5,5 K, CP total diperoleh sebesar
47,27 J/K, CP larutan diperoleh sebesar 0,08 J/K dan ketetapan kalorimeter (CP)
diperoleh sebesar 47,19 J/K. Untuk perhitungan reaksi antara larutan HCl 2 M dan
NH3 2 M diperoleh massa larutan sebesar 21 gram dan selisih suhunya sebesar 4,5 K,
kalor yang diserap (Q1) sebesar 374,22 Joule, kalor yang dihasilkan (Q2)

sebesar 212,35 Joule, kalor jenis yang dihasilkan (Q3) sebesar 586,57 Joule, mol
garam KCl diperoleh sebesar 0,02 mol dan penetralisasiannya (net) diperoleh sebesar
2,93 KJ/mol. Sedangkan untuk perhitungan reaksi antara CH3COOH 2 M dan NH3 2
M diperoleh massa larutan sebesar 21 gram dan selisih suhunya sebesar 3 K, kalor
yang diserap (Q1) sebesar 249,48 Joule, kalor yang dihasilkan (Q2) sebesar
141,57 Joule, nilai kalor jenis yang dihasilkan (Q3) sebesar 391,05 Joule, mol garam
CH3COOH sebesar 0,02 mol dan penetralisasiannya (net) sebesar 1,96 KJ/mol.
Definisi dari panas netralisasi yaitu jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air
akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Nilai penetralisasian
berdasarkan literatur yaitu -55,90 Kj/mol. Jika dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh maka hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
seharusnya nilai penetralisasian yang diperoleh harus lebih kecil dari tetapan
netralisasi dari asam lemah dan basa basa. Kesalahan ini disebabkan karena
kurangnya ketelitian dalam pembacaan skala pada termometer dan keterlambatan
dalam pengukuran suhu yang mengakibatkan tidak terjadinya penetralan yang
sempurna pada perlakuan ini (Bird, 1993).

VIII.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu:


1.

Tetapan kalorimeter yang diperoleh pada percobaan ini 47,19 J/K.

2.

Nilai entalpi netralisasi dari HCl dan NH3 yaitu 2,93 Kj/mol. Nilai entalpi

netralisasi dari CH3COOH dan NH3 yaitu 1,96 Kj/mol.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, (1999). Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Bird, (1993). Kimia Fisik. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, dkk. (2007). Kimia Dasar Pinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sastrohamidjojo,

Hardjono.

(2005). Kimia

Dasar. Yogyakarta:

University Press.
Sukardjo. (2002). Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta
Sukri, S. (1999). Kimia Dasar I. ITB: Bandung.

Gadjah

Mada

Anda mungkin juga menyukai